hadapi era industri 4.0 dengan semangat visioner ala...
TRANSCRIPT
HADAPI ERA INDUSTRI 4.0 DENGANSEMANGAT VISIONER ALA BJ HABIBIE
Banda Aceh, xx/04/2019HAMMAM RIZA // KEPALABPPT
VISI PROF. B.J. HABIBIE
Prof. Habibie melakukanLOMPATAN TEKNOLOGI denganberfokus pada penguasaanteknologi dan industri pesawatterbang (IPTN).
Setelah itu, ia berkeyakinanMENGUASAI INDUSTRI DI BAWAHNYA MENJADI LEBIH MUDAH DAN LEBIH CEPAT.
Filosofi Transformasi Industri
Revolusi Industri
Industry 4.0 merepresentasikan revolusi ke-4 yang telah terjadi di bidang manufacturing dan dimulai darirevolusi ke-3 berupa adopsi computer-computer dan otomasi serta meningkatkannya dengan sistem cerdasdan otonomus yang didorong dengan data dan machine-learning (selanjutnya menuju deep learning)
Industri 4.0
Sistem fisik siber,IoT, Cloud computing, Cognitive computing,
Networks
Industri 3.0
Komputer,Elektronika,
Otomasi
Industri 2.0Produksi masal, Jalur perakitan,
Energi listrik
Industri 1.0Mekanisasi, Tenaga
uap, Tenaga air
Visi Pembangunan Nasional
74 TAHUN RI – FOKUS SDM UNGGUL
BEASISWA HABIBIE
Overseas Fellowship Program
(1984-1992)
Science & Technology for Manpower Development Program (1992-1998)
Science & Technology for Industrial Development
>5000LULUSAN PROGRAM HABIBIE TERSEBAR DI
LEMBAGA PEMERINTAH, & INDUSTRI DALAM DAN LUAR NEGERI
7 PERAN BPPT UNTUK INOVASI
PERAN LEMBAGA KAJI TERAP TEKNOLOGI
PEREKAYASAANKLIRINGTEKNOLOGI
AUDITTEKNOLOGI
PENGKAJIAN
ALIHTEKNOLOGI
PENERAPAN
INTERMEDIASITEKNOLOGI
DIFUSIIPTEK
KOMERSIALISASITEKNOLOGI
LEMBAGAPENELITIAN&PENGEMBANGAN
LEMBAGAPENGKAJIAN&PENERAPAN
PERGURUAN TINGGI
BADAN USAHA LEMBAGA PENUNJANG
RESEARCH POWER HOUSE INSTITUTION
KOORDINASI
BPPT beserta lembaga riset lainnya dan
Perguruan Tinggi sebagai pencetak SDM IPTEK
harus terus berupaya meningkatkan kompetensi
dan profesionalitas SDM yang dimiliki dan
dihasilkannya untuk menjadi Research Power
House Institution
#BPPTSOLIDSMARTSPEED
Badan Pengkajian danPenerapan Teknologi
Melaksanakan Tugas Pemerintahan di Bidang Pengkajian dan Penerapan Teknologi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Visi:
Menjadi lembaga unggulan Teknologi dalam pengkajian dan penerapan teknologi untuk meningkatkan daya saing menuju kemandirian bangsa.
Misi:
1. Merumuskan dan merekomendasikan kebijakan nasional di bidang teknologi untuk peningkatan daya saing menuju kemandirian bangsa;
2. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi untuk menghasilkan inovasi teknologi, audit teknologi, kliring teknologi, alih teknologi, dan layanan teknologi;
3. Melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik melalui reformasi birokrasi.
#BPPTSOLIDSMARTSPEED
FACING INDUSTRY 4.0
Penguatan SDM Iptek sebagai Penghela Pertumbuhan Ekonomi Menuju Indonesia Maju dan Mandiri
IMPIAN INDONESIA 2015-2085
Visi Pembangunan Nasional
Visi Pembangunan Nasional
Visi Pembangunan Nasional
3.876 USD
INDONESIA
MIDDLE INCOME TRAP ?
Visi Pembangunan Nasional
Visi Pembangunan Nasional
19
PERBANDINGAN PDB PER KAPITAKORSEL, CHINA, INDONESIA
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
China
Korea Selatan
Indonesia
Tahun
PD
B p
er K
apit
a(U
S$)
Berawal dengankondisi yang sama
CHINA vs INDONESIA
“Berawal di akhir, berakhirdi awal”, itumerupakan halyang wajardilakukan,
apalagi produkyang sudah ada
itu teknologinyasudah proven dandigunakan olehbanyak negara.
TRANSFORMASI INDUSTRIMelakukan reverse engineering, produk yang sudah proven dandiserap oleh pasar, dengan tujuansecara bertahap mengejarketertinggalan teknologI hinggamampu memproduksi secara mandiri
REVERSE ENGINEERING
Prof. Habibie melakukan adaptasi teknologi, berupa perakitan dan produksi pesawat C-212. Kemudian mulai menunjukkan penguasaanteknologi dengan pembuatan pesawat CN-235 sebagai kerja bersama Cassa (C) Spanyol denganNurtanio (N)
LOMPATAN TEKNOLOGI
232323
Indonesia Global Competitiveness Index 2018
Sumber: WEF
Sumber: APO Productivity Database for 2017
Perbandingan sumber pertumbuhan ekonomi antarnegara Asia dan OECD 2000-2015
Dari tahun 2000 ke 2010PDB Indonesia tumbuh 5,2%.
0,9% bersumber dari TFP(Total Factor Productivity),
3,5% dari modal finansial (Capital)
dan 0,8% dari modal manusia (Labor)
Kontribusi TFP ini lebih rendah dibandingkandengan Malaysia (1,2%) dan Thailand (2,4%).
TFP (TOTAL FACTOR
PRODUCTIVITY):KONTRIBUSI
IPTEK DALAMPRODUKTIVITAS
EKONOMI
Index Daya Saing Nasional, Pertumbuhan Ekonomi & Total Factor Productivity (TFP) Nasional
BPPT DI MATA HABIBIE
BPPT dibutuhkan sebagaisatu wahana yang mengkajimasalah-masalah teknologisecara mendalam danmenyeluruh agar kehadirandan penerapannya benar-benar mendatangkanmanfaat sebesar-besarnyabagi kepentingan bangsa,
REVERSE ENGINEERING
adalah cara efisiensi, realistis, dan sistematik di dalam alih teknologi industriuntukMENGEJAR KETERTINGGALAN BANGSA INDONESIA DI BIDANG IPTEK
dari bangsa-bangsa yang telah maju lainnya.
PENGUATAN KELEMBAGAAN DAN REGULASI BAIK SECARA INTERNAL DAN EKSTERNAL
Dengan Mengedapankan VISI dan MISI BPPT Serta Tugas Pokok BPPT Sebagai Lembaga Kaji Terap Teknologi
#BPPTSolidSmartSpeed
SOLIDMEMBANGUN SUMBERDAYA MANUSIA BPPT SEBAGAI HUMAN CAPITAL YANG MUMPUNI
Memberdayakan Aset Sumber DayaManusia Perekayasa, Peneliti Serta Jabatan Fungsional Lainnya Agar Menjadi Kekuatan DalamMenjalankan Human Centric Innovation
SMARTMENDORONG TERBANGUNNYA PROGRAM FLAGSHIP NASIONAL DI BERBAGAI BIDANG TEKNOLOGI
Dengan Tujuan Akhir MenjadiRekomendasi Bagi Seluruh LembagaPemerintahan dan Swasta DalamMewujudkan Indonesia Maju danMandiri
SPEED
Visi Pembangunan Nasional
Sumatera
22,02% Kalimantan
7,61%
Jawa
58,81%
Bali-NT
3,13%
Sulawesi
6,08% Papua-Maluku
2,35%
DOMINASI PULAU JAWA DALAM KONTRIBUSI GDP NASIONAL(BPS, Agustus 2016) ~ Rp. 3.086 T
10 provinsi120 kabupaten34 kota
6 provinsi83 kabupaten29 kota
5 provinsi47 kabupaten9 kota
6 provinsi67 kabupaten11 kota
Maluku :2 provinsi17 kabupaten4 kota
Papua :2 provinsi40 kabupaten2 kota
3 provinsi37 kabupaten4 kota
539 Daerah Otonom :34 Provinsi412 Kabupaten93 Kota
TANTANGAN NASIONAL - DAERAH : KETIMPANGAN DAERAH DI ENAM KORIDOR
SISTEM INOVASI & FUNGSI UTAMANYA
Suatu kesatuan (lembaga, SDM, infra &
suprastrukur, jejaring, proses/interaksi) yang mempengaruhi arah dan kecepatan inovasi, difusi, dan proses pembelajaran
SISTEM INOVASI
SISTEM INOVASI & FUNGSI UTAMANYA
1. Menguasai, mengembangkan dan meningkatkan PENDAYAGUNAAN IPTEKIN (termasuk aktivitas penelitian, pengembangan danperekayasaan/litbangyasa).
2. MEMANDU ARAH bagi para penyedia dan pengguna serta pemangkukepentingan IPTEKIN lainnya, agar semakin mampu mengelola danmemanfaatkan sumber dayanya secara sinergis.
3. Memperkuat/mengembangkan PASOKAN SUMBER DAYA, yaitumodal/kapital, kompetensi dan sumber daya lainnya.
4. Memfasilitasi PENCIPTAAN/PENGEMBANGAN EKSTERNALITAS yang positif.5. Memfasilitasi FORMASI DAN PENGEMBANGAN PASAR.
FUNGSI SISTEM INOVASI
ELEMEN PENTING SISTEM INOVASI
Sistem Pendidikan dan Litbangyasa
Pendidikan dan Pelatihan Profesi
Pendidikan Tinggi dan Litbangyasa
Litbangyasa Pemerintah
Sistem Industri
Perusahaan Besar
UKM “Matang/ Mapan”
PPBT
IntermediariesLembaga Litbangyasa
Brokers
Konsumen (permintaan akhir)Produsen (permintaan antara)
Permintaan (Demand)
Framework ConditionsKondisi Umum dan Lingkungan Kebijakan pada Tataran Internasional, Pemerintah Nasional, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota
PerbankanModal Ventura
Supra- dan Infrastruktur KhususHKI dan
InformasiDukungan Inovasi dan
BisnisStandar dan
Norma
Catatan : RPT = Riset dan Pengembangan Teknologi (Research and Technology Development)
PPBT = Perusahaan Pemula (Baru) Berbasis Teknologi.
Budaya• Sikap dan nilai• Keterbukaan terhadap pembelajaran
dan perubahan• Kecenderungan terhadap Inovasi dan
kewirausahaan• Mobilitas dan interaksi
Kebijakan Ekonomi• Kebijakan ekonomi makro• Kebijakan moneter• Kebijakan fiskal• Kebijakan pajak• Kebijakan perdagangan• Kebijakan persaingan Kebijakan Industri / Sektoral
Kebijakan Keuangan
Sistem Politik
Pemerintahan
Penadbiran (Governance)
Kebijakan RPT
Kebijakan Promosi & Investasi Infrastruktur Umum / Dasar
Kebijakan Pendidikan
SDA dan Lingkungan
inovasi
Discovery
invensi
difusi
Intermediasi
Discovery
invensi
PROSES PEMBELAJARAN
5 PILAR PENGUATAN SISTEM INOVASI
Ekosistem Inovasi untuk lingkungan kondusif; infrastruktur, regulasi, budaya
Potensi Terbaik Rantai Nilai : Penciptaan/Peningkatan Nilai Tambah (Produktivitas) KlasterIndustri Unggulan
Kerjasama IPTEKIN JaringanInovasi : Kawasan Terpadu untukkemitraan, pelayanandan dukungan Iptek & Inovasi
Pengembangan Bisnisinovatif
Kebutuhan Strategis: Tematis :Pemenuhan
Kebutuhan Dasar
KERANGKA GENERIK PENGUATAN SISTEM INOVASI DI DAERAH OTONOM
1. Memperbaiki iklim kondusifbagi inovasi & bisnis
2. Memperkuat daya dukung (supply)dan pemanfaatan (demand) IPTEKIN
3. Meningkatkan kemitraan (lingkages)dan pelayanan berbasispengetahuan
4. Mengembangkanbudaya inovasi
5. Memperbaiki koherensikebijakan & program
6. Meningkatkan penyelarasandengan perkembangan global
Pe
ngu
atan
Sis
tem
Ino
vasi
Da
era
h
Pe
nge
mb
anga
nK
last
er
Ind
ust
ri
Pe
nge
mb
anga
nJa
rin
gan
Ino
vasi
Pe
nge
mb
anga
nTe
kno
pre
ne
r
Pe
nge
mb
anga
nTe
mat
ik
Industri Inovatif/ Berdaya Saing yang
berbasis PotensiTerbaik Setempat
Berkembang
Kebutuhan DasarRakyat Terpenuhi
secara Adil
Daerah Cerdas & Berkelanjutan --- Smart & Green/Sustainable Regions
SDA dikembangkan dan dimanfaatan secara cerdas tanpa merusak kelestarian lingungan hidup
SDM dilindungi, diberdayakan dan dikembangkan agar mampu memenuhi kebutuhan dasar dan menjadi manusia yang kreatif-inovatif serta unggul
IPTEKIN dikuasi, dikembangkan dan dimanfaatkan secara bersistem untuk memenuhi kebutuhan, meningkatkan keunggulandaya saing dan memperkuat kohesi sosial, serta memperkokoh kemandirianPesan Pembangunan
Nasional (RPJPN -UU 17/2007)
UUD 1945• Psl 18 ayat 5• Psl 31 ayat 5• Psl 28c ayat 1• Psl 33
Pilar-pilar Penguatan Sistem Inovasi(Flagship Programs)
Ekosistem Inovasi di Daerah Meningkat
Kemitraan IPTEKIN & Kapasitas Inovatif
Menguat
Perusahaan (bisnis-bisnis) Inovatif
Tumbuh
Kerangka Kebijakan Inovasi
TERIMA KASIH