hazop

27
HAZARD AND OPERABILITY MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Aspek Hukum dan K3 yang dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. H. Djoko Kustono, M. Pd Oleh: Khoirudin Asfani (140551807227) Lativa Hartiningtyas (140551807111) UNIVERSITAS NEGERI MALANG PROGAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEJURUAN OKTOBER 2014

Upload: universitas-negeri-malang

Post on 13-Jul-2015

796 views

Category:

Education


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hazop

HAZARD AND OPERABILITY

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas

dalam mata kuliah Aspek Hukum dan K3 yang dibimbing oleh

Prof. Dr. Ir. H. Djoko Kustono, M. Pd

Oleh:

Khoirudin Asfani (140551807227)

Lativa Hartiningtyas (140551807111)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PROGAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEJURUAN

OKTOBER 2014

Page 2: Hazop

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................... i

A. Pendahuluan ......................................................................................... 1

B. Karateristik HAZOP ............................................................................ 2

C. Macam-macam HAZOP ...................................................................... 2

D. Konsep HAZOP................................................................................... 3

E. Identifikasi Bahaya (Hazard) dengan HAZOP Worksheet dan Risk

Assestment ........................................................................................... 4

F. Tim HAZOP ........................................................................................ 7

1. Ketua Tim HAZOP........................................................................ 7

2. Sekretaris HAZOP ......................................................................... 8

3. Anggota Tim HAZOP ................................................................... 8

G. Guideword dan Parameter.................................................................... 9

1. Guideword ..................................................................................... 9

2. Parameter ....................................................................................... 10

H. Proses HAZOP .................................................................................... 12

1. Check List ...................................................................................... 12

2. What If Analysis............................................................................. 12

3. FMEA (Failure Modes and Effects Analysis) ............................... 14

4. HA ZOP (Hazard and Operability) Analysis ................................. 15

5. AEA (Action Error Analysis) ........................................................ 16

I. Prosedur HAZOP................................................................................. 18

DAFTAR RUJUKAN ............................................................................. 20

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................... 21

Page 3: Hazop

1

A. Pendahuluan

Munawir (2010) mendefinisikan HAZOP berasal dari kata hazard and

operability studies sebagai berikut: (1) hazard merupakan kondisi fisik yang

berpotensi menyebabkan kerugian, kecelakaan, bagi manusia, dan atau kerusakan

alat, lingkungan atau bangunan; dan (2) operability studies merupakan beberapa

bagian kondisi operasi yang sudah ada dan dirancang namun kemungkinan dapat

menyebabkan shutdown yang menimbulkan rentetan insiden yang merugikan

perusahaan.

The Hazard and Operability Study (HAZOP) adalah standar teknik

analisis bahaya yang digunakan dalam persiapan penetapan keamanan dalam

suatu sistem baru atau modifikasi untuk suatu keberadaan potensi bahaya atau

masalah operability-nya. HAZOP adalah suatu metode identifikasi bahaya yang

sistematis teliti dan terstruktur untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan

yang menganggu jalannya proses dan risiko yang terdapat pada suatu peralatan

yang dapat menimbulkan risiko merugikan bagi manusia/fasilitas pada sistem.

Dengan kata lain metode ini digunakan sebagai upaya pencegahan sehingga

proses yang berlangsung dalam suatu sistem dapat berjalan lancar dan aman

(Juliana, 2008).

Tujuan penggunaan HAZOP sendiri adalah untuk meninjau suatu proses

atau operasi pada suatu sistem secara sistematis untuk menentukan apakah proses

penyimpangan dapat mendorong kearah kejadian atau kecelakaan yang

tidakdiinginkan. HAZOP secara sistematis mengidentifikasi setiap kemungkinan

penyimpangan (deviation) dari kondisi operasi yang telah ditetapkan dari suatu

plant, mencari berbagai faktor penyebab (cause) yang memungkinkan timbulnya

kondisi abnormal tersebut, dan menentukan konsekuensi yang merugikan sebagai

akibat terjadinya penyimpangan serta memberikan rekomendasi atau tindakan

yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak dari potensi risiko yang telah

berhasil diidentifikasi (Munawir, 2010).

Dengan demikian HAZOP adalah suatu cara-cara operasional untuk

menanggulangi bahaya yang dapat terjadi di tempat kerja, mulai dari analisis,

identifikasi, dan investigasi serta penyediaan jalan atau solusi untuk menghindari

dan menanggulangi bahaya yang ada. Dan juga untuk mengetahui serta mencegah

Page 4: Hazop

2

kecelakaan, baik itu kecelakaan ringan maupun kecelakaan yang berat dan

merugikan pihak pekerja dan perusahaan. HAZOP biasanya dilakukan sebagai

pemeriksaan akhir ketika perencanaan yang mendetail telah terselesaikan. Juga

dapat dilakukan pada fasilitas yang ada untuk mengidentifikasi modifikasi yang

harus dilakukan untuk mengurangi masalah resiko dan pengoperasian.

B. Karakteristik HAZOP

Sebagai suatu teknik yang digunakan untuk mempelajari kemungkinan

penyimpangan dari operasi normal, HAZOP memiliki karakteristik sebagai

berikut:

1) Sistematik, menggunakan struktur atau susunan yang tinggi dengan

mengandalkan pada guidwords dan gagasan tim untuk melanjutkan dan

memastikan safeguards sesuai atau tidak dengan tempat dan objek yang

sedang diuji.

2) Pengkhususan bentuk oleh berbagai macam disiplin ilmu yang dimiliki oleh

anggota tim.

3) Dapat digunakan untuk berbagai macam sistem atau prosedur.

4) Penggunaannya lebih sebagai sistem pada teknik penafsiran bahaya.

5) Perkiraan awal, sehingga mampu menghasilkan kualitas yang baik meskipun

kuantitas adalah juga mempengaruhi.

HAZOP dapatdigunakan secara bersamaan dalam proses identifikasi safety

hazard dan juga pada sistem operasi secaracontinyu, khususnya pada fluida dan

juga digunakan secara bersamaan untuk review prosedur serta rangkaian operasi.

C. Macam-Macam HAZOP

Hazard and Operability memiliki empat macam jenis, yaitu (1) Process

HAZOP; (2) Human HAZOP; (3) Procedure HAZOP; dan (4) Software HAZOP.

1) Process HAZOP dikembangkan untuk menilai proses dari sistem dan pabrik.

2) Human HAZOP lebih fokus pada kesalahan manusia daripada kegagalan

teknik.

3) Procedure HAZOP meninjau kembali urutan operasi dan cara kerja yang

biasanya dinyatakan sebagai operasi pembelajaran SAFOP-SAFe (Safe

Page 5: Hazop

3

Operations). SAFOP adalah metode untuk menganalisis proses kerja dan

prosedur untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor risiko.

4) Software HAZOP mengidentifikasi kemungkinan kesalahan-kesalahan dalam

pengembangan perangkat lunak.

D. Konsep HAZOP

Proses HAZOP didasarkan pada prinsip bahwa pendekatan kelompok

dalam analisis bahaya akan mengidentifikasi masalah-masalah yang lebih banyak

dibandingkan ketika individu-individu bekerja secara terpisah kemudian

mengkombinasikan hasilnya. Tim HAZOP dibentuk dari individu- individu

dengan latar belakang dan keahlian yang bervariasi. Keahlian ini digunakan

bersama selama pelaksanaan HAZOP dan melalui usaha pengumpulan inspirasi

yang dapat menstimulasi kreatifitas dan ide-ide baru, keseluruhan ulasan dari

suatu proses yang dibuat menurut pertimbangan.

Berikut istilah- istilah terminologi (key words) yang dipakai untuk

mempermudah pelaksanaan HAZOP antara lain sebagai berikut:

1) Proses, merupakan proses apa yang sedang terjadi atau lokasi dimana proses

tersebut berlangsung

2) Sumber hazard, merupakan sumber bahaya yang ditemukan di lapangan.

3) Deviation (Penyimpangan), merupakan kata kunci kombinasi yang sedang

diterapkan. (merupakan gabungan dari guide words dan parameters).

4) Cause (Penyebab), merupakan penyebab yang kemungkinan besar akan

mengakibatkan terjadinya penyimpangan.

5) Consequence (Akibat/konsekuensi), merupakan suatu akibat dari suatu

kejadian yang biasanya diekspresikan sebagai kerugian dari suatu kejadian

atau resiko. Dalam menentukan konsekuensi tidak boleh melakukan batasan

karena hal tersebut bisa merugikan pelaksanaan penelitian.

6) Safeguards (Usaha Perlindungan), merupakan adanya perlengkapan

pencegahan yang mencegah penyebab atau usaha perlindungan terhadap

konsekuensi kerugian akan didokumentasikan pada kolom ini. Safeguards

juga memberikan informasi pada operator tentang pemyimpangan yang terjadi

dan juga untuk memperkecil akibat.

Page 6: Hazop

4

7) Action (Tindakan yang Dilakukan), apabila suatu penyebab dipercaya akan

mengakibatkan konsekuensi negatif, harus diputuskan tindakan-tindakan apa

yang harus dilakukan. Tindakan dibagi menjadi duakelompok, yaitu tindakan

yang mengurangi atau menghilangkan penyebab dan tindakan yang

menghilangkan akibat (konsekuensi). Sedangkan apa yang terlebih dahulu

diputuskan, hal ini tidak selalu memungkinkan, terutama ketika berhadapan

dengan kerusakan peralatan. Namun, yang pertama selalu diusahakan untuk

menyingkirkan penyebabnya, dan hanya dibagian mana perlu mengurangi

konsekuensi.

8) Node (Titik Studi), merupakan pemisahan suatu unit proses menjadi beberapa

bagian agar studi dapat dilakukan lebih terorganisir. Titik studi bertujuan

untuk membantu dalam menguraikan dan mempelajari suatu bagian proses.

9) Severity, merupakan tingkat keparahan yang diperkirakan dapat terjadi.

10) Likelihood, merupakan kemungkinan terjadinya konsekwensi dengan sistem

pengaman yang ada.

11) Risk atau resiko, merupakan kombinasi kemungkinan likelihood dan severity.

12) Tujuan desain, tujuan desain diharapkan menggambarkan bagaimana proses

dilakukan pada node (titik studi). Digambarkan secara kualitatif sebagai

aktivitas (misalnya: reaksi, sedimentasi,dsb) atau dengan kuantitatif dalam

parameter proses seperti suhu, laju alir, tekanan, komposisi dan lain

sebagainya.

E. Identifikasi Bahaya (Hazard) dengan HAZOP Worksheet dan Risk

Assestment

Langkah-langkah untuk melakukan identifikasi hazard dengan

menggunakan HAZOP worksheet dan Risk Assessment adalah sebagai berikut:

1) Mengetahui urutan proses yang ada pada area penelitian.

2) Mengidentifikasi hazard yang ditemukan pada area penelitian.

3) Melengkapi kriteria yang ada pada HAZOP worksheet dengan urutan sebagai

berikut:

a) Mengklasifikasikan hazard yang diketemukan (sumber hazard dan frekuensi

temuan hazard).

Page 7: Hazop

5

b) Mendeskripsikan deviation (penyimpangan) yang terjadi selama proses

operasi

c) Mendeskripsikan penyebab (cause) terjadinya penyimpangan.

d) Mendeskripsikan apa yang dapat ditimbulkan dari penyimpangan tersebut

(consequences)

e) Menentukan action atau tindakan sementara yang dapat dilakukan.

f) Menilai risiko (risk assessment) yang timbul dengan mendefinisikan kriteria

likelihood dan consequences/severity. Kriteria likelihood seperti pada Tabel 1,

yang digunakan adalah frekuensi dimana dalam perhitungannya secara

kuantitatif berdasarkan data atau record perusahaan selama kurun waktu

tertentu. Kriteria consequences/severity seperti pada Tabel 2, yang digunakan

adalah akibat apa yang akan diterima pekerja yang didefinisikan secara

kualitatif dan mempertimbangkan hari kerja yang hilang.

g) Melakukan perangkingan dari hazard yang telah diidentifikasi menggunakan

worksheet HAZOP dengan memperhitungkan likelihood dan consequence,

kemudian menggunakan risk matrix seperti pada Gambar 1,untuk mengetahui

prioritas hazard yang harus diberi prioritas untuk diperbaiki.

h) Merancang perbaikan untuk risiko yang memiliki level "Ekstrim", kemudian

melakukan rekomendasi perbaikan untuk proses.

Tabel 1. Kriteria Likelihood

Likelihood

Level Criteria Description

Kualitatif Kuantitatif

1 Jarang terjadi Dapat dipikirkan tetapi

tidak hanya saat keadaan yang ekstrim

Kurang dari 1 kali per 10 tahun

2 Kemungkinan

kecil

Belum terjadi tetapi bisa

muncul / terjadi pada suatu waktu

Terjadi 1 kali per 10 tahun

3 Mungkin

Seharusnya terjadi dan

mungkin telah terjadi / muncul disini atau di

tempat lain

1 kali per 5 tahun sampai 1 kali per tahun

4 Kemungkinan

besar

Dapat terjadi dengan mudah, mungkin muncul

dalam keadaan yang paling

banyak terjadi

Lebih dari 1 kali per tahun hingga 1 kali

perbulan

Page 8: Hazop

6

5 Hampir pasti Sering terjadi, diharapkan

muncul dalam keadaan

yang paling banyak terjadi

Lebih dari 1 kali per

bulan

Sumber: UNSW Health and Safety (2008)

Tabel 2. Kriteria Consequences/Severity

Consequences/ Severity

Level Uraian Keparahan Cidera Hari Kerja

1 Tidak

Signifikan Kejadian tidak menimbulkan

kerugian atau cedera pada manusia Tidak menyebabkan

kehilangan hari kerja

2 Kecil

Menimbulkan cedera ringan,

kerugian kecil dan tidak menimbulkan dampak serius terhadap kelangsungan bisnis

Masih dapat bekerja pada hari / shift yang

sama

3 Sedang Cedera berat dan dirawat dirumah

sakit, tidak menimbulkan cacat tetap, kerugian finansial sedang

Kehilangan hari kerja dibawah 3 hari

4 Berat

Menimbulkan cedera parah dan

cacat tetap dan kerugian finansial besar serta menimbulkan dampak

serius terhadap kelangsungan usaha

Kehilangan hari kerja 3 hari atau lebih

5 Bencana

Mengakibatkan korban meninggal dan kerugian parah bahkan dapat

menghentikan kegiatan usaha selamanya

Kehilangan hari kerja

selamanya

Sumber: UNSW Health and Safety (2008)

Gambar 1. Risk Matrix

Page 9: Hazop

7

Gambar 2. Sumber (Strategi Minimisasi Potensi Bahaya Berdasarkan Metode HAZOP di

PT. Agronesia)

Gambar 3. Sumber (Strategi Minimisasi Potensi Bahaya Berdasarkan Metode HAZOP di

PT. Agronesia)

F. Tim HAZOP

Tim HAZOP terdiri dari ketua tim HAZOP, sekretaris HAZOP, dan

anggota tim HAZOP.

1. Ketua Tim HAZOP

Tugas dari ketua tim HAZOP adalah sebagai berikut:

Menentukan cakupan analisis.

Memilih anggota tim HAZOP.

Bertanggung jawab (bersama dengan inisiator HAZOP) untuk membuat

perencanaan dan persiapan HAZOP.

Page 10: Hazop

8

Memimpin meeting HAZOP.

Memicu diskusi dengan menggunakan guidewords.

Menindaklanjuti perkembangan yang selaras untuk agenda.

Memastikan bahwa semua assessment yg dibutuhkan telah dilakukan.

Bertanggung jawab untuk penyusunan laporan akhir.

2. Sekretaris HAZOP

Tugas dari sekretaris HAZOP adalah sebagai berikut:

Mempersiapkan blanko-blanko (worksheet) HAZOP.

Mencatat diskusi dalam HAZOP meeting.

Mempersiapkan draf laporan HAZOP.

3. Anggota Tim HAZOP

Mewakili beberapa disiplin keahlian/bagian yang ada dalam operasi.

Memberikan masukan berdasarkan tanggung jawab masing-masing dalam

pelaksanaan operasi, antara lain:

Project Engineer

Commissioning Manager

Process Engineer

Instrument/Electrical Engineer

Safety Engineer

Berdasarkan pada proses aktual HAZOP, anggota tim dapat ditingkatkan

menjadi:

Operating team leader

Maintenance engineer

Suppliers representative

Other specialists as appropriate

Idealnya, tim HAZOP terdiri dari 6-10 orang untuk dapat bekerja secara

efektif.

Page 11: Hazop

9

G. Guideword dan Parameter

1. Guideword

Proses HAZOP akan menghasilkan/menciptakan penyimpangan-

penyimpangan dari desain proses yang sesungguhnya dengan mengkombinasikan

antara guideword (no, more, less, dll) dengan parameter proses sehingga

menghasilkan kemungkinan penyimpangan dari desain yang sesungguhnya.

Sebagai contoh ketika guideword “no” dipasangkan dengan parameter “flow”

maka penyimpangan yang dihasilkan adalah “no flow”. Tim kemudian harus

mendaftar segala penyebab-penyebab yang dipercaya dapat mengakibatkan

kondisi ketidakadaan aliran untuk sebuah node. Perlu diingat bahwa tidak semua

kombinasi guideword-parameter akan menghasilkan suatu arti.

Guideword adalah suatu kata yang memberikan gambaran tentang

penyimpangan dari tujuan proses atau desain. Contoh daftar guideword

ditunjukkan seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Guideword

No. Guideword Arti Contoh

1. No (Not, None) Tidak ada tujuan

perancangan yang

tercapai

Tidak ada aliran ketika

produksi

2. More (More of,

Higher)

Peningkatan kuantitatif

pada parameter

Suhu lebih tinggi

dibanding perancangan

3. Less (Less of,

Lower)

Penurunan kuantitatif

pada parameter

Tekanan lebih rendah dari

kondisi normal

4. As Well As (More

Than)

Tambahan aktivitas/

kegiatan terjadi

Katup lain menutup pada

saat yang sama (kesalahan

logika/kesalahan manusia)

5. Part of Hanya beberapa tujuan

perancangan yang

tercapai

Hanya sebagian dari

system yang berhenti

6. Reverse Lawan dari tujuan

perancangan yang

Hanya sebagian dari

system yang berhenti

Page 12: Hazop

10

tercapai

7. Other Than (Other) Penggantian lengkap-

Kegiatan lain terjadi

Adanya cairan dalam

perpipaan gas

2. Parameter

Penerapan parameter akan bergantung pada jenis proses yang tengah

dipertimbangkan, jenis peralatan yang digunakan dan tujuan dari proses tersebut.

Perangkat lunak untuk HAZOP-PC memasukkan dua daftar menu yang

menyajikan daftar baik parameter khusus maupun parameter umum. Parameter

khusus yang paling lazim biasanya mempertimbangkan flow, temperature,

pressure, dan terkadang juga level. Hampir di semua instansi parameter-parameter

ini akan dievaluasi untuk setiap node.

Berikut ini adalah beberapa contoh parameter proses:

Temperature Composition pH

Pressure Addition Sequence

Temperature Separation Signal

Mixing Time Start/Stop

Stirring Phase Operate

Transfer Speed Maintain

Level Particle size Services

Viscosity Measure Communication

Reaction Control

Gambar 4. Contoh Parameter (sumber: Lyold, Safety & Risk Management Service, 2008)

Page 13: Hazop

11

Gambar 5. Kata Kunci (sumber: Hazard and Operability, Tim Safety-ABET)

Adapun beberapa contoh pengabungan antara guideword dengan parameter:

NO FLOW (Tidak mengalir)

Kesalahan jalur

Sumbatan

Pelat yang tidak benar

Pemasangan katup balik yang tidak sesuai

Ledakan pipa

Kebocoran yang besar

Kerusakan peralatan

Perbedaan tekanan yang tidak sesuai

MORE FLOW (Kelebihan aliran)

Peningkatan kapasitas pompa

Peningkatan tekanan penghisapan

Pengikisan “delivery head”

Densitas fluida yang lebih tinggi

Kebocoran pipa penukar panas

Sambungan dari system yang saling menyilang

Kesalahan pengendalian

Page 14: Hazop

12

MORE TEMPERATURE (Kelebihan temperature)

Kondisi jenuh

Kerusakan pipa penukar panas

Terjadi kebakaran

Kegagalan sistem air pendingin

Kerusakan pengendali

Kebakaran internal

H. Proses HAZOP

1. Check List

Merupakan suatu metode untuk menganalisa menggunakan daftar tertulis

yang terstruktur untuk menganalisa suatu sistem. Metode Check List ini seringkali

disebut Experience Base Analysis. Penggunaan daftar yang tertulis sangat

ditekankan sebisa mungkin untuk mendetail di setiap unit kegiatan di dalam

sistem tersebut. Maka dari itu analisis ini sering digunakan untuk menganalisa

suatu sistem dengan standar, misalnya SOP, UU, dan lain-lain. Karakter metode

analisis ini adalah mudah digunakan oleh “Less Experience Engineer”. Analisis

ini harus terus diaudit dan diperbarui.

Tujuan dari pelaksanaan analisis ini adalah untuk memastikan dan

menjamin bahwa perusahaan telah memenuhi standar yang telah ditentukan.

Prosedur pelaksanaannya adalah:

memilih/membuat daftar pertanyaan yang terstruktur;

pelaksanaan dan survey,

dokumentasi hasil, dan

analisa.

2. What If Analysis

What if analysis erupakan suatu metode identifikasi bahaya dengan

pendekatan brainstorming dan melibatkan tim yang multi disiplin. Analisis ini

digunakan untuk memeriksa secara sistematis dari setiap aspek, baik dari desain

fasilitas dan operasi, misalnya seperti bangunan, sistem pembangkit tenaga, bahan

baku, produk, tanki, prosedur operasi, keamanan pabrik, dan lain-lain. Metode ini

Page 15: Hazop

13

merupakan alternatif untuk mengidentifikasi bahaya yang dianggap efisien dari

beberapa metode lain, seperti HAZOP, FMEA, maupun FTA, karena dapat

dihindarkan terjadinya perdebatan mengenai kondisi area. Metode ini dapat

digunakan dalam berbagai tahap dari siklus suatu sistem mulai dari tahap konsep,

rancangan, operasi, hingga pada tahap pasca operasi.

Kelemahan metode “What If Analysis” ini adalah kurang terstruktur

dibandingkan metode lainnya. Dan bila dilakukan oleh orang yang kurang

berpengalaman, maka dia akan mengalami kesulitan mengajukan pertanyaan. Jika

persediaan pertanyaan telah habis, dapat digunakan what if check list yang

tersedia untuk meyakinkan semua potensi bahaya telah ditinjau. Prosedur

pelaksanaannya adalah:

Persiapan Review

Siapkan informasi yang diperlukan, misalnya PFD, SOP, dan lain-lain.

Untuk review existing plant, maka perlu dilakukan kunjungan lapangan dan

interview terhadap personel dari fungsi operasi, pemeliharaan, dan lain-lain.

Menyusun daftar pertanyaan “what if”.

Pelaksanaan Review

Penjelasan tentang sistem proses termasuk pelaksanaan plant safety,

equipment, health control procedure, dan lain-lain.

Untuk sistem yang kompleks, dilakukan pemecahan sistem atas beberapa

bagian, sehingga proses review bisa lebih difokuskan.

Terminologi yang digunakan dalam “What If Analysis” adalah:

Pertanyaan What if.

Akibat (hazard/consequence) dan tanggapan/respon dari pertanyaan yang

diajukan.

Pengamanan/safeguard dan safety equipment yang sudah ada.

Rekomendasi yang akan diberikan atas dasar analisa terhadap konsekuensi

dan safeguard yang ada. Apabila belum terdapat safeguard yang memadai, perlu

direkomendasikan.

Page 16: Hazop

14

3. FMEA (Failure Modes and Effects Analysis)

Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) merupakan teknik analisa

resiko secara sirkulatif yang digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana suatu

peralatan, fasilitas/sistem dapat gagal serta akibat yang dapat ditimbulkannya.

Hasil FMEA berupa rekomendasi untuk meningkatkan kehandalan tingkat

keselamatan fasilitas, peralatan/sistem. Untuk bisa menjalankan metode ini,

diperlukan tersedianya data dan informasi seperti pengetahuan tentang fungsi dari

tiap-tiap peralatan serta model kegagalannya, pengetahuan tentang fungsi

sistem/plant dan respon terhadap suatu kegagalan. Beberapa pertanyaan dasar

yang akan dijawab oleh analis untuk melakukan FMEA adalah:

Bagaimana masing-masing komponen mengalami kegagalan?

Mekanisme apa yang menyebabkan mode kegagalan tertentu?

Apa dampak dari kegagalan itu?

Apakah kegiatan memiliki keterkaitan dengan keselamatan?

Bagaimana kegagalan tersebut dapat dideteksi?

Apa yang harus disediakan untuk mengkompensasi kegagalan?

Langkah-langkah yang harus ditempuh ketika melakukan FMEA di antaranya

adalah:

a. Penentuan masalah. Melakukan pemilahan beberapa bagian dari peralatan

fasilitas/sistem, sehingga pembahasan dapat terfokus. Contoh: Loss

Temperature Control in Oxidising System.

b. Pelaksanaan review. Pengisian lembar kerja yang terdiri dari:

Nomor item,

Identifikasi data peralatan,

Deskripsi data equipment type, operating configuration, serta karakteristik

spesifik lain seperti high temperature, high press yang dapat mempengaruhi

failure modes serta efek-efeknya.

c. Description of Failure. Untuk setiap failure mode yang diidentifikasi, harus

selalu disebutkan akibat yang ditimbulkan dari kegagalan tersebut.

d. Pengaman (Safeguard). Setiap safety features of procedures pada sistem yang

dapat mengurangi kemungkinan dampak terjadinya kegagalan.

Page 17: Hazop

15

e. Tindakan (Action/Risk Reducing Measures). Kemungkinan kegiatan untuk

mengendalikan/mencegah akibat serius dari sebuah kegagalan.

f. Comment. Merekam informasi lain yang tidak dapat dimasukkan ke kolom

sebelumnya.

g. Pendokumentasian hasil analisa.

4. HAZOP (Hazard and Operability) Analysis

Hazard and Operability (HAZOP) Analysis adalah suatu cara yang

sistematis dalam menganalisa resiko suatu sistem dimana masalah kegiatan

pengoperasian yang potensial dalam suatu sistem yang diidentifikasi dengan

menggunakan suatu rangkaian kata kunci untuk menyelidiki penyelewengan

proses di dalam sistem. Metode ini dapat berlaku pada berbagai mode operasi dari

suatu proses aliran dan juga dapat diaplikasikan pada berbagai prosedur atau

flowchart. Karakteristik HAZOP adalah:

Sistematik, menggunakan struktur atau susunan dengan mengandalkan guide

word dan gagasan tim untuk melanjutkan dan memastikan safeguard yang

sesuai.

Pengkhususan bentuk oleh berbagai multidisiplin ilmu yang dimiliki oleh

anggota tim.

Dapat digunakan untuk berbagai macam sistem atau prosedur.

Penggunaannya lebih sebagai sistem pada teknik penafsiran bahaya.

Perkiraan awal, sehingga mampu menghasilkan kualitas yang baik, meskipun

kuantitas berpengaruh.

Teknik kualitatif,teliti, dan sitematis.

Digunakan guide word yang ditentukan dan baku.

Dipertimbangkan penyimpangan dari kondisi normal.

Menemukan permasalahan keselamatan dan operasi.

Beberapa kelebihan dari metode analisa HAZOP adalah:

Mudah dipelajari

Memacu kreatifitas dan membangkitkan ide-ide

Sistematis

Diterima secara luas sebagai salah satu metode untuk identifikasi bahaya

Page 18: Hazop

16

Tidak hanya fokus pada safety, karena juga mengidentifikasi hazard

(mencegah kecelakaan) dan operability (berjalan lancarnya suatu proses

sehingga meningkatkan plant performance).

Sedangkan kelemahan penerapan metode HAZOP adalah:

Sangat bergantung kepada kemampuan anggota tim.

Memerlukan waktu yang panjang dan melelahkan

Perlu komitmen tim dan manajemen.

Penerapan metode HAZOP ini sesuai untu kondisi:

Dilakukan di semua tahap, namun disarankan pada final design.

Saat revalidasi HAZOP agar dapat diyakinkan studi tetapi relevan dan

mutakhir serta menjamin keselamatan dan keandalan proses semua

permasalahan baru sehingga bisa diidentifikasi dan dilakukan perbaikan.

Sesudah kecelakaan dan penambahan, penggantian peralatan, maupun ketika

memodifikasi proses dan peralatan disarankan untuk melakukan HAZOP.

Terminologi yang digunakan dalam HAZOP analysis adalah:

Titik studi. Pemisahan satu unit proses atas beberapa bagian agar studi dapat

dilakukan lebih terorganisir untuk memfokuskan studi.

Tujuan. Fungsi, sistem, besaran, dan parameter yang telah

ditetapkan/dirancang agar proses berjalan normal.

Kata penuntun (Guide word)

Parameter

Penyimpangan (deviation)

Penyebab (alasan kenapa terjadi deviasi)

Akibat (hasil dari deviasi)

Bahaya (hazard)

Pengaman (safeguard/control). Perlengkapan pencegahan yang mencegah

penyebab atau perlindungan terhadap konsekuensi kerugian juga untuk

mengurangi akibat.

5. AEA

Action Error Analysis (AEA) digunakan untuk menganalisa interaksi

antara mesin dan manusia. Tujuan Action Error Analysis adalah untuk mencari

Page 19: Hazop

17

akibat yang ditimbulkan jika manusia membuat kesalahan dalam melaksanakan

tugas yang berkaitan dengan mesin-mesin otomatis. Metode ini digunakan untuk

mempelajari konsekuensi dari kesalahan manusia yang potensial dalam

pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan mengarahkan fungsi otomatis. Metode

ini sangat mirip dengan FMEA, tetapi metode ini lebih khusus diterapkan untuk

langkah-langkah dalam prosedur manusia daripada komponen perangkat keras

atau bagian sistem lainnya. Setiap kasus yang mempertemukan antara manusia

dan proses otomatis dapat dievaluasi, seperti pilot dengan kontrol kokpit, atau

operator dengan display mesin yang dioperasikannya, dan lain-lain.

Tujuan umum dari pelaksanaan analisis dengan menggunakan metode

AEA adalah:

Menjadi dokumentasi lengkap dan sistematis dari kesalahan manusia yang

potensial terjadi

Mengidentifikasi penyebab kesalahan manusia dan mengurangi tindakan yang

dapat menyebabkan kesalahan manusia teradi kembali

Mengidentifikasi konsekuensi serius dan segera dapat diambil tindakan untuk

mengurangi konsekuensi.

Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang prosedur

Meningkatkan reputasi vendor dan operator dengan memiliki kontrol prosedur

Analisis harus dilakukan untuk semua prosedur baru, di mana kesalahan

manusia dapat menyebabkan risiko yang tidak dapat diterima. Misalnya,

seorang pengembang teknologi baru harus melakukan analisis untuk prosedur

penanganan kritis terhadap teknologi baru selama fase desain. Pedoman ini

terutama dibuat untuk menganalisis prosedur pengembang selama tahap

desain. Namun, analisis tersebut juga dapat digunakan untuk menganalisis

prosedur operator baru. Terakhir, analisis dapat digunakan untuk

menganalisis prosedur yang ditetapkan berdasarkan pengalaman para operator

yang berada pada pos-pos yang penting dalam suatu sistem.

Pengaplikasian metode ini untuk menganalisa suatu sistem memiliki

beberapa kelebihan dan kelemahan, di antaranya adalah:

AEA membutuhkan tersedianya prosedur rinci, sehingga analisis ini tidak

cocok untuk tindakan berdasarkan perilaku berbasis pengetahuan. Kualitas

Page 20: Hazop

18

AEA tergantung dari para analis dan kemampuan mereka untuk

mengidentifikasi kesalahan manusia. Oleh karena itu semua hasil dari analisis

ini tidak harus dianggap sebagai pernyataan fakta, melainkan sebagai

pendekatan sistematis untuk menggambarkan risiko dengan cara yang terbaik.

Kesimpulan dari analisis selalu bisa dibahas.

AEA mengasumsikan penjelasan prosedur yang benar dan tidak akan

membahas langkah- langkah yang hilang, langkah yang tidak perlu, salah

langkah, langkah-langkah dieksekusi dalam urutan yang salah dan waktu.

Masalah-masalah harus diverifikasi sebelum analisis.

AEA lebih menekankan pada kesalahan manusia dan penyebabnya.

AEA tidak cocok untuk menganalisis prosedur dengan tingkat pemecahan

masalah yang lebih kompleks dan pengambilan keputusan.

AEA mempertimbangkan setiap jenis kesalahan tindakan sebagai kejadian

yang independen ketika menganalisis konsekuensi. Dalam memutuskan

tindakan yang lebih nyata dari suatu mode kesalahan mungkin terjadi pada

waktu yang sama. Juga kombinasi mode kesalahan tindakan dan mode

kegagalan fisik mungkin terjadi pada waktu yang sama.

I. Prosedur HAZOP

Yang dibutuhkan dalam melakukan studi HAZOP antara lain informasi

detail dalam proses. Informasi- informasi ini termasuk Process Flow Diagrams

(PFDs), Process and Instrumentation Diagrams (P&IDs), spesifikasi peralatan,

konstruksi material, serta keseimbangan massa dan energi.

Prosedur HAZOP menggunakan tahap-tahap untuk menyelesaikan

analisis, sebagai berikut :

1) Mulai dengan flowsheet yang detail. Pecah flowsheet ke dalam beberapa

jumlah unit proses, jadi area reaktor mungkin bias satu unit, dan tangki

penyimpanan adalah yang lainnya. Pilih unit mana yang akan dilakukan studi.

2) Pilih studi node (vessel, line, operating instruction).

3) Jelaskan desain dari studi node-nya. Sebagai contoh, vessel V-1 didesain

untuk menyimpan ketersediaan benzene dan menyediakannya untuk reaktor.

Page 21: Hazop

19

4) Ambil parameter proses : flow, level, temperature, pressure, concentration,

pH, viscosity, keadaan (padat, cair, gas), agitasi, volume, reaksi, sampel,

komponen, start, stop, stability, power, inert.

5) Terapkan guideword ke parameter proses untuk menyarankan penyimpangan

yang memungkinkan. Daftar dari guideword tersedia di tabel 2.1. beberapa

guideword dari kombinasi parameter proses tidak berarti, seperti tertera pada

tabel 2.2. dan 2.3 untuk lines dan vessel proses.

6) Jika penyimpangan dapat dipakai, tentukan kemungkinan penyebab-penyebab

dan catat sistem pengaman yang ada.

7) Jika penyimpangan dapat dipakai, tentukan kemungkinan penyebab-penyebab

dan catat sistem pengaman yang ada.

8) Berikan saran (apa? oleh siapa? kapan?).

9) Catat semua informasi.

10) Ulangi tahap 5 ke tahap 9 sampai semua guideword yang digunakan

diaplikasikan pada parameter yang dipilih.

11) Ulangi tahap 4 ke tahap 10 sampai semua parameter proses dipertimbangkan

pada studi node yang diberikan.

12) Ulangi tahap 2 ke tahap 11 sampai studi node dipertimbangkan pada bagian

yang diberikan dan lanjutkan pada bagian lain di flowsheet.

Page 22: Hazop

20

DAFTAR RUJUKAN

Hazardous Industry Planning. 2008. HAZOP Guidelines. Department of Planning.

Iviana Juniani, A., Handoko, L., & Ardie Firmansyah, C. 2008. Implementasi

Metode HazOp (Hazard and Operability Study) Dalam Proses Identifikasi

Bahaya Dan Analisa Resiko Pada Feedwater System Di Unit

Pembangkitan Paiton, PT. PJB, (Online),

(http://andaiviana.files.wordpress.com/2008/02/proceding-hazop.pdf),

diakses 1 Oktober 2014.

Juliana, Anda Ivana. 2008. Implementasi Metode Hazops dalam Proses

Identifikasi Bahaya dan Analisa Risiko Pada Feedwater System di Unit

Pembangkitan Paiton PT. PJB. Surabaya: Politeknik Perkapalan Negeri

Surabaya.

Lyold. 2008. Hazard Operability Studies. Safety & Risk Management Service.

Munawir, A. 2010. HAZOP, HAZID, VS JSA. Migas Indonesia.

Nugroho Pujiono, B., Pambudi Tama, I., & Yanuar Efranto, R. 2013. Analisis

Potensi Bahaya Serta Rekomendasi Perbaikan dengan Metode Hazard

and Operability Study (HAZOP) Melalui Perangkingan Ohs Risk

Assessment and Control, (Online),

(jrmsi.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jrmsi/article/download/32/55),

diakses 1 Oktober 2014.

UNSW Health and Safety. 2008. Risk Management Program, (Online),

(http://www.ohs.unsw.edu.au/ohs-riskmanagement/index.html), diakses 1

Oktober 2014.

Wibisono Budhi, Yogi. 2013. Hazard and Operability. Bandung: Tim Safety-

ABET ITB.

Zulfiana, E., & Musyafa, A. 2013. Analisis Bahaya dengan Metode Hazop dan

Manajemen Risiko pada Steam Turbine PLTU di Unit 5 Pembangkitan

Listrik Paiton (PT. YTL Jawa Timur), (Online),

(ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/viewFile/3685/1002), diakses 1

Oktober 2014.

Page 23: Hazop

21

LAMPIRAN

Contoh HAZOP Worksheet

Perusahaan : UP. Paiton, PT.Pembangkitan Jawa-Bali Fasilitas : Boiler Feed Pump (Feedwater System)

Node : Boiler Feed Pump Intensi : Mengalirkan feedwater dari storage tank ke pompa

Component Function Guideworld Deviation Causes Consequences Safeguards L C R Recomendation Pipa suction BFP 2A, 2B, 2C

Mengalirkan feedwater dari storage

tank ke pompa

Less Less Pressure Terjadi kebocoran pada line

suction BFP, dimana fuilda

keluar dari sistem pipa discharge

Pompa 2A, 2B, 2C shutdown

Terjadi unit derating

Visual inspection

A 4 E Memperbaiki kebocoran yang ada, melakukan

inspeksi rutin sesuai jadwal

Suction Valve Line

Pre warming BFP 2A, 2B, 2C

Mengalirkan feedwater

dari storage tank ke pompa

Part of Part of Instrumentation

Pengkaratan pada

katup sehingga tidak dapat

diputar

Kerja supply pompa 2A, 2B,

2C terganggu, Kerja suction valve terganggu

Perawatan rutin atau

periodik

D 3 M Membersihkan karat, mengecat,

memeriksa kondisi katup secara rutin.

Less Less Pressure Seal katup

bocor

Penurunan

tekanan sehingga terjadi unit derating. Kerja suction

valve terganggu

D 3 M Mengganti seal

yang rusak dan pemeriksaan berkata

Part of Part of Impermeability

Katup sulit diputar, kekedapan menurun

Kerja supply pompa 2A, 2B, 2C terganggu, Kerja suction

valve terganggu

D 3 M Mengganti seal yang rusak dan pemeriksaan berkata

Suction Strainer BFP 2A, 2B, 2C

Menyaring kotoran feedwater daro storage

tank menuju ke pompa

Less Less Pressure Kotor, jenuh/aus pada elemen

filter

Injection pump akan bocor, Supply feedwater

terganggu & cenderung kotor.

Kegagalan 2 filter pada saluran suction BFP

menyebabkan terjadinya unit derating

Visual inspection

E 3 M Membersihkan kotoran, mengganti elemen filter,

memeriksa strainer secara rutin

Pompa 2A, 2B, 2C

Mengalirkan feedwater

dari storage tank ke HP Heater menuju

boiler

Less Less Pressure Kavitasi, pengkarata

n pada rotor dan stator

Pompa tidak bekerja

maksimal. Supply feedwater terhambat, start

up lambat. Noise pump. Temperatur naik.

Periodic maintenance,

alarm

C 3 H Menghilangkan penyebab

kavitasi, membersihkan karat, mengecor kembali bantalan

dan rotor

Part of Part of

Functionability

Load rnu

back 60% atau unit trip

Berkurangnya

supply feedwater ke boiler. Terjadi unit derating

E 4 H Proses change

over

Page 24: Hazop

22

Pipa discharge 2A, 2B, 2C

Mengalirkan feedwater dari Boiler

BFP ke HP Heater

Less Less pressure Kebocoran pada line discharge

perubahan tekanan operasi antara line

suction ke line discharge. Unit shutdown.

Observasi rutin

E 4 H Mengecor kembali lubang kebocoran pada

pipa discharge, melakukan pemeriksaan

rutin Discharge

valve 2A, 2B, 2C

Mengalirka

n feedwater dari pompa ke HP

heater dan untuk mencegah aliran balik

feedwater ke pompa BFP

Part of Part of

Impermeability

Katup sulit

diputar, kekedapan menurun

Katup tidak

dapat diputar akibat fluida yang keluar dari

seal. Kerja supply pompa terganggu. Terjadi unit

derating

Perawatan

rutin

E 3 M Membersihkan

karat, mengganti yang rusak dan pemeriksaan

rutin

Part of Part of instrumentation

Discharge valve tidak bisa membuka

penuh sehingga aliran menuju

heater turun drastis

Change over pompa. Terjadi unit derating. Drum level low

Perawatan rutin

E 4 H Memperbaiki discharge valve

Discharge control valve 2A, 2B, 2C

Mengatur aliran feedwater

yang melalui discharge yang

menuju heater

Part of Part of Impermeability

Katup sulit diputar, kekedapan

menurun

Katup tidak dapat diputar akibat fluida

yang keluar dari seal. Kerja supply pompa terganggu.

Terjadi unit derating

Perawatan rutin

E 3 M Memperbaiki discharge control valve dan

pemeriksaan rutin

Pipa minimum flow 2A, 2B,

2C

Mengalirkan dari BFP ke HPH

Less Less pressure Kebocoran pada line minimum

flow

Perubahan tekanan.Terjadi unit derating.

- E 3 M Menambal/mengecor kembali lubang

kebocoran pada pipa discharge

Minimum flow control valve 2A,

2B, 2C

Mengatur aliran feedwater

yang mengalir melalui sistem pipa

minimum flow

Part of Part of Impermeability

Katup sulit diputar, kekedapan

menurun

Katup tidak dapat diputar akibat ada

fluida yang keluar

- E 2 L Memperbaiki minimum flow control valve dan

pemeriksaan rutin

Minimum flow isolating

valve 2A, 2B, 2C

Mencegah aliran balik dari aliran

feedwater dari minimum

flow ke storage tank

Part of Part of Impermeability

Katup sulit diputar, kekedapan

menurun

Katup tidak dapat diputar akibat ada

fluida yang keluar

- E 2 L Memperbaiki minimum flow control valve dan

pemeriksaan rutin

Page 25: Hazop

23

LAMPIRAN

Soal-soal:

Soal Obyektif/Pilihan Ganda!

1. Salah jenis HAZOP adalah ...

a) animal HAZOP.

b) human HAZOP.

c) plant HAZOP.

d) water HAZOP.

2. Yang merupakan langkah awal yang tepat dalam melakukan identifikasi hazard

dengan menggunakan HAZOP worksheet dan Risk Assessment adalah ...

a) mendeskripsikan deviation (penyimpangan) yang terjadi selama proses operasi.

b) mendeskripsikan penyebab (cause) terjadinya penyimpangan.

c) menentukan action atau tindakan sementara yang dapat dilakukan.

d) mengetahui urutan proses yang ada pada area penelitian.

e) mengklasifikasikan hazard yang diketemukan (sumber hazard dan frekuensi

temuan hazard).

3. Guideword yang digunakan dalam HAZOP adalah ...

a) some

b) no

c) have to

d) good

e) as soon as

4. Suatu kegiatan tidak boleh dilaksanakan atau dilanjutkan sampai resiko telah

direduksi. Jika tidak memungkinkan untuk direduksi resiko dengan sumberdaya

yang terbatas, maka pekerjaan tidak dapat dilaksanakan. Dalam hal ini, kegiatan

tersebut masuk ke dalam kategori ...

a) tidak beresiko

b) resiko rendah

Page 26: Hazop

24

c) resiko sedang

d) resiko tinggi

e) resiko ekstim

5. Suatu tim HAZOP minimal terdiri dari ...

a) ketua, sekretaris, bendahara

b) ketua, sekretaris, anggota

c) ketua, wakil ketua, sekretaris

d) ketua, bendahara, anggota

e) ketua, wakil ketua, anggota

Soal Subyektif!

1. Apakah yang anda pahami tentang Hazard and Operability (HAZOP)? Jelaskan!

2. Apakah tujuan dari HAZOP menurut pemahaman anda? Jelaskan!

3. Apa sajakah yang akan terjadi jika HAZOP tidak dilakukan/dilakukan tetapi tidak

maksimal? Jelaskan sesuai dengan pemahaman anda!

Jawaban:

Soal Obyektif/Pilihan Ganda:

1. B. human HAZOP

2. D. mengetahui urutan proses yang ada pada area penelitian.

3. B. no

4. E. resiko ekstrim

5. B. ketua, sekretaris, anggota

Soal Subyektif:

1. HAZOP adalah suatu cara-cara operasional untuk menanggulangi bahaya yang

dapat terjadi di tempat kerja, mulai dari analisis, identifikasi, dan investigasi serta

penyediaan jalan atau solusi untuk menghindari dan menanggulangi bahaya yang

ada. Dan juga untuk mengetahui serta mencegah kecelakaan, baik itu kecelakaan

ringan maupun kecelakaan yang berat dan merugikan pihak pekerja dan perusahaan.

Page 27: Hazop

25

2. Tujuan penggunaan HAZOP adalah untuk meninjau suatu proses atau operasi pada

suatu sistem secara sistematis untuk menentukan apakah proses penyimpangan

dapat mendorong kearah kejadian atau kecelakaan yang tidak diinginkan.

3. HAZOP bertujuan untuk meninjau suatu proses atau operasi pada suatu sistem

secara sistematis. Jika HAZOP tidak dilakukan/dilakukan tetapi tidak maksimal,

maka perusahaan tidak akan dapat mengidentifikasi modifikasi yang harus

dilakukan untuk mengurangi masalah resiko dan pengoperasian, akibatnya peluang

terjadinya kecelakaan/bahaya akan sering terjadi, baik itu bahaya tingkat rendah,

sedang, tinggi, bahkan hingga bahaya tingkat ekstrim.