hazard pertanian
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 Hazard Pertanian
1/15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian kecelakaan
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan.
Tidak terduga oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan,
lebih-lebih dalam bentuk perencanaan.7
Kecelakaan menurut M. Sulaksmono (1997) adalah suatu kejadian tidak
diduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah
diatur.8
Kecelakaan akibat kerja adalah berhubungan dengan hubungan kerja pada
perusahaan. Hubungan kerja disini dapat berarti bahwa kecelakaan terjadi
dikarenakan pekerjaan atau pada waktu pekerjaan berlangsung.9
Oleh karena itu, kecelakaan akibat kerja ini mencakup dua permasalahan
pokok, yakni: a). kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan, b). kecelakaan terjadi
pada saat pekerjaan sedang dilakukan.10
Bennett Silalahi dan Rumondang Silalahi menyatakan bahwa kecelakaan
kerja adalah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan
kecelakaan.11
Adapun pengertian kecelakaan kerja menurut yang lazim berlaku di
perusahaan-perusahaan Indonesia diartikan sebagai suatu peristiwa atau kejadian
yang tidak direncanakan, tidak diharapkan terjadi diperusahaan yang dapat
menimbulkan penderitaan bagi pekerja.
-
7/28/2019 Hazard Pertanian
2/15
2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Kecelakaan KerjaMenurut Sumamur (1989) menyatakan bahwa kecelakaan kerja yang
terjadi dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu :
11
a. Faktor manusia meliputi aturan kerja, kemampuan pekerja (usia, masakerja/pengalaman, kurangnya kecakapan dan lambatnya mengambil keputusan),
disiplin kerja, perbuatan-perbuatan yang mendatangkan kecelakaan,
ketidakcocokan fisik dan mental. Kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh
pekerja dan karena sikap yang tidak wajar seperti terlalu berani, sembrono, tidak
mengindahkan instruksi, kelalaian, melamun, tidak mau bekerja sama, dan kurang
sabar. Kekurangan kecakapan untuk mengerjakan sesuatu karena tidak mendapat
pelajaran mengenai pekerjaan. Kurang sehat fisik dan mental seperti adanya
cacat, kelelahan dan penyakit.
b. Faktor mekanik dan lingkungan.Keadaan dan alat-alat kerja dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Kesalahan letak
mesin, tidak dilengkapi dengan alat pelindung, alat pelindung tidak pakai, alat-
alat kerja yang telah rusak. Lingkungan kerja berpengaruh besar terhadap moral
pekerja. Faktor-faktor keadaan lingkungan kerja yang penting dalam kecelakaan
kerja terdiri dari pemeliharaan rumah tangga (house keeping), kesalahan disini
terletak pada rencana tempat kerja, cara menyimpan bahan baku dan alat kerja
tidak pada tempatnya, lantai yang kotor dan licin. Ventilasi yang tidak sempurna
sehingga ruangan kerja terdapat debu, keadaan lembab yang tinggi sehingga
orang merasa tidak enak kerja. Pencahayaan yang tidak sempurna misalnya
ruangan gelap, terdapat kesilauan dan tidak ada pencahayaan setempat.
-
7/28/2019 Hazard Pertanian
3/15
Menurut Benny dan Achmadi (1991) mengelompokkannya sebagai
berikut2
:
1.
Faktor Lingkungan Kerja (Work Environment)
a. Faktor KimiaDisebabkan oleh bahan baku produksi, proses produksi dan hasil produksi
suatu kegiatan usaha. Untuk golongan kimia dapat digolongkan kepada
benda-benda mudah terbakar, mudah meledak dan lainnya.
b. Faktor FisikMisalnya penerangan yang cukup baik di luar ruangan maupun di dalam
ruangan, panas kebisingan dan lainnya.
c. Faktor BiologiDapat berupa bakteri, jamur, mikroorganisme lain yang dihasilkan dari bahan
baku proses produksi dan proses penyimpanan produksi, dapat juga berupa
binatang-binatang pengganggu lainnya pada saat berada di lapangan atau
kebun.
d. Faktor ErgonomiPemakaian atau penyediaan alat-alat kerja, apakah sudah sesuai dengan
keselamatan kerja sehingga pekerja dapat merasakan kenyamanan saat
bekerja. Ergonomi terutama dikhususkan sebagai perencanaan dari cara kerja
yang baik meliputi tata cara bekerja dan peralatan.
e. Faktor PsikologiPerlunya dibina hubungan yang baik antara sesama pekerja dalam lingkungan
kerja, misalnya antara pimpinan dan bawahan.
-
7/28/2019 Hazard Pertanian
4/15
2. Faktor Pekerjaana. Jam Kerja
Yang dimaksud jam kerja adalah jam waktu bekerja termasuk waktu istirahat
dan lamanya bekerja sehingga dengan adanya waktu istirahat ini dapat
mengurangi kecelakaan kerja.
b. Pergeseran WaktuPergeseran waktu dari pagi, siang dan malam dapat mempengaruhi terjadinya
peningkatan kecelakaan akibat kerja.
3. Faktor Manusia (human Factor)a. Umur Pekerja
Penelitian dalam test refleks memberikan kesimpulan bahwa umur
mempunyai pengaruh penting dalam menimbulkan kecelakaan akibat kerja.
Ternyata golongan umur muda mempunyai kecenderungan untuk
mendapatkan kecelakaan lebih rendah dibandingkan usia tua, karena
mempunyai kecepatan reaksi lebih tinggi. Akan tetapi untuk jenis pekerjaan
tertentu sering merupakan golongan pekerja dengan kasus kecelakaan kerja
tinggi, mungkin hal ini disebabkan oleh karena kecerobohan atau kelalaian
mereka terhadap pekerjaan yang dihadapinya.
b. Pengalaman BekerjaPengalaman bekerja sangat ditentukan oleh lamanya seseorang bekerja.
Semakin lama dia bekerja maka semakin banyak pengalaman dalam bekerja.
Pengalaman kerja juga mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja.
Pengalaman kerja yang sedikit terutama di perusahaan yang mempunyai
-
7/28/2019 Hazard Pertanian
5/15
resiko tinggi terhadap terjadinya kecelakaan kerja akan mengakibatkan
besarnya kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
c.
Tingkat Pendidikan dan Keterampilan
Pendidikan seseorang mempengaruhi cara berpikir dalam menghadapi
pekerjaan, demikian juga dalam menerima latihan kerja baik praktek maupun
teori termasuk diantaranya cara pencegahan ataupun cara menghindari
terjadinya kecelakaan kerja.
d. Lama BekerjaLama bekerja juga mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Hal ini
didasarkan pada lamanya seseorang bekerja akan mempengaruhi pengalaman
kerjanya.
e. KelelahanFaktor kelelahan dapat mengakibatkan kecelakaan kerja atau turunnya
produktifitas kerja. Kelelahan adalah fenomena kompleks fisiologis maupun
psikologis dimana ditandai dengan adanya gejala perasaan lelah dan
perubahan fisiologis dalam tubuh. Kelelahan kan berakibat menurunnya
kemampuan kerja dan kemampuan tubuh para pekerja.
Kecelakaan kerja umumnya disebabkan oleh berbagai penyebab, teori
tentang terjadinya suatu kecelakaan adalah :3
1. Teori kebetulan Murni (Pure Chance Theory), yang menyimpulkan bahwakecelakaan terjadi atas kehendak Tuhan, sehingga tidak ada pola yang jelas dalam
rangkaian peristiwanya, karena itu kecelakaan terjadi secara kebetulan saja.
-
7/28/2019 Hazard Pertanian
6/15
2. Teori Kecenderungan Kecelakaan (Accident prone Theory), pada pekerja tertentulebih sering tertimpa kecelakaan, karena sifat-sifat pribadinya yang memang
cenderung untuk mengalami kecelakaan kerja.
3. Teori Tiga Faktor (Three Main Factor), menyebutkan bahwa penyebabkecelakaan peralatan, lingkungan dan faktor manusia pekerja itu sendiri.
4. Teori Dua Faktor (Two main Factor), kecelakaan disebabkan oleh kondisiberbahaya (unsafe condition) dan tindakan berbahaya (unsafe action).
5. Teori Faktor Manusia (Human Factor Theory), menekankan bahwa pada akhirnyaseluruh kecelakaan kerja tidak langsung disebabkan karena kesalahan manusia.
2.3 Klasifikasi Kecelakaan KerjaKlasifikasi kecelakaan kerja menurut Organisasi perburuhan Internasional
tahun 1962 adalah sebagai berikut7:
1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaana. terjatuhb. tertimpa benda jatuhc. tertumbuk atau terkena benda-benda, terkecuali benda jatuhd. terjepit oleh bendae. gerakan-gerakan melebihi kemampuanf. pengaruh suhu tinggig. terkena arus listrikh. kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi
-
7/28/2019 Hazard Pertanian
7/15
i. jenis-jenis lain, termasuk kecelakaan yang dayanya tidak cukup ataukecelakaan lain yang belum masuk klasifikasi tersebut.
2.
Klasifikasi menurut penyebab
a. Mesin1. pembangkit tenaga, terkecuali motor-motor listrik2. mesin penyalur (transmisi)3. mesin untuk mengerjakan logam4. mesin pengolah kayu5. mesin pertanian6. mesin pertambangan7. mesin lain yang tidak termasuk klasifikasi tersebut
b. alat angkut dan alat angkat1. mesin angkat dan peralatannya2. alat angkutan di atas rel3. alat angkutan lain yang beroda, terkecuali kereta api4. alat angkutan udara5. alat angkutan air6. alat angkutan lain
c. peralatan lain1. bejana bertekanan2. dapur pembakar dan pemanas3. instalasi pendingin
-
7/28/2019 Hazard Pertanian
8/15
4. instalasi listrik, termasuk motor listrik, tidak dikecualikan alat-alat listrik(tangan)
5.
alat-alat listrik (tangan)
6. alat-alat kerja dan perlengkapannya, kecuali alat-alat listrik7. tangga8. perancah (steger)9. peralatan lain yang belum termasuk klasifikasi tersebut
d. bahan-bahan, zat-zat dan radisai1. bahan peledak2. debu, gas, cairan dan zat-zat kimia, terkecuali bahan peledak3. benda-benda melayan4. radiasi5. bahan-bahan dan zat-zat yang belum termasuk golongan tersebut
e. lingkungan kerja1. di luar bangunan2. di dalam bangunan3. di bawah tanah
f. penyebab-penyebab lain yang belum termasuk golongan tersebut1. hewan2. penyebab lain
g. penyebab-penyebab lain yang belum termasuk golongan tersebut atau datatidak memadai
-
7/28/2019 Hazard Pertanian
9/15
3. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainana. patah tulangb.
dislokasi/keseleo
c. regang otot/uratd. memar dan luka dalam yang laine. amputasif. luka-luka laing. luka dipermukaanh. geger dan remuki. luka bakarj. keracunan-keracunan mendadak (akut)k. akibat cuacal. mati lemasm.pengaruh arus listrikn. pengaruh radiasio. luka-luka yang banyak dan berlainan sifatnyap. lain-lain
4. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuha. kepalab. leherc. badand. anggota atase. anggota bawah
-
7/28/2019 Hazard Pertanian
10/15
f. banyak tempatg. kelainan umumh.
letak lainnya yang tidak dapat dimasukkan klasifikasi tersebut
2.4 Kecelakaan Kerja di Perkebunan
Bentuk kecelakaan kerja di perkebunan, khususnya perkebunan sawit dan
karet adalah tertimpa pelepah dan buah, mata terkena kotoran dan tatal (getah) bagi
buruh bagian panen dan pembersihan lahan.Terkena tetesan gromoxone, roun-dup
dan terhirup racun pestisida, fungisida dan insektisida terutama pekerjaan yang
berhubungan dengan penyemprotan. Bentuk kecelakaan kerja tersebut berdampak
pada resiko cacat anggota tubuh seperti mata buta bagi pemanen buah sawit dan
penderes karet, cacat kelahiran terutama bagi wanita penyemprot, bahkan menemui
ajal ketika tertimpa tandan buah segar (TBS).
Umumnya penyebab kecelakaan kerja adalah tempat kerja yang tidak aman
seperti lokasi yang tidak rata menyulitkan memanen, lokasi kerja bersemak tempat
bersemainya binatang berbisa jalan licin dan berlobang terpeleset. Serta budaya kerja
kurang beradap seperti alat pelindung kerja tidak cukup atau tidak memenuhi standar
keselamatan kerja dan perilaku tidak mengindahkan kerja yang benar terutama akibat
minimnya sosialisasi dan pelatihan kerja bagi buruh perkebunan. Dengan demikian di
sektor perkebunan, potensi kecelakaan kerja cukup tinggi.6
-
7/28/2019 Hazard Pertanian
11/15
Sedangkan penyebab kecelakaan kerja di perkebunan umumnya
disebabkan oleh :
1.
Lingkungan kerja fisik oleh pemakaian alat/mesin (suar, panas, sinar, dan
lain-lain)
2. Lingkungan kerja kimia oleh pemakaian bahan kimia (pupuk, pestisida, danlain-lain)
3. Lingkungan kerja biologis oleh makhluk hidup (babi, tikus, landak, lalatanclylostoma, dan lain-lain)
4. Lingkungan kerja ergonomi oleh pemakaian alat yang tidak sesuai denganketerbatasan kemampuan anatomi dan fisiologis tenaga kerja.
5. Lingkungan kerja umumnya disebabkan oleh suasana kerja, lokasipemukiman jauh dari kota.
6. Human Error(sikap kerja (Sumber daya manusia) yang salah).Kecelakaan kerja yang mungkin terjadi pada sektor kerja perkebunan
adalah sebagai berikut :1
1. Pembukaan LahanLuka akibat pemakaian alat pertanian untuk pembukaan lahan seperti
parang, babat, kampak, cidera akibat tertimpa pohon yang tumbang, serangan
binatang buas dapat juga menimbulkan cidera sedangkan digigit ular dapat
menimbulkan kondisi yang fatal akibat racun ular.
2. Pemeliharaan TanamanPemakaian alat babat, cangkul, dodos, dan lain-lain dapat mengancam
terjadinya kecelakaan kerja bila tidak dilaksanakan dengan sikap kerja yang kurang
-
7/28/2019 Hazard Pertanian
12/15
hati-hati, luka oleh duri sawit juga merupakan ancaman bagi pekerja pemeliharaan
tanaman sedangkan iritasi kulit dan keracunan bahan kimia dapat terjadi akibat
pemakaian pestisida dan pupuk, malahan terjadi nekrose jaringan tubuh akibat kena
tetesan pestisida yang pekat.
3. PanenKecelakaan akibat menggunakan alat panen yang tidak ergonomis
terutama untuk lokasi yang dipanen cukup tinggi seperti penggunaan egrek dapat
menyebabkan pemanen kena timpa buah yang dipanen.
4. PengolahanKecelakaan kerja dapat terjadi akibat pemakaian boiler, luka oleh cutting
machine, jari terpotong oleh proses machine dan ancaman kecelakaan kerja oleh
house keeping yang jelek seperti susunan barang hasil panen yang tidak teratur,
tangga yang curam, lantai yang licin yang dapat menimbulkan tertimpa barang,
terjatuh dari tangga dan terpeleset.
5. GudangDapat juga terjadi kecelakaan kerja di gudang yang merupakan lokasi
penyimpanan pupuk, bahan kimia dan lain-lain akibat house keeping yang jelek.
Penyimpanan Bahan Bakar Minyak (BBM) harus diawasi dengan ketat untuk
mencegah terjadinya kecelakaan untuk kebakaran.
6. Kabel ListrikKurang terpeliharanya kabel listrik (tegangan listrik) terutama dibangunan
perusahaan dapat mengundang terjadinya kebakaran.
-
7/28/2019 Hazard Pertanian
13/15
2.5 Pencegahan Kecelakaan Akibat Kerja1. Menurut Bennett NBS (1995) bahwa teknik pencegahan kecelakaan harus
didekati dengan dua aspek, yakni :
8
a. Aspek perangkat keras (peralatan, perlengkapan, mesin, letak, dansebagainya)
b. Aspek perangkat lunak (manusia dan segala unsur yang berkaitan)2. Menurut Julian B. Olishifski (1985) bahwa aktivitas pencegahan kecelakaan
dalam keselamatan kerja professional dapat dilakukan dengan beberapa hal
berikut :
a. Memperkecil (menekan) kejadian yang membahayakan dari mesin, carakerja, material dan struktur perencanaan
b. Memberikan alat pengaman agar tidak membahayakan sumber daya yangada dalam perusahaan tersebut
c. Memberikan pendidikan (training) kepada tenaga kerja atau karyawantentang kecelakaan dan keselamatan kerja
d. Memberikan alat pelindung diri tertentu terhadap tenaga kerja yang beradapada area yang membahayakan.
3. Menurut Sumamur (1996), kecelakaan-kecelakaan akibat kerja dapat dicegahdengan 12 hal berikut :
a. Peraturan perundangan, yaitu ketentuan-ketentuan yang diwajibkanmengenai kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi,
perawatan dan pemeliharaan , pengawasan, pengujian dan cara kerja
-
7/28/2019 Hazard Pertanian
14/15
peralatan industri, tugas-tugas pengusaha dan buruh, latihan, supervisi
medis, P3K dan pemeriksaan kesehatan.
b.
Standarnisasi yang ditetapkan secara resmi, setengah resmi atau tidak
resmi mengenai misalnya syarat-syarat keselamatan sesuai instruksi
peralatan industri dan alat pelindung diri (APD)
c. Pengawasan, agar ketentuan UU wajib dipatuhid. Penelitian bersifat teknik, misalnya tentang bahan-bahan yang berbahaya,
pagar pengaman, pengujian APD, pencegahan ledakan dan peralatan
lainnya.
e. Riset medis, terutama meliputi efek fisiologis dan patalogis, faktorlingkungan dan teknologi dan keadaan yang mengakibatkan kecelakaan.
f. Penelitian psikologis, meliputi penelitian tentang pola-pola kewajibanyang mengakibatkan kecelakaan.
g. Penelitian secara statistik, untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan yangterjadi.
h. Pendidikani. Latihan-latihanj. Penggairahan, pendekatan lain agar bersikap yang selamatk. Asuransi, yaitu insentif financial untuk meningkatkan pencegahan
kecelakaan
l. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan
-
7/28/2019 Hazard Pertanian
15/15
2.6 Kerangka Konsep
Penyebab Kecelakaan
Jenis Kecelakaan Kerja
Sifat Luka
Letak Kelainan
PT. Socfindo
Kebun Seunagan
Kasus Kecelakaan Kerja
Pekerja