halaqoh

Upload: agus-raharja

Post on 10-Jan-2016

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

HALAQOH

TRANSCRIPT

HALAQOH

BAB IPENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Secara bahasa halaqah artinya lingkaran, dalam hal ini berarti lingkaran orang-orang yang duduk bersama dalam suatu majelis pengajian untuk bersama-sama mengkaji dan mempelajari Islam. Dalam bahasa yang lebih populer bisa juga disebut sebagai pengajian atau majelis taklim.Halaqah merupakan sistem pendidikan Islam tertua, yang telah dipraktekkan oleh Rasulullah sejak awal turunnya al-Islam. Sebagaimana dicatat dalam sejarah, diawal dawah Islam proses penanaman nilai-nilai ajaran Islam dilakukan oleh Rasulullah di rumah Al-Arqam.Sistem halaqah ini juga telah diwariskan dari generasi ke generasi dan telah terbukti efektifitasnya dalam dalam membentuk kepribadian ummat Islam, meluruskan pemahaman serta aqidah mereka. Bahkan juga transformasi Ilmu pengetahuan.Halaqah bisa didefinisikan sebagai sebuah wahana tarbiyah (pembinaan), berupa kelompok kecil yang terdiri dari murabbi (pembina) dan sejumlah mutarabbi (binaan), dengan manhaj (kurikulum) yang jelas, dan diselenggarakan melalui berbagai macam sarana (perangkat) tarbiyah. Dengan demikian, elemen-elemen halaqah adalah (1) murabbi, (2) mutarabbi, (3) manhaj tarbiyah, dan (4) sarana (perangkat) tarbiyah. Dalam sebuah halaqah, murabbi dan mutarabbi bekerjasama untuk melaksanakan manhaj yang ada melalui sarana-sarana (perangkat-perangkat) yang sesuai.

B. Rumusan Masalah

1. Elemen-elemen apa saja yang termasuk dalam halaqah?2. Bagaimana proses halaqah sebagai pendidikan tinggi informal?3. Apa Tujuan dan fungsi dilaksanakanya pendidikan halaqah?

C. Tujuan Masalah

1. Menambah ilmu pengetahuan tentang Halaqah sebagai pendidikan tinggi informal2. Menjadikan setiap muslim agar tetap melaksanakan halaqah sebagai transformasi ilmu pengetahuan.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian dan sejarah HalaqahHalaqah atau halqah artinya lingkaran. Kalimat halqah min al-nas ( ) artinya kumpulan orang yang duduk. (A.W. Munawwir, 1997:290). Menurut istilah halaqah diberi definisi sebagai berikut:1. Halaqah adalah proses belajar mengajar yang dilaksanakan murid-murid dengan melingkari guru yang bersangkutan. Biasanya duduk dilantai serta berlangsung secara kontinu untuk mendengarkan seorang guru membacakan dan menerangkan kitab karangannya atau memberi komentar atas karya orang lain. (Hanun Asrohah, 1999:49)2. Suatu proses pendidikan dimana murid mengambil posisi melingkari guru. Guru duduk di tengah lingkaran murid dengan posisi wajah murid menghadap kepada guru. (Hanun Asrohah, 1999:49)3. Hasan Alwi mendefinisikan halaqah sebagai cara belajar atau mengajar dengan duduk di atas tikar dan posisi melingkar. (Hasan Alwi, 1997: 383).Halaqah sudah ada sejak masa awal Islam. Halaqah dimaksud pertama kali dilakukan di mesjid. Nabi sendiri lebih banyak melakukan tugas mendidik umat melalui halaqah di mesjid yang menyatu dengan rumah beliau pada waktu-waktu yang dipilih. Hal demikian sebagaimana disebutkan oleh Bukhari dalam kitab sahihnya sebagai berikut:Ibn Masud meriwayatkan: Artinya: Nabi SAW membuat sela-sela dalam ceramah pada hari-hari tertentu demi menghindari kebosanan.

Dalam halaqah dimaksud, Nabi SAW menyampaikan materi ilmu yang beragam. Namun yang paling diutamakan oleh Nabi adalah mengajarkan al-Qur`an. M. Alawi al-Makki mengatakan:Pada majelis-mejelis halaqah kenabian dipelajari ilmu-ilmu dasar beserta kaidah-kaidahnya, seperti berbagai macam fadhilah, wawasan pemikiran, akhlak, tradisi yang baik, dan faedah-faedahnya yang besar, yang merupakan sumber ilmu pengetahuan. Kami akan menuturkan sebagian dari apa yang dipelajari para sahabat pada halaqah agung yang mulia tersebut. Dan tidak diragukan lagi, sesungguhnya ilmu dasar terpenting di situ adalah al-Qur`an al-Karim.Dalam perkembangan berikutnya, halaqah tidak lagi hanya diselenggarakan di mesjid. Umar bin Khattab ketika menjadi amir al-mu`minin menginstruksikan para pembantunya membangun kuttab (rumah-rumah belajar) sekaligus mengangkat pegawai untuk mendidik dan mengajari anak-anak tatak rama dalam hidup.Di Madinah, pada abad ke 14, halaqah masih menjadi institusi pendidikan yang dominan. Ibnu Bathuthah melaporkan bahwa menjelang akhir 728 H/ 1326 M bahwa dia mengamati pada malam hari kegiatan keilmuan yang diselenggarakan di Masjid Nabawi, dimana ulama dan murid-murid membentuk halaqah, lengkap dengan al-Qur`an dan kitab-kitab lain sebagai sumber belajar. Begitu juga di Makkah, halaqah menjadi praktik umum, sebagaimana disaksikan Ibnu Bathuthah di Madinah. Azyumardi Azra menjelaskan:Catatan-catatan lebih belakangan tentang Masjid al-Haram, seperti yang diberikan al-Fasi, bersaksi bahwa halaqah tetap dipertahankan sebagai metode utama proses belajar-mengajar. Halaqah biasanya diselenggarakan di pagi hari setalah shalat Shubuh, Ashr, Maghrib dan Isya`. Selama siang hari kegiatan pendidikan pindah ke madrasah-madrasah di sekitar masjid. (Azyumardi Azra,1994:64)

Alasan lain bahwa kegiatan pendidikan pada masa selanjutnya tidak lagi kondusif jika tetap dilakukan di mesjid, karena fungsi ibadah sebagai fungsi utama mesjid terganggu oleh karena semakin banyaknya halaqah ilmu dalam berbagai bidang. Ahmad Syalabi menjelaskan:Sejak masa awal Islam, banyak orang berminat untuk mempelajari Islam. Semakin lama, semakin banyak orang menghadiri pertemuan untuk belajar ilmu (halaqah ilm). Dari setiap halaqah terdengar suara dari seorang guru yang memberikan pelajarannya dan dari suara-suara peserta didik yang bertanya dan saling berdebat. Maka terjadilah suara yang gemuruh dari halaqah-halaqah itu. Sedikit banyak hal itu menimbulkan gemuruh suara yang mengganggu pelaksanaan ibadah sebagaimana mestinya. Dengan demikian, masjid menjadi sulit dijadikan tempat ibadah dan tempat belajar sekaligus.Berkembangnya kebutuhan ilmiah sebagai akibat perkembangan ilmu pengetahuan, banyak ilmu tidak lagi sepenuhnya dapat diajarkan di mesjid. Sejalan dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan pun mengalami kemajuan makin pesat. Pada abad keempat hijriah gerakan pemikiran berkembang dengan pesat. Pada saat itu, perdebatan dan pertikaian mengenai agama di kalangan masyarakat Muslim memang cukup dahsyat. Akibatnya, masjid tidak dipertimbangkan lagi sebagai tempat utama pendidikan.Dalam suasana seperti ini muncul semakin beragam bentuk-bentuk lembaga pendidikan, di antaranya madrasah, kuttab, dar al-hikmah, dar al-ilm, bimaristan, dan sebagainya. Halaqah memang tetap bertahan, tetapi tidak lagi menjadi institusi utama pendidikan Islam. (Maksum, 1999:56)

B. Sarana / Perangkat Halaqah1. LIQA adalah pertemuan rutin yang dilakukan setiap pekan. Liqa dilakukan sebagai sarana untuk penyampaian materi-materi yang sudah ditetapkan dalam manhaj tarbiyah. Namun liqa bukan hanya sebuah majelis ilmu. Bahkan tidak benar jika liqa hanya difungsikan sebagai sebuah majelis ilmu. Lebih daripada majelis ilmu, liqa adalah sarana untuk membangun dan memelihara spirit (semangat) beribadah dan berdakwah. Karena itulah, dalam liqa dilakukan evaluasi terhadap amal ibadah yang telah dilakukan selama sepekan terakhir. Dalam liqa juga disampaikan informasi-informasi penting terkait dengan aktivitas dakwah. Juga dilakukan diskusi, evaluasi, dan koordinasi mengenai aktivitas-aktivitas dakwah yang dilakukan.2. MABIT adalah kegiatan bermalam dalam rangka untuk meningkatkan kualitas ruhiyah, dan pada saat yang sama juga untuk membangun ikatan hati dan soliditas antar sesama anggota halaqah. Untuk mencapai tujuan ini, agenda-agenda yang dilaksanakan selama mabit antara lain qiyamul lail (sholat tahajud), membaca dan mendengarkan bacaan Al-Quran, berdzikir, muhasabah, dan mendengarkan taujih. Dengan kebersamaan di malam yang penuh kekhusyukan dan kebersahajaan, diharapkan ikatan hati dan soliditas antar anggota halaqah juga semakin menguat.3. RIHLAH adalah kegiatan wisata dengan tujuan untuk tadabbur alam, penyegaran, dan sekaligus menguatkan keakraban dan soliditas antar sesama anggota halaqah. Tadabbur alam artinya merenungi kebesaran Allah melalui ciptaan-ciptaan-Nya. Adapun penyegaran dilakukan untuk mengatasi kepenatan dan kejenuhan yang timbul akibat kesibukan aktivitas dakwah.4. MUKHAYYAM dari segi bahasa berarti berkemah. Mukhayyam adalah kegiatan berkemah atau semacamnya dengan tujuan untuk melatih ketahanan fisik dan juga mental. Kegiatan ini dilakukan untuk mempersiapkan anggota halaqah pada situasi-situasi sulit yang menuntut ketahanan fisik dan mental. Kegiatan rutin yang mendukung mukhayyam adalah olahraga rutin. Mukhayyam hanya diadakan setahun sekali, sedangkan olahraga rutin harus dilakukan dengan basis harian atau pekanan.5. DAURAH adalah kegiatan pelatihan, seminar, kajian, atau workshop yang dimaksudkan untuk meng-upgrade wawasan mengenai suatu masalah atau mengasah keterampilan tertentu, yang dibutuhkan untuk menunjang aktivitas dakwah.

C. Manajemen Halaqah1. Murabbi halaqah.Murabbi adalah seorang pemimpin dan pembimbing dalam halaqah. Peranan murabbi sangat menentukan kesuksesan sebuah halaqah. Adapun peran dan fungsi murabi halaqah meliputi:a. Muallim, yang bertanggungjawab untuk mendidik anggotanya agar dapat memahami dan melakanakan ajaran Islam secara benar.b. Masul, yang bertanggungjawab memimpin, mengkoordinir, mengarahkan serta mengevaluasi (mutabaah) perkembangan anggotanya dari waktu ke waktu.c. Qudwah hasanah, yang dituntut untuk memberikan contoh dan tauladan yang baik dalam kehidupan sebagai seorang mukmin.2. Anggota halaqah.Anggota halaqah adalah setiap muslim yang telah terdaftar. Setiap halaqah beranggotakan antara 10-15 santri. Proses pembentukan halaqah seyogyanya mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi efektifitas halaqah; seperti: usia, senioritas, domisili, tingkat pemahaman Islam, tingkat pendidikan, dsb.3. Materi halaqah.Materi halaqah merupakan bahan-bahan yang diperlukan untuk proses pembinaan anggota secara terstruktur dan berkelanjutan, yang terdiri dari kurikulum dan buku-buku panduan. Silabus materi pembinaan halaqah dapat dilihat pada lampiran.4. Kegiatan halaqaha. Pertemuan mingguanb. Pertemuan bulanan5. Administrasi halaqahUntuk terwujudnya tujuan halaqah, diperlukan proses pengadministraian. Adapun administrasi halaqah terdiri dari:a. Buku jurnal halaqahb. Buku catatan kegiatan halaqah .c. Tata tertib halaqah6. Evaluasi halaqaha. Evaluasi mingguan, dilakukan untuk mengetahui perkembangan pribadi anggota halaqah, dengan cara mencermati lembar muhasabah dan menanyakan secara lisan.b. Evaluasi Semester, dilakukan dalam Rakor murobbi halaqah pandu Hidayatullah untuk mengetahui realiasi program halaqah secara umum, kendala serta penyebabnya.

D. Fungsi Halaqoh1. MuakhhohHalaqah pandu Hidayatullah berfungsi sebagai sarana muakhhoh (mempersaudarakan). Dalam halaqah ini antara anggota halaqoh yang satu dengan anggota yang lainnya merupakan sebuah keluarga, dimana terjadi hubungan yang intensif untuk saling mengenali (taaruf), saling memahami (tafahum), saling membantu (taawun), dan saling menanggung (takaflul).Segala persoalan yang terjadi pada anggota halaqah secara dini dapat diketahui oleh anggota yang lain dalam halaqah, demikian pula penyelesaiannya.2. TarbiyahHalaqah pandu Hidayatullah berfungsi sebagai sarana tarbiyah, yang mencakup kegiatan tilawah (pemahaman) ayat-ayat Allah dalam kehidupan nyata, tazkiyatun (pensucian hati) dan talimatul kitab wa as-sunnah (pengajaran) nilai-nilai al-Quran dan As-Sunnah (Al-Jumuah: 2).3. Tandzim .Halaqah pandu Hidayatullah juga berfungsi sebagai sarana tandzim (pengorganisasian). Ini penting, agar santri tidak hanya memahami ajaran Islam dan melaksanakannya secara individual, tetapi dapat menegakkannnya secara kaffah dengan cara hidup berjamaah. (Zahara Idris, 199:58)

E. Lembaga Informal Pendidikan Tinggi Dan KarakteristiknyaAda tiga hal yang ditengarai sebagai faktor yang melandasi dilembagakannya pendidikan tinggi informal, yakni:1. Keinginan para ilmuwan dan para sarjana dari kalangan muda untuk saling berkomunikasi dan saling mendorong semangat keilmuan mereka.2. Kehausan akan ilmu pengetahuan yang didorong dengan adanya kebutuhan untuk memperluas pengetahuan umum dan untuk memahami gejala-gejala alam.3. Semangat dalam mempertahankan keimanan Islam dalam menghadapi misionaris agama-agama lain.Secara eksplisit karakteristik pendidikan formal dan informal yang berlangsung pada periode klasik sulit dibedakan. Namun ada sisi lain yang dapat kita kaji secara kritis untuk membedakan diantara keduanya, yaitu dari segi sumber pendanaan yang diterima dari negara. Dana yang diterima pendidikan formal sifatnya langsung atau dalam istilah Azyumardi disebut kontan, sedang dalam pendidikan informal sifatnya tidak langsung, misalnya saja melalui ketentuan hukum perwakafan. Untuk menambah kejelasan, berikut ini akan diklasifikasikan beberapa faktor yang termasuk dalam karakteristik pendidikan informal, meliputi:- Lokasi : selain masjid dan madrasah.- Metode : bebas tidak terikat.- Subsidi negara : tidak diberikan secara langsung.- Sebutan guru : lebih popular dengan sebutan shaikh. (Azyumardi Azra, 1995:69)Kelima faktor itulah yang dapat ditengarai sebagai karakteristik pendidikan informal. Namun, tidak menutup kemungkinan munculnya unsur ambiguitas diantara faktor-faktor yang terkait.Halaqah (lingkaran studi) adalah merupakan forum kajian keilmuan yang sistem penyelenggaraanya dimulai dengan memberikan garis-garis umum mata pelajaran, dilanjutkan pelajaran secara detail dan mendalam tentang masing-masing sub materi. Lalu diakhiri dengan evaluasi dalam bentuk diskusi. Proses ini penekanannya terletak pada analisis dan pengembangan informal tentang pandangan seorang guru yang disebut dengan shaikh. Dengan demikian maka kurikulum sebuah halaqah lebih banyak tergantung pada pengalaman dan pengetahuan sang guru atau pada suatu ijazah atau sertifikasi yang dimiliki seorang guru disaat menempuh perjalanan keilmiahannya.Dalam prakteknya, halaqah yang berkembang pada periode klasik dengan mengacu pada karakteristik di atas dapat diklasifikasikan pada dua macam bentuk pendidikan yaitu formal dan informal. Formulasi formal dalam wacana ini adalah halaqah yang diselenggarakan di masjid-masjid. Sedangkan untuk informalnya adalah yang diselenggarakan diluar atau selain di masjid, seperti dilingkungan istana, dirumah-rumah pembesar negara, di perpustakaan, took-toko buku, rumah-rumah para ilmuan. Contoh dalam sejarah kita mengenal halaqah al Ghazali, halaqah Ibn Killis, halaqah al Fatimy dan lain-lain.Secara garis besar fungsi halaqah dapat ditinjau dari dua segi, yaitu (a) sebagai forum diskusi dan (b) sebagai sanggar sastra.1. Sebagai forum diskusi, pada forum ini para siswa diberi kesempatan untuk melakukan refleksi tentang masalah-masalah penting dan sekaligus menunjukkan ketrampilannya dalam beradu argumentasi. Topik yang menjadi bahan diskusi seringkali dikaitkan dengan kehidupan intelektual Islam atau persoalan-persoalan aktual yang lebih banyak ditentukan oleh shaikh yang bersangkutan.2. Sebagai sanggar sastra. Halaqah dalam wacana ini pada awalnya terbatas dikalangan keluarga istana. Akhirnya membudaya dikalangan para penguasa. Kelompok-kelompok bangsawan bawahan. Titik focus penyelenggaraannya cenderung mengukuhkan kembali ajaran-ajaran tradisional. Namun pada perkembangan selanjutnya mengarah sebagai media masuknya pemikiran intelektual dan sains Yunani ke dalam peradaban Islam. Popularitas sebuah sanggar banyak tergantung pada kekayaan dan kekuatan seorang Patron (pemilik sanggar ) dalam menarik para cendekiawan pada kelompok masyarakat tertentu. Yaitu terdiri dari kaum cerdik dibidang matematika, filsafat, teologi, pejabat, politikus dan pemimpin keagamaan. (Zuhairini dkk, 1994:97-98)

BAB IIIPENUTUP

KesimpulanDari pembahasan tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa usaha untuk memperoleh ilmu pengetahuan tidak semata-mata melalui pendidikan formal, akan tetapi dapat juga didapat dari pendidikan informal, apalagi hal itu di wilayah pendidikan tinggi. Adapun bentuk pendidikan informal dalam pendidikan tinggi dalam hal ini perguruan tinggi- adalah halaqah, observatorium dan perpustakaan.Halaqah (lingkaran studi) merupakan bentuk pendidikan dengan cara melakukan diskusi-diskusi yang mengkaji suatu ilmu yang dipimpin oleh seorang shaikh. Dalam perkembangannya sering diadakan oleh para mahasiswa di lembaga-lembaga pendidikan tinggi Islam khususnya di masjid-masjid. Selain itu adalah observatorium yang mungkin perkembangan saat ini berbentuk lembaga penelitian (laboratorium) yang terdapat diberbagai perguruan tinggi dalam usaha untuk menemukan sesuatu yang baru dalam bidang ilmu pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

Al Abrashi, Athiyah , al Tarbiyah al Islamiyah, terj. Bustami, Jakarta: Bulan Bintang, 1993.Al Rahman, Fazl , Islam, Bandung: Pustaka al Husna, 1984.Alwi, Hasan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, tt.Ambary, Hasan Muarif. Menemukan Peradaban: Jejak Arkeologis dan Historis Islam Indonesia, Cet. II. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001.Asrohah, Hanun. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Logos, 1999.Azra, Azyumardi, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Bandung: Mizan, 1995._______. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII. Bandung: Mizan, 1994.Basuki, Sulistyo , Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991.Erawadi. Tradisi, Wacana dan Dinamika Intelektual Islam Aceh Abad XVIII dan XIX. Jakarta: Badab Litbang dan Diklat Puslitbang Lektur Keagamaan Departemen Agama RI, 2009.Idris, Zahara, Dasar-Dasar Kependidikan,Padang: Angkasa Raya Padang, tt.Maksum. Madrasah: Sejarah dan Perkembangannya. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.Munawwir, A.W. Kamus al-Munawwir. Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.Sunanto, Musyrifah. Sejarah Peradaban Islam Indonesia. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005.van Bruinessen, Martin. Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia. Bandung: Mizan, 1992,Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997.Yunus, Mahmud. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Hidakarya, 1985.Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1994.

Diposkan oleh Rasa Suci Kasucinyan di 05.54

MANAJEMEN USRAH

A.MANAJEMEN USRAH1.Murabbi Usrah.Murabbi adalah seorang pemimpin dan pembimbing dalam halaqah. Peranan murabbi sangat menentukan kesuksesan sebuah halaqah. Adapun peran dan fungsi murabi halaqah meliputi:a.Muallim,yang bertanggungjawab untuk mendidik anggotanya agar dapat memahami dan melakanakan ajaran Islam secara benar.b.Masul,yang bertanggungjawab memimpin, mengkoordinir, mengarahkan serta mengevaluasi (mutabaah) perkembangan anggotanya dari waktu ke waktu.c.Qudwah hasanah,yang dituntut untuk memberikan contoh dan tauladan yang baik dalam kehidupan sebagai seorang mukmin.Murabbi halaqah Pesantren Persis Bangil ditunjuk oleh PSDM Pesantren Persis Bangil, yang dipilih dari para kader guru/pengasuh/karyawan yang memiliki kriteria sebagai berikut:a.Kader yang telah terbukti loyalitasnya.b.Memiliki kemampuan menterjemah Al-Qur'an dengan baik.c. Telah mengikuti program sosialisasi dan pelatihan menjadi Murabbi Pesantren Persis Bangil.d.Mampu berperan sebagai pembimbing dan menjadi teladan bagi santri .2.Anggota Usrah.

Pesantren ibarat sebuah keluarga besar

Anggota halaqah adalah setiap anak yang telah terdaftar sebagai santri Pesantren Persis Bangil. Setiap halaqah beranggotakan antara 10-15 santri. Keanggotaan halaqah ditentukan oleh bagian kesantrian/ kesiswaan Pesantren Persis Bangil. Proses pembentukan halaqah seyogyanya mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi efektifitas halaqah; seperti: usia, senioritas, domisili, tingkat pemahaman Islam, tingkat pendidikan, dsb.Perpindahan anggota halaqah ke halaqah lainnya dimungkinkan jika memang terdapat suatu pertimbangan tertentu. Anggota yang berpindah murabbi harus disampaikan kepada bagian kesantrian/ kesiswaan Pesantren Persis Bangil.3.Materi Usrah.Materi halaqah merupakan bahan-bahan yang diperlukan untuk proses pembinaan anggota secara terstruktur dan berkelanjutan, yang terdiri dari kurikulum dan buku-buku an. Silabus materi pembinaan halaqah dapat dilihat pada lampiran.4.Sarana Pendukung Usrah.Agar Usrah atau halaqah dapat berjalan secara optimal, diperlukan beberapa sarana penunjang; antara lain:a.Buku an kaderisasi santri, an halaqah Pesantren Persis Bangil, diktat modul kaderisasi santri, dan buku penunjang lainnya.b.Alat-alat peraga, seperti: gambar, skema, papan tulis, spidol, kapur, dsb.c.Administrasi usrah atau halaqah, yang terdiri dari: data anggota, program kerja, bukumuhasabah yaumiyah, dll.d.Tempat pertemuan halaqah, yang biasanya dilakukan di ruang kelas, kamar asrama, taman-taman sekolah/pesantren, di mushalla/ majid, kantor atau di tempat-tempat lain yang memungkinkan.5.Kegiatan Usraha. Pertemuan UsbuiyyahPertemuan usrah atau halaqah Pesantren Persis Bangil idealnya dilakukan sekali dalam seminggu. Jadwal waktu pertemuan halaqah ditentukan berdasarkan jadwal yang telah ditentukan oleh yang berwenang. Setiap pertemuan halaqah memerlukan waktu kurang lebih sekitar 60 90 menit. Tempat pertemuan halaqah sebaiknya dilakukan secara tetap atau pun bisa berpindah-pindah asalkan tidak mengurangi efektifitas pelaksanaannya. Untuk menghindari terjadinya kejenuhan, sesekali tempat pertemuan dapat dilakukan ditempat-tempat lain, seperti di masjid, di taman, kebun raya atau di tempat-tempat yang memungkinkan dilakukan halaqah.Agenda kegiatan dalam pertemuan halaqah, terdiri dari:-Pembukaanoleh murabbi halaqah atau yang ditunjuk.-Tadarrus Al-Quran, Tarjamah & tafhimul QuranSeluruh anggota usrah (halaqah) dipimpin oleh murabbi membaca satu halaman ayat-ayat Al-Quran dengan bacaan tartil secara bersamaan. Setelah itu hendaknya murabbi memilih salah satu anggota halaqoh untuk membaca 3 s/d 5 ayat (tergantung panjang pendeknya ayat). Apabila terdapat bacaan yang kurang sesuai dengan hukum-hukum bacaan, maka murabbi/anggota yang dianggap lebih fasih bertugas meluruskannya. Selanjutnya membaca dan menterjemahkannya secaralafdziyahataupun per-ayat. Saat dibacakan terjemahan, anggota halaqah memperhatikan dan menyimak bacaan dengan baik.-Kajian inti.Dalam memulai kajian inti sebaiknya murabbi memulainya dengan memberikan apersepsi (mengamati kondisi psikologis anggota dan memberikan pendasaran agar materi mudah diterima). Kajian inti diberikan oleh murabbi dengan materi yang sudah ditetapkan.Kajian inti ini dapat juga mengambil referensi kitab-kitab tertentu yang sesuai dengan target dan sasaran halaqah, atau sesuai dengan referensi yang disarankan dalam proses kaderisasi. Dalam memberikan materi kajian ini sebaiknya disisihkan waktu untuk tanya jawab antar anggota untuk lebih mendapatkan pendalaman. -Muhasabah.Evaluasi terhadap amal-amal yaumiyah dan tugas-tugas yang telah diberikan oleh murabbi, dalam bentuklisan.-Infaq fi sabilillah.Sebaiknya dalam halaqoh mingguan, seluruh anggota halaqoh diajak untuk senantiasa terbiasa berinfaq secara materi.- PenutupPenutup halaqah dilakukan dengan pembacaan doa oleh murabbi atau salah seorang yang ditunjuk.b.TaklifDiluar kegiatan pertemuan halaqah mingguan, setiap anggota halaqah memiliki beban tugas yang wajib dilakukannya di luar pertemuan halaqah. Adapun tuga-tugas tersebut meliputi:- Menunaikan kewajiban yang bersifat fardlu ain dengan penuh kedisiplinan, seperti: shalat berjamaah di masjid Pesantren Persis Bangil atau masjid terdekat, puasa Ramadhan, dsb.- Menghidupkan ibadah nawafil (sunnah), seperti: membaca Al-Quran, shalat lail, sahat-shalat sunnah, dzikrullah, dsb.-Melaksanakan dawah fardiyah, dengan cara menghidupkan silaturrahim, amal maruf nahyu munkar terhadap saudara, teman se-asrama, dan sesama muslim.- Membaca buku-buku wajib, seperti:Tafsir Al Furqan(A. Hassan),Kitabut Tauhid(DR. Fauzan bin Ali fauzan), Terjemah Bulughul Maram (A. Hassan),Kelengkapan Tarikh Nabi(KH. Munawar Kholil),Sirah Nabawiyah(Ramadhan al-Buthi)Riyadhus Shalihin(Imam Nawawi),Karakteristik 60 Sahabat(Khalid bin Mohammad Khalid),Fiqhus Sunnah(Sayid Sabiq),Ar-Rasul( Said Hawwa), Manhaj Haraki(Munir Ghadban), dll.- Selalu menujukkan akhlaqul karimah dalam pergaulan sehari-hari.- Mengikuti majlis ilmu atau program-program pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman, terutama bekal sebagai seorang mukmin dan seorang dai yang menyeru orang lain ke jalan Allah.

6.Administrasi Usrah.Untuk terwujudnya tujuan halaqah, diperlukan proses pengadministrasian. Adapun administrasi halaqah terdiri dari:a.Buku jurnal halaqah.b.Buku catatan kegiatan halaqah.c.Tata tertib halaqah.7.Evaluasi Usrah.a.Evaluasi mingguan,dilakukan untuk mengetahui perkembangan pribadi anggota halaqah, dengan cara mencermati lembar muhasabah dan menanyakan secara lisan.b.Evaluasi Semester,dilakukan dalam Rakor murobbi halaqah Pesantren Persis Bangil untuk mengetahui realiasi program halaqah secara umum, kendala serta penyebabnya.Diposkan olehInformation Centredi09.40

PROGRAM USRAH

PROGRAM USRAHPESANTREN PERSIS BANGIL

A.TARIFUSRAH

Pertemuan Pembina dan Pengasuh

Secara lughawi,usrahartinya keluarga. Dalam pelaksanaannya Usrah ini terbentuk dalam halaqah.Halaqahbermakna segala sesuatu yang melingkar(kullu syaiin istidaara). Sedangkan secara istilah, usrah atau halaqah adalah sebuah sistem pengkaderan terstruktur dan berkelanjutan, yang terdiri dari beberapa orang anggota (10-15 santri) dan dibimbing oleh seorang murabbi.B.LATAR BELAKANGUsrah dalam bentuk halaqah merupakan sistem pendidikan Islam tertua, yang telah dipraktekkan oleh Rasulullah sejak awal turunnya al-Islam. Sebagaimana dicatat dalam sejarah, diawal dawah Islam proses penanaman nilai-nilai ajaran Islam dilakukan oleh Rasulullah di rumah Al-Arqam.Sistem usrah atau halaqah ini juga telah diwariskan dari generasi ke generasi dan telah terbukti efektifitasnya dalam dalam membentuk kepribadian ummat Islam, meluruskan pemahaman serta aqidah mereka. Bahkan juga transformai Ilmu pengetahuan.C.TUJUAN USRAHTujuan utama pembinaan usrah atau halaqah Pesantren Persis Bangil antara lain:1.Menjadikan santri binaan yang memiliki kepribadian muslim (syakhsyiyah Islamiyah) yang kuat.2.Melahirkan kader-kader yang siap memikul amanah dawah.3.Merajut anggota dalam satu shaf untuk beramal dan berorganisasi secara kolektif (berjamaah). D.KEDUDUKAN USRAHUsrah atau halaqah merupakan wadah pembinaan santri Pesantren Persatuan Islam Bangil yang dibentuk dan dikoordinasikan oleh Wakil Mudir Bidang Pendidikan melalui Bidang PSDM dan Wakil Mudir Bidang Pembangunan Karakter melalui Segenap Pengasuh Asrama.E.FUNGSI USRAH1. Muakhhoh

Catatan: Ayo bergerak sinergi!

Usrah atau halaqah Pesantren Persis Bangil berfungsi sebagai saranamuakhhoh(mempersaudarakan). Dalam halaqah ini antara anggota halaqoh yang satu dengan anggota yang lainnya merupakan sebuah keluarga, dimana terjadi hubungan yang intensif untuk saling mengenali(taaruf),saling memahami(tafahum),saling membantu (taawun),dan saling menanggung(takaflul). Segala persoalan yang terjadi pada anggota halaqah secara dini dapat diketahui oleh anggota yang lain dalam halaqah, demikian pula penyelesaiannya.

2. TarbiyahUsrah atau halaqah Pesantren Persis Bangil berfungsi sebagai saranatarbiyah,yang mencakup kegiatantilawah(pemahaman) ayat-ayat Allah dalam kehidupan nyata,tazkiyatunnufus(pensucian hati) dantalimatul kitab wa as-sunnah(pengajaran) nilai-nilai al-Quran dan As-Sunnah (Al-Jumuah: 2).3.Tandhim .Halaqah Pesantren Persis Bangil juga berfungsi sebagai saranatandzim(pengorganisasian). Ini penting, agar santri tidak hanya memahami ajaran Islam dan melaksanakannya secara individual, tetapi dapat menegakkannnya secara kaffah dengan cara hidup berjamaah. [humas]Diposkan olehInformation Centredi09.19