hambatan resource sharing pada perpustakaan digital

14

Click here to load reader

Upload: yudha-pratidana

Post on 09-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Chafit Herda Ardiansah

1306456693

Cloud Computing Untuk Resource Sharing Perpustakaan Digital Pada masa kini dimana era kemajuan teknologi informasi berkembang begitu pesatnya, perkembangan sumber daya informasi yang mengarah ke bentuk digital yang mulai meninggalkan bentuk tercetak atau paper-based, akses temu balik informasi yang semakin cepat, serta perilaku masyarakat dalam menggunakan sumber informasi, telah melahirkan ungkapan Digital Library. Keseluruhan layanan dan sumber informasi pada Perpustakaan digital telah menggunakan perangkat digital dan elektronik dalam rangka mendukung kebutuhan pengguna. Untuk terpenuhinya kebutuhan pengguna, perpustakaan digital satu dengan lainya harus dapat melakukan resource sharing, karena hampir tidak mungkin suatu perpustakaan dapat memenuhi semua kebuhan pengguna tanpa melakukan resource sharing. Untuk mempermudah resource sharing antar perpustakaan digital, perpustakaan dapat menggunakan teknologi cloud computing dalam rangka mengurangi keselurhan biaya dan meingkatkan efisiensi dalam menyalurkan informasi baik ke pengguna maupu perpustakaan digital lainya.

Keyword : digital library, resource sharing , cloud computingPendahuluan

Dalam rangka mengikuti perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, para penyedia layanan informasi dituntut untuk dapat menyalurkan informasi dengan lebih cepat, lengkap dan dengan jangkauan yang luas, sehingga memudahkan pengguna dalam mengakses informasi yang dibutuhkan tanpa menghabiskan banyak waktu dan tenaga. Perpustakaan sebagai salah satu penyedia layanan informasi harus dapat menyediakan layanan informasi yang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi. Saat ini banyak perpustakaan mengembangkan pelayanaan dan pengelolaan perpustakaan mulai dari koleksi, akses hingga temu kembali informasi dalam bentuk digital melalui media sistem informasi telah melahirkan ungkapan Digital Library atau perpustakaan digital. Perpustakaan digital merupakan konsep penggunaan internet dan teknologi informasi dalam manajemen perpustakaan. Beberapa perpustakaan di Indonesia sudah mulai menerapkan perpustakaan digital untuk mendukung oprasioal perpustakaan sehari-hari.Meningkatnya kebutuhan saling berbagi informasi dan keterbatasan tempat penyimpanan menjadikan resource sharing sebagai hal yang krusial bagi perpustakaan digital. Sangat sulit suatu perpustakaan mampu memenuhi setiap kebutuhan penggunanya, hal ini dikarenakan tidak ada perpustakaan yang tahu benar kebutuhan informasi yang dibutuhkan setiap pengguna perpustakaan. Jaringan kerjasama antar perpustakaan adalah penting, terutama bagi perpustakaan yang memiliki perhatian dalam bidang atau lingkungan yang sama. Kerjasama ini akan banyak membantu untuk peningkatan kinerja masing-masing perpustakaan, dalam rangka penyediaan data dan informasi antara satu perpustakaan dengan perpustakaan yang lainya dalam jaringan tersebut secara efektif. Dalam rangka efektifasi dan efisiensi perpustakaan digital dapat menerapkan teknologi yang pada saat ini masih terus di teliti oleh pakar IT dunia, teknologi tersebut adalah cloud computing (komputasi awan). Cloud computing memungkinkan akses data dari mana saja dan menggunakan perangkat fixed atau mobile device menggunakan internet cloud sebagai tempat menyimpan data, aplikasi dan lainnya yang dapat dengan mudah mengambil data, download aplikasi dan berpindah ke cloud lainnya, hal ini memungkinkan kita dapat memberikan layanan aplikasi secara mobile. Tren ini akan memberikan banyak keuntungan baik dari sisi pemberi layanan (provider) dalam hal ini perpustakaan dalam rangka resource sharing atau dari sisi pengguna (user). Perpustakaan DigitalAda beberapa pengertian mengenai Digital Library atau perpustakaan digital, menurut Digital Library Federation mengungkapkan bahwa perpustakaan digital adalah berbagai organisasi yang menyediakan sumber daya, termasuk pegawai yang terlatih khusus, untuk memilih, mengatur, menawarkan akses, memahami, menyebarkan, menjaga integritas dan memastikan keutuhan karya digital, sedemikian rupa sehingga koleksi tersedia dan terjangkau secara ekonomis oleh sebuah atau sekumpulan komunitas yang membutuhkannya.

Beberapa tokoh juga memberikan penjelasan tentang definisi perpustakaan digital diantaranya adalah :

William Arms yang menyebutkan digital library is a managed collection of information, with associated services, where the information is stored in digital formats and accessible over a network yang dapat diartikan perpustakaan digital adalah kumpulan informasi yang dikelola, dengan layanan asosiasi dimana informasi disimpan dalam format digital dan dapat diakses melalui jaringan.

Menurut jose luis borbinha, j. Ferreira, j. jorgr, & J. Dalgado. Perpustkaan digital bukan hanya sebagai tempat penyimpanan yag menyediakan layanan untuk menjaga, mengorganisasikan, dan memberikan akses terhadap data yang dimilikinya. Perpustakaan digital seharusnya juga berperan sebagai system untuk menyebarkan informasi, dan sebagai sarana yang aktif mempromosikan, menyokong dan merekam proses pembentukannya.

The digital library initiatives menggambarkan perpustakaan digital sebagai lingkungan yang bersamasama memberi koleksi, pelayanan dan manusia untuk menunjang kreasi, diseminasi, penggunaan dan pelestarian data, informasi dan pengetahuan.

Ada banyak defisnisi tentang perpustakaan digital, perpustakaan digital juga sering disebut sebagai "electronic library" dan "virtual library" yang mana objek informasi (teks, video dan audio) bersama dengan metode akses dan pengambilan koleksi dan juga, organisasi, dan pemeliharaan semua berbasis digital dan elektronik . Obyek informasi ini dibagi menjadi dua yaitu bisa langsung maupun tidak langsung. Langsung artinya objek informasinya sudah berformat digital sehingga dapat langsung diakses secara elektronik, jika tidak langsung , objek informasinya bisa saja masih berupa buku atau kertas, namun metadatanya sudah berformat elektronik yang dapat diakses secara elektronik. Contoh perpustakaan digital yang menerapkan layanan obyek informasi secara tidak langsung adalah APTIK Digital Library (ADL). ADL menggunakan RSS atau Realy simple Syndication merupakan distribusi metadata berbasiskan format XML. ADL menyediakan feed RSS dari koleksi yang ada untuk digunakan pada aplikasi RSS/news reader. Feed ini berisi metadata elektronik koleksi baru di ADL. Feed RSS ini merupakan layanan gratis dan ADL nenggunakan RSS.2.0.Cloud ComputingCloud computing atau komputasi awan ialah teknologi yang memanfaatkan layanan internet menggunakan pusat server yang bersifat virtual dengan tujuan pemeliharaan data dan aplikasi. Keberadaan komputasi awan jelas akan menimbulkan perubahan dalam cara kerja sistem teknologi informasi dalam sebuah organisasi. Hal ini karena komputasi awan melalui konsep virtualisasi, standarisasi dan fitur mendasar lainnya dapat mengurangi biaya Teknologi Informasi (TI), menyederhanakan pengelolaan layanan TI, dan mempercepat penghantaran layanan. Cloud computing merupakan paradikma yang masih berkembang, namum mempunyai efek yang besar dalam perkembangan IT dunia.Beberapa ahli dibidang TI memberikan definisi atau pengertian tentang komputasi awan. Cloud computing can be defined as simply the sharing and use of applications and resources of a network environment to get work done without concern about ownership and management of the networks resources and applications. With cloud computing, computer resources for getting work done and their data are no longer stored on ones personal computer, but are hosted elsewhere to be made accessible in any location and at any time (Scale, 2009).

Cloud computing is becoming an adoptable technology for many of the organizations with its dynamic scalability and usage of virtualized resources as a service through the Internet. (Ercana, 2010). Definisi yang hampir sama menurut dikatakan oleh Furht (2010) bahwa cloud computing can be defined as a new style of computing in which dynamically scalable and often virtualized resources are provided as a services over the Internet. NIST (National Institute of Standards and Technology), mendifinisikan cloud computing is a model for enabling convenient, on-demand network access to a shared pool of configurable computing resources (e.g., networks, servers, storage, applications, and services) that can be rapidly provisioned and released with minimal management effort or service provider interaction. Dari kedua catatan tersebut NIST memberikan definisi komputasi awan adalah model untuk memungkinkan kenyaman, on-demand akses jaringan untuk memanfaatkan bersama suatu sumberdaya komputasi yang terkonfigurasi (misalnya, jaringan, server, penyimpanan, aplikasi, dan layanan) yang dapat secara cepat diberikan dan dirilis dengan upaya manajemen yang minimal atau interaksi penyedia layanan. Model komputasi awan mendorong ketersediaan dan terdiri dari lima karakteristik, tiga model layanan, dan empat model penyebaran (Mell dan Grance, 2009).

Menurut KPMG (sebuah perusahaan audit di bidang bisnis dan accounting) membagi cloud compting menjadi 4, yaitu infrastruktur, platform, aplikasi dan servis.

Table jenis cloud computingTable diatas menjelaskan tentang jenis jenis cloud computing, beberapa type cloud computing di atas dapat memberikan pelayanan atau services yang baik apabila dijalankan bersama jenis cloud computing lainya.NIST mengidentifikasi lima karakte-ristik penting dari komputasi awan (Mell & Grance, 2009) sebagai berikut :

1. On-demand self-service. Pengguna dapat memesan dan mengelola layanan tanpa interaksi manusia dengan penyedia layanan, misalnya dengan mengguna-kan, sebuah portal web dan manajemen antarmuka. Pengadaan dan perleng-kapan layanan serta sumberdaya yang terkait terjadi secara otomatis pada penyedia.2. Broad network access. Kemampuan yang tersedia melalui jaringan dan diakses melalui mekanisme standar, yang mengenalkan penggunaan berbagai platform (misalnya, telepon selular, laptop, dan PDA).

3. Resource pooling. Penyatuan sumberdaya komputasi yang dimiliki penyedia untuk melayani beberapa konsumen menggunakan model multi-penyewa, dengan sumberdaya fisik dan virtual yang berbeda, ditetapkan secara dinamis dan ditugaskan sesuai dengan permintaan konsumen. Ada rasa kemandirian lokasi bahwa pelanggan umumnya tidak memiliki kontrol atau pengetahuan atas keberadaan lokasi sumberdaya yang disediakan, tetapi ada kemungkinan dapat menentukan lokasi di tingkat yang lebih tinggi (misalnya, negara, negara bagian, atau datacenter). Contoh sumberdaya termasuk penyimpanan, pemrosesan, memori, bandwidth jaringan, dan mesin virtual.4. Rapid elasticity. Kemampuan dapat dengan cepat dan elastis ditetapkan.

5. Measured Service. Sistem komputasi awan secara otomatis mengawasi dan mengoptimalkan penggunaan sumber-daya dengan memanfaatkan kemampu-an pengukuran (metering) pada beberapa tingkat yang sesuai dengan jenis layanan (misalnya, penyimpanan, pemrosesan, bandwidth, dan account pengguna aktif). Penggunaan sumber-daya dapat dipantau, dikendalikan, dan dilaporkan sebagai upaya memberikan transparansi bagi penyedia dan konsu-men dari layanan yang digunakan.

Gambar Komputasi awanNIST mengidentifikasi lima karakte-ristik penting dari komputasi awan (Mell & Grance, 2009) sebagai berikut:a) Scalable, yaitu kemampuan dalam meningkatkan kapasitas sumber daya sebesar apapun yang diinginkan dengan sangat cepat.

b) Elastic, kemampuan dalam menyesuaikan jumlah sumberdaya yang sesuai dengan yang dibutuhkan secara cepat. Dengan kemampuan ini jumlah sumberdaya dapat diturunkan atau dinaikkan sesuai dengan kebutuhan yang disesuaikan dengan perkembangan pasar.

c) Self-Service, kemampuan komputasi awan dalam melayani dirinya sendiri. Dengan ini kita tidak harus memikirkan waktu dan biaya yang digunakan untuk melakukan perawatan baik hardware ataupun software yang semuanya sudah ditangani oleh vendor sebagai pelaku bisnis penyedia layanan komputasi awan.

d) Ubiquitous Access, kemampuan untuk dapat diakses dimanapun. Karena komputasi awan berbasiskan web, maka dia bisa diakses dimanapun asal tetap terkoneksi dengan internet dan untuk mengaksesnya tidak hanya terbatas pada PC atau laptop, dengan mobile atau smart phone juga bisa. Sehingga menjadikannya dapat diakses dimanapun kita berada.

e) Complete Virtualization, kemampuan untuk menggabungkan banyak sumber daya menjadi seolah-olah hanya sebuah server tunggal. Sehingga tidak peduli seberapa besar skala komputasi awan (cloud computing) yang ada, tetap akan mudah dioperasikan dan mudah untuk dikembangkan aplikasinya.

f) Relative Consistency, yaitu kemampuan untuk selalu konsisten dalam menghasilkan layanan, karena komputasi awan dibangun dari bermacam-macam komponen sehingga tidak tergantung hanya dengan satu komponen atau brand tertentu.

Three typical kinds of cloud computing services (Kroski,2009) as mentioned below in table 2 are: Processing Clouds that provide scalable and mostly affordable computing resources that run enterprise programs, which is also sometimes known as Infrastructure as a service (laaS), Storage Clouds that offer an alternative to local fIle systems also known as a Platform as a Service (PaaS), and Application Clouds also called Software as a Service (SaaS), that allow a thin client to interact with services that are completely hosted on an external infrastructure.

a. oftware as a Service (SaaS) adalah layanan dari Cloud Computing dimana kita tinggal memakai software (perangkat lunak) yang telah disediakan. Kita cukup tahu bahwa perangkat lunak bisa berjalan dan bisa digunakan dengan baik. Contoh: layanan email publik (Gmail, YahooMail, Hotmail, dsb), social network (Facebook, Twitter, dsb) instant messaging (YahooMessenger, Skype, GTalk, dsb) dan masih banyak lagi yang lain. Dalam perkembangan-nya, banyak perangkat lunak yang dulu hanya kita bisa nikmati dengan menginstall aplikasi tersebut di komputer kita (on-premise) mulai bisa kita nikmati lewat Cloud Computing. Keuntungan-nya, kita tidak perlu membeli lisensi dan tinggal terkoneksi ke internet untuk memakai-nya. Contoh: Microsoft Office yang sekarang kita bisa nikmati lewat Office 365, Adobe Suite yang bisa kita nikmati lewat Adobe Creative Cloud, dsb.

b. Platform as a Service (PaaS) adalah layanan dari Cloud Computing dimana kita menyewa rumah berikut lingkungan-nya (sistem operasi, network, databbase engine, framework aplikasi, dll), untuk menjalankan aplikasi yang kita buat. Kita tidak perlu pusing untuk menyiapkan rumah dan memelihara rumah tersebut. Yang penting aplikasi yang kita buat bisa berjalan dengan baik di rumah tersebut. Untuk pemeliharaan rumah ini menjadi tanggung jawab dari penyedia layanan. Sebagai analogi, misal-nya kita sewa kamar hotel, kita tinggal tidur di kamar yang sudah kita sewa, tanpa peduli bagaimana perawatan dari kamar dan lingkungan-nya. Yang penting, kita bisa nyaman tinggal di kamar itu, jika suatu saat kita dibuat tidak nyaman, tinggal cabut dan pindah ke hotel lain yang lebih bagus layanan-nya. Contoh penyedia layanan PaaS ini adalah: Amazon Web Service, Windows Azure, bahkan tradisional hosting-pun merupakan contoh dari PaaS. Keuntungan dari PaaS adalah kita sebagai pengembang bisa fokus pada aplikasi yang kita buat, tidak perlu memikirkan operasional dari rumah untuk aplikasi yang kita buat.

c. Infrastructure as a Service (IaaS) adalah layanan dari Cloud Computing dimana kita bisa menyewa infrastruktur IT (komputasi, storage, memory, network dsb). Kita bisa definisikan berapa besar-nya unit komputasi (CPU), penyimpanan data (storage) , memory (RAM), bandwith, dan konfigurasi lain-nya yang akan kita sewa. Mudah-nya, IaaS ini adalah menyewa komputer virtual yang masih kosong, dimana setelah komputer ini disewa kita bisa menggunakan-nya terserah dari kebutuhan kita. Kita bisa install sistem operasi dan aplikasi apapun diatas-nya. Contoh penyedia layanan IaaS ini adalah: Amazon EC2, Windows Azure (soon), TelkomCloud, BizNetCloud, dsb. Keuntungan dari IaaS ini adalah kita tidak perlu membeli komputer fisik, dan konfigurasi komputer virtual tersebut bisa kita rubah (scale up/scale down) dengan mudah. Sebagai contoh, saat komputer virtual tersebut sudah kelebihan beban, kita bisa tambahkan CPU, RAM, Storage dsb dengan segera.

Resource SharingResource sharing saat ini menjadi hal yang wajb bagi seluruh perpustakaan. Termasuk perpustakaan digital. resource sharing merupakan langkah untuk mengatasi masalah kurangnya sumber informasi untuk memenuhu kebutuhan informasi pengguna perpustakaan. Memenuhi kebutuhan pengguna tanpa bekerja sama atau menjalin resource sharing dengan perpustakaan lain merupakan hal yang mustahil, tidak satupun peputakaan yang dapat memenuhi kebutuhan informasi seluruh penggunanya . dikarenakan perpustakaan tidak dapat mengetahui informasi apa saja yang akan menjadi kebutuhan pengguna serta kebutuhan informasi pengguna yang tidak terbatas. Clayton dan Gorman (2001) menuliskan resource sharingmungkin merupakan kerjasama perpustakaan sederhana, dengan resource sharing, pustakawan berbagai sumber daya perpustakaan melalui beragai kegiatan termasuk :a. Berbagi informasi yang dimiliki oleh perpustakaan yang bekerja sama

b. Timbal balik dalam pinjam meminjam bahan

c. Timbale balik pelayanan kepada perpustakaan yang bekerja sama

Hal yang menjadi kunci kesuksesan resource sharing menurut Clayton dan Goraman adalah sebagai berikut :

a. Partisipasi staf

b. Pelatihan staf

c. Dana yang memadai

d. Petunjuk deskripsi koleksi yang disetujui

Penerapan cloud comuting pada perpustakaan digital ? Rizal Fatoni Aji, Heri Kurniawan. RDF Dalam Pertukaran Data Perpustakaan Digital. Diakses melalui HYPERLINK "http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&ved=0CFkQFjAH&url=http%3A%2F%2Fdl2.cs.ui.ac.id%2Fv4%2Findex.php%2Fpublikasi%2Fjournal.html%3Fdownload%3D44%3Ardf-dalam-pertukaran-data-perpustakaan-digital&ei=SNZSVekxg5e5BJL5gegM&usg=AFQjCNGzxUNFn61hkjdQXbGbKV8KGJs2Gg&sig2=F1K7ZKahkb8A2b5PQ4OW9g&bvm=bv.93112503,d.c2E" http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&ved=0CFkQFjAH&url=http%3A%2F%2Fdl2.cs.ui.ac.id%2Fv4%2Findex.php%2Fpublikasi%2Fjournal.html%3Fdownload%3D44%3Ardf-dalam-pertukaran-data-perpustakaan-digital&ei=SNZSVekxg5e5BJL5gegM&usg=AFQjCNGzxUNFn61hkjdQXbGbKV8KGJs2Gg&sig2=F1K7ZKahkb8A2b5PQ4OW9g&bvm=bv.93112503,d.c2E (pada tanggal 13 Mei 2015 pukul 13.00)

https://donyprisma.wordpress.com/2012/05/28/definisi-perpustakaan-digital-digital-library/

Akhmad Syaikhu. Komputasi Awan (Cloud Computing) Perpustakaan Pertanian

Ibid hal 2

D. Shivalingaiah, Sheshadri K N. Applications of Cloud computing for resource sharingin academic libraries

Ahmad syahdu

D. Shivalingaiah

opcit

Opcit A

Opcit S