hanya kpk kelimpungan - ftp.unpad.ac.id filesejumlah dokter di italia memperingatkan kelompok yang...

1
SEJUMLAH dokter di Italia memperingatkan kelompok yang rentan terkena gangguan pernapasan agar berhati-hati dengan situs jejaring sosial. Berdasarkan hasil penelitian mereka, situs jejaring sosial itu dapat memicu serangan asma secara men- dadak bagi penggunanya. Pemimpin penelitian Gennaro D’Amato bersama koleganya menyatakan beberapa pasien berusia 18 tahun yang mereka rawat adalah para penderita asma mendadak yang terjadi tidak lama setelah mereka masuk situs jejaring sosial. Penyebabnya di antaranya kaget akibat ulah para kekasih mereka. Misalnya, saat kekasih mencampakkan mereka dan menghapus mereka dari daftar pertemanan di situs jejaring sosial itu. Dari pemantauan pola pernapasan sebelum dan sesudah mengunduh situs jejaring sosial, terdapat perubahan sebanyak 20%. (AP/*/X-5) MEDIAINDONESIA.COM JUJUR BERSUARA SELASA, 23 NOVEMBER 2010 | NO.10863 | TAHUN XLI | 28 HALAMAN REUTERS Layanan Berlangganan & Customer Service SMS: 08121128899 T: (021) 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected] Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks) Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim) Mou Pilih El Clasico Madrid dipastikan tidak akan diperkuat Gonzalo Higuain dan Sami Khedira karena cedera. Olahraga, Hlm 28 EDITORIAL KEPERCAYAAN publik kepada integritas lembaga penegak hukum benar-benar anjlok. Kasus Gayus Tambunan merun- tuhkan kepercayaan terhadap kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan ke tingkat yang amat mengerikan. Satu-satunya lembaga yang masih surplus kepercayaan pu- blik hanyalah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Karena itu, wajarlah bila publik kini mendesak agar KPK mengambil alih kasus Gayus. Undang-Undang No 30 Tahun 2002 tentang KPK membuka peluang itu. Hanya, peluang tersebut dibatasi pada kasus-kasus korupsi yang mentok di tingkat penyelidikan dan penyidikan di tangan kepolisian dan penuntutan di tangan kejaksaan. Sebuah perkara yang sudah masuk pengadilan tidak bisa dialihkan atau diambil alih oleh KPK. Nah, dalam kasus Gayus, masih tersimpan perkara korupsi perpajakan yang dahsyat. Indonesia Corruption Watch sedikit- nya menyebut 10 keanehan dalam kasus itu. Yang terutama dan terpenting adalah polisi tidak menyelidiki asal usul uang Gayus. Dari ratusan perusahaan yang menyetor uang ke Gayus, po- lisi hanya mengusut satu pe- rusahaan yang tidak memi- liki jumlah signikan. Peru- sahaan lain yang besar-besar dan ternama, di antaranya tiga dari kelompok Bakrie, tidak diusut sama sekali. Itulah ruang yang sesung- guhnya terbuka bagi KPK untuk mengambil alih. Persoalan utama seka- rang ini bukan lagi pada pertanyaan mampukah KPK mengambil alih, melainkan maukah KPK melakukan itu? Pertanyaan serupa juga bisa diajukan kepada Jaksa Agung, Kapolri, dan Presiden. Desit integritas yang amat mengerikan terjadi di tubuh Kejaksaan Agung dan kepolisian, dua lembaga yang bertang- gung jawab kepada Presiden. Tetapi, SBY sampai hari ini masih berkelit soal intervensi. Kalau begitu, pertanyaan ditambah. Apakah Presiden malu dan karena itu sungguh-sungguh mau mengubah wajah pene- gakan hukum di kepolisian dan kejaksaan yang rusak parah? Apakah Kapolri juga malu dan sungguh-sungguh mau mem- bersihkan diri? Apakah Jaksa Agung (yang masih plt) malu dan mau memerangi penyakit di institusi yang dipimpinnya? Sudah terlalu lama dan terlalu dalam jejaring maa hukum bersarang di tubuh kejaksaan dan kepolisian. Bertambah parah dewasa ini ketika politisi/partai politik menambah jejaring di sana. Nah, kalau Presiden serius, harus dibuktikan dengan sungguh-sungguh. Presiden memanggil Jaksa Agung dan Kapolri untuk menyerahkan sisa kasus Gayus yang tidak terusut kepada KPK. Sangat beralasan untuk tidak memercayai kejaksaan dan kepolisian dalam kasus Gayus. Oknum jaksa dan polisi terlibat di dalamnya. Adalah masuk akal bila tidak menyerahkan kasus dengan polisi sebagai penyidik dan polisi sebagai tersangka. Juga bagaimana jaksa bisa dipercaya mengusut sebuah kasus yang melibatkan juga seorang jaksa. Itu adalah alasan yang sangat masuk akal. Dengan demi- kian, kasus harus diserahkan kepada lembaga independen. Bila kepolisian dan kejaksaan serius membangun kepercayaan publik, tidak usah menunggu diminta-minta KPK. Pimpinan dua lembaga itu justru harus aktif menyerahkan pengusutan asal muasal uang suap Gayus kepada KPK. Hanya KPK yang Dipercaya Bila kepolisian dan kejaksaan serius membangun kepercayaan publik, tidak usah menunggu diminta-minta KPK.” Anda ingin menanggapi ”Editorial” ini, silakan kunjungi: mediaindonesia.com PAUSE Situs Jejaring Sosial Picu Serangan Asma MI/GINO F HADI Menaker Kelimpungan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar menuding pihak swasta sebagai sumber masalah. Asni Harismi N ASIB tenaga kerja Indonesia, khusus- nya yang bekerja di Arab Saudi, masih suram. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang menjadi ujung tombak penyelesai an sejumlah kasus kekerasan TKI, seperti kasus Sumiati, terlihat mandul, bahkan kelimpung- an. Alih-alih membuat jurus jitu mengatasi kasus TKI, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar malah menuding pihak swasta yang menjadi biang kerok mun- culnya kasus kekerasan yang mendera TKI. “Proses penempatan dan per- lindungan TKI di Arab Saudi adalah murni tanggung jawab swasta, pemerintah hanya seba- gai back up,” tandas Muhaimin Iskandar dalam konferensi pers di Jakarta, kemarin. Ia menilai kinerja swasta penyalur TKI di Indonesia sa- ngat buruk. Sejak rekrutmen, pelatihan, hingga penempatan kerap menyalahi prosedur yang ditetapkan kementeriannya. Karena itu, pihaknya akan menjatuhkan sanksi bagi swasta yang tetap membandel mulai dari pemberhentian operasi sementara hingga pencabutan izin, termasuk kepada dua pe- rusahaan yang memberangkat- kan Sumiati (PT Rajana Falam Putri) dan Kikim Komalasari (PT Bantal Perkasa Sejahtera). Selain itu, Muhaimin me- ngaku sulit memaksa pemerin- tah Arab Saudi meneken nota kesepahaman ( memorandum of understanding/MoU) ten- tang perlindungan TKI. “Tidak ada satu pun negara di dunia yang sudah MoU dengan Arab Saudi,” ungkapnya. Karena kegagalan MoU antarpemerintah, tidak meng- herankan jika pihak swasta yang berperan dalam urusan TKI. Di sisi lain, tren kekerasan terhadap TKI semakin me- ningkat (naik 124% dari tahun sebelumnya, 2009). Namun, menurut Muhaimin, kekerasan itu belum memasuki tahap kritis. “Moratorium bisa dilakukan kalau kasus TKI kita sudah sampai pada titik yang tidak bisa ditoleransi,” ujar Ketua Umum PKB ini. Tersinggung Terkait dengan pernyataan Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Abdul- rahman Mohammad Amen Al-Khayyath, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak me- ngaku tersinggung. ”Biarin saja menteri datang ke sana (Arab Saudi), orang sudah ada war- ga (Indonesia) yang dibunuh, kok,” ujar Sekretaris Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Sri Danti. Kepada Antara di kediaman- nya di Jakarta, Rabu (17/11) malam, Al-Khayyath menga- takan pemerintah Arab Saudi menyampaikan imbauan ke- pada pemerintah Indonesia agar tidak terlalu reaktif. Hingga kini belum ada ke- pastian kapan Menteri Pem- berdayaan Perempuan dan Per- lindungan Anak Linda Gumelar sebagai ketua tim gabungan kasus Sumiati berangkat ke Arab Saudi karena belum mem- peroleh visa. Sementara itu, anggota tim gabungan sudah tiba di Jeddah, Arab Saudi, ke- marin sore. (Tlc/DD/*/X-6) [email protected] Berita terkait hlm 8 KPK Siap Ambil Alih Kasus Gayus KOMISI Pemberantasan Ko- rupsi (KPK) siap mengambil alih perkara Gayus Tambunan, terdakwa kasus mafia pajak. Untuk itu, KPK secepatnya berkoordinasi dengan Kapolri Jenderal Timur Pradopo. “Kita sudah minta perte- mu an dengan Kapolri. Kita koordinasikan dulu apa yang sudah dikerjakan Polri,” kata Wakil Ketua KPK Bibit Samad Rianto di Jakarta, kemarin. Bibit mengatakan hal itu untuk me- nanggapi desakan berbagai pi- hak agar KPK mengambil alih kasus Gayus dari kepolisian. Menurut Bibit, pada prinsip- nya KPK siap menangani kasus Gayus. Namun, kata dia, jadi atau tidaknya KPK mengambil alih kasus tersebut bergantung pada hasil kesepakatan antara Mabes Polri dan KPK. Pengacara Gayus, Adnan Bu- yung Nasution, setuju jika kasus kliennya diambil alih KPK. “Saya setuju saja seluruhnya dilimpahkan ke KPK daripada serbatanggung begini, lebih baik diserahkan ke KPK.” Gayus pun tidak keberatan bila KPK mengambil alih ka- Warga yang Pulang Kesulitan Air, Pangan WARGA korban letusan Gu- nung Merapi di Kabupaten Sle- man, Yogyakarta, yang kembali ke rumah mereka sejak Sabtu (20/11), hanya dibekali paket sembako untuk dua hari. Seha- rusnya setiap keluarga menda- pat jatah sembako untuk tujuh hari ke depan. Sejumlah warga mengaku menerima paket sembako hanya cukup dua hari, yakni berupa 5 kg beras, 1 liter minyak goreng, dan 7 bungkus mi instan. “Kata petugas, paket itu seka- dar bantuan makan seadanya. Nanti malam (kemarin) juga berasnya habis,” ujar Tarjiyono, pengungsi yang kembali ke ru- mahnya di Desa Donokerto, Ke- camatan Turi, Minggu (21/11). Paket sembako yang sama juga diterima Sakinah, 46, warga Desa Pakis, Kecamatan Pakem, dan sejumlah warga desa lain- nya. Saat menanggapi itu, Ko- mandan Tanggap Darurat Ka- bupaten Sleman Widi Sutikno mengatakan para pengungsi dibekali sembako yang cukup untuk tujuh hari. “Kami tidak akan membiar- kan pengungsi kembali ke rumahnya, tetapi kelaparan. Persediaan logistik lebih dari cukup,” ujarnya. Dari Klaten dilaporkan, air bersih menjadi langka di Desa Balerante, Panggang, Sidorejo, dan Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang. Untuk mengatasi- nya, Pemkab Klaten mengedrop air dari PDAM Klaten, Surakar- ta, Sukoharjo, dan Wonogiri. Sementara itu, sebagian besar desa yang terletak di radius 15 km hingga 10 km lereng Merapi, yakni di Kecamatan Dukun dan Srumbung, mengalami mati lis- trik. Warga pun menggunakan lilin untuk penerangan. Kesulitan warga Desa Sum- bung, Cepogo, lain lagi. Mereka sangat membutuhkan pakan ternak. Sebab, hijauan yang biasa dimakan ternak sudah terkontaminasi material Mer- api. Akibatnya, 15 sapi dan 23 ekor kambing mati keracunan. (AX/JS/TS/WJ/X-8) SEMBURKAN AWAN PANAS: Gunung Merapi kembali menyemburkan awan panas dilihat dari Desa Sedayu, Muntilan, Jawa Tengah, kemarin. TERTAWA LEPAS: Gayus Tambunan tertawa lepas saat menunggu di ruang tahanan sebelum menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, kemarin. susnya. “Tidak ada masalah,” kata Gayus seusai sidang di PN Jakarta Selatan, kemarin. Dalam sidang itu, majelis ha- kim memutuskan untuk memin- dahkan Gayus dari Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, ke Rutan Cipinang. “Meme- rintahkan penetapan terdakwa dipindahkan dari Rutan Mako Brimob Polri ke Rutan Kelas I Cipinang. Terhitung tanggal ini memutuskan jaksa untuk me- laksanakan ketetapan ini,” ucap hakim ketua Albertina Ho. Perintah hakim itu langsung dilaksanakan jaksa. Sejak tadi malam Gayus mendekam di Rutan Cipinang. Gayus ikhlas saja. “Yang namanya tahanan, ditahan di mana saja mesti siap,” kata Gayus. Gayus sejak Juli 2010 men- dekam di Rutan Mako Brimob. Akan tetapi, dia hanya 62 hari atau tiga hari dalam seminggu berada di rutan. Selebihnya, 68 hari, Gayus berleha-leha di luar rutan, ter- masuk keluyuran sampai ke Bali. Untuk bisa keluar dari rutan, Gayus menyuap sembilan polisi. (Ide/NJ/*/X-3) TUNTUT KETEGASAN PEMERINTAH: Massa yang tergabung dalam Serikat Buruh Migran Indonesia berunjuk rasa di Jakarta, kemarin. Pengunjuk rasa mendesak pemerintah menghentikan sementara pengiriman TKI ke negara-negara Arab hingga mereka menjamin keselamatan jiwa para TKI. MI/PANCA SYURKANI MI/RAMDANI

Upload: ngoque

Post on 03-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hanya KPK Kelimpungan - ftp.unpad.ac.id fileSEJUMLAH dokter di Italia memperingatkan kelompok yang rentan terkena gangguan pernapasan agar berhati-hati dengan situs jejaring sosial

SEJUMLAH dokter di Italia memperingatkan kelompok yang rentan terkena gangguan pernapasan agar berhati-hati dengan situs jejaring sosial. Berdasarkan hasil penelitian mereka, situs jejaring sosial itu dapat memicu serangan asma secara men-dadak bagi penggunanya.

Pemimpin penelitian Gennaro D’Amato bersama koleganya menyatakan beberapa pasien berusia 18 tahun yang mereka rawat adalah para penderita asma mendadak yang terjadi tidak lama setelah mereka masuk situs jejaring sosial.

Penyebabnya di antaranya kaget akibat ulah para kekasih mereka. Misalnya, saat kekasih mencampakkan mereka dan menghapus mereka dari daftar pertemanan di situs jejaring sosial itu. Dari pemantauan pola pernapasan sebelum dan sesudah mengunduh situs jejaring sosial, terdapat perubahan sebanyak 20%. (AP/*/X-5)

M E D I A I N D O N E S I A . C O M JUJUR BERSUARA SELASA, 23 NOVEMBER 2010 | NO.10863 | TAHUN XLI | 28 HALAMANREUTERS

Layanan Berlangganan & Customer Service

SMS: 08121128899T: (021) 5821303

No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected]

Rp2.900/eks(di luar P. Jawa Rp3.100/eks)

Rp67.000/bulan(di luar P.Jawa + ongkos kirim)

Mou Pilih El Clasico Madrid dipastikan tidak akan diperkuat Gonzalo Higuain dan Sami Khedira karena cedera.Olahraga, Hlm 28

EDITORIAL

KEPERCAYAAN publik kepada integritas lembaga penegak hukum benar-benar anjlok. Kasus Gayus Tambunan merun-tuhkan kepercayaan terhadap kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan ke tingkat yang amat mengerikan.

Satu-satunya lembaga yang masih surplus kepercayaan pu-blik hanyalah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Karena itu, wajarlah bila publik kini mendesak agar KPK mengambil alih kasus Gayus.

Undang-Undang No 30 Tahun 2002 tentang KPK membuka peluang itu. Hanya, peluang tersebut dibatasi pada kasus-kasus korupsi yang mentok di tingkat penyelidikan dan penyidikan di tangan kepolisian dan penuntutan di tangan kejaksaan. Sebuah perkara yang sudah masuk pengadilan tidak bisa dialihkan atau diambil alih oleh KPK.

Nah, dalam kasus Gayus, masih tersimpan perkara korupsi perpajakan yang dahsyat. Indonesia Corruption Watch sedikit-nya menyebut 10 keanehan dalam kasus itu. Yang terutama dan terpenting adalah polisi tidak menyelidiki asal usul uang Gayus.

Dari ratusan perusahaan yang menyetor uang ke Gayus, po-lisi hanya mengusut satu pe-rusahaan yang tidak memi-liki jumlah signifi kan. Peru-sahaan lain yang besar-besar dan ternama, di antaranya tiga dari kelompok Bakrie, tidak diusut sama sekali. Itulah ruang yang sesung-guhnya terbuka bagi KPK untuk mengambil alih.

Persoalan utama seka-rang ini bukan lagi pada pertanyaan mampukah KPK mengambil alih, melainkan maukah KPK melakukan itu? Pertanyaan serupa juga bisa diajukan kepada Jaksa Agung, Kapolri, dan Presiden.

Defi sit integritas yang amat mengerikan terjadi di tubuh Kejaksaan Agung dan kepolisian, dua lembaga yang bertang-gung jawab kepada Presiden. Tetapi, SBY sampai hari ini masih berkelit soal intervensi.

Kalau begitu, pertanyaan ditambah. Apakah Presiden malu dan karena itu sungguh-sungguh mau mengubah wajah pene-gakan hukum di kepolisian dan kejaksaan yang rusak parah? Apakah Kapolri juga malu dan sungguh-sungguh mau mem-bersihkan diri? Apakah Jaksa Agung (yang masih plt) malu dan mau memerangi penyakit di institusi yang dipimpinnya?

Sudah terlalu lama dan terlalu dalam jejaring mafi a hukum bersarang di tubuh kejaksaan dan kepolisian. Bertambah parah dewasa ini ketika politisi/partai politik menambah jejaring di sana.

Nah, kalau Presiden serius, harus dibuktikan dengan sungguh-sungguh. Presiden memanggil Jaksa Agung dan Kapolri untuk menyerahkan sisa kasus Gayus yang tidak terusut kepada KPK.

Sangat beralasan untuk tidak memercayai kejaksaan dan kepolisian dalam kasus Gayus. Oknum jaksa dan polisi terlibat di dalamnya. Adalah masuk akal bila tidak menyerahkan kasus dengan polisi sebagai penyidik dan polisi sebagai tersangka. Juga bagaimana jaksa bisa dipercaya mengusut sebuah kasus yang melibatkan juga seorang jaksa.

Itu adalah alasan yang sangat masuk akal. Dengan demi-kian, kasus harus diserahkan kepada lembaga independen. Bila kepolisian dan kejaksaan serius membangun kepercayaan publik, tidak usah menunggu diminta-minta KPK. Pimpinan dua lembaga itu justru harus aktif menyerahkan pengusutan asal muasal uang suap Gayus kepada KPK.

Hanya KPK yang Dipercaya

Bila kepolisian dan kejaksaan serius membangun kepercayaan publik, tidak usah menunggu diminta-minta KPK.”

Anda ingin menanggapi ”Editorial” ini, silakan kunjungi:mediaindonesia.com

PAUSE

Situs Jejaring Sosial Picu Serangan Asma

MI/GINO F HADI

DOMPET MEDIA

Menaker Kelimpungan

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar menuding pihak swasta sebagai sumber masalah.

Asni Harismi

NASIB tenaga kerja Indonesia, khusus-nya yang bekerja di Arab Saudi, masih

suram. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang menjadi ujung tombak penyelesai an sejumlah kasus kekerasan TKI, seperti kasus Sumiati, terlihat mandul, bahkan kelimpung-an.

Alih-alih membuat jurus jitu mengatasi kasus TKI, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar malah menuding pihak swasta yang menjadi biang kerok mun-culnya kasus kekerasan yang mendera TKI.

“Proses penempatan dan per-lindungan TKI di Arab Saudi adalah murni tanggung jawab swasta, pemerintah hanya seba-gai back up,” tandas Muhaimin Iskandar dalam konferensi pers di Jakarta, kemarin.

Ia menilai kinerja swasta penyalur TKI di Indonesia sa-ngat buruk. Sejak rekrutmen, pelatihan, hingga penempatan kerap menyalahi prosedur yang ditetapkan kementeriannya.

Karena itu, pihaknya akan menjatuhkan sanksi bagi swasta yang tetap membandel mulai dari pemberhentian operasi sementara hingga pencabutan izin, termasuk kepada dua pe-rusahaan yang memberangkat-kan Sumiati (PT Rajana Falam Putri) dan Kikim Komalasari (PT Bantal Perkasa Sejahtera).

Selain itu, Muhaimin me-ngaku sulit memaksa pemerin-tah Arab Saudi meneken nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) ten-tang perlindungan TKI. “Tidak ada satu pun negara di dunia yang sudah MoU dengan Arab Saudi,” ungkapnya.

Karena kegagalan MoU antarpemerintah, tidak meng-herankan jika pihak swasta yang berperan dalam urusan TKI.

Di sisi lain, tren kekerasan terhadap TKI semakin me-ningkat (naik 124% dari tahun sebelumnya, 2009).

Namun, menurut Muhaimin, kekerasan itu belum memasuki tahap kritis.

“Moratorium bisa dilakukan kalau kasus TKI kita sudah sampai pada titik yang tidak bisa ditoleransi,” ujar Ketua Umum PKB ini.

Tersinggung Terkait dengan pernyataan

Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Abdul-rahman Mohammad Amen Al-Khayyath, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak me-ngaku tersinggung. ”Biarin saja menteri datang ke sana (Arab Saudi), orang sudah ada war-ga (Indonesia) yang dibunuh, kok,” ujar Sekretaris Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Sri Danti.

Kepada Antara di kediaman-nya di Jakarta, Rabu (17/11) malam, Al-Khayyath menga-takan pemerintah Arab Saudi menyampaikan imbauan ke-pada pemerintah Indonesia agar tidak terlalu reaktif.

Hingga kini belum ada ke-pastian kapan Menteri Pem-berdayaan Perempuan dan Per-lindungan Anak Linda Gumelar sebagai ketua tim gabung an kasus Sumiati berangkat ke Arab Saudi karena belum mem-peroleh visa. Sementara itu, anggota tim gabungan sudah tiba di Jeddah, Arab Saudi, ke-marin sore. (Tlc/DD/*/X-6)

[email protected] terkait hlm 8

KPK Siap Ambil AlihKasus GayusKOMISI Pemberantasan Ko-rupsi (KPK) siap mengambil alih perkara Gayus Tambunan, terdakwa kasus mafia pajak. Untuk itu, KPK secepatnya berkoordinasi dengan Kapolri Jenderal Timur Pradopo.

“Kita sudah minta perte-mu an dengan Kapolri. Kita ko or dinasikan dulu apa yang sudah dikerjakan Polri,” kata Wakil Ketua KPK Bibit Samad Rianto di Jakarta, kemarin. Bibit mengatakan hal itu untuk me-nanggapi desakan berbagai pi-hak agar KPK mengambil alih kasus Gayus dari kepolisian.

Menurut Bibit, pada prinsip-nya KPK siap menangani kasus Gayus. Namun, kata dia, jadi atau tidaknya KPK mengambil alih kasus tersebut bergantung pada hasil kesepakatan antara Mabes Polri dan KPK.

Pengacara Gayus, Adnan Bu -yung Nasution, setuju ji ka kasus kliennya diambil alih KPK. “Saya setuju saja seluruhnya dilimpahkan ke KPK daripada serbatanggung begini, lebih baik diserahkan ke KPK.”

Gayus pun tidak keberatan bila KPK mengambil alih ka-

Warga yang PulangKesulitan Air, PanganWARGA korban letusan Gu-nung Merapi di Kabupaten Sle-man, Yogyakarta, yang kembali ke rumah mereka sejak Sabtu (20/11), hanya dibekali paket sembako untuk dua hari. Seha-rusnya setiap keluarga menda-pat jatah sembako untuk tujuh hari ke depan.

Sejumlah warga mengaku menerima paket sembako hanya cukup dua hari, yakni berupa 5 kg beras, 1 liter minyak goreng, dan 7 bungkus mi instan.

“Kata petugas, paket itu seka-dar bantuan makan seadanya. Nanti malam (kemarin) juga berasnya habis,” ujar Tarjiyono, pengungsi yang kembali ke ru-mahnya di Desa Dono kerto, Ke-camatan Turi, Minggu (21/11).

Paket sembako yang sama juga diterima Sakinah, 46, warga Desa Pakis, Kecamatan Pakem, dan sejumlah warga desa lain-nya. Saat menanggapi itu, Ko-mandan Tanggap Darurat Ka-bupaten Sleman Widi Sutikno mengatakan para pe ngungsi dibekali sembako yang cukup

untuk tujuh hari.“Kami tidak akan membiar-

kan pengungsi kembali ke ru mahnya, tetapi kelaparan. Persediaan logistik lebih dari cukup,” ujarnya.

Dari Klaten dilaporkan, air bersih menjadi langka di Desa Bale rante, Panggang, Sidorejo, dan Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang. Untuk mengatasi-nya, Pemkab Klaten mengedrop air dari PDAM Klaten, Surakar-ta, Sukoharjo, dan Wonogiri.

Sementara itu, sebagian besar desa yang terletak di radius 15 km hingga 10 km lereng Merapi, yakni di Kecamatan Dukun dan Srumbung, mengalami mati lis-trik. Warga pun menggunakan lilin untuk penerangan.

Kesulitan warga Desa Sum-bung, Cepogo, lain lagi. Mereka sangat membutuhkan pakan ternak. Sebab, hijauan yang biasa dimakan ternak sudah terkontaminasi material Mer-api. Akibatnya, 15 sapi dan 23 ekor kambing mati keracunan. (AX/JS/TS/WJ/X-8)

SEMBURKAN AWAN PANAS: Gunung Merapi kembali menyemburkan awan panas dilihat dari Desa Sedayu, Muntilan, Jawa Tengah, kemarin.

TERTAWA LEPAS: Gayus Tambunan tertawa lepas saat menunggu di ruang tahanan sebelum menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, kemarin.

susnya. “Tidak ada masalah,” kata Gayus seusai sidang di PN Jakarta Selatan, kemarin.

Dalam sidang itu, majelis ha-kim memutuskan untuk memin-dahkan Gayus dari Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, ke Rutan Cipinang. “Meme-rintahkan penetapan terdakwa dipindahkan dari Rutan Mako Brimob Polri ke Rutan Kelas I Cipinang. Terhitung tanggal ini memutuskan jaksa untuk me-laksanakan ketetapan ini,” ucap hakim ketua Albertina Ho.

Perintah hakim itu langsung dilaksanakan jaksa. Sejak tadi malam Gayus mendekam di Rutan Cipinang. Gayus ikhlas saja. “Yang namanya tahanan, ditahan di mana saja mesti siap,” kata Gayus.

Gayus sejak Juli 2010 men-dekam di Rutan Mako Brimob. Akan tetapi, dia hanya 62 hari atau tiga hari dalam seminggu berada di rutan.

Selebihnya, 68 hari, Gayus berleha-leha di luar rutan, ter-masuk kelu yuran sampai ke Bali. Untuk bisa keluar dari rutan, Gayus menyuap sembilan polisi. (Ide/NJ/*/X-3)

TUNTUT KETEGASAN PEMERINTAH: Massa yang tergabung dalam Serikat Buruh Migran Indonesia berunjuk rasa di Jakarta, kemarin. Pengunjuk rasa mendesak pemerintah menghentikan sementara pengiriman TKI ke negara-negara Arab hingga mereka menjamin keselamatan jiwa para TKI.

MI/PANCA SYURKANI

MI/RAMDANI