healthsafetyprotection.com-penggunaan alat pelindung diri apd atau ppe pada para pekerja.pdf

4

Click here to load reader

Upload: rani-mutia

Post on 25-Jan-2016

18 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: healthsafetyprotection.com-PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI APD atau PPE PADA PARA PEKERJA.pdf

healthsafetyprotection.com http://healthsafetyprotection.com/apd-ppe/

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD atau PPE) PADAPARA PEKERJA

By HSP

Ada beberapa metoda yang dapat dilakukan dalam mengendalikan bahaya di tempat kerja untuk menurunkantingkat kecelakaan akibat kerja, yaitu:

1. Engineering control, yaitu dengan menambahkan berbagai peralatan dan mesin yang dapat mengurangibahaya dari sumbernya. Contohnya adalah penggunaan exhaust dan system ventilasi untuk meminimalisirbahaya debu atau gas. Akan tetapi pengendalian dengan system engineering control membutuhkan danayang besar.

2. Administrative control, yaitu dengan membuat berbagai prosedur kerja termasuk kebijakan manajemendalam implementasi K3. Tujuannya adalah agar pekerja bekerja sesuai dengan instruksi yang sudahditetapkan sehinggan kecelakaan atau kesalahan kerja dapat dihindari. Termasuk didalam adminstarsicontrol yaitu dengan menyediakan alat pelindung diri (APD) atau personnel pertective equipment (PPE)bagi setiap pekerja yang terpajan dengan bahaya di tempat kerja.

3. Metoda lain yang dapat digunakan untuk pengendalian bahaya adalah Inherently Safer AlternativeMethod, dimana metoda ini memiliki empat strategi pengendalian bahaya, yaitu:

1. Minimize; yaitu dengan cara meminimalkan tingkat bahaya dari sumbernya dengan caramengurangi jumlah pemakaian atau volume penyimpanan dan proses.

2. Substitue; yaitu dengan cara mengganti bahan yang berbahaya dengan yang kurang berbahaya.Contohnya hádala menggunakan metoda water base sebagai pengganti solven base. Water baselebih aman dan ramah lingkungan dibandingkan solven base.

3. Moderate; Mengurangi bahaya dengan cara menurunkan konsentrasi bahan kimia yangdigunakan. Contohnya adalah menggunakan bahan kimia dengan konsentrasi yang lebih rendahsehingga tingkat bahaya pajanannya menjadi lebih rendah.

4. Simplify; Mengurangi bahaya dengan cara membuat prosesnya menjadi lebih sederhana sehinggalebih mudah di control.

Semua metoda pengendalian tersebut dapat dilakukan secara bersamaan, karena tidak ada satu metodapunyang betul-betul bisa menurunkan bahaya dan resiko sampai pada posisi nol, artinya para pekerja masih besarkemungkinanya terpajan terhadap bahaya ditempat kerja. Untuk itu sebagai pertahanan dan perlindunganterakhir bagi pekerja adalah dengan menggunakan APD.

Berdasarkan Undang-Undang RI No. 1 tahun 1970 bahwa pengurus atau pimpinan tempat kerja berkewajibanmenyediakan alat pelindung diri (APD/PPE) untuk para pekerja dan para pekerja berkewajiban memakaiAPD/PPE dengan tepat dan benar. Tujuan dari penerapan Undang- Undang ini adalah untuk melindungikesehatan pekerja tersebut dari risiko bahaya di tempat kerja. Jenis APD/PPE yang diperlukan dalam berbagaiaktifitas kerja di industri sangat tergantung pada aktifitas yang dilakukan dan jenis bahaya yang terpapar.

Kesadaran para pekerja akan penggunaan alat pelindung diri (APD) dalam bekerja ternyata masih sangatrendah. Berdasarkan temuan dari survei yang penulis lakukan sejak tahun 2004 sampai saat ini banyak sekaliditemukan kesalahan dan kekurangan dalam menggunakan APD di berbagai perusahaan baik lokal maupunyang berskala international (lihat grafik). Ada dua faktor utama yang melatar belakangi masalah ini yaiturendahnya tanggung jawab management terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja dan rendahnya tingkatkesadaran para pekerja dalam menggunakan APD.

Page 2: healthsafetyprotection.com-PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI APD atau PPE PADA PARA PEKERJA.pdf

Manajemen sebagai wakil dari pemegang saham ataupemilik perusahaan sepenuhnya bertanggung jawab ataskeselamatan dan kesehatan pekerja di tempat kerja denganmenyediakan tempat kerja yang aman dan alat pelindung diriyang memadai. Namun pada kenyataannya manajemenperusahaan masih menempatkan keselamatan dankesehatan pekerja diurutan bawah dari skala prioritas darisuatu program perusahaan terutama kalau sudahberhubungan dengan anggaran keuangan. Sebagai dampakdari hal tersebut para pekerja hanya diberikan APDseadanya tanpa mempertimbangkan tingkat bahaya ditempat kerja yang dihadapi setiap hari, tidak mendapatkanpelatihan yang mencukupi mengenai keselamatan dankesehatan kerja di tempat kerja dan bahkan ada perusahaanyang secara sengaja membodohi para pekerja dengan mengatakan pekerjaan yang mereka lakukan tidakberdampak terhadap kesehatan pekerja atau tidak berbahaya. Adabeberapa alasan klasik yang selaludikemukakan oleh pihak manajemen tehadap para pekerja dalam penyediaan APD yaitu:

1. Anggarannya terlalu besar, keuangan perusahaan tidak mampu mendanainya.

2. APD yang tersedia sudah mencukupi karena banyak perusahaan lain juga menggunakan APD yangsama, Meskipun sebenarnya APD tersebut tidak memenuhi standar yang dipersyaratkan.

3. Tingkat paparan masih dibawah nilai ambang batas (NAB).

4. Tidak di rekomendasikan oleh induk perusahaan.

5. Kondisi seperti ini sudah berlangsung bertahun-tahun dan tidak ada masalah.

Dengan alasan-alasan tersebut akhirnya para pekerja dipaksa menerima APD seadanya atau bahkan tanpa APDdalam bekerja (lihat grafik).

Dalam berbagai survey yang dilakukan juga di temukanbanyak perusahaan yang sudah menyediakan APD yangsangat baik buat para pekerja, bahkan ada beberapaperusahaan yang menyediakan APD secara berlebihan atauover spec bagi para pekerja. Namun masalah yang dihadapioleh pihak manajemen adalah rendahnya tingkat kesadaranpara pekerja dalam menggunakan APD secara benar selamabekerja. Banyak pekerja yang main kucing-kucingan dengansupervisor atau manager dalam menggunakan APD. Dalambeberapa diskusi dengan para pekerja dan berdasarkanobservasi penulis ditemukan beberapa alasan akanrendahnya kesadaran para pekerja akan penggunaan APD,yaitu:

1. Ketidak nyamanan dalam penggunaan APD selama bekerja. Ini merupakan alasan yang paling banyakdikemukakan oleh para pekerja. Ketidak nyamanan disini diantaranya adalah panas, berat, berkeringatatau lembab, sakit, pusing, sesak dan sebagainya.

2. Merasa bahwa pekerjaan tersebut tidak berbahaya atau berdampak pada kesehatannya. Terutama bagipara pekerja yang sudah bertahun-tahun melakukan pekerjaan tersebut.

3. Kesalah pahaman terhadap fungsi APD akibat kurangnya pengetahuan akan fungsi dan kegunaan APD.

4. APD menggangu kelacaran dan kecepatan pekerjaan.

5. Susah menggunakan dan merawat APD.

Hal lain yang juga ditemukan dalam survey ini adalah penggunaan APD yang tidak tepat atau sesuai dengan

Page 3: healthsafetyprotection.com-PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI APD atau PPE PADA PARA PEKERJA.pdf

paparan bahaya yang dihadapi. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan atau informasi tentang APD danjenis atau kondisi bahaya yang dihadapi. Banyak perusahaan yang menjual APD tidak memberikan informasiatau training yang memadai tentang penggunaan, fungsi, jenis, aplikasi, perawatan APD dan dampak kesehatanpengunaan APD.

Apabila APD digunakan secara benar dan sesuai dengan spesifikasi yang di tetapkan, maka tingkat kecelakaandan sakit akibat kerja akan dapat dikurangi. Penurunan tingkat kecelakaan dan sakit akibat kerja akanmeningkatkan produktivitas kerja sehingga perusahaan akan menjadi lebih sehat. Untuk mencapai hal ini makakondisi-kondisi berikut harus terpenuhi:

1. Adanya komitmen dari manajemen untuk melindungi pekerja, salah satunya dengan menyediakan APDyang sesuai dengan standar.

2. Adanya kebijakan/prosedur/WI yang mengatur penggunaan APD bagi pekerja.

3. Adanya training secara regular tentang tata cara pengenalan resiko, pengendalian resiko dan penggunaanAPD.

4. Adanya program komunikasi untuk meningkatkan awareness pekerjang dalam menggunakan APD sepertiregular meeting, poster, stiker dan singnage.

5. Pekerja mengetahui dengan baik bahaya-bahaya yang ada di tempat kerja.

6. Pekerja mengetahui dengan baik dampak kesehatan dari pajanan bahaya-bahaya tersebut.

7. Pekerja mengetahui dengan baik cara-cara pengendalian bahaya tersebut.

8. Pekerja mendapatkan APD yang sesuai dengan pajanan bahaya yang dihadapi.

9. Pekerja secara konsisten dan benar menggunakan APD pada saat melakukan pekerjaan.

10. Pekerja memakai APD secara tepat dan benar selama bekerja.

Hazards

Berdasarkan jenisnya, bahaya dapat diklasifikasikan atas:

1. Primary Hazards

1. Bahaya fisik, misalnya yang berkaitan dengan peralatan seperti bahaya listrik.

2. Bahaya kimia, misalnya yang berkaitan dengan material/ bahan seperti antiseptik, aerosol, insektisida,dan lain-lain.

3. Bahaya biologi, misalnya yang berkaitan dengan mahluk hidup yang berada di lingkungan kerja sepertivirus dan bakteri.

4. Bahaya psikososial, misalnya yang berkaitan aspek sosial psikologis maupun organisasi pada pekerjaandan lingkungan kerja yang dapat memberi dampak pada aspek fisik dan mental pekrja. Seperti misalnyapola kerja yang tak beraturan, waktu kerja yang diluar waktu normal, beban kerja yang melebihi kapasitasmental, tugas yang tidak berfariasi, suasana lingkungan kerja yang terpisah atau terlalu ramai dllsebagainya. (Djunedi, 2007)

2. Secondary hazard (bahaya sekunder)

Secondary hazard atau disebut juga bahaya sekunder adalah bahaya yang muncul sebagai akibat terjadinyainteraksi antara komponen-komponen pekerjaan (yang juga bisa berfungsi sebagai sumber primary hazard).Interaksi ini sering kita sebut sebagai pekerjaan/ sistem kerja (Djunedi, 2007).

Pengendalian Hazards

Pengendalian risiko akan sangat bergantung pada tingkat/ derajat risiko yang ada. Pada umumnya pengendalianrisiko dapat dibagi atas:

Page 4: healthsafetyprotection.com-PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI APD atau PPE PADA PARA PEKERJA.pdf

1. Pengendalian engineering

Pengendalian risiko dengan cara ini misalnya dengan melakukan perubahan desain sistem kerja, pemasanganmachine-guarding, dan lain sebagainya.

2. Pengendalian administratif

Pembuatan standard operating procedure (SOP), pengaturan waktu gilir kerja ( shift work), rotasi, dan lain-lain

Pelatihan

Penggunaan alat pelindung diri

Pada umumnya program safety yang dilakukan di perusahaan dapat digolongkan atas dua bagian besar yaitu:

1. Sistem Manajemen Keselamatan (safety)

2. Program teknis operasional

Alat Pelinding Diri (APD)

Definisi APD dalam HSE regulasi adalah semua peralatan yang melindungi pekerja selama bekerja termasukpakaian yang harus di pakai pada saat bekerja, pelindung kepala (helmet), sarung tangan (gloves), pelindungmata (eye protection), pakaian yang bersifat reflektive, sepatu, pelindung pendegaran (hearing protection) danpelindung pernapasan (masker). [HSE, 1992]

Penggunaan APD di tempat kerja di sesuaikan dengan pajanan bahaya yang di hadapi di area kerja. Berikutadalah jenis bahaya dan APD yang diperlukan:

Tabel . Jenis bahaya dan APD yang diperlukan

No Tubuh YangDilindungi

Bahaya APD

1 Mata Percikan bahan kimia, debu, proyektil, gas,uap, radiasi

safety spectacles, goggles,faceshields, visors.

2 Kepala Kejatuhan benda, benturan, rambut tertarikmesin

Helmet

3 Sistempernapasan

Debu, gas, uap, fume, kekurangan oksigen Respirator, alat bantu pernapasan

4 Melindungibadan

Panas berlebihan, tumpahan atau percikanbahan kimia

Cover all, pakaian anti panas/api

5 Tangan Panas, terpotong, bahan kimia, sengatanlistrik

Sarung tangan

6 Kaki Tumpahan bahan kimia, tertimpa benda,sengatan listrik

Sepatu safety