akuntansi6c.files.wordpress.com · web viewsetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya...

68
ETIKA PROFESI AKUNTAN MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Akuntansi Topik Khusus Dosen : Yogi Ginanjar, SE., AAk Disusun Oleh : Titin Kartini 14.06.1.0047 Maya Nurmayani 14.06.1.0089 Rosi Rosmiati 14.06.1.0099 (Kelompok 3 Kelas Akuntansi C)

Upload: others

Post on 27-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

ETIKA PROFESI AKUNTAN

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Akuntansi Topik Khusus

Dosen : Yogi Ginanjar, SE., AAk

Disusun Oleh :

Titin Kartini 14.06.1.0047

Maya Nurmayani 14.06.1.0089

Rosi Rosmiati 14.06.1.0099

(Kelompok 3 Kelas Akuntansi C)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MAJALENGKA2017

Page 2: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat

dan karunia-Nya yang telah memberikan kehendak dan keridhoan kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Akuntansi Topik Khusus

yakni dengan menyusun makalah yang membahas tentang “Etika Profesi

Akuntan”.

Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa

dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Serta

kami menyadari bahwa makalah ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya

dorongan dan dukungan, bimbingan, serta saran dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penulisan dan

penyusunan makalah ini.

Akhir kata, penyusun mengucapkan terimakasih atas segala perhatiannya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Majalengka, April 2017

Penyusun

i

Page 3: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................11.2 Rumusan Masalah...........................................................................61.3 Maksud dan Tujuan.........................................................................6

1.3.1 Maksud....................................................................................61.3.2 Tujuan......................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Profesi Akuntan...................................................72.2 Macam-macam Profesi Akuntan.....................................................92.3 Prinsip Dasar Etika Profesi Akuntan..............................................11

BAB III CONTOH KASUS

3.1 Alasan Gayus Melakukan Korupsi.................................................253.2 Cara Gayus Melakukan Korupsi....................................................263.3 Peran Akuntan Publik dalam Pemeriksaan Pajak..........................283.4 Analisis Kasus Gayus.....................................................................30

BAB IV KESIMPULAN...............................................................................37

DAFTAR PUSTAKA

ii

Page 4: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi saat ini, persaingan menjadi semakin ketat dan hanya

mereka yang siap dan mempunyai bekal serta sikap profesionalisme yang

memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

bekerja secara profesional. Kemampuan dan keahlian khusus yang dimiliki adalah

suatu keharusan agar profesi tersebut mampu bersaing di dunia usaha sekarang

ini. Namun, selain kemampuan dan keahlian khusus, suatu profesi harus memiliki

etika yang merupakan aturan-aturan khusus yang harus ditaati oleh pihak yang

menjalankan profesi tersebut. Etika profesi menjadi topik pembicaraan yang

sangat penting dalam masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis multidimensi di

Indonesia menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan perilaku etis karena

selama ini perilaku etis selalu diabaikan. Etis menjadi kebutuhan penting bagi

semua profesi yang ada agar tidak melakukan tindakan yang menyimpang dari

hukum.

Perusahaan dalam menyusun dan memeriksa laporan keuangannya

memerlukan seorang ahli dalam bidang akuntansi. Peran akuntan dalam penyajian

informasi keuangan sangatlah besar. Akuntan merupakan orang yang ada di

belakang informasi keuangan yang disajikan oleh sebuah perusahaan. Informasi

inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam

pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk dapat

dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan maka

1

Page 5: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

informasi keuangan harus disajikan secara relevan dan andal. Akuntan sebagai

pihak yang bertanggung jawab dalam semestinya dapat dipercaya sebagai orang

yang berperilaku profesional dan etis sehingga hasil pekerjaannya dapat dipercaya

relevansi dan keandalannya. Pemakai informasi keuangan akan meragukan

informasi yang tersaji apabila mereka tidak mempercayai kredibilitas akuntan

dalam memproses dan menyajikan informasi keuangan (Harini, dkk, 2010).

Sebagai anggota suatu profesi, akuntan juga mempunyai tanggung jawab

untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi dimana

mereka bernaung, profesi mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri. Akuntan

mempunyai tanggung jawab untuk kompeten dan menjaga integritas dan obyektif

mereka. Kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis berhubungan dengan

adanya tuntunan masyarakat terhadap peran profesi akuntan, khususnya atas

kinerja akuntan publik. Masyarakat yang merupakan pengguna jasa profesi

membutuhkan seorang akuntan yang profesional. Label profesional disini

mengisyaratkan suatu kebanggaan, komitmen pada kualitas, dedikasi pada

kepentingan klien dan keinginan yang tulus membantu permasalahan yang

dihadapi klien sehingga profesi tersebut dapat menjadi kepercayaan masyarakat.

Etika pada dasarnya mempelajari perilaku atau tindakan seseorang dan

kelompok atau lembaga yang dianggap baik atau tidak baik. Agoes dan Ardana

(2009:74) dalam Helniyoman (2014) menambahkan bahwa ukuran untuk dapat

menilai baik atau tidaknya suatu tindakan bila dilihat dari hakikat manusia utuh

adalah dilihat dari manfaat atau kerugiannya bagi orang lain, kemampuan

2

Page 6: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

tindakan tersebut dalam menciptakan kebahagiaan individu, dan kemampuan

tindakan tersebut dalam meningkatkan kesadaran spiritual seseorang.

Setiap profesi yang menjual jasanya kepada masyarakat membutuhkan

kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Umumnya masyarakat sangat

awam mengenai pekerjaan yang dilakukan oleh profesi tersebut karena

kompleksnya pekerjaan yang dilakukan oleh profesi. Masyarakat akan sangat

menghargai profesi yang menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan

pekerjaan anggota profesinya, karena dengan demikian masyarakat akan terjamin

untuk memperoleh jasa yang dapat diandalkan dari profesi yang bersangkutan.

Jika masyarakat pemakai jasa tidak memiliki kepercayaan terhadap profesi

akuntan, maka pelayanan profesi tersebut kepada masyarakat pada umumnya

menjadi tidak efektif (Satoto, 2004).

Kode etik profesi merupakan salah satu upaya dari suatu asosiasi profesi

untuk menjaga integritas profesi tersebut agar mampu menghadapi berbagai

tekanan yang dapat muncul dari dirinya sendiri atau pihak luar. Anggota profesi

seharusnya mentaati kode etik profesi sebagai wujud kontra prestasi bagi

masyarakat dan kepercayaan yang diberikannya (Rustiana dan Indri (2002), dalam

Retnowati (2002).

Di Indonesia, isu mengenai etika akuntan berkembang seiring dengan

terjadinya beberapa pelanggaran etika, baik yang dilakukan oleh akuntan publik,

akuntan intern, maupun akuntan pemerintah. Pelanggaran etika oleh akuntan

publik misalnya dapat berupa pemberian opini wajar tanpa pengecualian untuk

laporan keuangan yang tidak memenuhi kualifikasi tertentu menurut norma

3

Page 7: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

pemeriksaan akuntan atau Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).

Pelanggaran etika oleh akuntan intern dapat berupa perekayasaan data akuntansi

untuk menunjukkan kinerja keuangan perusahaan agar tampak lebih baik dari

yang sebenarnya. Sedangkan pelanggaran etika yang dilakukan oleh akuntan

pemerintah misalnya dapat berupa pelaksanaan tugas pemeriksaan yang tidak

semestinya karena didapatkannya insentif tambahan dalam jumlah tertentu dari

pihak yang laporan keuangannya diperiksa (Wulandari dan Sularso, 2002).

Seharusnya pelanggaran tersebut tidak akan terjadi jika setiap akuntan dan

calon akuntan mempunyai pengetahuan, pemahaman dan dapat menerapkan etika

secara memadai dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang akuntan yang

profesional. Dengan sikap akuntan yang profesional maka akan mampu

menghadapi tekanan yang muncul dari dirinya sendiri ataupun dari pihak

eksternal.

Etika profesional bagi praktik akuntan di Indonesia diatur dalam Kode Etik

Ikatan Akuntan Indonesia yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah satu-satunya organisasi profesi akuntan

Indonesia yang beranggotakan auditor dari berbagai tipe (auditor pemerintah,

auditor intern dan auditor independen), akuntan manajemen, akuntan yang bekerja

sebagai pendidik, serta akuntan yang bekerja di luar profesi auditor.

Menurut Agoes (2012), kode etik akuntan ini dimaksudkan sebagai

pedoman dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan

publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, di instansi pemerintah, maupun di

lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung jawab profesionalnya.

4

Page 8: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

Dalam kongresnya tahun 1973 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk

pertama kalinya menetapkan kode etik bagi profesi akuntan di Indonesia.Dengan

adanya Kode Etik Akuntan Profesional diharapkan akan meningkatkan

kepercayaan masyarakat kepada akuntan, serta meningkatkan kontribusi akuntan

bagi kepentingan masyarakat dan negara.

Prinsip Etika Profesi dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia

menyatakan pengakuan profesi akan tanggung jawabnya kepada publik, pemakai

jasa akuntan, dan rekan. Prinsip ini memandu anggota dalam memenuhi tanggung

jawab profesionalnya dan merupakan landasan dasar perilaku etika dan perilaku

profesionalnya. Selain itu, prinsip ini meminta komitmen untuk berperilaku

terhormat, bahkan dengan pengorbanan keuntungan pribadi.

Dalam Kode Etik Akuntan Indonesia disebutkan bahwa tujuan profesi

akuntansi adalah memenuhi tanggung jawabnya dengan standar profesionalisme

tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan

publik. Ikatan Akuntansi Indonesia telah berupaya untuk melakukan penegakan

etika profesi bagi akuntan. Namun, perilaku tidak etis dari para akuntan masih

tetap ada. Etika profesi berperan penting dalam membentuk tenaga–tenaga yang

profesional dengan mempertahankan kode etik.

Berdasarkan uraian diatas, maka penyusun telah membuat makalah yang

akan membahas materi mengenai hal tersebut. Makalah ini berjudul “ETIKA

PROFESI AKUNTAN”.

5

Page 9: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

penyusun merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan etika profesi akuntan ?

2. Apa saja prinsip-prinsip etika profesi akuntan ?

3. Bagaimana penerapan etika profesi akuntan terhadap suatu kasus yang terjadi

di Indonesia ?

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud

Maksud dari penulisan dan penyusunan makalah ini diantaranya ialah :

1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Topik Khusus

2. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam mempelajari bidang

akuntansi khususnya mengenai etika profesi akuntan

3. Dapat mendiskusikan apabila terdapat permasalahan yang berkaitan dengan

bidang akuntansi khususnya mengenai etika profesi akuntan

1.3.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan dan penyusunan makalah ini diantaranya ialah :

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan etika profesi akuntan

2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pada etika profesi akuntan

3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan etika profesi akuntan terhadap suatu

kasus yang terjadi di Indonesia

6

Page 10: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Profesi Akuntan

Pengertian Etika

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia etika adalah nilai mengenai benar dan

salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

2. Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan

kewajiban moral.

3. Menurut Maryani & Ludigdo (2001) “etika adalah seperangkat aturan atau

norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus

dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau

segolongan masyarakat atau profesi”.

Dari asal usul kata, etika berasal dari bahasa Yunani ‘ethos’ yang berarti adat

istiadat/ kebiasaan yang baik. Perkembangan etika yaitu studi tentang kebiasaan

manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang

menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya.

Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik,

buruk, dan tanggung jawab. Secara metodologis, tidak setiap hal menilai

perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis,

dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu

ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan

tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia,

7

Page 11: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik

dan buruk terhadap perbuatan manusia.

Pengertian Akuntan

Akuntan adalah sebutan dan gelar profesional yang diberikan kepada

seorang sarjana yang telah menempuh pendidikan di fakultas ekonomi jurusan

akuntansi pada suatu universitas atau perguruan tinggi dan telah lulus Pendidikan

Profesi Akuntansi (PPAk).

Ketentuan mengenai praktik Akuntan di Indonesia diatur dengan

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan

(Accountant) yang mensyaratkan bahwa gelar akuntan hanya dapat dipakai oleh

mereka yang telah menyelesaikan pendidikannya dari perguruan tinggi dan telah

terdaftar pada Departemen Keuangan Republik Indonesia.

Pengertian Etika Profesi Akuntan

Etika profesi akuntansi yaitu suatu ilmu yang membahas perilaku

perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran

manusia terhadap pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan

terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai Akuntan.

Etika sebagai salah satu unsur utama dari profesi menjadi landasan bagi

akuntan dalam menjalankan kegiatan profesional. Akuntan memiliki tanggung

jawab untuk bertindak sesuai dengan kepentingan publik. Ikatan Akuntan

Indonesia (IAI) sebagai organisasi akuntan di Indonesia telah memiliki Kode Etik

IAI yang merupakan amanah dari AD/ART IAI dan peraturan yang berlaku, yaitu

Keputusan Menteri Keuangan No. 263/KMK.01/2014 tentang Penetapan Ikatan

8

Page 12: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

Akuntan Indonesia sebagai Organisasi Profesi Akuntan. Kode etik tersebut perlu

untuk dimutakhirkan dengan perkembangan saat ini dan ketentuan kode etik

akuntan profesional yang berlaku secara internasional.

Ciri pembeda profesi akuntansi adalah kesediaannya menerima tanggung

jawab untuk bertindak bagi kepentingan publik. Oleh karena itu, tanggung jawab

Akuntan Profesional tidak hanya terbatas pada kepentingan klien atau pemberi

kerja. Dalam bertindak bagi kepentingan publik, Akuntan Profesional

memerhatikan dan mematuhi ketentuan kode etik ini.

2.2 Macam-Macam Profesi Akuntan

Bidang profesi akuntan dapat digolongkan menjadi empat bagian, yaitu :

1. Akuntan Publik

Akuntan publik adalah sebuah profesi yang membuka praktik untuk melayani

kebutuhan masyarakat atau pihak-pihak yang membutuhkan keahliannya dengan

menerima honor. Tugas seorang akuntan publik, antara lain sebagai pemeriksa

(audit) yang meliputi penyusunan sistem akuntansi, memberikan penyempurnaan

organisasi perusahaan, dan memberi nasihat-nasihat lain yang berkaitan dengan

masalah ekonomi perusahaan, misalnya membuat budget dan feasibility study

untuk memperoleh kredit. Setiap akuntan publik wajib menjadi anggota Institut

Akuntan Publik Indonesia (IAPI), asosiasi profesi yang diakui oleh pemerintah.

2. Akuntan Swasta

Akuntan swasta adalah akuntan yang bekerja di perusahaan-perusahaan swasta

sebagai penasihat atau pembantu tugas-tugas pemilik atau pemimpin perusahaan

yang bersangkutan. Tugas akuntan swasta adalah mengatur pencatatan, membuat

9

Page 13: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

laporan keuangan, dan membuat sistem akuntansi perusahaan dan pemeriksaan

intern.

3. Akuntan Pemerintah

Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada badan-badan

pemerintah terutama bertugas mengawasi keuangan milik negara. Badan yang

sangat membutuhkan jasa akuntan pemerintah, antara lain Badan Pemeriksa

Keuangan Negara dan Direktorat Akuntan Negara.

4. Akuntan Pendidik

Akuntan pendidik adalah akuntan yang menjadi tenaga pengajar di perguruan

tinggi dan bertugas mengembangkan pendidikan akuntansi. Mereka umumnya

tidak semata-mata mengajar, tetapi merangkap dengan pekerjaan lain, misalnya

dengan membuka praktik untuk melayani kebutuhan masyarakat atau pihak-pihak

yang membutuhkan keahliannya.

2.3 Prinsip Dasar Etika Profesi Akuntan

1. Tanggung Jawab Profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota

harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua

kegiatan yang dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran

penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai

tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga

harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk

mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan

menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha

10

Page 14: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi

profesi. Tanggung jawab profesi dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional setiap anggota

harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam

semua kegiatan yang dilakukannya.

b. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat.

Sejalan dengan peranan tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab

kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu

bertanggung jawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk

mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat,

dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri.

Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan

meningkatkan tradisi profesi.

2. Kepentingan Publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka

pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan

komitmen atas profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah

penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang peran

yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari

klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis

dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas

akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan

ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik.

11

Page 15: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi

yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap

dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi

kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara.

Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa

akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi

sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi

tersebut. Dan semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan

publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya,anggota harus secara

terus menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme

yang tinggi. Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap

anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas

setinggi mungkin. Kepentingan publik dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab

kepada publik. Profesi akuntan memegang peranan yang penting di

masyarakat, di mana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien,

pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis

dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan

integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib.

Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap

kepentingan publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan

masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan.

Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam

12

Page 16: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat

dan negara.

b. Profesi akuntan dapat tetap berada pada posisi yang penting ini hanya

dengan terus menerus memberikan jasa yang unik ini pada tingkat yang

menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat dipegang teguh. Kepentingan

utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham

bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi dan sesuai

dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi

tersebut.

c. Dalam mememuhi tanggung jawab profesionalnya, anggota mungkin

menghadapi tekanan yang saling berbenturan dengan pihak-pihak yang

berkepentingan. Dalam mengatasi benturan ini, anggota harus bertindak

dengan penuh integritar, dengan suatu keyakinan bahwa apabila anggota

memenuhi kewajibannya kepada publik, maka kepentingan penerima jasa

terlayani dengan sebaik-baiknya.

d. Mereka yang memperoleh pelayanan dari anggota mengharapkan anggota

untuk memenuhi tanggung jawabnya dengan integritas, obyektivitas,

keseksamaan profesional, dan kepentingan untuk melayani publik. Anggota

diharapkan untuk memberikan jasa berkualitas, mengenakan imbalan jasa

yang pantas, serta menawarkan berbagai jasa, semuanya dilakukan dengan

tingkat profesionalisme yang konsisten dengan prinsip etika profesi ini.

e. Semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik.

Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara

13

Page 17: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

terus-menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai

profesionalisme yang tinggi.

f. Tanggung jawab seorang akuntan tidak semata-mata untuk memenuhi

kebutuhan klien individual atau pemberi kerja. Dalam melaksanakan

tugasnya seorang akuntan harus mengikuti standar profesi yang dititik-

beratkan pada kepentingan publik, misalnya:

1) Auditor independen membantu memelihara integritas dan efisiensi dari

laporan keuangan yang disajikan kepada lembaga keuangan untuk

mendukung pemberian pinjaman dan kepada pemegang saham untuk

memperoleh modal;

2) Eksekutif keuangan bekerja di berbagai bidang akuntansi manajemen

dalam organisasi dan memberikan kontribusi terhadap efisiensi dan

efektivitas dari penggunaan sumber daya organisasi;

3) Auditor intern memberikan keyakinan tentang sistem pengendalian

internal yang baik untuk meningkatkan keandalan informasi keuangan

dari pemberi kerja kepada pihak luar.

4) Ahli pajak membantu membangun kepercayaan dan efisiensi serta

penerapan yang adil dari sistem pajak; dan

5) Konsultan manajemen mempunyai tanggung jawab terhadap kepentingan

umum dalam membantu pembuatan keputusan manajemen yang baik.

3. Integritas

Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan

profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan

14

Page 18: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang

diambilnya. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap

jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa.

Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan

pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan

pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

Integritas dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya

pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi

kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota

dalam menguji semua keputusan yang diambilnya.

b. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur

dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa.

Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan

pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan

perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan atau

peniadaan prinsip.

c. Integritas diukur dalam bentuk apa yang benar dan adil. Dalam hal tidak

terdapat aturan, standar, panduan khusus atau dalam menghadapi pendapat

yang bertentangan, anggota harus menguji keputusan atau perbuatannya

dengan bertanya apakah anggota telah melakukan apa yang seorang

berintegritas akan lakukan dan apakah anggota telah menjaga

15

Page 19: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

integritas dirinya. Integritas mengharuskan anggota untuk menaati baik

bentuk maupun jiwa standar teknis dan etika.

d. Integritas juga mengharuskan anggota untuk mengikuti prinsip obyektivitas

dan kehati-hatian profesional.

4. Obyektivitas

Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan

kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitas adalah

suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip

obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara

intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan

atau dibawah pengaruh pihak lain. Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas

yang berbeda dan harus menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi.

Anggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta

konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai

seorang bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas

keuangan dan manajemennya di industri, pendidikan, dan pemerintah.Mereka juga

mendidik dan melatih orang orang yang ingin masuk kedalam profesi. Apapun

jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas pekerjaannya dan

memelihara obyektivitasnya. Obyektivitas dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Obyektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang

diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap

adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias,

16

Page 20: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak

lain.

b. Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus

menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi. Anggota dalam

praktik publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi

manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai

seorang bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas

keuangan dan manajemennya di industri, pendidikan dan pemerintahan.

Mereka juga mendidik dan melatih orang-orang yang ingin masuk ke dalam

profesi. Apapun jasa atau kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas

pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.

c. Dalam menghadapi situasi dan praktik yang secara spesifik berhubungan

dengan aturan etika sehubungan dengan obyektivitas, pertimbangan yang

cukup harus diberikan terhadap faktor-faktor berikut:

1) Adakalanya anggota dihadapkan kepada situasi yang memungkinkan

mereka menerima tekanan-tekanan yang diberikan kepadanya. Tekanan

ini dapat mengganggu obyektivitasnya.

2) Adalah tidak praktis untuk menyatakan dan menggambarkan semua

situasi dimana tekanan-tekanan ini mungkin terjadi. Ukuran kewajaran

(reasonableness) harus digunakan dalam menentukan standar untuk

mengindentifikasi hubungan yang mungkin atau kelihatan dapat merusak

obyektivitas anggota.

17

Page 21: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

3) Hubungan-hubungan yang memungkinkan prasangka, bias atau pengaruh

lainnya untuk melanggar obyektivitas harus dihindari.

4) Anggota memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa orang-orang yang

terilbat dalam pemberian jasa profesional mematuhi prinsip obyektivitas.

5) Anggota tidak boleh menerima atau menawarkan hadiah atau

entertainment yang dipercaya dapat menimbulkan pengaruh yang tidak

pantas terhadap pertimbangan profesional mereka atau terhadap orang-

orang yang berhubungan dengan mereka. Anggota harus menghindari

situasi-situasi yang dapat membuat posisi profesional mereka ternoda.

5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati,

kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk

memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa

profesional dan teknik yang paling mutakhir. Hal ini mengandung arti bahwa

anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan

sebaikbaiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa

dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik. Kompetensi

diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota seharusnya tidak

menggambarkan dirinya memiliki keahlian atau pengalaman yang tidak mereka

miliki. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu

tingkat pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk

memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan

18

Page 22: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib

melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih

kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi

masing masing atau menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang

diperlukan memadai untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.

Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Kehati-hatian profesional mengharuskan anggota untuk memenuhi tanggung

jawab profesionalnya dengan kompetensi dan ketekunan. Hal ini

mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk

melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan

kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan

tanggung jawab profesi kepada publik.

b. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota

seyogyanya tidak menggambarkan dirinya memiliki keahlian atau

pengalaman yang tidak mereka punyai. Dalam semua penugasan dan dalam

semua tanggung jawabnya, setiap anggota harus melakukan upaya untuk

mencapai tingkatan kompetensi yang akan meyakinkan bahwa kualitas jasa

yang diberikan memenuhi tingkatan profesionalisme tinggi seperti

disyaratkan oleh Prinsip Etika. Kompetensi profesional dapat dibagi

menjadi 2 (dua) fase yang terpisah :

1) Pencapaian Kompetensi Profesional. Pencapaian kompetensi profesional

pada awalnya memerlukan standar pendidikan umum yang tinggi, diikuti

oleh pendidikan khusus, pelatihan dan ujian profesional dalam subyek-

19

Page 23: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

subyek yang relevan, dan pengalaman kerja. Hal ini harus menjadi pola

pengembangan yang normal untuk anggota.

2) Pemeliharaan Kompetensi Profesional.

a) Kompetensi harus dipelihara dan dijaga melalui komitmen untuk

belajar dan melakukan peningkatan profesional secara

berkesinambungan selama kehidupan profesional anggota.

b) Pemeliharaan kompetensi profesional memerlukan kesadaran untuk

terus mengikuti perkembangan profesi akuntansi, termasuk di

antaranya pernyataan-pernyataan akuntansi, auditing dan peraturan

lainnya, baik nasional maupun internasional yang relevan.

c) Anggota harus menerapkan suatu program yang dirancang untuk

memastikan terdapatnya kendali mutu atas pelaksanaan jasa

profesional yang konsisten dengan standar nasional dan internasional.

c. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu

tingkatan pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang

anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan. Dalam

hal penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan,

anggota wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak

lain yang lebih kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk

menentukan kompetensi masing-masing atau menilai apakah pendidikan,

pengalaman dan pertimbangan yang diperlukan memadai untuk tanggung

jawab yang harus dipenuhinya.

20

Page 24: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

d. Anggota harus tekun dalam memenuhi tanggung jawabnya kepada penerima

jasa dan publik. Ketekunan mengandung arti pemenuhan tanggung jawab

untuk memberikan jasa dengan segera dan berhati-hati, sempurna dan

mematuhi standar teknis dan etika yang berlaku.

e. Kehati-hatian profesional mengharuskan anggota untuk merencanakan dan

mengawasi secara seksama setiap kegiatan profesional yang menjadi

tanggung jawabnya.

6. Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh

selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan

informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban

profesional atau hukum untuk mengungkapkannya. Kepentingan umum dan

profesi menuntut bahwa standar profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan

didefinisikan bahwa terdapat panduan mengenai sifat sifat dan luas kewajiban

kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan di mana informasi yang diperoleh

selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan. Anggota

mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien

atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya.

Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien

atau pemberi jasa berakhir.

a. Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi

tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional

21

Page 25: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

yang diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah

hubungan antara anggota dan klien atau pemberi kerja berakhir.

b. Kerahasiaan harus dijaga oleh anggota kecuali jika persetujuan khusus telah

diberikan atau terdapat kewajiban legal atau profesional untuk

mengungkapkan informasi.

c. Anggota mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa staf di bawah

pengawasannya dan orang-orang yang diminta nasihat dan bantuannya

menghormati prinsip kerahasiaan.

d. Kerahasiaan tidaklah semata-mata masalah pengungkapan informasi.

Kerahasiaan juga mengharuskan anggota yang memperoleh informasi

selama melakukan jasa profesional tidak menggunakan atau terlihat

menggunakan informasi tersebut untuk keuntungan pribadi atau keuntungan

pihak ketiga.

e. Anggota yang mempunyai akses terhadap informasi rahasia tentang

penerima jasa tidak boleh mengungkapkannya ke publik. Karena itu,

anggota tidak boleh membuat pengungkapan yang tidak disetujui

(unauthorized disclosure) kepada orang lain. Hal ini tidak berlaku untuk

pengungkapan informasi dengan tujuan memenuhi tanggung jawab anggota

berdasarkan standar profesional.

f. Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang

berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan dan bahwa terdapat panduan

mengenai sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai

keadaan di mana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa

22

Page 26: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

profesional dapat atau perlu diungkapkan. Berikut ini adalah contoh hal-hal

yang harus dipertimbangkan dalam menentukan sejauh mana informasi

rahasia dapat diungkapkan :

1) Apabila pengungkapan diizinkan. Jika persetujuan untuk

mengungkapkan diberikan oleh penerima jasa, kepentingan semua pihak

termasuk pihak ketiga yang kepentingannya dapat terpengaruh harus

dipertimbangkan.

2) Pengungkapan diharuskan oleh hukum. Beberapa contoh di mana

anggota diharuskan oleh hukum untuk mengungkapkan informasi rahasia

adalah :

a) untuk menghasilkan dokumen atau memberikan bukti dalam proses

hukum; dan

b) untuk mengungkapkan adanya pelanggaran hukum kepada publik.

3) Ketika ada kewajiban atau hak profesional untuk mengungkapkan :

a) untuk mematuhi standar teknis dan aturan etika; pengungkapan seperti

itu tidak bertentangan dengan prinsip etika ini;

b) untuk melindungi kepentingan profesional anggota dalam sidang

pengadilan;

c) untuk menaati penelaahan mutu (atau penelaahan sejawat) IAI atau

badan profesional lainnya;.dan

d) untuk menanggapi permintaan atau investigasi oleh IAI atau badan

pengatur.

23

Page 27: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

7. Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang

baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk

menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh

anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak

ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum. Perilaku

Profesional merupakan kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat

mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan

tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf,

pemberi kerja dan masyarakat umum.

8. Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar

teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan

dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan

penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip

integritas dan obyektivitas. Standar teknis dan standar professional yang harus

ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan

perundang-undangan yang relevan. Standar Teknis merupakan Standar teknis dan

standar profesional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan

oleh lkatan Akuntan Indonesia, International Federation of Accountants, badan

pengatur, dan peraturan perundang-undangan yang relevan.

24

Page 28: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

BAB III

CONTOH KASUS

3.1 Alasan Gayus Melakukan Korupsi

Gayus Tambunan merupakan seorang pegawai Ditjen Pajak dengan

golongan III A ditemukan memiliki kekayaan di rekeningnya sebesar Rp 25

milyar, rumah mewah di Kelapa Gading bernilai sekitar Rp 1 milyar serta mobil

mewah Mercedez Bens dan Fond Everest. Bagi pegawai pajak dengan golongan

III A tak wajar jika memiliki kekayaan sebanyak itu apalagi Gayus berasal dari

keluarga sederhana yang tinggal di sebuah gang padat penduduk di daerah

Warakas, Jakarta Utara dan baru 10 tahun dia mengabdi di Ditjen Pajak.

Gayus Tambunan pernah berurusan dengan Pengadilan Negeri Tangerang.

Dia didakwa melakukan tindak pencucian uang dan penipuan. Namun dakwaan

tersebut tidak berhasil menjeratnya ke penjara karena Pengadilan Negeri

Tangerang memberikan vonis bebas. Pasca putusan Pengadilan Tangerang, Susno

Djuadji membeberkan bahwa terdapat satu kasus dugaan korupsi dengan

ditemukannya aliran dana mencurigakan di rekening pribadi seorang pegawai

pajak. Lalu mengapa seorang Gayus bisa melakukan korupsi ?

Sebab timbulnya korupsi ialah bertambahnya jumlah pegawai negeri

dengan cepat, akibatnya gaji mereka menjadi sangat kurang. Hal ini selanjutnya

mengakibatkan perlunya pendapatan tambahan (Alatas, 1987:122). Apabila gaji

pegawai negeri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari,

mereka mungkin terpaksa menggunakan jabatan mereka untuk mengumpulkan

25

Page 29: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

uang suap, terutama apabila risiko tertangkap dan dipecat sedikit sekali (Elliott,

1999:138).

Muliana seorang jurnalis MetroTV mengutip pendapat Paramoedya

Ananta Toer dalam salah satu buku yang ditulis oleh Koesalah Soebagyo Toer,

beliau mengatakan “Orang Indonesia ini hidup konsumtif dan kurang

berproduksi”. Korupsi terjadi karena tidak seimbangnya produksi dengan

konsumsi. Maka, selama produksi dengan konsumsi tidak seimbang, selama itu

korupsi akan terus hidup.

Jadi, berdasarkan sebab korupsi di atas, Gayus diduga melakukan korupsi

karena faktor hidup yang konsumtif dan adanya struktur birokrasi yang

berpenyakit dari sejak dulu.

3.2 Cara Gayus Melakukan Korupsi

Menurut Ketua DPR RI Marzuki Alie mengatakan bahwa Gayus itu orang

cerdas. Dia ingin mengalihkan persoalan pada persoalan lain. Gayus telah

dimanfaatkan sejumlah pihak untuk menyerang Satgas Pemberantasan Mafia

Hukum (Vivanews.com, 2011).

Kasus dugaan korupsi pajak yang dilakukan oleh Gayus mulai terkuak

bersamaan dengan pemberhentian Susno Djuadji dari kabareskrim, diduga Gayus

menerima titipan dari seorang pengusaha bernama Ade Kosasih. Namun Susno

mencurigai bahwa dana tersebut sudah dicairkan dan dibagi-bagi diantara polisi

yang melibatkan tiga orang jenderal polisi (Metrotvnews.com, 2010).

Kasus kedua Gayus yang sudah berjalan namun belum masuk pengadilan

adalah dugaan gratifikasi senilai Rp 28 milyar dan 74 milyar. Sedangkan kasus

26

Page 30: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

ketiga karena dia keluar dari Rutan Brimob Kelapa Dua Jakarta untuk pelesiran ke

Bali. Kasus keempat tentang dugaan pemalsuan paspor (cybernews.com, 2011).

Dari beberapa kasus tersebut, Gayus berhasil menyeret nama-nama pejabat aparat

penegak hukum melalui suap sehingga menyebabkan mereka harus rela dicopot

jabatannya dan menerima sanksi hukum yang sesuai.

Gayus ”si Makelar  Pajak”  yang diduga menerima  suap atau success fee

dari kasus-kasus sengketa pajak yang ditanganinya. Posisi Gayus saat itu adalah

sebagai staf penelaah keberatan dan banding di Ditjen Pajak.  Posisi ini sangat

strategis karena Gayus-lah yang bertugas menguraikan banding ketika terjadi

sengketa pajak di hadapan hakim di persidangan Pengadilan Pajak.

Berbicara mengenai kasus pajak, dari segi akuntasi, pada laporan

keuangannya semua sudah jelas bahwa tempat pembayaran pajak melalui bank

atau kantor pos. Jadi, tidak memberikan peluang kepada petugas pajak untuk

melakukan korupsi.

Tetapi, mafia pajak atau sindikat pajak, justru memanfaatkan kelemahan-

kelemahan peraturan yang ada.  Pada tahapan-tahapan mediasi kasus-kasus antara

wajib pajak dan Dirjen Pajak.  Bahkan, wajib pajak terkadang memanfaatkan

konsultan pajak yang bisa merekayasa laporan keuangannya. Jika akuntan

merekayasa laporan keuangan, maka izinnya akan dicabut dan ada aturan dalam

melakukan audit laporan keuangan, akuntan publik tidak boleh melayani sebuah

perusahaan selama empat tahun berturut-turut.  Hal itu dilakukan untuk

mengantisipasi rekayasa pembayaran pajak.

27

Page 31: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

3.3 Peran Akuntan Publik dalam Pemeriksaan Pajak

Stigma bahwa profesi akuntan merupakan profesi yang tidak bisa

dipercaya itu tetap melekat sampai sekarang.  Wajar tanpa sarat, wajar dengan

pengecualian, pendapat tidak wajar, atau pendapat tidak memberikan pendapat.

Mengingat masih ada organisasi yang bisa meminta akuntan untuk melakukan

“financial engineering” ke dalam laporan keuangannya, sehingga tampak bagus,

cantik, dan sehat. Tetapi tentu saja tidak semua akuntan publik di Indonesia itu

berlaku seperti itu. Akuntan publik yang menjunjung norma dan etika juga tidak

sedikit. Akuntan publik sebagai profesi seperti halnya profesi lain tidak steril

terhadap adanya penyimpangan. Akan ada oknum-oknum yang tidak mematuhi

rambu-rambu yang ditetapkan profesi. Jadi tidak adil dengan generalisasi bahwa

akuntan publik adalah tukang jahit sehingga dijadikan faktor penghambat untuk

dilibatkan dalam masalah perpajakan.

Sudah menjadi tugas IAI untuk segera mengakhiri stigma negatif ini atau

membiarkannya untuk selama-lamanya. Banyak kasus audit yang seharusnya bisa

ditangani oleh kantor akuntan publik lokal, tetapi diserahkan ke akuntan publik

luar. Ini bukan karena akuntan lokal lebih bodoh dari akuntan luar. Standar audit

kita adalah fotokopi dan Generelly Accepted Auditing Standard (GAAS) yang

dibuat oleh AICPA (American Institute of Publik Accountant). Yang membedakan

antara auditor kita dengan auditor luar adalah bahwa auditor kita bisa bertindak

sebagai tukang jahit, sementara auditor luar tidak. Jadi masalahnya adalah

kepercayaan.

28

Page 32: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

Terdapat dua kelompok pemakai laporan keuangan. Pihak internal dan

pihak eksternal. Pihak internal adalah manajemen perusahaan. Sementara pihak

eksternal antara lain pemegang saham, kreditor, dan instansi pemerintah seperti

instansi pajak. Sebagai pemakai ekstern, Ditjen Pajak bisa menggunakan laporan

keuangan sesuai kepentingannya, misalnya untuk menghitung pajak terhutang

wajib pajak (WP) yang bersangkutan. Laporan keuangan itu bisa yang telah di

audit maupun tidak, tergantung kepada WP yang menyampaikannya.

Perlakuan Ditjen Pajak terhadap laporan keuangan yang disampaikan WP

adalah bebas. Artinya apakah Ditjen Pajak itu dalam menghitung pajak akan

sepenuhnya berdasarkan laporan keuangan yang dilampirkan WP dalam SPT atau

mengabaikannya dan melakukan pemeriksaan lapangan. Jadi Ditjen Pajak

mempunyai kewenangan penuh untuk mempercayai atau tidak laporan keuangan

WP. Hak Ditjen Pajak itu tetap melekat apakah dimuat dalam undang-undang atau

tidak. Apakah hak inilah yang akan diserahkan ke akuntan publik? Artinya jika

WP telah melampirkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik,

Ditjen Pajak tidak akan melakukan pemeriksaan lagi. Walaupun ada keinginan

untuk itu, sebaiknya tidak dinyatakan secara eksplisit. Tetapi dilakukan secara

diam-diam.

Paragraf pertama dari suatu laporan akuntan berbunyi demikian “…

Laporan keuangan ini merupakan tanggung jawab manajemen perusahaan.

Tanggung jawab kami adalah memberikan pendapat tehadap laporan keuangan

berdasarkan hasil pemeriksaan”. Jadi akuntan publik mempunyai tanggung jawab

terhadap opini yang diberikan atas laporan keuangan yang diperiksanya. Ia tidak

29

Page 33: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

bisa lari dari tanggung jawab jika laporan keuangan yang dikaitkan dengan

pendapatnya itu terdapat penyimpangan.

Besarnya tanggung jawab akuntan publik ini harus dilihat baik dari

perspektif WP maupun akuntan publik. Artinya apakah ketidakbenaran pendapat

akuntan publik itu disebabkan kesalahan WP atau akuntan publik. Jika memang

kesalahan itu ada di akuntan publik, maka akuntan publik harus dikenakan sanksi.

Tetapi jika ternyata kesalahan itu ada pada WP, akuntan publik harus dibebaskan

dari tanggung jawab. Menyeret ke pengadilan akuntan publik yang diduga

melakukan kecurangan merupakan sesuatu yang positif bagi profesi akuntan

secara keseluruhan. Siapa yang salah harus dihukum.

Kembali kepada kasus Gayus, dia adalah salah satu oknum  pajak yang

telah memanfaatkan peluang yang ada untuk melakukan manipulasi, sehingga

telah merugikan negara. Dan wajar jika saat ini dia dijadikan tersangka kasus

mafia pajak, dan wajib untuk diadili serta diberikan hukuman yang setimpal.

3.4 Analisis Kasus Gayus

Melihat pemaparan di atas, jika dikaitkan dengan Etika Profesi Akuntansi

yang saat ini sudah disepakati oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan telah

menyatakan pengakuan profesi akan tanggung jawabnya kepada publik, pemakai

jasa akuntan, dan rekan, sehingga prinsip ini memandu anggota dalam memenuhi

tanggung jawab profesionalnya dan merupakan landasan dasar perilaku etika dan

perilaku profesionalnya, serta prinsip ini meminta komitmen untuk berperilaku

terhormat, bahkan dengan pengorbanan keuntungan pribadi. Maka sudah bisa

30

Page 34: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

ditebak bahwa Gayus telah melanggar prinsip-prinsip Etika Profesi Akuntansi

tersebut, diantaranya :

1. Prinsip Pertama – Tanggung Jawab Profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional setiap anggota

harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua

kegiatan yang dilakukannya.

Tapi dalam kasus pengelapan pajak keuangan negara seorang “Gayus” telah

melupakan tanggung jawab (tidak bertanggung jawab) sebagai profesinya. 

Seorang ”Gayus” sebagai pejabat perpajakan seharusnya mempunyai tanggung

jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Pejabat Perpajakan harus

selalu bertanggung jawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk

mengembangkan profesinya, memelihara kepercayaan masyarakat, dan

menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri secara

profesional dalam membangun bangsa.

2. Prinsip Kedua – Kepentingan Publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka

pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan

komitmen atas profesionalisme.

Dalam kasus ini, Gayus jelas tidak menghormati kepercayaan masyarakat luas

(kepercayaan publik). Sedangkan ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan

tanggung jawab kepada publik. Profesi pejabat ini memegang peranan yang

penting di masyarakat, dimana publik yang terdiri dari klien, pemberi kredit,

pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan

31

Page 35: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas pejabat ini dalam

memelihara berjalannya fungsi secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan

tanggung jawab pejabat terhadap kepentingan publik. Kepentingan publik

didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota

secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku

pejabat yang bersangkutan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi

kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara, dan semua itu tidak dilakukan oleh

pejabat perpajakan Gayus.

3. Prinsip Ketiga – Integritas

Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota

harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi

mungkin. Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya

pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi

kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam

menguji semua keputusan yang diambilnya.

Gayus sama sekali tidak memiki  integritas yang tinggi dalam hal kejujuran

karena pejabat tersebut telah membohongi publik, dalam hal perilaku pejabat

tersebut telah menggunakan kepercayaan pubik untuk memenuhi keinginan

pribadi. Integritas mengharuskan seorang pejabat untuk, antara lain, bersikap jujur

dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan

dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi.

Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat

yang jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

32

Page 36: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

Integritas diukur dalam bentuk apa yang benar dan adil. Dalam hal tidak terdapat

aturan, standar, panduan khusus atau dalam menghadapi pendapat yang

bertentangan, anggota harus menguji keputusan atau perbuatannya dengan

bertanya apakah anggota telah melakukan apa yang seorang berintegritas akan

lakukan dan apakah anggota telah menjaga integritas dirinya. Integritas

mengharuskan anggota untuk menaati baik bentuk maupun jiwa standar teknis dan

etika. Integritas juga mengharuskan anggota untuk mengikuti prinsip obyektivitas

dan kehati-hatian profesional.

4. Prinsip Keempat – Obyektivitas

Obyektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang

diberikan pejabat. Prinsip obyektivitas mengharuskan bersikap adil, tidak

memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari

benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain.  Sementara

Gayus tidak menunjukkan indikasi seperti diatas karena bertentangan dengan 

prinsip Obyektivitas yang mana harus bekerja dalam berbagai kapasitas yang

berbeda dan harus menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi.

Gayus telah memilah dan memilih WP yang akan memberikan keuntungan

pribadi baginya yaitu dengan menerima suap atau success fee dari mereka. Gayus

tidak kuat menerima tekanan dan godaan dari WP yang ditanganinya sehingga

mengganggu obyektivitasnya, dan Gayus tidak bisa mengukur tingkat kewajaran

yang dapat digunakan untuk menentukan standar dalam mengidentifikasi

hubungan yang mungkin akan merusak obyektivitasnya, sehingga dia tidak

mampu untuk menolak ataupun menghindarinya.

33

Page 37: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

5. Prinsip Kelima – Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Gayus telah menyalahgunakan kompetensi dan kehati-hatian profesional

untuk tujuan pribadi yaitu meraup keuntungan yang sebanyak-banyaknya hanya

untuk kesenangan pribadi. Kompetensi dan kehati-hatian profesional itu

seharusnya digunakan dan diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan bangsa

lewat perpakajan. Kehati-hatian profesional mengharuskan pejabat untuk

memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan kompetensi dan ketekunan. Hal

ini mengandung arti bahwa harus mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa

profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya demi

kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada

publik. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Dalam hal

penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota

wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih

kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi

masing-masing atau menilai apakah pendidikan, pengalaman dan pertimbangan

yang diperlukan memadai untuk tanggung jawab yang harus dipenuhinya. Pejabat

harus tekun dalam memenuhi tanggung jawabnya kepada penerima jasa dan

publik. Ketekunan mengandung arti pemenuhan tanggung jawab untuk

memberikan jasa dengan segera dan berhati-hati, sempurna dan mematuhi standar

teknis dan etika yang berlaku. Kehati-hatian profesional mengharuskan pejabat

untuk merencanakan dan mengawasi secara seksama setiap kegiatan profesional

yang menjadi tanggung jawabnya.

34

Page 38: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

6. Prinsip Keenam – Kerahasiaan

Melihat kasus terhadap penyimpangan pajak yang dilakukan pejabat

perpajakan Gayus, seharusnya kerahasiaan itu benar-benar dilakukan untuk dan

demi kepentingan pembangunan negara dan bangsa dan bukan untuk melindungi

kepentingan golongan tertentu.

Karena Gayus tidak menjaga kerahasiaan informasi dan tidak menghormati

kerahasiaan informasi tersebut. Pejabat mempunyai kewajiban untuk memastikan

bahwa staf di bawah pengawasannya dan orang-orang yang diminta nasihat dan

bantuannya menghormati prinsip kerahasiaan. Kerahasiaan tidaklah semata-mata

masalah pengungkapan informasi. Kerahasiaan juga mengharuskan pejabat yang

memperoleh informasi selama melakukan jasa profesional tidak menggunakan

atau terlihat menggunakan informasi tersebut untuk keuntungan pribadi atau

keuntungan pihak ketiga. Pejabat yang mempunyai akses terhadap informasi

rahasia tentang penerima jasa tidak boleh mengungkapkannya ke publik. Karena

itu, anggota tidak boleh membuat pengungkapan yang tidak disetujui

(unauthorized disclosure) kepada orang lain. Hal ini tidak berlaku untuk

pengungkapan informasi dengan tujuan memenuhi tanggung jawab anggota

berdasarkan standar profesional. Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa

standar profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa

terdapat panduan mengenai sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai

berbagai keadaan dimana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa

profesional dapat atau perlu diungkapkan.

35

Page 39: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

7. Prinsip Ketujuh – Perilaku Profesional

Gayus sama sekali tidak menujukkan prilaku yang profesional di mata publik,

dimana prilaku profesinya jelas merugikan masyarakat bangsa dan negara.

Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus

dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima

jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

8. Prinsip Kedelapan – Standar Teknis

Dalam kasus penggelapan pajak oleh pejabat perpajakan Gayus tidak

ditemukan standar teknis dan standar profesional dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya yang mana harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan

tentunya bermuara pada penerimaan pendapatan negara guna pembangunan

bangsa sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku.  Dengan standar profesi

keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk

melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan

dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Standar teknis dan standar profesional

yang harus ditaati adalah standar yang dikeluarkan oleh lkatan Akuntan Indonesia,

International Federation of Accountants, badan pengatur, dan peraturan

perundang-undangan yang relevan.

36

Page 40: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

BAB IV

KESIMPULAN

Etika Profesi Akuntansi yaitu suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan

baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia

terhadap pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu

pengetahuan khusus sebagai Akuntan.

Etika sebagai salah satu unsur utama dari profesi menjadi landasan bagi

akuntan dalam menjalankan kegiatan profesional. Akuntan memiliki tanggung

jawab untuk bertindak sesuai dengan kepentingan publik. Ikatan Akuntan

Indonesia (IAI) sebagai organisasi akuntan di Indonesia telah memiliki Kode Etik

IAI yang merupakan amanah dari AD/ART IAI dan peraturan yang berlaku, yaitu

Keputusan Menteri Keuangan No. 263/KMK.01/2014 tentang Penetapan Ikatan

Akuntan Indonesia Sebagai Organisasi Profesi Akuntan. Kode etik tersebut perlu

untuk dimutakhirkan dengan perkembangan saat ini dan ketentuan kode etik

akuntan profesional yang berlaku secara internasional.

Bidang profesi akuntan dapat digolongkan menjadi empat bagian, yaitu : (1)

Akuntan Publik, (2) Akuntan Swasta, (3) Akuntan Pemerintah, dan (4) Akuntan

Pendidik.

Dalam makalah terdapat pula prinsip etika profesi akuntan yang terdiri dari

delapan prinsip, yaitu :

1. Tanggung jawab profesi

2. Kepentingan publik

3. Integritas

37

Page 41: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

4. Obyektivitas

5. Kempetensi dan kehati-hatian profesional

6. Kerahasiaan

7. Perilaku profesional

8. Standar teknis

Contoh kasus yang dipaparkan dalam makalah ini adalah kasus mengenai

Gayus Tambunan. Ia merupakan seorang makelar pajak yang bekerja di Direktorat

Jendral Pajak dan berprofesi sebagai seorang akuntan yang bekerja pada badan

pemerintah. Dalam kasusnya yang sangat terkenal, ia telah melanggar seluruh

prinsip etika profesi akuntan, dari tanggung jawab profesi, kepentingan publik,

integritas, obyektivitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan,

perilaku profesional, sampai dengan standar teknis telah dianalisis bahwa ia tidak

mencerminkan etika profesi akuntan yang baik.

38

Page 42: akuntansi6c.files.wordpress.com · Web viewSetiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

DAFTAR PUSTAKA

Aprianto, Eko. 2011. Etika Profesi. Universitas Gunadarma : Jakarta

http://arsipakun.blogspot.co.id/2013/01/macam-macam-profesi-dalam-

akuntansi.html

http://insidewinme.blogspot.com/2007/12/peran-akuntan-publik-dalam-

pemeriksaan.html

http://wikanpre.wordpress.com/2011/10/17/etika-profesi-akuntansi/

Ikatan Akuntan Indonesia. 2016. Exprosure Draft Kode Etik Akuntan Profesional.

Komite Etika : Jakarta

Subaweh, imam. Kode Etik Akuntan Indonesia. Universitas Gunadarma : Jakarta

Indonesia