hasil pengeringan daging sapi
DESCRIPTION
laporan praktikum teknik pangan 2014 pengeringan teknologi pangan undip 2012TRANSCRIPT
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Pengeringan
Berdasarkan hasil praktikum pengeringan daging sapi diperoleh hasil
sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Pengeringan Daging Sapi
Lama Waktu (Menit)
Berat awal
Berat Akhir Bola Kering Bola Basah RH Aw
5 5.5 5.1 32 25 57 0.5710 6.4 6 31 25 61 0.6115 5.6 5.1 34 26 53 0.5320 6.8 6.2 32 24 51 0.5125 6.5 5.7 38 28 47 0.4730 5.7 4.9 39 27 39 0.3935 5.5 4.5 39 27 39 0.3940 5.5 4.5 40 27 36 0.3645 5.2 4 40 26 33 0.3350 6.5 5 40 26 33 0.33
Sumber : Data Primer Praktikum Teknik Pangan, 2014.
Ilustrasi 1. Grafik Pengeringan Daging Sapi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 100
1
2
3
4
5
6
7
0
10
20
30
40
50
60
70
Berat awal
Berat Akhir
Bola Kering
Bola Basah
RH
Lama Waktu Setiap 5 menit
Bera
t (gr
am)
suhu
(°C)
Berdasarkan hasil praktikum pengeringan dapat diketahui bahwa berat
daging sapi yang dikeringkan selalu mengalami penurunan seiring dengan lama
waktu yang digunakan. Penurunan yang signifikan terjadi pada menit ke-50. Berat
awal daging yang semula 6.5 gram berubah menjadi 5 gram. Aw pada daging juga
mengalami penurunan seiring lama waktu pengeringan. Hal ini sesuai dengan
tujuan pengeringan yaitu mengurangi kadar air. Menurut Hall (1975) pengeringan
adalah metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu
bahan pangan dengan cara menguapkannya hingga kadar air kesetimbangan
dengan kondisi udara normal atau kadar air yang setara dengan nilai aktivitas air
(Aw) yang aman dari kerusakan mikrobiologis, enzimatis, dan kimiawi. Jumlah
kandungan air bahan akan mempengaruhi daya tahan bahan terhadap serangan
mikroba dan dinyatakan sebagai Aw (water activity). Untuk mencegah
pertumbuhan mikroba, maka Aw bahan harus di bawah 0.7. Hal ini sesuai dengan
pendapat Thaib, dkk. (1988) bahwa Aw ideal adalah lebih kecil dari 0.70. Dalam
grafik juga terlihat bahwa kelembaban udara pada pengeringan daging mengalami
penurunan. Hal ini akan mempercepat proses pengeringan. Proses pengeringan
diperoleh dengan cara penguapan air yaitu dengan menurunkan kelembaban (RH)
udara dengan mengalirkan udara panas disekeliling bahan, sehingga tekanan uap
air bahan akan lebih besar daripada tekanan uap air di udara. Perbedaan tekanan
inilah yang menyebabkan terjadinya aliran uap air dari bahan ke udara. Apabila
kelembaban udara rendah, maka perbedaan tekanan uap air di dalam dan di luar
menjadi besar sehingga mempercepat pemindahan uap air dari dalam bahan ke
luar. Kelembaban udara juga dapat ditentukan dari penghitungan nilai bola kering
dan bola basah menggunakan Psychrometrics.