hadits nasikh dan mansukh

Upload: mas-syamsudin-s

Post on 09-Oct-2015

27 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Hadits Nasikh danMansukhUlumul Hadits; Ilmu Hadist Praktis; DR. Mahmud ThahanDefinisi nasakh:

a. Menurut bahasa memiliki dua arti: al-izalah (menghilangkan), seperti kalimat nasyakhati asy-syamsu adh-dhilla- matahari menghilangkan naungannya. Dan an-naqlu (memindahkan) seperti kalimat nasakhtu al-kitaaba (aku memindahkan apa yang ada di dalam buku). Jadi nasikh itu menghilangkan yang mansukh, atau memindahkannya pada hukum yang lain.b. Menurut istilah: asy-Syari (pembuat hukum) mengangkat hukum yang terdahulu (sebelumnya) dengan hukum lain (yang terakhir)

Urgensi dan Kesulitannya, serta tokohnya dalam masalah ini

Pengetahuan mengenai nasikh dan mansukhnya suatu hadits merupakan cabang ilmu yang amat penting lagi amat sulit. Az-Zuhri berkata: Perkara yang paling melelahkan dan melemahkan para fuqaha adalah mengetahui hadits yang nasikh dan mansukh.

Tokoh yang terkenal dalam bidang ini adalah Imam Syafii. Beliau memiliki kemampuan yang mumpuni dan tergolong pionirnya. Imam Ahmad mengatakan bahwa Ibnu Warah tatkala baru datang dari Mesir- : Apakah engkau telah mencatat kitab-kitabnya Syafii? Ia menjawab: Tidak. Maka Imam Ahmad menimpali: Engkau telah lalai. Kita tidak pernah mengetahui hadits yang mujmal dari yang mufassar, juga hadits yang nasikh dari yang mansukh sampai kita duduk dengan Syafii.

Dengan apa mengetahui yang nasikh dari yang mansukh. Yakni dapat ditempuh dengan berbagai cara, antara lain:

1. Melalui penjelasan Rasulullah saw. seperti haditsnya Buraidah dalam Shahih Muslim: Aku telah melarang kalian untuk menziarahi kubur, maka (sekarang) berziarahlah, karena hal itu mengingatkanmu terhadap akhirat.

2. Melalui perkataan shahabat Nabi. Seperti perkataan Jabir bin Abdullah ra.: Termasuk dua perkara terakhir dari Rasulullah saw. adalah meninggalkan wudlu setelah makan (makanan) yang dimasak oleh api. Dikeluarkan oleh para pemilik sunan.

3. Melalui pengetahuan sejarah. Seperti hadits Syaddad bin Aus: Telah terbuka (batal puasanya) orang yang membekam dan dibekam.

Hadits ini telah dihapus oleh hadits Ibnu Abbas bahwa Nabi saw. berbekam, padahal beliau sedang melakukan ihram dan berpuasa. Melalui berbagai jalur hadits dari Syaaddad diketahui bahwa hal itu terjadi pada waktu fathu Makkah. Sedangkan Ibnu Abbas menemani beliau saw. pada waktu haji wada.

4. Melalui petunjuk ijma. Seperti hadits: Barangsiapa meminum khamr, maka jilidlah ia. Dan jika ia kembali melakukan hal serupa sebanyak empat kali, maka bunuhlah ia.

Imam Nawawi berkata: Ijma telah menunjukkan hadits tersebut dinasakh. Ijma sendiri tidak (saling) menasakh dan dinasakh, melainkan hanya menunjukkan adanya nasakh.

Kitab-kitab yang populer

1. Al-Itibar fi an-Nasikh wa al-Mansukh min al-Atsar, karya Abu Bakar Muhammad Ibnu Musa al-Hazimi2. An-Nasikh wa al-Mansukh, karya Imam Ahmad3. Tajrid al-Ahadits al-Mansukhakh, karya Ibnu Jauzi