heating

5
HEATING PERINEUM Posted on Agustus 8, 2009 by ayurai Robekan jalan lahir selalu memberikan perdarahan dalam jumlah yang bervariasi  banyaknya. Perdarahan yang berasal dari jalan lahir selalu harus dievaluasi, yaitu sumber dan jumlah perdarahan sehingga dapat diatasi. Sumber perdarahan dapat berasal dari perineum vagina, servik dan robekan uterus. Perdarahan dapat dalam bentuk hematoma dan robekan jalan lahir dengan  perdarahan yang bersifat arteril atau pecahnya pembuluh darah vena. Untuk dapat menetapkan sumber perdarahan dapat dilakukan dengan pemeriksaan dalam atau spekulum. Perdarahan karena robekan jalan lahir banyak dijumpai pada pertolongan  persalinan. Jika perlukaan hanya mengenai bagian luar (superfisial) saja atuajika  perlukaan tersebut idak mengeluarkan darah, biasanya tidak perlu dijahit. Hanya  perlukaan yang lebih dalam dimana jaringannya tidak bisa didekatkan dengan  baik atau perlukaan yang aktif mengeluarkan darah memerlukan suatu penjahitan. Tujuan dari pejahitan perlukaan perineum / episiotomi adalah : 1. Untuk mendekatkan jaringan-jaringan agar proses penyembuhan bisa terjadi,  proses penyembuhan itu sendiri bukanlah hasil dari penjahitan tersebut tetapi hasil dari pertumbuhan jaringan. 2. Untuk menghentikan perdarahan Laserasi diklasifikasikan berdasarkan luasnya robekan. Derajat Satu Derajat dua Derajat Tiga Derajat Empat • Mukosa Vagina • Komisura posterior • Kulit perineum • Mukosa Vagina • Komisura posterior • Kulit perineum • Otot perineum • Mukosa Vagina • Komisura posterior • Kulit perineum • Otot perineum • Otot sfingter ani • Mukosa Vagina • Komisura posterior • Kulit perineum • Otot perineum

Upload: purnomo-sony

Post on 15-Jul-2015

86 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Heating

5/13/2018 Heating - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/heating-55a752370e070 1/5

 

HEATING PERINEUM

Posted on Agustus 8, 2009 by ayurai

Robekan jalan lahir selalu memberikan perdarahan dalam jumlah yang bervariasi

 banyaknya. Perdarahan yang berasal dari jalan lahir selalu harus dievaluasi, yaitu

sumber dan jumlah perdarahan sehingga dapat diatasi.

Sumber perdarahan dapat berasal dari perineum vagina, servik dan robekan

uterus. Perdarahan dapat dalam bentuk hematoma dan robekan jalan lahir dengan

 perdarahan yang bersifat arteril atau pecahnya pembuluh darah vena. Untuk dapat

menetapkan sumber perdarahan dapat dilakukan dengan pemeriksaan dalam atau

spekulum.

Perdarahan karena robekan jalan lahir banyak dijumpai pada pertolongan

 persalinan. Jika perlukaan hanya mengenai bagian luar (superfisial) saja atuajika

 perlukaan tersebut idak mengeluarkan darah, biasanya tidak perlu dijahit. Hanya

 perlukaan yang lebih dalam dimana jaringannya tidak bisa didekatkan dengan

 baik atau perlukaan yang aktif mengeluarkan darah memerlukan suatu penjahitan.

Tujuan dari pejahitan perlukaan perineum / episiotomi adalah :

1. Untuk mendekatkan jaringan-jaringan agar proses penyembuhan bisa terjadi,

 proses penyembuhan itu sendiri bukanlah hasil dari penjahitan tersebut tetapi hasil

dari pertumbuhan jaringan.2. Untuk menghentikan perdarahan

Laserasi diklasifikasikan berdasarkan luasnya robekan.

Derajat Satu

Derajat dua Derajat Tiga Derajat Empat

• Mukosa Vagina

• Komisura posterior 

• Kulit perineum

• Mukosa Vagina

• Komisura posterior 

• Kulit perineum

• Otot perineum

• Mukosa Vagina

• Komisura posterior 

• Kulit perineum

• Otot perineum

• Otot sfingter ani

• Mukosa Vagina

• Komisura posterior 

• Kulit perineum• Otot perineum

Page 2: Heating

5/13/2018 Heating - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/heating-55a752370e070 2/5

 

• Otot sfingter ani

• Dinding depan rektum

Tak perlu dijahit jika tidak ada perdarahan dan aposisi luka baik. Jahitmenggunakan teknik yang dijelaskan pada Lampiran 4. Penolong APN tidak 

dibekali keterampilan untuk reparasi laserasi perineum derajat tiga atau empat.

Segera rujuk ke fasilitas rujukan

Gambar 1 : Derajat Laserasi Perineum

Sumber: Midwifery Manual of Maternal Care dan Varney’s Midwifery, edisi ke-3

Langkah-langkah pejahitan robekan perineum

A. Persiapan Alat

1. Siapkan peralatan untuk melakukan penjahitan

- Wadah berisi :

Sarung tnagna, pemegang jarum, jarum jahit, benang jahit, kasa steril, pincet

- Kapas DTT

- Buka spuit sekali pakai 10 ml dari kemasan steril, jatuhkan dalam wadah DTT

- Patahkan ampul lidokain

2. Atur posisi bokong ibu pada posisi litotomi di tepi tempat tidur 

3. Pasang kain bersih di bawah bokong ibu4. Atur lampu sorot atau senter ke arah vulva / perineum ibu

5. Pastikan lengan / tangan tidak memakai perhiasan, cuci tangan dengan sabun

dan air mengeliar 

6. Pakaian satu sarung tangan DTT pada tangan kanan

7. Ambil spuit dengan tangan yang berasarung tangan, isi tabung suntik dengan

lidokain dan letakkan kembali ke dalam wadah DTT

8. Lengkapi pemakaian sarunga tangan pada tangan kiri

9. Bersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT dengan gerakan satu arah

dari vulva ke perineum

10. Periksa vagina, servik dan perineum secara lengkap, pastikan bahwa laserasi

hanya merupakan derajat satu atau dua.

Page 3: Heating

5/13/2018 Heating - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/heating-55a752370e070 3/5

 

B. Anestesi Lokal

1. Beritahu ibu tentang apa yang akan dilakukan

2. Tusukkan jarum suntik pada daerah kamisura posterior yaitu bagian sudut bahwa vulva.

3. Lakukan aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap

4. Suntikan anestesi sambil menarik jarum suntik pada tepi luka daerah perineum

5. Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka arahkan jarum suntik sepanjang

luka pada mukosa vagina

6. Lakukan langkah 2-5 diatas pada kedua tepi robekan

7. Tunggu 1-2 menit sebelum melakukan penjahitan

C. Penjahitan Laserasi pada Perineum

1. Buat jahitan pertama kurang lebih 1 cm diatas ujung laserasi di mukosa vagina.

Setelah itu buat ikatan dan potong pendek benang dari yang lebih pendek. Sisakan benang kira-kira 1 cm.

2. Tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, jahit ke bawah ke arah cincin

himen

3. Tepat sebelum cincin himen, masukkan jarum ke dalam mukosa vagina lalu ke

 belakang cincin himen sampai jarum ada di bawah laserasi kemudian ditarik 

keluar pada luka perineum

4. Gunakan teknik jelujur saat menjahit lapisan otot. Lihat kedalam luka untuk 

mengetahui letak ototnya.

5. Setelah dijahit sampai ujung luka, putarlah jarum dan mulailah menjahit kearah

vagina dengan menggunakan jahitan subkutikuler 6. Pidahkan jahitan dari bagian luka perineum kembali ke vagina di belakang

cincin hymen untuk diikat dengan simpul mati dan dipotong benangnya

7. Masukkan jari ke dalam rektum

8. Periksa ulang kembali pasa luka

9. Cuci daerah genital dengan lembut kemudian keringkan. Bantu ibu mencari

 posisi yang diinginkan

10. Nasehatiibu untuk :

a. Menjaga perineum selalu bersih dan kering

 b. Hindari penggunaan obat-obatan tradisional pada perineumnya

c. Cuci perineum dengan sabun dan air bersih yang mengalir 3-4 x per hari

d. Kembali dalam seminggu untuk memeriksa luka

D. MACAM – MACAM JAHITAN

Page 4: Heating

5/13/2018 Heating - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/heating-55a752370e070 4/5

 

A. Jahitan Kulit

1. Jahitan interrupted :

a. Jahitan simple interrupted (Jahitan satu demi satu)Merupakan jenis jahitan yang paling dikenal dan paling banyak digunakan. Jarak 

antara jahitan sebanyak 5-7 mm dan batas jahitan dari tepi luka sebaiknya 1-2

mm. Semakin dekat jarak antara tiap jahitan, semakin baik bekas luka setelah

 penyembuhan.

 b. Jahitan Matras

1) Jahitan matras vertikal

Jahitan jenis ini digunakan jika tepi luka tidak bisa dicapai hanya dengan

menggunakan jahitan satu demi satu. Misalnya di daerah yang tipis lemak 

subkutisnya dan tepi satu demi satu. Misalnya di daerah yang tipis lunak 

subkutisnya dan tepi luka cenderung masuk ke dalam.2) Jahitan matras horizontal

Jahitan ini digunakan untuk menautkan fasia dan aponeurosis. Jahitan ini tidak 

 boleh digunakan untuk menjahit lemak subkutis karena membuat kulit diatasnya

terlihat bergelombang

c. Jahitan Continous

1) Jahitan jelujur : lebih cepat dibuat, lebih kuat dan pembagian tekanannya lebih

rata bila dibandingkan dengan jahitan terputus. Kelemahannya jika benang putus /

simpul terurai seluruh tepi luka akan terbuka.

2) Jahitan interlocking, feston3) Jahitan kantung tembakau (tabl sac)

2. Jahitan Subkutis

a. Jahitan continous : jahitan terusan subkutikuler atau intrademal. Digunakan jika

ingin dihasilkan hasil yang baik setelah luka sembuh. Juga untuk menurunkan

tengan pad aluka yang lebar sebelum dilakukan penjahitan satu demi satu.

 b. Jahitan interrupted dermal stitch

3. Jahitan Dalam

Pada luka infeksi misalnya insisi abses, dipasang dren. Dren dapat dibuat dari

guntingan sarunga tangan fungsi dren adalah mengelirkan cairan keluar berupadarah atau serum.

Page 5: Heating

5/13/2018 Heating - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/heating-55a752370e070 5/5

 

B. PERAWATAN LUKA HEATING PERINEUM

a. Penanganan Komplikasi

1. Jika terdapat hematoma, darah dikeluarkan. Jika tidak ada tanda infeksi dan

 perdarahan sudah berhenti, lakukan penjahitan.

2. Jika terdapat infeksi, buka dan drain luka

- Lalu berikan terapi ampisilin 500 mg per oral 4 x sehari selama 5 hari- Dan metronidazol 400 mg per oral 3 x sehari selama 5 hari

 b. Perawatan Pasca Tindakan

1. Apabila terjadi robekan tingkat IV (Robekan sampai mukosa rektum), berikan

anti biotik profilaksis dosis tunggal

c. Ampisilin 500 mg per oral

d. Dan metronidazol 500 mg per oral

2. Observasi tanda-tanda infeksi

3. Jangan lakukan pemeriksaan rektal atau enam selama 2 minggu

4. Berikan pelembut feses selama seminggu per oral