hasil observasi di sekolah dasar negeri 1 tanjung …  · web viewdalam penerapan k13 tersebut...

43
KURIKULUM SEKOLAH DASAR K-13 Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum Matematika Dosen Pengampu : Dr. H. Ruhban Masykur, M.Pd Disusun Oleh: KELOMPOK 1 Adam Rifai 1811050195 Adel Defiana 1811050113 Aisyah Hanisalia 1811050392 Indriyani Saputri 1811050388 Miftah Anjun Handayani 1811050485 Nabila Salsabila 1811050126 Neti Wahyuni 1811050428 Nova Nuria Azahra 1811050007 Siska Rahmawati 1811050209 Sri Wahyuni 1811050358

Upload: others

Post on 09-Jul-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG …  · Web viewDalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas

KURIKULUM SEKOLAH DASAR K-13

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum MatematikaDosen Pengampu :

Dr. H. Ruhban Masykur, M.Pd

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1

Adam Rifai 1811050195

Adel Defiana 1811050113

Aisyah Hanisalia 1811050392

Indriyani Saputri 1811050388

Miftah Anjun Handayani 1811050485

Nabila Salsabila 1811050126

Neti Wahyuni 1811050428

Nova Nuria Azahra 1811050007

Siska Rahmawati 1811050209

Sri Wahyuni 1811050358

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

1440 H / 2019 M

Page 2: HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG …  · Web viewDalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah dan inayah-Nya. Makalah dengan judul kurikulum sekolah dasar K-13, dapat

diselesaikan tepat waktu. Adapun maksud makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata

kuliah telaah kurikulum matematika.

Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dengan bimbingan dari Bapak

Dr. H. Ruhban Masykur, M.Pd dan dari sumber sumber yang akurat, sehingga dapat

memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih

kepada pihak – pihak yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu,kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi

bahasa maupun susunan kalimatnya . Dengan terbuka tangan kami akan menerima saran dan

kritik dari berbagai pihak sebagai bahan perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Mudah-mudahan makalah ini dan materi yang kami sampaikan dapat diterima. Amin.

Bandar Lampung, 23 September 2019

Penyusun

Page 3: HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG …  · Web viewDalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

A. LATAR BELAKANG.............................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH........................................................................2

C. TUJUAN..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3

A. PENGERTIAN KURIKULUM .............................................................3

B. TUJUAN KURIKULUM.......................................................................6

C. STRATEGI PEMBELAJARAN............................................................8

D. EVALUASI..........................................................................................12

E. MATERI ATAU KONTEN..................................................................15

BAB III PENUTUP...........................................................................................17

A. KESIMPULAN....................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG …  · Web viewDalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan, sebab berkaitan

dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang pada akhirnya menentukan

macam dan kualifikasi lulusan satu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut rencana

dan pelaksanaan pendidikan baik dalam lingkup kelas, sekolah, maupun nasional.

Pendidikan di negara Indonesia saat ini masih mengalami berbagai macam persoalan.

Salah satu persoalan pendidikan kita yang masih menonjol saat ini adalah adanya

kurikulum yang mengalami pergantian dari tahun ke tahun dan membebani peserta didik

tanpa ada arah pengembangan yang benar-benar di implementasikan sesuai dengan

perubahan yang diinginkan pada kurikulum tersebut.

Perubahan kurikulum harus diantisipasi dan dipahami oleh berbagai pihak, karena

kurikulum sebagai rancangan pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat strategis,

yang menentukan keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan, baik proses maupun

hasil. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan, baik kepala sekolah, guru, maupun peserta

didik akan terkena dampak langsung dari setiap perubahan kurikulum. Perubahan

kurikulum merupakan perubahan yang sangat mendasar dalam sistem pendidikan

nasional, dan akan mengubah komponen-komponen pendidikan lainnya.

Kurikulum bersifat dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai dengan

perkembangan dan tantangan zaman. Semakin maju peradaban satu bangsa, maka

semakin berat pula tantangan yang dihadapinya. Oleh karena itu, untuk menghadapi

tantangan yang akan menimpa dunia pendidikan kita, ketegasan kurikulum dan

implementasinya sangat dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh

tertinggal  dengan negara-negara maju di Dunia. Karena seringnya perubahan kurikulum.

Misalnya saja, dari perubahan KTSP menuju kurikulum 2013. Di berbagai sekolah

Indonesia belum seluruhnya menerapkan kurikulum 2013. Seperti hal yang terjadi di

salah satu sekolah di Aceh yaitu SD Negeri Tanjung Selamat, ketika perubahan

Page 5: HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG …  · Web viewDalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas

kurikulum dilakukan pada semua kelas di mana pada awalnya masih menerapkan KTSP

dan kemudian diganti dengan K13. Dalam penerapan K13 tersebut tentu adanya

hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas tinggi saja

di SDN Tanjung Selamat, sedangkan kelas rendah masih sulit dikarenakan peserta didik

masih terbawa gaya belajar KTSP. Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan kurikulum

selalu mengarah pada perbaikan sistem pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan karena

dianggap belum sesuai dengan harapan yang diinginkan, Usaha tersebut perlu dilakukan

demi menciptakan generasi masa depan yang berkarakter dan menciptakan anak yang

unggul dan mampu bersaing di dunia internasional.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari Uraian di atas maka kami mengambil beberapa rumusan masalah yang akan

dibahas yaitu:

1. Apakah yang dimaksud dengan kurikulum k-13 di sekolah dasar ?

2. Apa saja tujuan adanya kurikulum k-13 di sekolah dasar ?

3. Bagaimana strategi pembelajaran didalam kurikulum k-13 di sekolah dasar ?

4. Bagaimana evaluasi kurikulum k-13 di sekolah dasar ?

5. Apa saja materi atau konten didalam kurikulum k-13 di sekolah dasar ?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum k-13 di sekolah dasar

2. Untuk mengetahui tujuan kurikulum k-13 di sekolah dasar

3. Untuk mengetahui strategi pembelajaran kurikulum k-13 di sekolah dasar

4. Untuk mengetahui evaluasi kurikulum k-13 di sekolah dasar

5. Untuk mengetahui materi atau konten kurikulum k-13 di sekolah dasar

 

Page 6: HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG …  · Web viewDalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KURIKULUM

Istilah kurikulum berasal dari bahasa Yunani Curir yang artinya pelari,

dan Curere artinya tempat berpacu atau tempat lomba. Dan Curriculum

berarti “jarak” yang harus ditempuh. Kurikulum diartikan tidak secara sempit

atau terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi lebih luas daripada itu,

kurikulum merupakan aktivitas apa saja yang dilakukan sekolah dalam rangka

memengaruhi peserta didik dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan, dapat

dinamakan kurikulum, termasuk juga prosess belajar mengajar, mengatur

strategi dalam pembelajaran, cara mengevaluasi program pengembangan

pengajaran dan sejenisnya.

a. Pengertian sekolah dasar

Sekolah dasar dapat dikatakan sebagai kegiatan mendasari tiga aspek dasar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan.Ketiga aspek ini merupakan dasar atau landasan pendidikan yang paling utama.Hal ini karena ketiga aspek tersebut merupakan hal paling hakiki dalam kehidupan. Manusia membutuhkan sikap-sikap hidup yang positif agar kehidupan menjadi lancar dan juga membutuhkan dasar-dasar pengetahuan agar setiap kali berinteraksi tidak ketinggalan informasi. Serta, yang tidak kalah pentingnya adalah keterampilan.Di sekolah dasar, kegiatan pembekalan diberikan selama enam tahun berturut-turut.Pada saat inilah anak didik dikondisikan untuk dapat bersikap sebaik-baiknya.Pengertian sekolah dasar sebagai basis pendidikan harus benar-benar dapat dipahami oleh semua orang

Page 7: HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG …  · Web viewDalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas

sehingga mereka dapat mengikuti pola pendidikannya.Tentunya, dalam hal ini, kegiatan pendidikan dan pembelajarannya mengedepankan landasan bagi kegiatan selanjutnya.Tanpa pendidikan dasar, tentunya sulit bagi kita untuk memahami konsep-konsep baru pada tingkatan lebih tinggi.

b. Karakteristik Kurikulum

Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) satuan pendidikan dan kelas, dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotorik) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.

Kompetensi Dasar (KD) merupakankompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran dikelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.

c. Konsep Dasar dan Metode Pembelajaran Dalam Kurikulum

Menurut Sudjan, pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Menurut Nasution, pembelajaran sebagai suatu akgivitas mengorganisasi atau mengatur lkngkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik, sehingga terjadi proses belajar. Yang di maksud lingkungan disini adalah ruang belajar, guru, alat peraga, dll.

Page 8: HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG …  · Web viewDalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang optimal. Metode pembelajaran dapat digunakan pendidik dalam kegiatan pembelajaran, antara lain:

1. Metode Ceramah

Penyampaian materi dari guru kepada siswa melalui bahasa lisan baik verbal maupun nonverbal.

2.Metode Latihan

Penyampaian materi melalui upaya penanaman kebiasaan-kebiasaan tertentu sehingga diharapkan siswa dapat menyerap materi secara optimal.

Page 9: HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG …  · Web viewDalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas

B. Tujuan kurikulum k 13

Seperti yang sudah kita tahu, bahwa sejak tahun 2013 kemarin, pemerintah telah

mengeluarkan sebuah kurikulum baru untuk menggantikan kurikulum sebelumnya yaitu

kurikulum KTSP tahun 2006. Banyak orang yang masih merasa sangat bingung

mengenai kurikulum yang baru ini. Namun menurut saya, pada kurikulum 2013 ini untuk

anak SD, siswa ataupun siswi SD diberikan sebuah buku dengan tujuan anak tersebut

mengamati dan mengemukaan materi apa yang ada didalam buku tersebut. Jadi sangat

membuat anak-anak melatih logikanya. Dan hal ini menurut saya sangat baik karena pada

kehidupan didunia kerja nanti, kita lebih banyak membutuhkan kemampuan logika dan

cara berpikir yang jernih.

Nah berikut ini saya akan memberitahukan mengenai tujuan dan karakteristik

kurikulum 2013

Karakteristik :

1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa

ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;

2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar

terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke

masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;

Page 10: HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG …  · Web viewDalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas

3. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam

berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,

pengetahuan, dan keterampilan;

5. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut

dalam kompetensi dasar matapelajaran;

6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)

kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran

dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;

7. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling

memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan

jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

Dengan 7 karakteristik tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari

kurikulum 2013 ini adalah untuk mempersiapkan pelajar Indonesia agar memiliki

kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,

inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Serta Kurikulum 2013 bertujuan juga

untuk mempersiapkan manusia indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai

pribadi dan warga negara yg beriman,produktif, kreatif, inovatif dan afektif, yaitu :

Beriman :

Beriman kepada allah yaitu percaya dan meyakini akan sifat sifat Nya yg

sempurna dan terpuji. Selain orang tua,Peran guru juga sangat penting untuk

mengenalkan kepada muridnya siapa tuhanya dan mengapa mereka harus beriman

Produktif :

Menurut islam  adalah suatu sikap yang ingin terus berkarya atau menghasilkan

sesuatu hal yg bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Rasulullah SAW bersabda,

sebaik - baik manusia adalah orang yg bisa memberikan manfaat lain(H.R.Ahmad)

Kreatif

adalah kemampuan mengembangkan atau menciptakan ide dan cara baru.

Inovatif :

Page 11: HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG …  · Web viewDalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas

Adalah melakukan proses pembaharuan atau pengembangan dengan menciptakan

hal baru yang berbeda dengn sebelumnya.

Afektif : adalah suatu sikap menentukan untuk tujuan yang signifikan dalam

pengambilan langkah selanjutnya.

C. Strategi Pembelajaran Matematika SD Kurikulum 2013

a. Definisi

Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran

khusus1.

Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru

dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

b. Macam-Macam Strategi Pembelajaran

Dalam kurikulum 2013 strategi pembelajaran atau model pembelajaran ada 5

1. Strategi inkuiri Learning (IL) (Penyelidikan Pembelajaran)

2. Strategi Problem Based Learning (PBL) (Pembelajaran berbasis masalah)

3. Strategi discovery Learning (DL) (Menyingkap Pembelajaran)

4. Strategi Project Based Learning (PBL) (Pembelajaran Berbasis proyek)

5. Strategi Saintifik Learning (SL) ( Pembelajaran Ilmiah)

1. Strategi Inkuiri Learning

Didefinisikan oleh Plaget, sebagai pembelajaran yang mempersiapkan

situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin

melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin mencari jawaban atas

pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang

lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain.

Sasaran utama kegiatan mengajar pada strategi ini ialah :

1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta, Balai Pustaka, 2001

Page 12: HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG …  · Web viewDalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas

a. Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar. Kegiatan

belajar di sini adalah kegiatan mental intelektual dan sosial emosional.

b. Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pengajaran

c. Mengembangkan sikap percaya pada diri sendiri (selfbelief) pada diri siswa

tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.

Peranan utama guru dalam menciptakan kondisi inkuiri adalah sebagai

berikut :

a. Motivator, yang memberi rangsangan supaya siswa aktif dan memiliki gairah

berpikir

b. Fasilisator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses

berpikir siswa

c. Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan

memberi keyakinan pada diri sendiri.

d. Administrator, yang bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan di dalam

kelas.

e. Pengarah, yang memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuan yang

diharapkan

f. Manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas

g. Rewarder, yang memberi penhargaan pada prestasi yang dicapai dalam rangka

peningkatan semangat heuristik pada siswa supaya guru dapat melakukan

perananya secara efektif maka pengenalan kemampuan siswa sangat

diperlukan, terutama cara berpikirnya, cara mereka menanggapi, dan

sebagainya.

2. Strategi Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)

Strategi belajar mengajar problem solving memberi tekanan pada

terselesaikannya suatu masalah secara menalar. Proses ini berlangsung secara

bertahap, mulai dari menerima stimulus dari lingkungan sampai pada memberi

respons yang tepat terhadapnya. Penyelesaian masalah dapat dilakukan dengan

berbagai cara antara lain :

a. Penyelesaian masalah berdasarkan pengalaman masa lampau

Page 13: HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG …  · Web viewDalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas

b. Penyelesaian masalah secara intuitif masalah diselesaikan tidak berdasarkan

akal, tetapi berdasarkan intuisi atau firasat.

c. Penyelesaian masalah dengan cara trial error, penyelesaian masalah dilakukan

dengan coba-coba ,percobaan yang dlakukan tidak berdasar hipotesis tetapi

secara acak.

d. Penyelesaian masalah secara otoritas. Penyelesaian masalah dilakukan

berdasarkan kewenangan seseorang.

e. Penyelesaian masalah secara meta fisik. Masalah-masalah yang dihadapi

dalam dunia empirik diselesaikan dengan prinsip-prinsip yang bersumber pada

dunia supranatural/dunia mistik/dunia gaib.

f. Penyelesaian masalah secara ilmiah ialah penyelesaian masalah secara

rasional melalui proses deduksi dan induksi.

3. Strategi Discovery Learning

Adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang

terjadi bila pelajar tidak disajikan dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan

mengorganisasi sendiri.

Prinsip belajar yang nampak jelas dalam discovery learning adalah materi

atau bahan pelajaran yang akan disampaikan, tidak disampaikan dalam bentuk

final akan tetapi siswa sebagai peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa

yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian

mengorganisasi atau membentuk apa yang mereka ketahui dan mereka pahami

dalam bentuk akhir.

4. Strategi Project Based Learning

Adalah pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai

media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan

informasi untuk menghasilkan berbagaibentuk hasil belajar.

Tujuan Project Based Learning antara lain:

a. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah proyek

b. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran

c. Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang

kompleks dengan hasil produk nyata

Page 14: HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG …  · Web viewDalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas

d. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam

mengelola bahan atau alat untuk menyelesaikan tugas atau proyek

e. Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada project based learning

yang bersifat kelompok

5. Strategi Saintifik Learning

Adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta

didik secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-

tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),

merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan

data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan

mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.

Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana

dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk

jejaring (5M).2

a. Mengamati

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran.

Keunggulan metode mengamati adalah peserta didik senang dan tertantang

dan pelaksanaannya mudah

b. Menanya

Menurut Kemdikbud, menanya mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Membangkitkan rasa ingin tahu

2. Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta

mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri

3. Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan

pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan

menggunakan bahasa yang baik dan benar

4. Membiasakan peserta didik berfikir spontan dan cepat

c. Menalar

Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta yang

diperoleh, untuk mendapatkan kesimpulan

2 http://metodepembelajaran10.blogspot,com/2017/01/pengertian-pendekatan-saintifik-dan.html?m=1

Page 15: HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG …  · Web viewDalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas

d. Mengkomunikasikan

Situasi kolaboratif peserta didik akan dilatih berinteraksi dengan empati,

saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-

masing.

D. Evaluasi

1. Konsep evaluasi kurikulum

Dari segi istilah, sebagaimana dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W.

Brown (1977): Evaluation refer to the act or process to determining the value of

something. Menurut definisi ini, maka istilah evaluasi itu menunjuk kepada atau

mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai

dari sesuatu.

Evaluasi adalah penilaian yang dalam bahasa Inggris disebut evaluation, yang

mengandung arti menilai tetapi dilakukan dengan mengukur terlebih dahulu. Dalam

Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 58 ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa

evaluasi merupakan kegiatan pemantauan dan penilaian terhadap proses serta hasil

kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh lembaga mandiri secara

berkesinambungan, berkala, menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai

pencapaian standar nasional pendidikan. Secara prinsipil evaluasi merupakan suatu

kegiatan penilaian yang bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas kegiatan

dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karenaanya, kegiatan evaluasi harus

dilaksanakan melalui perencanaan, pengumpulan informasi, pelaporan, dan

penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa.

Dalam Bukunya Ngalim Purwanto, di dapatkan beberapa fungsi evaluasi dalam bidang pendidikan sebagai berikut:

Page 16: HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG …  · Web viewDalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas

a. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar mengajar selama jangka waktu tertentu.

b. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran.

c. Untuk keperluan bimbingan dan konseling

d. Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan.

e. Untuk mengetahui aspek- aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar.

f. Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru yang bersumber dari siswa.

g. Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa.

2. Dimensi dan kriteria evaluasi kurikulum

Meskipun evaluasi kurikulum adalah bagian dari totalitas sistem penilaian

sekolah, pelaksanaan evaluasi kurikulum secara fungsional merupakan bagian dari

sistem kurikulum dan subjek untuk rekayasa kurikulum. Ada empat dimensi dari

evaluasi kurikulum yaitu:

a. Evaluasi guru dalam menggunakan kurikulum. Evaluasi guru dalam penggunaan

kurikulum secara logis adalah hal pertama untuk dilakukan. Hal tersebut dilakukan

dengan cara pengamatan data-data penggunaan guru terhadap kurikulum. Ketika guru

tidak menggunakan kurikulum dalam pengembangan strategi pembelajarannya, maka

evaluasipun dihentikan.

b. Evaluasi desain kurikulum adalah evaluasi yang paling sulit dilakukan karena

ketiadaan kriteria dalam pelaksanaannya. Desain yang berbeda tentu tidak dapat

dibandingkan dan disesuaikan dengan kreteria yang umum. Untuk memastikan

kesuksesan seorang guru dalam menggunakan kurikulum, maka kecukupan desain

perlu diperhatikan.

c. Evaluasi lulusan, adalah penilaian kurikulum sebagai instrument untuk.memprediksi

lulusan. Hal ini juga sangat sulit untuk dilakukan, karena beberapa variabel sistem

Page 17: HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG …  · Web viewDalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas

pembelajaran awal sekolah telah terjadi percampuran antara waktu perencanaan

kurikulum dengan ketaatan pembelajaran siswa.

d. Evaluasi sistem kurikulum Setiap aspek kurikulum harus di bawah pengawasan

evaluasi. Pemilihan arena, pemilihan orang yang terlibat, pengorganisasian orang-

orang untuk bekerja, prosedur kerja, tugas-tugas yang diperankan oleh kepemimpinan

personal adalah keseluruhan subjek yang harus dievaluasi baik kelebihan maupun

kekurangannya. Hal inilah yang membuat sistem kurikulum bekerja. Umpan balik dari

evaluasi itu dapat membantu untuk memperbaiki sistem dan menyediakan

keberlanjutan dan perkembangan sistem kurikulum dari tahun ke tahun.

Adapun kriteria pelaksanaan evaluasi kurikulum yang baik adalah sebagai berikut:

a. Continuity yaitu evaluasi harus dilakukan berkesinambungan dan merupakan bagian terpadu disetiap bagian pembelajaran dan pengajaran.

b. Scope yaitu prosedur evaluasi harus bervariasi sebagai cakupan dari tujuan.

c. Compatibility yaitu evaluasi harus kompatibel dengan rumusan tujuan.

d. Validity yaitu prosedur evaluasi harus mengukur apa yang seharusnya diukur.

e. Objectivity yaitu evaluasi harus didasarkan pada objektivitas, dan hindari yang mengarah pada subjektivitas.

f. Diagnostic value yaitu evaluasi harus mengenal tingkatan performa siswa dan proses yang diperlukan untuk mencapai performa tersebut.

g. Participation yaitu prosedur evaluasi dimungkinkan untuk ditingkatkan oleh para siswa itu sendiri.

3. Tujuan evaluasi kurikulum

Tujuan evaluasi adalah penyempurnaan kurikulum dengan cara

menyempurnakan proses pelaksanaan kurikulum yang telah berhasil mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

Tujuan tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Menyediakan informasi mengenai pelaksanaan pengembangan dan pelaksanaan

suatu kurikulum sebagai masukan bagi pengambil keputusan.

Page 18: HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG …  · Web viewDalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas

2. Menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalan suatu kurikulum serta faktor-

faktor yang berkontribusi dalam suatu lingkungan tertentu.

3. Mengembangkan berbagai alternatif pemecahan masalah yang dapat digunakan

dalam upaya perbaikan kurikulum.

4. Memahami dan menjelaskan karakteristik suatu kurikulum dan pelaksanaaan

kurikulum.

Tujuan evaluasi yang komprehensif dapat ditinjau dari tiga dimensi, yakni:

1. Dimensi formatif-sumatif, formatif: evaluasi dilakukan sepanjang

pelaksanaan kurikulum. Sumatif: proses evaluasi dilakukan pada akhir jangka

waktu tertentu (misalnya pada akhir semester, tahun pelajaran atau setelah

lima tahun) untuk mengetahui efektivitas kurikulum dengan menggunakan

semua data yang dikumpulkan selama pelaksanaan dan akhir proses

implementasi kurikulum.

2. Dimensi proses-produk, proses yang dievaluasi ialah metode dan proses

dalam pelaksanaan kurikulum. Tujuannya ialah untuk mengetahui metode dan

proses yang digunakan dalam implementasi kurikulum. Produk yang

dievaluasi ialah hasil-hasil yang nyata yang dapat dilihat seperti silabus,

satuan pelajaran dan alat-alat pelajaran yang dihasilkan oleh guru dan hasil-

hasil siswa yang berupa hasil test.

3. Dimensi operasi keseluruhan proses kurikulum atau hasil belajar siswa.

4. Model-model evaluasi kurikulum

Dalam studi tentang evaluasi, banyak sekali dijumpai model-

model evaluasi dengan format atau sistematika yang berbeda,

sekalipun dalam beberapa model ada juga yang sama. Zainal Arifin

(2009) membagi model-model evaluasi sebagai berikut:

Page 19: HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG …  · Web viewDalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas

1. Model Tyler, model ini dibangun atas dua dasar pemikiran.

Pertama, evaluasi ditujukan pada tingkah laku peserta didik. Kedua,

evaluasi harus dilakukan pada tingkah laku awal peserta didik

sebelum melaksanakan kurikulum dan sesudah melaksanakan (hasil).

Dasar pemikiran kedua ini menunjukkan bahwa seseorang evaluator

kurikulum harus dapat menentukan perubahan tingkah laku apa yang

terjadi setelah peserta didik mengikuti pengalaman belajar tertentu, dan

menegaskan bahwa perubahan yang terjadi merupakan perubahan yang

disebabkan oleh kegiatan kurikulum.

2. Model yang Berorientasi pada tujuan (Goal Oriented Evaluation Model),

Model ini dapat membantu guru menjelaskan rencana pelaksanaan

kegiatan suatu kurikulum dengan proses pencapaian tujuan. Instrumen

yang digunakan bergantung pada tujuan yang ingin diukur. Hasil evaluasi

akan menggambarkan tingkat keberhasilan tujuan kurikulum berdasarkan

kriteria tertentu. Kelebihan model ini terletak pada hubungan antara

tujuan dan kegiatan yang menekankan pada peserta didik sebagai aspek

penting dalam kurikulum. Kekurangannya adalah memungkinkan

terjadinya proses evaluasi melebihi konsekuensi yang tidak diharapkan.

3. Model Pengukuran “measurement model” (R.Thorndike dan R.Lebel),

Model ini sangat menitik beratkan pada kegiatan pengukuran.

Pengukuran digunakan untuk menentukan kuantitas suatu sifat (attribute)

tertentu yang dimiliki oleh objek, orang maupun peristiwa, dalam bentuk

unit ukuran tertentu. Dalam pengembangan model kurikulum, model ini

telah diterapkan untuk mengungkap perbedaan-perbedaan individual

maupun kelompok dalam hal kemampuan, dan sikap.

4. Model Kesesuaian “congruence model” (Ralph W.Tyler, John B.Carrol,

Lee J.Cronbach), Model ini memamdang evaluasi sebagai suatu

kegiatan untuk melihat kesesuaian (congruence) antara tujuan dan

hasil belajar yang telah dicapai. Hasil evaluasi digunakan untuk

menyempurnakan sistem bimbingan peserta didik dan untuk memberikan

Page 20: HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG …  · Web viewDalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas

informasi kepada pihak-pihak yang memerlukan. Objek evaluasi adalah

tingkah laku pesertadidik, yaitu perubahan tingkah laku yang diinginkan

(intended behavior) pada akhir pendidikan, baik yang menyangkut

kognitif, afektif, maupun psikomotor.

5. Model Evaluasi Sistem Pendidikan “Educational System Evaluation

Model” (Daniel L. Stufflebeam, Michael Scriven, Robert E. Stake, dan

Malcolm M. Provus), Evaluasi berarti membandingkan performance dari

berbagai dimensi (tidak hanya hasil dimensi saja) dengan sejumlah

kriteria, baik yang bersifat mutlak/intern maupun relatif/ekstern. Model

ini menekankan sistem sebagai suatu keseluruhan dan merupakan

penggabungan dari beberapa model.

6. Model Alkin (Marvin Alkin, 1969), Evaluasi adalah suatu proses untuk

meyakinkan keputusan, mengumpulkan informasi, memilih informasi

yang tepat, dan menganalisis informasi sehingga dapat disusun laporan

bagi pembuat keputusan dalam memilih beberapa alternatif.

7. Model Brienkerhoff, Mengemukakan ada tiga jenis evaluasi yang

disusun berdasarkan penggabungan elemen-elemen yang sama

diantaranya yaitu: (a). fixed vs emergent evaluation design, (b). formative

vs summative evaluation, (c). desain experimental dan desain quasi

eksperimental vs natural inquiri. h) Model Illuminatif (Molcom Parlett dan

Hamilton), model ini lebih menekankan pada evaluasi kualitataif-terbuka

(open-ended).Kegiatan evaluasi dihubungkan dengan learning milieu,

yaitu lingkungan sekolah sebagai lingkungan material dan psiko-sosial,

dimana guru dan peserta didik dapat berinteraksi. Tujuan evaluasi adalah

untuk menganalisis pelaksanaan sistem, faktor-faktor yang

mempengaruhinya, kelebihan dan kekurangan sistem, dan pengaruh

sistem terhadap pengalaman peserta didik. hasil evaluasi lebih bersifat

deskriptif dan interpretasi, bukan pengukuran dan prediksi.

8. Model Responsif (Reponsive Model), Model ini menekankan pada

pendekatan kualitataif-naturalistik. Evaluasi diartikan sebagai pemberian

Page 21: HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG …  · Web viewDalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas

makna atau melukiskan sebuah realitas dari berbagai prespektif orang-

orang yang terlibat, berminat dan berkepentingan dengan program. Tujuan

evaluasi adalah untuk memahami semua komponen program melalui

berbagai sudut pandang yang berbeda.

9. Model Studi Kasus, Model ini memiliki beberapa karakteristik, antara

lain: (a) terfokus pada kegiatan kurikulum di suatu sekolah, di kelas

atau bahkan hanya kepada seorang kepala sekolah atau guru, (b) tidak

mempersoalkan pemilihan sampel, (c) hasil evaluasi hanya berlaku pada

tempat evaluasi dilakukan, (d) tidak ada hasil evaluasi, (e) data yang

dikumpulkan terutama data kualitatif, dan (f) adanya realitas yang

tidak sepihak (multiple realities

5. Evaluasi kurikulum di madrasah ibtidaiyah

Dari beberapa model evaluasi kurikulum diatas, menurut yang paling tepat

digunakan di Madrasah Ibtidaiyah adalah model studi kasus karena

dengan model ini pelaksanaan evaluasi kurikulum dapat berjalan secara

maksimal. Untuk menggunakan model ini dengan mendekatkan dan

mengakrabkan dirinya terhadap kurikulum yang akan dievaluasi sehingga

evaluator tidak kaku dalam mengumpulkan data. Kekakuan evaluator

dapat berakibat kegagalan dalam evaluasi. Artinya, pada langkah ini,

evaluator harus mempelajari kurikulum, baik dalam dimensi ide maupun

dimensi rencana. Evaluator juga harus beradaptasi di lapangan dengan

berbagi persoalan dan kebiasaan yang ada sehingga dia tidak merasa

sebagai orang asing di tempat tersebut.

Setelah evaluator mempelajari tentang kurikulum dan beradaptasi

dengan lingkungan, barulah ia mengembangkan instrumen. Prosedur

standarisasi instrumen terutama reliabilitas tidak terlalu dipersoalkan.

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data terutama adalah

observasi. Meskipun demikian, evaluator dapat juga menggunakan

wawancara, kuisioner, dan dokumentasi untuk menggumpulkan data-data

kualitatif. Hal terpenting bagi evaluator adalah instrument yang

Page 22: HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG …  · Web viewDalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas

dikembangkan harus bersumber dari masalah-masalah yang timbul dari

hasil pra-survei di lapangan dengan bentuk pertanyaan terbuka. Analisis

data dilakukan ketika evaluator masih berada di lapangan dan masih dalam

proses pengumpulan data. Keberhasilan suatu evaluasi kurikulum secara

keseluruhan bukan hanya dipengaruhi penggunaan yang tepat pada sebuah

model evaluasi, melainkan juga dipengaruhi oleh berbagai faktor antara

lain:

a) Tujuan kurikulum, baik tujuan umum maupun tujuan khusus.

Seringkali kedua tujuan kurikulum ini saling bertentangan satu sama lain

dilihat dari kebutuhan dan komponen-komponen kurikulum lainnya.

Bahkan, kadang-kadang evaluator sendiri mempunyai tujuan sendiri-

sendiri. Semuanya harus dipertimbangkan agar terdapat keseimbangan dan

keserasian.

b) Sistem sekolah, mengingat kompleksnya sistem sekolah, maka

fungsi sekolah juga menjadi ganda. Disatu pihak sekolah ingin

mewariskan kebudayaan masa lampau dengan sistem normal, nilai, dan

adat yang dianggap terbaik untuk generasi muda. Dipihak lain, madrasah

berkewajiban mempersiapkan peserta didik menghadapi masa depan,

memperoleh kemampuan dan keterampilan berinovasi, bahkan

menghasilkan perubahan. Jadi, madrasah sekaligus bersikap konservatif-

radikal serta reaksioner-progresif. Peranan evaluasi menjadi sangat

penting untuk melihat dan mempertimbangkan hal-hal apa yang perlu

diberikan di madrasah. Begitu juga bentuk kurikulum dan silabus mata

pelajaran sangat bergantung pada evaluasi yang dilaksanakan oleh guru-

guru di madrasah, sehingga timbul masalah lainnya yaitu teknik evaluasi

apa yang akan digunakan untuk mencapai tujuan itu.

c) Program pembinaan, banyak program pembinaan yang belum

menyentuh secara langsung tentang evaluasi. Program pembinaan guru

misalnya, lebih banyak difokuskan pada pengembangan kurikulum dan

metodologi pembelajaran. Hal ini pula yang menyebabkan perbaikan

Page 23: HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG …  · Web viewDalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas

sistem evaluasi menjadi kurang efektif. Guru juga sering dihadapkan

dengan beragam kegiatan, seperti membuat persiapan mengajar, mengikuti

kegiatan ekstrakulikuler, penyesuaian diri dan kegiatan administratif

lainnya. Artinya,bagaimana mungkin kualitas sistem evaluasi kurikulum

di madrasah dapat ditingkatkan, bila fokus pembinaan guru hanya

menyentuh domain-domain tertentu saja, ditambah lagi dengan kesibukan-

kesibukan guru diluar pokoknya sebagai pengajar.

E. Jenis Konten/Materi Pembelajaran | Kurikulum 2013 SD

Jenis Konten/Materi pembelajaran Kurikulum 2013 SD yang harus disajikan

di dalam proses pembelajaran pada umumnya dapat diklasifikasikan kepada salah satu

dari 5 jenis konten, yaitu:

1. fakta

2. konsep

3. prosedur

4. proses

5. prinsip

Jenis Konten - Fakta Kurikulum 2013 SD

Fakta adalah sesuatu yang unik, salah satu jenis informasi, sesuatu yang berbeda dari

bentuk lainnya ... bisa dikatakan tidak ada duanya

Contoh : 

Data tertentu seperti kode dan password, layar antarmuka unik dan bentuk adalah

contoh umum dari informasi faktual.

 Jenis Konten - Konsep Kurikulum 2013 SD

Sekelompok peristiwa, benda atau simbol yang disebut dengan nama yang sama.

Konsep adalah representasi mental atau prototipe benda atau ide-ide yang mencakup

beberapa contoh spesifik. Semua konsep memiliki fitur kritis atau karakteristik, dan

Page 24: HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG …  · Web viewDalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas

fitur yang tidak relevan. Fitur penting yang selalu dikaitkan dengan konsep tertentu,

fitur relevan bervariasi dari contoh spesifik

Jenis Konten - Prosedur Kurikulum 2013 SD

Prosedur adalah serangkaian langkah-langkah yang jelas yang menghasilkan

pencapaian tugas pekerjaan rutin.  Prosedur dilakukan dengan cara yang sama setiap

kali (dikerjakan) dan dapat ditetapkan secara jelas dalam format langkah demi

langkah.

Jenis Konten - Proses Kurikulum 2013 SD

Prosedur, normalnya bersifat sudah diarahkan, sedangkan proses lebih bersifat

deskriptif (menjelaskan). Ia memberitahu bagaimana sesuatu bekerja.  Proses dapat

diklasifikasikan menjadi 3 kategori:

(A)  Proses bisnis – menggambarkan organisasi kerja mengalir. Ini adalah kombinasi

dari tugas individu yang dilakukan oleh karyawan yang berbeda atau bidang

fungsional organisasi. Misalnya: proses penagihan, proses pendaftaran tamu hotel 

(B) Proses teknis – terdiri dari tahap yang melibatkan operasi peralatan.  Misalnya:

Bagaimana listrik yang dihasilkan

(C)  Proses ilmiah – fokus pada sistem alami seperti bagaimana terbentuknya tsunami

atau bagaimana darah beredar dalam tubuh kita 

Jenis Konten - Prinsip Kurikulum 2013 SD

Tugas berbasis prinsip ini juga dikenal sebagai far transferred task. Tugas yang

dilakukan dengan mengadaptasi suatu pedoman/panduan untuk berbagai konteks

lingkungan kerja

Contoh: prinsip perencanaan layar; panduan mendisain animasi karakter

Page 25: HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG …  · Web viewDalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas

HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG RAYA KECAMATAN KEDAMAIAN BANDAR LAMPUNG DALAM MEMBUAT KONTEN

Konten atau materi pelajaran sebenarnya merupakan komponen kurikulum yang amat penting. Konten menyangkut jawaban terhadap pertanyaan, “apakah yang diajarkan?”. Konten ini seringkali tidak diperhatikan. Artinya, konten seringkali diserahkan saja pada keputusan guru atau diambil saja dari buku teks yang berlimpah-limpah, tanpa mengaitkan dengan tujuan pendidikan, tujuan kurikulum atau dengan tujuan instruksional

Struktur Kurikulum SDN 1 Tanjung Raya Bandar Lampung adalah sebagai berikut:

Page 26: HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG …  · Web viewDalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas

Keterangan:

*Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah

Kegiatan Ekstra Kurikuler SD/MI antara lain:

☛ Pramuka (Wajib)

☛ UKS

Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih

kepada aspek kognitif dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang

lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor. Integrasi Kompetensi Dasar IPA

dan IPS didasarkan pada keterdekatan makna dari konten Kompetensi Dasar IPA dan IPS

dengan konten Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia,

Matematika, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang berlaku untuk kelas

I, II, dan III. Sedangkan untuk kelas IV, V dan VI, Kompetensi Dasar IPA dan IPS

berdiri sendiri dan kemudian diintegrasikan ke dalam tema-tema yang ada untuk kelas

IV, V dan VI.

BEBAN BELAJAR

Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar

selama satu semester. Beban belajar di SD/MI kelas I, II, dan III masing-masing 30, 32,

34 sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu. Jam

belajar SD/MI adalah 35 menit. Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan

pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk

mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif. Proses pembelajaran

siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran penyampaian

informasi karena peserta didik perlu latihan untuk mengamati, menanya, mengasosiasi,

dan berkomunikasi. Proses pembelajaran yang dikembangkan menghendaki kesabaran

guru dalam mendidik peserta didik sehingga mereka menjadi tahu, mampu dan mau

belajar dan menerapkan apa yang sudah mereka pelajari di lingkungan sekolah dan

masyarakat sekitarnya. Selain itu bertambahnya jam belajar memungkinkan guru

melakukan penilaian proses dan hasil belajar. Mata pelajaran adalah unit organisasi

Page 27: HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG …  · Web viewDalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas

Kompetensi Dasar yang terkecil. Untuk kurikulum SD/MI organisasi Kompetensi Dasar

kurikulum dilakukan melalui pendekatan terintegrasi (integrated curriculum).

Berdasarkan pendekatan ini maka terjadi reorganisasi Kompetensi Dasar mata pelajaran

yang mengintegrasikan konten mata pelajaran IPA dan IPS di kelas I, II, dan III ke dalam

mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia,

Matematika, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Dengan pendekatan ini

maka struktur Kurikulum SD/MI menjadi lebih sederhana karena jumlah mata pelajaran

berkurang. Prinsip pengintegrasian IPA dan IPS di kelas I, II, dan III di atas dapat

diterapkan dalam pengintegrasian muatan lokal. Kompetensi Dasar muatan lokal yang

berkenaan dengan seni, budaya dan keterampilan, serta bahasa daerah diintegrasikan ke

dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang

berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam mata

pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

Selain melalui penyederhanaan jumlah mata pelajaran, penyederhanaan dilakukan

juga terhadap Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran. Penyederhanaan dilakukan

dengan menghilangkan Kompetensi Dasar yang tumpang tindih dalam satu mata

pelajaran dan antarmata pelajaran, serta Kompetensi Dasar yang dianggap tidak sesuai

dengan usia perkembangan psikologis peserta didik. Di kelas IV, V, dan VI nama mata

pelajaran IPA dan IPS tercantum dan memiliki Kompetensi Dasar masing–masing. Untuk

proses pembelajaran Kompetensi Dasar IPA dan IPS, sebagaimana Kompetensi Dasar

mata pelajaran lain, diintegrasikan ke dalam berbagai tema. Oleh karena itu, proses

pembelajaran semua Kompetensi Dasar dari semua mata pelajaran terintegrasi dalam

berbagai tema.

Page 28: HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG …  · Web viewDalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian-uraian diatas tentang pendekatan-pendekatan pengembangan kurikulum, maka dapatlah diambil kesimpulan, yaitu:

Kurikulum merupakan aktivitas apa saja yang dilakukan sekolah dalam

rangka memengaruhi peserta didik dalam belajar untuk mencapai suatu

tujuan, dapat dinamakan kurikulum, termasuk juga prosess belajar mengajar,

mengatur strategi dalam pembelajaran, cara mengevaluasi program

pengembangan pengajaran dan sejenisnya. Tujuan kurikulum

mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan

sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual

dan psikomotorik; sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang

memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan

apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat

sebagai sumber belajar; mengembangkan sikap, pengetahuan, dan

keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan

masyarakat; serta strategi adalah Strategi adalah rencana yang cermat

mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus3. Strategi pembelajaran

adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa

agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.dan juga

3 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta, Balai Pustaka, 2001

Page 29: HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG …  · Web viewDalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas

evaluasi adalah hasil dari strategi pembelajaran , dan dapat dibuat materi atau

konten seperti susunan pembelajaran terhadap peserta didik

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT. Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

E, Mulyasa. 2006. kurikulum yang disempurnakan. Bandung: PT  Remaja Rosdakarya. Hidayati, Wiji. 2012. Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: Pedagogia.

Komsiyah, Indah. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Teras.