hasil dan pembahasan - repository.ipb.ac.id v...rumah sakit umum pusat (rsup) fatmawati terletak...

24
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum RSUP Fatmawati Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati terletak diwilayah Jakarta Selatan dengan luas bangunan 57.457,50 m 2 dan luar tanah 13 Ha. RSUP Fatmawati merupakan Badan Layanan Umum (BLU) yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi wilayah Jakarta Selatan dan juga berfungsi sebagai rumah sakit pendidikan. Gambar 3 Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Jakarta Selatan Sejarah dan Tipe RSUP Fatmawati Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati bermula dari gagasan Ibu Fatmawati Soekarno yang saat itu sebagai Ibu Negara Republik Indonesia yang bermaksud mendirikan sebuah Rumah Sakit Tuberculose anak-anak, untuk perawatan anak penderita TBC serta tindakan rehabilitasinya. Peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit TBC khusus anak-anak dilakukan oleh Ibu Fatmawati Soekarno pada tanggal 2 Oktober 1954. Melalui dana yang dihimpun oleh Yayasan Ibu Soekarno dan bantuan dari Yayasan Dana Bantuan Kementerian Sosial RI dilaksanakan pembangunan Gedung Rumah Sakit Ibu Soekarno. Kementerian Kesehatan RI melanjutkan pembangunan gedung RS Ibu Soekarno hingga selesai dan dapat difungsikan sebagai rumah sakit. Fungsi rumah sakit tersebut berubah menjadi Rumah Sakit Umum seperti ketentuan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI, Nomor 21286/KEP/121 tanggal 12 April 1961. Pada tanggal 20 Mei 1967 oleh Menteri Kesehatan RI, Prof Dr. G.A. Siwabesi, nama RSU Ibu Soekarno diganti menjadi RSU Fatmawati, dan dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 294/menkes/SK/V/1984 tanggal 20 Mei 1984, RSU Fatmawati ditetapkan sebagai Pusat Rujukan Wilayah Jakarta Selatan. Setelah keluarnya Keputusan Presiden RI Nomor 38 tahun 1991 pada tanggal 25 Agustus 1991 tentang Unit Swadana, maka RSU Fatmawati

Upload: vuongbao

Post on 07-Mar-2019

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V...Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati terletak diwilayah Jakarta ... SDM dan pendidikan, ... membawahi beberapa bidang dan bagian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum RSUP Fatmawati

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati terletak diwilayah Jakarta

Selatan dengan luas bangunan 57.457,50 m2 dan luar tanah 13 Ha. RSUP

Fatmawati merupakan Badan Layanan Umum (BLU) yang berfungsi sebagai

pusat rujukan bagi wilayah Jakarta Selatan dan juga berfungsi sebagai rumah

sakit pendidikan.

Gambar 3 Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Jakarta Selatan

Sejarah dan Tipe RSUP Fatmawati

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati bermula dari gagasan Ibu

Fatmawati Soekarno yang saat itu sebagai Ibu Negara Republik Indonesia yang

bermaksud mendirikan sebuah Rumah Sakit Tuberculose anak-anak, untuk

perawatan anak penderita TBC serta tindakan rehabilitasinya. Peletakan batu

pertama pembangunan Rumah Sakit TBC khusus anak-anak dilakukan oleh Ibu

Fatmawati Soekarno pada tanggal 2 Oktober 1954.

Melalui dana yang dihimpun oleh Yayasan Ibu Soekarno dan bantuan dari

Yayasan Dana Bantuan Kementerian Sosial RI dilaksanakan pembangunan

Gedung Rumah Sakit Ibu Soekarno. Kementerian Kesehatan RI melanjutkan

pembangunan gedung RS Ibu Soekarno hingga selesai dan dapat difungsikan

sebagai rumah sakit. Fungsi rumah sakit tersebut berubah menjadi Rumah Sakit

Umum seperti ketentuan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI, Nomor

21286/KEP/121 tanggal 12 April 1961.

Pada tanggal 20 Mei 1967 oleh Menteri Kesehatan RI, Prof Dr. G.A.

Siwabesi, nama RSU Ibu Soekarno diganti menjadi RSU Fatmawati, dan dengan

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 294/menkes/SK/V/1984 tanggal 20 Mei

1984, RSU Fatmawati ditetapkan sebagai Pusat Rujukan Wilayah Jakarta

Selatan. Setelah keluarnya Keputusan Presiden RI Nomor 38 tahun 1991 pada

tanggal 25 Agustus 1991 tentang Unit Swadana, maka RSU Fatmawati

Page 2: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V...Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati terletak diwilayah Jakarta ... SDM dan pendidikan, ... membawahi beberapa bidang dan bagian

melakukan berbagai persiapan, sehingga Menteri Keuangan RI mengeluarkan

surat persetujuan penetapan RSU Fatmawati menjadi unit Swadana, Nomor S-

901/MK013/1992.

Berdasarkan surat tersebut, RSU Fatmawati ditetapkan menjadi Rumah

Sakit Swadana Bersyarat, dua tahun mulai 1 Agustus 1992 berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 745/Menkes/SK/IX/1992, tanggal 2

September 1992. Dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

551/Menkes/SK/VI/1994, tanggal 13 Juni 1994, ditetapkan Struktur Organisasi

dan Tata Kerja RSUP Fatmawati sebagai Rumah Sakit Umum Kelas B

Pendidikan, sesuai dengan Keputusan Menkes Nomor 983/Menkes/SK/IX/1992

tanggal 12 November 1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum.

Tahun 2010, melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1243/Menkes/SK/VIII/2010 tanggal 11 Agustus 2010, RSUP Fatmawati

ditetapkan sebagai Rumah Sakit Kelas A Pendidikan.

Visi, Misi, dan Struktur Organisasi

Visi RSUP Fatmawati adalah menjadi Rumah sakit terkemuka yang

memberikan pelayanan yang melampaui harapan pelanggan. Sedangkan Misi

yang ditegakkan oleh RSUP Fatmawati antara lain memberikan pelayanan

kesehatan yang sesuai dengan standar pelayanan kesehatan yang sesuai

dengan standar pelayanan dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

dengan unggulan orthopedi dan rehabilitasi medik; memfasilitasi dan

meningkatkan pendidikan, pelatihan dan penelitian untuk pengembangan sumber

daya manusia dan pelayanan. Menyelenggarakan administrasi dan

penatakelolaan rumah sakit yang efisien serta akuntabel; melaksanakan

pengelolaan keuangan yang efektif, fleksibel berdasarkan prinsip ekonomi dan

produktifitas dan penerapan praktek bisnis yang sehat; mengutamakan

keselamatan pasien dan lingkungan yang sehat; serta meningkatkan semangat

persatuan dan kesejahteraan sumber daya rumah sakit.

RSUP Fatmawati diawasi oleh dewan pengawas dan dipimpin oleh

seorang direktur utama yang dibantu oleh 3 direktur yaitu direktur medik dan

keperawatan, direktur umum, SDM dan pendidikan, dan direktur keuangan.

Direktur utama juga membawahi komite etika dan hukum, komite mutu dan

pengembangan, komite medik, komite keperawatan dan satuan pengawasan

intern. Ketiga wakil direktur bertanggung jawab dibeberapa instalasi dan

Page 3: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V...Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati terletak diwilayah Jakarta ... SDM dan pendidikan, ... membawahi beberapa bidang dan bagian

membawahi beberapa bidang dan bagian komite-komite tersebut membawahi

beberapa bidang dan bagian.

Pelayanan Medis, Fasilitas Pelayanan dan Pelayanan Penunjang

Pelayanan medis yang terdapat di RSUP Fatmawati meliputi pelayanan

unggulan, pelayanan terpadu, pelayanan pemeliharaan dan klinik dokter

spesialis. Pelayanan Unggulan terdiri atas Bedah Orthopaedi dan Rehabilitasi

Medis, Rawat Darurat, Rawat Jalan, Rawat Inap. Pelayanan Terpadu terdiri atas

Poli VCT, Tumbuh Kembang, Klinik Remaja, Perinatal Resiko Tinggi, dan lain-

lain. Pelayanan Pemeliharaan Kesehatan terdiri atas MCU dan klub.

Pada bagian pelayanan kesehatan untuk pasien inap, RSUP Fatmawati

memiliki beberapa kelas perawatan. Kapasitas seluruh tempat tidur untuk pasien

rawat inap berjumlah 750 unit. Jumlah kapasitas tempat tidur berdasarkan kelas

perawatan di RSUP Fatmawati ditampilkan dalam Tabel 11.

Tabel 11 Jumlah kapasitas tempat tidur berdasarkan kelas perawatan Kelas Jumlah Tempat Tidur (unit)

Super VIP 4

VIP 33

VIP (IRNA A dan IRNA C) 8

Unit Stroke 4

Kelas I 37

CEU 10

ICU 12

NICU 2

PICU 2

Kelas II Umum 128

Kelas II High Care 16

Kelas III 477

Jumlah 750

Fasilitas pelayanan terdiri atas Unit Emergensi, Instalasi Rawat Jalan,

Instalasi Rawat Inap, Instalasi Bedah Sentral, Intersive Care Unit (ICU), Cardiac

Emergency Unit (CEU), Haemodialisa, NICU/PICU, Medical Check Up (MCU).

Pelayanan Unggulan Terpadu (Poli Konseling OHDA Wijaya Kusuma, Klinik

Tumbuh Kembang, Klinik Kesehatan Remaja, Kanker/PPKT). Selain itu terdapat

pula Praktek Dokter Spesialis (PDS), Klub Kesehatan (stroke, asma, diabetes,

osteoporosis, geriatri dan jantung sehat).

Page 4: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V...Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati terletak diwilayah Jakarta ... SDM dan pendidikan, ... membawahi beberapa bidang dan bagian

Pelayanan penunjang terdiri atas Farmasi/Apotek (24 jam), Laboratorium

Klinik (24 jam), Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium Patologi Anatomi,

Radiologi dan Kedokteran Nuklir (CT Scan, C-Arm, Mammography). Diagnosik

Penunjang (ECG, EEG, EMG, Echo-Cardiograph Color dan Doppler

Audiometric), Instalasi Gizi, Instalasi Forensik dan Perawatan Jenazah serta

Instalasi Sterilisasi dan Sentralisasi Binatu.

Gambaran Umum Instalasi Gizi RSUP Fatmawati

Visi dan Misi

Instalasi Gizi RSUP Fatmawati dirancangkan selain untuk melayani

makanan bagi pasien rawat inap juga melayani pemesanan makanan diet bagi

masyarakat yang membutuhkan. Bagi yang membutuhkan konsultasi gizi, pasien

dapat datang ke klinik gizi. Upaya yang dilakukan untuk menjamin kebersihan

makanan, proses persiapan makanan serta peralatan yang digunakan mulai dari

pencucian alat makan sampai dengan penataan makanan kedalam insulated tray

dilakukan secara higienis.

Visi Instalasi Gizi RSUP Fatmawati adalah menjadi pusat layanan gizi

yang terbaik dengan memberikan pelayanan melampaui harapan pelanggan.

Adapun misi yang diterapkan antara lain melakukan pelayanan gizi yang meliputi

penyediaan makanan, pelayanan gizi di ruang rawat inap, penyuluhan dan

konsultasi gizi dan pengembangan gizi terapan secara efektif dan efisien dengan

mutu yang prima; memfasilitasi dan meningkatkan pendidikan untuk

pengembangan sumber daya manusia dan pelayanan gizi; melakukan inovasi

terus menerus dalam bidang pelayanan gizi rumah sakit, serta melakukan usaha

untuk meningkatkan kesejahteraan sumber daya manusia instalasi gizi.

Komponen Ketenagaan

Gambar 4 Instalasi gizi RSUP Fatmawati

Berdasarkan jenis kegiatan, ketenagaan di Instalasi Gizi RSUP Fatmawati

terdiri atas dokter spesialis gizi klinik (1), ahli gizi (16), pengatur gizi (3),

administrasi (1), pengolah makanan (28) dan pramusaji (36). Berdasarkan jenis

Page 5: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V...Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati terletak diwilayah Jakarta ... SDM dan pendidikan, ... membawahi beberapa bidang dan bagian

pendidikan terdiri atas dokter spesialis gizi klinik (1), sarjana pertanian jurusan

gizi (1), sarjana kesehatan ,masyarakat (1), DIV Gizi dan Sarjana Ekonomi (1),

DIV Gizi (2), DIII Gizi (11), D1 Gizi (3), SMA (5), SMKK (26), SMIP (1), KPAA (5),

SMP (21) dan SD (7).

Gambaran Penyelenggaraan Makanan di Instalasi Gizi RSUP Fatmawati

Proses penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi RSUP Fatmawati

terdiri atas beberapa subkegiatan, dimulai dari perencanaan menu, pengadaan

bahan makanan, penyimpanan, proses pengolahan, pemorsian dan distribusi

makanan. Jenis makanan yang disediakan oleh Instalasi Gizi RSUP Fatmawati

dibedakan berdasarkan konsistensinya yaitu makanan biasa, makanan lunak,

makanan saring, blender dan makanan cair. Berdasarkan jenis diet, Instalasi Gizi

menyediakan beberapa jenis diet diantaranya Diet Djantung Rendah Garam

(DDRG), Diet Diabetes Mellitus (DM), Diet Rendah Garam (RG), Diet Tinggi

Kalori Tinggi Protein (TKTP), Diet Rendah Protein (RP), Diet Hati (DH), dan Diet

Lambung (DL).

Perencanaan Menu

Kegiatan perencanaan menu bertujuan untuk menyediakan beberapa

susunan menu yang akan digunakan. Siklus menu yang diterapkan oleh RSUP

Fatmawati yaitu siklus menu 10 hari. Bulan dengan jumlah 31 hari akan

menggunakan menu ke 11. Perputaran menu dilakukan sebanyak tiga kali

dengan pergantian menu yang dilakukan setiap enam bulan. Hal ini dilakukan

agar pasien tidak merasa bosan terhadap menu yang diberikan.

Jenis menu yang diterapkan di RSUP Fatmawati dibagi menjadi dua yaitu

menu pilihan dan menu non pilihan. Menu pilihan diberikan kepada pasien VIP,

dimana menu untuk makan pagi diberikan tiga paket menu pilihan yang dapat

dipilih oleh pasie VIP, sedangkan untuk makan siang dan sore diberikan dua

menu pilihan. Pasien kelas perawatan I, II dan III menggunakan menu non

pilihan atau menu yang telah ditetapkan oleh pihak rumah sakit.

Pembelian dan Pemesanan Bahan Makanan

Pembelian bahan makanan dilakukan oleh tim pengadaan barang non

medik dan gizi. Pelaksanaan pembelian antara lain dilakukan melalui pelelangan

umum dan terbatas, penunjukkan langsung, maupun pembelian langsung.

Pemesanan bahan makanan adalah penyusunan permintaan bahan makanan

berdasarkan menu dan rata-rata jumlah pasien.

Page 6: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V...Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati terletak diwilayah Jakarta ... SDM dan pendidikan, ... membawahi beberapa bidang dan bagian

Langkah-langkah pemesanan bahan makanan adalah ahli gizi membuat

rekapitulasi kebutuhan bahan makanan untuk esok hari dengan cara mengalikan

standar porsi dengan jumlah pasien, kemudian meminta persetujuan kepala

instalasi gizi. Surat pemesanan tersebut diserahkan kepada rekanan yang telah

ditetapkan. Bahan makanan basah dipesan setiap hari, sementara bahan

makanan kering dipesan 1-2 kali dalam 1 bulan.

Penerimaan, Penyimpanan dan Penyaluran Bahan Makanan

Penerimaan bahan makanan adalah kegiatan yang meliputi pemeriksaan

bahan makanan, pencatatan dan pelaporan kesesuaian kualitas dan kuantitas

bahan makanan yang diterima dengan pesanan dan spesifikasi yang telah

ditetapkan. Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata,

menyimpan, meemlihara, menjaga keamanan bahan makanan kering dan basah

serta pencatatan dan pelaporannya. Penyaluran bahan makanan adalah tata

cara mendistribusikan bahan makanan berdasarkan permintaan harian, yang

bertujuan agar tersedianya bahan makanan siap pakai dengan kualitas dan

kuantitas yang tepat sesuai kebutuhan.

Persiapan Bahan Makanan

Persiapan bahan makanan merupakan suatu proses dalam rangka

menyiapkan bahan makanan dan bumbu yang siap untuk dimasak sesuai

dengan standar resep serta perlengkapan atau peralatan sebelum dilakukan

pemasakan. Instalasi Gizi RSUP Fatmawati mempunyai ruang persiapan bahan

makanan tersendiri.

Kegiatan persiapan bahan makanan terdiri atas persiapan untuk bahan

hewani, nabati, makanan pokok dan sayuran. Sebelum dimasak, bahan

makanan tersebut melewati tahapan seperti pemotongan dan pencucian.

Persiapan bahan makanan cair di Istalasi Gizi RSUP Fatmawati yaitu mulai dari

pengambilan bahan makanan cair dari gudang harian sesuai dengan kebutuhan.

Bahan untuk makanan blender telah dipersiapkan dan diolah sebelumnya di

dapur pengolahan.

Pengolahan Bahan Makanan

Pengolahan makanan di Instalasi Gizi RSUP Fatmawati memfokuskan

kepada makanan diet untuk pasien rawat inap. Pengolahan dibagi berdasarkan

bagian jenis makanannya yaitu makanan pilihan dan non pilihan.

Proses pengolahan makanan untuk pasien kelas VIP dan kelas I

dilakukan pada satu area dengan tenaga pengolah sebanyak empat orang.

Page 7: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V...Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati terletak diwilayah Jakarta ... SDM dan pendidikan, ... membawahi beberapa bidang dan bagian

Penggabungan pengolahan antara kelas VIP dan kelas I dilakukan karena

jumlah pasien VIP yang sedikit. Alasan lain yaitu pada hidangan sayur, menu

pasien kelas I mengikuti menu VIP.

Makanan yang diolah untuk kelas perawatan II dan III terdiri atas

makanan biasa dan diet khusus. Penggabungan proses pengolahan makanan

biasa dan diet khusus dikarenakan perbedaan makanan hanya terdapat pada

menu lauk hewani dan nabati saja, sedangkan untuk sayur, jenis hidangannya

sama antara kelas II dan III. Pengolahan makanan biasa dan diet dilakukan oleh

tiga tenaga pengolah. Pengolahan lauk nabati dan hewani untuk penderita DM

dibedakan yaitu tidak menggunakan bumbu seperti kecap ataupun gula. Bagi

pasien dengan Diet Hati, lauk hewani dan nabati yang diberikan diolah tanpa

menggunakan santan. Begitu pula dengan Diet Rendah Garam, penggunaan

garam dibatasi bahkan ada yang tidak menggunakan garam.

Gambar 5 Lauk dan tumisan sebelum diporsikan

Makanan cair yang akan dibuat oleh pengolah sesuai dengan jumlah dan

kebutuhan pasien yang membutuhkan makanan cair pada hari tersebut. Hal ini

diketahui dengan cara pramusaji tiap ruangan memberikan amprahan atau daftar

kebutuhan makan pasien kepada tenaga pekerja yang bekerja di dapur susu.

Cara pengolahan makanan cair yaitu dengan memblender semua bahan yang

diberi sedikit air panas, setelah itu dilakukan pengemasan. Makanan cair yang

berupa susu, pengolah akan mengemas susu bubuk kedalam kemasan-kemasan

kecil yang sudah sesuai dengan takaran dan jumlah pemberian.

Pengolahan makanan selingan pagi dan buah dilakukan hanya untuk

pasien kelas II dan III. Jumlah tenaga yang bekerja pada makanan selingan yaitu

satu orang, sehingga jenis makanan yang dihidangkan hanya berupa makanan

selingan yang mudah dibuat. Salah satu contoh hidangan selingan yang terdapat

di instalasi gizi yaitu agar-agar dan bubur kacang hijau.

Page 8: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V...Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati terletak diwilayah Jakarta ... SDM dan pendidikan, ... membawahi beberapa bidang dan bagian

Pemorsian Makanan

Proses pemorsian makan pasien dilakukan oleh petugas pengolah makan

atau pekarya serta pramusaji makanan. Proses pemorsian makan pasien untuk

kelas VIP dan kelas I dibedakan dengan tempat pemorsian untuk kelas II dan III.

Pemorsian kelas VIP dilakukan didapur pantry sedangkan pemorsian kelas I, II

dan III dilakukan didapur instalasi gizi. Tempat pemorsian kelas II dan kelas III

dilakukan di atas tray conveyor dengan cara plato disusun kemudian makanan

yang akan diporsikan terlebih dahulu berupa makanan pokok (nasi biasa, nasi

tim, bubur, kentang rebus) beserta buah kemudian lauk hewani, lauk nabati dan

terkahir sayur sesuai dengan etiket pasien. Proses wrapping dilakukan setelah

makanan diporsikan pada plato. Hal ini dilakukan agar makanan terhindar dari

kontaminasi.

Distribusi Makanan

Proses distribusi makanan pasien di RSUP Fatmawati dilakukan secara

sentralisasi dan desentralisasi. Proses sentralisasi dilakukan dengan ketentuan

makanan tiap pasien langsung diporsikan di dapur instalasi gizi. Proses ini

dilakukan untuk pasien kelas I,II dan III, sedangkan pasien kelas VIP

menggunakan sistem desentralisasi yaitu makanan diporsikan di dapur pantry

kemudian didistribusikan ke pasien. Petugas distribusi makanan pasien kelas

VIP, I, II dan III dilakukan oleh pramusaji di tiap lantai ruang rawat inap yang

terdiri dari dua sampai tiga orang.

Gambar 6 Bagian luar dan bagian dalam kereta makan pasien

Page 9: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V...Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati terletak diwilayah Jakarta ... SDM dan pendidikan, ... membawahi beberapa bidang dan bagian

Karakteristik Subyek

Karakteristik subyek meliputi jenis kelamin, usia dan status gizi. Sebaran

subyek berdasarkan karakteristik disajikan dalam Tabel 12.

Tabel 12 Sebaran subyek berdasarkan karakteristik subyek

Karakteristik Subyek

Jumlah

n %

Jenis Kelamin

Laki-Laki 31 62

Perempuan 19 38

TOTAL 50 100

Usia

Remaja 0 0

Dewasa Awal 21 42

Dewasa Menengah 29 58

TOTAL 50 100

Status Gizi

Underweight 13 26

Normal 32 64

At Risk 2 4

Obesitas I 3 6

Obesitas II 0 0

TOTAL 50 100

Jenis Kelamin

Total subyek dalam penelitian ini adalah 50 orang. Sebagian besar

subyek (62%) berjenis kelamin laki-laki. Subyek dengan jenis kelamin

perempuan berjumlah 38%.

Usia

Usia subyek dikelompokkan menjadi 3, yaitu remaja (17-19 tahun),

dewasa awal (20–45 tahun) dan dewasa menengah (46-55 tahun). Subyek yang

tergolong usia dewasa awal berjumlah 42% dan yang tergolong dalam usia

dewasa menengah yaitu 58%.

Status Gizi

Status gizi subyek diperoleh dengan menghitung indeks massa tubuh.

Nilai IMT dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu: kurus; normal; at risk;

obesitas I dan obesitas II. Lebih dari separuh subyek (64%) memiliki status gizi

Page 10: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V...Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati terletak diwilayah Jakarta ... SDM dan pendidikan, ... membawahi beberapa bidang dan bagian

normal. Persentase subyek dengan status gizi kurus yaitu 26% dan 6% tergolong

status gizi obesitas I.

Riwayat Penyakit

Lama Sakit

Lebih dari separuh subyek (58%) telah menderita penyakit ginjal selama

kurun waktu 1 – 5 tahun, sedangkan 30% subyek telah menderita penyakit ginjal

selama 6 – 10 tahun. Persentase subyek yang menderita penyakit ginjal < 1

tahun dan antara kurun 11 – 15 tahun yaitu 4% dan 8%. Secara rinci dapat dilihat

pada Tabel 13.

Tabel 13 Sebaran subyek berdasarkan lama sakit

Lama Penyakit (thn) n %

< 1 2 4 1 – 5 29 58 6 – 10 15 30 11 – 15 4 8 > 15 0 0

Total 50 100

Perubahan lingkungan pada orang yang dirawat dalam waktu lama di RS,

dapat menyebabkan tekanan psikologis pada orang yang bersangkutan. Hal ini

menyebabkan hilangnya nafsu makan dan rasa mual terhadap makanan yang

disajikan (Subandriyo 1995).

Komplikasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh subyek sudah mengalami

komplikasi. Komplikasi yang menyertai subyek antara lain diabetes mellitus,

hipertensi, anemia, intake sulit, Chronic Heart Failure (CHF), hiperkalemia,

sindrom dispepsia dan asidosis metabolik. Sebaran subyek berdasarkan ada

tidaknya komplikasi ditampilkan dalam Tabel 14.

Tabel 14 Sebaran subyek berdasarkan ada tidaknya komplikasi

Komplikasi n %

Ada 50 100 Tidak Ada 0 0

Total 50 100

Status Pernah Dirawat di RS

Status perawatan penyakit ginjal yaitu riwayat pernah atau tidaknya

subyek dirawat di RS karena penyakit ginjal sebelum penelitian dilakukan.

Berdasarkan status perawatan subyek dibedakan menjadi pernah dan tidak

pernah. Subyek yang pernah dirawat di RS karena penyakit ginjal dan yang tidak

Page 11: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V...Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati terletak diwilayah Jakarta ... SDM dan pendidikan, ... membawahi beberapa bidang dan bagian

pernah dirawat memiliki persentase yang sama yaitu 50%. Sebaran subyek

berdasarkan status perawatan penyakit ginjal ditampilkan dalam Tabel 15.

Tabel 15 Sebaran subyek berdasarkan status pernah dirawat di RS

Status Perawatan n %

Pernah 25 50 Tidak Pernah 25 50

Total 50 100

Lama Dirawat di RS

Lama dirawat di RS dihitung sejak subyek masuk RS hingga saat

dilakukan pengamatan. Lama perawatan subyek dibedakan menjadi 3 hari, 4 -7

hari dan >7 hari. Lebih dari separuh subyek (66%), telah dirawat antara kurun

waktu 4 – 7 hari. Persentase subyek yang telah dirawat selama 3 hari sebesar

28%. Hanya 6% subyek yang telah dirawat >7 hari. Sebaran subyek berdasarkan

lama perawatan di RS disajikan dalam Tabel 16.

Tabel 16 Sebaran subyek berdasarkan lama dirawat di RS

Lama dirawat n %

3 hari 15 28

4 – 7 hari 33 66

> 7 hari 3 6

Total 50 100

Diet yang diberikan RS

Jenis Diet

Jenis diet yang diberikan oleh RS kepada pasien dengan gagal ginjal

kronik dibedakan menjadi 2, yaitu Rendah Protein (RP) dan Diabetes Mellitus

Rendah Protein (DMRP). Diet RP diberikan kepada pasien gagal ginjal kronik

tanpa komplikasi diabetes mellitus sedangkan diet DMRP diberikan kepada

pasien gagal ginjal kronik yang disertai dengan diabetes mellitus. Sebaran

subyek berdasarkan jenis diet yang diberikan RS ditampilkan dalam Tabel 17.

Tabel 17 Sebaran subyek berdasarkan jenis diet yang diberikan RS

Jenis Diet n %

RP 30 60 DMRP 20 40

Total 50 100

Lebih dari separuh jumlah subyek (60%) dalam penelitian 60% diberikan

diet RP. Persentase subyek yang mendapatkan diet DMRP yaitu sebesar 40%.

Berdasarkan ketentuan RS, menu pada diet RP dan DMRP sudah termasuk diet

Page 12: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V...Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati terletak diwilayah Jakarta ... SDM dan pendidikan, ... membawahi beberapa bidang dan bagian

rendah garam (RG). Ketetapan ini diberlakukan untuk membatasi konsumsi

natrium bagi pasien penyakit ginjal kronik.

Gambar 7 Diet RP dan DMRP lunak

Konsistensi Makanan Pokok

Konsistensi diet yang diamati dalam penelitian ini adalah makanan lunak

dan makanan biasa pada masing-masing diet yang diberikan (RP dan DMRP).

Perbedaan konsistensi makanan lunak dan biasa terlihat pada makanan pokok

yang diberikan. Diet dengan konsistensi makanan lunak diberikan makanan

pokok berupa bubur atau nasi tim, sedangkan pada konsistensi makanan biasa,

makanan pokoknya berupa nasi. Tidak ada perbedaan pada lauk maupun sayur

yang disajikan. Sebaran subyek berdasarkan konsistensi makanan pokok

disajikan dalam Tabel 18.

Tabel 18 Sebaran subyek berdasarkan konsistensi makanan pokok

Konsistensi Diet n %

Lunak 42 84 Biasa 8 16

Total 50 100

Sebagian besar subyek (84%) diberikan diet dengan konsistensi

makanan lunak. Hanya 16% subyek yang diberikan diet dengan konsistensi

makanan biasa.

Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Lain

Kebutuhan energi dihitung menggunakan rumus cepat menurut Almatsier

(2004) yang juga digunakan oleh RS dan menggunakan rumus Oxford Equation.

Kebutuhan energi subyek berdasarkan rumus cepat RS berkisar antara 1276

hingga 2580 Kal dengan rata-rata 2003 343 Kal. Sementara itu, kebutuhan

energi subyek berdasarkan perhitungan menggunakan rumus Oxford Equation

berkisar antara 1228 hingga 2174 Kal dengan rata-rata 1624 189 Kal.

Kebutuhan protein subyek ditetapkan oleh RS yaitu sebesar 40 g. Hasil

Page 13: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V...Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati terletak diwilayah Jakarta ... SDM dan pendidikan, ... membawahi beberapa bidang dan bagian

perhitungan rata-rata kebutuhan energi dan zat gizi lain subyek ditampilkan

dalam Tabel 19.

Tabel 19 Rata-rata kebutuhan energi dan zat gizi lain

Zat Gizi Rata-rata Kebutuhan (Rumus Cepat RS)

Rata-rata Kebutuhan (Oxford Equation)

Energi (Kal) 2003 343 1624 189 Protein (g) 40,0 0,0 40,0 0,0 Zat Besi (mg) 15,9 5,7 15,9 5,7 Natrium (mg) 3000,0 0,0 3000,0 0,0

Kalium (mg) 2500,0 0,0 2500,0 0,0

Kebutuhan zat besi seluruh subyek berkisar antara 12 hingga 26 mg.

Rata-rata kebutuhan zat besi yaitu 15,9 5,7 mg. Kebutuhan natrium dan kalium

diperoleh berdasarkan rekomendasi jumlah natrium dan kalium yang dianjurkan

untuk penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis yaitu 3000 mg

natrium dan 2500 mg kalium (Greene dan Thomas 2008).

Perbedaan yang cukup signifikan terlihat pada rata-rata kebutuhan energi

subyek, dimana rata-rata kebutuhan subyek berdasarkan rumus Oxford Equation

lebih kecil dibandingkan dengan perhitungan menggunakan rumus cepat RS.

Perbedaan ini terjadi karena pada perhitungan menggunakan Oxford Equation

dalam menentukan nilai Angka Metabolisme Basal (AMB) digolongkan

berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur, sedangkan perhitungan

menggunakan rumus cepat RS hanya dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin.

Ketersediaan dan Tingkat Ketersediaan Makanan RS

Ketersediaan Makanan RS

Jumlah ketersediaan energi dan zat gizi lain makanan RS diperoleh

dengan menjumlahkan masing-masing zat gizi yang tersedia selama 3 hari

kemudian dirata-ratakan. Rincian rata-rata ketersediaan energi dan zat gizi

subyek disajikan dalam Tabel 20.

Tabel 20 Rata-rata ketersediaan energi dan zat gizi makanan RS

Zat Gizi Rata-rata Ketersediaan

Energi (Kal) 1357 190 Protein (g) 40,8 4,7 Zat Besi (mg) 17,9 3,4 Natrium (mg) 256,7 35,4 Kalium (mg) 3492,5 500,8

Ketersediaan energi seluruh subyek berkisar antara 1069 hingga 1714

Kal dengan rata-rata 1357 190 Kal. Ketersediaan protein berkisar antara 32,1

Page 14: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V...Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati terletak diwilayah Jakarta ... SDM dan pendidikan, ... membawahi beberapa bidang dan bagian

hingga 56,4 g dengan rata-rata 40,8 4,7 g. Ketersediaan zat besi berkisar

antara 12,8 mg hingga 27,2 mg dengan rata-rata 17,9 3,4 g.

Ketersediaan natrium seluruh subyek berkisar antara 206,3 hingga 417,5

mg dengan rata-rata 256,7 35,4 mg. Ketersediaan kalium berkisar antara 2484

hingga 4826 mg dengan rata-rata 3492,5 500,8 mg.

Tingkat Ketersediaan Makanan RS

Tingkat ketersediaan energi dan zat gizi lain diperoleh dengan

membandingkan angka ketersediaan zat gizi dengan kebutuhan subyek. Tingkat

ketersediaan energi dan protein dikategorikan menjadi defisit,normal dan lebih.

Sebaran subyek berdasarkan tingkat ketersediaan energi dan protein ditampilkan

dalam Tabel 21.

Tingkat ketersediaan energi (rumus cepat RS) seluruh subyek berkisar

antara 46,4 hingga 119,5% dengan rata-rata 70,2 17,1%. Berdasarkan hasil

perhitungan, diketahui persentase terbesar subyek terdapat pada tingkat

ketersediaan energi dengan kategori defisit yaitu sebesar 86%. Hanya 12% dari

keseluruhan subyek yang memiliki tingkat ketersediaan energi dengan kategori

normal dan 2% subyek tergolong kategori lebih.

Sementara itu, tingkat ketersediaan energi (rumus Oxford Equation)

seluruh subyek berkisar antara 54,2 hingga 124,1% dengan rata-rata 84,7

15,6%. Lebih dari separuh jumlah subyek (62%) tergolong kategori defisit. Hanya

30% dari keseluruhan subyek yang memiliki tingkat ketersediaan energi dengan

kategori normal dan 8% subyek tergolong kategori lebih. Ketidaksesuaian

ketersediaan energi dengan kebutuhan subyek diduga karena kurang tepatnya

pemorsian makanan.

Tabel 21 Sebaran subyek berdasarkan tingkat ketersediaan energi dan protein

Tingkat Ketersediaan

Energi (rumusRS) Energi (rumusOE) Protein

n % n % n %

Defisit 43 86 31 62 5 10 Normal 6 12 15 30 41 82 Lebih 1 2 4 8 4 8

Total 50 100 50 100 50 100

Keterangan : rumusRS = rumus yang digunakan oleh rumah sakit rumusOE = rumus Oxford Equation

Tingkat ketersediaan protein seluruh subyek berkisar antara 80,1 hingga

141,1% dengan rata-rata 102 11,8%. Persentase terbesar subyek terdapat

pada tingkat ketersediaan protein dengan kategori normal (90 – 120% dari angka

kebutuhan) yaitu sebesar 82%. Persentase terkecil subyek terdapat pada tingkat

Page 15: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V...Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati terletak diwilayah Jakarta ... SDM dan pendidikan, ... membawahi beberapa bidang dan bagian

ketersediaan protein dengan kategori defisit (< 90%dari angka kebutuhan) yaitu

sebesar 10%. Hal ini menunjukkan ketersediaan protein RS sudah sesuai

dengan kebutuhan pasien penyakit ginjal kronik. Pembatasan protein pada

pasien penyakit ginjal kronik dan pasien nefropati diabetik merupakan hal yang

penting. Pemberian diet rendah protein bertujuan untuk mempertahankan fungsi

ginjal. Saat ini, anjuran konsumsi protein 0,8 g/kgBB/hari, kurang atau sama

dengan 10% dari total energi. Sebagian besar protein (50%) bernilai biologis

tinggi (IKCC 2007).

Hasil penelitian Primadhani (2006) menunjukkan bahwa tingkat

ketersediaan energi dan protein pada pasien penyakit dalam kelas III RS Cipto

Mangunkusumo sebagian besar tergolong defisit. Sementara itu, penelitian

Ratnasari (2003) menyebutkan bahwa tingkat ketersediaan energi pasien

penyakit dalam di RSUD Kabupaten Cilacap 55,3% tergolong defisit dan 2,1%

tergolong defisit protein.

Tabel 22 Sebaran subyek berdasarkan tingkat ketersediaan zat besi, natrium dan kalium

Tingkat Ketersediaan

Zat Besi Natrium Kalium

n % n % n %

Dibawah kebutuhan 12 24 50 100 1 2 Sesuai kebutuhan 8 16 0 0 1 2 Diatas kebutuhan 30 60 0 0 48 96

Total 50 100 50 100 50 100

Tingkat ketersediaan zat besi, natrium dan kalium dikategorikan menjadi

dibawah kebutuhan, sesuai kebutuhan dan diatas kebutuhan. Sebaran subyek

berdasarkan tingkat ketersediaan zat besi, natrium dan kalium disajikan dalam

Tabel 22.

Hasil perhitungan menunjukkan tingkat ketersediaan zat besi seluruh

subyek berkisar antara 49,4 hingga 209,2% dengan rata-rata 124,3 42,3%.

Persentase terbesar subyek terdapat pada tingkat ketersediaan zat besi dengan

kategori diatas kebutuhan yaitu sebesar 60%. Persentase terkecil subyek

terdapat pada tingkat ketersediaan zat bsei dengan kategori sesuai kebutuhan

yaitu sebesar 16%.

Tingkat ketersediaan natrium seluruh subyek berkisar antara 6,9 hingga

hingga 13,9% dengan rata-rata 8,6 1,2%. Seluruh subyek (100%) memiliki

tingkat ketersediaan natrium dengan kategori dibawah kebutuhan.

Tingkat ketersediaan kalium berkisar antara 99,4 hingga 193,1% dengan

rata-rata 139,7 20%. Sebesar 96% dari keseluruhan subyek termasuk dalam

Page 16: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V...Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati terletak diwilayah Jakarta ... SDM dan pendidikan, ... membawahi beberapa bidang dan bagian

kategori diatas kebutuhan. Subyek yang termasuk dalam kategori dibawah

kebutuhan dan sesuai dengan kebutuhan memiliki persentase yang sama yaitu

2%.

Konsumsi dan Tingkat Konsumsi Makanan RS

Konsumsi Makanan RS

Konsumsi makanan RS pada penelitian ini diamati menggunakan metode

food weighing. Konsumsi zat gizi yang diamati adalah energi, protein, zat besi,

natrium dan kalium. Rata-rata konsumsi energi dan zat gizi lain dari makanan RS

ditampilkan dalam Tabel 23.

Tabel 23 Rata-rata konsumsi energi dan zat gizi lain dari makanan RS

Zat Gizi Rata-rata Konsumsi

Energi (Kal) 992 208 Protein (g) 29,3 6,8 Zat Besi (mg) 10,2 3,0 Natrium (mg) 189,7 50,9 Kalium (mg) 3492,5 500,8

Konsumsi energi seluruh subyek berkisar antara 566 Kal hingga 1450 Kal

dengan rata-rata 992 208 Kal. Konsumsi protein seluruh subyek berkisar antara

10,4 hingga 42,4 g dengan rata-rata 29,3 6,8 g. Konsumsi zat besi berkisar

antara 4,2 hingga 19,3 mg dengan rata-rata 10,2 3,0 mg.

Konsumsi natrium seluruh subyek berkisar antara 57,8 hingga 408 mg

dengan rata-rata 189,7 50,9 mg. Konsumsi kalium seluruh subyek berkisar

antara 4626,7 hingga 3292,5 mg, dengan rata-rata 3492,5 500,8 mg.

Sebagian besar subyek tidak menghabiskan makanan yang disajikan RS.

Alasan subyek tidak menghabiskan makanan antara lain karena lemas, pusing,

mual, tidak berselera makan, lidah terasa pahit, dan tidak bisa buang air besar.

Bahkan menurut Khomsan (2003) konsumsi obat-obatan tertentu dapat

menurunkan nafsu makan. Konsumsi subyek yang cenderung kurang dari diet

yang telah ditetapkan RS menyebabkan terjadinya malnutrisi klinis. Malnutrisi

klinis dapat terjadi disebabkan oleh penyakit pasien sendiri dan kurang gizi, dan

dapat juga karena efek samping terapi atau pembedahan (Philipi 2007).

Tingkat Konsumsi terhadap Ketersediaan Makanan RS

Tingkat konsumsi terhadap ketersediaan zat gizi dikategorikan menjadi

defisit tingkat berat, defisit tingkat sedang, defisit tingkat ringan dan normal.

Sebaran subyek berdasarkan tingkat konsumsi terhadap ketersediaan disajikan

dalam Tabel 24.

Page 17: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V...Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati terletak diwilayah Jakarta ... SDM dan pendidikan, ... membawahi beberapa bidang dan bagian

Tabel 24 Sebaran subyek berdasarkan tingkat konsumsi terhadap ketersediaan energi dan protein makanan RS

Tingkat Konsumsi

Energi Protein

n % n %

Defisit tingkat berat 21 42 21 42 Defisit tingkat sedang 15 30 14 28 Defisit tingkat ringan 9 18 8 16 Normal 5 10 7 14

Total 50 100 50 100

Tingkat konsumsi terhadap ketersediaan energi seluruh subyek berkisar

antara 49 hingga 98,7% dengan rata-rata 73,1 11,8%. Hampir seluruh subyek

(90%) tergolong kategori defisit (ringan hingga berat) dan 10% termasuk kategori

normal.

Hasil perhitungan tingkat konsumsi terhadap ketersediaan protein seluruh

subyek berkisar antara 28,5 hingga 102% dengan rata-rata 71,9 15,2%.

Sebagian besar subyek (86%) termasuk dalam kategori defisit (ringan hingga

berat) dan hanya 14% yang tergolong kategori normal.

Pendamping pasien maupun pasien sebaiknya perlu menyadari akan

pentingnya zat gizi pada saat penyembuhan, baik saat dirawat dirumah sakit

maupun saat rawat jalan. Bagi pasien rawat inap diharuskan menghabiskan

makanan yang telah disediakan RS (Kresnawan 2007). Beberapa penelitian di

Eropa melaporkan bahwa konsumsi energi pasien rawat inap dapat distimulasi

dengan meningkatkan suasana sosial dan pelayanan terhadap pasien, rasa

makanan, dan memberikan pilihan menu (Larsen & Toubro 2007).

Tabel 25 Sebaran subyek berdasarkan tingkat konsumsi terhadap ketersediaan zat besi, natrium dan kalium makanan RS

Tingkat Konsumsi

Zat Besi Natrium Kalium

n % N % n %

Defisit tingkat berat 40 80 18 36 17 34 Defisit tingkat sedang 5 10 14 28 15 30 Defisit tingkat ringan 3 6 13 26 10 20 Normal 1 2 5 10 8 16

Total 50 100 50 100 50 100

Sebaran subyek berdasarkan tingkat konsumsi terhadap ketersediaan zat

besi, natrium dan kalium ditampilkan dalam Tabel 25. Tingkat konsumsi terhadap

ketersediaan zat besi seluruh subyek berkisar antara 29,4 hingga 101,4%

dengan rata-rata 56,9 14,9%. Sebagian besar subyek yaitu 80% terdapat pada

kategori defisit tingkat berat. Hanya 2% subyek yang terdapat pada kategori

normal.

Page 18: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V...Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati terletak diwilayah Jakarta ... SDM dan pendidikan, ... membawahi beberapa bidang dan bagian

Tingkat konsumsi terhadap ketersediaan natrium seluruh subyek berkisar

antara 21,9 hingga 143,1% dengan rata-rata 74,4 18,6%. Hampir seluruh

subyek (90%) termasuk kategori defisit (ringan hingga berat) dan hanya 10%

yang tergolong kategori normal.

Hasil perhitungan tingkat konsumsi terhadap ketersediaan kalium seluruh

subyek berkisar antara 30,2 hingga 138,7% dengan rata-rata 64,5 0,8%.

Persentase terbesar subyek terdapat pada kategori defisit (ringan hingga berat)

yaitu 84% dan hanya 16% yang tergolong kategori normal.

Tingkat Konsumsi Makanan RS terhadap Kebutuhan

Tingkat konsumsi terhadap kebutuhan dikategorikan menjadi defisit

tingkat berat, defisit tingkat sedang, defisit tingkat ringan, normal dan lebih.

Sebaran subyek berdasarkan tingkat konsumsi terhadap kebutuhan energi dan

protein disajikan dalam Tabel 26.

Tabel 26 Sebaran subyek berdasarkan tingkat konsumsi terhadap kebutuhan energi dan protein

Tingkat Konsumsi

Energi (rumusRS) Energi (rumusOE) Protein

n % N % n %

Defisit tingkat berat 44 88 39 78 19 38 Defisit tingkat sedang 3 6 5 10 14 28 Defisit tingkat ringan 2 4 3 6 8 16 Normal 1 2 2 4 9 18 Lebih 0 0 1 2 0 0

Total 50 100 50 100 50 100

Keterangan : rumusRS = rumus yang digunakan oleh rumah sakit rumusOE = rumus Oxford Equation

Hasil perhitungan menggunakan rumus cepat RS menunjukkan tingkat

konsumsi terhadap kebutuhan energi seluruh subyek berkisar antara 25,2 hingga

112,8% dengan rata-rata 51,5 16,3%. Hampir seluruh subyek yaitu 98%

termasuk dalam kategori defisit (ringan hingga berat). Hanya 2% subyek yang

tergolong kategori normal. Sementara itu, perhitungan menggunakan rumus

Oxford Equation menunjukkan tingkat konsumsi terhadap kebutuhan energi

berkisar antara 39,1 hingga 117% dengan rata-rata 61,9 15,6%. Hampir

seluruh subyek (78%) tergolong kategori defisit (ringan hingga berat), 4%

tergolong normal dan hanya 2% subyek yang tergolong kategori lebih.

Tingkat konsumsi terhadap kebutuhan protein seluruh subyek berkisar

antara 26,1 hingga 105,6% dengan rata-rata 73,2 16,9%. Sebesar 82% dari

keseluruhan subyek termasuk dalam kategori defisit (ringan hingga berat). Hanya

10% subyek yang tergolong kategori normal.

Page 19: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V...Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati terletak diwilayah Jakarta ... SDM dan pendidikan, ... membawahi beberapa bidang dan bagian

Sebaran subyek berdasarkan tingkat konsumsi terhadap kebutuhan zat

besi, natrium dan kalium ditampilkan dalam Tabel 27. Tingkat konsumsi terhadap

kebutuhan zat besi seluruh subyek berkisar antara 21,5 hingga 160,6% dengan

rata-rata 70,7 29,8%. Sebagian besar subyek yaitu 82% termasuk dalam

kategori defisit (ringan hingga berat). Hanya 18% subyek yang tergolong kategori

normal.

Tabel 27 Sebaran subyek berdasarkan tingkat konsumsi terhadap kebutuhan zat besi, natrium dan kalium

Tingkat Konsumsi

Zat Besi Natrium Kalium

n % n % n %

Defisit tingkat berat 19 38 50 100 25 50 Defisit tingkat sedang 14 28 0 0 7 14 Defisit tingkat ringan 8 16 0 0 4 8 Normal 9 18 0 0 13 26 Lebih 0 0 0 0 1 2

Total 50 100 50 100 50 100

Tingkat konsumsi terhadap kebutuhan natirum seluruh subyek berkisar

antara 1,9 hingga 13,6% dengan rata-rata 6,3 1,7%. Hasil perhitungan

menunjukkan seluruh subyek (100%) termasuk dalam kategori defisit tingkat

berat.

Tingkat konsumsi terhadap kebutuhan kalium seluruh subyek berkisar

antara 91 hingga 185% dengan rata-rata 131 20%. Lebih dari separuh subyek

(61%) tergolong kategori defisit (ringan hingga berat). Sebesar 13% subyek

tergolong dalam kategori normal.

Daya Terima Terhadap Makanan RS

Daya Terima Setiap Waktu Makan

Daya terima subyek terhadap makanan RS adalah tingkat atau derajat

kesukaan subyek terhadap makanan yang disajikan RS. Daya terima subyek

terhadap makanan RS merupakan gambaran penilaian subyek terhadap 9 atribut

makanan. Atribut makanan yang dinilai meliputi warna, aroma, rasa lauk, rasa

sayur, tekstur, bentuk, suhu, kebersihan alat, dan variasi menu. Penilaian daya

terima dilakukan selama 3 hari. Sebaran subyek berdasarkan daya terima

terhadap makanan RS pada setiap waktu makan ditampilkan dalam Tabel 28.

Sebagian besar subyek (80%) memiliki daya terima yang tinggi terhadap

makan pagi. Begitu pula dengan daya terima subyek terhadap makan siang,

sebesar 78% memiliki daya terima yang tinggi. Lebih dari separuh subyek (58%)

memiliki daya terima sedang terhadap makanan yang disajikan waktu sore.

Page 20: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V...Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati terletak diwilayah Jakarta ... SDM dan pendidikan, ... membawahi beberapa bidang dan bagian

Tabel 28 Sebaran subyek berdasarkan daya terima terhadap makanan RS tiap waktu makan

Daya Terima Pagi Siang Sore

n % n % n %

Rendah 0 0 0 0 0 0 Sedang 10 20 11 22 29 58 Tinggi 40 80 39 78 21 42

Total 50 100 50 100 50 100

Penilaian Subyek Terhadap Atribut Makanan

Penilaian terhadap makanan waktu makan pagi menunjukkan bahwa

sebagian besar subyek memiliki penilaian biasa terhadap warna (70,7%), aroma

(91,3%), rasa lauk (60%), tekstur (62,7%), bentuk (70%), kebersihan alat

(84,7%), dan variasi menu (89,3%). Sebanyak 40,7% tidak menyukai rasa sayur.

Lebih dari separuh subyek menilai suka terhadap suhu makanan. Rincian

sebaran subyek berdasarkan berdasarkan penilaian atribut makanan pada waktu

makan pagi ditampilkan dalam Tabel 29.

Tabel 29 Sebaran subyek berdasarkan penilaian terhadap atribut makanan pada waktu makan pagi

Atribut Makanan Tidak Suka Biasa Suka Total

n % n % n % n %

Warna 7 4,7 106 70,7 37 24,7 150 100 Aroma 10 6,7 137 91,3 3 2,0 150 100 Rasa Lauk 0 0,0 90 60,0 60 40,0 150 100 Rasa Sayur 61 40,7 50 33,3 39 26,0 150 100 Tekstur 25 16,7 94 62,7 31 20,7 150 100 Bentuk 0 0,0 105 70,0 45 30,0 150 100 Suhu 0 0,0 67 44,7 83 55,3 150 100 Kebersihan Alat 23 15,3 127 84,7 0 0,0 150 100 Variasi Menu 6 4,0 134 89,3 10 6,7 150 100

132 88,1 910 606,7 308 205,4 1350 900

Keterangan : ntotal = 1 makan pagi x 3 hari x 50 orang

Penilaian terhadap makanan waktu makan siang menunjukkan bahwa

36% subyek tidak menyukai rasa sayur. Sebagian besar subyek cenderung

memberikan penilaian biasa terhadap warna (72%), aroma (80%), rasa lauk

(74%), tekstur (67,3%), bentuk (70%), kebersihan alat (82%) dan variasi menu

(89,3%). Separuh subyek (50,7%) memberikan penialai suka terhadap suhu

makanan. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 30.

Page 21: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V...Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati terletak diwilayah Jakarta ... SDM dan pendidikan, ... membawahi beberapa bidang dan bagian

Tabel 30 Sebaran subyek berdasarkan penilaian terhadap atribut makanan pada waktu makan siang

Atribut Makanan Tidak Suka Biasa Suka Total

n % n % n % n %

Warna 5 3,3 108 72,0 37 24,7 150 100 Aroma 7 4,7 120 80,0 23 15,3 150 100 Rasa Lauk 11 7,3 74 49,3 65 43,3 150 100 Rasa Sayur 55 36,7 49 32,7 46 30,7 150 100 Tekstur 12 8,0 101 67,3 36 24,0 150 100 Bentuk 0 0,0 105 70,0 45 30,0 150 100 Suhu 9 6,0 65 43,3 76 50,7 150 100 Kebersihan Alat 28 18,7 123 82 0 0,0 150 100 Variasi Menu 5 3,3 134 89,3 11 7,3 150 100

132 88 879 585,9 339 226 1350 900

Keterangan : ntotal = 1 makan siang x 3 hari x 50 orang

Penilaian terhadap makanan waktu makan sore menunjukkan bahwa

sebagian besar subyek cenderung memberikan penilaian biasa terhadap warna

(69,3%), aroma (90,7%), rasa lauk (61,3%), rasa sayur (52,7%), tekstur (67,3%),

bentuk (70%), kebersihan alat (75,3%) dan variasi menu (92,7%). Lebih dari

separuh subyek (52,7%) suka terhadap suhu makanan. Secara rinci dapat dilihat

pada Tabel 31.

Tabel 31 Sebaran subyek berdasarkan penilaian terhadap atribut makanan pada waktu makan sore

Atribut Makanan Tidak Suka Biasa Suka Total

n % n % n % n %

Warna 11 7,3 104 69,3 35 23,3 150 100 Aroma 6 4,0 136 90,7 8 5,3 150 100 Rasa Lauk 56 37,3 92 61,3 2 1,3 150 100 Rasa Sayur 69 46 79 52,7 2 1,3 150 100 Tekstur 9 6,0 101 67,3 30 20,0 150 100 Bentuk 0 0,0 105 70,0 45 30,0 150 100 Suhu 0 0,0 71 47,3 79 52,7 150 100 Kebersihan Alat 37 24,7 113 75,3 0 0,0 150 100 Variasi Menu 6 4,0 139 92,7 5 3,3 150 100

194 129,3 940 626,6 206 137,2 1350 900

Keterangan : ntotal = 1 makan sore x 3 hari x 50 orang

Konsumsi Makanan Luar RS dan Infus

Makanan Luar RS

Lebih dari separuh subyek (66%) selain mengkonsumsi makanan RS juga

mengkonsumsi makanan dari luar RS. Sebaran subyek berdasarkan konsumsi

makanan luar RS dipat dilihat pada Tabel 32.

Page 22: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V...Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati terletak diwilayah Jakarta ... SDM dan pendidikan, ... membawahi beberapa bidang dan bagian

Tabel 32 Sebaran subyek berdasarkan konsumsi makanan luar RS

Konsumsi Makanan Luar RS

Laki-laki Perempuan Subyek

n % n % n %

Ya 16 32 17 34 33 66 Tidak 14 28 3 6 17 34

Total 30 60 20 40 50 100

Rata-rata (n=33) konsumsi energi dari makanan luar RS sebesar 158,4

Kal dan konsumsi protein 3,3 g. Konsumsi zat besi, natrium, dan kalium yang

berasal dari makanan luar RS rata-rata sebesar 2 mg, 134,7 mg dan 196,9 mg.

Jenis makanan luar RS yang dikonsumsi oleh subyek secara rinci dapat dilihat

pada Tabel 33.

Tabel 33 Jenis makanan luar RS yang dikonsumsi

Jenis Makanan Contoh Makanan

Nasi Bubur ayam, lontong Lauk Ayam goreng, kentang goreng, telur rebus Sayur Sup wortel jagung Buah Apel, jeruk, pir Roti Roti manis (cokelat, keju), roti tawar Biskuit Biskuit manis, wafer Krekers Krekers manis, krekers tawar Makanan Rebus Kentang, ubi, pisang Minuman Teh manis

Subyek mengkonsumsi makanan luar RS karena beberapa alasan yaitu

ingin makanan kesukaan, masih lapar dan merasa bosan dengan makanan

rumah sakit.

Pemberian Infus

Jenis infus yang diberikan kepada sebagian besar subyek (88%) subyek

adalah NaCl 0,9%, Ringer Laktat (RL), sedangkan infus Dextrose 5% hanya 10%

subyek dan infus Flashbumin 2%. Sebaran sampe berdasarkan jenis infus yang

diberikan ditampilkan dalam Tabel 34.

Tabel 34 Sebaran subyek berdasarkan jenis infus yang diberikan

Jenis Infus Laki-laki Perempuan Total

n % n % n %

NaCl 0,9% 21 42 13 26 34 68 Ringer Laktat 6 12 4 8 10 20 Dextrose 5% 3 6 2 4 5 10 Flashbumin 0 0 1 2 1 2

Total Subyek 30 60 20 40 50 100

Energi rata-rata dari subyek yang diberikan infus dextrose 5% (n=5)

sebesar 300 Kal. Protein yang diperoleh dari infus flashbumin sebesar 55,13 g.

Pasien yang diberikan infus NaCl 0,9% dan Ringer Laktat tidak memperoleh

Page 23: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V...Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati terletak diwilayah Jakarta ... SDM dan pendidikan, ... membawahi beberapa bidang dan bagian

tambahan energi maupun protein dari infus, karena jenis infus tersebut hanya

mengandung elektrolit (natrium, kalium, kalsium, klorida, laktat).

Kontribusi Konsumsi Energi dan Zat Gizi Lain

Kontribusi konsumsi energi makanan RS terhadap total konsumsi

(makanan RS, luar RS, infus) subyek yaitu 90% dan persentase kontribusi

protein adalah 92,5% total konsumsi. Kontribusi zat besi, natrium dan kalium

terhadap total konsumsi yaitu 91,9%, 38,5% dan 96,2%. Persentase kontribusi

natrium makanan RS jauh lebih rendah dibandingkan dengan kontribusi energi,

protein, zat besi dan kalium. Hal ini terjadi karena konsumsi natrium hampir

separuh diperoleh dari infus dan sisanya diperoleh dari makanan luar RS.

Rincian kontribusi konsumsi energi dan zat gizi lain makanan RS, luar RS dan

infus terhadap total konsumsi ditampilkan dalam Tabel 35.

Tabel 35 Rata-rata kontribusi konsumsi energi dan zat gizi lain makanan RS, luar RS dan infus terhadap total konsumsi

Zat Gizi Makanan RS Makanan Luar RS Infus Total

Energi 90% 8,1% 1,9% 100% Protein 92,5% 6,2% 1,3% 100% Zat Besi 91,9% 8,1% 0% 100% Natrium 38,5% 12,1% 49,4% 100% Kalium 96,2% 3,5% 0,3% 100%

Persentase kontribusi energi makanan luar RS terhadap total konsumsi

yaitu 8,1% dan kontribusi protein 6,2%. Kontribusi zat besi, natrium dan kalium

masing-masing 8,1%, 12,1% dan 3,5%.

Kontribusi energi infus terhadap total konsumsi yaitu 1,9% dan kontribusi

protein 1,3%. Persentase kontribusi zat besi, natrium dan kalium adalah 0%,

49,4% dan 0,3%. Hampir separuh kontribusi natrium subyek diperoleh dari infus.

Sebagian besar subyek memperoleh infus NaCl maupun Ringer Laktat yang

mengandung elektrolit (natrium, klorida, kalium, kalsium, laktat) dan tidak

mengandung energi maupun protein.

Hubungan Tingkat Konsumsi dengan Daya Terima

Hasil uji Spearman menunjukkan nilai p>0,05 dan r<0,5 yang berarti tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat konsumsi energi, protein, zat

besi, natrium dan kalium dengan daya terima. Hal ini mengindikasikan bahwa

daya terima makanan tidak berhubungan dengan tingkat konsumsi energi dan

zat gizi lain. Meskipun daya terima terhadap energi dan zat gizi lain cenderung

tinggi namun konsumsi subyek tergolong rendah. Hal ini diduga disebabkan oleh

Page 24: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V...Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati terletak diwilayah Jakarta ... SDM dan pendidikan, ... membawahi beberapa bidang dan bagian

faktor penyakit (merasa lemas, lidah terasa pahit, pusing) dan pengaruh obat

(mual dan susah buang air besar).