habitat kritis dan keanekaragaman hayati: inventaris ... · berlebihan sumber daya laut di wilayah...

6
Habitat Kritis dan Keanekaragaman Hayati: Inventaris, Ambang Batas, dan Tata Kelola BLUE PAPER Commissioned by Kehilangan keanekaragaman hayati secara global adalah akibat dari penggunaan lingkungan laut tak berkelanjutan dan merupakan ancaman besar terhadap layanan ekosistem yang menjadi andalan bagi kita, dan generasi mendatang. Pada abad lalu, eksploitasi penangkapan ikan dan pengaruh dari penangkapan ikan berlebihan menyebabkan spesies menurun sementara reklamasi pantai dan perubahan penggunaan lahan—berikut polusi dan, perubahan iklim — telah mengakibatkan hilangnya banyak habitat pesisir penting, diperkirakan mencapai rata-rata 30–50 persen. 1 Meskipun ada kemajuan dalam memahami cara penyebaran spesies laut dan habitatnya, tren keanekaragaman hayati laut sulit dipastikan. Ini dikarenakan pengetahuan keanekaragaman hayati laut yang sangat tidak merata, dan memicu kesenjangan dalam memahami berbagai wilayah geografis, kelompok spesies, dan pola penurunan. Untuk mengatasi kesenjangan data dalam pemahaman keanekaragaman hayati laut dan integritas ekosistem, sebaiknya kita mengasah kapasitas untuk menilai data dasar dan tren saat ini melalui aktivitas survei dan pemantauan. Hanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang hal-hal di atas yang dapat menginformasikan manajemen laut dan strategi konservasi yang mampu membalikkan tren kehilangan keanekaragaman hayati laut saat ini. Dokumen baru 2 untuk mendukung High Level Panel for a Sustainable Ocean Economy meningkatkan pemahaman kita tentang tren ini dengan menganalisis hubungan antara keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem (termasuk titik kritis degradasi) dan membuka tautan antara perlindungan dan produk domestik bruto (GDP). Dalam hal ini, dokumen ini menjadi katalog terbaru tentang habitat laut dan keanekaragaman hayati dan menjelaskan lima prioritas untuk mengubah laju penurunan saat ini. Lebih dari separuh laut sangat dipengaruhi oleh aktivitas manusia, dan mencakup lebih dari separuh titik penting kekayaan spesies laut. Semakin tinggi keanekaragaman hayati wilayah, semakin kuat tekanan antropogenik (misalnya, penangkapan ikan, pengembangan, polusi, pengeboran) di wilayah tersebut (lihat Gambar 1). Alasan untuk hal ini tidak sepenuhnya jelas, tetapi riwayat konsentrasi penduduk manusia di sepanjang garis pantai dan eksploitasi berlebihan sumber daya laut di wilayah geografis seperti Asia mungkin sebagian menjadi penyebabnya. 3 Ringkasan bagi Pengambil Keputusan

Upload: others

Post on 22-Jul-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Habitat Kritis dan Keanekaragaman Hayati: Inventaris ... · berlebihan sumber daya laut di wilayah geografis seperti Asia mungkin sebagian menjadi ... seperti hutan rumput laut, baru

Habitat Kritis dan Keanekaragaman Hayati: Inventaris, Ambang Batas, dan Tata Kelola

BLUE PAPER

Commissioned by

Kehilangan keanekaragaman hayati secara global adalah akibat dari penggunaan lingkungan laut tak berkelanjutan dan merupakan ancaman besar terhadap layanan ekosistem yang menjadi andalan bagi kita, dan generasi mendatang. Pada abad lalu, eksploitasi penangkapan ikan dan pengaruh dari penangkapan ikan berlebihan menyebabkan spesies menurun sementara reklamasi pantai dan perubahan penggunaan lahan—berikut polusi dan, perubahan iklim — telah mengakibatkan hilangnya banyak habitat pesisir penting, diperkirakan mencapai rata-rata 30–50 persen.1

Meskipun ada kemajuan dalam memahami cara penyebaran spesies laut dan habitatnya, tren keanekaragaman hayati laut sulit dipastikan. Ini dikarenakan pengetahuan keanekaragaman hayati laut yang sangat tidak merata, dan memicu kesenjangan dalam memahami berbagai wilayah geografis, kelompok spesies, dan pola penurunan.

Untuk mengatasi kesenjangan data dalam pemahaman keanekaragaman hayati laut dan integritas ekosistem, sebaiknya kita mengasah kapasitas untuk menilai data dasar dan tren saat ini melalui aktivitas survei dan pemantauan. Hanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang hal-hal di atas yang dapat menginformasikan manajemen laut dan strategi konservasi yang mampu membalikkan tren kehilangan keanekaragaman hayati laut saat ini.

Dokumen baru2 untuk mendukung High Level Panel for a Sustainable Ocean Economy meningkatkan pemahaman kita tentang tren ini dengan menganalisis hubungan antara keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem (termasuk titik kritis degradasi) dan membuka tautan antara perlindungan dan produk domestik bruto (GDP). Dalam hal ini, dokumen ini menjadi katalog terbaru tentang habitat laut dan keanekaragaman hayati dan menjelaskan lima prioritas untuk mengubah laju penurunan saat ini.

Lebih dari separuh laut sangat dipengaruhi oleh aktivitas manusia, dan mencakup lebih dari separuh titik penting kekayaan spesies laut. Semakin tinggi keanekaragaman hayati wilayah, semakin kuat tekanan antropogenik (misalnya, penangkapan ikan, pengembangan, polusi, pengeboran) di wilayah tersebut (lihat Gambar 1). Alasan untuk hal ini tidak sepenuhnya jelas, tetapi riwayat konsentrasi penduduk manusia di sepanjang garis pantai dan eksploitasi berlebihan sumber daya laut di wilayah geografis seperti Asia mungkin sebagian menjadi penyebabnya.3

Ringkasan bagi Pengambil Keputusan

Page 2: Habitat Kritis dan Keanekaragaman Hayati: Inventaris ... · berlebihan sumber daya laut di wilayah geografis seperti Asia mungkin sebagian menjadi ... seperti hutan rumput laut, baru

Catatan: Tingkat kekayaan tinggi dan dampak tinggi terlihat dengan warna merah, tingkat kekayaan rendah dan dampak tinggi dalam warna ungu, tingkat kekayaan tinggi dengan dampak rendah berwarna hijau serta tingkat kekayaan rendah dan dampak rendah dalam warna biru.

Sumber: Penyusun.

Catatan: EEZ = zona ekonomi eksklusif; PDB = produk domestik bruto; MPA = kawasan konservasi laut.

Sumber: Penyusun.

101 102 103

Human impact score

100

101

102

103

Spec

ies

richn

ess

A

B

31.47%

18.53%30.38%

19.62%

Gambar 1. Peta Kekayaan Keanekaragaman Hayati Laut dalam Kaitannya dengan Tingkat Aktivitas Manusia

Gambar 2. Hubungan antara Keanekaragaman Hayati, PDB, dan MPA

Analisis yang dilakukan dalam dokumen ini menunjukkan bahwa PDB negara pesisir kecil pengaruhnya terhadap perlindungan laut yang telah diterapkan, dan tingkat keanekaragaman hayati di perairan mereka tidak memiliki hubungan dengan PDB (Gambar 2). Ini memiliki implikasi besar bagi upaya konservasi laut secara global. Semua negara pesisir harus mengelola perairannya secara berkelanjutan dan menerapkan kawasan konservasi laut (MPA) yang sangat atau sepenuhnya dilindungi untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Pencapaian target keanekaragaman hayati secara global harus didasarkan pada kerja sama internasional, termasuk bantuan keuangan yang ditargetkan dan peningkatan kapasitas bagi negara berkembang pesisir.

0

1

2

3

4

0 1 2 3 4log(World GDP % + 1)

log

(MPA

/EEZ

% +

1)

A

200

400

600

0 25 50 75 100MPA/EEZ %

Sp

ecie

s B

iod

iver

sity

B

Page 3: Habitat Kritis dan Keanekaragaman Hayati: Inventaris ... · berlebihan sumber daya laut di wilayah geografis seperti Asia mungkin sebagian menjadi ... seperti hutan rumput laut, baru

Data menunjukkan bahwa penerapan MPA jauh lebih besar di perairan pesisir daripada di wilayah di luar yurisdiksi nasional (ABNJ). Hal ini sebagian karena tidak ada kerangka hukum global yang melindungi keanekaragaman hayati laut atau menetapkan MPA di perairan internasional. Oleh karena itu, sangat penting bahwa negosiasi PBB saat ini tentang ABNJ berhasil mencapai kesimpulan dengan cepat dan menetapkan mekanisme penunjukan MPA yang efektif.

Hanya sebagian kecil dari MPA yang dinyatakan sepenuhnya dilindungi atau sangat dilindungi, dan hanya sebagian kecil yang memiliki rencana manajemen. Analisis spasial terperinci tentang distribusi MPA menunjukkan bahwa, di atas kertas, beberapa ekosistem pesisir, seperti hutan rumput laut, baru 30–40 persen wilayahnya dilindungi. Akan tetapi, proporsi ekosistem yang jauh lebih rendah berada di dalam MPA yang memiliki rencana manajemen dan sebagian kecil terletak di MPA (sekitar 1 persen dalam kasus rumput laut) yang sepenuhnya atau sangat dilindungi.

Hubungan antara keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem kurang terukur. Akan tetapi, hubungan ini dapat dijelaskan melalui kurva keanekaragaman hayati dan ekosistem (BEF), dan umumnya dipahami bahwa peningkatan tingkat keanekaragaman hayati akan mendorong fungsi ekosistem. Penelitian ini memberikan beberapa pemahaman ilmiah tentang mekanisme yang mungkin mendasari degradasi layanan ekosistem bila keanekaragaman hayati hilang, termasuk produksi biomassa, ketahanan terhadap gangguan dan invasi biologis. Bentuk kurva BEF menjelaskan dampak manfaat atau hilangnya keanekaragaman hayati bagi fungsi ekosistem, dan mungkin memiliki profil bersaturasi, linear, atau akseleratif (Gambar 3).

Catatan:Grafik ini menggambarkan tiga jenis profil—bersaturasi, linear dan akseleratif—untuk keanekaragaman hayati (A) dan hilangnya keanekaragaman hayati (B).

Sumber: Dimodifikasi dari Naeem 2002; Strong et al. 2015.

Gambar 3: Kurva Keanekaragaman Hayati dan Fungsi Ekosistem

Dampak kehilangan keanekaragaman hayati terhadap layanan ekosistem meliputi berbagai aspek. Perubahan keanekaragaman hayati regional terbukti memengaruhi perikanan dan layanan lainnya, dan dapat memicu harmful blooms (ledakan fitoplankton toksik), pengurangan oksigen, banjir rob, dan invasi spesies. Dengan demikian, kehilangan keanekaragaman hayati mengakibat-kan rendahnya ketahanan iklim serta gangguan sosial dan ekonomi.

Ecos

yste

m f

un

ctio

nin

g

Biodiversity Biodiversity loss

Ecos

yste

m f

un

ctio

nin

g

Page 4: Habitat Kritis dan Keanekaragaman Hayati: Inventaris ... · berlebihan sumber daya laut di wilayah geografis seperti Asia mungkin sebagian menjadi ... seperti hutan rumput laut, baru

Untuk membalik tren kehilangan keanekaragaman hayati laut dan memastikan peran laut yang berkelanjutan sebagai penyedia layanan ekosistem laut, dokumen ini mengusulkan lima peluang tindakan prioritas:4

Teknologi pemetaan: . Peningkatan resolusi data spasial dan temporal yang diambil akan menjadi kesempatan lebih besar untuk lebih meningkatkan pemahaman kita terhadap status dan tren habitat dan ekosistem laut, pendorong perubahan dan dampak degradasi atas kontribusi mereka kepada manusia. Ini juga akan meningkatkan visualisasi dan peta untuk mendukung proses pengambilan keputusan. Manajemen yang efektif mengharuskan pemerintah mengetahui di mana, apa, mengapa, dan seberapa banyak aktivitas yang berkelanjutan karena dampak antropogenik meluas lebih jauh ke lepas pantai. Dengan mencapai sasaran ini, akan ada banyak manfaat lain selain meningkatkan pemahaman kita tentang planet ini, termasuk perencanaan manajemen yang lebih baik, kemajuan teknologi, pelatihan generasi baru ilmuwan dari berbagai latar belakang dan peningkatan kolaborasi antar para pemangku kepentingan.

Mengatasi kesenjangan data keanekaragaman hayati. Ada kebutuhan mendesak akan koordinasi yang lebih baik dalam mengumpulkan informasi tentang keanekaragaman hayati laut dan risiko kepunahan, dari data dasar keragaman dan ekosistem hingga pemantauan jangka panjang genetika populasi, spesies, habitat, dan ekosistem. Dengan membangun jaringan tersebut, suatu negara akan mampu menetapkan data dasar keanekaragaman hayati laut di perairannya dan di ABNJ, sehingga memungkinkan pemantauan selanjutnya atas perubahan keanekaragaman hayati dari waktu ke waktu. Dengan demikian banyak negara akan dapat berhasil mengurangi kehilangan keanekaragaman hayati dan akan dapat aktif mengelola aktivitas untuk menanggulangi atau memulihkan kehilangan keanekaragaman hayati. Untuk negara berkembang, bantuan berupa peningkatan kapasitas akan diperlukan.

Program citizen science dan edukasi. Citizen science (pelibatan publik dalam pendataan ilmiah) merupakan peluang bagus untuk meningkatkan partisipasi publik dalam sains, mengatasi hambatan signifikan dalam proses ilmiah dan meningkatkan manajemen sumber daya alam. Proyek-proyek terkait keanekaragaman hayati telah terbukti menjangkau rentang geografis dan temporal lebih luas dibandingkan penelitian akademik konvensional, melibatkan jutaan sukarelawan dan menghasilkan pendapatan besar setiap tahunnya. Dengan mencapai sasaran ini, kita melihat masa depan yang ditentukan oleh peningkatan literasi ilmiah di seluruh dunia, peningkatan efisiensi dalam mewujudkan ilmu konservasi menjadi tindakan konservasi, serta kesadaran dan pengetahuan yang lebih tinggi di masyarakat tentang planet kita.

Cadangan laut yang terpelihara, terdaftar hijau, dan terlindungi dengan baik. Ada bukti kuat bahwa penerapan MPA yang ketat, atau terlindungi dengan baik yang mencakup 30-40 persen habitat laut utama akan dapat melestarikan keanekaragaman hayati, meningkatkan biomassa dan kehidupan laut yang melimpah serta meningkatkan ketahanan ekosistem laut. Kawasan konservasi laut juga dapat memberikan manfaat bagi perikanan, menyediakan perlindungan pantai dan meningkatkan ketahanan ekosistem terhadap dampak perubahan iklim. Dua tahun berikutnya akan muncul kesempatan untuk mengadopsi target baru di luar 10 persen perlindungan laut dan mempercepat kemajuan yang terasa lambat hingga saat ini (misalnya, Perjanjian Keanekaragaman Hayati di luar Yurisdiksi Nasional dan Konvensi tentang Konferensi Keanekaragaman Hayati Para Pihak pada tahun 2020). Apa pun target perlindungan keanekaragaman hayati yang ditetapkan, target tersebut harus mewakili seluruh ekosistem dan spesies laut. Tujuan ini harus mencakup tidak adanya kehilangan bersih habitat penting yang menyusun struktur ekosistem laut, seperti terumbu karang, hutan bakau, tempat tidur rumput, rawa asin, dan lainnya.

Peluang Tindakan

Page 5: Habitat Kritis dan Keanekaragaman Hayati: Inventaris ... · berlebihan sumber daya laut di wilayah geografis seperti Asia mungkin sebagian menjadi ... seperti hutan rumput laut, baru

Manajemen perikanan berbasis ekosistem. Meniadakan penangkapan perikanan ilegal, tak dilaporkan, dan tak terkendali (IUU) dan mempercepat reformasi manajemen perikanan untuk mencerminkan konsep berbasis ekosistem yang modern, di mana keanekaragaman hayati dikelola secara berkelanjutan berikut stok target, sangat mendesak. Dengan mengikuti pendekatan manajemen berbasis ekosistem pada perikanan, penangkapan berlebihan dan IUU fishing akan dapat diberantas, dan stok ikan dan ekosistem terkait seharusnya dapat kembali. Di samping perkiraan keuntungan pendapatan perikanan sebesar 83 miliar dolar AS per tahun,5 manfaat lebih luas akan mencakup peningkatan tangkapan ikan dan mengamankan mata pencaharian dan pasokan pangan serta meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim di masa depan.

Penurunan drastis spesies dan habitat laut memerlukan respons yang mendesak dan terkoordinasi secara global. Tingkat respons yang diperlukan dapat disetarakan dengan respons atas perubahan iklim—yang mencakup semua negara dan semua sektor serta organisasi global dan regional yang terlibat dalam pengelolaan samudra. Lima tindakan prioritas yang diuraikan dalam dokumen ini menawarkan jalan untuk mempercepat tindakan tersebut pada kecepatan yang diperlukan.

Page 6: Habitat Kritis dan Keanekaragaman Hayati: Inventaris ... · berlebihan sumber daya laut di wilayah geografis seperti Asia mungkin sebagian menjadi ... seperti hutan rumput laut, baru

1 Pandolfi, J.M., R.H. Bradbury, E. Sala, T.P. Hughes, K.A. Bjorndal, R.G. Cooke, D. MCardle, et al. 2003. “Global Trajectories of the Long-Term Decline of Coral Reef Ecosystems.” Science 301 (5635): 955–58. https://doi.org/10.1126/science.1085706; Polidoro, B.A., K.E. Carpenter, L. Collins, N.C. Duke, A.M. Ellison, J.C. Ellison, E.J. Farnsworth, et al. 2010. “The Loss of Species: Mangrove Extinction Risk and Geographic Areas of Global Concern.” PLoS ONE 5 (4): e10095. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0010095; Waycott, M., C.M. Duarte, T.J.B. Carruthers, R.J. Orth, W.C. Dennison, S. Olyarnik, A. Calladine, et al. 2009. “Accelerating Loss of Seagrasses across the Globe Threatens Coastal Ecosystems.” Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America 106 (30): 12377–81. https://doi.org/10.1073/pnas.0905620106; Barbier, E.B. 2017. “Marine Ecosystem Services.” Current Biology 27 (11): R507–10. https://doi.org/10.1016/j.cub.2017.03.020.

2 Rogers, A., O. Aburto-Oropeza, et al. 2020. Critical Habitats and Biodiversity: Inventory, Thresholds and Governance. Washington, DC: World Resources Institute. www.oceanpanel.org/blue-papers/critical-habitats-and-biodiversity-inventory-thresholds-and-governance.

3 Halpern, B.S., M. Frazier, J. Afflerbach, J.S. Lowndes, F. Micheli, C. O’Hara, C. Scarborough, dan K.A. Selkoe. 2019. “Recent Pace of Change in Human Impact on the World’s Ocean.” Scientific Reports 9: 11609. https://doi.org/10.1038/s41598-019-47201-9.

4 Untuk serangkaian aksi nyata, silakan lihat dokumen utama: Rogers, A., O. Aburto-Oropeza, et al. 2020. Critical Habitats and Biodiversity: Inventory, Thresholds and Governance. Washington, DC: World Resources Institute. www.oceanpanel.org/blue-papers/critical-habitats-and-biodiversity-inventory-thresholds-and-governance.

5 Bank Dunia. 2017. The Sunken Billions Revisited: Progress and Challenges in Global Marine Fisheries. Washington, DC: Bank Dunia. https://openknowledge.worldbank.org/handle/10986/24056.

• Versi interaktif dari tokoh-tokoh utama dalam makalah ini dengan statistik berdasarkan EEZ negara bagian pesisir tersedia di: https://octopus.zoo.ox.ac.uk/studies/criticalhabitats-2020.

Dibentuk pada September 2018, High Level Panel for a Sustainable Ocean Economy (HLP) merupakan prakarsa unik yang terdiri atas 14 kepala pemerintahan yang sedang menja-bat serta negara yang berkomitmen untuk mewujudkan solusi berani dan pragmatis bagi kesehatan serta kekayaan laut yang mendukung Tujuan Perkembangan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDG) serta membangun masa depan yang lebih baik bagi planet ini dan penghuninya. Panel terdiri atas presiden atau perdana menteri Australia, Kanada, Chili, Fiji, Ghana, Indonesia, Jamaika, Jepang, Kenya, Meksiko, Namib-ia, Norwegia, Palau, dan Portugal, serta didukung oleh Kelompok Pakar, Jaringan Penasi-hat, dan Sekretariat yang membantu pekerjaan analisis, komunikasi, dan keterlibatan pemangku kepentingan. Sekretariat berbasis di World Resources Institute.

Dokumen asal ringkasan ini merupakan bentuk penugasan dari HLP sebagai bagian dari serangkaian “Dokumen Spesifikasi Teknis (Blue Paper)” yang menelusuri adanya tanta-ngan mendesak antara laut dan ekonomi. Dokumen Spefisikasi Teknis ini disusun oleh lebih dari 160 pakar terkemuka dunia dari 47 negara. Dokumen meringkas pengetahuan terbaru, dan pemikiran mutakhir tentang solusi kelautan inovatif di bidang teknologi, kebijakan, tata kelola, serta keuangan yang dapat membantu mempercepat peralihan menuju hubungan antara manusia dan laut yang lebih berkelanjutan serta menguntung-kan. Dokumen Spesifikasi Teknis akan dirilis secara berkala antara November 2019 dan Juni 2020 serta tersedia dalam bentuk Ringkasan Dokumen Spesifikasi Teknis HLP yang telah diedit sebelum Konferensi Laut PBB di Lisbon pada Juni 2020.

Argumen, temuan, dan rekomendasi yang tercantum dalam Dokumen Spesifikasi Teknis hanya mewakili pandangan penulis. Dokumen Spesifikasi Teknis merupakan masukan independen untuk proses HLP serta tidak mewakili pemikiran HLP, Petugas, ataupun Sekretariat.

Untuk informasi lebih lanjut, termasuk laporan selengkapnya, kunjungi www.oceanpanel.org.