hak atas air

24
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penghargaan, penghormatan, serta perlindungan hak asasi manusia (HAM) adalah hal amat penting yang tidak mengenal ruang dan waktu. Sejak tonggak awal HAM melalui Magna Charta tahun 1215, yang merupakan reaksi atas kesewenang-wenangan Raja John dari Kerajaan Inggris, hingga Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM dan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM di Indonesia. 1 Salah satu bidang HAM yang menjadi pembahasan dunia saat ini mengenai HAM anak. Anak merupakan amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Esa, bahkan harta kekayaan yang paling berharga dibandingkan kekayaan harta benda lainnya. Karenanya anak sebagai amanah Tuhan harus senantiasa dijaga dan dilindungi karena dalam diri anak melekat harkat dan martabat, dan hak-hak sebagai 1 Dikutip dari salah satu bagian pada pengantar buku Tak Ada Hak Asasi ,A. Patra M. Zen, (Jakarta: YLBHI, 2005). 1

Upload: reynaldi-j

Post on 18-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Hak Asasi Manusia

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPenghargaan, penghormatan, serta perlindungan hak asasi manusia (HAM) adalah hal amat penting yang tidak mengenal ruang dan waktu. Sejak tonggak awal HAM melalui Magna Charta tahun 1215, yang merupakan reaksi atas kesewenang-wenangan Raja John dari Kerajaan Inggris, hingga Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM dan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM di Indonesia.[footnoteRef:1] [1: Dikutip dari salah satu bagian pada pengantar buku Tak Ada Hak Asasi ,A. Patra M. Zen, (Jakarta: YLBHI, 2005).]

Salah satu bidang HAM yang menjadi pembahasan dunia saat ini mengenai HAM anak. Anak merupakan amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Esa, bahkan harta kekayaan yang paling berharga dibandingkan kekayaan harta benda lainnya. Karenanya anak sebagai amanah Tuhan harus senantiasa dijaga dan dilindungi karena dalam diri anak melekat harkat dan martabat, dan hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi.[footnoteRef:2] Begitu besarnya peran anak dalam kehidupan, karenanya perlu adanya perlindungan terhadap anak baik dalam bentuk peraturan maupun dalam bentuk tindakan seperti pengangkatan anak, yang di satu sisi terus dicegah pelaksanaannya. [2: Dikutip dari salah satu bagian pengantar buku Hukum Perlindungan dan Pengangkatan Anak di Indonesia, Drs.H.Ahmad Kamil, S.H.,M.Hum. dan Drs. H.M. Fauzan, S.H.,M.M.,M.H.]

1.2 Rumusan Masalah1. Apa Pengertian Hak Asasi Manusia?2. Apa Pengertian Anak beserta Hak-haknya menurut Hukum di Indonesia?3. Bagaimana Perlindungan dan pengangkatan Anak di Indonesia?1.3 Tujuan PenulisanAdapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum dan HAM oleh Dosen yang bersangkutan serta sebagai sarana bagi penulis dan pembaca untuk menambah wawasan terkait pembahasan dari makalah ini.

BAB 2PEMBAHASAN2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.[footnoteRef:3] [3: Pasal 1 angka 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM]

Menurut Teaching Human Rights yang diterbitkan oleh perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), hak asasi manusia (HAM) adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia. Hak hidup misalnya, adalah klaim untuk memperoleh dan melakukan segala sesuatu yang dapat membuat seseorang tetap hidup. Tanpa hak tersebut eksistensinya sebagai manusia akan hilang.[footnoteRef:4] [4: A. Ubaedillah dan Abdul Rozak, Demokrasi Hak Asasi Manusia Dan Masyarakat Madani, (Jakarta:ICCE UIN Syarif Hidayatulla, 2008),hal 110]

Setiap orang terlahir memiliki kedudukan yang sama dimata hukum tanpa pengecualian. Seseorang mendapat hak-hak dasar ini karena dia manusia. Sehingga, HAM juga sering disebut sebagai negative rights atau hak-hak yang pada dasarnya tidak membutuhkan pengakuan hukum tentang keberadaannya. Tanpa diatur dalam sebuah perundang-undangan atau perjanjian internasional-pun, HAM memang sudah ada.Kemunculan HAM pada dasarnya sangat terkait dengan semangat pembelaan terhadap harkat dan martabat manusia. HAM muncul untuk mengembalikan hak-hak dasar manusia yang dahulunya banyak tercabut. Seperti pembunuhan, perbudakan, pemerkosaan, penjajahan dan lain-lain sebagainya yang telah mewarnai kehidupan manusia.2.2 Pengertian Anak beserta Hak-haknya menurut Hukum di IndonesiaAnak adalah setiap yang berusia 18 (delapan belas) tahun dan belum menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut adalah demi kepentingannya.[footnoteRef:5] Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orangtua, keluarga, masyarakat, dan Negara.[footnoteRef:6] [5: Pasal 1 angka 5 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM] [6: Pasal 52 UU No. 39 tahun 1999]

Salah satu upaya perlindungan hak asasi anak di Indonesia adalah dengan melakukan pengangkatan anak. Istilah Pengangkatan Anak berkembang di Indonesia sebagai terjemahan dari bahasa Inggris adption, mengangkat seorang anak,[footnoteRef:7] yang berarti mengangkat anak orang lain untuk dijadikan sebagai anak sendiri dan mempunyai hak yang sama dengan anak kandung.[footnoteRef:8] [7: Jonathan Crowther,(ed.) Oxford Advanced Leaners Dictionary,(oxford University :1996), hlm 16 dikutip dalam buku Hukum Perlindungan dan Pengangkatan Anak di Indonesia, Drs.H.Ahmad Kamil, S.H.,M.Hum. dan Drs. H.M. Fauzan, S.H.,M.M.,M.H.] [8: Simorangkir, JCT, Kamus Hukum, (Jakarta: Aksara Baru,1987), hlm.4 dikutip dalam buku Hukum Perlindungan dan Pengangkatan Anak di Indonesia,Drs.H.Ahmad Kamil, S.H.,M.Hum. dan Drs. H.M. Fauzan, S.H.,M.M.,M.H.]

Ter Haar berpendapat bahwa seorang anak yang telah diangkat sebagai anak angkat, melahirkan hak-hak yuridis dan sosial baik dalam aspek hukum kewarisan, kewajiban nafkah dan perlindungan anak, perkawinan, dan sosial masyarakat.[footnoteRef:9] Setiap anak berhak mendapatkan perlindungan hukum dari segala bentuk kekerasan fisik mental, penelantaran, perlakuan buruk dan pelecehan seksual selama dalam pengasuhan orangtua atau walinya, atau pihak lain manapun yang bertanggung jawab atas anak tersebut.[footnoteRef:10] [9: Ter Haar dalam Bushar Muhammad,Pokok-Pokok Hukum Adat, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1981), hlm. 29 dikutip dalam buku Hukum Perlindungan dan Pengangkatan Anak di Indonesia,Drs.H.Ahmad Kamil, S.H.,M.Hum. dan Drs. H.M. Fauzan, S.H.,M.M.,M.H.] [10: Pasal 58 ayat (1) Undang-undang No 39 tahun 1999 tentang HAM ]

Untuk itu setiap orang tidak berhak untuk memperlakukan anak dengan cara yang buruk baik menyuruh, mengintervensi, maupun apapun jua. Karena setiap orang punya Hak untuk dilindungi dan untuk diperlakukan dengan baik khususnya anak. Disebutkan juga dalam beberapa peraturan hukum mengenai hak-hak anak diantara lain:a) Konvensi AnakPasal 9 Ayat 1Negara-negara Pihak harus menjamin bahwa seorang anak tidak dapat dipisahkan dari orang tuanya, secara bertentangan dengan kemauan mereka, kecuali ketika penguasa yang berwenang dengan tunduk pada yudicial review menetapkan sesuai dengan prosedur dan hukum yang berlaku bahwa pemisahan tersebut diperlukan demi kepentingan-kepentingan terbaik anak. Penetapan tersebut mungkin diperlukan dalam suatu kasus khusus, seperti kasus yang melibatkan penyalahgunaan atau penelantaran anak oleh orang tua, atau kasus apabila orang tua sedang bertempat tinggal secara terpisah dan suatu keputusan harus dibuat mengenai tempat kediaman anakPasal 13 Ayat 1Anak harus memiliki hak atas kebebasan mengeluarkan pendapat, hak ini mencakup kebebasan mencari, menerima dan memberikan informasi dan semua macam pemikiran, tanpa memperhatikan perbatasan, baik secara lisan, dalam bentuk tertulis ataupun cetak, dalam bentuk seni, atau melalui media lain apa pun pilihan anakPasal 16 Ayat 1Tidak seorang anak pun dapat dijadikan sasaran dari campur tangan yang sewenang-wenang atau tidak sah terhadap kerahasiaan pribadinya, keluarganya, rumahnya, atau hubungan surat-menyuratnya, ataupun dari serangan yang tidak sah terhadap kehormatan dan nama baiknyaBeberapa pasal tesebut membahas mengenai Hak Anak dalam Konvensi Anak yang diberlakukan juga di Negara-negara lain didasarkan untuk memperbaiki penghidupan anak di negara-negara berkembang.b) Hukum Nasional1. Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang : Hak Asasi ManusiaPasal 41 Ayat 2Setiap penyandang cacat, orang yang berusia lanjut, wanita hamil, dan anak-anak, berhak memperoleh kemudahan dan perlakuan khususPasal 51 Ayat 1Seseorang istri selama dalam ikatan perkawinan mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama dengan suaminya atas semua hal yang berkenaan dengan kehidupan perkawinannya, hubungan dengan anakanaknya, dan hak pemilikan sertta pengelolaan harta bersamaPasal 52(1) Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua, keluarga, masyarakat, dan negara.(2) Hak anak adalah hak asasi manusia dan untuk kepentingannya hak anak itu diakui dan dilindungi oleh hukum bahkan sejak dalam kandungan.Pasal 53(1) Setiap anak sejak dalam kandungan, berhak untuk hidup, mempertahankan hidup, dan meningkatkan taraf kehidupannya.(2) Setiap anak sejak kelahirannya, berhak atas suatu nama dan status kewarganegaraan.Pasal 54Setiap anak yang cacat fisik dan atau mental berhak memperoleh perawatan, pendidikan, pelatihan, dan bantuan khusus atas biaya negara, untuk menjamin kehidupannya sesuai dengan martabat kemanusiaan, meningkatkan rasa percaya diri, dan kemampuan berpartisipasi dalamkehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Beberapa Pasal mengenai hak anak dalam Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang : Hak Asasi Manusia mengambarkan hak-hak anak dalam lingkup keluarga dan negara dan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgem, oleh karena itu harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan, dikurangi, atau dirampas oleh siapapun.2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan AnakPasal 21. Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarganya maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar.2. Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosialnya, sesuai dengan kebudayaan dan kepribadian bangsa, untuk menjadi warganegara yang baik dan berguna.3. Anak berhak atas pemeliharaan dan perlidungan, baik semasa dalam kandungan maupun sesudah dilahirkan.4. Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar.Pasal 3Dalam keadaan yang membahayakan, anaklah yang pertama-tama berhak mendapat pertolongan, bantuan, dan perlindungan.Pasal 41. Anak yang tidak mempunyai orang tua berhak memperoleh asuhan oleh negara atau orang atau badan.Pasal 5Anak yang tidak mampu berhak memperoleh bantuan agar dalam lingkungan keluarganya dapat tumbuh dan berkembang dengan wajar.Pasal 6Anak yang mengalami masalah kelakuan diberi pelayanan dan asuhan yang bertujuan menolongnya guna mengatasi hambatan yang terjadi dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya.3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana AnakPasal 3Setiap Anak dalam proses peradilan pidana berhak:a. diperlakukan secara manusiawi dengan memperhatikan kebutuhan sesuai dengan umurnyab. dipisahkan c. dipisahkan dari orang dewasad. memperoleh bantuan hukum dan bantuan lain secara efektife. melakukan kegiatan rekreasionalf. bebas dari penyiksaan, penghukuman atau perlakuan lain yang kejam, tidak manusiawi, serta merendahkan derajat dan martabatnyag. tidak dijatuhi pidana mati atau pidana seumur hiduph. tidak ditangkap, ditahan, atau dipenjara, kecuali sebagai upaya terakhir dan dalam waktu yang paling singkati. memperoleh keadilan di muka pengadilan Anak yang objektif, tidak memihak, dan dalam sidang yang tertutup untuk umumj. tidak dipublikasikan identitasnyak. memperoleh pendampingan orang tua/Wali dan orang yang dipercaya oleh Anakl. memperoleh advokasi sosialm. memperoleh kehidupan pribadin. memperoleh aksesibilitas, terutama bagi anak cacato. memperoleh pendidikanp. memperoleh pelayananan kesehatanq. memperoleh hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan AnakPasal 4Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.Pasal 5Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan.Pasal 6Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan orang tua.Pasal 7Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh oleh orang tuanya sendiri.Pasal 8Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial.Pasal 9Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.Pasal 10Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari, dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.Pasal 11Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri.Pasal 12Setiap anak yang menyandang cacat berhak memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial.Pasal 13Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan:a. diskriminasi.b. eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual.c. penelantaran.d. kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan.e. ketidakadilan. danf. perlakuan salah lainnya.2.3 Perlindungan dan pengangkatan Anak di Indonesia Perlindungan terhadap anak meliputi berbagai aspek kehdupan dengan mengacu kepada hak-hak asasi anak yang melekat padanya sejak anak itu dilahirkan , meliputi : 1. Perlindungan terhadap agama2. Perlindungan terhadap kesehatan3. Perlindungan terhadap pendidikan4. Perlindungan terhadap hak sosial5. Perlindungan yang sifatnya khusus/eksepsionalDi samping perlindungan yang bersifat umum, bagi anak dalam situasi dan kondisi darurat wajib memperoleh perlindungan khusus. Undang-Undang Perlindungan Anak telah memberikan ukuran bagi anak-anak yang perlu mendapat perlindungan khusus. Dalam hal ini lembaga negara lainnya berkewajiban dan bertanggungjawab untuk memberikan perlindungan khusus kepada anak dalam situasi darurat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi , anak yang tereksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual, anak yang diperdangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika dan lain-lain sebagainya.[footnoteRef:11] [11: dikutip dalam buku Hukum Perlindungan dan Pengangkatan Anak di Indonesia, Drs.H.Ahmad Kamil, S.H.,M.Hum. dan Drs. H.M. Fauzan, S.H.,M.M.,M.H. hal 81.]

Arif Gosita mendefinisikan pengangkatan anak sebagai suatu tindakan mengambil anak orang lain untuk dipelihara dan diperlakukan sebagai anak keturunannya sendiri berdasarkan ketentuan-ketentuan yang disepakati bersama dan sah menurut hukum yang berlaku di masyarakat yang bersangkutan. Dalam rangka pelaksanaan perlindungan anak, motivasi pengangkatan anak merupakan hal yang perlu diperhatikan, dan harus dipastikan dilakukan demi kepentingan anak. Arif Gosita menyebutkan bahwa pengangkatan anak akan mempunyai dampak perlindungan anak apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.[footnoteRef:12] [12: Arif Gosita, Masalah Perlindungan Anak, (Jakarta: Akademika Pressindo CV, 1984), hal 44.]

a. Diutamakan pengangkatan anak yatim piatu.b. Anak yang cacat mental, fisik, sosial.c. Orang tua anak tersebut memang sudah benar-benar tidak mampumengelola keluarganya.d. Bersedia memupuk dan memelihara ikatan keluarga antara anakdan orang tua kandung sepanjang hayat.e. Hal-hal lain yang tetap mengembangkan manusia seutuhnya.Pada dasarnya, pengangkatan anak tidak dapat diterima menurutasas-asas perlindungan anak. Pelaksanaan pengangkatan anak dianggaptidak rasional positif, tidak dapat dipertanggungjawabkan, bertentangan dengan asas perlindungan anak, serta kurang bermanfaat bagi anak yangbersangkutan. Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah pelaksanaan pengangkatan anak adalah sebagai berikut.[footnoteRef:13] [13: Ibid hal 57]

a. Memberikan pembinaan mental bagi para orang tua, khususnya menekankan pada pengertian tentang manusia dan anak dengan tepat. Menegaskan untuk tidak mengutamakan kepentingan diri sendiri yang dilandaskan pada nilai-nilai sosial yang menyesatkan tentang kehidupan keluarga.b. Memberikan bantuan untuk meningkatkan kemampuan dalam membangun keluarga sejahtera dengan berbagai cara yang rasional, bertanggung jawab, dan bermanfaat.c. Menciptakan iklim yang dapat mencegah atau mengurangi pelaksanaan pengangkatan anak.d. Meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap sesama manusia melalui pendidikan formal dan nonformal secara merata untuk semua golongan masyarakat.

Bab 3PENUTUP3.1 Kesimpulan Kemunculan HAM pada dasarnya sangat terkait dengan semangat pembelaan terhadap harkat dan martabat manusia. HAM muncul untuk mengembalikan hak-hak dasar manusia yang dahulunya banyak tercabut. Seperti pembunuhan, perbudakan, pemerkosaan, penjajahan dan lain-lain sebagainya yang telah mewarnai kehidupan manusia. Perlindungan terhadap anak meliputi berbagai aspek kehdupan dengan mengacu kepada hak-hak asasi anak yang melekat padanya sejak anak itu dilahirkan, Di samping perlindungan yang bersifat umum, bagi anak dalam situasi dan kondisi darurat wajib memperoleh perlindungan khusus3.2 SaranUndang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia beserta undang-undang yang mengatur Hak Asasi Anak telah mencantumkan hak anak, pelaksanaan kewajiban dan tanggungjawab orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintahan, dan negara untuk memberikan perlindungan dengan anak. Meskipun demikian, dipandang diperlukan suatu undang-undang yang khusus mengatur mengenai perlindungan anak sebagai landasan yuridis bagi pelaksanaan kewajiban dan tanggungjawab tersebut.Daftar PustakaBuku Gosita, Arif. Masalah Perlindungan Anak. Jakarta: Akademika Pressindo CV 1984. Drs.H.Ahmad Kamil, S.H.,M.Hum. dan Drs. H.M. Fauzan, S.H.,M.M.,M.H Hukum Perlindungan dan Pengangkatan Anak di Indonesia.Jakarta: Rajawali Pers 2010. A. Ubaedillah dan Abdul Rozak, Demokrasi Hak Asasi Manusia Dan Masyarakat Madani, (Jakarta:ICCE UIN Syarif Hidayatulla, 2008),

Peraturan Perundang-Undangan : Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang : Hak Asasi Manusia Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan AnakBahan Bacaan Lain : Konvensi Anak17