havid rasjid*, h. mardjo*, b. soeminto*, dan wijang h ...digilib.batan.go.id/e-prosiding/file...

11
PEHUPUKAN P PADA SAWAH YANG HENGANDUNG P-TANAH TINGGI Havid Rasjid*, H. Mardjo*, B. Soeminto*, dan Wijang H. Sisworo* ABSTRAK PEHUPUKAN P PADA SAWAH YANG HKNGANDUNG "-TANAH TINGGI. Telah dilakukan percobaan pemupukan P pada sawah yang mengandung P-tanah tinggi dilaksanakan dengan sistem pot di rumah kaca pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi. Tujuan percobaan ini ialah untuk mempelajari pengaruh pemupukan P terhadap pertumbuhan padi sawah dan hubungannya dengan penyerapan hara P oleh tanaman. Pupuk TSP bertanda 32p diberikan dengan takaran 0; 22,5; 45; dan 90 kg p205/Ha. Bibit padi varietas IR-64 berumur 21 hari ditanamkan dalam kondisi sawah dan dipanen pada umur 120 hari. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemupukan P tidak berpengaruh terhadap produksi bahan kering tanaman. Akan tetapi, pemupukan tersebut menurunkan persentase dan berkolerasi de- ngan kehampaan gabah. Di samping itu, data yang diperoleh menunjukkan pula bahwa terdapat hubungan yang erat antara taka ran pupuk P dengan serapan P-tanaman, serapan P-pupuk dalam tanaman, dan ketersediaan P-tanah pasca panen. Meskipun tanah sawah ini telah mengandung unsur hara P yang tinggi, pemupukan P masih perlu diberikan agar serapan P-tanaman dan kebernasan gabah dapat ditingkatkan. ABSTRACT PHOSPHORUS FERTILIZATION IN PADDY SOIL HIGH IN P CONTENT. A pot experiment was conducted in this glass house of the Center for the Application of Isotopes and Radiation to study the effect of phosohorus fertilization on rice grown on soil with a high level of soil P. Radiophosphorus labelled TSP was used in this study at the rate of 0; 22.5; 45; and 90 kg p205/Ha. The 21 days old seedlings of IR-64 were grown in wet conditions and harvested at age 120 days. The dry matter of straw and grain yield, P uptake, P derived from fertilizer in the plants, efficienci of P utilization were observed. Available in post harvested soil was also analized. It was found, that no significant effect of the P fertilization treatments was observed on dry matter production. However, a negative correlation was found with the grain sterility. The P fertilization level have a high correlation with the P uptake, P derived from fertilizer, and with the available P in soil after harvest. It seems, that P fertilizer needs be applied in this soil condition to improve the grain quality and P uptake. * Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN 87

Upload: phamtram

Post on 05-Mar-2018

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PEHUPUKAN P PADA SAWAH YANG HENGANDUNG P-TANAH TINGGI

Havid Rasjid*, H. Mardjo*, B. Soeminto*, dan Wijang H.Sisworo*

ABSTRAK

PEHUPUKAN P PADA SAWAH YANG HKNGANDUNG "-TANAH TINGGI. Telah dilakukan

percobaan pemupukan P pada sawah yang mengandung P-tanah tinggi dilaksanakan dengan

sistem pot di rumah kaca pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi. Tujuan percobaan ini

ialah untuk mempelajari pengaruh pemupukan P terhadap pertumbuhan padi sawah dan

hubungannya dengan penyerapan hara P oleh tanaman. Pupuk TSP bertanda 32p diberikan

dengan takaran 0; 22,5; 45; dan 90 kg p205/Ha. Bibit padi varietas IR-64 berumur 21hari ditanamkan dalam kondisi sawah dan dipanen pada umur 120 hari. Hasil percobaan

menunjukkan bahwa pemupukan P tidak berpengaruh terhadap produksi bahan kering

tanaman. Akan tetapi, pemupukan tersebut menurunkan persentase dan berkolerasi de­

ngan kehampaan gabah. Di samping itu, data yang diperoleh menunjukkan pula bahwa

terdapat hubungan yang erat antara taka ran pupuk P dengan serapan P-tanaman, serapan

P-pupuk dalam tanaman, dan ketersediaan P-tanah pasca panen. Meskipun tanah sawah

ini telah mengandung unsur hara P yang tinggi, pemupukan P masih perlu diberikan

agar serapan P-tanaman dan kebernasan gabah dapat ditingkatkan.

ABSTRACT

PHOSPHORUS FERTILIZATION IN PADDY SOIL HIGH IN P CONTENT. A pot experiment was

conducted in this glass house of the Center for the Application of Isotopes and

Radiation to study the effect of phosohorus fertilization on rice grown on soil with

a high level of soil P. Radiophosphorus labelled TSP was used in this study at the

rate of 0; 22.5; 45; and 90 kg p205/Ha. The 21 days old seedlings of IR-64 weregrown in wet conditions and harvested at age 120 days. The dry matter of straw and

grain yield, P uptake, P derived from fertilizer in the plants, efficienci of P

utilization were observed. Available in post harvested soil was also analized. It

was found, that no significant effect of the P fertilization treatments was observed

on dry matter production. However, a negative correlation was found with the grain

sterility. The P fertilization level have a high correlation with the P uptake, P

derived from fertilizer, and with the available P in soil after harvest. It seems,

that P fertilizer needs be applied in this soil condition to improve the grain

quality and P uptake.

* Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN

87

PENDAHULUAN

Unsur hara P dalam tanaman berperan dalam a) pembentukan bunga,

buah, dan bijij b) pembelahan sel, pembentukan lemak, dan albumin:

c) kematangan tanaman dan pengimbang pengaruh N; d) perkembangan

akar halus dan akar rambut; e) penguat jerami sehingga tidak mudah

rebah; f) peningkatan kualitas tanaman, terutama pada rumputan dan

sayuran, dan g) peningkatan ketahanan tanaman terhadap penyakit (1,

2, 3, 4).

Budi daya menyawahkan lahan untuk penanaman padi secara inten­

sif bertujuan untuk menaikkan produksi. Intensifikasi dilakukan

dengan berbagai cara, antara lain pemakaian pupuk, terutama N, P,

dan K. Khusus hara P adalah salah satu unsur hara yang tidak mobil,

tidak mudah tercuci, malahan akan terikat dalam bentuk senyawa dalam

tanah (5, 6).

Apabila lahan tersebut sudah lama dipersawahkan dan secara

teratur dipupuk P, maka dapat diperkirakan bahwa P dalam tanah akan

cukup banyak. Bahkan mungkin sarna atau melampaui keperluan padi

sawah. Sehubungan dengan itu, apakah tanah-tanah yang demikian masih

memerlukan pemupukan P, kiranya perlu dipelajari.

Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan, telah dilakukan satu per­

cobaan pot dengan menggunakan tanah sawah yang mengandung P-tanah

tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh beberapa

taka ran pemupukan P terhadap produksi bahan kering, tingkat kehampa­

an gabah, serapan P-tanaman, serapan P-pupuk dalam tanaman, dan ke­

tersediaan P-tanah sesudah tanaman padi di panen.

BAHAN DAN METOOE

Percobaan dilakukan di rumah kaca, Pusat APlikasi Isotop dan

Radiasi, BATAN. Wadah yang digunakan adalah ember plastik berukuran

10 liter yang diisi dengan 8 liter tanah kering udara yang diambil

dari daerah Sukabumi. Tanah ini tergolong mengandung P tinggi (7).

Hasil analisis tanah dicantumkan pada Tabel 1. Seminggu sebelum ta­

nam, tanah digenangi air, kemudian ditanam dengan padi varietas IR­

64 umur 21 hari. Percobaan dilaksanakan menu rut rancangan acak

lengkap dengan empat ulangan dan empat perlakuan takaran pemupukan

P, yaitu : 0, 39, 78, dan 157 mg P untuk setiap ember atau setara

88

dengan 0; 22,5; 45 cian 90 kg P20S/Ha. Di samping itu, setiap ember

diberi juga 800 mg urea dan 720 mg KCl yang setara dengan 90 kg N/Ha

dengan 90 kg K20/Ha. Semua pupuk diberikan pada waktu tanam, kecuali

pupuk urea diberikan setengahnya, dan sisanya diberikan pada saat

stadium awal primordia. Agar serapan P-pupuk dalam tanaman dapat

diketahui, maka pupuk TSP bertanda 32p produksi PPTN-BATAN, Bandung

digunakan dengan aktivitas jenis 0,3 mCi/gr P. Analisisnya dilakukan

dengan metode pengenceran isotop (6).

Padi dipanen umur 120 hari, kemudian dipilah menjadi gabah dan

jerami. Parameter yang diamati adalah bobot bahan kering, tingkat

kehampaan gabah, serapan P-tanaman, serapan P-pupuk dalam tanaman,

efisiensi penggunaan pupuk, dan secara komposit kandungan P-tanah

sesudah panen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh dari percobaan ini menunjukkan bahwa

pemupukan P dengan takaran 90 kg P20S/Ha pada tanah sawah yang

mengandung P-tanah tinggi tidak memperlihatkan pengar~h yang nyata

pada produksi bahan kering, dan serapan P-tanamn (Tabel 2). Akan

tetapi, persentase gabah hampa pada tanaman yang tidak dipupuk lebih

tinggi dibandingkan dengan yang memperoleh pemupukan 90 kg P205/Ha.

Selain itu, diperoleh korelasi yang nyata (R2 = 0,9999**) antara

pemupukan dan persen tase gabah hampa (Gambar 1). Pemupukan P juga

memberikan korelasi yang nyata (R2 = 0,9981**) terhadap serapan P­

tanaman (Gambar 2). Persentase gabah hampa yang tinggi pada tanaman

yang tidak dipupuk (0 P) itu diduga karena keterlambatan atau belum

tersedianya P-tanah yang dapat diserap tanaman. Sehingga proses

pertumbuhan bunga, buah, dan bij i akan terganggu (1, 2). Seperti

diketahui, bahwa hara P yang dapat diserap oleh tanaman adalah P

dalam bentuk ion-ion fosfat yang telah dekat akar. Di dalam tanah,

sumber utama P terdapat dalam bentuk senyawa organik dan anorganik

(8). Untuk mencapai ke stadia ion fosfat sampai ke dalam tanaman

memerlukan beberapa tingkat proses : a) pembebasan ion fosfat dari

bentuk padat ke larutan tanah dan pergerakan ion fosfat dari setiap

titik ke dekat akar, b) proses itu kemudian dilanjutkan dengan

proses pergerakan ion ke dalam akar dan diteruskan ke bagian atas

89

tanaman (9). Sebaliknya pemberian pupuk P ke dalam tanah memudahkan

ketersediaan P bagi tanaman, apalagi dalam kondisi tergenang (10).

Ual ~nl ~erbuk~l pula dart data yang diperoleh, bahwa sumbangan P

berasal dari pupuk dan serapan P-pupuk dalam tanaman makin meningkat

sejalan dengan peningkatan takaran pemupukan (Tabel 3). Selain itu,

terdapat hubungan yang erat (R = 0,9998**) antara takaran pemupukan

dan serapan P-pupuk dalam tanaman (Gambar 3).

Hasil analisis P-tanah sesudah panen menunjukkan bahwa P-tanah

dari perlakuan yang tidak dipupuk menjlldi turun dibandingkan dengan

keadaan sebelum tanam. Akan tetapi, pada perlakuan yang diberi

pupuk, kandungan P-tanahnya lebih tinggi dibandingkan dengan yang

tidak dipupuk, bahkan pada pemupukan 90 kg PZ05/Ha kandungan P­

tanah sesudah panen sama dengan P-tanah sebelum tanam (Tabel 1).

Pemupukan berkorelasi nyata (RZ = 0,9684*) dengan kandungan P-tanah

sesudah panen (gambar 4). Hal ini membuktikan. pula bahwa terjadi

penimbunan residu P-pupuk di dalam tanah.

Efisiensi penggunaan pupuk oleh tanaman tidak dipengaruhi oleh

takaran yang diberikan. Hal ini mengungkapkan bahwa tidak terdapat

hubungan antara takaran pemupukan P dan efisiensi penggunaan oleh

tanaman.

KESIMPULAN

Dari data peI'cobaan ini dapat disimpulkan sebagai berikut

Pemupukan P pada sawah berkandungan P-tanah tinggi, tidak mempenga­

ruhi produksi bahan kering tanaman, tetapi dapat menurunkan persen­

tase gabah hampa. Pemupukan P berkorelasi dengan serapan P-pupuk,

dan kandungan P-tanah sesudah panen. Untuk meningkatkan kehernasan

gabah, serapan P-tanaman dan mempertahankan ketersediaan P dalam

tanah, pemupukan P perlu dilakukan.

UCAPAN TERlMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Sdr. M. Tohir,

Karaliani, Ellya Revina, dan Syamsul Rizal dari Kelompok Tanah dan

Nutrisi, Bidang Pertanian, PAIR, yang telah banyak memhantu pelaksa­

naan percohaan ini.

90

DAFTAR PUSTAKA

1. SOEPARDI, G., Sifat dan Ciri Tanah, Departemen Ilmu-Ilmu Tanah,Fak. Perta. IPB, Bogor (1979).

2. LEOPOLDA, M.W., and REESITON, F., Respon of Lowland Rice toFertilization. Rice Production Manual, U. P. College of Agr.

Laguna, Philipine (1970).

3. LEOPOLDA, M.W., Rice, The Fertilizer Association of India, NewDe Ihi (1972).

4. DeDATTA, S.K., Fertilizer and Soil Amandements for Tropical

Rice. Rice Production Manual, Revs. Ed., U.P. College of Agr.

Laguna, Philipine (1970).

5. JACKSON, M.L., Soil Chemical Analysis. Prentice Hall, EnglewoodCliff, N.Y. (1958).

6. IAEA, Standard Laboratory Method for Soil, Plant, Fertilizer

Material from Field Experiment. IAEA, Vienna (1968).

7. WIDJAJA ADH, LP.G., WADE, M.K. and SUDJADI, M., "Some high­

lights of acid upland soils at Sitiung, Sumatra", Lokakarya

Ef isiensi Penggunaan Pupuk, Badan Li tbang - IFDC, Cipayung(1968) .

8. STEVENSON, L.L., "Biochemistry of the Soil", Chemistry of Soil

(BEAR, F.E., ed.) Oxford & IBH Pub!. Co., New Delhi (1976)241.

9. FRIED, M., and SHAPIRO, R.E., Soil plant relation in phosphorus

uptake. Soil Sci. 90 (1960) 69.

10. SOEPARDI,G., "Suasana disawahkan dan tidak disawahkan sehubungan

dengan pupuk p", Pertemuan Teknis Evaluasi Kerja sama

Penelitian dan Pengujian pupuk ZA dan TSP., P.P. Petro Kimia,Gersik (1983).

---,

A 1'"" U'••'"'!I''' 1',' " II.'M I~ fir-AI" tJ::UlU~lID1' 91

Tabel 1. Hasil analisis tanah Sukabumi.

Perlakuan P-total (Olsen) Bahan Organik

.•kg P205/Ha .. •••• • ppm ••.••.... . x ....Sebelum tanam

5,585 4,7Sesudah tanam 0,0

5,8 65 4,5

22,5

5,772 4,6

45,0

5,875 4,6

90,0

5,586 4,4

Tabel 2. Bobot kering, gabah hampa dan serapan P-tanaman

Bobot bahan keringPerlakuan

gabah jerami

gabah

hampa

serapan

P-tanaman

..kg Pa05/Ha ••..••gr/rumpun ....•• • % •••..mg/ rumpun ..

0,

26,0046,0028,54197,3

22,5

26,5047,7523,50198,9

45,0

27,0049,0020,31207,1

90,0

30,5049,2518,65227,6

BNJ 5%

tntn 8,96tn

KK (%)15,079,1718,7619,43

tn : tidak nyata

92

Tabel 3. Sumbangan P-berasal dari pupuk (P-bdp), serapan P-pupuk,

dan efisiensi penggunaan pupuk oleh tanaman.

PerlakuanP-bdp

gabah jerami tanaman

serapan

P-pupuktanaman

efisiensi

penggunaan

pupuk

.•kg P205/Ha ..•••••••• • % •••••••mg/rumpun.... x ....

0,0

22,51,291,551,272,736,96

45,0

2,522,872,675,476,97

90,03,864,394,119,375,98

BNJ 5%

0,990,880,401,43tn

KK (% )18,16 .15,137,3012,369,35

tn : tidak nyata

93

302

Y = 28,52 - 0,25x + 0;00016x

R2= 0,9999**

22,5 45 90

Takaran pemupukan P (kg P205/ha)

Gambar 2. Pengaruh takaran pupuk P terhadapserapan P-tanarnan

25

°22,5 45 90

Takaran pemupukan P (kg P205/ha)

GarrDar 1. Pengartb takaran pupuk P tema­dap persentase gabah hampa

,-..P-Ol)

E'-'§

200'" :u§+-J,P-§@'

'"'<!)en

150 {°

I

Y = 196,87 + 0,07x + 0,003x2

R2= 0 9981**,

..

90

10

o

Y = -0,043 + 0,1364x - 0,0003x2

R2= 0,9998**

22 5 45

Taka~ pemupukan P (kg P20S/ha)

Ganbar 3. pengarti1 takaran pupuk P tema­dap serapan P-pupuk dalam ta­naman

100

-

2Y = 66,06 + 0,23x - O,OOOlx

R2= 0 9684*,50

o

22,S 45 90

Takaran pemupukan P (kg PZOS/ha)

Gambar 4. Pengaruh takaran pupuk P tema­dap kandlUlgan P-tanah pasca pa­nen

DI SKUSI

ZUHDI S.

1. Agaknya untuk mengukur besarnya serapan P tidak hanya dihi tung

dari berat biomasa tanaman, setelah melihat hasil penelitian

bahwa pupuk P berpengaruh terhadap kehampaan gabah. Bagaimana

pendapat Anda ?

2. Berapa efisiensi pemupukan 32p dari penelitian tersebut ?

HAVID RASJID

1. Benar, pupuk berpengaruh terhadap kehampaan gabah. Hal ini terja­

di diduga karena hara P dalam tanah berbentuk organik dan anorga­

nik. Sedangkan hara P yang diserap oleh tanaman berupa ion-ion

fosfat yang dekat dengan akar tanaman. Untuk mencapai fase ter­

sebut perlu pembebasan ion-ion fosfat dari bentuk padat ke bentuk

larutan, kemudian ion-ion tersebut bergerak ke dekat akar baru

bisa diserap akaI'. Jadi mungkin dalam proses ini, P-pupuk lebih

cepat tersedia dari P-selain pupuk (tanah), sehingga kebutuhan

tanaman akan hara P pada perlakuan tanpa P atau takaran rendah

terlihat sampai ke gabah.

2. Efisiensi 32p (TSP) tanaman sekitar 6%, kalau efisiensi 32p dalam

pupuk kami tidak tahu.

PUDJO RAHARDJO

1. Tanah yang digunakan jenis apa ?

2. Apa pendapat Anda seandainya dosis P yang diberikan adalah 3 x 90

kg P20Siha. Hal ini mengingat P terikat kuat oleh suatu jenis

lempung, sehingga P tersedia akan dilepas sedikit demi sedikit.

HAVID RASJID

1. Latosol Sukabumi (menurut peta tanah LPT).

2. P tertimbun dalam tanah semakin banyak, akibatnya mempengaruhi

ketersediaan hara lainnya ( a.l. N dan S) untuk tanaman.

96

RIJANTI S.

Apakah Anda tahu (dari bacaan) berapa ppm kandungan P tanah yang tak

memerlukan pupuk lagi supaya hasil per ha nya optimum.

HAVID RASJID

Kandungan P tanah dibagi tiga yaitu:

1. < 10 ppm adalah rendah, perlu pemupukan P lagi.

2. > 10 - 20 ppm adalah moderat, perlu pemupukan P Iagi.

3. > 20 ppm adalah cukup tinggi, perlu pemupukan P.

M. ISMAEL

1. Mengapa pada tanah yang rendah mengandung P tanah tinggi masih

perlu dipupuk, agar biji lebih bernas dan kurang biji hampanya.

Apakah P-nya terikat di tanah ?

2. Apakah anjuran pemupukan untuk tanah sawah biasa sarna dengan

tanah yang mengandung P-tanah tinggi ?

HAVID RASJID

1. Diduga P-tanah (tinggij untuk dapat diserap tanaman agak lambat

prosesnya dibanding dengan P-pupuk. P dalam tanah terikat oleh

tanah berupa senyawa-senyawa (dengan Fe, Mn, AI, dll).

2. Sebaiknya anjuran pemupukan untuk setiap lahan sawah tidak sarna

(terutama P).

97