hak merek

5
HAK MEREK Pengertian Merek Dalam pasal 1 butir 1 Undang-Undang Merek 2001 diberikan suatu definisi tentang merek yaitu tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsure-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Selain menurut batasan juridis beberapa sarjana ada juga memberikan pendapatnya tentang merek, yaitu: 1. H.M.N. Purwo Sutjipto, S.H., memberikan rumusan bahwa, Merek adalah sutau tanda, dengan mana suatu benda tertentu dipribadikan, sehingga dapat dibedakan dengan benda lain yang sejenis. 2. Prof. R. Soekardono, S.H., mmeberikan rumusan bahwa, Merek adalah sebuah tanda (Jawa: siri atau tengger) dengan mana dipribadikan sebuah barang tertentu, di mana perlu juga dipribadikan asalnya barang atau menjamin kualitas barang dalam perbandingan dengan barang-barang sejenis yang dibuat atau diperdagangkan oleh orang-orang atau badan-badan perusahaan lain. 3. Essel R. Dillavou, Sarjana Amerika Serikat, sebagaimana dikutip oleh Pratasius Daritan, merumuskan seraya memberikan komentar bahwa, Tidak ada definisi yang lengkap yang dapat diberikan untuk suatu merek dagang, secara umum adalah suatu lambang, simbol, tanda, perkataan atau susunan kata-kata di dalam bentuk suatu etiket yang dikutip dan dipakai oleh seorang pengusaha atau distributor untuk menandakan barang-barang khususnya, dan tidak ada orang lain mempunyai hak sah untuk memakainya desain atau trade mark menunjukkan keaslian tetapi sekarang itu dipakai sebagai suatu mekanisme periklanan. Berdasarkan pendapat-pendapat sarjana tersebut, maupun dari peraturan merek itu sendiri, secara umum penulis mengambil suatu kesimpulan bahwa yang diartikan dengan perkataan merek adalah suatu tanda (sign) untuk membedakan barang-barang atau jasa yang sejenis, juga sebagai jaminan atas mutunya dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.

Upload: ady-n-dwitama

Post on 01-Oct-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

merk

TRANSCRIPT

  • HAK MEREK

    Pengertian Merek

    Dalam pasal 1 butir 1 Undang-Undang Merek 2001 diberikan suatu definisi

    tentang merek yaitu tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,

    susunan warna, atau kombinasi dari unsure-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda

    dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.

    Selain menurut batasan juridis beberapa sarjana ada juga memberikan

    pendapatnya tentang merek, yaitu:

    1. H.M.N. Purwo Sutjipto, S.H., memberikan rumusan bahwa,

    Merek adalah sutau tanda, dengan mana suatu benda tertentu dipribadikan, sehingga

    dapat dibedakan dengan benda lain yang sejenis.

    2. Prof. R. Soekardono, S.H., mmeberikan rumusan bahwa,

    Merek adalah sebuah tanda (Jawa: siri atau tengger) dengan mana dipribadikan

    sebuah barang tertentu, di mana perlu juga dipribadikan asalnya barang atau

    menjamin kualitas barang dalam perbandingan dengan barang-barang sejenis yang

    dibuat atau diperdagangkan oleh orang-orang atau badan-badan perusahaan lain.

    3. Essel R. Dillavou, Sarjana Amerika Serikat, sebagaimana dikutip oleh Pratasius

    Daritan, merumuskan seraya memberikan komentar bahwa,

    Tidak ada definisi yang lengkap yang dapat diberikan untuk suatu merek dagang,

    secara umum adalah suatu lambang, simbol, tanda, perkataan atau susunan kata-kata

    di dalam bentuk suatu etiket yang dikutip dan dipakai oleh seorang pengusaha atau

    distributor untuk menandakan barang-barang khususnya, dan tidak ada orang lain

    mempunyai hak sah untuk memakainya desain atau trade mark menunjukkan keaslian

    tetapi sekarang itu dipakai sebagai suatu mekanisme periklanan.

    Berdasarkan pendapat-pendapat sarjana tersebut, maupun dari peraturan merek itu

    sendiri, secara umum penulis mengambil suatu kesimpulan bahwa yang diartikan dengan

    perkataan merek adalah suatu tanda (sign) untuk membedakan barang-barang atau jasa

    yang sejenis, juga sebagai jaminan atas mutunya dan digunakan dalam kegiatan

    perdagangan barang atau jasa.

  • Hak Atas Merek Sebagai Hak Kekayaan Intelektual

    Sama halnya dengan hak cipta dan paten serta hak atas kekayaan intelektual

    lainnya maka hak merek juga merupakan bagian dari hak atas intelektual. Selain dari

    alasan yang telah disebutkan pada bagian awal tulisan ini, maka khusus mengenai hak

    merek secara eksplisit disebut sebagai benda immateril dalam konsiderans UU Nomor 15

    Tahun 2001 tentang Merek (UUM 2001) bagian menimbang butir a, yang berbunyi:

    Bahwa di dalam era perdagangan global, sejalan dengan konvensi-konvensi

    internasional yang telah diratafikasi Indonesia, peranan merek menjadi sangat penting,

    terutama dlam menjaga persaingan usaha yang sehat.

    Merek produk barang atau jasa sejenis dapat dibedakan asal muasalnya,

    kualitasnya serta keterjaminan bahwa produk itu original. Kadangkala yang membuat

    harga suatu produk menjadi mahal bukan produknya, tetapi mereknya. Merek adalah

    sesuatu yang ditempelkan atau dilekatkan pada satu produk, tetapi ia bukan jenis produk

    itu sendiri. Merek mungkin hanya menimbulkan kepuasaan saja bagi pembeli, benda

    materilnyalah yang dapat dinikmati. Merek itu sendiri ternyata hanya benda immateril

    yang tak dapat memberikan apapun secara fisik, inilah yang membuktikan bahwa merek

    itu merupakan hak kekayaan immateril.

    Jenis Merek

    UUM Tahun 2001 ada mengatur tentang jenis-jenis merek, yaitu sebagaimana

    tercantum dalam Pasal 1 butir 2 dan 3 adalah merek dagang dan merek jasa. Jenis merek

    lainnya menurut Suryatin dibedakan berdasarkan bentuk dan wujudnya, antara lain yaitu:

    1. Merek Lukisan (Bell Mark).

    2. Merek Kata (World Mark).

    3. Merek Bentuk (Form Mark).

    4. Merek Bunyi-bunyian (Klank Mark).

    5. Merek Judul (Title Mark).

  • Selanjutnya R.M. Suryodiningrat mengklasifikasikan merek dalam tiga jenis, yaitu:

    1. Merek kata yang terdiri dari kata-kata saja.

    2. Merek lukisan adalah merek yang terdiri dari lukisan saja yang tidak pernah, setidak-

    tidaknya jarang sekali dipergunakan.

    3. Merek kombinasi kata dan lukisan, banyak sekali digunakan.

    Lebih lanjut Prof. Soekardono, S.H., mengemukakan pendapatnya bahwa, tentang

    bentuk atau wujud dari merek itu undang-undang tidak memerintahkan apa-apa,

    melainkan harus berdaya pembeda, yang diwujudkan dengan:

    1. Cara yang oleh siapapun mudah dapat dilihat (Beel Mark).

    2. Merek dengan perkataan (World Mark).

    3. Kombinasi dari merek atas penglihatan dari merek perkataan.

    Persyaratan Merek

    Adapun syarat mutlak suatu merek yang harus dipenuhi oleh setiap orang ataupun

    badan hukum yang ingin memakai suatu merek, agar merek itu dapat diterima dan

    dipakai sebagai merek atau cap dagang, syarat mutlak yang harus diepenuhi adalah

    bahwa merek itu harus mempunyai daya pembedaan yang cukup. Dengan kata lain

    perkataan, tanda yang dipakai ini haruslah sedemikian rupa, sehingga mempunyai cukup

    kekuataan untuk membedakan barang hasil produksi sesuatu perusahaan atau barang

    perniagaan (perdagangan) atau jasa dari produksi seseorang dengan barang-barang atau

    jasa yang diproduksi oleh orang lain. Karena adanya merek itu barang-barang atau jasa

    yang diproduksi mejadi dapat dibedakan.

    Menurut pasal 5 UUM Tahun 2001 merek tidak dapat didaftarkan apabila

    mengandung salah satu unsur di bawah ini:

    1. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas agama,

    kesusilaan atau ketertiban umum.

    2. Tidak memiliki daya pembeda.

    3. Telah menjadi milik umum.

    4. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang dimohonkan

    pendaftaran.

  • Permohonan

    Ditjen HAKI

    Tanggapan

    Penolakan

    Penolakan Tetap

    PemeriksaanSubstantif

    DianggapDitarik

    Dipenuhi

    KekuranganPersyaratan

    PemeriksaanFormalitas

    AdaTanggapan

    Diterima

    Pemeriksaan

    Disetujui

    SanggahanOposisiAdaOposisi

    Pengumuman (3 Bulan)

    KomisiBanding

    Banding

    OposisiDiterima

    PemeriksaanKembali

    KasasiPengadilanNiaga

    Putusan

    - Sertifikat Merek- Daftar Umum Merek

    YA

    YA

    YA

    YA

    YA

    YA

    Tidak

    Tidak

    TidakTidak

    Tidak

    Diterima

    Ditolak

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    Prosedur Pendaftaraan Merek

    Gambar berikut merupakan prosedur pendaftaran hak merek berdasarkan UU

    merek No. 15 Tahun 2001.

    Gambar 1 Prosedur Pengajuan Pendaftaraan Merek

    Berdasarkan gambar prosedur diatas maksud dari pemberian angka adalah

    memberikan informasi waktu yang akan ditempuh pada proses tersebut, berikut adalah

    makna dari setiap angka digambar.

    1. Berlangsung paling lama 9 bulan.

    2. Paling lama 30 hari sejak tanggal surat pemberitahuan penolakan.

    3. Berlangsung selama 3 bulan terhitung paling lama 10 hari sejak tanggal disetujuinya

    permohonan untuk didaftar.

    4. Oposisi dapat dilakukan selama jangka waktu pengumuman.

    5. Jika oposisi diterima pemohon dapat mengajukan banding ke komisi banding, jika

    tidak Ditjen HAKI menerbitkan sertifikat merek paling lama 30 hari sejak tanggal

    permohonan disetujui untuk didaftar.

    6. Gugatan diajukan paling lama 3 bulan sejak diterimanya keputusan penolakan

    banding.

  • Sumber Referensi:

    Saidin, H. OK. S.H., M. Hum, Aspek Hukum Hek Kekayaan Intelektual (Intellectual

    PropertyRights), Edisi Revisi 6, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007.

    Sumber Peraturan Undang-Undang:

    http://www.dgip.go.id/referensi/uu-a-pp/undang-undang-uu

    lppm.petra.ac.id/.../23-uu-nomor-15-tahun-2001-tentang-merek.html (Undang-Undang

    Republik Indonesia No. 15 Tahun 2001)