hasil yang di diskusikan
DESCRIPTION
ini adalah pelajaran di smaTRANSCRIPT
HASIL YANG DI DISKUSIKAN
JAWABAN NO.ABSEN 4
1. Jawaban No.Absen 04 (Empat)a) Seni pada umumnya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim
dari ilmu. Dewasa ini seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi Dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan.Seni merupakan sarana komunikasi perasaan dan pengalaman batin seseorang kepada kelompok masyarakatnya dalam rangka memenuhi kebutuhan pribadinya.Seni berasal dari kata sani (Sanskerta) yang berarti pemujaan, persembahan dan pelayanan. Kata tersebut berkaitan erat dengan upacara keagamaan yang disebut kesenian. Menurut Padmapusphita, kata seni berasal dari bahasa Belanda “genie” dalam bahasa Latin disebut “genius”, artinya kemampuan luar biasa yang dibawa sejak lahir , menurut kajian ilmu di eropa mengatakan “ART” yang berarti artivisual yaitu adalah suatu media yang melakukan suatu kegiatan tertentu. Seiring dengan perkembangan waktu, banyak definisi seni diungkapkan oleh beberapa ahli.
b) Seni menurut pendapat tokoh :
Kottak
seni sebagai kualitas, hasil ekspresi, atau alam keindahan atau segala hal yang
melebihi keasliannya serta klasifikasi objek-subjek terhadap kriteria estetis.
J.J Hogman
Kesenian adalah sesuatu yang mempunyai unsur ideas, activities, dan artifacts.
Aristoteles
seni adalah peniruan terhadap alam tetapi sifatnya harus ideal.
Plato dan Rousseau
seni adalah hasil peniruan alam dengan segala seginya.
Ki Hajar Dewantara
seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaan dan sifat indah,
sehingga menggerakan jiwa perasaan manusia
Ahdian Karta Miharja
seni adalah kegiatan rohani yang mereflesikan realitas dalam suatu karya yang
bentuk dan isinya mempunya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam
rohaninya penerimanya.
Drs. Sudarmaji
seni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan
menggunakan media bidang,garis,warna,tekstur,volume dan gelap terang.
Drs Popo Iskandar
seni adalah hasil ungkapan emosi yang ingin di sampaikan kepada orang lain
dalam kesadaran hidup bermasyarakat/berkelompok.
Prof. Drs. Suwaji bastomi
seni adalah aktivitas batin dengan pengalaman estetika yang menyatakan dalam
bentuk agung yang mempunyai daya membangkitkan rasa takjub dan haru.
Enslikopedia Indonesia
seni adalah penciptaan segala hal atau benda yang karena keindahannya orang
senang melihatnya atau mendengarnya.
Schopenhauer
seni adalah segala usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk yang
menyenangkan. Menurut tiap orang senang dengan seni music meskipun seni
musik adalah seni yang paling abstrak
Eric Ariyanto
seni adalah kegiatan rohani atau aktivitas batin yang di refleksikan dalam bentuk
karya yang dapat membangkitkan perasaan orang lain yang melihat atau
mendengarkannya.
Kuntjaraningrat
Kesenian adalah suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
dan peraturan dimana kompleks aktivitas dan tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat dan biasanya berwujud benda-benda hasil manusia.
William A. Haviland
Kesenian adalah keseluruhan sistem yang melibatkan proses penggunaan
imajinasi manusia secara kreatif di dalam sebuah kelompok masyarakat dengan
kebudayaan tertentu
Irving Stone
Kesenian adalah kebutuhan pokok. Seperti roti atau anggur atau mantel hangat
dimusim dingin. Mereka yang mengira kesenian adalah barang mewah,
pikirannya tidak utuh. Roh manusia menjadi lapar akan kesenian seperti halnya
perutnya keroncongan minta makan
Dr.Yustiono
mengartikan ilmu sebagai suatu cabang studi yang berkenaan dengan observasi
dan klasifikasi fakta, khususnya dengan penetapan hukum-hukum yang teruji
baik melalui induksi maupun hipotesis atau secara khusus, ilmu berarti
pengetahuan yang disepakati dan terakumulasi serta disusun dan dirumuskan
dengan merujuk kepada pendapatan kebenaran umum atau gerak hukum umum.
Dra.Nuning Y.Damayanti,Dipl.Art.
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan
sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari
kreatifitas manusia.
Ira Adriati, M.Sn.
seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan
untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa
yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan
baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif
mungkin untuk medium itu.
Irma Damayanti, M.Sn.
seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit
untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis
memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya
Drs.Rizki Akhmad Zaelani
Kata "seni" adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya,
walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni
berasal dari kata "SANI" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan
jiwa". Mungkin saya memaknainya dengan keberangkatan orang/ seniaman saat
akan membuat karya seni, namun menurut kajian ilimu di eropa mengatakan
"ART" (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah
kegiatan. Namun kita tidaka usah mempersoalkan makna ini, karena
kenyataannya kalu kita memperdebatkan makna yang seperti ini akan semakain
memperkeruh suasana kesenian, biarlah orang memilih yang mana terserah
mereka.
Menurut Alexander Baum Garton
Seni adalah keindahan dan seni adalah tujuan yang positif menjadikan penikmat
merasa dalam kebahagiaan.
Emanuel Kant
Seni adalah sebuah impian karena rumus rumus tidak dapat mengihtiarkan
kenyataan.
Menurut Leo Tolstoy
Seni adalah menimbulkan kembali perasaan yang pernah dialami.
Herbert
menyatakan bahwa istilah “art” pada umumnya dihubungkan dengan bagian seni
yang biasa ditandai dengan istilah “plastic” atau “visual”, tetapi semestinya di
dalamnya termasuk pula seni sastra dan seni musik.
Akhdiat Kartamiharja,
yang menekankan bahwa seni merupakan kegiatan psikis (rohani) manusia yang
merefleksi kenyataan (realitas). Karena bentuk dan isi karya tersebut memiliki
daya untuk membangkitkan dan menggugah pengalaman tertentu dalam alam
psikis si penikmat atau apresiator.
Thomas Munro
mendefinisikan seni sebagai alat buatan manusia yang menimbulkan efek-efek
psikologis atas manusia lain yang meliahatnya. Efek etrsebut mencakup
tanggapan-tanggapan yang berujud pengamatan, pengenalan, imajinasi yang
rasional maupun emosional (Munro, 1963:19)
Sudjojono,
seorang pelukis zaman revolusi kemerdekaan Indonesia, yang dianggap sebagai
pendobrak tradisi seni lukis pemandangan alam, juga menyatakan bahwa senia
adalah produk ekspresi jiwa, seni tanpa jiwa ibarat masakan tanpa garam. Isi
karya seni yang hidup tercermin dari kandungan psikis/jiwanya(Yuliman, 1976:9-
10)
c) Pengertian Seni tari .
Tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan
di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan
perasaan, maksud, dan pikiran.
Tari adalah bentuk gerak yang indah dan lahir dari tubuh yang bergerak, berirama,
dan berjiwa sesuai dengan maksud dan tujuan tari.
Seni tari merupakan gerak tubuh secara ritmis atau berirama yang dilakukan pada
waktu dan tempat tertentu untuk mengungkapkan perasaan, pikiran, sebagai
hiburan, bentuk rasa syukur, dan persembahan.
pengertian tari menurut para ahli
Haukin menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi sebagai ungkapan si pencipta (Haukins: 1990, 2).
La Mery , bahwa ekspresi yang berbentuk simbolis dalam wujud yang lebih tinggi harus diinternalisasikan Untuk menjadi bentuk yang nyata.
Kamala Devi Chattopadhyaya. Tari adalah suatu instinct atu desakan emosi didalam diri kita yang mendorong kita untuk mencari ekspresi pada tari.
Sussanne K Langer : tari adalah gerak ekspresi manusia yang indah. Gerakan dapat dinikmati melalui rasa ke dalam penghayatan ritme tertentu.
Corry Hamstrong : tari merupakan gerak yang diberi bentuk dalam ruang. Suryodiningrat : tari merupakan gerak dari seluruh anggota tubuh yang selaras dengan irama
musik (gamelan) diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud tertentu. Cooric Hartong : Tari adalah gerak-gerak yang diberi bentuk ritmis dari badan di dalam
ruang. Judith Lynne Hanna : Tari adalahseni plastis dari gerak yang visual terlihat sepintas. Aristoteles : Tari adalah gerakan ritmis yang bertujuan untuk menghadirkan karakter
manusia, sebagaimana merekabertindakdanmenderita. Kamaladevi Chattopadhyay : Tari adalah desakan perasaan manusia dalam dirinya yang
mendorong untuk mencari ungkapan yang berupa gerak-gerak ritmis. Suadarsa Pringgo Broto : Tari adalah ketentuan bentuk-bentuk gerakan tubuh dan ruang.
Suryo : mengedepankan tentang tari dalam ekspresi subyektif yang diberi bentuk obyektif M. Jazuli : Tari adalah bahwa gerak-gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik. jazuli : Irama musik sebagai pengiring dapat digunakan untuk mengungkapkan maksud dan
tujuan yang ingin disampaikan pencipta tari melalui penari. hawkins : ekspresi perasaan manusia yang diubah ke dalam imajinasi dalam bentuk media
gerak sehingga gerak yang simbolis tersebut sebagai ungkapan si penciptanya (Hawkins, 1990:2).
Soedarsono : Tari adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak-gerak yang indah dan ritmis. Susan K.Lenger : Tari adalah gerak-gerak yang dibentuk secara ekspresif yang diciptakan
manusia untuk dapat dinikmati. Curt Sacha : Tari adalah gerak yang ritmis S. Humardani : Tari adalah ungkapan bentuk-bentuk gerak ekspresif yang indah dan
ritmis.Curt Sachs : Tari adalah gerakan yang berirama. Pengucapan jiwa manusia melalui gerak-gerik berirama yang indah.
K M A Theodora Retno Maruh : tari adalah suatu kesenian yang tidak akan pernah bersifat kontemporer, baik yang pernah terlupakan sekalipun.
Drs. I Gede Ardika : tari adalah sesuatu yang bisa disatukan dalam berbagai hal hingga semua orang dapat menyesuaikan diri atau menyelaraskannya menurut caranya masing-masing.
Irmgrad Bartenieff & Forrestine Paulay : Tari adalah bentuk seni yang ekspresionostis yang menjembatani reaksi jiwa seseorang dengan konflik dan problem dunia modern.
C. Sachs : Seni tari adalah pengucapan jiwa manusia melalui gerak – geri berirama yang indah. Dalam kebudayaan melayu terdapat berbagai – bagai jenis tarian , sama ada tarian asli ataupun tarian yang telah dipengaruhi oleh unsur – unsur moden.
CurtSach : Tari merupakan salah satu cabang seni yang mendapat perhatian besar di masyarakat. Ibarat bahasa gerak, hal tersebut menjadi alat ekspresi manusia dalam karya seni
Tari menurut SoedarsonoTari adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak-gerak yang indah dan ritmis.
Tari menurut Susan K.Lenger Tari adalah gerak-gerak yang dibentuk secara ekspresif yang diciptakan manusia untuk dapat dinikmati.
Tari menurut Curt Sacha Tari adalah gerak yang ritmis Tari menurut Kamala Devi Chattopadhyaya Tari adalah suatu instinct atu desakan emosi
didalam diri kita yang mendorong kita untuk mencari ekspresi pada tari. Tari (menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah gerakan badan (tangan dan
sebagainya) yang berirama, biasanya diiringi dengan bunyi-bunyian (musik, gamelan dan sebagainya).
Tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika.
Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta. (Haukins, 1990:2)
Tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diubah melaui gerak ritmis yang indah. (Soedarsono)
Tari adalah gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik atau gamelan diatur oleh irama sesuai dengan maksud tujuan tari. (Soeryodiningrat, 1986:21).
d) Pengertian koreografi : Koreografi (atau "rancangan tari", berasal dari bahasa Yunani "χορεία", "tari" dan
"γραφή", "menulis") disebut juga sebagai komposisi tari merupakan seni membuat/merancang struktur ataupun alur sehingga menjadi suatu pola gerakan-gerakan. Istilah komposisi tari bisa juga berarti navigasi atau koneksi atas struktur pergerakan. Hasil atas suatu pola gerakan terstruktur itu disebut pula sebagai koreografi. Orang yang merancang koreografi disebut sebagai koreografer.
2. Fungsi – fungsi pertunjukkan tari Indonesia : Fungsi adalah sekelompok aktivitas yang tergolong pada jenis yang sama
berdasarkan sifat atau pelaksanaannya. seni tari memiliki beberapa fungsi, yaitu seni tari sebagai sarana upacara, seni tari sebagai hiburan, seni tari sebagai media pergaulan, seni tari sebagai penyaluran terapi, seni tari sebagai media pendidikan, seni tari seabagai pertunjukan, dan seni tari sebagai media katarsis (Wardhana, 1990: 21 - 36)
Fungsi – fungsi pertunjukkan tari :a)Seni tari sebagai sarana upacaraTari dapat digunakan sebagai sarana upacara. Jenis tari ini banyak macamnya, seperti tari untuk upacara keagamaan dan upacara penting dalam kehidupan manusia.Contoh : 1. Tari bedhaya ketawang ( Surakarta )
Tari Bedhaya Ketawang berasal dari kata bedhaya berarti
penari wanita di istana. Sedangkan ketawang berasal dari kata yang berarti langit, identik dengan
mendhung atau awan tempatnya di atas, sesuatu yang di atas dinamakan tinggi makna simbolisnya
yaituluhur. Tari Bedhaya Ketawang menjadi tari suguhan sakral yang berarti suci yang
menyangkut Ketuhanan, dimana segala sesuatu tidak akan terjadi tanpa kehendak TuhanYang Maha
Esa.
Sejarah
Ada beberapa sejarah yang mengungkapkan pembentukan tarian ini. Yaitu,Sultan Agung yang
memerintah Mataram dari tahun 1613-1645, suatu hari melakukan laku ritual semedi. Dalam
keheningan cipta, rasa, dan karsa itu, sang raja mendengar suara tetembangan dari
arah tawang atau langit.Dia begitu terkesima dan tak mampu menyembunyikan keterpesonaannya.
Begitu selesai bersemedi dia memanggil empat orang pengiringnya yaitu Kanjeng Panembahan
Purboyo, Kyai Panjang Mas, Pangeran Karang Gayam II, dan Tumenggung Alap-alap. Sultan Agung
mewedarkan hasil kesaksian batinnya pada mereka. Lalu, terciptalah sebuah tarian yang diberi nama
Bedhaya Ketawang. Dikisahkan pula bahwa dalam pertapaanya raja pertama atau pendahulu
kerajaan Mataram yang bernama Panembahan Senapati ing Alaga Sayiddin Panatagama bertemu
dan melakukan cinta kasih dengan Ratu Kencanasari atau yang dikenal juga dengan Kanjeng Ratu
Kidul yang kemudian menjadi cikal bakal tarian ini.
Makna
Tarian ini memiliki tiga makna yaitu
Adat Upacara, menurut adatnya tarian ini hanya bisa dilakukan pada setahun sekali saja
yaitu pada hari ulang tahun tahta kerajaan.
Sakral, Karena pencipta dari tarian ini berasal dari Ratu kidul, konon kabarnya beliau selalu
hadir pada saat latihan ataupun pada saat tarian ini dipentaskan.
Religius,karena tarian ini juga mengajarkan tentang filsafah hidup serta menanyakan untuk
tujuan apa manusia hidup selama di dunia.
Ritual
Sebelum melakukan pementasan baik penari maupun Keraton selalu memiliki kebiasaan atau ritual
yang harus dijalankan, seperti :
Penari
Sebelum menarikan tarian ini kesembilan penari ini melakukan ritual puasa tertentu, harus suci lahir
dan batin serta tidak dalam keadaan datang bulan. Untuk itu disiapkan penari cadangan untuk
menggantikan para penari yang tiba-tiba mendapat halangan pada saat akan pementasan. Kesucian
para penari benar-benar diperhatikan karena konon kabarnya Kanjeng Ratu Kidul akan datang
menghampiri para penari yang gerakannya masih salah pada saat latihan berlangsung.
Keraton
Keraton juga harus melakukan ritual tertentu yaitu larungan atau labuhan yang berarti persembahan
korban berupa sesaji ke 4 titik mata angin. Keempat mata angin tersebut dimulai di bagian arah
utara untuk Gunung Merapi dengan penguasa Kanjeng Ratu Sekar. Di bagian arah selatan untuk
Segoro Kidul Laut Selatan dengan penguasa Ratu Kidul. Di bagian barat, untuk Tawang Sari dengan
penguasaSang Hyang Pramori Durga di hutan Krendowahono. Dan terakhir, di bagian timur untuk
Tawang Mangu dengan penguasa Argodalem Tirtomoyo, dan Gunung Lawu dengan penguasa Kyai
Sunan Lawu.
Posisi Penari
Banyaknya Penari dalam tarian ini berjumlah 9 orang. Jumlah sembilan penari Bedhaya Ketawang
adalah simbol makrokosmos jagad raya yang ditandai dengan sembilan arahmata
angin dan mikrokosmos merupakan simbol alam semesta dengan segala isinya. Masing-masing
penari tersebut memiliki sebutan dan simbol pemaknaan tersendiri untuk posisinya.
Penari pertama disebut Batak yang disimbolkan sebagai pikiran dan jiwa,
Penari kedua disebut Endhel Ajeg yang disimbolkan sebagai keinginan hati atau nafsu
Penari ketiga disebut Endhel Weton yang disimbolkan sebagai tungkai kanan
Penari keempat disebut Apit Ngarep yang disimbolkan sebagai lengan kanan
Penari kelima disebut Apit Mburi yang disimbolkan sebagai lengan kiri
Penari keenam disebut Apit Meneg yang disimbolkan sebagai tungkai kiri
Penari ketujuh disebut Gulu yang disimbolkan sebagai badan
Penari kedelapan disebut Dhada yang disimbolkan sebagai badan
Penari kesembilan disebut Dan Boncit yang disimbolkan sebagai organ seksual. Nomor
sembilan disini direpresentasikan sebagai konstelasi bintang-bintang dari arti Ketawang.
Kostum
Kostum yang digunakan oleh para penari Bedaya Ketawang adalah dodot ageng yang digunakan oleh
pengantin Jawa atau disebut juga basahan. Menggunakan gelung bokor mengkurep yang berukuran
lebih besar daripada gaya Yogyakarta
2. Tari bedhaya semang ( Yogyakarta )
Dalam perspektif budaya Jawa, istilah bedhaya dan srimpi menyiratkan makna yang
sangat penting.Makna penting itu bukan saja bagi kalangan ningrat Jawa (para priyayi trahing
aluhur), melainkan juga bagi masyarakat petani Jawa. Di lingkungan istana, Bedhaya dan Srimpi
dipahami sebagai genre tari puteri.Jawa yang merefleksikan tingkat keteraturan, keselarasan,
kehalusan budi, dan pengendalian diri yang tinggi. Sementara di kalangan petani Jawa, istilah
tersebut dipakai untuk memberikan identifikasi terhadap bentuk atau genre tari yang
dikualifikasikan sebagai tari alus. Oleh karena itu, tari Gambyong, Bondhan, atau Golek oleh para
petani ada kalanya disebut dengan istilah bedhaya dan srimpi. Satu hal yang menarik adalah, baik di
dalam lingkungan istana maupun di kalangan petani, istilah Bedhaya dan Srimpi tidak semata-mata
dipakai untuk menunjukkan perbedaan bentuk, struktur, atau gaya suatu tari dengan tari yang lain,
melainkan juga dipakai untuk memberikan suatu komitmen terhadap kualitas estetik dan tingkat
kedalaman muatan filosofisnya. Sudah barang tentu ini tidak harus diartikan bahwa dasar-dasar
estetika tari istana sama dengan dasar-dasar estetika tari rakyat. Masing-masing memiliki perbedaan
tergantung pada latar belakang budaya, tradisi, dan cara berfikir masyarakatnya tentang seni.
Menurut sejarahnya, tari Bedhaya dalam pelembagaannya merupakan tari klasik yang sangat tua
usianya dan merupakan kesenian asli Jawa. Tari Bedhaya yang tertua adalah Bedhaya Semang yang
diciptakan oleh Hamengku Buwono I pada tahun 1759, dengan cerita perkawinan Sultan Agung dari
Mataram dengan Ratu Kidul yang berkuasa di samudera Indonesia. Pelembagaan tari Bedhaya
Semang ini dianggap sakral karena perkawinan tersebut dianggap sebagai hubungan suci. Karena
kesakralannya itulah, maka Bedhaya Semang menjadi pusaka kraton yang sangat dikeramatkan.
Sebagai sebuah genre tari, spesifikasi Bedhaya antara lain, adalah pertama, ditunjukkan dengan
penggunaan penari putri yang pada umumnya berjumlah sembilan dan mempergunakan rias busana
yang serba kembar. Kedua, Bedhaya sebagai salah satu genre tari Jawa, telah dijadikan sumber
referensi dalam penyusunan gerak tari putri di keraton Yogyakarta. Ketiga, tari Bedhaya memiliki
muatan makna simbolik dan filosofis yang tinggi dan dalam, sehingga menjadi contoh yang paling
tepat bagi cara penerapan konsep alus-kasar dalam tari Jawa (Pudjasworo 1993:2).
Muatan makna simbolik filosofis yang begitu tinggi dan dalam dari tari Bedhaya, menyebabkan genre
tari ini senantiasa ditempatkan sebagai salah satu bentuk seni pertunjukan yang paling penting di
kasultanan Yogyakarta dan kasunanan Surakarta. Tarian ini bahkan dianggap sebagai salah satu
atribut sang raja, yang pada gilirannya juga berfungsi sebagai sarana untuk melegitimasi kekuasaan
dan kewibawaan para sultan atau sunan. Niat dari setiap pergelaran tari Bedhaya untuk state ritual,
yang bisa dilihat di dalam setiap kandha Bedhaya Srimpi, yakni selalu ditujukan untuk membangun
kesejahteraan serta kemakmuran rakyat dan negara, kelangsungan kekuasaan sang raja, dan
semakin meningkatkan kewibawaan dan kemashuran, serta harapan agar sang raja mendapat
anugerah usia panjang (Pudjasworo 1993:8).
Sejak zaman pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I sampai sekarang (Sultan H. B. X), tradisi
memiliki pelembagaan Bedhaya terus dilakukan. Masing-masing Sultan ketika memerintah sengaja
menciptakan atau mementaskan pelembagaan tarian itu, semata-mata bukan kepentingan
pertunjukansaja, tetapi sebagai perwujudan pengukuhan kewibawaan, dan lebih kepada
kepentingan ritual. Ciri-ciri itu dapat dilihat misalnya tempat pementasannya yang diselenggarakan
di Bangsal Kencana dan digunakan untuk kepentingan upacara penting, misalnya hari ulang tahun
raja, penobatan, dan ulang tahun penobatan raja. Sultan sebagai saksi utama dan cerita atau tema
yang dibawakan memiliki isi atau pun nilai tertentu. Para penari yang membawakan harus dalam
keadaan bersih dalam arti tidak sedang menstruasi ( Hadi 2001:83).
Dalam upacara-upacara atau ritus kerajaan yang bersifat sakral dengan menghadirkan tari Bedhaya
itu, berfungsi sebagai alat kebesaran raja, sama dengan alat-alat kebesaran yang lain yang memiliki
kekuatan magis seperti berbagai macam senjata, payung kebesaran, mahkota, dan benda-benda
lainnya. Bedhaya dan benda-benda dengan kekuatan magis yang terkandung di dalamnya, berfungsi
sebagai regalia atau pusaka kerajaan, yang senantiasa turut memperkokoh maupun memberi
perlindungan, ketenteraman, kesejahteraan kepada raja beserta seluruh kawulanya. Kepercayaan
seperti itu memiliki makna peranan kosmis raja, istana dan pemerintahannya, yakni kesejajaran
antara mikrokosmos dan makrokosmos. Artinya istana sebagai mikrokosmos berusaha mencari
keselarasan, keserasian maupun keharmonisan kehidupan dengan makrokosmos, yaitu
mengharapkan kelanggengan untuk mencapai kesejahteraandan kemakmuran kerajaan (Robert von
Heine-Geldern dalam Hadi 2001:84).
Bersamaan dengan pergeseran waktu dan perkembangan IPTEK, tari Bedhaya mengalami
perkembangan, walaupun begitu tetap mempunyai makna simbolik filosofis yang tinggi.
Perkembangan pelembagaan tari Bedhaya dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu :
1. Penari yang membawakan tarian Bedhaya
Dahulu yang boleh membawakan tari Bedhaya hanya para sentana dalem (anak cucu raja), namun
sekarang setelah mengalami perkembangan, dapat pula ditarikan oleh siapapun yang berminat dan
mampu melakukannya. Hal ini dapat dilihat dengan adanya keterbukaan dari pihak keraton yang
bersedia menerima pihak-pihak luar keraton yang ingin belajar dan mendalami tari Bedhaya.
2.Penyempitan waktu penampilan sebuah tari Bedhaya
Waktu yang diperlukan untuk menarikan sebuah tari Bedhaya (tari Bedhaya Semang) pada jaman
dahulu adalah kurang lebih 3 jam. Sekarang setelah dilakukan pengemasan, maka waktu yang
dibutuhkan 1 jam sampai 11/2 jam. Meskipun demikian kaidah-kaidah tari serta makna simbolik
filosofisnya tetap tidak berubah.
3. Latar belakang cerita tari Bedhaya
Cerita yang diambil dalam penciptaan tari Bedhaya mengalami perkembangan, yang semula
bersumber pada pernikahan sang raja dengan Ratu Kidul berkembang pada cerita babad, sejarah,
epos Mahabarata ataupun epos Ramayana. Beberapa contoh tari yang bersumber dari cerita lain
adalah :
a. Tari Bedhaya Bedah Madiun diambil dari cerita babad
b. Tari Bedhaya Ciptaning diambil dari cerita Arjuna Wiwaha
c. Tari Bedhaya Dewa Ruci diambil dari lakon Dewa Ruci
d. Tari Bedhaya Panca Krama diambil dari epos Mahabarata
e. Tari Bedhaya Putri Cina diambil dari cerita Menak
4. Syarat-syarat khusus penari Bedhaya
Pada saat memeragakan tari Bedhaya biasanya penari dituntut harus masih gadis, berpuasa dan
dalam keadaan suci (tidak sedang datang bulan). Sekarang ketentuan tersebut tidak seketat itu
meskipun masih juga dilakukan apabila tarian tersebut untuk penobatan raja dan dilakukan di dalam
keraton.
3. Tari pendhet ( bali )
Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura, tempat ibadat umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi "ucapan selamat datang", meski tetap mengandung anasir yang sakral-religius. Pencipta/koreografer bentuk modern tari ini adalah I Wayan Rindi (? - 1967). Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, dewasa maupun gadis. Tarian ini diajarkan sekedar dengan mengikuti gerakan dan jarang dilakukan di banjar-banjar. Para gadis muda mengikuti gerakan dari para wanita yang lebih senior yang mengerti tanggung jawab mereka dalam memberikan contoh yang baik. Tari putri ini memiliki pola gerak yang lebih dinamis daripada Tari Rejang yang dibawakan secara berkelompok atau berpasangan. Biasanya ditampilkan setelah Tari Rejang di halaman pura dan biasanya menghadap ke arah suci (pelinggih) dengan mengenakan pakaian upacara dan masing-masing penari membawa sangku, kendi, cawan, dan perlengkapan sesajen lainnya.
4. Tari Gelang ( jawa barat )
Latar belakang
Banyak segi dalam kehidupan manusia yang memantulkan unsur-unsur kebudayaan, dari ide serta perilaku manusia yang sangat sederhana hingga yang kompleks. Tidak terlalu berlebihan kiranya dikatakan, bahwa kebudayaan meresapi perilaku warga masyarakat yang menjadi pendukungnya. Dalam hubungan ini, kebudayaan dapat dianggap sebagai perekat kehidupan bersama, bukan karena persamaan kepentingan sesaat belaka, melainkan karena persamaan nilai-nilai sebagai acuan perilaku dalam kehidupan bersama itu.Kebudayaan Kota Surabaya adalah penjelmaan kebersamaan warga Surabaya yang menghuni wilayah Kota Surabaya. Namun tidak bisa diingkari, bahwa kenyataannya pluralisme budaya mewarnai kebersamaan warga Surabaya. Keragaman merupakan kenyataan hidup yang tidak mungkin diabaikan, bahkan perlu dihormati sebagai ramuan dasar untuk membangun kemanunggalan sikap dan perilaku warga Surabaya pada umumnya. Inilah yang menjadi jati diri (identitas) Kota Surabaya sebagaimana dikukuhkan oleh kebudayaan yang khas. Dengan kata lain, kebudayaan Kota Surabaya, tanpa menepis makna keragaman budaya yang hidup dikota Surabaya.Kebhinekaan budaya yang dimiliki Kota Surabaya, salah satunya adalah keberadaan warga kota yang berasal dari suku Madura. Orang-orang Madura di Surabaya memiliki peranan penting dalam sejarah kota ini. Sebut saja dalam Prasasti Kedadu, Raden Wijaya, raja Majapahit menyebutkan pasukan Madura yang bersenjatakan arek ( Clurit yaitu senjata khas Madura ) di ujung Galuh dengan Sura yang berarti berani menghadapi dan Baya adalah bahaya atau rintangan pasukan Tar-tar dari Tiongkok yang bersenjatakan lebih canggih.Peristiwa tersebut menjadi momentum bagi lahirnya kota Surabaya yang sekarang menuju metropolitan ini dan telah menjadikan ikon peristiwa itu, sebagai modal sosial yang membanggakan kota ini. sebagai upaya melestarikan dan mengembangkan keberadaan budaya Madura di Surabaya, pada kesempatan ini Gito Maron art performa yang selama ini konsen dibidang pengembangan budaya Surabaya merasa bangga dan tersanjung mewakili Kota Surabaya dan Jawa Timur dengan sebuah karya berjudul Geleng Ro’om yang telah menyandang predikat Juara umum pada Festival Parade Tari Nusantara 2006 Tk Nasional .antara lain :Penyaji TerbaikKoreografer TerbaikPenata Busana & Rias terbaikunggulan Musik Terbaik
Sebuah tarian yang mengangkat budaya Madura, dimana gadis yang beranjak remaja diwajibkan memakai gelang kaki atau biasa disebut Binggel atau Geleng. Simbol ini bukan semata-mata aksesoris semata tentang tingkat sosial keluarga gadis itu, namun sebuah visualisasi keterikatan dan kepatuhan terhadap norma, adat Madura.
Konsep garapGeleng Ro’om disusun dengan pendekatan visualisasi gerak tari khas Madura yang bersumber pada kehidupan kesehariannya, seperti giat kerja kerasnya, kedinamisannya bertingkah dalam kehidupan seperti sebagai petani, penjual sayur bahkan nelayan. Terlebih-lebih posisi perempuan dalam upacara-upacara tradisi masyarakat Madura, dimana perempuan sebagai penopang kehidupan keluarganya. Sedangkan penyusunan musiknya lebih didekatkan dengan suasana musik khas Budaya
Madura yang sangat didominasi perkusi, seperti musik dug-dug, kenong telok yang sering mengiringi acara kerapan sapi dan terlebih lagi telah muncul musik kolaborasi Semut Ireng Pamekasan yang mencoba mendekati banyak unsur perkusi asal Madura, agar keserasian ragam gerak yang dieksplorasi dapat sejalan dengan hadirnya musik khas tersebut.Geleng Ro’om ditampilkan dengan aroma pulau Madura. Sehingga mulai ragam gerak yang dipilih dan disusun, Musik maupun tata busananya lebih didekatkan dengan kebiasaan perempuan Madura yang berdandan cantik ala tradisi. Artinya kebiasaan mereka yang terbuka, dengan rias yang khas memberikan pesona tersendiri bagi hadirnya seorang remaja Madura ini berekspresi di atas panggung.
SinopsisGeleng Ro’om adalah sebuah judul karya tari baru yang berlatar belakang budaya masyarakat Madura dan menceritakan tentang tingkah laku gadis usia belia yang beranjak dewasa, dengan segala kecantikannya, kedinamisannya, unik, molek dengan berpenampilan modis etnis gelang-gelang, bersolek ala cupang merah dileher dan didahi selalu menghias dirinya sebagai wujud kegairahan hidup dan bekerja keras seorang perempuan Madura, dimana perempuan sebagai penopang kehidupan.
Dengan segala kecantikanya berhias modis etnis gelang-gelang, bersolek ala cupang merah di dahi dan leher merupakan wujut kegairahan hidup. Dengan gelang-gelang di kaki dan tangan melangkah pasti bagai air mengalir di sungai. Segala hambatan akan terkikis dan hanyut. Gemerincing bunyi gelang semakin memacu langkah mengikuti kedinamisan irama kehidupan zaman yang semakin pesat.
Bentuk PenyajianGeleng Ro’om merupakan tari baru yang dalam penyajiannya disajikan secara kelompok (lebih dari dua penari) dengan pendekatan visualisasi gerak tari khas Madura yang bersumber pada kehidupan kesehariannya, kerja keras, dinamis, cantik dan unik. dimana perempuan sebagai penopang kehidupan keluarganya. Sedangkan penyusunan musiknya lebih didekatkan dengan suasana musik khas Budaya Madura yang sangat didominasi perkusi, seperti musik dug-dug, kenong telok yang sering mengiringi acara kerapan sapi dan terlebih lagi telah muncul musik kolaborasi Semut Ireng Pamekasan yang mencoba mendekati banyak unsur perkusi asal Madura, agar keserasian ragam gerak yang dieksplorasi dapat sejalan dengan hadirnya musik khas tersebut.
a. Tata BusanaTata busana pada tari Geleng Ro’om lebih didekatkan dengan kebiasaan perempuan Madura yang berdandan cantik ala tradisi. Artinya kebiasaan mereka yang terbuka, dengan rias dengan cubitan atau garis-garis ala cupang merah di dahi dan leher yang khas memberikan pesona tersendiri bagi hadirnya seorang remaja Madura ini berekspresi di atas panggung. Bentuk dan pola riasan seperti itu adalah sebagai wujud kegairahan hidup dan bekerja keras seorang perempuan Madura, dimana perempuan sebagai penopang kehidupan.Desain dan tata busana tari geleng ro’om terdiri dari:- Kebaya : Terbuat dari bahan kain borklat bunga-bunga merah dengan potongan kebaya ber kutu baru atau potongan kain segi empat bagian dada sebagai penutup antara tepi kebaya bagian kanan dan kiri.
- Entrok atau Kutang : Merupakan busana dalam kebaya yang senada dengan warna kebaya. Kalaupun warna entrok dibikin kontras dengan kebaya itupun tidak menjadi masalah karena kebiasaan kesukaan perempuan Madura adalah warna mencolok dan kontras- Kain panjang ( Bawahan) : Berbentuk kain sarung dengan motif kain batik bunga merah dengan potongan/ desain ¾ atau panjang di tengah-tengah betis di bawah lutut dengan wiron bagian tengah, diharapkan agar gerak yang bervolume besar pada bagian kaki terkesan leluasa dan tidak terganggu.- Kain Sarung : Sarung di pakai pada bagian luar kain panjang, berwarna hitam dengan garis pinggir merah pada tepi atas dan bawah.- Celana : Motif garis-garis merah putih.Karena gerak tari Geleng Ro’om yang berpola volume besar pada gerak kaki, dan pada angkatan-angkatan kaki yang berpola menunjukan gelang pada kaki, sengaja memakai/mengenakan celana ¾ lebih panjang 2cm dari kain batik yang dikenakan.- Gelung angka 8 : Merupakan tata rambut yang tidak ada kesan tata rambut ber sasak atau contok. Sisiran plontos menunurut garis kepala dan disisir kebelakang dengan sanggul angka 8 dibelakang dengan hiasan sanggul dililit pita merah.- Rinjing/kranjang : Merupakan asesoris, properties dan busana bagian atas kepala dengan hiasan kain merah dan hitam pada tepi rinjing.- Perhiasan :GiwangBunga merah dan putih pada sanggulBinggel pada dua kakiGelang kroncong pada tangan kanan dan kiri.
b. Tata Rias.Tata rias pada tari Geleng Ro’om merupakan gaya Kebiasaan mereka yang terbuka, dengan rias dengan cubitan atau garis-garis ala cupang merah di dahi dan leher yang khas memberikan pesona tersendiri bagi hadirnya seorang remaja Madura ini berekspresi di atas panggung.Rias muka mengunakan rias cantik dan kaki mengenakan garis-garis merah yang biasa disebut pacar dikenakan melingkar pada bagian tumit.Warna riasan pada mata mengunakan eye shadow warna hitam dan merah dengan eye liner sebagai aksen tegas pada garis mata dengan memakai bulu mata palsu sebagai pemanis dan sebagai alat bantu ekspresi mata yang sangat dominan dan mempertegas mimik wajah pada tari Geleng Ro’om ini.
c. Gerak tariGeleng Ro’om disusun dengan pendekatan visualisasi gerak tari khas Madura yang bersumber pada kehidupan kesehariannya, seperti giat kerja kerasnya, kedinamisannya bertingkah dalam kehidupan seperti sebagai petani, penjual sayur bahkan nelayan. Terlebih-lebih posisi perempuan dalam upacara-upacara tradisi masyarakat Madura, dimana perempuan sebagai penopang kehidupan keluarganya.Dengan mencari kemungkinan-kemungkinan pola gerak baru maka dalam proses garap selalu menggunakan metode eksplorasi gerak serta improvisasi dilakukan untuk memperoleh gerak-gerak baru yang segar, spontan dan penataan ini dimulai dari eksplorasi atau penjelajahan gerak, yakni pencarian secara sadar kemungkinan-kemungkinan gerak baru dengan pengembangan dari ragam gerak baku gaya madura serta mengolah elemen dasar gerak, waktu, ruang dan tenaga. Penataan gerak memperhatikan unsur ruang dan waktu, etika dan estetika yang didukung oleh irama.
d. Musik Iringan TariPenyusunan musiknya lebih didekatkan dengan suasana musik khas Budaya Madura yang sangat didominasi perkusi, seperti musik dug-dug, kenong telok yang sering mengiringi acara kerapan sapi dan terlebih lagi telah muncul musik kolaborasi Semut Ireng Pamekasan yang mencoba mendekati banyak unsur perkusi asal Madura, agar keserasian ragam gerak yang dieksplorasi dapat sejalan dengan hadirnya musik khas tersebut.
e. Durasi (lama penyajian)Durasi pada tari Geleng Ro’om ini 5 menit (lima menit) namun tidak menutup kemungkinan untuk menjadi lebih atau kurang.Garap tari yang sengaja digarap berdurasi 5 menit ini karena merupakan sebuah tutntutan awal, yang mana bahwa pada proses penggarapan berawal dari tuntutan kreteri festival pada Parade tari daerah tk Nasional. Geleng ro’om sebagai wakil DaerahJawa Timur.
5. Tari seblang ( banytuwangi )
Ritual Seblang adalah salah satu ritual masyarakat Osing yang hanya dapat dijumpai di dua desa dalam lingkungan kecamatan Glagah, Banyuwangi, yakni desa Bakungan dan Olehsari. Ritual ini dilaksanakan untuk keperluan bersih desa dan tolak bala, agar desa tetap dalam keadaan aman dan tentram. Ritual ini sama seperti ritual Sintren di wilayah Cirebon, Jaran Kepang, dan Sanghyang di Pulau Bali.
Penyelenggaraan tari Seblang di dua desa tersebut juga berbeda waktunya, di desa Olihsari diselenggarakan satu minggu setelah Idul Fitri, sedangkan di desa Bakungan yang bersebelahan, diselenggarakan seminggu setelahIdul Adha.
Para penarinya dipilih secara supranatural oleh dukun setempat, dan biasanya penari harus dipilih dari keturunan penari seblang sebelumnya. Di desa Olehsari, penarinya haruslah gadis yang belum akil baliq, sedangkan di Bakungan, penarinya haruslah wanita berusia 50 tahun ke atas yang telah mati haid (menopause).
Tari Seblang ini sebenarnya merupakan tradisi yang sangat tua, hingga sulit dilacak asal usul dimulainya. Namun, catatan sejarah menunjukkan bahwa Seblang pertama yang diketahui adalah Semi, yang juga menjadi pelopor tari Gandrung wanita pertama (meninggal tahun 1973). Setelah sembuh dari sakitnya, maka nazar ibunya (Mak Midah atau Mak Milah) pun harus dipenuhi, Semi akhirnya dijadikan seblang dalam usia kanak-kanaknya hingga setelah menginjak remaja mulai menjadi penari Gandrung.
Tari Seblang ini dimulai dengan upacara yang dibuka oleh sang dukun desa atau pawang. Sang penari ditutup matanya oleh para ibu-ibu yang berada dibelakangnya, sambil memegang tempeh (nampan bamboo). Sang dukun mengasapi sang penari dengan asap dupa sambil membaca mantera. Setelah sang penari kesurupan (taksadarkan diri atau kejiman dalam istilah lokal), dengan tanda jatuhnya tampah tadi, maka pertunjukan pun dimulai. Penari seblang yang sudah kejiman tadi menari dengan gerakan monoton, mata terpejam dan mengikuti arah sang pawang atau dukun serta irama gendhing yang dimainkan. Kadang juga berkeliling desa sambil menari. Setelah beberapa lama menari, kemudian si seblang melempar selendang yang digulung ke arah penonton, penonton yang terkena selendang tersebut harus mau menari bersama si Seblang. Jika tidak, maka dia akan dikejar-kejar oleh Seblang sampai mau menari.
Musik pengiring Seblang hanya terdiri dari satu buah kendang, satu buah kempul atau gong dan dua buah saron. Sedangkan di Olehsari ditambah dengan biola sebagai penambah efek musikal.
Dari segi busana, penari Seblang di Olehsari dan Bakungan mempunyai sedikit perbedaan, khususnya pada bagian omprok atau mahkota.
Pada penari Seblang di desa Olehsari, omprok biasanya terbuat dari pelepah pisang yang disuwir-suwir hingga menutupi sebagian wajah penari, sedangkan bagian atasnya diberi bunga-bunga segar yang biasanya diambil dari kebun atau area sekitar pemakaman, dan ditambah dengan sebuah kaca kecil yang ditaruh di bagian tengah omprok.
Pada penari seblang wilayah Bakungan, omprok yang dipakai sangat menyerupai omprok yang dipakai dalam pertunjukan Gandrung, hanya saja bahan yang dipakai terbuat dari pelepah pisang dan dihiasi bunga-bunga segar meski tidak sebanyak penari seblang di Olihsari. Disamping unsure mistik, ritual Seblang ini juga memberikan hiburan bagi para pengunjung maupun warga setempat, dimana banyak adegan-adegan lucu yang ditampilkan oleh sang penari seblang ini.
6. Tari Sang Hyang 7. Tari Gagor8. Tari wayang wong9. Tari Gamboh ( bali )10. Tari ngalase ( jawa barat )11. Tari sanyang ( jawa timur )
b) Seni tari sebagai hiburanTari sebagai hiburan bervariasi sehingga tidak menjemukan dan menjenuhkan. Oleh karena itu, jenis ini menggunkan tema-tema yang sederhana tidak muluk-muluk, diiringi lagu yang enak dan mengasyikkan. Kostum dari tata panggungnya dipersiapkan dengan cara menarik. Contoh :1. Tari tayub ( jawa tengah )2. Tari kethuk tilu ( jawa barat )3. Tari gandrung ( banyuwangi )4. Tari jogged bumbung ( bali )5. Tari serampang dua belas 6. Tari rantak Kudo
c) Seni tari sebagai penyaluran terapiJenis tari ini biasanya ditujukan untuk penyandang cacat fisik atau cacat mental. Penyalurannya dapat dilakukan secara langsung bagi penderita cacat tubuh atau bagi penderita tuna wicara dan tuna rungu, dan secara tidak langsung bagi penderita cacat mental. Pada masyarakat timur, jenis tarian ini menjadi pantangan karena rasa tak sampai hati.
d) Seni tari sebagai media pendidikanKegiatan tari dapat dijadikan media pendidikan, seperti mendidik anak untuk bersikap dewasa dan menghindari tingkah laku yang menyimpang. Nilai-nilai keindahan dan keluhuran pada seni tari dapat mengasah perasaan seseorang.
Contoh :1) Tari merak2) Tari kijang3) Tari klasik4) Tari topeng5) Tari jaipongan
e) Seni tari sebagai media pergaulanSeni tari adalah kolektif, artinya penggarapan tari melibatkan beberapa orang. Oleh karena itu, kegiatan tari dapat berfungsi sebagai sarana pergaulan. Kegiatan tari, seperti latihan tari yang rutin atau pementasan tari bersama, adalah sarana pergaulan yang baik.
Contoh :
a) Tari tayubanb) Tari jaiponganc) Tari bangrengd) Tari ketuk 3 an
f) Seni tari sebagai pertunjukanTari bukan hanya sebagai sarana upacara atau hiburan, tari juga bisa berfungsi sebagai pertunjukan yang sengaja digarap untuk dipertontonkan. Tari ini biasanya dipersiapkan dengan baik, mulai dari latihan hingga pementasan, diteliti dengan penuh perhitungan. Tari yang dipentaskan, lebih menitikberatkan pada segi artistiknya, penggarapan koreografi yang mantap, mengandung ide-ide, interpretasi, konsepsional, dan memiliki tema serta tujuan. Jenis tari ini bisa sengaja dibuat untuk pertunjukan, tari upacara atau tari hiburan seperti tari Ngrema dari Jawa TImur, tari Pendet dari Bali, dan tari Tayuban dari Jawa barat.
Contoh :
1. Tari ngrema ( jawa timur )2. Tari pendhet ( bali )3. Tari tayuban ( jawa barat )4. Tari reog ponorogo ( ponorogo )5. Tari beskalan ( jawa timur )
g) Seni tari sebagai katarsisKatarsis berarti pembersihan jiwa. Seni tari sebagai media katarsis lebih mudah dilaksanakan oleh orang telah mencapai taraf atas dalam penghayatan seni. Oleh karena itu, biasanya jenis tari ini dilakukan oleh seniman yang hakiki. Namun, seorang gurupun bisa melakukannya, asalkan ia mau berlatih dengan kesungguhan, konsentrasi yang penuh, berani, dan memiliki kekayaan imajinasi.Selain memiliki beberapa fungsi di atas, seni tari juga memiliki peranan yang sama seperti seni-seni lainnya, yaitu: tari sebagai sekspresi; tari sebagai media komunikasi; tari sebagai media
berfikir kreatif; dan sebagai media mengambangkan bakat.
3. Jenis mempunyai sinonim kata dengan macam, genre, ragam , dan jenis bisa diartikan yang mempunyai ciri khusus.
Jenis tari yaitu bentuk gerak yang indah dan lahir dari tubuh yang bergerak, berirama, dan berjiwa sesuai dengan tujuan tari dan mempunyai ciri khusus, dan jenis tari ada 5 yaitu :
a. TARI TRADISIONAL Tari tradisional merupakan sebuah bentuk tarian yang sudah lama ada. Tarian ini diwariskan secara turun temurun. Sebuah tarian tradisional biasanya mengandung nilai filosofis, simbolis dan relegius. Semua aturan ragam gerak tari tradisional, formasi, busana, dan riasnya hingga kini tidak banyak berubah.Contoh :
Tari piring Tari remo Tari yapong Tari pendhet Tari kipas bakerana Tari beskalan Tari reog ponorogo Tari gandrung banyuwangi
b. TARI TRADISIONAL KLASIKTari tradisional klasik dikembangkan oleh para penari kalangan bangsawan istana. Aturan tarian
biasanya baku atau tidak boleh diubah lagi. Gerakannya anggun dan busananya cenderung mewah. Fungsi : sebagai sarana upacara adat atau penyambutan tamu kehormatan. Contoh :
Tari Topeng Kelana (Jawa Barat), Bedhaya Srimpi (Jawa Tengah), Sang Hyang (Bali), Pakarena dan pajaga (Sulawesi Selatan)
Ciri-ciri tari tradisional klasik adalah sebagai berikut :
Pola-pola gerak sudah ditentukan. Memiliki nilai seni yang tinggi Gerak yang diciptakan melampaui kebutuhan mnimal yang dibutuhkan oleh konteksnya. Tumbuh dan berkembang dari kalangan bangsawan. Ukuran-ukuran keindahannya melampaui batas-batas daerah.
c. TARI TRADISIONAL KERAKYATANBerkembang di kalangan rakyat biasa. Gerakannya cenderung mudah Ditarikan bersama juga
iringan musik. Busananya relatif sederhana. Sering ditarikan pada saat perayaan sebagai tari pergaulan. Contoh:
Jaipongan (Jawa Barat), payung (Melayu), Lilin (Sumatera Barat)
Ciri-ciri tari tradisiomal folkasik (tari rakyat) adalah sebagai berikut :
3. Pola-pola gerak sangat ditentukan dengan konteksnya, sehingga tari rakyat biasanya memiliki tema tertentu.
4. Bersifat sosial dan memiliki nilai seni yang sedang.5. Perbendaharaan geraknya terbatas sekadar cukup untuk memberikan aksen kepada
peristiwa-peristiwa adat yang khas dari suku bangsa yang bersangkutan.6. Berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.7. Terbatas pada wilayah adat tertentu.
d. TARI KREASI BARU Merupakan tarian yang lepas dari standar tari yang baku. Dirancang menurut kreasi penata tari sesuai dengan situasi kondisi dengan tetap memelihara nilai artistiknya. Tari kreasi baik sebagai penampilan utama maupun sebagai tarian latar hingga kini terus berkembang dengan iringan musik yang bervariasi, sehingga muncul istilah tari modern. .Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi dua golongan yaitu: 1. Tari Kreasi Baru Berpolakan TradisiYaitu tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam koreografi, musik/karawitan, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun ada pengembangan tidak menghilangkan esensiketradisiannya.Contoh :
o Tari oleg tabulilingan ( bali )o Tari kipas ( sumatera )
2. Tari Kreasi Baru Tidak Berpolakan Tradisi (Non Tradisi)Tari Kreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi, musik, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun tarian ini tidak menggunakan pola-pola tradisi, tidak berarti sama sekali tidak menggunakan unsur-unsur tari tradisi, mungkin saja masih menggunakannya tergantung pada konsep gagasan penggarapnya. Tarian ini disebut juga tari modern, yang istilahnya berasal dari kata Latin “modo” yang berarti baru saja.
Ciri-ciri tari modern adalah sebagai berikut.
Pola-pola gerak yang lebih bebas tetapi masih memperhatikan keindahan. Gerak yang digunakan masih memberi penekanan pada gerak yang tumbuh dari gerak tari
tradisional. Masih tetap berada dalam kerangka tradisi tari suatu suku bangsa.
Contoh : Tari Merak dari Jawa Barat.
e. TARI KONTEMPORER Gerakan tari kontemporer simbolik terkait dengan koreografi bercerita dengan gaya unik dan
penuh penafsiran. Seringkali diperlukan wawasan khusus untuk menikmatinya. iringan yang dipakai juga banyak yang tidak lazim sebagai lagu dari yang sederhana hingga menggunakan program musik komputer seperti Flutyloops.
Ciri-ciri tari kontemporer adalah sebagai berikut.
Pola-pola geraknya lebih bebas dari tari modern. Gerak yang digunakan tidak lagi mendasarkan pada gerak tari tradisional. Tata tari diciptakan sesuai suasana saat itu.
Contoh :
tari ciptaan Boy G. Sakti, Tom, Ibnur, Sardono W. Kusuma.
Penggolongan Jenis Tari :1. Jenis tari Berdasarkan Jumlah Penari
Tari tunggal ( Solo ), Tari tunggal adalah tari yang diperagakan oleh seorang penari, baik laki-laki maupun perempuan. Contohnya tari Golek ( Jawa Tengah ), tari gatotkaca, tari topeng kelana, tari panji.
Tari berpasangan ( duet/pas de duex), Tari berpasangan adalaah tari yang diperagakan oleh dua orang secara berpasangan. Contohnya tari Topeng (Jawa Barat)tari damarwulan, tari rara mendut, tari perang sugriwo – subali.
Tari kelompok ( Group choreography), Tari kelompok yaitu tari yang diperagakan lebih dari dua orang.Contohnya : tari gambyong ( Surakarta ), tari golek ( Yogyakarta ), tari mafia ( irian jaya ).
Drama tari dibawakan oleh beberapa orang penari. Drama tari disajikan dalam bentuk cerita yang terbagi atas babak – babak atau bagian – bagian.Contohnya : wayang wong ( jawa barat ), wayang topeng ( Cirebon ), randai, makyong ( sumatera )
2. Jenis tari menurut koreografiIstilah koreografi adalah suatu istilah yang digunakan untuk penyusun tari.Sedang untuk menyebut
orang yang menyusun tari adalah koreografer.Tari menurut koreografi dapat dibedakan menjadi :
a. Tari RakyatTari rakyat adalah tari yang hidup dan berkembang pada masyarakat tertentu sejak jaman primitif sampai sekarang.Ciri-ciri tari rakyat adalah sederhana ( pakaian,rias,gerak dan ringan ), tidak mengindahkan norma-norma keindahan, memiliki kekuatan magisContoh tari rakyat yaitu, tayub, lengger, sintren, dll.
b. Tari Klasik Tari klasik adalah tari yang mengalami kristalisasi keindahan yang tinggi dan sudah ada sejak jaman feudal.Tari ini biasanya hidup dilikgkungan keraton.Ciri-ciri tari klasik adalah : Mengalami kristalisasi keindahan yang tinggi, hidup dikalangan raja-raja, adanya standarisasi.Contoh tari klasik adalah bedaya,srimpi,lawung ageng,lawung alit, gathotkaca gandrung, bondabaya, dll.
c. Tari Kreasi Baru dan Tari Modern
Tari kreasi baru adalah tari-tariklasik yamg dikembangkan sesuai dengan perkembangan jaman dan diberi nafas Indonesia baru. Contoh tari kreasi baru adalah karya-karya dari Bagong Kusudiarjo dari padepokan Bagong Kusudiarjo dan Untung dari sanggar kembang sore dari Yogyakarta. Contohnya adalah Tari Kupu-Kupu, Tari Merak, Tari Roro Ngigel,dll.
Tari modern adalah sebuah tari yang mengungkapkan emosi manusia secara bebas atau setiap penari bebas dalam mewujudkan ekspresi emosionalnya yang tidak terikat oleh sebuah bentuk yang berstandar. Contoh tari modern adalah caca, break dance, samba, dll.
Tari modern adalah tari yang mengungkapkan emosi manusia secara bebas ataun setiap penari bebas dalam mewujudkan ekspresi emosionalnya yang tidak terikat oleh sebuah bentuk yang berstandar.
Jenis tari berdasarkan fungsinya
Tari upacara
Dalam kehidupan masyarakat di Nusantara, kegiatan upacara sudah dilaksanakan sejak dahulu. Biasanya dalam kegiatan upacara, tari dijadikan sebagai medianya. Upacara-upacara yang sering menggunakan tari sebagai media, yaitu :
Upacara keagamaan, seperti Tari Sang Hyang, Gabor, Wayang Uwong, dan Gambuh (Bali), Ngalase (Jawa barat), Sanyang (Jawa Timur), dan Seblang (Banyuwangi).
Upacara kebesaran keistanaan (Keraton), seperti Tari Bedoyo Semang (Yogyakarta), Srimpi ( Jawa Timur), dan Gending Sriwijaya (Palembang).
Upacara penting dalam kehidupan manusia, seperti upacara panen dirayakan dengan Tari Pakarena (Sulawesi Selatan), upacara khitanan dirayakan dengan tari Sisingaan (Subang), upacara perkawinan dirayakan dengan Tari Lawung (Yogyakarta).
Tari pergaulan atau hiburan
Beberapa jenis tari hiburan yaitu Tari Bumbung dari Bali, Tari Ronggeng dan Rantak Kudo dari Sumatra.
Tari pertunjukan
Tari pertunjukan sengaja digarap untuk dipertontonkan dan memerlukan penggarapan yang mantap. Namun, tari pertunjukan ada juga yang semula berfungsi sebagai tari upacara atau hiburan, kemudian berubah menjadi tari pertunjukan. Berikut ini beberapa contoh tari pertunjukan : Tari Pendet dari Bali, Tari Tayuban dari Jawa Barat, dan Tari Ngremo dari Jawa timur.