hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...creating bright futures analisis pengaruh kinerja...

43
Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 – 2019 Hasmayati ABSTRAK Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan pemerintah daerah terhadap surplus/ deficit pada Pemetintah Provinsi DKI Jakarta ditinjau dari hasil perhitungan Rasio Keuangan : 1) Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal, 2) Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, 3) Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, 4) Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah dan 5) Rasio Efisiensi Pendapatan Asli Daerah. Subjek penelitian ini adalah Pemerintah Provisi DKI Jakarta, sedangkan untuk objeknya adalah laporan keuangan Pemerintah Provisi DKI Jakarta tahun 2015 – 2019. Pengumpulan data diambil dengan menggunakan teknik library research (penelitian kepustakaan) dan juga online research. Data yang diambil dari penelitian ini adalah data sekunder, dan metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis asosiatif dan metode kuantitatif. Alat analisis yang digunakan adalah program SPSS versi 23.0. Hasil analisis kinerja keuangan pemerintah daerah pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dinilai dari rasio derajat desentralisasi fiskal adalah sangat baik, rasio kemandirian keuangan daerah adalah sangat tinggi dengan pola hubungan delegatif, rasio ketergantungan keuangan daerah adalah sedang, rasio efektifitas pendapatan asli daerah adalah efektif dan rasio efisiensi pendapatan asli daerah cukup efisien. Dari hasil penelitian, secara bersama-sama atau secara simultan kinerja keuangan pemerintah daerah Provinsi DKI Jakarta dari variabel rasio derajat desentralisasi fiscal, rasio efektifitas pendapatan asli dan rasio efisiensi pendapatan asli daerah adalah berpengaruh terhadap surplus/ defisit pada. Sedangkan secara parsial dari variabel rasio kemandirian keuangan daerah maupun rasio ketergantungan keuangan daerah tidak berpengaruh terhadap surplus/ defisit pada pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Kata kunci : Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah, Terhadap Surplus/ Defisit, Rasio Derajat Desentralisasi, Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah, Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah dan Rasio Efisiensi Pendapatan Asli Daerah.

Upload: others

Post on 26-Oct-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit

Pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 – 2019

Hasmayati

ABSTRAK

Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan pemerintah daerah terhadap surplus/ deficit pada Pemetintah Provinsi DKI Jakarta ditinjau dari hasil perhitungan Rasio Keuangan : 1) Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal, 2) Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, 3) Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, 4) Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah dan 5) Rasio Efisiensi Pendapatan Asli Daerah. Subjek penelitian ini adalah Pemerintah Provisi DKI Jakarta, sedangkan untuk objeknya adalah laporan keuangan Pemerintah Provisi DKI Jakarta tahun 2015 – 2019. Pengumpulan data diambil dengan menggunakan teknik library research (penelitian kepustakaan) dan juga online research. Data yang diambil dari penelitian ini adalah data sekunder, dan metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis asosiatif dan metode kuantitatif. Alat analisis yang digunakan adalah program SPSS versi 23.0. Hasil analisis kinerja keuangan pemerintah daerah pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dinilai dari rasio derajat desentralisasi fiskal adalah sangat baik, rasio kemandirian keuangan daerah adalah sangat tinggi dengan pola hubungan delegatif, rasio ketergantungan keuangan daerah adalah sedang, rasio efektifitas pendapatan asli daerah adalah efektif dan rasio efisiensi pendapatan asli daerah cukup efisien. Dari hasil penelitian, secara bersama-sama atau secara simultan kinerja keuangan pemerintah daerah Provinsi DKI Jakarta dari variabel rasio derajat desentralisasi fiscal, rasio efektifitas pendapatan asli dan rasio efisiensi pendapatan asli daerah adalah berpengaruh terhadap surplus/ defisit pada. Sedangkan secara parsial dari variabel rasio kemandirian keuangan daerah maupun rasio ketergantungan keuangan daerah tidak berpengaruh terhadap surplus/ defisit pada pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Kata kunci : Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah, Terhadap Surplus/ Defisit, Rasio Derajat Desentralisasi, Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah, Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah dan Rasio Efisiensi Pendapatan Asli Daerah.

Page 2: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

Analysis of the Influence of Regional Government Financial Performance on Surplus / Deficit in the DKI Jakarta Provincial Government in 2015 - 2019

Hasmayati

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of local government financial performance on the surplus / deficit in the DKI Jakarta Provincial Government in terms of the calculation of Financial Ratios: 1) Fiscal Decentralization Degree Ratio, 2) Regional Financial Independence Ratio, 3) Regional Financial Independence Ratio, 4) Ratio Regional Original Income Effectiveness and 5) Original Regional Income Efficiency Ratio. The subject of this research is the DKI Jakarta Provisional Government, while the object is the financial statements of the DKI Jakarta Provision Government for 2015 - 2019. Data collection was taken using library research techniques (library research) and also online research. The data taken from this research is secondary data, and the data analysis methods used are associative analysis methods and quantitative methods. The analysis tool used is the SPSS version 23.0 program. The results of the analysis of local government financial performance in the Provincial Government of DKI Jakarta are judged by the ratio of the degree of fiscal decentralization to be very good, the ratio of regional financial independence is very high with a delegative relationship pattern, the ratio of regional financial dependence is moderate, the ratio of effectiveness of local revenue is effective and the ratio of efficiency local revenue is quite efficient. From the research results, jointly or simultaneously the financial performance of the regional government of DKI Jakarta Province from the ratio variable of the degree of fiscal decentralization, the effectiveness ratio of original income and the efficiency ratio of regional original income is an effect on the surplus / deficit in. Meanwhile, partially, the ratio of regional financial independence and the ratio of regional financial dependence has no effect on the surplus / deficit in the DKI Jakarta Provincial Government.

Keywords : Regional Government Financial Performance, Against Surplus / Deficit, Decentralization Degree Ratio, Regional Financial Independence Ratio, Regional Financial Dependency Ratio, Regional Original Income Effectiveness Ratio and Original Regional Original Income Efficiency Ratio.

Page 3: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

1. PENDAHULUAN

Akuntansi keuangan daerah

merupakan salah satu bidang dalam

akuntansi sektor publik yang mendapat

perhatian besar dari berbagai pihak.

Keuangan daerah mempunyai arti yang

sangat penting dalam rangka

pelaksanaan pemerintahan dan

kegiatan pembangunan oleh pelayanan

kemasyarakatan di daerah. Oleh karena

itu, keuangan daerah diupayakan untuk

berjalan secara berdaya guna dan

berhasil guna.

Pasal 4 Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 105 Tahun

2000 tentang Pengelolaan

Pertanggungjawaban Keuangan

Daerah menegaskan bahwa

pengelolaan keuangan daerah harus

dilakukan secara tertib, taat pada

peraturan perundang-undangan yang

berlaku, efisien, efektif, transparan dan

bertanggung jawab dengan

memperhatikan asas keadilan dan

kepatuhan. Kemampuan pemerintah

daerah dalam mengelola keuangan

dituangan dalam APBD yang langsung

maupun tidak langsung mencerminkan

kemampuan pemerintah daerah dalam

membiayai pelaksanaan tugas-tugas

pemerintahan, pembangunan dan

pelayanan sosial masyarakat.

Laporan keuangan pada

hakikatnya merupakan sebuah alat

yang menjadi bentuk

pertanggungjawaban sebuah entitas

atas pengelolaan sumber daya ekonomi

yang dimiliki. Bagi instansi

Pemerintah, laporan keuangan

menggambarkan pertanggungjawaban

instasi atas pelaksanaan anggaran dan

pengelolaan sumber daya. Pemerintah

melakukan pertanggungjawaban

melalui laporan keuangan karena

Pemerintah dikenal sebagai pelaku

ekonomi yang besar, di mana ia banyak

melakukan pengeluaran dan

mendapatkan penerimaan dari pajak

Page 4: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

yang dipungut dari masyarakat.

Dengan demikian, laporan keuangan

digunakan oleh Pemerintah untuk

memenuhi ekspektasi masyarakat

untuk mengungkapkan posisi

keuangan dan kinerjanya.

Secara umum, terdapat dua

basis pencatatan akuntansi yaitu basis

kas dan basis akrual. Dalam basis kas,

transaksi akan dicatat pada saat kas

diterima atau dikeluarkan yang

mengakibatkan hanya penerimaan dan

pengeluaran kas yang dicatat.

Akibatnya, neraca hanya akan

menunjukkan posisi kas. Pembaca

laporan keuangan tidak dapat

mengetahui nilai persediaan, aset tetap,

dan utang suatu organisasi. Berbeda

dengan basis kas, basis akrual

mengharuskan transaksi dicatat pada

saat terjadi, sehingga utang, piutang,

dan aset perusahaan dapat terlihat jelas

dalam laporan keuangan. Sektor

swasta mengadopsi basis akrual dalam

standar akuntansi karena basis ini

dapat mencerminkan kegiatan dan

dapat memperlihatkan posisi keuangan

yang sebenarnya.

Berdasarkan ketentuan umum

Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 71 Tahun 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintah,

Dalam rangka peningkatan kualitas

informasi pelaporan keuangan

pemerintah dan untuk menghasilkan

pengukuran kinerja yang lebih baik,

serta memfasilitasi manajemen

keuangan/aset yang lebih transparan

dan akuntabel, maka perlu penerapan

akuntansi berbasis akrual yang

merupakan best practice di dunia

internasional.

Standar Akuntansi

Pemerintahan sebagaimana amanat

dari Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 71 Tahun 2010

tentang standar akuntansi

pemerintahan, bahwa setiap entitas

Page 5: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

pelaporan dan entitas akuntansi pada

pemerintah pusat harus menerapkan

basis akrual untuk penyusunan laporan

keuangan pemerintah, mau tak mau

semua pengelolaan keuangan pada

satuan kerja pemerintah pusat harus

mampu daerah untuk

menerapkan basis akrual.

Salah satu hasil studi yang

dilakukan oleh IFAC Public Sector

Committee dalam Kementerian

Keuangan Republik Indonesia (2014)

menyatakan bahwa pelaporan berbasis

akrual bermanfaat dalam mengevaluasi

kinerja pemerintah terkait biaya jasa

layanan, efisiensi, dan pencapaian

tujuan. Dengan pelaporan berbasis

akrual, pengguna

dapat mengidentifikasi posisi

keuangan pemerintah dan

perubahannya, bagaimana pemerintah

mendanai kegiatannya sesuai dengan

kemampuan pendanaannya sehingga

dapat diukur kapasitas pemerintah

yang sebenarnya. Akuntansi

pemerintah berbasis akrual juga

memungkinkan pemerintah untuk

mengidentifikasi kesempatan dalam

menggunakan sumber daya masa

depan dan mewujudkan pengelolaan

yang baik atas sumber daya tersebut.

Provinsi DKI Jakarta sebagai

Ibukota Negara Kesatuan Republik

Indonesia, sebagai pusat pemerintahan,

dan sebagai daerah otonom berhadapan

dengan karakteristik permasalahan

yang sangat kompleks dan berbeda

dengan provinsi lain.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Standar

Akuntansi Pemerintahan

Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP) harus mengacu

Page 6: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

pada Peraturan Pemerintah yang

berlaku, dalam hal ini Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010

tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan yang merupakan

pengganti Peraturan Pemerintah

Nomor 24 Tahun 2005 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan.

Sampai dengan tahun anggaran 2013,

pemerintah daerah masih menerapkan

SAP berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005

tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan

2.2 Peraturan Pemerintah

Dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 71 Tahun 2010 menyatakan

bahwa, SAP Berbasis Akrual adalah

SAP yang mengakui pendapatan,

beban, aset, utang, dan ekuitas dalam

pelaporan finansial berbasis akrual,

serta mengakui pendapatan, belanja,

dan pembiayaan dalam pelaporan

pelaksanaan anggaran berdasarkan

basis yang ditetapkan dalam

APBN/APBD. SAP Berbasis Kas

Menuju Akrual adalah SAP yang

mengakui pendapatan, belanja, dan

pembiayaan berbasis kas, serta

mengakui aset, utang, dan ekuitas dana

berbasis akrual. Laporan keuangan

pokok terdiri dari: (a) Laporan

Realisasi Anggaran; (b) Neraca; (c)

Laporan Arus Kas; (d) Catatan atas

Laporan Keuangan. Selain laporan

keuangan pokok tersebut, entitas

pelaporan diperkenankan menyajikan

Laporan Kinerja Keuangan dan

Laporan Perubahan Ekuitas

2.3 Standar Peraturan Pemerintah

Standar Akuntansi Pemerintahan

(SAP) merupakan standar yang harus

diikuti dalam laporan keuangan

instansi pemerintah pusat dan

pemerintah daerah. Pengguna laporan

keuangan akan menggunakan SAP

untuk memahami informasi yang

disajikan dalam laporan keuangan.

Laporan pertanggungjawaban

keuangan daerah (LPJ keuangan

Page 7: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

daerah) dan laporan

pertanggungjawaban kinerja kepala

daerah (LPJ kinerja) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap atas

akuntabilitas publik pemerintah daerah

dan penerapan IPSAS berpengaruh

positif terhadap akuntabilitas publik

pemerintah.

2.4 Akuntansi Keuangan Daerah

Tanjung (2009:35)

mendefinisikan akuntansi keuangan

daerah adalah proses pencatatan,

penggolongan, pengikhtisaran dengan

cara tertentu dalam ukuran moneter,

transaksi dan kejadian-kejadian yang

umumnya bersifat keuangan dan

termasuk pelaporan hasi-hasilnnya

dalam penyelenggaraan urusan

pemerintah menurut asas otonomi dan

tugas pembantuan dengan prinsip

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2.5 Penjelasan Akuntansi

Keuangan Daerah

Menurut Halim (2013:56)

dalam konteks akuntansi keuangan

daerah pun terdapat sistem akuntansi

pemerintahan daerah. Konsep sistem

akuntansi pemerntahan daerah ini

termaktub dalam pasal 1 ayat (11)

Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 71 Tahun 2010

tentang SAP yang menyebutkan bahwa

Sistem Akuntansi Pemerintahan adalah

rangkaian sistematik dari prosedur,

penyelenggara, peralatan, dan elemen

lain untuk mewujudkan fungsi

akuntansi sejak analisis transaksi

sampai dengan pelaporan keuangan di

lingkungan organisasi pemerintahan.

Dari beberapa pengertian

di atas, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa Sistem

Akuntansi Keuangan Daerah

Page 8: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

(SAKD) merupakan sistem

akuntansi yang terdiri dari

seperangkat kebijakan, standard

dan prosedur yang dapat

menghasilkan laporan yang

relevan, andal dan tepat waktu

untuk menghasilkan informasi

dalam bentuk laporan keuangan

yang akan digunakan oleh pihak

intern dan ekstern pemerintah

daerah untuk mengambil

keputusan ekonomi.

Sistem akuntansi

merupakan faktor utama

pendorong agar manajemen dapat

menghasilkan informasi akuntansi

yang terstruktur dan mengandung

arti. Maka dari itu, untuk dapat

menentukan kapan suatu transaksi

harus dicatat, digunakan sistem

prosedur berbagai basis/dasar

akuntansi atau sistem pencatatan

yaitu basis kas dan basis akrual.

a. Basis Kas

Basis Kas (Cash Basis) merupakan

salah satu konsep yang sangat

penting dalam akuntansi, dimana

pencatatan basis kas (cash basis)

adalah teknik pencatatan ketika

transaksi terjadi dimana uang benar-

benar diterima atau dikeluarkan.

Dengan kata lain metode Cash

Basis adalah basis akuntansi yang

mengakui pengaruh transaksi dan

peristiwa lainnya pada saat kas atau

setara kas diterima atau dibayar

yang digunakan untuk pengakuan

pendapatan, belanja dan

pembiayaan.

Berdasarkan PSAP 01

Paragraf 8 Akuntansi berbasis

kas adalah basis akuntansi

yang mengakui pengaruh

transaksi dan peristiwa

lainnya pada saat kas atau

setara kas diterima atau

dibayar.

Bastian (2006:114),

Page 9: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

akuntansi berbasis kas

mampu menyediakan

informasi penting dan

obyektif. Tetapi di sisi lain,

informasi pendapatan dan

modal serta biaya operasional

selama periode tertentu tidak

dapat dimunculkan.

Keuntungan dan kerugian

merupakan hal yang penting

bagi organisasi baik sektor

publik maupun sektor swasta.

b. Basis Akrual

Basis Akrual (Accrual

Basis) adalah teknik

pencatatan transaksi yang

memiliki fitur pencatatan

dimana transaksi sudah dapat

dicatat, karena transaksi

tersebut memiliki implikasi

uang masuk atau keluar di

masa depan. Transaksi dicatat

pada saat terjadinya walaupun

uang belum benar-benar

diterima atau dikeluarkan.

Dengan kata lain basis akrual

digunakan untuk pengukuran

aset, liabilitas/kewajiban dan

aset neto. Basis akrual

mengakui pengaruh transaksi

dan peristiwa lainnya pada

saat transaksi dan peristiwa

itu terjadi tanpa

memperhatikan saat kas atau

setara kas diterima atau

dibayar.

Menurut Halim

(2013:54), Basis Akrual

(Accrual Basis) adalah dasar

akuntansi yang mengakui

transaksi dan peristiwa

lainnya pada saat transaksi

dan peristiwa itu terjadi (dan

bukan hanya pada saat kas

atau setara kas diterima atau

dibayar). Oleh karena itu,

transaksi-transaksi dan

Page 10: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

peristiwa-peristiwa dicatat

dalam catatan akuntansi dan

diakui dalam laporan

keuangan pada periode

terjadinya.

Permendagri Nomor

64 Tahun 2013 Pasal 1 ayat

(10) menjelaskan bahwa

Basis akrual adalah basis

akuntansi yang mengakui

pengaruh transaksi dan

peristiwa pada saat transaksi

dan peristiwa itu terjadi, tanpa

memperhatikan saat kas atau

setara kas diterima atau

dibayar.

c. Basis Akrual

Basis Akrual (Accrual

Basis) adalah teknik

pencatatan transaksi yang

memiliki fitur pencatatan

dimana transaksi sudah dapat

dicatat, karena transaksi

tersebut memiliki implikasi

uang masuk atau keluar di

masa depan. Transaksi dicatat

pada saat terjadinya walaupun

uang belum benar-benar

diterima atau dikeluarkan.

Dengan kata lain basis akrual

digunakan untuk pengukuran

aset, liabilitas/kewajiban dan

aset neto. Basis akrual

mengakui pengaruh transaksi

dan peristiwa lainnya pada

saat transaksi dan peristiwa

itu terjadi tanpa

memperhatikan saat kas atau

setara kas diterima atau

dibayar.

Menurut Halim

(2013:54), Basis Akrual

(Accrual Basis) adalah dasar

akuntansi yang mengakui

transaksi dan peristiwa

lainnya pada saat transaksi

dan peristiwa itu terjadi (dan

Page 11: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

bukan hanya pada saat kas

atau setara kas diterima atau

dibayar). Oleh karena itu,

transaksi-transaksi dan

peristiwa-peristiwa dicatat

dalam catatan akuntansi dan

diakui dalam laporan

keuangan pada periode

terjadinya.

Permendagri Nomor

64 Tahun 2013 Pasal 1 ayat

(10) menjelaskan bahwa

Basis akrual adalah basis

akuntansi yang mengakui

pengaruh transaksi dan

peristiwa pada saat transaksi

dan peristiwa itu terjadi, tanpa

memperhatikan saat kas atau

setara kas diterima atau

dibayar.

3. Perbedaan Laporan Keuangan

Berbasis Kas dan Akrual

Perbedaan laporan

keuangan pemerintah daerah

berbasis kas dengan berbasis

akrual adalah sebagai berikut:

Laporan Keuangan Berbasis Kas Laporan Keuangan Berbasis Akrual

Page 12: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

LAPORAN PERUBAHAN

SAL

Tidak ada laporan tersendiri

NERACA

Ekuitas Dana terbagi:

1) Ekuitas Dana Lancar: selisih

antara aset lancar dan

kewajiban jangka pendek,

termasuk sisa lebih

pembiayaannggaran/saldo

anggaran lebih

2) Ekuitas Dana Investasi:

mencerminkan kekayaan

pemerintah yang tertanam

dalam investasi jangka

panjang, aset tetap, dan aset

lainnya, dikurangi dengan

kewajiban jangka panjang

3) Ekuitas Dana Cadangan:

mencerminkan kekayaan

pemerintah yang dicadangkan

untuk tujuan tertentu sesuai

dengan peraturan perundang-

LAPORAN PERUBAHAN SAL

Laporan Perubahan SAL

menyajikan secara komparatif

dengan periode sebelumnya pos-

pos berikut:

1) Saldo Anggaran Lebih awal

2) Penggunaan Saldo Anggaran

Lebih

3) Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan

Anggaran tahun Berjalan

4) Koreksi Kesalahan Pembukuan

tahun Sebelumnya dan lain lain

5) Saldo Anggaran Lebih Akhir

NERACA

Hanya Ekuitas, yaitu kekayaan

bersih pemerintah yang merupakan

selisih antara aset dan kewajiban

pemerintah pada tanggal laporan.

Saldo ekuitas di Neraca berasal

dari saldo akhir ekuitas pada

Laporan Perubahan Ekuitas.

LAPORAN ARUS KAS

Page 13: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

undangan.

LAPORAN ARUS KAS

1) Disajikan oleh unit yang

mempunyai fungsi

perbendaharaan

2) Arus masuk dan keluar kas

diklasifikasikan berdasarkan

aktivitas operasi, investasi

aset non keuangan,

pembiayaan, dan non

anggaran

LAPORAN KINERJA

KEUANGAN

1) Bersifat optional

2) Disusun oleh entitas

pelaporan yang menyajikan

laporan berbasis akrual

3) Sekurang-kurangnya

menyajikan pos-pos:

a) Pendapatan dari kegiatan

operasional

b) Beban berdasarkan

1) Disajikan oleh unit yang

mempunyai fungsi

perbendaharaan umum

2) Arus masuk dan keluar kas

diklasifikasikan berdasarkan

aktivitas operasi, investasi,

pendanaan, dan transitoris

LAPORAN OPERASIONAL

1) Merupakan laporan keuangan

pokok

2) Menyajikan pos-pos sebagai

berikut

a) Pendapatan-LO dari

kegiatan operasional

b) Beban dari kegiatan

operasional

c) Surplus/defisit dari

Kegiatan Non Operasional,

bila ada

d) Pos luar biasa, bila ada

e) Surplus/defisit-LO

Page 14: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

klasifikasi fungsional dan

klasifikasi ekonomi

c) Surplus atau defisit

LAPORAN PERUBAHAN

EKUITAS

1) Bersifat optional

2) Sekurang-kurangnya

menyajikan pos-pos:

a) Sisa Lebih/Kurang

Pembiayaan Anggaran

b) Setiap pos pendapatan

dan belanja beserta

totalnya seperti

diisyaratkan dalam

standar-standa lainnya,

yang diakui secara

langsung dalam ekuitas

c) Efek kumulatif atas

perubahan kebijakan

akuntansi dan koreksi

kesalahan yang mendasar

diatur dalam suatu

LAPORAN PERUBAHAN

EKUITAS

1) Merupakan Laporan Keuangan

Pokok

2) Sekurang-kurangnya

menyajikan pos-pos:

a) Ekuitas awal;

b) Surplus/defisit-LO pada

periode bersangkutan;

c) Koreksi-koreksi yang

langsung

menambah/mengurangi

ekuitas, misalnya: koreksi

kesalahan mendasar dari

persediaan yang terjadi

pada periode-periode

sebelumnya dan perubahan

nilai aset tetap karena

revaluasi aset tetap.

d) Ekuitas akhir

CALK

Page 15: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

standar terpisah

CALK

Pada dasarnya hampir sama

dengan PP baru

Perbedaan yang muncul hanya

dikarenakan komponen laporan

keuangan yang berbeda dengan PP

lama

C. Laporan Keuangan Pemerintah

1. Pengertian Laporan Keuangan

Pemerintah

Tanjung (2012:12),

menyatakan pelaporan keuangan

pemerintah seharusnya

menyajikan informasi yang

bermanfaat bagi para pengguna

dalam menilai akuntabilitas dan

membuat keputusan baik

keputusan ekonomi, sosial,

maupun politik dengan

menyediakan informasi sebagai

berikut:

a. Menyediakan informasi

tentang sumber, alokasi, dan

pengguna sumber daya

keuangan.

b. Menyediakan informasi

mengenai kecukupan

penerimaan periode berjalan

untuk membiayai seluruh

pengeluaran.

c. Menyediakan informasi

mengenai jumlah sumber

daya ekonomi yang

digunakan dalam kegiatan

entitas pelaporan serta hasil-

hasil yang telah dicapai.

d. Menyediakan informasi

mengenai bagaimana entitas

pelaporan mendanai seluruh

kegiatannya dan mencukupi

kebutuhan kasnya.

e. Menyediakan informasi

mengenai posisi keuangan

Page 16: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

dan kondisi entitas pelaporan

berkaitan dengan sumber-

sumber penerimaannya, baik

jangka pendek maupun

jangka panjang, termasuk

yang berasal dari pungutan

pajak dan pinjaman.

f. Menyediakan informasi

mengenai perubahan posisi

keuangan entitas pelaporan,

apakah mengalami kenaikan

atau penurunan, sebagai

akibat kegiatan yang

dilakukan selama periode

pelaporan.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Pemerintah

Halim (2009:20), menyatakan

bahwa tujuan umum laporan

keuangan adalah menyajikan

informasi mengenai posisi

keuangan, realisasi anggaran,

arus kas, dan kinerja

keuangan suatu entitas

pelaporan yang bermanfaat

bagi para pengguna dalam

membuat dan menevaluasi

keputusan mengenai alokasi

sumber daya secara spesifik.

3. Komponen Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah

Berdasarkan Peraturan

Gubernur Provinsi Daerah Khusus

Ibukota Jakarta Nomor 204 Tahun

2016 Tentang Kebijakan

Akuntansi Pemerintah Provinsi

Daerah Khusus Ibukota Jakarta,

Komponen Laporan Keuangan

pokok terdiri dari:

a. Laporan Realisasi

Anggaran (LRA)

Laporan Realisasi

Anggaran menyajikan ikhtisar

sumber, alokasi, dan

pemakaian sumber daya

ekonomi yang dikelola oleh

pemerintah daerah, yang

Page 17: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

menggambarkan

perbandingan antara anggaran

dan realisasinya dalam satu

periode pelaporan.

b. Laporan Perubahan Saldo

Anggaran Lebih (SAL)

Laporan Perubahan

Saldo Anggaran Lebih

menyajikan informasi

kenaikan atau penurunan

Saldo Anggaran Lebih tahun

pelaporan dibandingkan

dengan tahun sebelumnya.

c. Neraca

Neraca menggambarkan

posisi keuangan suatu entitas

pelaporan mengenai aset,

kewajiban, dan ekuitas pada

tanggal tertentu. Unsur yang

dicakup oleh neraca terdiri dari

aset, kewajiban, dan ekuitas.

d. Laporan Operasional (LO)

Laporan operasional

menyajikan ikhtisar sumber daya

ekonomi yang menambah ekuitas dan

penggunananya yang dikelola oleh

pemerintah daerah untuk kegiatan

penyelenggaraaan pemerintahan

dalam suatu periode pe Unsur yang

dicakup secara langsung dalam

Laporan Operasional terdiri dari

pendapatan-LO, beban, transfer, dan

pos-pos luar biasa

e. Laporan Arus Kas (LAK)

Laporan Arus Kas

menyajikan informasi kas

sehubungan dengan aktivitas

operasional, investasi, pendanaan,

dan transitoris yang menggambarkan

saldo awal, penerimaan, pengeluaran,

dan saldo akhir kas pemerintah

daerah selama periode tertentu. Unsur

yang dicakup dalam Laporan Arus

Kas terdiri dari penerimaan dan

pengeluaran kas

f. Laporan Perubahan Ekuitas

(LEK)

Laporan Perubahan Ekuitas

Page 18: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

menyajikan informasi kenaikan atau

penurunan ekuitas tahun pelaporan

dibandingkan dengan tahun

sebelumnya.

g. Catatan atas Laporan

Keuangan (CaLK)

Catatan atas Laporan

Keuangan meliputi penjelasan naratif

atau rincian dari angka yang tertera

dalam Laporan Realisasi Anggaran,

Laporan Perubahan SAL, Laporan

Operasional, Laporan Perubahan

Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus

Kas. Catatan atas Laporan Keuangan

juga mencakup informasi tentang

kebijakan akuntansi yang

dipergunakan oleh entitas pelaporan

dan informasi lain yang diharuskan

dan dianjurkan untuk diungkapkan di

dalam kebijakan akuntansi

pemerintahan serta ungkapan-

ungkapan yang diperlukan untuk

menghasilkan penyajian laporan

keuangan secara wajar.

Analisis Kinerja Keuangan

Pemerintah Daerah

a. Rasio Derajat

Desentralisasi Fiskal

Tingkat desentralisasi

fiskal adalah ukuran untuk

menunjukkan tingkat

kewenangan dan tanggung

jawab yang diberikan

pemerintah pusat kepada

pemerintah daerah untuk

melaksanakan pembangunan.

Derajat desentralisasi

dihitung berdasarkan

perbandingan antara jumlah

Pendapatan Asli Daerah

dengan total penerimaan

daerah. Rasio ini

menunjukkan derajat

kontribusi PAD terhadap total

pendapatan daerah. Semakin

Page 19: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

tinggi kontribusi PAD maka

semakin tinggi kemampuan

pemerintah daerah dalam

penyelenggaraan

desentralisasi. Rasio ini

dirumuskan sebagai berikut :

Derajat Desentraslisasi

Fiskal =

Pendapatan Asli Daerah

Total Pendapatan

Daerah

Derajat desentralisasi

fiskal khususnya komponen

PAD dibandingkan dengan

total pendapatan daerah,

menurut Tim Fispol UGM

menggunakan skala interval

seperti pada tabel berikut:

Tabel 2.2

Skala Interval Rasio Derajat

Desentralisasi Fiskal

Sumber : Tim Litbang Depdagri – Fisipol UGM, 1991 dalam I Dewa Gde Bisma dan Hery Susanto (2010:78)

b. Rasio Kemandirian

Keuangan Daerah

Tingkat kemandirian

keuangan daerah adalah

ukuran yang menunjukkan

kemampuan keuangan

pemerintah daerah dalam

membiayai sendiri kegiatan

pemerintahan, pembangunan,

dan pelayanan kepada

masyarakat yang telah

membayar pajak dan retribusi

sebagai sumber pendapatan

yang diperlukan daerah.

Skala Interval Derajat

Desentralisasi Fiskal (%)

Kemampuan Keuangan Daerah

00,00 – 10,00 Sangat Kurang

10,01 – 20,00 Kurang

20,01 – 30,00 Sedang

30,01 – 40,00 Cukup

40,01 – 50,00 Baik

> 50,00 Sangat Baik

Page 20: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

Rasio kemandirian daerah

dihitung dengan cara

membandingkan jumlah

penerimaan Pendapatan Asli

Daerah dibagi dengan jumlah

pendapatan transfer dari

pendapatan pusat dan provinsi

serta pinjaman daerah. Rasio

ini dirumuskan sebagai

berikut :

Rasio Kemandirian

Keuangan Daerah

=

Pendapatan Asli Daerah

Bantuan Pemerintah Pusat dan Pinjaman

Rasio Kemandirian

Keuangan Daerah

menggambarkan

ketergantungan daerah

terhadap sumber dana ekstern.

Semakin tinggi rasio

kemandirian mengandung arti

bahwa tingkat ketergantungan

daerah terhadap bantuan

pihak ekstern (terutama

pemerintah pusat) semakin

rendah, demikian pula

sebaliknya. Rasio

kemandirian juga

menggambarkan tingkat

partisipasi masyarakat dalam

pembangunan daerah.

Semakin tinggi rasio

kemandirian, semakin tinggi

partisipasi masyarakat dalam

membayar pajak dan retribusi

daerah yang merupakan

komponen utama pendapatan

asli daerah. Semakin tinggi

masyarakat membayar pajak

dan retribusi daerah akan

menggambarkan tingkat

kesejahteraan masyarakat

yang semakin tinggi.

Tabel 2.3

Skala Interval Rasio Kemandirian

Keuangan Daerah

Page 21: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

Kemampuan Keuangan

Kemandirian (%)

Pola Hubungan

Rendah Sekali 0% – 25% Instruktif

Rendah 25% – 50% Konsultatif

Sedang 50% – 75% Pastisipatif

Tinggi 75% – 100% Delegatif

Sangat Tinggi > 100% Delegatif Sumber : Halim (2007:169) dalam Ratna Wulaningrum

c. Rasio Ketergantungan

Keuangan Daerah

Tingkat ketergantungan

daerah adalah ukuran tingkat

kemampuan daerah dalam

membiayai aktifitas

pembangunan daerah melalui

optimalisasi PAD. Rasio

ketergantungan keuangan

daerah dihitung dengan cara

membandingkan jumlah

pendapatan transfer yang

diterima oleh penerimaan

daerah dengan total

penerimaan daerah. Semakin

tinggi rasio ini maka semakin

besar tingkat ketergantungan

pemerintah daerah terhadap

pemerintahan pusat dan/atau

pemerintah provinsi. Rasio ini

dirumuskan sebagai berikut :

Rasio Ketergantungan

Keuangan Daerah

=

Pendapatan

Transfer

Total Pendapatan Daerah

d. Rasio Efektifitas

Pendapatan Asli Daerah

Rasio efektifitas

Pendapatan Asli Daerah

(PAD) menggambarkan

kemampuan pemerintah

daerah dalam merealisasikan

PAD yang direncanakan

dibandingkan dengan target

yang ditetapkan berdasarkan

potensi riil daerah. Rasio

efektifitas PAD dihitung

dengan cara membandingkan

realisasi penerimaan PAD

dengan target penerimaan

Page 22: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

PAD (dianggarkan). Rasio ini

dirumuskan sebagai berikut:

Rasio Efektifitas

PAD =

Realisasi Penerimaan PAD x

100% Target Penerimaan PAD

Surplus/ Defisit

Surplus APBD merupakan

selisih lebih antara Pendapatan Daerah

dan Belanja Daerah pada tahun

anggaran yang sama. Surplus terjadi

bila jumlah pendapatan lebih besar

daripada jumlah belanja. Apabila

APBD mengalami surplus tidak selalu

berarti daerah tersebut memiliki

kelebihan kas, namun hal tersebut

terjadi karena anggaran pendapatan

daerah lebih besar dari anggaran

belanja daerah. Surplus anggaran

pendapatan tersebut dapat dianggarkan

oleh daerah untuk pembayaran pokok

utang, penyertaan modal (investasi)

daerah, pemberian pinjaman kepada

pemerintah pusat/daerah lain, dan

pembentukan dana cadangan

(misalnya : untuk dana Pilkada, untuk

pembangunan infrastruktur).

Defisit secara harfiah berarti

adalah kekurangan dalam kas

keuangan. Defisit biasa terjadi ketika

suatu organisasi (biasanya pemerintah)

memiliki pengeluaran lebih banyak

daripada penghasilan.

Metode Penelitian

I Made Wirartha (2006:68)

Metode Penelitian adalah Suatu cabang

ilmu pengetahuan yang membicarakan

atau mempersoalkan cara-cara

melaksanakan penelitian (yaitu

meliputi kegiatan-kegiatan mencari,

mencatat, merumuskan, menganalisis

sampai menyusun laporannya)

berdasarkan fakta-fakta atau gejala-

gejala secara ilmiah.

Metode analisis yang

digunakan untuk menjawab rumusan

masalah dalam penelitian ini

Page 23: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

menggunakan metode analisis asosiatif

dan metode kuantitatif.

Metode penelitian kuantitatif

menekankan pada pengujian teori-teori

melalui pengukuran variabel-variabel

penelitian dengan angka dan

melakukan analisis data dengan

prosedur statistik.

Sedangkan penelitian asosiatif

merupakan penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan antara dua

variabel atau lebih. Dengan penelitian

ini maka akan dapat dibangun suatu

teori yang dapat berfungsi untuk

menjelaskan, meramalkan dan

mengontrol suatu gejala. Pada

penelitian ini menggunakan hubungan

kausal.

Hubungan kausal adalah

hubungan antara dua variabel atau

lebih yang bersifat mempengaruhi

antara variabel yang satu (variabel

bebas) terhadap variabel lain (variabel

terikat). Dalam bentuk hubungan ini

diketahui dengan pasti atau dapat

dibedakan variabel bebas (variabel

yang mempengaruhi) dengan variabel

terikat (variabel yang dipengaruhi),

dengan kata lain hubungan ini

diartikan sebagai hubungan sebab

akibat, bila X maka Y. Bentuk

hubungan kausal dapat dilihat pada

gambar 3.1 dibawah ini:

Gambar 3.1

Hubungan Kausal akibat X

Mempengaruhi Y

Penelitian ini menguji

pengaruh Kinerja Keuangan

Pemerintah Daerah terhadap Surplus/

Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta periode 2015-2019. Peneliti

akan memberikan gambaran terlebih

dahulu mengenai bagaimana kinerja

keuangan pemerintah daerah selama

periode 2015 – 2019 pada Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta, lalu dianalisa

X Y

Page 24: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

bagaimana pengaruhnya dengan

surplus/ defisit.

Objek Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Populasi

dalam penelitian ini berjumlah 34

Provinsi di Indonesia

2. Sampel

sampel yang digunakan

berjumlah 5 tahun yaitu

pada tahun 2015 – 2019

dari Provinsi DKI

Jakarta. Adapun data

yang diambil berupa

laporan keuangan pada

tahun 2015 sampai

dengan tahun 2019.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data

merupakan langkah yang paling

utama dalam penelitian. Pada

penelitian ini, jenis data yang

diperlukan yaitu data kuantitatif.

Data kuantitatif tersebut diperoleh

melalui website resmi Pejabat

Pengelola Informasi dan

Dokumentasi (PPID) yaitu

www.ppid.jakarta.go.id.

Metode data penilitian dibahas

berdasarkan sumber data sekunder

dan primer.

Pada penelitian ini, data sekunder

diambil dari data sekunder yang

berupa laporan keuangan tahunan

Provinsi DKI Jakarta periode 2015

sampai dengan 2019 melalui

website resmi Pejabat Pengelola

Informasi dan Dokumentasi

(PPID) yaitu

www.ppid.jakarta.go.id

4. Variabel Penelitian

Page 25: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

Menurut Sugiono (2016:38)

Variabel penelitian adalah Segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya.

Pada penelitian ini terdapat 4

(empat) variabel yang berisi 3 (tiga)

variabel bebas (independen) dan 1

variabel terikat (dependen). Adapun

variabel – variabel tersebut sebagai

berikut:

1. Variabel Independen (X)

Menurut Sugiono (2016:39),

Variabel Independen sering disebut

sebagai variabel stimulus, prediktor,

antecedebt. Dalam bahasa Indonesia

sering disebut sebagai variabel bebas.

Variabel bebas adalah merupakan

variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat).

Dalam penelitian ini terdapat 5

(lima) variabel independen, yaitu

sebagai berikut :

Tabel 3.1 Variabel Independen

Penelitian Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal X1

Rasio Kemandirian Keuangan

Daerah

X2

Rasio Ketergantungan Keuangan

Daerah

X3

Rasio Efektifitas Pendapatan Asli

Daerah

X4

Rasio Efisiensi Pendapatan Asli

Daerah

X5

2. Variabel Dependen (Y)

Menurut Sugiono (2016:39),

Variabel Dependen sering disebut

sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen. Dalam bahasa

Indonesia sering disebut sebagai

variabel terikat. Variabel terikat

merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel

bebas.

Page 26: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

Variabel dependen disebut juga dengan

variabel tergantung, dikarenakan

variasinya tergantung terhadap variasi

variabel lainnya

Tabel 3.2 Variabel Dependen Penelitian

Teknik Analisis Data

Dalam melakukan suatu

penelitian sangat perlu dilakukan

perencanaan dan perancangan

penelitian, agar penelitian yang

dilakukan dapat berjalan dengan baik

dan sistematis.

Berikut metode pengujian data

yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk

melihat atau menguji suatu model

yang termasuk layak atau tidak

layak digunakan dalam penelitian

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda adalah

analisis yang menjelaskan

hubungan antara perubahan respon

(variabel dependen) dengan faktor-

faktor yang mempengaruhi lebih

dari satu prediktor (variabel

independen)

Y = Variabel Dependen (Surplus/ Defisit)

α = Konstanta

X1 = Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal

X2 = Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

X3 = Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

X4 = Rasio Efektifitas Pendapatan Asli

Daerah

X5 = Rasio Efisiensi Pendapatan Asli Daerah

β1….. β5 = Koefisien Regresi Variabel

Bebas

e = Error Term

3. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk

memperoleh gambaran mengenai

hubungan antara variabel

independen dengan variabel

dependen. Secara statistik,

Surplus/ Defisit Y

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + e

Page 27: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

setidaknya ini dapat diukur dari

nilai koefisien determinasi, nilai

statistik F dan nilai statistik t.

perhitungan statistic disebut

signifikan secara statistik apabila

nilai uji statistiknya berada dalam

daerah kritis (daerah dimana Ho

ditolak). Sebaliknya disebut tidak

signifikan bila nilai uji statistiknya

berada dalam daerah dimana Ho

diterima.

a. Koefisien Determinasi (R2)

b. Uji Signifikan Parameter

Individual (Uji Statistik t)

c. Uji Signifikan Keseluruhan

dan Regresi Sample (Uji

Statistik F)

Kerangka Pemikiran

Kerangkan pemikiran untuk

penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Gambar 3.2

Kerangka Pemikiran

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Daerah Khusus Ibukota

Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu

kota negara dan kota terbesar di

Indonesia. Jakarta merupakan satu-

satunya kota di Indonesia yang

memiliki status setingkat provinsi.

Jakarta terletak di pesisir bagian

barat laut Pulau Jawa. Dahulu

pernah dikenal dengan beberapa

nama di antaranya Sunda Kelapa,

Jayakarta, dan Batavia.

Sejak kemerdekaan sampai

sebelum tahun 1959, Djakarta

merupakan bagian dari Provinsi

Jawa Barat. Pada tahun 1959, status

Kota Djakarta mengalami

X1 = Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal

X2 = Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

X3 = Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

X4 = Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah

X5 = Rasio Efisiensi Pendapatan Asli Daerah

(Laporan Keuangan 2012-2017)

Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta

Y = Surpus/ Defisit

Page 28: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

perubahan dari sebuah kotapraja di

bawah wali kota ditingkatkan

menjadi daerah tingkat satu (Dati I)

yang dipimpin oleh gubernur. Yang

menjadi gubernur pertama ialah

Soemarno Sosroatmodjo, seorang

dokter tentara. Pengangkatan

Gubernur DKI waktu itu dilakukan

langsung oleh Presiden Sukarno.

Pada tahun 1961, status Djakarta

diubah dari Daerah Tingkat Satu

menjadi Daerah Khusus Ibukota

(DKI) dan gubernurnya tetap

dijabat oleh Sumarno.

Semenjak dinyatakan

sebagai ibu kota, penduduk Jakarta

melonjak sangat pesat akibat

kebutuhan tenaga kerja

kepemerintahan yang hampir semua

terpusat di Jakarta. Dalam waktu 5

tahun penduduknya berlipat lebih

dari dua kali.

Pada masa pemerintahan

Soekarno, Jakarta melakukan

pembangunan proyek besar, antara

lain Gelora Bung Karno, Masjid

Istiqlal, dan Monumen Nasional.

Pada masa ini pula Poros Medan

Merdeka-Thamrin-Sudirman mulai

dikembangkan sebagai pusat bisnis

kota, menggantikan poros Medan

Merdeka-Senen-Salemba-

Jatinegara. Pusat permukiman besar

pertama yang dibuat oleh pihak

pengembang swasta adalah Pondok

Indah (oleh PT Pembangunan Jaya)

pada akhir dekade 1970-an di

wilayah Jakarta Selatan.

Jakarta memiliki luas sekitar

661,52 km² (lautan: 6.977,5 km²),

dengan penduduk berjumlah

10.374.235 jiwa (2017). Wilayah

metropolitan Jakarta (Jabodetabek)

yang berpenduduk sekitar 28 juta

jiwa, merupakan metropolitan

terbesar di Asia Tenggara atau

urutan kedua di dunia.

Jakarta merupakan kota

Page 29: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

dengan tingkat pertumbuhan

ekonomi yang cukup pesat. Saat ini,

lebih dari 70% uang negara beredar

di Jakarta. Perekonomian Jakarta

terutama ditunjang oleh sektor

perdagangan, jasa, properti, industri

kreatif, dan keuangan. Beberapa

sentra perdagangan di Jakarta yang

menjadi tempat perputaran uang

cukup besar adalah kawasan Tanah

Abang dan Glodok. Kedua kawasan

ini masing-masing menjadi pusat

perdagangan tekstil serta dengan

sirkulasi ke seluruh Indonesia.

Bahkan untuk barang tekstil dari

Tanah Abang, banyak pula yang

menjadi komoditi ekspor.

Sedangkan untuk sektor keuangan,

yang memberikan konstribusi

cukup besar terhadap perekonomian

Jakarta adalah industri perbankan

dan pasar modal. Untuk industri

pasar modal, pada bulan Mei 2013

Bursa Efek Indonesia tercatat

sebagai bursa yang memberikan

keuntungan terbesar, setelah Bursa

Efek Tokyo. Pada bulan yang sama,

kapitalisasi pasar Bursa Efek

Indonesia telah mencapai USD

510,98 miliar atau nomor dua

tertinggi di kawasan ASEAN.

Pada tahun 2012,

pendapatan per kapita masyarakat

Jakarta sebesar Rp 110,46 juta per

tahun (USD 12,270). Sedangkan

untuk kalangan menengah atas

dengan penghasilan Rp 240,62 juta

per tahun (USD 26,735), mencapai

20% dari jumlah penduduk. Di sini

juga bermukim lebih dari separuh

orang-orang kaya di Indonesia

dengan penghasilan minimal USD

100,000 per tahun. Kekayaan

mereka terutama ditopang oleh

kenaikan harga saham serta properti

yang cukup signifikan. Saat ini

Jakarta merupakan kota dengan

tingkat pertumbuhan harga properti

Page 30: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

mewah yang tertinggi di dunia,

yakni mencapai 38,1% Selain

hunian mewah, pertumbuhan

properti Jakarta juga ditopang oleh

penjualan dan penyewaan ruang

kantor. Pada periode 2009-2012,

pembangunan gedung-gedung

pencakar langit (di atas 150 meter)

di Jakarta mencapai 87,5%. Hal ini

telah menempatkan Jakarta sebagai

salah satu kota dengan pertumbuhan

pencakar langit tercepat di dunia.

Pada tahun 2020, diperkirakan

jumlah pencakar langit di Jakarta

akan mencapai 250 unit. Dan pada

saat itu Jakarta telah memiliki

gedung tertinggi di Asia Tenggara

dengan ketinggian mencapai 638

meter (The Signature Tower).

HASIL PENELITIAN

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Tabel 4.1

Resume Laporan Realisasi Anggaran

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun

2012-2017

Berdasarkan tabel 4.1

diatas, untuk pendapatan asli daerah

tahun 2012-2017 terlihat selalu

mengalami kenaikan. Pendapatan

asli daerah pada tahun 2012 sebesar

Rp 22.040.801.447.924

menjadi pendapatan asli daerah

terendah, sedangkan pendapatan

asli daerah tertinggi terjadi pada

tahun 2017 yaitu sebesar Rp

43.901.488.807.743.

Untuk pendapatan transfer

tahun 2012-2017 terlihat fluktuatif

karena terjadi kenaikan dan

penurunan. Pada tahun 2012 sampai

dengan tahun 2015 selalu

mengalami penuruan setiap

2012 2013 2014Laporan Realisasi Anggaran

Pendapatan Asli Daerah 22.040.801.447.924 26.852.192.452.636 31.274.215.885.719 Pendapatan Transfer 13.334.647.270.804 11.517.024.305.153 12.160.469.922.272 Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 3.731.333.261 1.148.327.253.901 389.614.752.674 Total Pendapatan 35.379.180.051.989 39.517.544.011.690 43.824.300.560.665 Jumlah Belanja Daerah 31.558.706.898.925 38.301.502.396.759 37.799.664.298.459 Surplus / Defisit 3.820.473.153.064 1.216.041.614.931 6.024.636.262.206

2015 2016 2017Laporan Realisasi Anggaran

Pendapatan Asli Daerah 33.686.176.815.708 36.888.017.587.716 43.901.488.807.743 Pendapatan Transfer 8.642.378.398.086 15.271.661.452.714 18.969.291.389.929 Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 1.880.682.954.789 1.625.027.272.083 1.953.107.172.148 Total Pendapatan 44.209.238.168.583 53.784.706.312.513 64.823.887.369.820 Jumlah Belanja Daerah 43.031.322.947.557 47.128.810.245.854 51.066.081.379.887 Surplus / Defisit 1.177.915.221.026 6.655.896.066.659 13.757.805.989.933

TAHUN

TAHUN

Page 31: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

tahunnya, kemudian mulai tahun

2016 dan 2017 kembali mengalami

kenaikan. Pendapatan transfer pada

tahun 2015 sebesar Rp

8.642.378.398.086 menjadi

pendapatan transfer terendah,

sedangkan pendapatan asli daerah

tertinggi terjadi pada tahun 2017

yaitu sebesar Rp

18.969.291.389.929.

Untuk lain-lain pendapatan

yang sah tahun 2012-2017 juga

terlihat fluktuatif karena terjadi

kenaikan dan penurunan. Pada

tahun 2012 sampai dengan tahun

2014 selalu mengalami penuruan

setiap tahunnya, kemudian pada

tahun 2015 mengalami kenaikan

menjadi sebesar Rp

1.880.682.954.789. Lalu pada tahun

2016 kembali mengalami

penurunan menjadi sebesar Rp

1.625.027.272.083. Adapun pada

tahun 2017 mengalami kenaikan

kembali menjadi sebesar Rp

1.953.107.172.148. Lain-lain

pendapatan yang sah pada tahun

2014 sebesar Rp 389.614.752.674

menjadi lain-lain pendapatan yang

sah terendah, sedangkan lain-lain

pendapatan yang sah tertinggi

terjadi pada tahun 2017 yaitu

sebesar Rp 1.953.107.172.148.

Untuk total pendapatan

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

selama tahun 2012 hingga 2017

selalu meningkat setiap tahunnya.

Total pendapatan pada tahun 2012

menjadi total pendapatan terendah

selama tahun 2011-2016 yaitu

sebesar Rp 35.379.180.051.989,

sedangkan total pendapatan pada

tahun 2017 menjadi total

pendapatan tertinggi selama tahun

2012-2017 yaitu sebesar Rp

64.823.887.369.820.

Jumlah belanja daerah setiap

tahun juga mengalami kenaikan.

Page 32: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

Jumlah belanja daerah pada tahun

2012 sebesar Rp

31.558.706.898.925 dan jumlah

belanja daerah pada tahun 2017

sebesar Rp 51.066.081.379.887.

Analisis Data dan Pembahasan

1. Analisis Data yang Berkaitan

Dengan Kinerja Keuangan

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

a. Posisi Rasio Derajat Desentralisasi

Fiskal Tabel 4.2

Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal

Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012 – 2017

Berdasarkan pada tabel

4.2 diatas, dapat diketahui

bahwa kinerja keuangan

pemerintah daerah Provinsi

DKI Jakarta dapat

dikategorikan sangat baik. Hal

ini ditunjukkan pada

peningkatan nilai rasio derajat

desentralisasi fiskal selama 4

tahun karena nilai

perbandingan antara

Pendapatan Asli Daerah

dengan Total Pendapat tidak

terlalu jauh. Namun, terjadi

penurunan selama 2 tahun yaitu

pada tahun anggaran 2016 dan

2017 yang disebabkan oleh

pendapatan asli daerah yang

nilainya berbanding jauh

dengan total pendapatan

daerah, tetapi meskipun terjadi

penurunan nilai rasio tersebut

masih dalam kriteria yang

sangat baik.

Grafik 4.1

Grafik Rasio Derajat Desentralisasi

Fiskal Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta Tahun 2012 – 2017

Tahun Anggaran

Pendapatan Asli Daerah

(Rp)

Total Pendapatan Daerah

(Rp)

Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal

(%)

Kemampuan Keuangan

Daerah

2012 22.040.801.447.924 35.379.180.051.989 62,30 Sangat Baik

2013 26.852.192.452.636 39.517.544.011.690 67,95 Sangat Baik

2014 31.274.215.885.719 43.824.300.560.665 71,36 Sangat Baik

2015 33.686.176.815.708 44.209.238.168.583 76,20 Sangat Baik

2016 36.888.017.587.716 53.784.706.312.513 68,58 Sangat Baik

2017 43.901.488.807.743 64.823.887.369.820 67,72 Sangat Baik

69,02

62,30

76,20

Rata-Rata

Nilai Terendah

Nilai Tertinggi

Page 33: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

b. Posisi Rasio Kemandirian Keuangan

Daerah

Berikut ini adalah perhitungan rasio

kemandirian keuangan daerah

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

selama 6 tahun mulai tahun 2012

sampai 2017 beserta tingkat

pertumbuhannya:

Tabel 4.3

Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012 – 2017

Berdasarkan pada tabel 4.3 diatas,

dapat diketahui bahwa kemampuan

keuangan derah Provinsi DKI Jakarta

sangat tinggi dan pola hubungannya

delegatif. Hal ini ditunjukkan pada

peningkatan nilai rasio kemandirian

keuangan daerah selama 4 tahun

karena nilai pendapatan asli daerah

lebih besar dari pendapatan transfer.

Meskipun terjadi penurunan karena

nilai pendapatan transfer meningkat

selama 2 tahun yaitu pada tahun

anggaran 2016 dan 2017, tetapi nilai

rasio tersebut masih dalam kriteria

yang sangat baik.

Grafik 4.2

Grafik Rasio Kemandirian Keuangan

Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Tahun 2012 – 2017

c. Posisi Rasio Ketergantungan

Keuangan Daerah

Tabel 4.4

Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

Pemerintah

Tahun Anggaran

Pendapatan Asli Daerah

(Rp)

Pendapatan Transfer(Rp)

Rasio Kemandirian

Keuangan Daerah

Kemampuan Keuangan

Pola Hubungan

2012 22.040.801.447.924 13.334.647.270.804 165% Sangat Tinggi Delegatif

2013 26.852.192.452.636 11.517.024.305.153 233% Sangat Tinggi Delegatif

2014 31.274.215.885.719 12.160.469.922.272 257% Sangat Tinggi Delegatif

2015 33.686.176.815.708 8.642.378.398.086 390% Sangat Tinggi Delegatif

2016 36.888.017.587.716 15.271.661.452.714 242% Sangat Tinggi Delegatif

2017 43.901.488.807.743 18.969.291.389.929 231% Sangat Tinggi Delegatif

253%

165%

390%

Rata-Rata

Nilai Terendah

Nilai Tertinggi

Page 34: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012 – 2017

Berdasarkan pada tabel 4.3 diatas,

dapat diketahui tingkat ketergantungan

keuangan derah Provinsi DKI Jakarta

berdasarkan hasil perhitungan yang

membandingkan jumlah pendapatan

transfer dengan yang diterima oleh

pemerintah daerah dengan total

pendapatan daerah menunjukkan

peningkatan yang persentase yang

fluktuatif. Terlihat pada tahun anggaran

2012 termasuk dalam kriteria cukup

karena nilai pendapatan transfer terlihat

cukup banyak jika dibandingkan dengan

total pendapatan daerah. Sedangkan pada

2 tahun anggaran selanjutnya yaitu 2013

dan 2014, mengalami peningkatan kriteria

menjadi sedang karena adanya penurunan

nilai pendapatan transfer. Lalu pada tahun

anggaran 2015 tingkat ketergantungan

keuangan daerah kembali meningkat

menjadi rendah karena nilai pendapatan

transfer termasuk rendah jika

dibandingkan dengan total pendapatan

daerah. Kemudian terjadi penurunan yang

cukup signifikan pada tahun anggaran

2016 dan 2017, hal ini dikarenakan nilai

pendapatan transfer yang diterima

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terjadi

peningkatan sehingga tingkat

ketergantungan keuangan daerah kembali

menjadi ke tingkat yang sedang.

Grafik 4.3

Grafik Rasio Ketergantungan Keuangan

Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Tahun 2012 – 2017

d. Posisi Rasio Efektifitas Pendapatan

Asli Daerah Tabel 4.5

Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah Pemerintah

Tahun Anggaran

Pendapatan Transfer(Rp)

Total Pendapatan Daerah

(Rp)

Rasio Ketergantungan

Keuangan Daerah

Ketergantungan Keuangan

Daerah

2012 13.334.647.270.804 35.379.180.051.989 37,69 Cukup

2013 11.517.024.305.153 39.517.544.011.690 29,14 Sedang

2014 12.160.469.922.272 43.824.300.560.665 27,75 Sedang

2015 8.642.378.398.086 44.209.238.168.583 19,55 Rendah

2016 15.271.661.452.714 53.784.706.312.513 28,39 Sedang

2017 18.969.291.389.929 64.823.887.369.820 29,26 Sedang

28,63

19,55

37,69Nilai Tertinggi

Rata-Rata

Nilai Terendah

Page 35: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012 – 2017

Berdasarkan pada tabel 4.3 diatas,

dapat diketahui bahwa rasio efektifitas

pendapatan asli daerah Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta terlihat berfluktuatif pada

tahun 2012 hingga 2017. Presentase pada

tahun anggaran 2012 dan 2013 termasuk

dalam kriteria yang sangat efektif karena

nilai realisasi pendapatan asli daerah

melampaui nilai target pendapatan asli

daerah. Namun, pada tahun anggaran 2014

menjadi terjadi penurunan yang signifikan

karena nilai realisasi pendapatan asli daerah

terlampau jauh bahkan tidak mencapai nilai

target pendapatan asli daerah yang telah

ditentukan sehingga persentase tersebut

termasuk dalam kriteria yang kurang

efektif. Kemudian pada tahun 2015

mengalami kenaikan menjadi cukup

efektif, hal ini dikarenakan nilai realisasi

pendapatan asli daerah tidak terlampau jauh

dari nilai target pendapatan asli daerah

meskipun nilai realisasi belum mencapai

nilai targer. Lalu, pada tahun 2016 terjadi

peningkatan nilai realisasi kembali

sehingga kriteria rasio efektifitas

pendapatan asli daerah meningkat menjadi

efektif. Adapun pada tahun anggaran 2017

mengalami kenaikan yang cukup signifikan

menjadi sangat efektif karena nilai realisasi

pendapatan asli daerah melampaui target

pendapatan asli daerah.

Grafik 4.4

Grafik Rasio Efektifitas Pendapatan

Asli Daerah Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta Tahun 2012 – 2017

e. Posisi Rasio Efisiensi Pendapatan

Asli Daerah

Berikut ini adalah perhitungan Rasio

Efisiensi Pendapatan Asli Daerah

Tahun Anggaran

Realisasi PAD(Rp)

Target PAD(Rp)

Rasio Efektifitas PAD

Kriteria

2012 22.040.801.447.924 20.523.433.370.351 107% Sangat Efektif

2013 26.852.192.452.636 26.304.097.561.000 102% Sangat Efektif

2014 31.274.215.885.719 39.757.308.437.000 79% Kurang Efektif

2015 33.686.176.815.708 37.965.616.304.000 89% Cukup Efektif

2016 36.888.017.587.716 38.501.784.839.738 96% Efektif

2017 43.901.488.807.743 41.687.387.826.535 105% Sangat Efektif

96%

79%

107%

Nilai Terendah

Nilai Tertinggi

Rata-Rata

Page 36: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selama

6 tahun mulai tahun 2012 sampai 2017

beserta tingkat pertumbuhannya:

Tabel 4.6

Rasio Efisiensi Pendapatan Asli

Daerah Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta Tahun 2012 – 2017

Berdasarkan pada tabel 4.3 diatas, dapat

diketahui bahwa rasio efisiensi

pendapatan asli daerah Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta terlihat berfluktuatif

pada tahun 2012 hingga 2017. Pada tahun

anggaran 2012 termasuk dalam kriteria

yang cukup efisien karena nilai belanja

daerah cukup rendah jika dibandingkan

dengan pendapatan daerah. Kemudian

pada tahun anggaran 2013 tingkat

presentasi mengalami kenaikan yang

menyebabkan kriteria pada tahun ini

menjadi kurang efisien, hal ini disebabkan

oleh nilai belanja daerah mendekati nilai

pendapatan daerah. Pada tahun anggaran

2014 presentase menjadi turun sehingga

tingkat presentase kembali menjadi

kriteria yang cukup efisien karena nilai

belanja daerah cukup rendah jika

dibandingkan dengan pendapatan daerah.

Adapun pada tahun 2015 mengalami

kenaikan presentase kembali sehingga

menjadi kurang efisien karena nilai

belanja hampir mendekati nilai

pendapatan daerah. Namun, pada tahun

2016 presentase kembali menurun dan

termasuk dalam kriteria Cukup Efisien

karena nilai belanja daerah cukup rendah

jika dibandingkan dengan pendapatan

daerah pada tahun tersebut. Adapun pada

tahun anggaran 2017 presentase

mengalami penurunan yang signifikan

sehingga menjadi kriteria yang efisien

karena nilai belanja daerah lebih rendah

jika dibandingkan dengan nilai

pendapatan asli daerah.

Grafik Rasio Efisiensi Pendapatan Asli

Tahun Anggaran

Realisasi Belanja Daerah

(Rp)

Realisasi Pendapatan Daerah

(Rp)

Rasio Efisiensi PAD (%)

Kriteria

2012 31.558.706.898.925 35.379.180.051.989 89,20 Cukup Efisien

2013 38.301.502.396.759 39.517.544.011.690 96,92 Kurang Efisien

2014 37.799.664.298.459 43.824.300.560.665 86,25 Cukup Efisien

2015 43.031.322.947.557 44.209.238.168.583 97,34 Kurang Efisien

2016 47.128.810.245.854 53.784.706.312.513 87,62 Cukup Efisien

2017 51.066.081.379.887 64.823.887.369.820 78,78 Efisien

89,3578,7897,34

Nilai TerendahNilai Tertinggi

Rata-Rata

Page 37: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Tahun 2012 – 2017

1) Uji Hipotesis

Uji Koefisien Determinasi

Hasil uji koefisien determinasi

akan disajikan pada tabel 4.24

dibawah ini:

Tabel 4.24

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Tahun 2012 – 2017

Sumber : IBM SPSS for Windows Ver 23

Berdasarkan tabel 4.24 diatas, pada

kolom Adjusted R Square diperoleh nilai

koefisien determinasi sebesar -0,216 yang

artinya variabel rasio ketergantungan

keuangan daerah tidak mempengaruhi

surplus/ defisit.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian dan

pembahasan yang dilakukan oleh

penulis mengenai pengaruh kinerja

keuangan pemerintah daerah terhadap

surplus/ defisit pada Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta selama kurun

waktu 6 (enam) tahun yaitu dari tahun

2012 sampai dengan tahun 2017, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Untuk posisi rasio derajat

desentralisasi fiskal pada

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,

posisi terendah berada pada tahun

2012 yaitu sebesar 62,30%,

sedangkan posisi tertinggi berada

pada tahun 2015 sebesar 76,20%

dan rata-rata rasio derajat

desentralisasi fiskal Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta selama

periode 2012 hingga 2017 adalah

69,02%. Berdasarkan hasil

R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,164a ,027 -,216 5.164.214.236.883,18500

Model

a. Predictors: (Constant), Rasio Ketergantungan Keuangan Daerahb. Dependent Variable: Surplus/ Defisit

Model Summaryb

Page 38: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

perhitungan dapat dilihat bahwa

kinerja keuangan Pemerintah

Daerah Provinsi DKI Jakarta jika

dilihat dari rasio derajat

desentralisasi fiskal dapat

dikategorikan sangat baik. Hal ini

berarti bahwa PAD memiliki

kemampuan yang sangat baik

dalam membiayai pembangunan

daerah. Pendapatan Asli Daerah

(PAD) DKI Jakarta memberikan

kontribusi yang besar terhadap

total pendapatan daerah.

2. Untuk posisi rasio kemandirian

keuangan daerah posisi terendah

berada pada tahun 2012 yaitu

sebesar 165%, sedangkan posisi

tertinggi berada pada tahun 2015

sebesar 390% dan rata-rata rasio

kemandirian keuangan daerah

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

selama periode 2012 hingga 2017

adalah 253%. Berdasarkan hasil

perhitungan, kemampuan

keuangan pemerintah daerah

Provinsi DKI Jakarta sangat tinggi

dan pola hubungannya termasuk

pola hubungan delegatif di mana

campur tangan pemerintah pusat

sudah tidak ada karena daerah

telah benar-benar mampu dan

mandiri dalam melaksanakan

urusan otonomi daerah.

3. Untuk posisi rasio ketergantungan

keuangan daerah posisi terendah

berada pada tahun 2015 yaitu

sebesar 19,55 %, sedangkan posisi

tertinggi berada pada tahun 2012

sebesar 37,69 % dan rata-rata rasio

ketergantungan keuangan daerah

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

selama periode 2012 hingga 2017

adalah 28,63%. Hal ini berarti

bahwa tingkat ketergantungan

daerah terhadap bantuan dari

pihak ekstern (terutama bantuan

Page 39: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

dari pemerintah pusat) adalah

sedang.

4. Untuk posisi rasio efektifitas

pendapatan asli daerah pada

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,

posisi terendah adalah 79% pada

tahun 2014, posisi tertinggi pada

tahun 2011 sebesar 107% dan rata-

rata rasio efektifitas pendapatan

asli daerah Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta selama periode 2012

hingga 2017 adalah 96%. Oleh

karena itu, kinerja keuangan

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

berdasarkan rasio efektifitas

pendapatan asli daerah selama

2012-2017 berada pada kriteria

yang efektif.

5. Untuk posisi rasio efisiensi

pendapatan asli daerah pada

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,

posisi terendah adalah 78,78%

pada tahun 2016, posisi tertinggi

pada tahun 2015 sebesar 97,34%

dan rata-rata rasio efisiensi

pendapatan asli daerah Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta selama

periode 2012 hingga 2017 adalah

89,35%. Oleh karena itu, kinerja

keuangan Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta berdasarkan rasio

efisiensi pendapatan asli daerah

selama 2012-2017 berada pada

kriteria yang cukup efisien.

6. Kinerja keuangan pemerintah

daerah terhadap surplus/ defisit

pada Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta selama periode 2012

sampai dengan 2017 jika diuji

secara parsial menggunakan

variabel rasio derajat

desentralisasi fiskal, rasio

efektifitas pendapatan asli daerah

dan rasio efisiensi pendapatan asli

daerah memperoleh hasil yang

Page 40: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

berpengaruh terhadap surplus/

defisit. Sedangkan jika diuji secara

sederhana menggunakan rasio

kemandirian keuangan daerah

maupun rasio ketergantungan

keuangan daerah masing-masing

variabel memperoleh hasil yang

tidak berpengaruh terhadap

surplus/ defisit.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian

dan pembahasan serta kesimpulan

yang telah dikemukakan, berikut ini

adalah beberapa saran yang diharapkan

dapat memberikan manfaat bagi pihak-

pihak yang berkenaan dengan

pengaruh kinerja keuangan pemerintah

daerah terhadap surplus/ defisit,

sebagai berikut:

1. Sebaiknya Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta mempertahankan atau

meningkatkan jumlah pendapatan

asli daerah disetiap tahunnya agar

kinerja keuangan Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta berdasarkan

rasio derajat desentralisasi fiskal

tetap berada pada tingkat yang

sangat baik dan kemampuan

keuangan pemerintah daerah

Provinsi DKI Jakarta tetap berada

di tingkat yang sangat tinggi

dengan pola hubungan delegatif.

2. Sebaiknya Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta mengurangi dana

perimbangan atau pendapatan

transfer dan meningkatkan

pendapatan asli daerah agar

Pemerintah Provinsi DKI tidak

selalu bergantung terhadap

bantuan dari pihak ekstern,

terutama bantuan dari pemerintah

pusat.

3. Sebaiknya Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta membuat

perencanaan target pendapatan

asli daerah dengan baik agar nilai

Page 41: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

realisasi pendapatan asli daerah

tidak terlalu jauh dari target yang

telah direncanakan karena jika

nilai pendapatan asli daerah tidak

jauh dari target dapat

meningkatkan kinerja keuangan

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

berdasarkan rasio efektifitas

pendapatan asli daerah menjadi

kriteria yang sangat efektif.

4. Sebaiknya Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta mengurangi jumlah

belanja dalam memperoleh

pendapatan asli daerah agar

kinerja keuangan Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta berdasarkan

rasio efisiensi pendapatan asli

daerah bisa termasuk dalam

kriteria yang efisien atau sangat

efisien.

5. Untuk peneliti selanjutnya

disarankan agar meneliti

pemerintah daerah lainnya yang

ada di Indonesia agar lebih terlihat

jelas kinerja keuangan pada setiap

pemerintahan daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Hafiz Tanjung. 2009. Akuntansi Pemerintahan Daerah: Konsep dan Aplikasi Sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan. Bandung: ALFABETA.

Adhi, Daniel Kartika dan Yohanes

Suhardjo. 2013. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Dan Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Studi Kasus Pada Pemerintah Kota Tual). Jurnal Stie Semarang. Volume 5, Nomor 3, Edisi Oktober 2013.

Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor

Publik: Suatu Pengantar Edisi Pertama. Jakarta : Erlangga.

Bisma, I Gde Dewa dan Susanto, H. 2010.

Evaluasi kinerja keuangan daerah pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun anggaran 2003-2007. Jurnal Akuntansi. Volume 4 Nomot 3, Desember 2010.

Deddy, Nordiawan dan Hertiati

Ayuningtyas. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Halim, Abdul. 2002. Akuntansi Sektor

Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta : Salemba Empat.

Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Sektor

Publik: Akuntansi Keuangan Daerah.

Page 42: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

Edisi Revisi. Jakarta : Salemba Empat.

Halim, Abdul. 2009. Akuntansi Keuangan

Daerah. Edisi Revisi. Jakarta : Salemba Empat.

Halim, Abdul. 2013. Akuntansi Keuangan

Daerah. Jakarta : Salemba Empat. Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisis

Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Gade, Muhammad. 2000. Akuntansi

Pemerintahan. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Kusreni, Sri dan Sultan Suhab. 2009

Kebijaksanaan APBD dan Kesejahteraan Masyarakat di Provinsi Sulawesi Selatan. DIE – Jurnal Ilmu Ekonomi dan Manajemen. Volume 5 Nomor 3, April 2009.

Mahmudi. 2016. Analisis Lapoan

Keuangan Pemerintah Daerah. Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Manangkalangi, Kurniawan M. 2013.

Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal EMBA, Vol.1 No.3 September 2013, Hal. 22-31.

Mardiasmo. 2002. Otonomi dan

Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No.

12 Tahun 2014 Tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 204 Tahun 2016 Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59

Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik

Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 Tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

Prastowo, Dwi. 2011. Analisis Laporan

Keuangan : Konsep dan Aplikasi. Jakarta: UPP STIM YKPN.

Sahri, Dian Rahma. 2018. Pengaruh

Struktur Modal dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada PT. Agung Podomoro Land Tbk dan PT Alam Sutera Realty Tbk Tahun 2011 – 2016. Skripsi. Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Azzahra, Jakarta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitataif dan

Page 43: Hasmayati - jurnalpostulate.files.wordpress.com...Creating Bright Futures Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Surplus/ Defisit Pada Pemerintah Provinsi DKI

Creating Bright Futures

Kombinasi (Mixed Methods. Bandung: Alfabeta.

Tanjung, Abdul Hafis. 2012. Akuntansi

Pemerintahan Daerah Berbasis Akrual. Bandung: Alfabeta.

Wirartha, I Made. 2006. Metode Penelitian

Sosial Ekonomi. Yogyakarta : Andi Offset.

Wulaningrum, Ratna. 2017. Analisis

Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 1 Nomor 2.

Zeyn, Elvira. 2011. Pengaruh good

governance dan standar akuntansi pemerintahan terhadap akuntabilitas keuangan dengan komitmen organisasi sebagai pemoderasi. Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan, Vol. 1 No. 1, April 2011 Pp 21-37.

https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Jakar

ta (Diakses pada tanggal 07 April 2019)

https://id.scribd.com/document/345681579

/Anggaran-Surplus-Dan-Defisit-Negara (Diakses pada tanggal 19 April 2019)

http://ppid.jakarta.go.id/laporan-keuangan-

pemerintah-daerah (Diakses pada tanggal 25 November 2018)

http://www.djpk.kemenkeu.go.id/?ufaq=ap

a-yang-dimaksud-dengan-surplus-apbd-dan-bagaimana-tindak-lanjutnya (Diakses pada tanggal 19 April 2019)