hadis tentang bid’ah -...

40
i HADIS TENTANG BID’AH (Telaah Ma’anil Hadis) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag.) Disusun Oleh: Erma Rohmana al Jauhariyah NIM. 12530052 JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2016

Upload: hoangtram

Post on 28-Aug-2019

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

i

HADIS TENTANG BID’AH

(Telaah Ma’anil Hadis)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Agama (S. Ag.)

Disusun Oleh:

Erma Rohmana al Jauhariyah

NIM. 12530052

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2016

ii

iii

iv

v

MOTTO

“sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat bagi

orang lain”

(HR: Muslim)

“Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah

untuk menjadi manusia yang berguna”

(Einstein)

vi

PERSEMBAHAN

Karya Tulis ini kupersembahkan kepada:

1. Ibu dan Ayah tercinta, “Karwiyatun Almh. Meski tak sempat

melihatku berada dalam waktu yang engkau nantikan, semoga

amal ibadah mu diterima di sisi Allah, dan diampuni semua dosa,

dan ditempatkan di syurga-Nya kelak”. Dan untuk ayahku

Munasam dan Ibu Nur Husaini, terimakasih atas dukungan serta

do’anya, juga senantiasa membimbing dan mengajariku tanpa

lelah.

2. Keluarga angkatku tercinta Bapak dan ibu, “Munadi dan Niswatin”,

“mbak Siti umimah, adek Miya, adek Ulya dan Adek Abi”. yang

telah sabar merawatku dan membesarkanku dengan penuh cinta

dan kasih sayang, semoga kalian semua selalu diberi kesehatan

3. Saudariku tertua Nur Laila Zuliyanti, yang senantiasa memotivasiku

dalam setiap langkah yang kuambil, beserta adik-adikku al-Jauhary

yang selalu menyemangati dan menyayangiku.

4. Kakak-kakak angkatku alm. “Ainur Rofik, Purnomo, Khusnul Wafiq”

yang telah pergi mendahului kita semua, yang mana tak sempat

harapan-harapan kalian kupenuhi. Semoga kalian semua

ditempatkan di surga-Nya Allah SWT. dan segala dosa kalian

diampuni oleh Allah SWT.

Amin.

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi adalah kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan

skripsi ini berpedoman pada surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 158 Tahun 1987

dan Nomor 0543b/U/1987. Secara garis besar urutannya adalah sebagai berikut :

I. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

ba‘ B Be

ta' T Te

s\a s\ es (dengan titik di atas)

Jim J Je

h}a‘ h{ ha (dengan titik di bawah)

kha' Kh ka dan ha

Dal D De

z\al z\ zet (dengan titik di atas)

ra‘ R Er

Zai Z Zet

Sin S Es

Syin Sy es dan ye

s}ad s} es (dengan titik di bawah)

d{ad d{ de (dengan titik di bawah)

t}a'> t} te (dengan titik di bawah)

z}a' z} zet (dengan titik di bawah)

‘ain ‘ koma terbalik ( di atas)

Gain G Ge

viii

fa‘ F Ef

Qaf Q Qi

Kaf K Ka

Lam L El

Mim M Em

Nun N En

Wawu W We

ha’ H Ha

Hamzah ’ Apostrof

ya' Y Ye

II. Konsonan Rangkap Tunggal karena Syaddah ditulis Rangkap

ditulis muta’addidah

Ditulis ‘iddah

III. Ta’ Marbutah diakhir kata

a. Bila dimatikan tulis h

ditulis H}ikmah

Ditulis Jizyah

(ketentuan ini tidak diperlukan kata-kata Arab yang sudah terserap ke

dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, shalat dan sebagainya, kecuali bila

dikehendaki lafal aslinya)

b. Bila diikuti kata sandang ‚al‛ serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulish.

ditulis Kara>mah al-auliya>’

ix

c. Bila Ta' marbu>t}ahhidup dengan harakat, fath}ah, kasrah, atau d}ammah ditulis t.

ditulis Zaka>t al-fit}rah

IV. VokalPendek

fath}ah ditulis a

Kasrah Ditulis I

d{ammah Ditulis u

V. VokalPanjang

1 FATHAH + ALIF

ditulis

ditulis

a>

Ja>hiliyah

2 FATHAH + YA’MATI ditulis

ditulis

a>

Tansa>

3 FATHAH + YA’MATI

ditulis

ditulis

i>

Kari>m

4 DAMMAH + WA>WU MATI ditulis

ditulis

u>

Furu>d{

VI. Vokal Rangkap

1 FATHAH + YA’ MATI ditulis

ditulis

Ai

bainakum

x

2 FATHAH + WA>WU MATI ditulis

ditulis

Au

qaul

VII. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan

apostrof

Ditulis a antum

Ditulis u’iddat

Ditulis la’in syakartum

VIII. Kata sandang alif lam yang diikuti huruf Qomariyyah maupun

Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan "al"

ditulis al-Qur’a>n

Ditulis al-Qiya>s

Ditulis al-Sama>'

Ditulis al-Syams

IX. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat ditulis menurut bunyi

atau pengucapannya

ditulis Z|awī al-Furu>d{

Ditulis Ahl al-Sunnah

xi

ABSTRAK

Penelitian dalam skripsi ini perlu, karena untuk meninjau kembali makna

bid’ah yang telah bergeser dan berkembang pada saat ini, serta memberi

pemahaman yang jelas kepada masyarakat, melihat realita yang ada saat ini,

pembahasan bid’ah hanya cenderung menguatkan dan menyesuaikan pada

prinsip-prinsip yang dipegang oleh suatu golongan atau kelompok. Dengan

adanya penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan pokok dalam pembahasan

bid’ah.

Rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah (1) Bagaimana

pemaknaan hadis tentang bid’ah? (2) Bagaimana perkembangan dan Relevansi

hadis bid’ah dalam realita kehidupan sekarang?

Dengan metode ma’anil hadis Musahadi HAM, hadis-hadis tentang bid’ah

dijelaskan dengan menggunakan kritik Historis, yakni keotentikan hadis dengan

sejarah, baik secara sanad atau realita sosial ketika hadis ini diturunkan, kritik

eidetis, yakni konfirmatif terhadap hadis-hadis dan ayat al-Qur’an, kritik Praktis,

yakni menarik relevansi makna hadis dengan konteks kekinian.

Setelah peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan beberapa

metode di atas, akhirnya dapat disimpulkan bahwa (1) hadis kullu bid’atin d}alalah

jika dimaknai dengan literal, maka pemahaman ini akan berasa ekstrem. Karena

sangatlah tidak mungkinjika hidup ini sama persis dengan kehidupan Rasulullah.

Maka tidak ada kemungkinan bagi kita unuk berprilaku dan bersikap yang tidak

pernah dilakukan oleh Rasulullah sebelumnya, tidak hanya dalam urusan

peribadatan namun mencakup aspek duniawi. Karena kehidupan pada masa ini

sudah sangat berkembang dan sangat maju, baik dari segi keilmuan, pengetahuan,

bangunan dll. (2) sebenarnya bid’ah tidak mengalami perkembangan, hanya saja,

subjek atau pelaku telah mengalami pergeseran pemikiran, yang awalnya

menentang dan menyebut hal itu bid’ah dan sesat, sekarang justru hal tersebut

dirasa benar dan mulai melakukan atau mengikutinya. Mengenai relavansi hadis

bid’ah, bahwa teks hadis tersebut tidak berubah namun kenyataannya, konteks

pada saat ini telah berubah dan bergeser tergantung pada masing-masing

kelompok yang memahaminya, bahkan dalam menentukan sebuah hukum dalam

hal baru masih diperdebatkan.

xii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang

telah memberikan taufiq, rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan HADIS TENTANG BID’AH

(Telaah Ma’anil Hadis). Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada

baginda Nabi Agung SAW, kepada keluarganya dan kepada para sahabat serta

seluruh ummat Islam semuanya.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar

sarjana Theologi Islam Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir di Fakultas Ushuluddin

dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.Penulis

menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tentu masih jauh dari

kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, baik dari teknik penyusunan dan

kosakata yang tertulis, maupun dari isi dan pembahasan yang ada dalam skripsi

ini.Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan

untuk perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis telah banyak memperoleh bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan penuh rasa hormat penulis

menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. KH. Yudian Wahyudi, MA. selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk

xiii

belajar dan menuntut ilmu pada Program Sarjana ProgramStudi Ilmu Al-

Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan pemikiran Islam.

2. Dr. Alim Roswantoro, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijga Yogyakarta.

3. Dr. H Abdul Mustaqim, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Ilmu Al-

Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan

Kalijga Yogyakarta.

4. Afdawaiza, S.Ag. M.Ag. selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Al-Qur’an

dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijga

Yogyakarta.

5. Dr. Nurun Najwah, dan Yusron Asrofie sebagai pembimbing skripsi dan

pembimbing akademik yang telah berkenan membimbing jalannya

penyusunan skripsi serta memberikan motivasi-motivasi sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan dengan lancar.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan tulus telah memberikan ilmu

pengetahuan serta wawasan yang luas mengenai segala aspek keilmuan

selama penulis mengikuti perkuliahan.

7. Seluruh pimpinan dan staf administrasi Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam UIN Sunan kalijaga Yogyakarta yang telah membantu

dan memberikan pelayanan yang baik selama penulis mengikuti

perkuliahan sampai selesainya penulisan skripsi ini.

xiv

8. Ayahanda tercinta yang selalu mendukung dan memberikan kesempatan

serta kepercayaannya kepada ananda untuk menimba ilmu dalam dunia

akademik demi menggapai cita-cita, begitu juga dengan Ibunda tersayang

almh. yang tak sempat melihatku tumbuh besar dan tak sempat

memberikan dukungannya, namun aku yakin bahwa kau sangat sayang

kepada Anak mu ini. Semoga amal ibadah ibunda diterima di sisi Allah

SWT.

9. Kepada keluarga kecil di kos, “Kakak Agus al-Hamidi, Mbak Nur

Istiqomah, dan Adik kecil Avicena Izzaz Konstantin al-Hamidi ” yang

memberikan sebuah kenyamanan dan kebahagian dalam keluarga.

10. Terimakasih kepada teman-teman jurusan IAT angkatan 2012, terkhusus

kepada Siti Rahayu, Hikmah, Lika, Novi, Khoir, Umamah, Mbk Ina, Tati,

Arum dll. Yang selalu menyemangati dan memberi kebahagiaan selama

ini, bertukar berbagai ilmu, dan saling memotivasi.

11. Teman-teman se-Alumni yang terbentuk dalam wadah keluarga

@POKER.Yo (alumni pondok pesantren Tarbiyatut Thalabah Kranji-

Paciran-Lamongan di Yogyakarta) terkhusus Farid Agus Setiawan,,

Nasrullah, Mutathohirin, Eka Ainir Rosyidah, Dwi Ifadatus Sa’adah,

Minanur Rohman, yang memberikan begitu banyak cinta dan

kegembiraan.

12. Teman sekaligus tetangga kos, Febry Darul Abror, yang dengan canda

tawanya selalu membuat penulis bahagia dalam kesunyian kos.

xv

xvi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ..................................... ii

HALAMAN NOTA DINAS ...........................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi

HALAMAN TRANSLITRASI ...................................................................... vii

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. xi

HALAMAN KATA PENGANTAR .............................................................. xii

HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................ xvi

BAB I: PENDAHULUAN............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5

C. Tujuan dan Kegunaan .................................................................. 5

D. Telaah Pustaka.............................................................................. 6

E. Kerangka Teoritik ........................................................................ 9

F. Metode Penelitian ........................................................................ 12

G. Sistematika Pembahasan ............................................................. 13

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG BID’AH ............................. 15

A. Definisi Bid’ah ........................................................................... 15

B. Latar Belakang Munculnya Bid’ah ............................................ 18

C. Penggolongan Bid’ah ................................................................. 24

D. Kontroversi Bid’ah yang Pro dan Kontra dalam Kasus Mencium

Mushaf ........................................................................................ 26

xvii

BAB III : HADIS-HADIS TENTANG BID’AH ........................................ 31

A. Kritik Historis ........................................................................... 31

1. Takhrij Hadis ...................................................................... 31

2. I’tibar Sanad ........................................................................ 31

B. Kritik Eidetis ............................................................................. 44

1. Analisis Isi .......................................................................... 48

a. Kajian Linguistik .......................................................... 48

b. Hadis-Hadis yang Setema ............................................. 50

c. Konfirmasi Hadis dengan ayat Al-Qur’an .................... 52

2. Analisis Realita Historis ..................................................... 55

a. Mikro ............................................................................ 56

b. Makro ............................................................................ 57

c. Analisa Generalisasi ..................................................... 60

BAB IV : PERKEMBANGAN DAN RELEVANSI HADIS TENTANG

BID’AH DENGAN KONTEKS SEKARANG ............................ 63

A. Perkembangan Bid’ah .................................................................. 63

B. Relevansi Hadis Bid’ah ................................................................ 65

BAB V : PENUTUP .................................................................................... 77

A. Kesimpulan .................................................................................. 77

B. Saran-saran ................................................................................... 79

C. Penutup ......................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 81

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Umat Islam di seluruh dunia disatukan dalam sumber utama yang

sama, yaitu al-Qur‟an dan Sunnah. Karena prinsip-prinsip dan aturan-aturan

tersebut terdapat dalam dua hukum Islam yang telah terlambangkan yaitu al-

Qur‟an dan Hadis. Pada dasarnya tujuan untuk meneliti suatu hadis adalah

untuk mengetahui tingkat keaslian dari suatu hadis. Signifikansinya adalah

hadis merupakan sumber syari‟at atau hukum Islam kedua setelah al-Qur‟an.

Hadis juga berfungsi sebagai penjelas atas ayat-ayat al-Qur‟an, sehingga

otentisitas hadis adalah sebuah keharusan.

Banyak hadis yang awalnya disandarkan dan dinisbatkan kepada Nabi

SAW. tetapi setelah dicek ulang ternyata hadis tersebut tidak berasal dari

Nabi SAW. oleh karenanya, pengkritisan suatu hadis sangat diperlukan untuk

mengetahui dan membuktikan kes }ahihan (keotentikan/keaslian) suatu hadis.

Sebagai dasar pengkritisan suatu hadis, para ulama ahli hadis

membuat suatu pedoman penelitian hadis dengan menetapkan dan

merumuskan kriteria-kriteria yang berkaitan dengan matan hadis dan sanad

hadis. Suatu hadis dinyatakan s }ahih apabila diriwayatkan oleh sanad yang

bersambung pada Nabi SAW. sanad itu terdiri dari rawi-rawi yang „adil

(memiliki integritas moral), d}abit (memiliki kapasitas intelektual), serta tidak

2

terdapat „illah (kecacatan samar) dan syuzuz (berlawanan dengan hadis lain

yang yang lebih unggul kualitasnya) dalam sanad dan matan hadis.1

Di samping melakukan kritik hadis dari segi sanad dan matan, ulama

hadis juga melakukan kritik hadis dari segi pelafalan dan pemaknaan hadis

yang memiliki ruang tersendiri dalam diskursus hadis. Pelafalan dan

pemaknaan hadis diberlakukan terhadap seluruh hadis baik s}ahih, h}asan,

maupun d}aif. Hanya yang lolos seleksi kritik hadis yaitu hadis s }ahih atau

h}asan yang dilakukan pemaknaannya. Dan kali ini yang akan dijelaskan

pelafalan dan pemaknaannya adalah hadis tentang bid‟ah.

Dewasa ini bid‟ah telah merebak dimana-mana melanda umat Islam,

munculnya bid‟ah telah memberi dampak buruk dalam berbagai kehidupan,

terutama aspek agama. Merebaknya bid‟ah menjadi musibah kaum muslimin

dan mengakibatkan hilangnya kemuliaan dan kekuatan mereka, hal ini

dengan banyaknya bid‟ah kaum muslimin bercerai-berai dan bergolong-

golongan sehingga tidak disegani dan ditakuti oleh musuh-musuh Islam.

Setiap orang yang tidak mengikuti petunjuk dan sunnah Rasulullah

SAW. jelas dia telah dianggap melakukan kemaksiatan, baik masuk dalam

kategori bid‟ah atau tidak. Hanya saja para ahli kalam dan yang lainya

menyebutkan bahwa perpecahan tersebut terjadi tidak lain adalah perpecahan

yang disebabkan perbuatan bid‟ah dalam syariat.

1

Usman Sya‟roni, Otentitas hadis Menurut Ahli Hadis dan Kaum Sufi (Jakarta: Pustaka

Firdaus, 2002), hlm.Viii.

3

Ketika istilah bid‟ah melalui hadisnya dihadapkan dalam masyarakat,

secara garis besar masyarakat terpecah menjadi dua kelompok. Setiap

kelompoknya selalu bersikeras mempertahankan argumennya mengenai

bid‟ah. Sehingga menganggap siapapun yang bertentangan dengannya adalah

salah, dan yang sepakat dengannya adalah benar, serta tidak ada toleransi

terhadap orang yang memahaminya dengan cara dan makna yang berbeda.

Melihat adanya fenomena perbedaan masyarakat dalam memahami

istilah bid‟ah yang sering memicu konflik, maka sekiranya perlu melakukan

kajian hadis yang berkaitan dengan bid‟ah. Karena memang yang dijadikan

dasar pemaknaan bid‟ah oleh kelompok-kelompok dalam umat Islam adalah

hadis “kullu bid’atin d}alalah”. Kemudian perlu adanya pembahasan

mengenai bagaimana pemahaman kelompok-kelompok tertentu terhadap

hadis “kullu bid’atin d}alalah”, dari pemahaman terhadap hadis tersebut

bagaimana mereka memaknai istilah bid‟ah, dan dari pemaknaan bid‟ah

tersebut bagaimana sikap mereka terhadap perkara-perkara baru dalam

agama.

Para ulama memandang bid‟ah terbagi menjadi tiga pendapat,

pendapat pertama mengatakan bahwa hal baru (bid‟ah) walau dalam agama

kadang terpuji kadang tercela, dikembalikan kepada masalah yang sama yang

terdapat dalam al-Qur‟an dan sunnah dengan menggunakan qiyas. Pendapat

kedua, mengatakan bahwa semua hal baru (bid‟ah) yang tidak dikenal pada

zaman Rasulullah maupun sahabat maka hal tersebut termasuk bid‟ah yang

sesat. Sedangkan pendapat ketiga, mengatakan bahwa hal baru kalau

4

dihukumi dengan disyariatkan, maka disyariatkan sesuai hukumnya, apakah

wajib, mustahab atau boleh, tidak disebut bid‟ah karena menurut mereka,

bid‟ah adalah istilah syariat yang dipakai untuk menunjukkan hal baru yang

bertentangan dengan dalil syar‟i dan kaidahnya.2

Dalam refrensi lain Imam Syafi‟i mengatakan “dan perkara-perkara

yang baru ada dua bentuk,” pertama yang menyelisihi al-qur‟an, Al- Sunnah,

Asar, atau ijma‟ maka ini adalah Bid‟ah yang sesat, sedangkan yang kedua,

yang merupakan kebaikan tidak seorang ulama pun yang menyelisihi hal ini,

maka ini adalah perkara baru yang tak tercela.3

Adanya hadis yang membicarakan tentang bid‟ah semakin

memperkuat pendapat yang melarang ajaran baru selain yang diajarkan

Rasulullah. Adapun hadis yang membahas tentang bid‟ah yaitu:

ان عه جعفر به محم قال أوبأوا ابه المبارك عه سف أخبروا عتبة به عبد الل د عه أب

حمد سلم قل ف خطبت عل صلى الل قال كان رسل الل عه جابر به عبد الل

مه فلا مضل ل دي الل ثم قل مه ل أ بما ثى عل الل ادي ل فلا ضلل

كل ا شر الأمر محدثات دي محمد دي أحسه ال إن أصدق الحدث كتاب الل

كل ضلالة ف الىار كل بدعة ضلالة محدثة بدعة

“Telah mengabarkan kepada kami 'Utbah bin 'Abdullah dia

berkata; telah memberitakan kepada kami Ibnul Mubarak dari Sufyan

dari Ja'far bin Muhammad dari bapaknya dari Jabir bin 'Abdullah dia

berkata; "Apabila Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam

berkhutbah, maka beliau memuji dan menyanjung Allah dengan hal-

hal yang menjadi hak-Nya, kemudian bersabda: 'Barangsiapa telah

diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya.

Barangsiapa telah disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang bisa

memberikan petunjuk kepadanya. Sebenar-benar perkataan adalah

2Abdul Ilah Bin Husain al „Arfaj, Konsep Bid’ah dan Toleransi fiqih (Jakarta: Al-

I‟tishom, 2013), hlm. 37-39.

3 Firanda Andirja Abidin, Bid’ah Hasanah (Jakarta: Nasir al-Sunnah, 2013), hlm. 37.

5

kitabullah (Al Qur'an), sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk

Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dan sejelek jelek perkara

adalah hal-hal yang baru, setiap hal yang baru adalah bid’ah dan

setiap bid’ah adalah sesat, dan setiap kesesatan di dalam neraka”(HR.

Al-Nasa‟i).4

Dalam dalil tersebut, terdapat kata bid‟ah yang hingga saat ini masih

diperdebatkan para ulama. Dalam hadis tersebut, makna lafadz bid‟ah adalah

hal baru yang tidak ada atsar atau panutan sebelumnya, namun ada juga yang

berpendapat bahwa kata bid‟ah memiliki dua macam yaitu bid‟ah d}alalah dan

bid‟ah h}asanah dan tidak serta merta dipandang sebagai kesesatan semata.

Peneliti tertarik membahas tentang bid‟ah karena makna bid‟ah

bergeser dan berkembang pada saat ini, serta memberi pemahaman yang jelas

tentang bid‟ah kepada masyarakat agar mereka tidak salah dalam memahami

bid‟ah.

Melihat realita yang ada saat ini, pembahasan bid‟ah hanya cenderung

menguatkan dan menyesuaikan pada prinsip-prinsip yang dipegang oleh suatu

golongan atau kelompok. Sejauh penelitian yang penulis lakukan, hingga saat

ini belum ada pembahasan bid‟ah yang komperhensip dan netral dari doktrin-

doktrin suatu golongan. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan hasil

penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan pokok dalam pembahasan

tentang bid‟ah.

4

Al-Nasa‟I, Sunan an-Nasa’I, Kitab Sholat Idhul Adha dan Sholat Idhul Fitri, Bab cara

Khutbah, Hadis No.1.560. CD Ensiklopedi Hadis Kitab 9 Imam (t.tp.: Lidwa Pustaka i-Software,

t.th.) .

6

B. Rumusan Masalah

Dari pembahasan di atas terdapat beberapa permasalahan yang

dirumuskan untuk dibahas dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana pemaknaan hadis tentang bid‟ah?

2. Bagaimana Perkembangan dan Relevansi hadis bid‟ah dalam realita

kehidupan sekarang?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk meninjau kembali fahmul hadis

mengenai hadis-hadis tentang bid‟ah. Sebagai upaya transformasi wacana

agar lebih berkembang dalam pemaknaannya, serta mengetahui

relevansinya dengan realitas sosial yang ada dalam upaya memperkaya

makna hadis nabi yang berkaitan dengan bid‟ah

2. Kegunaan

Kegunaan dari penelitian ini, peneliti berharap hasil dari penelitian

ini dapat dijadikan rujukan dalam menarik referensi serta dapat menjadi

salah satu warna dalam khazanah keilmuan islam, khususnya dalam

bidang hadis, sebagai upaya perwujudan fleksibilitas ajaran Islam yang

mampu berdialog dengan tantangan zaman.

Dalam ilmu pengetahuan, penelitian ini berupaya memberikan

sumbangsih pemikiran terhadap pemahaman hadis, terutama masalah

bid‟ah.

7

D. Telaah Pustaka

Telaah pustaka ini dimaksudkan sebagai salah satu kebutuhan ilmiah

yang berguna untuk memberikan kejelasan dan batasan tentang informasi

yang digunakan melalui khazanah pustaka, terutama yang berkaitan dengan

tema yang dibahas. Dalam hal ini, hadis tentang bid’ah dimuat di berbagai

kitab-kitab hadis diantaranya pada al-Kutub al-Tis’ah.

Sedangkan untuk mengetahui sejauh mana objek penelitian dan kajian

terhadap bid‟ah dan hadis-hadis yang membahasnya, peneliti telah melakukan

pra-penelitian terhadap literatur, untuk memastikan apakah ada penelitian

yang sama atau belum, sehingga nantinya tidak terjadi pengulangan (repetisi)

yang sama dengan penelitian sebelumnya.

Adapun yang membahas tentang bid‟ah diantaranya: Buku yang

berjudul Mafhum al-Bid’ah wa As}aruhu Fi> Id}tira>bi al-Mu’asirah karya Abdul

Illah bin Husain al-Arfaj, di dalamnya terdapat pentingnya isi kandungan

kitab yang membahas bid‟ah. terdapat juga di dalam buku Mi’ya>r al-Bid’ah

D}awa>bitu al-Bid’ah ‘Ala T}ariqati al-Qawaid al-Fiqhiyah karya Muhammad

bin Husain al-Jizani. Kemudian pembahasan ini terdapat di dalam kitab

bid‟ah yang masyhur di kalangan ulama, yang berjudul al-Bid’ah al-Id}afiyah

Dira>satu Ta’si >liyyah Tat}biqiyyah karya Yusuf bin Ali al-Asyiri. Buku yang

berjudul Bid’ah-Bid’ah di Indonesia, Karya Badrudin Hsubky, dalam

bukunya memaparkan awal masuknya Islam ke Indonesia dan awal

munculnya bid’ah-bid’ah di Indonesia.5 Kemudian, Abdul Ilah bin Husain al

5 Badrudin Hsubky, Bid’ah-bid’ah di Indonesia (Jakarta: Gema Insani Press, 1996).

8

„Arfaj dalam bukunya yang berjudul Konsep Bid’ah dan Toleransi Fiqih

memberi penjelasan mengenai makna bid’ah secara objektif, jujur, amanah

secara ilmiah serta tidak bermaksud memenangkan kelompok tertentu.

Sehingga buku ini membuka mata bahwa makna bid’ah yang didengar selama

ini hanyalah satu dari tiga konsep bid’ah yang ada dalam keilmuan Islam. Di

sisi lain buku ini membahas contoh-contoh masalah, baik masalah

kontemporer maupun masalah klasik yang diperselisihkan oleh ulama.6

Dalam buku yang berjudul Bukan Bid’ah, Membimbing Orang-Orang

Yang Bersikap Keras Dalam Beragama. karya Ali Jum‟ah, yang telah tertulis

dalam kata pengantar oleh M.Quraish Shihab adalah upaya merespon sikap

kaku sebagian umat Islam dalam beberapa hal yang sebenarnya tidak terlalu

prinsip. Meski diakui bahwa sikap beragama secara kaku dan keras sudah ada

sejak lama sekali, namun fenomena yang muncul akhir-akhir ini tidak bisa

dianggap ringan . oleh sebab itu dari fenomena tersebut muncullah saling

tuduh menuduh dengan sebutan kata bid’ah.7 Dan Firanda Andirja Abidin,

dalam bukunya Bid’ah Hasanah (Mengenal Bid’ah dan Sunnah),

memaparkan bahwa masih ada dan dikenal mengenai bid’ah hasanah, tidak

semua bid’ah itu sesat, dalam buku ini ada sebagian ulama yang menjelaskan

bahwa bid’ah ada yang hasanah. Dalam karya Syaikh Muhammad „Abdus-

salam dalam bukunya yang berjudul Bid’ah-bid’ah yang dianggap Sunnah,

dijelaskan bahwa buku ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama

6 Abdul Ilah Bin Husain al „Arfaj, Konsep Bid’ah dan Toleransi fiqih (Jakarta: Al-

I‟tishom, 2013), hlm. Vii.

7

Ali Jum‟ah, Bukan Bid’ah, Membimbing Orang-Orang Yang Bersikap Keras Dalam

Beragama (Banten: Lentera Hati, 2012), hlm. 9.

9

khusus membicarakan tentang sunnah dan bid’ah dalam sholat. Dan yang

kedua khusus tentang doa-doa yang disyariatkan dan yang bid’ah serta

diakhiri dengan surat terbuka untuk seluruh ulama untuk mengajak mereka

berjihad di jalan Allah dan menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar.8

Kemudian masih ada beberapa buku yang juga memperbincangkan

masalah bid‟ah, tidak sedikit dari buku-buku dengan tema bid’ah yang

membahasnya, adapun diantaranya adalah Bid’ah dalam Masjid, karya Muh.

Jamaluddin A Qasimi.9 Criteria Antara Sunnah dan Bid’ah karya Hasbi Ash-

Shiddieqy.10

Bid’ah Sumber Kehancuran Umat, karya Syaikh Abu Bakar

Jabir al Jazairi.11

Adapun karya-karya yang berbentuk skripsi adalah karya M.

Syarifuddin, Bid’ah Menurut Pandangan Muhammadiyah dan Nahdhlatul

Ulama, dalam skripsi tersebut dipaparkan bid’ah secara detail, mulai dari

devinisi, penggolongan, dan dasar penolakan bid’ah, juga dipaparkan

mengenai pemahaman bid’ah menurut dua ormas yang berbeda yaitu

Muhammadiyah dan Nahdhlatul Ulama.12

8Muhammad Abdus-salam, Bid’ah-bid’ah yang Dianggap Sunnah (Jakarta: Qisthi Press,

2011), hlm. XXV.

9Muh. Jamaluddin al-Qasimi, Bid’ah dalam Masjid (Jakarta: Pustaka Azzam, 2005).

10

Hasbi Ash-Siddieqy, Criteria Antara Sunnah dan Bid’ah (Bulan-Bintang 1967).

11

Abu Bakar Jabir al-Jaziri, Bid’ah Sumber Kehancuran Umat (Pustaka Mantiq, 1995).

10

Adapun posisi penulis dalam penelitian kali ini yaitu lebih terfokus

pada pemaknaan hadis tentang bid‟ah. Yang mana penelitian kali ini

bertujuan dapat memberikan sumbangsih pemahaman tentang pemaknaan

hadis terkait bid‟ah, sehingga diharapkan tidak terjadi lagi saling tuduh-

menuduh dan saling menyalahkan di kalangan umat Islam sendiri.

E. Kerangka Teoritik

Mengenai pemahaman hadis secara garis besar dari aspek pendekatan

yang digunakan dapat dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, kelompok

tekstualis yang lebih mementingkan makna lahiriyah teks. Pada kelompok ini,

penekanan teks hadis terfokus pada aspek bahasa, an-sich. Kedua, kelompok

kontekstualis yang lebih mengembangkan penalaran terhadap konteks yang

berada dibalik teks.13

Adapun mengenai bentuk konsep pemahaman hadis yang ditawarkan

para ulama hadis dapat dikelompokkan menjadi dua kategori.

Pertama, menawarkan konsep dan rumusan secara global, tanpa

rincian tahapan yang kongkrit. Yang termasuk kategori pertama adalah: al-

Khatib al-Bagdadi, Ibn al-Jauzi, Salah al-Din al-Adlabi, serta sebagian besar

ulama hadis.

12

M.Syarifuddin, Bid’ah Menurut Pandangan Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama,

(Skripsi ini diajukan untuk memperoleh gelar strata satu, diterbitkan oleh fakultas Syariah UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta , 2009).

13

Nurun Najwah, Ilmu Ma’anil Hadis: Metode Pemahaman Hadis Nabi Teori dan

Aplikasi (Yogyakarta: Cahaya Pustaka, 2008),hlm.5.

11

Kedua, menawarkan konsep sekaligus tahapan-tahapan teknisnya

secara rinci. Yang termasuk kategori ini adalah Yusuf Qaradawi, Fazlur

Rahman, Syuhudi Ismail dan Musahadi HAM.

Para ulama di atas berupaya merumuskan metode pemahaman atas

teks hadis, Adapun untuk memudahkan langkah penelitian ini, penulis

memilih langkah-langkah metode pemaknaan hadis seperti teori yang

ditawarkan oleh Musahadi HAM, Karena lebih spesifik dan runtut dalam

menangkap makna teks-teks hadis yang relevan dengan konteks historis

kekinian sehingga lebih bermakna dan fungsional untuk menjawab problem-

problem hukum dan kemasyarakatan masa kini.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Kritik Historis,14

menentukan validitas dan otentisitas hadis yang akan

diteliti. Sebelum memasuki tahap penafsiran dan pemahaman, problem

otentisitas dan orisinalitas harus diselesaikan terlebih dahulu. Dalam hal

ini, para ulama menetapkan lima unsur kaidah keshahihan hadis yang

meliputi: ketersambungan sanad, seluruh periwayat bersifat adil, seluruh

periwayat bersifat dhabit, hadis terhibdar dari syuzuz, dan hadis terhindar

dari illat. Lima kaidah di atas untuk menunjukkan, tingginya akurasi,

guna membuktikan validitas dan otentisitas hadis. Pada tahab ini, peneliti

menguji otentisitas dan orisinalitas melalui kaidah keshahihan hadis,

dibantu dengan kitab-kitab penunjang yang memuat penilaian terhadap

keshahihan sanad dari hadis yang dikaji oleh peneliti.

14

Musahadi Ham, Evolusi Konsep Sunnah: Implikasi pada perkembangan Hukum Islam

(Semarang: Aneka Ilmu, 2000), hlm. 155.

12

2. Kritik Eiditis,15

berguna untuk melakukan analisis matan dan

menjelaskan makna teks serta menjadikannya rasioanal. dengan

menjelaskan hadis pada muatan kajian lingualistik, analisa historis

dengan mengkaji realitas, problem situasi yang terkait, analisis

generalisasi menangkap makna universal dalam hadis.

3. Kritik Praktis,16

mengkaji perubahan makna hadis yang disesuaikan

dengan konteks kekinian sehingga memerlukan berbagai bidang

pemahaman

.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk kategori penelitian kualitatif karna data

yang digunakan berupa dokumentasi perpustakaan. Oleh karena itu, kajian

yang dilakukan ini dikategorikan dalam jenis library research. Data-data

yang digunakan sabagai bahan dan materi diperoleh dari buku-buku, artikel,

skripsi dan sebagainya.

2. Sumber Data

Mengenai sumber data primer yang digunakan dalam penelitian

adalah yang terhimpun dalam al-Kutub al-Tis’ah dan beberapa CD Rom

yang terkait, sebab kitab tersebut merupakan kitab-kitab yang dianggap

paling otentik di kalangan ulama sunni. Kitab hadis tersebut adalah Shahih

15 Musahadi Ham, Evolusi Konsep Sunnah…,hlm.157.

16

Musahadi Ham, Evolusi Konsep Sunnah…, hlm. 159.

13

al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan al-Tirmidzi, Sunan

Ibnu Majah, dan Sunan al-Nasa’I, Musnad Ahmad dan Imam Malik.

Adapun sumber data sekunder adalah bahan rujukan kepustakaan

yang mendukung permasalahan yang dibahas, baik berupa buku-buku,

artikel, maupun lainnya yang dapat dijadikan sebagai data, untuk

memperkuat argumentasi.

3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan

metode dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dari sumber-sumber bahan

atau kepustakaan yang berkaitan dengan tema penelitian ini.

4. Analisis

Melakukan analisis data primer yang meliputi sanad dan matan

hadis. peneliti menggunakan metode ma‟anil hadis yang dirumuskan oleh

Musahadi Ham, sebagai berikut langkah-langkahnya: kritik Historis, kritik

Eidetis, dan kritik Praktis.

G. Sistematika Pembahasan

Agar penelitian ini memiliki arah yang jelas dengan kerangka

pemikiran yang sistematis maka pembahasan ini disusun dengan bentuk bab

per bab, yang secara garis besar sistematika pembahasannya terdiri dari lima

bab.

Pada bab pertama adalah pendahuluan, meliputi Latar Belakang

Masalah, dari latar belakang maslah ini kemudian dilakukan pembatasan

14

terhadap persoalan yang akan diteliti dan kemudian diteruskan dengan

Rumusan Masalah dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan dan Tujuan

Penelitian untuk mengetahui betapa pentingnya suatu penelitian. Kemudian

berlanjut pada Telaah Pustaka, Metodologi Penelitian, dan Sistematika

Pembahasan

Bab kedua, tentang tinjauan umum yang akan membahas tentang

pengertian bid’ah, uraian ini meliputi beberapa definisi kata bid’ah dari

sejumlah kamus dan dari sekian perspektif tokoh. Kemudian dilanjutkan

tentang jenis-jenis bid’ah.

Bab ketiga, akan dijelaskan secara khusus tinjauan hadis-hadis Nabi

SAW. tentang bid’ah yang meliputi penyajian redaksi hadis dan diikuti

analisis sanadnya, serta melakukan pemaknaan dengan menganalisis aspek

matan hadis, baik secara historis, dan hubungannya dengan al-Qur‟an.

Bab keempat, berisi tentang analisis hadis-hadis yang mendalam

sesuai konteks turunnya hadis dan sebuah upaya merelevansikan hadis-hadis

tentang bid’ah dengan realitas konkrit saat ini.

Bab kelima, merupakan bagian akhir dari skripsi ini yang berisi

kesimpulan, saran-saran dan penutup.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dapat

disimpulkan bahwa, hadis kullu bid’atin dalalah jika dimaknai dengan literal,

maka pemahaman ini akan berasa ekstrem. Karena sangatlah tidak mungkin

jika hidup ini sama persis dengan kehidupan Rasulullah. Maka tiak ada

kemunkinan bagi kita untuk berprilaku dan besikap yang tidak pernah

dilakukan oleh rasulullah sebelumnya, tidak hanya dalam uusan peribadatan

namun mencakup aspek duniawi. Karena kehidupan pada masa ini sudah

sangat berkembang dan sangat maju, baik dari segi keilmuan, pengetahuan,

bangunan dll.

Bid’ah dalam pengertian bahasa dapat dilihat alam dua waktu, yaitu

bid’ah pada zaman Rasulullah dan bid’ah pada koneks sekarang. Bid’ah pada

zaman Rasululah bermakna segala hal baru yang sebelumnya belum pernah

diadakan, sedangkan bid’ah pada masa kini diartikan sebagai bid’ah hukum,

yakni segala sesuatu hal baru dalam ibadah yang tidak boleh dilakukan,

Sebenarnya bid’ah tidak mengalami perkembangan, hanya saja subjek

atau pelaku telah mengalami pergeseran pemikiran, yang awalna menentang

dan menyebut hal itu bid’ah dan sesat, sekarang justru hal tersebut dirasa

benar dan mulai melakukan atau mengikutinya.

78

Mengenai relevansi hadis bid’ah, bahwa teks hadis tersebut tidak

berubah namun kenyataannya konteks pada saat ini, makna bid’ah telah

berubah dan bergeser pada masing-masing kelompok bahkan dalam

menentukan sebuah hukum masih diperdebatkan.

79

B. Saran-saran

Harapan peneliti, penelitian ini tidak cukup sampai disini, tetapi perlu

dikembangkan pada permasahan dan persoalan yang lebih kompleks lagi,

karena penulis sangat menyadari bahwa tulisan ini masih sangat jauh dari

kesempurnaan. Guna menghasilkan pemahaman hadis yang yang lebih

sempurna, penelitian ini masih memerlukan pendekatan dengan bidang ilmu-

ilmu lainnya seperti fiqih, budaya-antropologi, dll. Sehingga segala bentuk

problematika yang muncul di tengah-tengah masyarakat terkait bid’ah dapat

terpecahkan. Semakin banyak pemahaman yang muncul akan semakin

memperluas wacana keilmuan hadis dalam hazanah pemikiran hadis.

80

C. Penutup

Syukur Alhamdulillah peneliti haturkan kepada Allah Subhannallah

wa Ta’ala yang telah melipahkan rahmat dan karunianya tanpa pernah henti,

yang telah memberikan kekuatan, kemampuan dan kesabaran bagi peneliti

untuk menyelesaikan skripsi ini. Meskipun masih terdapat banyak kesalahan

dan kekurangan dalam penulisannya, sehinnga untuk penyempurnaannya,

dengan segala kerendahan hati maka di sini peneliti mengharapkan kritik dan

saran dari berbagai pihak. Semoga tulisan ini dapat memberi manfaat dalam

khazanah pemikiran hadis.

81

DAFTAR PUSTAKA

Abdus-salam, Muhammad. Bid’ah-bid’ah yang Dianggap Sunnah. Jakarta: Qisthi

Press. 2011.

Abidin, Firanda Andirja. Bid’ah Hasanah. Jakarta: Nasir al-Sunnah, 2013.

Afdawaiza. Dosen Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta. dalam M. Alfatih Suryadilaga (ed.). Studi Kitab Hadis.

Yogyakarta: Teras, 2009.

Al-Albani, Muhammad Nashiruddin. Shahih Sunan At-Tirmidzi. Jakarta: Pustaka

Azzam. cet.II, 2013.

Al-‘Arfaj, Abdul Illah bin Husain. Konsep Bid’ah dan Toleransi Fiqih. Jakarta:

Al-I’tishom. 2013.

al-Asfahani, Ar-Roghib. Mu’jam Mufrodat li al-Fadzil Qur’an. Lebanon: Dar al-

Kitab al-Ilmiyah, 2008.

Ali, M. Mahrus. Mantan Kiai NU Meluruskan Ritual-ritua l Kiai Bid’ah yang

Dianggap Sunnah. Surabaya: Laa Tasyuki Press, 2008.

Asy’ari, Hasyim. Risalah Ahlu al-Sunnah Wa Al-jama’ah. Yogyakarta: LKPSM,

1999.

Al-Bukhari, Shohih Muslim. Bab: Cara dicabutnya Ilmu Hadis No. 98, CD

Ensiklopedi Kitab Hadis 9 Imam. (t.tp: Lidwa Pustaka i-Software, t.th.)

Darraz, M.Abdullah. Barometer Sunnah Bid’ah. Mengapa Muncul Bid’ah?,

Surakarta: Darul Qalam. 2006.

Daud, Abu. Sunan Abu Daud. Hadis No. 3.991. Kitab: Sunnah. Bab: Fi al-zamani

al-sunnah. Ensiklopedi Kitab Hadis 9 Imam. (t.tp: Lidwa Pustaka i-

Software, t.th.)

_______, Sunan Abu Daud. Kitab: Sunnah. Bab: Fi al-zamani al-sunnah.No.

Hadis 3.995. CD Ensiklopedi Kitab Hadis 9 Imam. (t.tp: Lidwa

Pustaka i-Software, t.th.)

Hakim, Abdul Hamid. Mabadi’ Awwaliyah. Jakarta: Maktabah Sa’diyah Putra.

T.th

82

Ham, Musahadi. Evolusi Konsep Sunnah: Implikasi Pada Perkembangan Hukum

Islam. Semarang: Aneka Ilmu. 2000.

Hsubky, Badrudin. Bid’ah-bid’ah di Indonesia. Jakarta: Gema Insani Press. 1996.

Al-Afraj, Abdul Illah bin Husain. Konsep Bid’ah dan Toleransi Fiqih. Jakarta: Al-

I’itisham. 2013.

al-Jaziri, Abu Bakar Jabir. Bid’ah Sumber Kehancuran Umat. Pustaka Mantiq,

1995.

Jum’ah, Ali. Bukan Bid’ah, Membimbing Orang-Orang Yang Bersikap Keras

Dalam Beragama. Banten: Lentera Hati. 2012.

Madchan, Anis. Tahlil dan Kenduri: tradisi santri dan kiyai. yogyakarta : LkiS

Group – pustaka pesantren.

Majah, Ibnu. Sunan Ibnu Majah. Bab: Mengikuti Sunnah Khulafa Al-Rasyidin,

Kitab: Muqaddimah, Hadis No. 42 CD Ensiklopedi Kitab Hadis 9 Imam.

(t.tp:Lidwa Pustaka i-Softwere, t,th).

Al-Mathar, Hammud bin Abdullah. Ensiklopedia Bid’ah. Jakarta: Darul Haq.

2011.

Manzur, Ibnu. Lisan al-Arab, Lebanon: Dar al-Kitab al-Ilmiyah. 2009.

al-Misri, Muhammad Abdul Hadi. Ahli Sunnah Wal Jama’ah Sejarah

Perkembangan Ahlu Sunnah dan Berbagai Golongan Ahli Bid’ah.

Surabaya: central Media, 1990.

M.Syarifuddin. Bid’ah Menurut Pandangan Muhammadiyah dan Nahdhatul

Ulama, Skripsi ini diajukan untuk memperoleh gelar Strata Satu.

diterbitkan oleh Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta: 2009.

Munawwir, Ahmad Warson. Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap.

Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.

Muslim, Imam. Shohih Muslim, No. Hadis. 1.435. Kitab. Jum’ah. Bab: Tahfif al-

sholah wa al-khutbah. Ensiklopedi Kitab Hadis Sembilan Imam. (t.tp:

Lidwa Pustaka i-Softwere, t.th).

_______, Shohih Muslim, Bab: Shalat Khauf, Hadis No. 1.391, CD Ensiklopedi

Kitab Hadis 9 Imam. (t.tp: Lidwa Pustaka i-Softwere, t.th).

83

_______, Shohih Muslim, Bab: Membatlkan Hukum yang Bathil, Hadis No.

3.242. CD Ensiklopedi Kitab Hadis 9 Imam. (t.tp: Lidwa Pustaka i-

Softwere, t.th).

MZ, Mansur Ahmad. Islam Hijau Merangkul Budaya Menyambut Kearifan

Lokal. Yogyakarta: alQadir Press, 2014.

Najwah, Nurun. Ilmu Ma’anil Hadis, Metode Pemahaman Hadis Nabi Teori dan

Aplikasi. Yogyakarta: Cahaya Pustaka. 2008.

Al-Nasa’I. Sunan an-Nasa’I, Kitab Sholat Idhul Adha dan Sholat Idhul Fitri, Bab

Cara Khutbah, Hadis No.1.560. CD Ensiklopedi Hadis Kitab 9 Imam

(t.tp.: Lidwa Pustaka i-Software, t.th.).

Nawawi, Imam. Shahih Muslim Bi Sharh al-Nawawi. Beirut: Dar al-Fikr. 1972.

al-Qasimi, Muh. Jamaluddin. Bid’ah dalam Masjid. Jakarta: Pustaka Azzam.

2005.

Shalihin, Muhammad. Ritual dan Tradisi Islam Jawa. Yogyakarta: Narasi, 2010.

Shihab, M.Quraish. Tafsir al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an.

Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Sholah, An-Naktu Ala Ibn. Bab an-Wa’ul awwal Al-Shohih. Juz 1.

Ash-Siddieqy, Hasbi. Criteria Antara Sunnah dan Bid’ah. Bulan-Bintang: 1967.

Sofwan, Ridin dkk, Islamisasi Jawa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2004.

Suryadilaga, Suryadi dan Muhammad Alfatih. Metodologi Penelitian Hadis.

Yogyakarta; TH Press, 2012.

Sya’roni, Usman. Orentalis Hadis Menurut Ahli Hadis dan Kaum Sufi. Jakarta:

Pustaka Firdaus. 2002.

Asy-Syatibi. Al-I’tisham Buku Induk Pembahasan Bid’ah dan Sunnah. Jakarta:

Pustaka Azzam. 2006.

Tirmidzi, Sunan al-Tirmidzi, Bab: Mengikuti Sunnah Menyingkiri Bid’ah, Hadis

No 2.600. CD Ensiklopedi Kitab Hadis 9 Imam. (t.tp: Lidwa Puataka i-

Sofwere. T,th).

_______, Sunan al-Tirmidzi, Bab: Siapa yang mengajak petunjuk ikutilah, Jika

mengajak kesesatan, Hadis No 2.599. CD Ensiklopedi Kitab Hadis 9

Imam. (t.tp: Lidwa Puataka i-Sofwere. T,th).

84

_______, Sunan al-Tirmidzi, Bab: Umat ini akan terpecah belah, Hadis No 2.564.

CD Ensiklopedi Kitab Hadis 9 Imam. (t.tp: Lidwa Puataka i-Sofwere.

T,th).

at-Turki, Abdullah ibn Abdul Muhsin. Dasar-dasar Akidah para Ulama Salaf,

terj. Nabhani Idris. Jakarta: Qalam, 1995.

Al-Usaimin, Syaikh Muhammad bin Shalih. Syarah Hadis Hadis Arbain Imam al-

Nawawi. Jakarta: Ummul Quro. 2012.

Wensink. Mu’jam Mufakhras Li al-Fadzil Hadis. Leiden: E.J. Brill, 1955.

85

CURICULUM VITAE

Nama : Erma Rohmana Al Jauhariyah

TTL. : Lamongan, 08 maret 1993

Alamat Asal : Cumpleng Rt.01, Rw.10 Brengkok Brondong Lamongan Jawa

Timur

Alamat Jogja : Jomblangan Rt.09 Baturetno Banguntapan Bantul

No. HP : 085733194162

Orang Tua

Ayah : Munasam, S.Pd.

Ibu : Karwiyatun Almh.

Pekerjaan : Guru

Alamat : Cumpleng Rt.01, Rw.10 Brengkok Brondong Lamongan Jawa

Timur

Riwayat Pendidikan

SD : MI Ma’arif 06 (2000)

SMP : Mts. Al-Ma’arif (2006)

SMA : MAK. Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran Lamongan (2009)

S – 1 : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (2012)