hbo

39
A. INDIKASI TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK (HBO) Ada sejumlah indikasi medis yang dapat dirujuk untuk mendapatkan perawatan hiperbarik, yaitu: 1. Autis Anak yang mengalami autis dapat menjalani terapi hiperbarik. Tentunya bukan sebagai terapi utama, melainkan terapi tambahan. Seperti diketahui, anak autis cenderung memiliki imunitas tubuh yang menurun. Lantaran itu, faktor alergi dan terkena infeksi cukup tinggi. Nah, terapi hiperbarik dapat mengurangi gangguan alergi yang dialami. Selain itu, terapi ini dapat membantu mengatasi gangguan metabolisme otaknya menuju perkembangan yang lebih baik. Memang tetap harus dilakukan juga terapi-terapi lain dan dengan ditambah terapi hiperbarik hasilnya akan menjadi lebih baik. Namun perlu diingat, hasil yang didapat anak autis tentu akan berbeda satu dengan lainnya. 2. Cerebral Palsy (CP) Dalam hal ini, terapi hiperbarik juga sebagai pengobatan tambahan. Kelumpuhan atau kekakuan yang biasanya dialami anak dengan kondisi CP secara berangsur-angsur dapat dihilangkan melalui terapi hiperbarik. Demikian pula dengan gangguan kejang, setidaknya dapat diminimalkan. Jadi memang terapi hiperbarik dapat membantu mempercepat proses pemulihan. 3. Cedera atau trauma kepala

Upload: kharismamurti

Post on 20-Feb-2016

26 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

MATRA HIPERBARIK

TRANSCRIPT

Page 1: Hbo

A. INDIKASI TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK (HBO)

Ada sejumlah indikasi medis yang dapat dirujuk untuk mendapatkan

perawatan hiperbarik, yaitu:

1. Autis

Anak yang mengalami autis dapat menjalani terapi hiperbarik. Tentunya

bukan sebagai terapi utama, melainkan terapi tambahan. Seperti diketahui, anak

autis cenderung memiliki imunitas tubuh yang menurun. Lantaran itu, faktor

alergi dan terkena infeksi cukup tinggi. Nah, terapi hiperbarik dapat mengurangi

gangguan alergi yang dialami. Selain itu, terapi ini dapat membantu mengatasi

gangguan metabolisme otaknya menuju perkembangan yang lebih baik. Memang

tetap harus dilakukan juga terapi-terapi lain dan dengan ditambah terapi

hiperbarik hasilnya akan menjadi lebih baik. Namun perlu diingat, hasil yang

didapat anak autis tentu akan berbeda satu dengan lainnya.

2. Cerebral Palsy (CP)

Dalam hal ini, terapi hiperbarik juga sebagai pengobatan tambahan.

Kelumpuhan atau kekakuan yang biasanya dialami anak dengan kondisi CP secara

berangsur-angsur dapat dihilangkan melalui terapi hiperbarik. Demikian pula

dengan gangguan kejang, setidaknya dapat diminimalkan. Jadi memang terapi

hiperbarik dapat membantu mempercepat proses pemulihan.

3. Cedera atau trauma kepala

Pada kasus anak terkena benturan dan sebagainya, dapat dibantu

penyembuhannya melalui terapi hiperbarik. Membantu menghindari terjadinya

penyumbatan aliran darah di kepala sehingga mengurangi risiko dampak yang

lebih parah.

4. Patah Tulang

Untuk kondisi patah tulang, terapi hiperbarik membantu mempercepat

pemulihan. Dapat pula merangsang pertumbuhan pembuluh darah baru.

Page 2: Hbo

5. Luka bakar

Dengan terapi hiperbarik, luka yang terjadi pun jadi cepat sembuh.

Pertumbuhan jaringan kulit akan mudah terbentuk. Pembuluh darah yang rusak

akan terbentuk kembali. Udara bertekanan tinggi yang dipergunakan pada terapi

hiperbarik, bisa mempercepat regenerasi sel-sel tubuh.

B. KONTRAINDIKASI

1. Kontraindikasi Absolut

Yang tak boleh sama sekali menjalani terapi hiperbarik yaitu pasien dengan

kondisi pneumothoraks karena dapat menimbulkan kematian.

2. Kontraindikasi Relatif

a. Demam Tinggi

Demam dapat memicu terjadinya keracunan oksigen sehingga menimbulkan

kejang. Maka sebelum menjalani terapi hiperbarik, upayakan menunggu suhu

badan anak turun sampai kondisinya normal.

b. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

Anak dengan kondisi ISNA dikhawatirkan akan mengalami barotrauma

telinga dan gangguan sinus.

c. Fobia Ruangan Tertutup

Anak yang takut atau fobia terhadap ruangan tertutup bisa saja panik sehingga

proses terapi tak berjalan dengan baik.

d. Kejang

Anak yang mengalami gangguan kejang, saat menjalani terapi hiperbarik

dapat saja kambuh.

Page 3: Hbo

e. Lesi Asimtomatik Pada Paru

Terapi hiperbarik sebaiknya tidak dilakukan jika foto rontgen dada

menunjukkan ada gambaran lesi, yaitu sesuatu/massa yang tumbuh seperti tumor.

f. Riwayat Pernah Bedah Toraks/Dada Dan Telinga

Pasien harus menjalani evaluasi menyeluruh sebelum terapi hiperbarik.

g. Tumor

Konon, terapi hiperbarik dapat memicu pertumbuhan tumor lebih jauh. Hal ini

masih menjadi perdebatan di kalangan ahli medis.

C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TERAPI OKSIGEN

HIPERBARIK (HBO)

1. Pengkajian

a. Identitas :

Nama, alamat, lahir, pekerjaan, pendidikan, dsb.

2. Riwayat Sakit dan Kesehatan

a. Keluhan Utama :

1) DCS (Dekompresi)

2) Klinis

3) Kebugaran

b. Riwayat Penyakit Sekarang :

1) DCS (Penyelaman dilakukan dimana, dikedalaman berapa, pasien

menunjukkan gejala pada kedalaman berapa, pingsan berapa lama, menyelaman

menggunakan apa, dan pertolongan apa yang sudah dilakukan).

2) Klinis : Riwayat penyakit s/d dilakukan terapi HBO.

3) Kebugaran.

c. Riwayat penyakit yang pernah diderita :

Penulusuran terhadap beberapa penyakit yang menjadi kontraindikasi terapi HBO,

diantaranya :

Page 4: Hbo

Mutlak : Pneumotoraks, Pasien yang mendapatkan obat kemoterapi

(doxorubicin (adriamisin TM) atau cisplatin (platinol)) untuk kanker.

Relatif :

1) Infeksi saluran pernapasan bagian atas

2) Sinusitis kronis

3) Gangguan kejang

4) Emfisema dengan retensi CO2

5) Demam tinggi yang tidak terkontrol

6) Riwayat pneumotoraks spontan

7) Riwayat pembedahan dada

8) Riwayat bedah rekonstruksi telinga

9) Paru lesi pada rutin x-ray atau ct scan

10) Infeksi virus

11) dsb

d. Pemeriksaan Fisik :

1) Observasi TTV : Mencakup suhu, detak jantung, tekanan darah, suara paru-paru,

uji otoscopic dan gula darah pada semua penderita IDDM

2) Kepala, Mata, Telinga, Hidung dan Tenggorokan

3) Neurologis

4) Pernafasan

5) Kardiovaskuler

6) Pencernaan

7) Perkemihan

8) Musculoskeletal

9) Integumen

e. Pengkajian Pra HBO

1) Observasi TTV.

2) Ambang demam.

3) Evaluasi tanda-tanda pilek atau flu (batuk, demam, sakit tenggorokan, pilek,

mual, diare, malaise).

Page 5: Hbo

4) Auskultasi paru-paru

5) Lakukan uji gula darah pada pasien dengan IDDM.

6) Observasi cedera orthopedic umum dalam luka trauma.

7) Tes pada pasien keracunan CO/ Oksigen.

8) Uji ketajaman penglihatan.

9) Mengkaji tingkat nyeri

10) Penilaian status nutrisi.

11) Setelah pasien telah dibersihkan fisik untuk pengobatan mereka di ruangan

itu,mereka harus diperlakukan secara aman.

f. Ada Zat Dan Barang – Barang Pribadi Dilarang Di Ruang Hiperbarik

1) Semua zat yang mengandung minyak atau alkohol (yaitu, kosmetik, hair

spray, cat kuku, deodoran, lotion, cologne, parfum, salep) dilarang karena

berpotensi memicu bahaya kebakaran dalam ruang oksigen hiperbarik.

2) Pasien harus melepas semua perhiasan, cincin, jam tangan, kalung, sisir

rambut, dll. Sebelum memasuki ruangan untuk mencegah goresan akrilik

silinder dari ruang hiperbarik.

3) Lensa kontak harus dilepas sebelum memasuki ruang karena pembentukan

potensi gelembung antara lensa dan kornea.

4) Alat bantu dengar harus dilepas karena memicu percikan listrik dalam ruang.

5) Menggunakan pakaian berbahan katun 100% untuk mencegah timbulnya

listrik statik ketika bergesekan.

6) Untuk antisipasi claustrophobia, premedikasi dengan obat anti-kecemasan

(Valium, Ativan) diberikan sedikitnya 30 menit sebelum memulai pengobatan.

g. Pengkajian Intra HBO

1) Mengamati tanda-tanda dan gejala barotrauma, keracunan oksigen dan

komplikasi / efek samping ditemui dalam HBOT.

2) Mendorong pasien untuk menggunakan teknik atau kombinasi teknik yang

paling efektif atau nyaman.

3) Pasien perlu diingatkan bahwa manuver Valsava hanya untuk digunakan

selama dekompresi dan mereka perlu bernapas normal selama terapi (tidak

menahan napas).

Page 6: Hbo

4) Jika pasien mengalami nyeri ringan sampai sedang, hentikan dekompresi

hingga nyeri reda. Jika nyeri ringan sampai sedang tidak lega, pasien harus

dikeluarkan dari ruang dan diperiksa oleh dokter THT.

5) Untuk mencegah barotrauma GI, ajarkan pasien bernafas secara normal

(jangan menelan udara) dan menghindari makan besar atau makanan yang

memproduksi gas atau minum sebelum perawatan.

6) Pantau adanya claustrophobia, untuk mencegah atau mengurangi efek dari

claustrophobia gunakan media seperti TV, film, buku-buku, kaset tape, atau

perawat/anggota keluarga duduk di sisi ruangan.

7) Monitor pasien selama dekompresi terutama selama dekompresi darurat untuk

tanda-tanda pneumotoraks tersebut.

8) Segera periksa gula darah jika terdapat tanda-tanda hypoglycemia.

h. Pengkajian Pasca HBO

1) Untuk pasien dengan tanda-tanda barotrauma, uji ontologis harus dilakukan.

2) Tes gula darah pada pasien IDDM.

3) Pasien dengan iskemia trauma akut, sindrom kompartemen, nekrosis dan

pasca implantasi harus dilakukan penilaian status neurovaskular dan luka.

4) Pasien dengan keracunan CO2 mungkin memerlukan tes psikometri atau

tingkat carboxyhemoglobin.

5) Pasien dengan insufisiensi arteri akut retina memerlukan hasil pemeriksaan

pandangan yang luas.

6) Pasien dirawat karena penyakit dekompresi, emboli gas arteri, atau edema

cerebral harus dilakukan penilaian neurologis.

7) Pasien yang mengkonsumsi obat anti ansietas dilarang mengemudikan alat

transportasi atau menghidupkan mesin.

8) Lakukan pendokumentasian pasien pasca HBOT untuk alasan medis / hukum.

i. Diagnosa Keperawatan Pada Pasien Dengan HBO

1) Kecemasan b/d defisit pengetahuan tentang terapi oksigen hiperbarik dan

prosedur perawatan

2) Resiko tinggi cidera yang b/d pasien transfer in/out dari ruang, ledakan

peralatan, kebakaran, dan/atau peralatan dukungan medis

Page 7: Hbo

3) Resti barotrauma ke telingga, sinus, gigi, dan paru-paru, atau gas emboli

serebral b/d perubahan tekanan udara di dalam ruang oksigen hiperbarik.

4) Resti toksisitas oksigen yang b/d pemberian oksigen 100% & pada tekanan

atmosfir meningkat.

5) Resti untuk pengiriman gas tidak memadai terapi yang b/d system pengiriman

dan kebutuhan pasien/ keterbatasan

6) Kecemasan dan ketakutan yang b/d perasaan kecemasan kurungan terkait

dengan ruang oksigen hiperbarik

7) Rasa sakit yang b/d masalah medis yang terkait

8) Ketidaknyamanan yang b/d perubahan suhu dan kelembaban di dalam ruang

hiperbarik

9) Koping individu tidak efektif b/d stress mengatasi penyakit dan/ atau miskin

system dukungan psikososial

10) Resti disritmia b/d patologi penyakit.

11) Defisit volume cairan b/d dehidrasi atau pergeseran cairan.

12) Perubahan perfusi jaringan serebral yang b/d Keracunan CO, Dekompresi,

Infeksi akut, Gas emboli, Lainnya

13) Resti perubahan dalam kenyamanan, cairan, dan elektrolit b/d mual dan

muntah

14) Defisit Pemeliharaan kesehatan b/d defisit pengetahuan untuk : Manajemen

luka kronis, Pembatasan penyakit dekompresi lebih lanjut, Melaporkan gejala

setelah keracunan karbon monoksida

D. ASUHAN KEPERAWATAN TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK (HBO)

1. Kasus

Pada hari Rabu, tanggal 20 Mei 2015 pukul 16.00 WIB, klien Ny. A usia 42

tahun diantar oleh suaminya Tn. B datang ke RSAL Dr. Ramelan Surabaya

dengan keluhan utama nyeri lengan atas pada tangan kiri dengan skala 6, terasa

cekot-cekot, nyeri bertambah jika digunakan untuk bergerak, nyeri berlangsung

terus menerus. Kurang lebih 6 hari sebelum masuk Rumah Sakit klien mengalami

kecelakaan dari sepeda motor. Sebelumnya selama 5 hari klien di rawat di

Page 8: Hbo

Sangkal Putung, karena tidak ada perbaikan oleh keluarga (suaminya) klien

dibawa ke RSAL Dr. Ramelan Surabaya.

Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD : 130/80 mmHg, RR : 20 x/menit,

N : 90 x/menit, S : 36,5oC. Sebeleum masuk ruangan klien sempat dibawa ke

UGD, kemudian klien dianjurkan untuk menjalani rawat inap. Klien menjalani

rawat inap di Ruang C1 kamar 2B pada pukul 17.00 WIB. Sebelumnya klien

belum pernah mengalami fraktur, klien juga belum pernah menjalani rawat inap di

Rumah Sakit. Klien juga tidak mempunyai alergi obat-obatan atau pun makanan.

Kemudian keeseokan harinya klien menjalani operasi dengan pemasangan plate

pada humerus sinistra.

2. Pengkajian

a. Tanggal/jam Pengkajian : 21 Mei 2015 / 09.00 WIB

b. Diagnosa Medis : Post-Op Close Fraktur Humerus Sinistra

c. Tanggal/jam MRS : 20 Mei 2015/16.00 WIB

d. No. RM : 22 xx xx

3. Identitas

a. Nama : Ny. A

b. Umur : 42 tahun

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Status : Menikah

e. Agama : Islam

f. Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

g. Bahasa : Jawa dan Indonesia

h. Pendidikan : SMA

i. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

j. Alamat : Surabaya

k. Penanggung Jawab : BPJS

Page 9: Hbo

4. Riwayat Sakit Dan Kesehatan

a. Keluhan Utama : Klien mengatakan nyeri pada lengan atas

pada tangan kiri.

b. Riwayat Penyakit Sekarang : Klien mengatakan mengalami kecelakan

pada tanggal 12 Mei 2015 saat klien akan menjemput anaknya sekolah. Klien

bertabrakan dengan mobil dari arah depan saat klien akan menyalip kendaraan

lain, sehingga klien tertabrak dan terjatuh ke sebelah kiri. Klien tidak sempat

mengerem. Klien mengatakan setelah terjadi kecelakaan klien dibawa oleh

orang-orang yang menolongnya ke rumah. Klien mengatakan nyeri timbul saat

setelah terjadi kecelakaan, kemudian rumah klien langsung dibawa ke Sangkal

Putung. Namun, sudah 5 hari berobat di Sangkal Putung tidak kunjung ada

perbaikan. Klien mengatakan nyeri yang dirasakan pada lengan atas pada

tangan kiri semakin parah, terasa cekot-cekot, dan nyeri bertambah saat

digerakkan atau dilakukan aktivitas serta nyeri berlangsung terus-menerus.

Akhirnya, oleh suaminya klien dibawa ke RSAL Dr. Ramelan Surabaya. Klien

sudah menjalani operasi dengan pemasangan plate pada lengan atas sebelah

kiri.

c. Riwayat Penyakit Dahulu : Klien mengatakan belum pernah

mengalami patah tulang sebelumnya. Klien juga mengatakan tidak ada riwayat

penyakit yang serius.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga : Klien mengatakan dalam kelaurganya tidak

ada yang mengalami patah tulang dan tidak ada penyakit keturunan lainnya.

e. Genogram :

Page 10: Hbo

f. Riwayat Alergi : Klien mengatakan tidak ada alergi obat-

obatan atau pun makanan.

5. Pengkajian

a. TTV (Tanda-Tanda Vital)

1) Keadaan Umum : Lemas

2) Kesadaran : Kompos Mentis

3) TD : 140/80 mmHg

4) RR : 20 x/menit

5) N : 90 x/menit

6) S : 36,5oC

7) TB : 156 cm

8) BB SMRS : 45 kg

9) BB MRS : 45 kg

b. B1 (Breath/Pernapasan)

1) Inspeksi :

a) Bentuk dada normochest

b) Tidak terlihat adanya penggunaan otot bantu napas

c) Pergerakan dada simetris

d) Tidak terpasang alat bantu napas

e) Tidak tampak sinosis

f) Irama napas regular

g) Pola napas normal

h) RR : 20 x/menit

2) Palpasi :

a) Tidak adanya nyeri tekan pada dada

b) Tidak ada massa pada dada

c) Taktil fremitus teraba

3) Perkusi :

a) Suara perkusi sonor

Page 11: Hbo

4) Auskultasi :

a) Suara napas vesikuler

b) Tidak ada suara napas tambahan

c. B2 (Blood/Kardiovaskuler)

1) Inspeksi :

a) Letak ictus cordis ICS 5 midclavicula sinistra

b) Tidak ada sianosis

2) Palpasi :

a) Tidak ada nyeri dada

b) Tidak ada nyeri tekan pada dada

c) CRT < 2 detik

d) Akral HKM

e) TD : 130/80 mmHg

f) N : 90 x/menit

g) Irama jantung regular

3) Auskultasi :

a) Bunyi jantung S1 dan S2 tunggal

b) Tidak ada gallop dan murmur

d. B3 (Brain/Persarafan)

1) Kesadaran : Kompos Mentis

2) GCS : 456

3) Saraf Kranial :

a) N. I (Olfaktorius) : Hidung kanan dan hidung kiri mampu

membau secara normal.

b) N. II (Optikus) : Mata kanan dan mata kiri mampu

membaca dengan baik.

c) N. III (Okulomotorius) : Refleks mata kanan dan mata kiri terhadap

cahaya baik serta membuka kedua mata baik.

d) N. IV (Toklearis) : Tidak adanya diplopia atau pun strabismus.

Page 12: Hbo

e) N. V (Trigeminus) : Terdapat sensasi sentuhan pada alis mata

kanan dan mata kiri serta terdapat refleks kornea pada mata kanan dan mata

kiri.

f) N. VI (Abdusen) : Lapang pandang mata kanan dan mata kiri

baik.

g) N. VII (Fasialis) : Mampu tersenyum dan menutup kelopak

mata dengan baik serta mampu mengerutkan dahi dengan baik.

h) N. VIII (Akustikus) : Mampu berjalan lurus ke depan dan

mampu menyeimbangkan badan.

i) N. IX (Glosofaringeus) : Mampu merasakan sensasi rasa dan mampu

mengunyah dengan baik.

j) N. X (Vagus) : Mampu menelan dengan sempurna.

k) N. XI (Assesorius) : Tidak terlihat adanya

sternokleidomastoideus dan klien mampu menahan tahanan yang diberikan

pada otot trapezius.

l) N. XII (Hipoglosus) : Pergerakan lidah baik.

4) Mata :

a) Posisi dan kesejajaran mata simetris

b) Posisi alis mata kanan dan kiri simetris

c) Kelopak mata normal (tidak ada bintil, ptosis, dll)

d) Konjungtiva berwarna merah muda

e) Sklera berwarna putih

f) Pupil mengecil saat disinari dengan pen light

g) Gerakan bola mata normal (gerakan ke segala arah)

h) Visus D : 5/6, S : 5/6

i) Tidak terjadi buta warna

j) TIO : 5/5,5 = 17,3 (normal)

5) Hidung :

a) Letak septum di tengah

b) Tidak ada nyeri tekan pada hidung

Page 13: Hbo

6) Telinga :

a) Telinga tampak bersih

b) Saat dilihat dengan spekulum serumen sedikit

c) Tidak ada nyeri tekan pada telinga

d) Tidak ada gangguan pendengaran

e. B4 (Bladder/Perkemihan)

1) Inpeksi :

a) Tidak menggunakan kateter

b) Kebersihan alat kelamin terjaga

c) Eliminasi :

SMRS : frekuensi : 5-6 x/hari, jumlah : + 1.800 cc/hari, warna : kuning

jernih.

MRS : frekuensi : 5-6 x/hari, jumlah : + 1.800 cc/hari, warna : kuning

jernih.

2) Palpasi :

a) Tidak ada nyeri tekan pada daerah supra pubik

b) Tidak adanya distensi kandung kemih

f. B5 (Bowel/Pencernaan)

1) Mulut :

a) Bibir : warna bibir merah muda, bibir lembab, tidak ada lesi.

tekstur bibir halus.

b) Mukosa Mulut : warna mukosa mulut merah muda, mukosa mulut

berkilau, mukosa mulut lembab.

c) Gusi : warna gusi mera muda, tidak terjadi edema, tidak terjadi

perdarahan, tidak ada lesi

d) Gigi : jumlah gigi 32 buah, tidak ada nyeri ketuk.

e) Lidah : warna lidah merah muda, lidah bersih, tidak ada lesi.

2) Faring : tidak ada nyeri saat menelan

Page 14: Hbo

3) Abdomen :

a) Inspeksi : bentuk perut supel, gerakan perut sesuai dengan

pernapasan, tidak ada jaringan parut, letak umbilikus di tengah.

b) Auskultasi : bunyi bising usus normal (5-35 x/menit).

c) Perkusi : suara perkusi pada bagian atas perut timpani dan bagian

samping perut redup.

d) Palpasi : tidak ada nyeri tekan abdomen, hepar tidak teraba.

4) Diit :

a) SMRS : nafsu makan lahap, frekuensi 3 x/hari, tidak ada mual dan

muntah, jenis makanan nasi, 1 porsi, frekuensi minum 7-8 x/hari, jumlah

minum + 1.800 cc/hari.

b) MRS : nafsu makan lahap, frekuensi 3 x/hari, tidak ada mual dan

muntah, jenis makanan nasi, 1 porsi, frekuensi minum 7-8 x/hari, jumlah

minum + 1.800 cc/hari.

5) Eliminasi alvi :

a) SMRS : frekuensi 1 x/hari, warna kuning kecoklatan, konsistensi

lembek.

b) MRS : frekuensi 1 x/hari, warna kuning kecoklatan, konsistensi

lembek.

g. B6 (Bone/Muskuloskeletal dan Integumen)

1) Look :

a) Ketidaksimetrisan antara ekstremitas atas kanan dan kiri

b) Terjadi deformitas pada lengan atas tangan kiri

c) Terjadi fraktur : close fraktur humerus sinistra

2) Feel :

a) Terjadi nyeri tekan pada lengan atas tangan kiri

b) Terjadi nyeri sumbu pada lengan atas tangan kiri

3) Move :

a) Nyeri bertambah saat dilakukan aktivitas

Page 15: Hbo

b) ROM pasif

c) Kekuatan otot : 5555 2255

555 5555

4) Kulit :

a) Warna kulit sawo matang

b) Kulit lembab

c) Suhu kulit hangat

d) Tekstur kulit halus

e) Turgor kulit normal

5) Kuku :

a) Tidak ada sianosis

b) Tidak ada lesi

c) Tidak terjadi clubbing finger

6) Rambut :

a) Warna rambut hitam

b) Penyebaran rambut rata

c) Tekstur rambut halus

7) Kulit kepala :

a) Tidak ada benjolan pada kulit kepala

b) Tidak ada lesi pada kulit kepala

h. Sistem Endokrin

1) Tidak ada pembesaran tiroid

2) Tidak terjadi hiper/hipoglikemia

3) Tidak terjadi DM

i. Sistem Reproduksi

1) Menstruasi terkahir tanggal 7 Mei 2015

2) Tidak ada masalah menstruasi

3) Pap smear terakhir Desember 2014

4) Tidak ada masalah seksual

Page 16: Hbo

j. Kemampuan Perawatan Diri

Aktivitas SMRS MRS0 1 2 3 4 0 1 2 3 4

Mandi √ √Berpakian/ berdandan

√ √

Eliminasi/ toileting

√ √

Mobilitas di tempat tidur

√ √

Berpindah √ √Berjalan √ √Naik tangga √ √Berbelanja √Memasak √Pemeliharaan rumah

Keterangan :

0 = Mandiri

1 = Alat bantu

2 = Dibantu orang lain

3 = Dibantu orang lain dan alat

4 = Tergantung/tidak mampu

k. Kebersihan Diri

1) SMRS :

a) Mandi : 2 x/hari

b) Gosok gigi : 2 x/hari

c) Keramas : 2 hari sekali

d) Potong kuku : 1 minggu sekali

2) MRS :

a) Mandi : seka 2 x/hari

b) Gosok gigi : 2 x/hari

c) Keramas : selama MRS belum keramas

d) Potong kuku : selama MRS belum keramas

Page 17: Hbo

1. Data Psikologis

1) Status Emosi : Klien tampak gelisah.

2) Konsep Diri :

a) Gambaran Diri : Klien mengatakan tidak malu dengan penyakit

yang dialaminya karena klien menyakini hal tersebut merupakan penyakit

yang akan ditangani oleh tenaga kesehatan, namun klien merasakan cemas

karena takut jika penyakitnya tidak bisa ditangani oleh tenaga kesehatan,

sebab sebelumnya di sangkal putung penyakitnya tidak kunjung membaik.

b) Identitas Diri : Klien  adalah seorang istri. Klien sebagai ibu

rumah tangga

c) Peran : Klien berperan sebagai seorang istri dari satu

orang suami dan sebagai ibu rumah tangga yang bertugas untuk mengurusi

keluarganya.

d) Ideal Diri : Klien berharap penyakitnya cepat sembuh dan

berharap ingin cepat pulang agar biaya yang dikeluarkan oleh keluarganya

tidak terlalu besar untuk biaya RS klien dan supaya dapat melakukan

kegiatannya seperti biasanya.

e) Harga Diri : Klien sadar sebagai manusia biasa klien memiliki

banyak kekurangan dan sadar bahwa semuanya ini merupakan cobaan dari

Tuhan.

3) Gaya komunukasi : Pada waktu diajak berkomunikasi klien 

mennjawab dengan spontan dengan menggunakan bahasa verbal yang jelas.

4) Pola Interaksi : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain, tim

kesehatan dengan menggunakan bahasa yang jelas.

5) Koping : Menurut klien jika jika ada masalah kien suka

menceritakan pada suaminya dan merasa lega setelah bercerita dengan

suaminya.

6) Data Sosial : Klien sebagai ibu rumah tangga sehigga sering

berinteraksi dengan anggota keluarga dan banyak orang, juga ketika klien

sakit dan dirawat di RS klien rajin berinteraksi dengan  keluarga dan keluarga

klien lainnya.

Page 18: Hbo

7) Data Spiritual : Klien beragama Islam, dalam kondisinya sekarang

ibadah solat klien terganggu. Klien meyakini sakitnya adalah cobaan dari

Tuhan. Sebagai manusia biasa klien hanya bisa berusaha dan berdo’a.

6. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium

Tanggal pemeriksaan : 20 Mei 2015

Hematologi

No. Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal1. Hemoglobin 11,1 gr/dl P : 12-14 gr/dl

L : 13-16 gr/dl2. Leukosit 16.200/mm3 5000-10.00/mm3

3. Eritrosit 3.99 juta/mm3 P : 4,3-6,0 juta/mm3

L : 3,9-5,0 juta/mm3

4. Hematokrit 32% P : 35-45%L : 40-54%

5. Trombosit 523.000/mm3 150-400ribu/mm3

Kimia Klinik

No. Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal1. Gula Darah Puasa 117 mg/dl 76-110 mg/dl2. SGOT 16 U/L 0-35 U/L3. SGPT 10 U/L 0-37 U/L

b. Foto

Foto Rongten : tanggal 20 Mei 2015. Hasil: post-op close fraktur humerus

sinistra.

c. Terapi Medis

Tanggal 20 Mei 2015

Infus

No. Nama Obat Dosis1. Na Cl 0,9 % 500 ml

Page 19: Hbo

Obat Injeksi

No. Nama Obat Dosis1. Antrain 5 mg2. Dexamethason 5 mg3. Ceftriaxon 1 gr4. Ketorolac 30 mg

Surabaya, 21 Mei 2015

(Perawat)

7. Health Education (HE)

a. Semua zat yang mengandung minyak atau alkohol (yaitu, kosmetik, hair

spray, cat kuku, deodoran, lotion, cologne, parfum, salep) dilarang karena

berpotensi memicu bahaya kebakaran dalam ruang oksigen hiperbarik.

b. Pasien dianjurkan untuk melepas semua perhiasan, cincin, jam tangan, kalung,

sisir rambut, dll. Sebelum memasuki ruangan untuk mencegah goresan akrilik

silinder dari ruang hiperbarik.

c. Jika ada klien yang memakai lensa kontak harus dilepas sebelum memasuki

ruang karena pembentukan potensi gelembung antara lensa dan kornea.

d. Alat bantu dengar harus dilepas karena memicu percikan listrik dalam ruang.

e. Menggunakan pakaian berbahan katun 100% untuk mencegah timbulnya

listrik statik ketika bergesekan.

f. Untuk antisipasi claustrophobia, premedikasi dengan obat anti-kecemasan

(Valium, Ativan) diberikan sedikitnya 30 menit sebelum memulai pengobatan.

8. Analisa Data

No. Data (Symptoms) Penyebab (Etiologi) Masalah (Problem)

1. DS : Klien mengatakan cemas karena sebelumnya belum pernah melakukan terapi oksigen hiperbarik.DO :Klien tampak gelisahTTV :TD : 130/80 mmHgN : 90 x/menit

Defisit pengetahuan tentang terapi oksigen hiperbarik dan prosedur perawatan

Ansietas

Page 20: Hbo

S : 36oCRR : 20 x/menit

2. DS : Klie mengatakan terkadang kepikiran dengan penyakitnya saat ini karena belum juga membaik.DO :Klien tampak gelisah.

Stress mengatasi penyakit dan/ atau miskin system dukungan psikososial

Ketidakefektifan koping individu

3. DS : Klien mengatakan cemas karena sebelumnya belum pernah melakukan terapi oksigen hiperbarik.DO :Klien tampak gelisah dan merasa takut karena banyak pasien yang diterapi di HBO.

Perubahan tekanan udara di dalam ruang oksigen hiperbarik.

Resiko tinggi barotrauma

9. Prioritas Masalah

Ditemukan Teratasi1. Ansietas 25 Mei 20152. Resiko Tinggi Barotrauma 25 Mei 20153. Ketidakefektifan Koping

Individu25 Mei 2015

10. Diagnosa Keperawatan

a. Ansietas b/d defisit pengetahuan tentang terapi oksigen hiperbarik dan

prosedur perawatan.

b. Resti barotrauma ke telingga, sinus, gigi, dan paru-paru, atau gas emboli

serebral b/d perubahan tekanan udara di dalam ruang oksigen hiperbarik.

c. Ketidakefektifan koping individu b/d stress mengatasi penyakit dan/ atau

miskin system dukungan psikososial.

11. Perencanaan Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi Rasional

1. Ansietas b/d defisit pengetahuan

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan

1. Kaji tingkat kecemasan klien.

1. Mengetahui tingkat kecemasan klien dan menentukan

No. Masalah Keperawatan Tanggal Paraf

Page 21: Hbo

tentang terapi oksigen hiperbarik dan prosedur perawatan

selama 2 jam, rasa cemas klien terhadap pelaksanaan terapi HBO dapat berkurang atau hilang.

Kriteria Hasil :Klien tampak tenang.Klien menunjukkan kemampuan untuk berfokus pada pengetahuan yang telah diterima.Klien memiliki tanda-tanda vital dalam batas normal, terutama tekanan darah, nadi dan pernapasan :TD : 110-130/70-80 mmHgN : 60-100 x/menitRR : 12-20 x/menit

2. Yakinkan kembali klien melalui sentuhan, sikap empatik secara verbal dan non verbal.

3. Berikan informasi pada klien mengenai terapi yang akan dijalani.

4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti-ansietas, jika perlu.

tindakan keperawatan selanjutnya.

2. Dengan sentuhan, rasa empatik secara verbal dan non verbal secara fisiologis akan menenangkan hati klien sehingga rasa cemasnya menurun atau bahkan berkurang.

3. Pemberian informasi dapat memberikan pengetahuan kepada klien dan dapat mengurangi ansietas klien.

4. Sebagai tindakan farmakologis untuk menurunkan cemas.

2. Resiko tinggi barotrauma ke telingga, sinus, gigi, dan paru-paru, atau gas emboli serebral b/d perubahan tekanan udara di dalam ruang oksigen hiperbarik.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 jam, klien mampu melakukan valsava dengan benar dan tepat.

Kriteria Hasil :Klien mampu mempraktekkan cara valsava dengan benar dan tepat.

1. Pantau TTV klien.

2. Kaji tanda-tanda pilek atau flu.

3. Ajarkan cara valasava dengan

1. Mengetahui tingat keadaan klien.

2. Jika ditemukan ada klien yang terdapat tanda-tanda pilek atau flu dianjurkan untuk tidak masuk dalam chamber karena pada saat melakukan valsava tidak akan bisa disebabakna terdapat sumbatan pada saluran eusthacius sehingga akan menyebabkan perdarahan.

3. Valsava yang dilakukan dengan

Page 22: Hbo

benar dan tepat.

4. Berikan informasi kepada klien untuk bernapas secara normal.

benar dan tepat akan menghindarkan dari terjadinya perdarahan akibat tekanan yang diahasilkan oleh oksigen hiperbarik.

4. Memberikan pengetahuan kepada klien sehingga klien tidak perlu bernapas dengan berlebihan pada saat menhirup oksigen.

3. Ketidakefektif-an koping individu b/d stress mengatasi penyakit dan/ atau miskin system dukungan psikososial

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 jam, klien mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dalam chamber serta penyakit yang di derita saat ini.

Kriteria Hasil :Klien mampu mengatasi stress.Klien tampak tenang.

1. Identifikasi penyebab keridakefektifan koping pada klien.

2. Dukung keluarga untuk mengantrakan klien ke tempat terapi.

3. Anjurkan klien untuk menggunakan teknik relaksasi, jika perlu.

1. Mengetahui sumber masalah dari ketidakefektifan koping yang dialami oleh klien.

2. Dengan kehadiran keluarga dalam mengantarkan klien ke tempat terapi akan membuta klien merasa aman dan nyaman.

3. Penggunaan teknik relaksasi akan menurunkan tingkat stress yang dialami oleh klien.

12. Implemantasi Keperawatan

Tanggal/Pukul No. Dx.

Tindakan Keperawatan Evaluasi Formatif

Senin, 25 Mei 2015/09.30-11.30 WIB

1 Pre HBOMengkaji tingkat kecemasan klienMengkaji pengetahuan klien tentang terapi HBOMengingatkan kepada klien untuk tidak membawa barang-barang yang terbuat dari logam seperti perhiasan, jam tangan, hpIntra HBOMendampngi klien di dalam

Klien tampak cemas sebelum masuk chamberKlien kurang memahami tentang penyakit dan terapi HBOKlien kooperatif saat diberikan penjelasanKlien mengerti setelah diberikan informasi

Page 23: Hbo

chamber

Post HBOMengkaji tingkat kecemasan post HBOMengkaji tingkat pengetahuan post HBO

2 Pre HBOMembina hubungan saling percaya dengan klienMelakukan pengkajian dan anamnese pada klien tentang tujuan dilakukan terapi HBOKaji tanda-tanda pilek atau flu pada klienMelakukan observasi TTV, TD 130/80 mmHg, N 80 x/menit, RR 20 x/menitIntra HBOPemberian oksigen 100% dan penambahan tekanan dalam chamberMengajarkan pada klien cara valsava dengan benar dan tepatPost HBOMengevaluasi perasaan dan keluhan pasien setelah melakukan terapi HBO

Klien kooperatif, TD 130/80 mmHg, Nadi 80 x/menit, RR 20 x/menitKlien dapat melakukan teknik valsava dengan baikKlien mengikuti prosedur terapi HBO dengan baikKlien tampak tenang setelah terapi HBO

3 Pre HBOMembina hubungan saling percaya dengan klienMengidentifikasi ketidakefektifan koping pada klienMengajarkan klien cara penggunaan teknik relaksasiIntra HBOMengajarkan pada klien cara valsava dengan benar dan tepatPost HBOMengevaluasi perasaan dan keluhan pasien setelah melakukan terapi HBO

Klien tampak cemas sebelum masuk chamberKlien kurang memahami tentang penyakit dan terapi HBOKlien mengerti setelah diberikan informasi

Selasa, 26 Mei 2015/09.30-11.30 WIB

1 Pre HBOMengkaji tingkat kecemasan klienMengkaji pengetahuan klien tentang terapi HBO

Klien kooperatif saat diberikan penjelasanKlien dapat melakukan teknik valsava dengan baikKlien mengerti setelah

Page 24: Hbo

Mengingatkan kepada klien untuk tidak membawa barang-barang yang terbuat dari logam seperti perhiasan, jam tangan, hpIntra HBOMendampngi klien di dalam chamberPost HBOMengkaji tingkat kecemasan post HBOMengkaji tingkat pengetahuan post HBO

diberikan informasi

2 Pre HBOMembina hubungan saling percaya dengan klienMelakukan pengkajian dan anamnese pada klien tentang tujuan dilakukan terapi HBOKaji tanda-tanda pilek atau flu pada klienMelakukan observasi TTV, TD 130/80 mmHg, N 86 x/menit, RR 20 x/menitIntra HBOPemberian oksigen 100% dan penambahan tekanan dalam chamberMengajarkan pada klien cara valsava dengan benar dan tepatPost HBOMengevaluasi perasaan dan keluhan pasien setelah melakukan terapi HBO

Klien tampak cemas sebelum memasuhi chamberKlien kooperatif, TD 130/80 mmHg, Nadi 86 x/menit, RR 20 x/menitKlien dapat melakukan teknik valsava dengan baikKlien mengikuti prosedur terapi HBO dengan baikKlien tampak tenang setelah terapi HBO

3 Pre HBOMembina hubungan saling percaya dengan klienMengidentifikasi ketidakefektifan koping pada klienMengajarkan klien cara penggunaan teknik relaksasiIntra HBOMengajarkan pada klien cara valsava dengan benar dan tepatPost HBOMengevaluasi perasaan dan keluhan pasien setelah melakukan terapi HBO

Klien mengerti setelah diberikan informasi

Page 25: Hbo

Rabu, 27 Mei 2015/09.00-11.30 WIB

1 Pre HBOMengkaji tingkat kecemasan klienMengkaji pengetahuan klien tentang terapi HBOMengingatkan kepada klien untuk tidak membawa barang-barang yang terbuat dari logam seperti perhiasan, jam tangan, hpIntra HBOMendampngi klien di dalam chamberPost HBOMengkaji tingkat kecemasan post HBOMengkaji tingkat pengetahuan post HBO

Klien kooperatif saat diberikan penjelasanKlien dapat melakukan teknik valsava dengan baikKlien mengerti setelah diberikan informasi

2 Pre HBOMembina hubungan saling percaya dengan klienMelakukan pengkajian dan anamnese pada klien tentang tujuan dilakukan terapi HBOKaji tanda-tanda pilek atau flu pada klienMelakukan observasi TTV, TD 130/80 mmHg, N 80 x/menit, RR 18 x/menitIntra HBOPemberian oksigen 100% dan penambahan tekanan dalam chamberMengajarkan pada klien cara valsava dengan benar dan tepatPost HBOMengevaluasi perasaan dan keluhan pasien setelah melakukan terapi HBO

Klien kooperatif, TD 130/80 mmHg, Nadi 80 x/menit, RR18 x/menitKlien dapat melakukan teknik valsava dengan baikKlien mengikuti prosedur terapi HBO dengan baikKlien tampak tenang setelah terapi HBO

3 Pre HBOMembina hubungan saling percaya dengan klienMengidentifikasi ketidakefektifan koping pada klienMengajarkan klien cara penggunaan teknik relaksasiIntra HBOMengajarkan pada klien cara

Klien mengerti setelah diberikan informasi

Page 26: Hbo

valsava dengan benar dan tepatPost HBOMengevaluasi perasaan dan keluhan pasien setelah melakukan terapi HBO

13. Evaluasi

Tanggal/Pukul No. Dx.

Evaluasi Sumatif

Senin, 25 Mei 2015/12.00 WIB

1 S : Klien mengatakan rasa cemasnya sudah sedikit berkurang setelah menjalani terapi HBOO :Tingkat kecemasan klien berkurangKlien tampak tenangTTV :TD : 130/80 mmHgN : 80 x/menitRR : 20 x/menitS : 36,8oCA : Masalah teratasi sebagianP : Lanjutkan terapi HBO

2 S : Klien mengatakan rasa cemasnya sudah sedikit berkurang setelah menjalani terapi HBOO :TTV :TD : 130/80 mmHgN : 80 x/menitRR : 20 x/menitS : 36,8oCKlien mampu melakukan valsava dengan benar dan tepatA : Masalah teratasi sebagianP : Lanjutkan terapi HBO

3 S : Klien mengatakan masih kepikiran dengan penyakit yang dideritanyaO : Klien tampak masih gelisahA : Masalah teratasi sebagianP : Lanjutkan terapi HBO

Selasa, 26 Mei 2015/12.00 WIB

1 S : Klien mengatakan sudah tdak merasa cemas setelah mengikuti terapi HBOO :Klien tampak tenang

Page 27: Hbo

TTV :TD : 130/80 mmHgN : 86 x/menitS : 36,7oCRR : 20 x/menitA : Masalah teratasiP : Lanjutkan inervensi

2 S : Klien mengatakan sudah tdak merasa cemas setelah mengikuti terapi HBOO :TTV :TD : 130/80 mmHgN : 86 x/menitRR : 20 x/menitS : 36,7oCKlien mampu melakukan valsava dengan benar dan tepatA : Masalah teratasi sebagianP : Lanjutkan terapi HBO

3 S : Klien mengatakan masih kepikiran dengan penyakit yang dideritanyaO :Klien tampak masih gelisahA : Masalah teratasi sebagianP : Lanjutkan terapi HBO

Rabu, 27 Mei 2015/12.00 WIB

1 S : Klien mengatakan sudah tdak merasa cemas setelah mengikuti terapi HBOO :Klien tampak tenangTTV :TD : 130/80 mmHgN : 80 x/menitS : 36,5oCRR : 20 x/menitA : Masalah teratasiP : Lanjutkan inervensi

2 S : Klien mengatakan sudah tdak merasa cemas setelah mengikuti terapi HBOO :TTV :TD : 130/80 mmHgN : 80 x/menitRR : 20 x/menit

Page 28: Hbo

S : 36,5oCKlien mampu melakukan valsava dengan benar dan tepatA : Masalah teratasi sebagianP : Lanjutkan terapi HBO

3 S : Klien mengatakan sudah mulai tenang dengan keadaanya saat ini karena klien setiap hari menjalani terapi HBOO : Klien tampak tenangA : Masalah teratasiP : Lanjutkan terapi HBO

Page 29: Hbo

DAFTAR PUSTAKA

http://hyperbaricmedicineconsultant.blogspot.com/2010/07/manfaat-pantangan-

dan-efek-lanjutan.html

http://www.scribd.com/doc/213803941/Asuhan-Keperawatan-Klien-Dengan-

Terapi-Hiperbarik-Oksigen-1#scribd

http://documents.tips/documents/bab-3-kasus-hiperbarik.html