hadis dm fartok ivr

17
Hasil Diskusi Diabetes Melitus A. Pengertian Diabetes Melitus Diabetes mellitus didefinisikan sebagai peningkatan glukosa darah yang berkaitan dengan tidak ada atau kurang memadainya sekresi insulin pankreas, dengan atau tanpa gangguan efek insulin (Katzung, 2013). Diabetes mellitus (DM) adalah suatu sindroma klinik yang ditandai oleh poliuria, polidipsia, dan polifagia disertai peningkatan kadar glukosa darah atau hiperglikemia (glukosa puasa ≥126 mg/dL atau postprandial ≥ 200 mg/dL atau glukosa sewaktu ≥ 200 mg/dL) (Gunawan, 2012). Kesimpulan : Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit degeneratif yang ditandai dengan suatu gangguan metabolisme dimana terjadi peningkatan gula darah yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau

Upload: iisvirdarahman

Post on 09-Nov-2015

225 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

r

TRANSCRIPT

Hasil Diskusi DM

Hasil Diskusi Diabetes MelitusA. Pengertian Diabetes Melitus Diabetes mellitus didefinisikan sebagai peningkatan glukosa darah yang berkaitan dengan tidak ada atau kurang memadainya sekresi insulin pankreas, dengan atau tanpa gangguan efek insulin (Katzung, 2013).Diabetes mellitus (DM) adalah suatu sindroma klinik yang ditandai oleh poliuria, polidipsia, dan polifagia disertai peningkatan kadar glukosa darah atau hiperglikemia (glukosa puasa 126 mg/dL atau postprandial 200 mg/dL atau glukosa sewaktu 200 mg/dL) (Gunawan, 2012).Kesimpulan : Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit degeneratif yang ditandai dengan suatu gangguan metabolisme dimana terjadi peningkatan gula darah yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya, dimana kadar gula darah lebih dari 126 mg/dL. Ciri-ciri diabetes yaitu poliuria (banyak berkemih, komplikasi diabetes), polidipsia, polifagia (banyak makan, kekurangan energi, letih, lemah), dan kehilangan berat badan. Kadar Glukosa puasa : Normal : < 100 mg/dL Gangguan toleransi glukosa : 100-125 mg/dL Diabetes Melitus : 126 mg/dLB. Tipe-tipe Diabetes Melitus (DM) DM tipe 1Diabetes tipe 1 paling sering mengenai individu dalam masa pubertas atau dewasa muda, tetapi beberapa bentuk laten dapat terjadi di kemudian hari. Penyakit ini ditandai dengan defisiensi absolut insulin akibat nekrosis sel- yang parah (Harvey, 2013). DM tipe 2Diabetes tipe 2 ditandai oleh resistensi jaringan terhadap efek insulin dikombinasikan dengan defisiensi relatif sekresi insulin. Seorang pasien mungkin lebih mengalami resistensi atau defisiensi sel- yang lebih besar, dan kelainannya mungkin ringan atau parah (Katzung, 2013). DM tipe 3Sebutan tipe 3 merujuk kepada berbagai kausa spesifik lain peningkatan glukosa darah: pankreatektomi, pankreatitis, penyakit non-pankreas, pemberian obat, dst (Katzung, 2013). DM tipe 4Diabetes gestasional (gestational diabetes, GD) didefinisikan sebagai setiap kelainan dalam kadar glukosa yang diketahui pertama kali sewaktu kehamilan (Katzung, 2013).

Kesimpulan :DM tipe1 : Tidak dapat menghasilkan insulin tetapi paling membutuhkan insulin, terjadi kerusakan selektif sel- dan defisiensi insulin yang parah atau absolut.DM tipe 2 : Dapat memproduksi insulin tapi resisten terhadap insulin, jumlahnya kurang memadai untuk mengatasi resistensi dan glukosa darah meningkat.DM tipe 3 : Diabetes yang disebabkan oleh penyakit lain atau faktor lain seperti pankreatitis, penyakit non pankreas, pemberian obat atau karena pola makan yang kurang sehat dan sembarangan.DM tipe 4 : Terjadi kelainan dalam kadar glukosa yang diketahui pertama kali sewaktu kehamilan.C. Agen-agen Untuk Diabetes Mekanisme Kerja Sekresi insulin

Gambar. Mekanisme sekresi insulin (Neal, 2006).Masuknya glukosa ke sel- melalui glukose transporter 2 (GLUT2), suatu transporter yang spesifik. Kemudian glukosa ini mengalami fosforilasi oleh glukokinase. Enzim ini terutama terdapat di organ tempat terjadinya regulasi metabolisme glukosa seperti hepar atau sel- pankreas (Gunawan, 2012).Sekresi insulin sangat tergantung dari kadar Ca++ intrasel. Metabolisme glukosa yang diinduksi oleh glukokinase menyebabkan perubahan rasio ATP/ADP dan hal ini menyebabkan menutupnya kanal ion K+ yang sensitive ATP (ATP-sensitive K+ channel) dan terjadi depolarisasi sel-. Sebagai kompensasi, terjadi aktivasi kanal Ca++ dan ion ini akan masuk ke sel-. Selanjutnya Ca++ intrasel ini merangsang sekresi insulin dari granulanya (Gunawan, 2012).Kesimpulan :Glukosa masuk ke sel- melalui GLUT2, kemudian diubah menjadi ATP. Jika ATP meningkat maka kanal K+ akan tertutup dan akan terjadi depolarisasi. Kemudian kanal Ca++ terbuka dan ion akan masuk ke sel- untuk meningkatkan kontraksi kemudian terjadi lisis (pecah) lalu insulin keluar dan masuk kedalam pembuluh darah.Berdasarkan cara kerjanya insulin dibedakan menjadi 4 macam yaitu kerja cepat, kerja singkat, kerja sedang, dan kerja panjang. Berdasarkan cara pemberiannya yaitu melalui suntikan dan inhalasi (dihisap). Agen-agen Orala. SulfonilureaDikenal 2 generasi sulfonilurea, generasi1 terdiri dari tolbutamid, tolazamid, asetoheksamid dan klorpropamid. Generasi 2 yang potensi hipogElikemik lebih besar seperti glipzid, gliklazid dan glimepirid (Gunawan, 2012).Mekanisme kerja. Golongan obat ini sering disebut sebagai insulin sekretagogues, kerjanya merangsang sekresi insulin dari granul sel-sel langerhans pankreas. Rangsangannya melalui interaksinya dengan ATP-sensitive K channel pada membran sel-sel yang menimbulkan depolarisasi membran dan keadaan ini akan membuka kanal Ca. Dengan terbukanya kanal Ca maka ion Ca++ akan masuk ke sel-, merangsang granula yang berisi insulin dan akan terjadi sekresi insulin dengan jumlah yang ekuivalen dengan peptida-C. Pada penggunaan yang panjang atau dosis yang besar dapat menyebabkan hipoglikemia (Gunawan, 2012).Kesimpulan :Mekanisme kerja obat golongan sulfonilurea yaitu (1) meningkatkan atau merangsang sekresi insulin pada pankreas dengan cara menghambat kanal K+ sehingga terjadi depolarisasi, (2) menurunkan produksi glukosa hepatik/ glukoneogenesis, (3) meningkatkan sensitivitas insulin.b. MeglitinidRepaglinid dan nateglinid merupakan golongan meglitinid, mekanisme kerjanya sama dengan sulfonilurea tetapi struktur kimianya sangat berbeda. Golongan ADO ini merangsang insulin dengan menutup kanal K yang ATP-independent di sel- pankreas (Gunawan, 2012).Kesimpulan :Obat golongan ini mempunyai mekanisme kerja yang sama dengan sulfonilurea yaitu meningkatkan sekresi insulin, tetapi efek samping yang ditimbulkan obat golongan sulfonilurea lebih tinggi dari meglitinid. c. BiguanidContoh obat yaitu metformin. Berbeda dengan sulfonilurea, obat ini tidak menstimulasi pelepasan insulin dan tidak menurunkan gula-darah pada orang sehat. Zat ini juga menekan nafsu makan (efek anoreksan) hingga berat badan tidak meningkat, maka layak diberikan pada penderita yang kegemukan. Penderita ini biasanya mengalami resistensi insulin, sehingga sulfonilurea kurang efektif (Tjay, 2010). Biguanid tidak merangsang ataupun menghambat perubahan glukosa menjadi lemak. Pada pasien diabetes yang gemuk, biguanid dapat menurunkan berat badan dengan mekanisme yang belum jelas pula; pada orang nondiabetik yang gemuk tidak timbul penurunan berat badan dan kadar glukosa darah. Metformin oral akan mengalami absorpsi di intestine, dalam darah tidak terikat protein plasma, ekskresinya melalui urin dalam keadaan utuh. Masa paruhnya sekitar 2 jam (Gunawan, 2012).Kesimpulan :Obat golongan ini menurunkan produksi glukosa hepatik/ menghambat glukoneogenesis dan juga memperlambat absorpsi glukosa di usus serta meningkatkan penggunaan glukosa di perifer.d. TiazolidinedionContoh obatnya yaitu pioglitazon dan rosiglitazon. Tiazolidinedion (Tzd) bekerja menurunkan resistensi insulin. Tiazolidinedion adalah ligan dari peroxisome proliferator-activated receptor-gamma (PPAR-), bagian dari superfamili steroid dan tiroid resepor nukleus. Reseptor PPAR ini ditemukan di otot, lemak, dan hati. Reseptor PPAR- memodulasi ekspresi gen-gen yang berperan dalam metabolisme lemak dan glukosa, transduksi sinyal insulin, dan diferensiasi adiposit dan jaringan lain. Tiazolidinedion yang ada tidak memiliki efek klinis yang sama, dan pengembangan obat baru akan berfokus pada mendefinisikan efek PPAR dan merancang ligan yang memiliki efek selektif-seperti modulator reseptor estrogen selektif (Katzung, 2013).Pada pengidap diabetes, tempat kerja utama Tiazolidinedion adalah jaringan lemak. Obat ini mendorong penyerapan dan pemakaian glukosa serta memodulasi sintesis hormon lemak atau sitokin dan protein lain yang berperan dalam regulasi energi. Tiazolidinedion juga mengatur apoptosis dan diferensiasi adiposit. Banyak efek lain pernah dicatat pada hewan percobaan, tetapi penerapannya pada jaringan manusia masih perlu ditentukan lebih lanjut (Katzung, 2013).Kesimpulan :Obat golongan tiazolidinedion meningkatkan sensitivitas insulin pada otot dan jaringan adiposa dan juga menghambat glukoneogenesis hepatik. Berperan sebagai agen reseptor PPAR- dan membantu proses glukosa masuk ke dalam jaringan otot/lemak. e. Inhibitor -glukosidaseAcarbose dan miglitol adalah inhibitor kompetitif -glukosidase usus serta mengurangi penyimpangan kadar glukosa pasca-makan dengan menunda pencernaan dan penyerapan tepung dan disakarida. Hanya monosakarida

seperti glukosa dan fruktosa yang dapat diangkut keluar dari lumen usus dan masuk ke aliran darah (Katzung, 2013).Kesimpulan :Obat golongan ini menghambat enzim -glukosidase sehingga tidak terjadi absorpsi (penyerapan) di usus.f. Penghambat Dipeptidil Peptidase-IV (DPP-IV)Sitagliptin menghambat enzim DPP-IV, yang bertanggung jawab untuk inaktivasi hormon-hormon incretin, seperti peptide-1 mirip glucagon (GLP-1). Pemanjangn aktivitas hormon-hormon incretin mengakibatkan peningkatan pelepasan insulin sebagai respons terhadap makan dan reduksi sekresi glukagon yang sesuai. Sitagliptin dapat digunakan sebagai monoterapi atau dalam bentuk kombinasi dengan sulfonilurea, metformin, atau glitazon (Harvey, 2013).Kesimpulan :Sitagliptin menghambat enzim DPP-IV, agar enzim DPP-IV tidak menghambat incretin sehingga tidak terjadi penurunan pelepasan insulin dan peningkatan sekresi glukagon. Incretin MimeticExenatide merupakan incretin mimetic dengan rangkaian polipeptida, sekitar 50 persen yang homolog dengan GLP-1. Exenatide tidak hanya memperbaiki sekresi insulin yang tergantung-glikosa, tetapi juga memperlambat waktu pengosongan lambung, menurunkan asupan makanan, menurunkan sekresi glukosa pascaprandial, dan mendorong proliferasi sel-. Sebagai polipeptida, exenatide harus diberikan secara subkutan. Penurunan penggunaannya disebabkan oleh durasi kerjanya yang singkat yang memerlukan injeksi yang sering (Harvey, 2013).Kesimpulan :Exenatide memperbaiki sekresi insulin, memperlambat waktu pengosongan lambung, menurunkan asupan makanan, dan menurunkan sekresi glukosa. Analog AmylinPramlintid merupakan analog amylin sintetik yang diindikasikan sebagai tambahan bagi terapi insulin saat waktu makan pada pasien dengan diabetes tipe 1 atau tipe 2. Dengan bekerja sebagai amilinomimetik, pramlintid menunda pengosongan lambung, menurunkan sekresi glukagon pascaprandial, dan memperbaiki kepuasan. Pramlintid diberikan melalui suntikan subkutan dan harus disuntikkan segera sebelum makan (Harvey, 2013).Kesimpulan :Pramlintid bekerja dengan menunda pengosongan lambung, menurunkan sekresi glukagon.

DAFTAR PUSTAKAGunawan, S. G. et al. 2012. Farmakologi dan terapi, edisi 5. Jakarta: Balai penerbit FKUI.

Harvey, Richard A., Pamela C. Champe. 2013. Farmakologi Ulasan Berganbar. Jakarta: EGC.

Katzung, Bertram G. 2013. Farmakologi Dasar & Klinik Edisi 12. Jakarta: EGC.

M.J. Neal. 2006. Atglance Farmakologi Medis. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Tjay, Hoan Tan .,Rahardja, Kirana. 2010. Obat-Obat Penting. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.