habis pasir timbullah danau

1

Click here to load reader

Upload: febriantodimaz

Post on 03-Aug-2015

24 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Habis Pasir Timbullah Danau

Habis Pasir, Terbentuklah DanauPulau-pulau, khususnyapulau kecil di KepulauanRiau, selama ini menjadisasaran empukpenambangan pasir darat.Sebagai contoh, PulauKundur atau Pulau Morodi Kabupaten Karimun. Dipeta Indonesia, keduapulau itu hampir tidakterlihat. '

Oleh FERRY SANTOSO

Karena kondisi yang ter-pencil itulah, pengawasanpun menjadi lemah. Pasir

darat selama ini tidak hanya di-jual antarpulau, melainkan jugadiekspor ke Singapura. Akibateksploitasi pasir darat itu, lahanbekas penambangan berubahmenjadi danau atau empang.Bahkan, ada pula pulau yangsudah hampir hilang ditelanlaut.

Pemerintah pusat yang terdiridari berbagai instansi terkait su-dah mengkaji masalah eksploi-tasi pasir darat. Apa pun kebi-jakan pemerintah pusat, sepertipelarangan ekspor, tidak akanefektif jika kebijakan dan peng-awasan di lapangan oleh peme-rintah daerah tidak berjalan.

Meninggalkan danauDari pengamatan Kompas, se-

lain di daerah Nongsa, Batam, diPulau Kundur, Kabupaten Kari-mun, penambangan pasir daratdalam skala yang besar juga ter-lihat sudah merusak lahan danlingkungan. Bekas galian pe-nambangan yang ditinggalkansudah banyak berubah menjadiempang atau danau-danau kecil.

Eksploitasi pasir darat dantempat penumpukan masih ter-lihat di suatu di daerah Mata Airdan Teluk Radang, KecamatanKundur Barat, Kabupaten Kari-mun. Timbunan pasir darat da-lam jumlah besar ditumpuk dipinggir pantai agar pasir mudahdiangkut ke kapal pengangkutpasir (tongkang).

Beberapa mesin berat jugaterlihat mengangkut pasir daratdi sekitar lokasi tersebut. Takjauh dari tempat penimbunanpasir darat itu juga terdapat la-han galian dan lahan bekas ga-lian penambangan pasir.

Lahan bekas galian itu dapatdijumpai di perkampungan-per-kampungan atau lahan-lahankosong di Kecamatan KundurBarat. Lahan bekas galian yangditinggalkan sudah dipenuhi de-ngan air sehingga menjadi da-nau atau empang.

Uchi, seorang warga di Ke-camatan Kundur Barat, menga-takan, pasir darat itu biasanyadiangkut sekali seminggu de-ngan menggunakan tongkang."Kemarin pasir baru diangkut,"katanya. Pasir itu diangkut keberbagai tujuan, termasuk ke Si-ngapura.

Harga pasir darat mencapaiRp 49.000 per ton. Denganasumsi pasir yang diangkut perminggu sebanyak satu tongkangdengan kapasitas 5.000 ton, ber-arti omzet penjualan pasir daratdi satu lokasi saja mencapai Rp245 juta per minggu.

Lokasi penambangan pasirdarat dapat dilakukan di banyaktempat, seperti pulau-pulaukosong. Seorang pemilik penam-bangan pasir darat yang tidakmau disebut namanya, di Ke-camatan Kundur Barat, Kari-mun, mengatakan, ia mampumencarikan pasir dalam jumlahbesar. "Di pulau sana masih ada60 hektar lahan," katanya, me-nunjuk sebuah pulau.

Daerah lain yang menjaditempat eksploitasi pasir daratadalah Tanjung Pinang, Kabu-paten Bintan, di sekitar PulauBulan, dan juga Pulau Singkep.

Dari bahan yang diperolehKompas disebutkan, dari peng-amatan udara di sekitar TanjungPinang, Kabupaten Bintan, ter-lihat kegiatan penambangan ta-nah yang berwarna coklat ke-merahan tanpa melalui prosespencucian.

Material tanah digali dan dimuat ke truk dan selanjutnyadimuat ke tongkang ukuran5.000 ton. Kemudian, dari tong-kang ditarik ke tengah laut dandipindahkan ke kapal penam-pung (mother vessel) yang sudahmenunggu.

Dalam bahan itu juga dise-butkan, terdapat sebuah pulauyang belum bernama di sekitarPulau Bulan. Di pulau itu ter-lihat penambangan pasir daratdan tanah. Keadaan pulau itusebagian besar telah digenangiair laut dan hampir tenggelam.

Dari pengamatan udara itu,terlihat beberapa alat gali (sho-vel) yang masih bekerja menam-bang pasir darat dan tanah. Disamping itu, ditemukan tiga pu-lau kecil di sekitarnya yang ha-bis atau hampir habis, yang ke-mungkinan ditambang, dan ratadengan permukaan laut.

Direktur Jenderal Perdagang-an Luar Negeri DepartemenPerdagangan Diah Maulida me-ngatakan, dari hasil kunjungantim bersama antar-instansi ter-kait terungkap, telah terjadi pe-langgaran terhadap ketentuankewajiban pemegang surat izinpertambangan daerah (SIPD)atau kuasa penambangan untukpenambangan pasir, tanah, danbahan galian golongan C lain.

Diah menambahkan, eksporpasir laut memang sudah dila-rang. Namun, pasir darat, tanah,dan bahan galian golongan Clainnya masih bebas ekspor. Ma-sih terjadi penambangan yangberpotensi merusak ekosistempesisir dan laut sehingga perlusegera diambil langkah oleh in-stansi yang berwenang untukmencegah kerusakan lingkunganyang semakin luas.

"Tim sedang mengkaji keun-

tungan dan kerugiannya terha-dap kebijakan ekspornya. Kebi-jakan di hilir tidak akan efektifjika kebijakan di hulu tidak di-laksanakan sesuai kaidah per-tambangan. Perlu koordinasi se-cara komprehensif antara pusatdan daerah dengan masyarakatterhadap komitmen nasional,"kata Diah.

Sebenarnya, sudah banyak ke-rugian yang ditimbulkan akibatpenambangan pasir darat. Selainlahan yang berubah menjadi da-nau atau pulau yang hilang, jugaterdapat kerugian dari sisi eko-sistem laut.

Misalnya, pola aliran massaair di pesisir dan laut yang di-tentukan terutama oleh pasangsurut dan arus-musiman dapatmerusak ekosistem yang ada ka-rena tidak adanya pohon-pohonbakau atau sejenis sebagai pe-lindung pesisir pantai.

Hilangnya hutan bakau ter-sebut, antara lain, sebagai akibatbanyaknya pembuatan dermagapendaratan tongkang pengang-kut pasir darat, tanah, dan ba-han galian golongan C lainnya dipesisir pantai dan gundulnya po-hon-pohon di daratan.

Selain itu, keterpaduan antar-sektor pulau-pulau kecil di Ke-pulauan Riau terganggu. Keter-paduan antarsektor ini bukanhanya antarsektor yang berbasiskelautan, seperti perikanan, per-hubungan, atau wisata bahari,melainkan juga keterpaduan an-tarsektor yang berbasis daratan,seperti pertanian, perkebunan,atau kehutanan.

Keterpaduan antara bagianekosistem perairan laut dan eko-sistem daratan di pulau-pulaukecil merupakan modal utamadalam pembangunan dan pe-

ngembangan wilayah dengankonsep berkelanjutan.

Artinya, pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan eko-logis tidak boleh hanya untukkesejahteraan generasi sekarang,melainkan juga untuk kesejah-teraan generasi mendatang.Oleh karena itu, kelestariansumber daya alam dan lingkung-an harus tetap diperhatikan.

RegulasiOleh karena itu, pemerintah

pusat berupaya membuat kebi-jakari yang mengatur masalaheksploitasi pasir darat. Kebijak-an itu tentu tidak hanya terkaitdengan perdagangan, sepertiekspor pasir darat, melainkanjuga kebijakan di hulu, sepertiizin penambangan dan penga-wasan terhadap penambanganyang dilakukan.

Misalnya, proses rehabilitasiseperti apa yang perlu dilakukanterhadap lahan-lahan bekas ga-lian. Bagaimana mengawasiorang yang memiliki izin meng-ambil pasir. Bagaimana memas-tikan bahwa pasir yang diambilsesuai dengan volume yang di-izinkan atau diperbolehkan un-tuk dieksploitasi. Pengawasan ditingkat lapangan itu tak akanberhasil jika aparat-aparat pe-merintah daerah tidak ikut ter-libat.

Menurut Kepala Humas Pro-vinsi Kepulauan Riau Muham-mad Nur, Gubernur KepulauanRiau Ismeth Abdullah sudahmenekankan bahwa penam-bangan pasir darat yang meru-sak lingkungan harus ditertib-kan. "Pemerintah kabupaten ja-ngan lagi memperpanjang pe-nambangan yang merusak ling-kungan," katanya.

Pasir darat yang diambil dari berbagai lokasi penambangan ditumpuk di pinggir pantai di Desa Mata Air, Kecamatan Kundur Barat,Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau. Penambangan pasir membuat lahan-lahan bekas galian digenangi air sehingga menjadi danau kecil.

KOMPAS FERRY SANTOSO