hasil penelitian dan pembahasan -...

31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Setelah 4 kali berpindah gedung kantor, dalam waktu dekat ini Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo akan memiliki gedung kantor permanen. Sebelumnya Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo menggunakan gedung Ex Kantor Departemen Kesehatan Kota gorontalo (Markas PMI Kota Gorontalo), kemudian pindah ke Ex Rumah Sakit Aloei Saboe yang beralamatkan di Jln, Sultan Botutihe Kota Gorontalo, karena lahan yang digunakan sudah dijual oleh pemerintah Kota Gorontalo maka Kantor Dinkes Provinsi Gorontalo pun berpindah lagi ke Gedung bekas Asrama Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kota Gorontalo selama kurang lebih 4 bulan, yang kemudian pindah lagi ke gedung yang lebih representatif milik dari Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo yang belum ditempati yang berada di Jln, Tengah Desa Toto Kecamatan Tilong Kabila Bone Bolango sampai dengan saat ini. Kekurangannya dari gedung ini yaitu tidak memiliki jaringan Telpon. Sejak awal berdirinya Provinsi Gorontalo tanggal 16 Februari 2001, Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo belum memiliki gedung kantor yang permanen. Dan akhirnya dalam waktu dekat telah menempati gedung sendiri. Pembangunan gedung ini sudah rampung dan pada awal tahun 2011 Gedung baru yang berlokasi di Jalan Dua susun Tanggi Daa Kota Gorontalo akan ditempati oleh pegawai di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. Gedung yang 53

Upload: phungnhan

Post on 15-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo

Setelah 4 kali berpindah gedung kantor, dalam waktu dekat ini Dinas Kesehatan Provinsi

Gorontalo akan memiliki gedung kantor permanen. Sebelumnya Kantor Dinas Kesehatan

Provinsi Gorontalo menggunakan gedung Ex Kantor Departemen Kesehatan Kota gorontalo

(Markas PMI Kota Gorontalo), kemudian pindah ke Ex Rumah Sakit Aloei Saboe yang

beralamatkan di Jln, Sultan Botutihe Kota Gorontalo, karena lahan yang digunakan sudah dijual

oleh pemerintah Kota Gorontalo maka Kantor Dinkes Provinsi Gorontalo pun berpindah lagi ke

Gedung bekas Asrama Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kota Gorontalo selama kurang lebih 4

bulan, yang kemudian pindah lagi ke gedung yang lebih representatif milik dari Dinas Pertanian

Provinsi Gorontalo yang belum ditempati yang berada di Jln, Tengah Desa Toto Kecamatan

Tilong Kabila Bone Bolango sampai dengan saat ini. Kekurangannya dari gedung ini yaitu tidak

memiliki jaringan Telpon.

Sejak awal berdirinya Provinsi Gorontalo tanggal 16 Februari 2001, Dinas Kesehatan

Provinsi Gorontalo belum memiliki gedung kantor yang permanen. Dan akhirnya dalam waktu

dekat telah menempati gedung sendiri. Pembangunan gedung ini sudah rampung dan pada awal

tahun 2011 Gedung baru yang berlokasi di Jalan Dua susun Tanggi Daa Kota Gorontalo akan

ditempati oleh pegawai di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. Gedung yang

53

memiliki 2 lantai ini menelan biaya hampir 3 Miliar yang dialokasikan dari Dana Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun 2010.

1.1.2 Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Peran

Kedudukan Dinas Kesehatan adalah perangkat Pemerintah Provinsi yang dipimpin oleh

Kepala Dinas dan secara hirarki berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur

melalui Sekretaris Daerah Provinsi. Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo merupakan unsur

pelaksana pemerintah daerah dan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan dekonsentrasi

dan desentralisasi dibidang kesehatan.

Adapun struktur organisasi dilingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo sebagai

berikut :

Gambar 3.

Stuktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo

KEPALA DINAS

dr.Hi. Triyanto

S.Bialangi,M.Kes

Sekretaris

dr. Sukri Djakatara, Sp.A

Dalam melaksanakan tugasnya masing-masing bidang dilingkungan Dinas Kesehatan

Provinsi Gorontalo memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

Kelompok Jabatan

fungsional

Bagian Keuangan

Misranda Nalole, SE

Subag anggaran

Rosnawaty

Karim,S.Pd,M.Kes

Subag

Bendahara

Djuharia Niuwa

Subag Akuntansi Ha,Rita Rahayu

Wantogia,

SE,M,EC,Dev

Subag Program

Rahmat Rahim,

SKM

Subag umum dan

kepegawaian

Rugaija Isa,BSc

Subdin Pelayanan Kesehatan

dr.Ha.Darmayanti Yahya, M.Kes

Subdin PPM-PL

dr.H.Irfandi Husa

Subdin Kesehatan dan KB

Dra. Zusiana

Muis,Apt,M.Kes

Seksi Kesehatan

Khusus

Nancy Pembengo,S.Si

Seksi Kesehatan

Keluarga

Dr. Sulianti Otto

Seksi Gizi Masyarakat

Syaflin Saridin

Napu,SKM,M.Kes

UPTD

BAPELKESMAS

Seksi

pemberantasan

dr.Hi. Triyogo

Suhadi

Seksi Survalians

dan Imunisasi

Sabri

Panigoro,SKM,M.

Kes

Seksi penyehatan

lingkungan Masfawaty

Adjuh,SKM.M.Ke

s

Seksi Yankes dan

Rujukan

Nisma

Abddurahman, SKM,M.Kes

Seksi Promkes dan

JPKM

Afriyani

Katili,SKM.MKes

Seksi Farmasi dan

Alkes

Fardi Adan,S.SI

Kepala Dinas Kesehatan mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian urusan rumah tangga

daerah dalam bidang kesehatan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur.

Untuk Melaksanakan tugasnya Kepala Dinas Kesehatan mempunyai fungsi :

a. Melaksanakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan yaitu Kesekretariatan Dinas,

Keuangan, Pelayanan Kesehatan, Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan serta Kesehatan Masyarakat dan Keluarga Berencana.

b. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas serta pelayanan administrasi dibidang

kesehatan antara Pusat dan Daerah.

c. Merumuskan penelitian dan pengembangan terapan serta pendidikan dan pelatihan tertentu

dalam rangka mendukung kebijakan dibidang kesehatan

d. Melaksanakan pengawasan fungsional

e. Pembinaan operasional sesuai kebijakan oleh Kepala Daerah

f. Pemantauan dan evaluasi program dibidang kesehatan

g. Pemberian perizinan yang berhubungan dengan bidang kesehatan sesuai batas kewenangan

Provinsi

2. Sekretaris

Sekretaris mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis administrasi kepada semua

unit kerja dilingkungan dinas.

Untuk menyelenggarakan tugasnya Sekretaris mempunyai fungsi :

1. Pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian

2. Pengelolaan administrasi program / perencanaan

3. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan

4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi

Sekretariat terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian

tugas Sekretaris dibidang Kepegawaian, Diklat Tenaga Kesehatan, Akreditasi dan

perlengkapan.

Untuk menyelenggarakan tugasnya Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

mempunyai fungsi :

1. Melaksanakan urusan surat menyurat, pengarsipan dan keprotokoleran;

2. Melaksanakan urusan perlengkapan dan rumah tangga dinas;

3. Melaksanakan inventarisasi, pemeliharaan, dan penata-usahaan aset milik negara/daerah;

4. Menyusun rencana kebutuhan dan penghapusan barang inventaris;

5. Pengelolaan administrasi kepegawaian meliputi pengembangan karir, kenaikan pangkat

berkala, mutasi intern dan kesejahteraan pegawai:

6. Membuat laporan kepegawaian secara periodik;

7. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi perlengkapan tingkat kabupaten/kota.

b. Sub Bagian Program

Sub Bagian Program mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian tugas Sekretaris

dibidang perencanaan program pembangunan kesehatan.

Untuk menyelenggarakan tugasnya Sub Bagian Program mempunyai fungsi :

1. Melaksanakan, menerapkan perumusan kebijakan, perencanaan program pembangunan

dibidang kesehatan;

2. Melakukan pengumpulan, pengelolaan dan analisis data;

3. Melaksanakan koordinasi dan penyusunan program di Kabupaten / Kota;

4. Memberikan informasi program kesehatan tingkat Provinsi;

5. Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan maupun analisa-analisa dalam bidang

perencanaan program kesehatan.

3. Bagian Keuangan

Melaksanakan Program Bagian Keuangan mempunyai tugas di bidang Pengelolaan

Keuangan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Untuk menyelenggarakan tugasnya Keuangan mempunyai fungsi :

1. Mengkoordinir penyusunan anggaran, mengawasi pelaksanaan anggaran

2. Mengkoordinir pengelolaan, penatausahaan dan pelaporan dana APBD dan APBN

3. Meneliti permintaan Surat Keputusan Otorisasi (SKO)

4. Meneliti kelengkapan bukti pembayaran dan pembebanannya

5. Meneliti dan menandatangani realisasi dan rincian belanja langsung dan tidak langsung

6. Meneliti Surat Perintah Membayar (SPM)

7. Memantau pemungutan, penyetoran dan pelaporan atas penerimaan bukan pajak

8. Meneliti laporan yang dibuat oleh Kasubag Anggaran Perbendaharaan dan Akuntansi.

Bagian Keuangan terdiri dari :

a. Sub Bagian Anggaran

Sub Bagian Anggaran mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian tugas Kepala

Bagian Keuangan dibidang Anggaran

Untuk menyelenggarakan tugasnya Sub Bagian Anggaran mempunyai fungsi:

1. Menyusun anggaran dalam Rencana Kerja Anggaran (RKA) Satuan Kerja Perangkat

Dinas (SKPD) berdasarkan rencana kerja dan plafon anggaran.

2. Menyiapkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)- Satuan Kerja Perangkat Dinas

(SKPD) berdasarkan Perda dan SK Penjabaran Gubernur tentang APBD.

3. Menyusun rencana penggunaan anggaran berdasarkan rencana operasional kegiatan dari

masing-masing Sub Dinas.

4. Membuat konsep permintaan Surat Keputusan Surat Penyediaan Dana (SPD).

5. Meneliti kebenaran pembebanan anggaran.

6. Mengawasi per item pagu anggaran belanja langsung dan tidak langsung.

7. Menatausahaan permintaan Surat Keputusan Penyediaan Dana (SPD).

8. Menyiapkan data permintaan pergeseran anggaran.

9. Membuat laporan bulanan.

b. Sub Bagian Perbendaharaan

Sub Bagian Perbendaharaan mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian tugas

Kepala Bagian Keuangan dibidang Perbendaharaan

Untuk menyelenggarakan tugasnya Sub Bagian Perbendaharaan mempunyai fungsi :

1. Menerima dokumen tagihan pembayaran dari pelaksana kegiatan-kegiatan atau pihak

ketiga

2. Memverifikasi kelengkapan tagihan pembayaran, perhitungan matematis, kebenaran

penulisan, dan kesesuaian dengan perjanjian kontrak

3. Membuat bukti pembayaran dan kelengkapannya

4. Menghitung pajak dan meneliti / menyiapkan dokumen pajak

5. Menetapkan besarnya beban pembayaran

6. Membuat surat pertanggung jawaban sebagai lampiran Surat Perintah Membayar (SPM)

beban tetap dan uang persediaan

7. Menyiapkan konsep Surat Perintah Membayar (SPM)

8. Melaksanakan penatausahaan Surat Perintah Membayar (SPM)

9. Membuat laporan bulanan

c. Sub Bagian Akuntansi

Sub Bagian Akuntansi mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian tugas Kepala

Bagian Keuangan dibidang Akuntansi.

Untuk menyelenggarakan tugasnya Sub Bagian Akuntansi mempunyai fungsi:

1. Memverifikasi bukti-bukti pembayaran

2. Membuat jurnal transaksi

3. Membuat laporan berkala

4. Melakukan konfirmasi data dengan Sub Bagian Anggaran dan Perbendaharaan

5. Melakukan penatausahaan utang piutang

6. Mencatat penerimaan-penerimaan bukan pajak

7. Membuat laporan tahunan yang terdiri dari :

- Neraca

- Laporan Realisasi Anggaran dan

- Catatan atas Laporan Keuangan

(disesuaikan dengan edaran dari Badan Keuangan)

4. Sub Dinas Pelayanan Kesehatan

Sub Dinas Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas di bidang pelayanan kesehatan Dasar

dan Rujukan, Promosi Kesehatan dan JPK serta Farmasi dan Alat Kesehatan, makanan dan

minuman, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Untuk menyelenggarakan tugasnya Sub Dinas Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi :

1. Menyusun rencana kegiatan / Kegiatan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan, Promosi

Kesehatan dan JPK serta kegiatan Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

2. Membina dan mengawasi seksi dibawahnya dalam melaksanakan program / kegiatan sesuai

dengan bidang tugasnya.

3. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Sub Dinas Bina Pelayanan Kesehatan terdiri dari :

a. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan

Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan mempunyai tugas menyelenggarakan

sebagian tugas Kepala Sub Dinas Pelayanan Kesehatan dibidang Pelayanan Kesehatan Dasar

dan Rujukan.

Untuk menyelenggarakan tugasnya Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan

mempunyai fungsi :

1. Merencanakan, merumuskan maupun mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan

kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan rujukan;

2. Melaksanakan pembinaan, pengendalian, pengembangan dan peningkatan mutu

pelayanan kesehatan dasar, kesehatan rujukan, serta menganalisa laporan perkembangan

dan pelaksanaannya;

3. Melakukan pembinaan dan koordinasi pelaksanaan kegiatan registrasi, akreditasi Rumah

Sakit dalam rangka peningkatan kelas rumah sakit;

4. Mengelola perizinan terhadap penyelenggaraan pelayanan dan sarana kesehatan (Rumah

Sakit dan klinik bersama spesialistik);

5. Membuat pencatatan dan pelaporan maupun analisa-analisa dalam bidang tugasnya.

b. Seksi Promosi Kesehatan dan JPKM

Seksi Promosi Kesehatan dan JPKM mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian

tugas Kepala Sub Dinas Pelayanan Kesehatan dibidang promosi kesehatan dan Jaminan

Pemeliharaan kesehatan.

Untuk menyelenggarakan tugasnya Seksi Promosi Kesehatan dan JPKM mempunyai

fungsi :

1. Merencanakan, merumuskan maupun mengkoordinasikan pelaksanaan program promosi

kesehatan dan peran serta masyarakat secara lintas program dan lintas sektoral dengan

melibatkan langsung unsur masyarakat dalam upaya peningkatan status derajat kesehatan

masyarakat;

2. Menyusun dan merencanakan secara lebih cermat pengelolaan Upaya Kesehatan

Bersumber daya Masyarakat (UKBM) yang merupakan wujud partisipasi masyarakat

dalam Penanggulangan masalah kesehatan yang mereka hadapi melalui posyandu, dana

sehat, pos obat desa, polindes, poskesdes dan lain-lain;

3. Melaksanakan kegiatan promosi kesehatan untuk memotivasi dan mendorong

pembentukan budaya masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS);

4. Melakukan advokasi kepada pihak-pihak yang terkait dalam pembuatan kebijakan publik

yang memberikan dampak positif pada pembangunan kesehatan;

5. Merencanakan, merumuskan maupun mengkoordinasikan pelaksanaan kelembagaan dan

kepesertaan JPK secara lintas program dan lintas sektor dengan tujuan dapat memotivasi

masyarakat dalam kepesertaan JPK;

6. Melaksanakan pembinaan pengembangan JPK sehingga dapat memberikan pelayanan

kesehatan secara menyeluruh, efisien dan efektif serta membina peserta JPK dan

keluarganya dalam rangka meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

sehat;

7. Membuat pencatatan dan pelaporan maupun analisa-analisa dalam bidang tugasnya.

c. Seksi Farmasi dan Alat Kesehatan

Seksi Farmasi dan Alat Kesehatan mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian

tugas Kepala Sub Dinas Pelayanan Kesehatan dibidang Farmasi dan Alat Kesehatan.

Untuk menyelenggarakan tugas pada Pasal 31 Seksi Farmasi dan Alat Kesehatan

mempunyai fungsi :

1. Merencanakan, merumuskan dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pengawasan,

pendayagunaan obat, kosmetik, makanan minuman dan alat kesehatan dalam rangka

peningkatan mutu pelayanan kesehatan;

2. Melakukan kegiatan pengawasan, pembinaan, perizinan Sub Penyalur Alat Kesehatan

(PAK) dan pengembangan obat-obatan (tradisional/esensial), penyalahgunaan obat

berbahaya dan zat adiktif dan atau bahan tambahan makanan di masyarakat;

3. Melakukan pembinaan dalam meningkatkan mutu pelayanan farmasi komunitas dan

farmasi rumah sakit;

4. Membuat pencatatan dan pelaporan maupun analisa-analisa (evaluasi) dalam bidang

tugasnya.

5. Sub Dinas Pemberantasan Penyakit Menular Dan Penyehatan Lingkungan

Sub Dinas Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan mempunyai

tugas di bidang pemberantasan penyakit menular, penyakit tidak menular, pencegahan dan

penanggulangan kejadian luar biasa, kesehatan matra serta penyehatan lingkungan yang berada

dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Untuk menyelenggarakan tugasnya Sub Dinas Pemberantasan Penyakit Menular dan

Penyehatan Lingkungan mempunyai fungsi :

1. Menyusun rencana dan melaksanakan kebijakan program pemberantasan penyakit dan

penyehatan lingkungan di tingkat Provinsi;

2. Menyusun rencana dan melaksanakan pembinaan dan pengawasan upaya pemberantasan

penyakit menular, penyakit tidak menular, imunisasi dan pengendalian vektor;

3. Menyusun rencana dan melaksanakan pembinaan dan pengawasan upaya penyehatan

Tempat-Tempat Umum (TTU), kualitas air, serta Bahan Buangan Berbahaya (B3);

4. Melaksanakan pembinaan, pengendalian dan pengembangan surveilans epidemiologi dan

kesehatan matra;

5. Mengadakan koordinasi secara lintas program dan lintas sektor yang berkaitan dengan

pelaksanaan program pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan di

Kabupaten / Kota;

6. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan program Pemberantasan Penyakit

Menular dan Penyehatan Lingkungan;

7. Mengembangkan kemitraan dengan masyarakat termasuk swasta untuk mempercepat

pengendalian dan pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan melalui

pertukaran informasi, pelatihan dan pemanfaatan sumber daya lainnya.

Sub Dinas Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan terdiri dari :

a. Seksi Pemberantasan Penyakit

Seksi Pemberantasan Penyakit mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian tugas

Kepala Sub Dinas Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan dibidang

pemberantasan penyakit menular dan tidak menular.

Untuk menyelenggarakan tugasnya Seksi Pemberantasan Penyakit mempunyai fungsi :

1. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data penyakit dari Dinas Kesehatan

Kabupaten / Kota;

2. Menyusun dan melaksanakan program pemberantasan penyakit;

3. Menganalisis kebijakan dan masalah kesehatan;

4. Melaksanakan kemitraan dengan lintas program dan lintas sektor terkait dalam

pelaksanaan pemberantasan penyakit;

5. Memantau dan membantu penanggulangan kejadian luar biasa;

6. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengendalian vektor penyakit.

b. Seksi Surveilans dan Imunisasi

Seksi Surveilans dan Imunisasi mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian tugas

Kepala Sub Dinas Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan dibidang

surveilans epidemiologi, Kesehatan matra dan imunisasi dalam rangka pencegahan

timbulnya penyakit dan Kejadian Luar Biasa.

Untuk menyelenggarakan tugasnya Seksi Surveilans dan Imunisasi mempunyai fungsi

:

1. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisis hasil rekapan data dari Dinas Kesehatan

Kabupaten / Kota;

2. Melaksanakan evaluasi dan bimbingan teknis terhadap program surveilans, imunisasi

serta kesehatan matra;

3. Melaksanakan kegiatan kewaspadaan dini terhadap penyakit yang berpotensi Kejadian

Luar Biasa (KLB);

4. Melakukan pelacakan kasus terhadap semua penyakit berpotensi KLB dan KLB serta

penyebaran penyakit antar daerah;

5. Menyediakan data surveilans, imunisasi dan vaksinasi untuk kebutuhan perencanaan di

tingkat Provinsi maupun Pusat;

6. Memonitoring/ mengawasi kegiatan pendistribusian vaksin ke Kabupaten/ Kota

7. Melakukan kemitraan dengan lintas program dan lintas sektor serta tokoh masyarakat

dalam kegiatan surveilans dan imunisasi.

c. Seksi Penyehatan Lingkungan

Seksi Penyehatan Lingkungan mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian tugas

Kepala Sub Dinas Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan dibidang

penyehatan lingkungan dalam rangka pemberantasan penyakit berbasis lingkungan.

Untuk menyelenggarakan tugas pada Pasal 40 Seksi Penyehatan Lingkungan

mempunyai fungsi :

1. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data dari Dinas Kesehatan Kabupaten /

Kota;

2. Menyusun rencana kegiatan program penyehatan lingkungan;

3. Menyusun pedoman dan standar kesehatan bagi penyediaan air bersih, tempat-tempat

umum dan pembuangan limbah B3;

4. Melaksanakan kemitraan dengan masyarakat termasuk swasta dalam program penyediaan

air bersih, penyehatan tempat-tempat umum, dan pembuangan limbah berbahaya;

5. Melaksanakan pemantauan dan pembinaan program Kabupaten dan Kota sehat;

6. Mengembangkan teknologi tepat guna yang berkaitan dengan penyehatan lingkungan;

7. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan program penyehatan lingkungan.

Sub Dinas Kesehatan Masyarakat dan KB

Sub Dinas Kesehatan Masyarakat dan KB mempunyai tugas di bidang Kesehatan

Masyarakat dalam penyelenggaraan program Kesehatan Khusus, program Kesehatan Keluarga

dan Gizi Masyarakat yang berada dibawahnya dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Untuk menyelenggarakan tugasnya Sub Dinas Kesehatan Masyarakat dan KB

mempunyai fungsi :

1. Menyusun rencana kegiatan / program kerja seksi pelayanan kesehatan khusus, Seksi

Kesehatan Keluarga dan KB serta Seksi Gizi Masyarakat.

2. Memimpin pelaksanaan program / kegiatan dari Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus, Seksi

Kesehatan Keluarga dan KB serta Seksi Gizi Masyarakat.

3. Mengawasi, memantau dan membina seksi dibawahnya dalam melaksanakan program /

kegiatan sesuai dengan bidang tugasnya.

Sub Dinas Kesehatan Masyarakat dan KB terdiri dari :

a. Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus

Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian

tugas Kepala Sub Dinas Kesehatan Masyarakat dan KB dibidang pelayanan kesehatan

khusus.

Untuk menyelenggarakan tugasnya Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus mempunyai fungsi :

1. Merencanakan, merumuskan maupun mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan

kesehatan jiwa, kesehatan indera, olahraga dan lain-lain pada masyarakat secara terpadu

dengan lintas program dan lintas sektor dalam rangka pemeliharaan dan peningkatan

status derajat kesehatan masyarakat.

2. Melaksanakan kegiatan-kegiatan upaya peningkatan kesehatan khusus Mata, Telinga,

Hidung, Jiwa, Olahraga, Tradisional dan Kesehatan Daerah Terpencil.

3. Melakukan advokasi dalam upaya memelihara, mempertahankan kesehatan khusus pada

kelompok tertentu.

4. Membuat pencatatan dan pelaporan serta analisis dalam bidang tugasnya.

b. Seksi Kesehatan Keluarga dan KB

Seksi Kesehatan Keluarga dan KB mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian

tugas Kepala Sub Dinas Kesehatan Masyarakat dan KB dibidang Kesehatan Keluarga.

Untuk menyelenggarakan tugasnya Seksi Kesehatan Keluarga dan KB mempunyai fungsi :

1. Merencanakan, merumuskan maupun mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan

kesehatan reproduksi pada masyarakat, kelompok potensial dan institusi secara terpadu

dengan lintas program dan sektor dalam rangka pemeliharaan dan peningkatan status

derajat kesehatan masyarakat.

2. Melaksanakan kegiatan-kegiatan penyuluhan dan pembinaan kelompok usia produktif

dan kelompok potensial sehingga dapat hidup layak tanpa mengganggu aktivitasnya

sehari-hari.

3. Melaksanakan kegiatan-kegiatan upaya pemeliharaan, perbaikan dan peningkatan status

kesehatan ibu, bayi, balita, anak sekolah, remaja dan lanjut usia, sehingga dapat hidup

optimal.

4. Melakukan advokasi dalam upaya memelihara, mempertahankan kesehatan reproduksi

bagi yang sudah berkeluarga.

5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi program.

6. Membuat pencatatan dan pelaporan serta analisis dalam bidang tugasnya.

c. Seksi Gizi Masyarakat

Seksi Gizi Masyarakat mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian tugas Kepala

Sub Dinas Kesehatan Masyarakat dan KB dibidang Gizi Masyarakat.

Untuk menyelenggarakan tugas pada Pasal 49 Seksi Gizi Masyarakat mempunyai

fungsi :

1. Merencanakan, merumuskan dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan upaya

perbaikan gizi masyarakat dalam pemeliharaan, pemulihan dan peningkatan status gizi

masyarakat;

2. Merencanakan, merumuskan dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan gizi

masyarakat dan gizi institusi dalam rangka peningkatan status derajat kesehatan

masyarakat;

3. Melaksanakan kegiatan-kegiatan pembinaan dasar, pengembangan motivasi tenaga

kesehatan dan masyarakat dalam upaya perbaikan gizi masyarakat;

4. Melakukan advokasi dengan berbagai unsur, program, sektoral, LSM, swasta yang terkait

dalam upaya perbaikan gizi masyarakat;

5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi program gizi;

6. Membuat pencatatan dan pelaporan serta analisis dalam bidang tugasnya.

4.2 Pengujian Instrumen

4.2.1 Uji Validitas Variabel X dan Y

a. Uji Validitas Variabel Tunjangan Kinerja Daerah (X)

Hasil uji validitas instrumen variabel tunjangan kinerja daerah (X) melalui program SPSS

for windows versi 15.0 diperoleh hasil berikut:

Tabel 2 Item-Total Statistics Variabel Tunjangan Kinerja Daerah (X)

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Pertanyaan No. 1 34.1818 42.929 .697 .911

Pertanyaan No. 2 34.5818 43.100 .759 .908

Pertanyaan No. 3 34.4909 41.218 .692 .912

Pertanyaan No. 4 34.5273 43.735 .619 .915

Pertanyaan No. 5 34.5455 43.771 .645 .914

Pertanyaan No. 6 34.2909 41.914 .723 .909

Pertanyaan No. 7 34.8727 43.150 .626 .915

Pertanyaan No. 8 34.4545 44.327 .666 .913

Pertanyaan No. 9 34.5091 42.736 .734 .909

Pertanyaan No. 10 34.6545 39.378 .835 .902

Sumber Data: Hasil Olahan SPSS Tahun 2012

Dari 20 item pertanyaan perlu diperhatikan berapa jumlah item yang valid dan berapa

yang tidak valid. Untuk mengetahui tingkat validitas perhatikan angka pada kolom corrected

item-total correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item jika nilai

r hitung lebih besar dari nilai rtabel (nilai rhitung > nilai r kritis ) maka item tersebut adalah valid. Dari

hasil analisa diketahui bahwa item nomor pertanyaan 1-21 memiliki nilai rhitung lebih besar dari

nilai rkritis.

Untuk lebih jelasnya keputusan validitas instrumen untuk variabel tunjangan kinerja

daerah (X) dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3 Keputusan Validitas Instrumen Variabel Tunjangan Kinerja Daerah (X)

Item r hitung R tabel Keputusan

Pertanyaan 1 .697 0.3 Valid

Pertanyaan 2 .759 0.3 Valid

Pertanyaan 3 .692 0.3 Valid

Pertanyaan 4 .619 0.3 Valid

Pertanyaan 5 .645 0.3 Valid

Pertanyaan 6 .723 0.3 Valid

Pertanyaan 7 .626 0.3 Valid

Pertanyaan 8 .666 0.3 Valid

Pertanyaan 9 .734 0.3 Valid

Pertanyaan 10 .835 0.3 Valid

Sumber Data: Hasil Olahan SPSS Tahun 2012

Mencermati tabel 4.2, maka jelas terlihat semua nomor item valid dan tidak ada nomor

item yang tidak valid. Jadi dari 10 item pertanyaan pada variabel tunjangan kinerja daerah (X)

semuanya valid.

b. Uji Validitas Variabel Kinerja (Y)

Tabel 4. Item-Total Statistics Variabel Kinerja (Y)

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Pertanyaan No. 1 31.2182 72.803 .388 .926

Pertanyaan No. 2 30.7091 73.506 .541 .919

Pertanyaan No. 3 31.2364 60.739 .857 .900

Pertanyaan No. 4 31.2727 69.461 .586 .916

Pertanyaan No. 5 30.7455 66.675 .801 .906

Pertanyaan No. 6 31.5818 61.692 .756 .908

Pertanyaan No. 7 31.6909 65.292 .670 .913

Pertanyaan No. 8 30.7273 66.572 .740 .908

Pertanyaan No. 9 30.8182 66.559 .822 .905

Pertanyaan No. 10 31.2364 60.739 .857 .900

Sumber Data: Hasil Olahan SPSS Tahun 2012

Dari tabel 4.3 dapat diketahui tingkat validitas variabel kinerja (Y) pada kolom corrected

item-total correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item, jika nilai

r hitung lebih besar dari nilai r kritis (nilai r hitung > nilai r kritis) maka item tersebut adalah valid. Dari

hasil analisa diketahui bahwa item nomor 1-10 memiliki nilai rhitung lebih besar dari nilai rkritis.

Keputusan validitas instrumen untuk variabel kinerja (Y) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Keputusan Validitas Instrumen Variabel Kinerja (Y)

Item r hitung r kritis Keputusan

Pertanyaan 1 .388 0.3 Valid

Pertanyaan 2 .541 0.3 Valid

Pertanyaan 3 .857 0.3 Valid

Pertanyaan 4 .586 0.3 Valid

Pertanyaan 5 .801 0.3 Valid

Pertanyaan 6 .756 0.3 Valid

Pertanyaan 7 .670 0.3 Valid

Pertanyaan 8 .740 0.3 Valid

Pertanyaan 9 .822 0.3 Valid

Pertanyaan 10 .857 0.3 Valid

Sumber Data: Hasil Olahan SPSS Tahun 2012

Mencermati tabel 4.4, maka jelas terlihat semua nomor item valid dan tidak ada nomor

item yang tidak valid. Jadi dapat dikatakan bahwa dari 10 pertanyaan untuk variabel kinerja

(Y) valid.

4.2.2 Uji Reliabilitas Variabel X dan Y

Uji reliabilitas atau kehandalan bertujuan untuk mengukur kehandalan alat ukur dengan

cara memberikan skor yang relatif sama pada responden walaupun dikerjakan dalam waktu yang

berbeda. Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan untuk menentukan tingkat reliabilitas

kuisioner adalah jika nilai koefisien cronbach-alpha lebih dari 0.6 maka hal tersebut menunjukan

bahwa kuisioner reliabel (Nunnaly, dalam Arikunto, 2002). Proses perhitungannya dilakukan

dengan bantuan program SPSS versi 15. Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas instrumen

terhadap item-item pernyataan dari setiap variabel penelitian.

a. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Tunjangan kinerja daerah (X)

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.1 diketahui bahwa variabel tunjangan kinerja

daerah (X) menunjukan nilai cronbach-alpha item pertanyaan 1-10 > 0.60 yang dapat dilihat

pada kolom cronbach’s alpha if item deleted dengan demikian dinyatakan variabel tunjangan

kinerja daerah (X) reliabel.

b. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja (Y)

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.3 diketahui bahwa variabel kinerja pegawai (Y)

menunjukan nilai cronbach-alpha item pertanyaan 1-10 > 0.60 yang dapat dilihat pada kolom

cronbach’s alpha if item deleted dengan demikian dinyatakan variabel kinerja (Y) reliabel.

4.3 Analisis Data

4.3.1 Uji Normalitas

Telah dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa sebelum data dianalisa dengan

menggunakan analisa regresi linear sederhana terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data. Uji

normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah nilai dari kedua variabel berdistribusi

normal. Salah satu cara mengecek kenormalitasan adalah dengan menggunakan analisa plot

probabilitas normal. Normalitas terpenuhi apabila titik-titik (data) terkumpul pada sekitar garis

lurus.

Berikut ini adalah hasil uji normalitas dengan menggunakan program SPSS versi 15.

Grafik Uji Normalitas Data dengan Analisa Plot Probabilitas

Mencermati data normal plot diatas terlihat bahwa titik-titik terletak menyebar di

sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal tidak terpencar jauh dari garis diagonal.

4.3.2 Analisis Regresi Linear Sederhana

Telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh pemberian TKD terhadap kinerja pegawai pada kantor Dinas Kesehatan

Provinsi Gorontalo. Untuk memudahkan perhitungan maka dilakukan perhitungan dengan

menggunakan bantuan program SPSS versi 15.

Dari hasil analisa regresi linear sederhana diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 6. Koefisien Regresi

Mod

el

Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients t Sig.

B

Std.

Error Beta

Zero-

order Partial

1 (Constant) .584 .535 1.092 .000

Pemberian

TKD

.750 .137 .601 5.467 .000

a Dependent Variable: KInerja Daerah

Berdasarkan hasil analisa regresi linear berganda pada tabel 4.1 koefisien regresi diperoleh

persamaan garis regresi sebagai berikut.

Y = 0.584 + 0.750 X

Dari persamaan regresi di atas dapat diartikan bahwa:

a. Konstanta sebesar 0.584 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel X maka nilai variabel

Y adalah sebesar 0.584.

b. Koefisien regresi sebesar 0.750 menyatakan bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel

X akan meningkatkan variabel Y sebesar 0.750 dengan anggapan variabel bebas lain

besarnya konstan.

4.3.3 Uji Signifikan Koefisien Regresi

Dari hasil analisa data melalui program SPSS versi 15 diperoleh nilai anova data regresi

sebagai berikut.

Tabel 7. Uji Signifikan

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 15.822 1 15.822 29.893 .000a

Residual 28.052 53 .529

Total 43.874 54

a. Predictors: (Constant), TKD

b. Dependent Variable: Kinerja

Mencermati data pada tabel diatas nampak bahwa nilai Fhitung = 29.893. Sedangkan nilai

Ftabel = 4.08. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa nilai Fhitung > Ftabel jadi H0 ditolak

dan Ha diterima artinya pemberian TKD berpengaruh terhadap kinerja pegawai di Dinas

Kesehatan Provinsi Gorontalo.

4.3.4 Analisis Koefisien Korelasi

Analisis koefisien korelasi digunakan untuk mencari hubungan antara variabel pemberian

TKD (X) dengan kinerja (Y) di Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. Dari hasil analisa SPSS

versi 15 diperoleh nilai koefisien korelasi (r) dan nilai koefisien determinan (r2). Dalam

penelitian ini analisis koefisien korelasi akan dilakukan melalui program SPSS versi 15.

Tabel 8. Koefisien Korelasi

Mode

l R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .601a .361 .349 .72752

a Predictors: (Constant), Pemberian TKD

Mencermati data pada tabel di atas diketahui bahwa hasil analisis regresi yang disajikan

pada tabel di atas menunjukan bahwa r = 0.601, ini dapat ditafsirkan bahwa kekuatan hubungan

antara variabel pemberian TKD dengan kinerja sebesar 0.601 atau tergolong cukup kuat.

Dari hasil analisa diketahui bahwa nilai koefisien determinasi (r2) = 0.361. Hasil ini

mengindikasikan bahwa besarnya pengaruh variabel pemberian TKD terhadap kinerja pegawai

di Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo sebesar 0.361 atau 36.1%. Nilai koefisien determinasi ini

semakin mendekati 1 (satu) yang artinya nilai ini dapat mengestimasi nilai Y.

4.3.5 Uji Signifikan Koefisien Korelasi

Setelah dilakukan analisa koefisien korelasi selanjutnya dilakukan uji keberartian

koefisien korelasi dengan menggunakan uji t. Uji t dilakukan dengan membandingkan antara

thitung dengan ttabel pada α = 0.05, berdasarkan uji dua sisi (two tailed test) dan derajat kebebasan

(n-k-1) dimana k adalah jumlah variabel independent dan n sebagai jumlah sampel yang diteliti

dengan kriteria sebagai berikut.

Ho = Tidak terdapat pengaruh antara variabel X (Tunjangan Kinerja Daerah) dengan variabel

Y (Kinerja Pegawai)

Ha = Terdapat pengaruh antara variabel X (Tunjangan Kinerja Daerah) dengan variabel Y

(Kinerja Pegawai)

Jika t hitung ≤ t tabel : Ho diterima atau Ha ditolak

Jika t hitung ≥ t tabel : Ho ditolak atau Ha diterima

Uji signifikan keberartian koefisien korelasi dalam penelitian ini menggunakan

program SPSS versi 15. Dari hasil analisa diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 9. Hasil Uji Signifikan Koefisien Korelasi

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .584 .535 1.092 .000

TKD .750 .137 .601 5.467 .000

Sumber Data Hasil Olahan SPSS 2012

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung = 5.467 sedangkan nilai t55 pada α = 0.05 =

2.000. Jadi nilai thitung > ttabel, artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi hipotesis yang mengatakan

bahwa tunjangan kinerja daerah (TKD) berpengaruh terhadap kinerja pegawai dapat diterima.

4.4 Pembahasan

Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) merupakan tambahan penghasilan atau imbalan atas

prestasi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan pemerintah Provinsi Gorontalo. Tunjangan yang

diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil di lingkungan pemerintah provinsi sebagai imbalan atas

prestasi kerja dan bertujuan untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa tunjangan kinerja daerah (TKD) berpengaruh

terhadap kinerja pegawai di Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo yang dibuktikan dengan nilai

koefisien regresi Y = 0.584 + 0.750 X. Tunjangan kinerja daerah yang ditinjau dari prestasi aksi

dan prestasi hasil berpengaruh terhadap kinerja pegawai di Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo.

Dari hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa pemberian tunjangan kinerja daerah kepada

pegawai di Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo ternyata berdampak pada kinerja pegawai.

Apabila para pegawai diberikan tunjangan kinerja daerah maka kinerja pegawai mengalami

peningkatan. Pendapat ini sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi Gorontalo Nomor 05

Tahun 2012 bahwa Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) adalah tunjangan yang diberikan kepada

PNS dan CPNS dikaitkan dengan penilaian kehadiran dan kinerja, dengan tujuan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, meningkatkan kesejahteraan dan tertib

administrasi pengelolaan keuangan daerah. Indikator penilaian Tunjangan Kinerja Daerah yang

diterapkan pada kantor Dinas Kesehatan provinsi Gorontalo yaitu mencakup prestasi aksi dan

prestasi hasil. Dimana prestasi aksi memiliki bobot 40%, sedangkan prestasi hasil memiliki

bobot 60%.

Tunjangan kinerja daerah juga memiliki hubungan dengan kinerja pegawai di Dinas

Kesehatan Provinsi Gorontalo yang dibuktikan oleh nilai koefisien korelasi r = 0.601. Kekuatan

hubungan antara variabel Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) dengan kinerja pegawai memiliki

hubungan yang positif dan cukup kuat. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa TKD yang

diberlakukan di provinsi Gorontalo khususnya di Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo yang

berhubungan dengan peningkatan kesejahteraan pegawai berdasarkan prestasi kerja, dan disiplin

kerja.

Dari hasil penelitian diketahui pula bahwa besarnya pengaruh Tunjangan Kinerja Daerah

(TKD) terhadap kinerja pegawai yang dibuktikan oleh nilai koefisien determinasi (r2) yakni

0.361. Pengaruh TKD terhadap kinerja pegawai di Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo

tergolong positif namun masih rendah. Rendahnya pengaruh Tunjangan Kinerja Daerah terhadap

kinerja pegawai diakibatkan pemberian TKD yang diberikan hanya memperhatikan kehadiran

pegawai dan kurang melakukan penilaian kinerja pegawai yang seharusnya sesuai dengan tugas

pokok dan fungsi. Pemberian Tunjangan Kinerja Daerah di Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo

terkesan hanya lebih berdampak pada tingkat absensi dan kemangkiran pegawai padahal

indikator kinerja pegawai meliputi kepatuhan jam kerja 15%, ketaatan terhadap peraturan

kepegawaian 10%, tanggung jawab 10%, dan kerja sama 5%.

Pengaruh tunjangan kinerja daerah (TKD) terhadap kinerja pegawai di Dinas Kesehatan

Provinsi Gorontalo sebesar 0.361 atau 36.1% mengindikasikan bahwa masih terdapat faktor-

faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja tapi tidak termasuk dalam penelitian ini sebesar

63.9% seperti motivasi, pengetahuan pegawai, keterampilan dan pendidikan pegawai serta

kondisi fisiknya.

Pendapat di atas sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Sutermeister (1999) bahwa

kinerja karyawan dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain motivasi, kemampuan,

pengetahuan, keahlian, pendidikan, pengalaman, pelatihan, minat, sikap kepribadian kondisi-

kondisi fisik dan kebutuhan fisiologis, kebutuhan sosial dan kebutuhan egoistik.