hakiii makalah

20

Click here to load reader

Upload: retno-wulandari

Post on 30-Jun-2015

148 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hakiii makalah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini, teknologi memegang peranan yang sangat penting dalam

kehidupan sehari-hari. Hampir semua bidang kehidupan telah menggunakan

teknologi yang maju, baik teknologi yang berasal dari dalam negeri maupun

teknologi yang berasal dari luar negeri. Dengan kemajuan teknologi tersebut,

banyak orang yang menghasilkan invensi, baik yang berupa pemecahan dari

suatu masalah maupun pengembangan atau penyempurnaan dari suatu produk

yang telah ada sebelumnya. Invensi atau ide dari pemikiran seseorang

tersebut memerlukan perlindungan dari orang-orang yang kurang

bertanggung jawab. Perlindungan yang dimaksud dalam kaitannya dengan

penggunaan teknologi ini dikenal dengan nama hak paten. Paten adalah hak

eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya di

bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri

Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk

melaksanakannya.

Menyadari akan pentingnya paten, saat ini telah terdapat terdapat

beberapa perjanjian internasional yang mengatur tentang hukum paten.

Antara lain, WTO Perjanjian TRIPs yang diikuti hampir semua negara.

Pemberian hak paten bersifat teritorial, yaitu, mengikat hanya dalam lokasi

tertentu. Dengan demikian, untuk mendapatkan perlindungan paten di

beberapa negara atau wilayah, seseorang harus mengajukan aplikasi paten di

masing-masing negara atau wilayah tersebut. Untuk wilayah Eropa, seseorang

dapat mengajukan satu aplikasi paten ke Kantor Paten Eropa, yang jika

sukses, sang pengaju aplikasi akan mendapatkan multiple paten (hingga 36

paten, masing-masing untuk setiap negara di Eropa), bukannya satu paten

yang berlaku di seluruh wilayah Eropa.

1

Page 2: Hakiii makalah

Selain penting untuk dilindungi, paten merupakan hak kebendaan

yang dapat dialihkan baik seluruh maupun sebagian karena; pewarisan; hibah;

wasiat; perjanjiian tertulis atau, sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan

perundang-undangan. serta mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, sehingga

dapat dialihkan melalui lisensi. Lisensi merupakan pemberian izin yang

bersifat komersial, dalam arti memberikan hak dan kewenangan untuk

memanfaatkan hak atas paten yang dilindungi secara ekonomis dengan

pemberian ijin yang dituangkan dalam perjanjian tertulis.

Perjanjian yang dibuat antara pemilik dan penerima lisensi adakalanya

mengandung larangan yang dapat merugikan penerima lisensi, sehingga

secara tidak langsung negara juga turut dirugikan dengan adanya perjanjian

yang tidak imbang. Dengan demikian peran pemerintah dalam mengawasi

dan mengontrol sangat diperlukan sehingga perjanjian lisensi mempunyai

aspek keseimbangan antara hak dan kewajiban antara pemberi dan penerima

lisensi

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, beberapa permasalahan

pokok yang telah penulis rumuskan, antara lain sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan hak paten dan apakah dasar hukumnya ?

2. Apa sajakah yang dapat dipatenkan ?

3. Bagaimanakah pengalihan hak paten melalui kontrak lisensi ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dinyatakan sebelumnya,

maka untuk mengarahkan suatu penelitian diperlukan adanya tujuan dari

suatu penelitian.

2

Page 3: Hakiii makalah

Dalam rencana penulisan ini, tujuan obyektif dan subyektif adalah

sebagai berikut :

1. Tujuan Obyektif

a. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan hak paten dan dasar hukum

mengenai hak paten.

b. Untuk mengetahui subjek yang dapat dipatenkan.

c. Untuk mengetahui substansi dan/atau hal-hal mengenai pengalihan hak

paten melalui kontrak lisensi.

2. Tujuan Subyektif

a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti di bidang

ilmu hukum baik teori maupun praktek khususnya dalam hukum atas

kekayaan intelektual dalam hal paten.

b. Untuk memenuhi tugas UKD 3 mata kuliah Hukum Kekayaan

Intelektual , kelas E Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta

c. Menerapkan ilmu dan teori- teori hukum yang telah peneliti peroleh

agar dapat memberi manfaat bagi peneliti sendiri khususnya dan

masyarakat pada umumnya.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari rencana penulisan ini antara lain:

a. Hasil penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan di bidang ilmu hukum pada umumnya serta mengenai hukum

atas kekayaan intelektual khususnya.

b. Hasil penulisan ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan literatur

dalam dunia kepustakaan tentang hukum atas kekayaan intelektual.

c. Hasil penulisan ini dapat dipakai sebagai acuan terhadap penelitian-

penilitian sejenis untuk tahap berikutnya.

3

Page 4: Hakiii makalah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hak Paten dan Dasar Hukumnya

Kata paten berasal dari bahasa Inggris  patent, yang pada awalnya

berasal dari kata patere yang berarti membuka diri atau ditujukan untuk

pemeriksaan publik, dan juga berasal dari istilah letters patent, yaitu surat

keputusan yang dikeluarkan kerajaan yang memberikan hak eksklusif kepada

individu dan pelaku bisnis tertentu. Dari definisi kata paten itu sendiri,

konsep paten mendorong inventor untuk membuka pengetahuan demi

kemajuan masyarakat dan sebagai gantinya, inventor mendapat hak eksklusif

selama periode tertentu. Mengingat pemberian paten tidak mengatur siapa

yang harus melakukan invensi yang dipatenkan, sistem paten tidak dianggap

sebagai hak monopoli.

WIPO memberikan definisi paten sebagai berikut: A patent is the right

granted to an inventor by a State, or by a regional office acting for several

States, which allows the inventor to exclude anyone else from commercially

exploiting his invention for a limited period, generally 20 years.

Di Indonesia sendiri definisi paten tercantum dalam Pasal 1 ayat (1)

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten, yang menyatakan

bahwa Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada Investor

atas hasil Investasinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu

melaksanakan sendiri Investasinya tersebut atau memberikan persetujuannya

kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Invensi merupakan ide dari

inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang

spesifik di bidang teknologi yang dapat berupa produk/proses atau

penyempurnaan dan pengembangan dari produk/proses. Sedangkan inventor

adalah orang baik secara sendiri maupun bersama dengan orang lain

4

Page 5: Hakiii makalah

melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan

invensi.

Selanjutnya Budi Santoso menjelaskan bahwa yang dimaksud invensi

disini adalah penemuan dalam kategori invention bukan dalam kategori

discovery. Invention adalah to create something new, artinya menciptakan

sesuatu yang baru, dari dulu tidak ada menjadi ada, walaupun baru disini

termasuk didalamnya hasil modifikasi. Sedangkan discovery sering diartikan

sebagai to find something new, menemukan sesuatu yang baru, sebenarnya

sudah ada bendanya kemudian baru ditemukan sehingga seolah-olah sesuatu

yang baru, tetapi sebenarnya tidak ada ciptaan baru yang dibuat, misalnya

menemukan virus (virus sudah ada), menemukan benda ruang angkasa,

terjadinya hujan, kehidupan mamalia di laut

Dasar hukum mengenai hak paten diatur dalam Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 2001 mengenai Paten, dalam Undang-Undang tersebut

dicantumkan mengenai segala hal yang berkaitan dengan hak paten,

diantaranya ialah mengenai syarat paten, jangka waktu berlakunya paten, hak

dan kewajiban inventor sebagai penemu invensi, tata cara permohonan hak

paten, pengumuman dan pemeriksaan substansif. Dengan adanya undang-

undang ini maka diharapkan akan ada perlindungan terhadap karya intelektual

dari putra dan putri indonesia.

Sebelumnya, hak paten dirumuskan pada tahun 1955 dalam

Rancangan Undang-undang (RUU) Paten. Menyadari akan semakin

pentingnya peran paten dalam pembangunan, pemerintah kembali membuat

RUU Paten pada tahun 1965. Sama halnya dengan RUU Paten terdahulu,

RUU ini pun tidak sampai melahirkan sebuah undang-undang yang sangat

dinantikan oleh peneliti di Indonesia. Upaya untuk membuat sebuah Undang-

undang Paten kembali dirintis oleh pemerintah pada tahun 1984 dan

ditindaklanjuti dengan membuat tim khusus melalui Keppres Nomor 34

Tahun 1986 yang bertugas membuat Undang-undang Paten yang lebih

moderen dan sistematis. Usaha tersebut membuahkan hasil pada awal tahun

1989 ketika pemerintah mengajukan RUU Paten ke DPR.

5

Page 6: Hakiii makalah

Pada akhir tahun 1989, RUU Paten tersebut berhasil disahkan menjadi

Undang-undang Nomor 6 Tahun 1989 yang diberlakukan secara efektif pada

tahun 1991 . Seiring dengan kemajuan ekonomi dan perkembangan teknologi,

usaha untuk menghadirkan Undang-undang Paten yang moderen dan sesuai

dengan kondisi perdagangan terus dilakukan oleh pemerintah. Terutama sejak

Indonesia meratifikasi persetujuan pembentukan WTO beserta dengan

perjanjian internasional yang terkait di dalamnya, salah satunya adalah

perjanjian TRIPs, usaha untuk menyempurnakan isi hukum paten merupakan

hal yang tidak terelakan.

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan

mengamandemen beberapa ketentuan yang terdapat di dalam Undang-undang

Paten Tahun 1989 melalui Undang-undang Nomor 13 Tahun 1997.

Selanjutnya keinginan dari pemerintah untuk menyesuaikan keseluruhan

peraturan di bidang HaKI dengan ketentuan yang terdapat dalam perjanjian

TRIPs menjadi faktor pendorong diamandemennya Undang-undang Nomor

13 Tahun 1997 Tentang Paten menjadi Undang-undang Nomor 14 Tahun

2001 melalui banyak sekali penyempurnaan, penambahan, dan penghapusan

yang dibuat dengan tujuan untuk memberikan perlindungan yang memadai

terhadap paten

B. Subjek yang dapat dipatenkan

Secara umum, terdapat tiga kategori mengenai subjek yang dapat

dipatenkan: proses, mesin, dan barang yang diproduksi dan digunakan. Proses

mencakup algoritma, metode bisnis, sebagian besar perangkat lunak

(software), teknik medis, teknik olahraga dan semacamnya. Mesin mencakup

alat dan aparatus. Sedangkan, untuk barang yang diproduksi mencakup

perangkat mekanik, perangkat elektronik dan komposisi materi seperti kimia,

obat-obatan, DNA ( deoxyribonucleic acid ), RNA ( ribonucleic acid ), dan

sebagainya.

6

Page 7: Hakiii makalah

Kebenaran matematika, termasuk yang tidak dapat dipatenkan.

Software yang menerapkan algoritma juga tidak dapat dipatenkan kecuali

terdapat aplikasi praktis (di Amerika Serikat) atau efek teknikalnya (di

Eropa).

Saat ini, masalah paten perangkat lunak (dan juga metode bisnis)

masih merupakan subjek yang sangat kontroversial. Amerika Serikat dalam

beberapa kasus hukum di sana, mengijinkan paten untuk software dan metode

bisnis, sementara di Eropa, software dianggap tidak bisa dipatenkan, meski

beberapa invensi yang menggunakan software masih tetap dapat dipatenkan.

Paten yang berhubungan dengan zat alamiah (misalnya zat yang

ditemukan di hutan rimba) dan juga obat-obatan, teknik penanganan medis

dan juga sekuens genetik, termasuk juga subjek yang kontroversial. Di

berbagai negara, terdapat perbedaan dalam menangani subjek yang berkaitan

dengan hal ini. Misalnya, di Amerika Serikat, metode bedah dapat

dipatenkan, namun hak paten ini mendapat pertentangan dalam prakteknya.

Mengingat sesuai prinsip sumpah Hipokrates (Hippocratic Oath), dokter

wajib membagi pengalaman dan keahliannya secara bebas kepada koleganya.

Sehingga pada tahun 1994, The American Medical Association (AMA)

House of Delegates mengajukan nota keberatan terhadap aplikasi paten ini.

Di Indonesia, syarat hasil temuan yang akan dipatenkan adalah baru

(belum pernah diungkapkan sebelumnya), mengandung langkah inventif

(tidak dapat diduga sebelumnya), dan dapat diterapkan dalam industri. Jangka

waktu perlindungan untuk paten biasa adalah 20 tahun, sementara paten

sederhana adalah 10 tahun. Paten tidak dapat diperpanjang. Untuk

memastikan teknologi yang diteliti belum dipatenkan oleh pihak lain dan

layak dipatenkan, dapat dilakukan penelusuran dokumen paten. Ada beberapa

kasus khusus penemuan yang tidak diperkenankan mendapat perlindungan

paten, yaitu proses atau produk yang pelaksanaannya bertentangan dengan

undang-undang, moralitas agama, ketertiban umum atau kesusilaan, metode

pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan/atau pembedahan yang diterapkan

7

Page 8: Hakiii makalah

terhadap manusia dan/atau hewan, serta teori dan metode di bidang

matematika dan ilmu pengetahuan, yakni semua makhluk hidup, kecuali jasad

renik, dan proses biologis penting untuk produksi tanaman atau hewan,

kecuali proses non-biologis atau proses mikro-biologis.

Sedangkan, hal-hal yang tidak dapat dipatenkan adalah Penemuan

tentang proses atau hasil produksi yang pengumuman dan penggunaan atau

pelaksanaannya bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku, ketertiban umum atau kesusilaan, dan juga penemuan tentang metode

pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan pembedahan yang diterapkan

terhadap manusia dan hewan, tetapi tidak menjangkau produk apapun yang

digunakan atau berkaitan dengan metode tersebut.

C. Pengalihan Hak Paten melalui kontrak lisensi

Paten adalah merupakan sesuatu yang tidak berwujud yang diakui

oleh seluruh bangsa-bangsa di dunia, sebagai sesuatu yang diakui dan dianut

paten dapat dialihkan kepada orang lain, dengan melalui

pewarisan,hibah,wasiat,dan perjanjian. Pengalihan paten dapat dilakukan

terhadap perseorangan maupun terhadap badan hukum, namun pengalihan ini

wajib untuk didaftarkan di Direktorat Jenderal dan dicatat dalam Daftar

Umum Paten sehingga pengalihan sah dan tidak batal demi hukum.

Pengalihan yang paling sering dilakukan mengingat aspek ekonomisnya

adalah melalui perjanjian yang dapat berbentuk perjanjian lisensi (kontrak

lisensi).

Kontrak lisensi yaitu kontrak yang diadakan antara pemilik teknologi

(licensor) dengan penerima teknologi (licencee) dimana licensor menerima

imbalan (royalty), dalam jangka waktu tertentu memberikan izin kepada

licencee untuk menggunakan hak kekayaan intelektualnya yang dilindungi

yaitu hak paten. Perjanjian ini merupakan bukti pemberian ijin pemegang

paten terhadap pihak lain untuk membuat, menggunakan, mengimpor,

8

Page 9: Hakiii makalah

menjual, menyewakan, menyerahkan, menyediakan untuk dijual atau

disewakan atau diserahkan hasil produk paten.

Perjanjian lisensi dapat berbentuk lisensi eksklusif maupun non

eksklusif : lisensi eksklusif yaitu si pemegang paten menyetujui untuk tidak

memberikan lisensi-lisensi lain kepada orang lain, selain dari si pemegang

lisensi, jadi hanya memberikan izin kepada 1 (satu) pihak saja, sedangkan

lisensi eksklusif bisa dilisensikan lagi kepada beberapa pihak

Selain itu dikenal pula adanya lisensi wajib yang pelaksanaannya

didasarkan pada keputusan Dirjen HKI (Pasal 74 Undang-undang No 14

tahun 2001). Selanjutnya Pasal 75 menentukan bahwa setiap pihak dapat

mengajukan lisensi wajib kepada Dirjen HKI untuk melaksanakan paten yang

bersangkutan setelah lewat jangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan sejak

tanggal pemberian paten dengan membayar biaya dengan alasan bahwa paten

tersebut tidak dilaksanakan atau tidak dilaksanakan sepenuhnya di Indonesia

oleh pemeang paten, kecuali jika pelaksanaan paten merugikan masyarakat,

maka pengajuan lisensi wajib dapat dilaksanakan setiap saat.

Pengalihan Paten harus disertai dokumen asli Paten berikut hak lain

yang berkaitan dengan Paten itu. Segala bentuk pengalihan Paten wajib

dicatat dan diumumkan dengan dikenai biaya. Pengalihan Paten yang tidak

sesuai dengan ketentuan Pasal ini tidak sah dan batal demi hukum.

Syarat dan tata cara pencatatan pengalihan Paten diatur lebih lanjut

dengan Keputusan Presiden. Kecuali dalam hal pewarisan, hak sebagai

pemakai terdahulu tidak dapat dialihkan. Pengalihan hak wajib dicatat dan

diumumkan dengan dikenai biaya. Pengalihan hak tidak menghapus hak

Inventor untuk tetap dicantumkan nama dan identitasnya dalam Paten yang

bersangkutan. Syarat Pengalihan Hak Paten berdasarkan Peraturan Presiden

(Perpres) Nomor 37 Tahun 2010 tentang Syarat dan Tata Cara Pencatatan

Pengalihan Paten (Berlaku sejak 7 Juni 2010) , yaitu:

a. Paten yang beralih atau dialihkan wajb dicatatkan pada Direktorat Jenderal

Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM.

9

Page 10: Hakiii makalah

b. Permohonan pencatatan pengalihan paten dapat diajukan oleh pemohon

atau kuasanya. Jika pemohon tidak bertempat tinggal; atau tidak

berkedudukan tetap di wilayah Negara Republik Indonesia, permohonan

pencatatan pengalihan paten harus diajukan melalui kuasanya di Indonesia.

c. Permohonan pencatatan pengalihan paten memuat nomor dan judul paten;

tanggal, bulan, dan tahun permohonan; nama dana alamat lengkap

pemohon; nama dan alamat lengkap pemegang paten; dan nama dan

alamat lengkap kuasa bila permohonan diajukan melalui kuasa.

d. Pencatatan pengalihan paten harus memenuhi sejumlah syarat. Yakni,

telah membayar biaya permohonan pencatatan pengalihan paten; telah

membayar biaya tahunan atas paten untuk tahun yang sedang berjalan; dan

kelengkapan dokumen permohoan pencatatan pengalihan paten.

Dijelaskan pula bahwa terhitung 7 Juni 2010, permohonan pencatatan

pengalihan paten yang diterima sebelum ditetapkannya Perpres ini, wajib

menyesuaikan dengan Perpres ini.

e. Jika permohonan belum sesuai dengan persyaratan dalam Perpres ini,

dalam jangka waktu paling lama 60 hari sejak Perpres ini ditetapkan,

Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual memberitahukan

kepada pemohon untuk melengkapi persyaratan dimaksud paling lama 90 hari

sejak tanggal pemberitahuan dari Direktorat Jenderal Hak Kekayaan

Intelektual. Permohonan Lisensi wajib hanya dapat dilakukan jika paten yang

diberikan perlindungan tersebut tidak dilaksanakan atau dilaksanakan tidak

sepenuhnya di Indonesia oleh Pemegang Paten atau dilaksanakan dalam

bentuk dan dengan cara yang merugikan kepentingan masyarakat. Ini berarti

permohonan lisensi wajib jug dapat diajukan meskipun Paten telah

dilaksanakan di Indonesia oleh Pemegang Paten atau Pemegang Lisensi Paten

tersebut, selama hal yang tersebut terdahulu dipenuhi.

Jika Direktorat Jenderal Hak atas Kekayaan Intelektual berpendapat

bahwa jangka waktu 36 bulan yang disyaratkan belum cukup bagi Pemegang

Paten untuk melaksanakanya secara komersial di Indonesia atau wilayah yang

lebih luas secara geografis, maka Direktorat Jenderal HKI dapat menunda

10

Page 11: Hakiii makalah

keputusan pemberian lisensi wajib tersebut atau menolak permohonan lisensi

wajib tersebut untuk sementara waktu.

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada

Investor atas hasil Investasinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu

tertentu melaksanakan sendiri Investasinya tersebut atau memberikan

persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Invensi merupakan

ide dari inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah

yang spesifik di bidang teknologi yang dapat berupa produk/proses atau

penyempurnaan dan pengembangan dari produk/proses.

Dasar hukum mengenai hak paten diatur dalam Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 2001 mengenai Paten, dalam Undang-Undang tersebut

dicantumkan mengenai segala hal yang berkaitan dengan hak paten,

diantaranya ialah mengenai syarat paten, jangka waktu berlakunya paten, hak

dan kewajiban inventor sebagai penemu invensi, tata cara permohonan hak

paten, pengumuman dan pemeriksaan substansif. Dengan adanya undang-

undang ini maka diharapkan akan ada perlindungan terhadap karya intelektual

dari putra dan putri indonesia. Sebelumnya, hak paten dirumuskan pada tahun

1955 dalam Rancangan Undang-undang (RUU) Paten.

Secara umum, terdapat tiga kategori mengenai subjek yang dapat

dipatenkan: proses, mesin, dan barang yang diproduksi dan digunakan. Proses

mencakup algoritma, metode bisnis, sebagian besar perangkat lunak

(software), teknik medis, teknik olahraga dan semacamnya. Mesin mencakup

alat dan aparatus. Sedangkan, untuk barang yang diproduksi mencakup

perangkat mekanik, perangkat elektronik dan komposisi materi seperti kimia,

11

Page 12: Hakiii makalah

obat-obatan, DNA ( deoxyribonucleic acid ), RNA ( ribonucleic acid ), dan

sebagainya.

Paten dapat dialihkan kepada orang lain, dengan melalui

pewarisan,hibah,wasiat,dan perjanjian. Pengalihan paten dapat dilakukan

terhadap perseorangan maupun terhadap badan hukum, namun pengalihan ini

wajib untuk didaftarkan di Direktorat Jenderal dan dicatat dalam Daftar

Umum Paten sehingga pengalihan sah dan tidak batal demi hukum.

Pengalihan yang paling sering dilakukan mengingat aspek ekonomisnya

adalah melalui perjanjian yang dapat berbentuk perjanjian lisensi (kontrak

lisensi).

Kontrak lisensi yaitu kontrak yang diadakan antara pemilik teknologi

(licensor) dengan penerima teknologi (licencee) dimana licensor menerima

imbalan (royalty), dalam jangka waktu tertentu memberikan izin kepada

licencee untuk menggunakan hak kekayaan intelektualnya yang dilindungi

yaitu hak paten.

Syarat Pengalihan Hak Paten berdasarkan Peraturan Presiden

(Perpres) Nomor 37 Tahun 2010 tentang Syarat dan Tata Cara Pencatatan

Pengalihan Paten (Berlaku sejak 7 Juni 2010). Direktorat Jenderal Hak

Kekayaan Intelektual memberitahukan kepada pemohon untuk melengkapi

persyaratan dimaksud paling lama 90 hari sejak tanggal pemberitahuan dari

Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Permohonan Lisensi wajib

hanya dapat dilakukan jika paten yang diberikan perlindungan tersebut tidak

dilaksanakan atau dilaksanakan tidak sepenuhnya di Indonesia oleh

Pemegang Paten atau dilaksanakan dalam bentuk dan dengan cara yang

merugikan kepentingan masyarakat.

B.Saran-saran

1. dalam rangka melindungi pemegang paten, kebijakan dari pemerintah dan

tindakan tegas dari pemerintah bagi pelanggaran paten sangat diperlukan.

12

Page 13: Hakiii makalah

2. disarankan kepada pihak pemohon pengalihan hak paten melalui lisensi

untuk melakukan perjanjian tersebut di hadapan notaris.

13