guna mendukung terlaksananya visi dan misi kedeputian...
TRANSCRIPT
i Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
KATA PENGANTAR
Laporan bulanan ini merupakan bagian dari upaya pertanggungjawaban
Kedeputian Gubernur DKI Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup kepada publik, yang berisikan keseluruhan laporan hasil kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, baik kegiatan internal, kegiatan eksternal, mau-pun komunikasi publik sepanjang bulan Maret 2019. Laporan bulanan ini juga dibuat dalam rangka mewujudkan Akuntabilitas Kinerja yang baik pada Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Dengan tersusunnya laporan bulanan ini diharapkan akan semakin memberikan gambaran jelas dan terarah mengenai perkembangan dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kedeputian Gubernur Bi-dang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Kami mengucapkan terima kasih atas segala partisipasi dan dukungan kepada pihak yang terlibat dalam kegiatan Kedepu-tian serta dalam penyelesaian laporan ini.
Jakarta, Maret 2019 Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta
Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Dr. Ir Oswar M. Mungkasa
ii Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
RINGKASAN EKSEKUTIF
Guna mendukung terlaksananya visi dan misi Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Pemprov. DKI Jakarta, selama Bulan Maret 2019 Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup telah melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan ruang lingkup tugas dan fungsinya. Jumlah seluruh kegiatan Kedeputian Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup selama bulan Maret 2019 sebanyak 36 Kegiatan, terdiri dari 8 Kegiatan Internal, 13 Kegiatan Eksternal, dan 15 Kegiatan Komunikasi Publik.
iii Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................... i
Ringkasan Eksekutif ............................................................................................ ii
Daftar Isi ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tugas dan Fungsi Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup ............................................................................................................. 1
1.2 Ruang Lingkup Tugas Deputi ....................................................................... 1
1.3 Asisten Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup ...... 1
1.3.1 Asisten Deputi Bidang Tata Ruang ..................................................... 1
1.3.2 Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup .......................................... 2
BAB II KINERJA
2.1 Bidang Tata Ruang ........................................................................................ 3
2.1.1 Konsolidasi Lahan Vertikal .................................................................. 3
2.1.2 Menghadiri Diskusi Reguler IAP: Resiliensi Struktur Ruang
Jakarta ................................................................................................... 3
2.1.3 Pertemuan Berkala Forum Bangunan Gedung Hijau ......................... 4
2.1.4 Menghadiri Peresmian MRT Jakarta .................................................... 6
2.1.5 Rapat Koordinasi Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) DKI Jakarta .......... 6
2.2 Bidang Lingkungan Hidup............................................................................. 7
2.2.1 Kerjasama Pemprov DKI Jakarta dalam Pengarustamaan
Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca................................................. 8
2.2.2 Rapat Koordinasi Persiapan Acara Earth Hour DKI Jakarta .............. 8
2.2.3 Pertemuan dengan Tim The Nature Conservancy Terkait Hutan
Mangrove ............................................................................................... 9
2.2.4 International Forum on Spice Route 2019 ........................................... 10
2.2.5 Menghadiri Kongres Sungai Indonesia ............................................... 10
2.2.6 Peringatan Hari Air Sedunia Tingkat Provinsi DKI Jakarta
Tahun 2019 ............................................................................................ 11
2.3 Komunikasi Publik ........................................................................................ 13
2.3.1 Diskusi terkait Riset Peran Filantropi di Indonesia ............................ 13
2.3.2 Briefing Media menuju Konsultasi Publik II DKI Jakarta
untuk Peningkatan Aksi Iklim Lokal yang Partisipatif dan Inklusif ... 13
iv Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
2.3.3 Konsultasi Publik II DKI Jakarta : Peningkatan Aksi Iklim Lokal
yang Partisipatif dan Inklusif ............................................................... 14
2.3.4 Pertemuan dengan Platform PetaBencana.id ..................................... 15
2.3.5 Pertemuan dengan NGO KARINA, Ruang Waktu dan Jakarta
Berketahanan ........................................................................................ 15
2.3.6 Visiting Fellowship Programme CLC di Singapura ............................ 16
2.3.7 FGD 1 : Implementasi Panduan Praktis New Urban Agenda Di
DKI Jakarta ............................................................................................ 22
2.3.8 Forum Energi DKI Jakarta .................................................................... 23
2.3.9 Kunjungan World Wild Fund for Nature (WWF) .................................. 24
2.3.10 Pers Coference Earth Hour Tahun 2019 ............................................ 25
2.3.11 Menjadi Pembicara Talkshow “Udara Sehat untuk Si Kecil” ........... 25
2.4 Kegiatan Internal ........................................................................................... 26
2.4.1. Rapat Pimpinan Gubernur DKI Jakarta ............................................ 26
2.4.2. Rapat Staf Kedeputian TRLH (5 Maret 2019) .................................... 26
2.4.3. Rapat Staf Kedeputian TRLH (11 Maret 2019) .................................. 27
2.4.4. Rapat Staf Kedeputian TRLH (18 Maret 2019) .................................. 28
2.4.5. Rapat Staf Kedeputian TRLH (25 Maret 2019) .................................. 29
BAB III PORTAL TARULH DAN KNOWLEDGE MANAGEMENT ........................ 30
BAB IV KENDALA DAN SARAN .......................................................................... 32
BAB V PENUTUP.................................................................................................. 33
1 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
BAB I PENDAHULUAN
Dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang transparan, akuntabel,
efisien dan efektif serta untuk mengoptimalkan fungsi monitoring dan penilaian kinerja Kedeputian, diperlukan bahan laporan secara berkala setiap satu bulan sekali. Laporan bulanan ini merupakan gambaran capaian kinerja pelaksanaan pro-gram/kegiatan yang disampaikan oleh Kedeputian Bidang Tata Ruang dan Ling-kungan Hidup. 1.1 Tugas dan Fungsi Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup merupakan
salah satu kedeputian yang membantu Gubernur dalam penyelenggaraan Pemerinta-han Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 85 Tahun 2008 ten-tang Tugas, Fungsi, Tanggung jawab, dan Tata Kerja Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup memiliki tugas untuk membantu Gubernur dalam menyelenggarakan Pemerintahan Provinsi DKI Ja-karta di bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Deputi Gubernur Bidang Tata Ru-ang dan Lingkungan Hidup memiliki fungsi antara lain:
1. Pemberian saran dan pertimbangan kepada Gubernur di bidang tata ruang dan lingkungan hidup.
2. Pengoordinasian, pemantauan, dan evaluasi atas pelaksanaan tugas di bidang tata ruang dan lingkungan hidup.
3. Pelaksanaan komunikasi publik sesuai bidang dan tugasnya. 4. Pelaksanaan komunikasi antarlembaga sesuai bidang tugasnya. 5. Pelaksanaan tugas untuk mewakili Gubernur sesuai bidang tugasnya. 6. Pelaksanaan tugas lainnya yang diserahkan oleh Gubernur. 7. Penyampaian laporan atas pelaksanaan tugasnya kepada Gubernur.
1.2 Ruang Lingkup Tugas Deputi
Ruang lingkup tugas Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup adalah: 1. Tugas dan fungsi Deputi bukan merupakan lingkup tugas dan fungsi satuan
kerja perangkat daerah/unit kerja perangkat daerah. 2. Deputi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, melakukan koordinasi
dengan Lembaga serta dapat melakukan konsultasi dengan pakar atau ke-lompok pakar/profesi yang terkait dengan bidang tugas masing-masing.
3. Dalam melaksanakan koordinasi dan konsultasi, Deputi berkoordinasi dengan Sekretaris Daerah.
4. Fungsi pengoordinasian, pemantauan dan evaluasi yang dilaksanakan Deputi adalah dalam rangka memperoleh data dan informasi sebagai bahan penyusu-nan saran, pertimbangan, dan laporan Deputi kepada Gubernur.
1.3 Asisten Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pera-turan Gubernur No. 85 Tahun 2008 Pasal 5, Deputi Bidang Tata Ruang dan Ling-kungan Hidup dibantu 2 (dua) orang Asisten Deputi sebagai berikut:
a. Asisten Deputi Bidang Tata Ruang. b. Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup.
2 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
1.3.1 Asisten Deputi Bidang Tata Ruang Asisten Deputi Bidang Tata Ruang mempunyai tugas:
a. Menghimpun, mengolah dan menyajikan bahan saran dan pertimbangan Deputi kepada Gubernur dalam lingkup tata ruang.
b. Mempersiapkan bahan dan pelaksanaan pengoordinasian, pemantauan dan evaluasi Deputi dalam lingkup tata ruang.
c. Mempersiapkan bahan dan pelaksanaan dalam rangka komunikasi publik dan komunikasi antar lembaga dalam lingkup tata ruang.
d. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi dalam lingkup tata ruang.
e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya.
1.3.2 Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup mempunyai tugas:
a. Menghimpun, mengolah dan menyajikan bahan saran dan pertimbangan Deputi kepada Gubernur dalam lingkup lingkungan hidup.
b. Mempersiapkan bahan dan pelaksanaan pengoordinasian, pemantauan dan evaluasi Deputi dalam lingkup lingkungan hidup.
c. Mempersiapkan bahan dan pelaksanaan dalam rangka komunikasi publik dan komunikasi antar lembaga dalam lingkup lingkungan hidup.
d. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi dalam lingkup lingkungan hidup.
e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya.
3 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
BAB II
KINERJA KERJA
2.1. Bidang Tata Ruang
2.1.1 Konsolidasi Lahan Vertikal (5 Maret
2019)
Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup menerima audiensi dari
Kementerian ATR, Dirjen Penataan Bidang
Agraria, Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan
Pertanahan Provinsi DKI Jakarta, KanWil
BPN Provinsi DKI Jakarta dan World Bank.
Audiensi ini membahas mengenai Pilot Pro-
ject konsolidasi lahan vertikal penataan ka-
wasan kumuh di Pasar Manggis. Sebe-
lumnya, konsolidasi lahan vertikal akan dil-
akukan di daerah Pasar Manggis dan Tanah
Tinggi. Kegiatan tersebut bersinggungan
dengan Grand Design (GD) permukiman DKI
Jakarta yang sedang dikerjakan oleh
Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang
dan Lingkungan Hidup. Hasil audiensi terse-
but diharapkan dapat didukung dengan ke-
bijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan
dapat direplikasikan di daerah Tanah Tinggi.
Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup menyambut baik dan
mendukung audiensi tersebut. Selanjutnya
akan dilakukan forum tata ruang setiap bulan
sebagai wadah informasi dan pengetahuan
baik dalam penyusunan Pilot Project atau
GD.
2.1.2 Menghadiri Diskusi Reguler IAP: Re-
siliensi Struktur Ruang Jakarta (21 Maret
2019)
Dalam rangka peringatan HUT ke-48 Ikatan
Ahli Perencanaan (IAP) diselenggarakan
diskusi reguler sebagai salah satu rangkaian
acara menuju pelaksanaan kongres IAP.
Tema yang diangkat adalah Resiliensi
Struktur Ruang Jakarta. Tujuan diskusi ini
adalah berbagi pengetahuan dan pengala-
man mengenai kemampuan struktur kota un-
tuk mengefisiensikan layanan infrastruktur
air dan meminimalisir tekanan kota terhadap
sumber daya air. Diskusi Reguler ini dihadiri
oleh para pengurus dan anggota IAP Na-
sional dan Daerah; Perwakilan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang; Perwakilan Kemen-
terian PUPR, Perwakilan Kementerian Da-
lam Negeri, Perwakilan Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta dan lain-lain.
Diskusi ini menghadirkan 2 pembicara , yaitu
Bayu Wirawan (Peneliti Senior Lembaga
Riset Urban and Regional Development Insti-
tute/URDI) yang memaparkan bagaimana
perkembangan struktur ruang dan im-
plikasinya terhadap persoalan air Jakarta
dan Audia Kusuma (Senior Consultant
AECOM Indonesia) yang memaparkan
bagaimana konsep keterpaduan pengel-
olaan air dapat diwujudkan melalui struktur
ruang. Adapun Asdep Gubernur Provinsi DKI
Jakarta Bidang Tata Ruang menjadi pemba-
has paparan para pembicara tersebut dari
perspektif pengalaman Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta, bersama dengan Dhani Mut-
taqin (Ketua IAP DKI Jakarta) dari perspektif
perencanaan kota dan Komara Djaja (Dosen
4 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
Ekonomi Perkotaan UI) dari perspektif
ekonomi.
Sebagai pembahas Asdep Gubernur
Provinsi DKI Jakarta Bidang Tata Ruang
menyampaikan bahwa terkait dengan sum-
ber daya air, Rencana Tata Ruang Wilayah
DKI Jakarta 2030 mendasarkan rencana
struktur ruangnya pada 3 sistem pengem-
bangan, yaitu Sistem Konservasi Sumber
Daya Air, Sistem Pendayagunaan Sumber
Daya Air, dan Sistem Pengendalian Daya
Rusak Air. Filosofi dasar pada sistem yang
pertama tercermin pada arahan terhadap
pembatasan perkembangan kota Jakarta di
sebelah selatan Outer Ringroad Jakarta, se-
hingga dapat mendukung kawasan tersebut
sebagai kawasan konservasi air. Bagi sistem
pendayagunaan sumber daya air direncana-
kan dengan membangun dan merehabilitasi
badan-badan air seperti waduk dan situ se-
bagai sumber air bersih dan membatasi
penggunaan air tanah dalam. Bagi sistem
pengendalian daya rusak air, diarahkan agar
pengembangan kawasan pada area-area
rendah direncanakan berdasarkan sistem
polder.
Selanjutnya Asdep Gubernur Provinsi DKI
Jakarta Bidang Tata Ruang menyampaikan
bahwa dalam pelaksanaannya 3 sistem
pengembangan sumber daya air tersebut
berhadapan pada berbagai hambatan mulai
dari ketiadaan/kekurangan peraturan pen-
dukung, kompetisi pemanfaatan ruang antar
berbagai kegiatan, faktor pembiayaan,
hingga keterpaduan dengan wilayah admin-
istrasi sekitar DKI Jakarta. Guna mengatasi
berbagai hambatan tersebut masih diper-
lukan upaya peningkatan kolaborasi dengan
berbagai pemangku kepentingan, termasuk
dengan pemerintah daerah sekitar DKI Ja-
karta.
2.1.3 Pertemuan Berkala Forum
Bangunan Gedung Hijau (20 Maret 2019)
Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang
dan Lingkungan Hidup menyelenggarakan
pertemuan berkala Forum Bangunan Ge-
dung Hijau dengan dua pembahasan utama,
yaitu (i) Perkembangan revisi Pergub DKI
No. 38 Tahun 2012 tentang Bangunan Ge-
dung Hijau ; dan (ii) Perkembanganpem-
bangunan Kawasan Hijau Rusunawa Daan
Mogot. Forum tersebut dibuka oleh Deputi
Gubernur Bidang Tata Ruang dan Ling-
kungan Hidup(TRLH), dan dihadiri oleh unsur
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Dewan
Riset Daerah/DRD, Dinas Perumahan
Rakyat dan Kawasan Permukiman/DPRKP,
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu/DPMPTSP, Dinas Perin-
dustrian dan Energi/DPE, Dinas Lingkungan
Hidup/DLH, Jaya, Biro Penataan Kota dan
Lingkungan Hidup/PKLH), BUMD Provinsi
DKI Jakarta (PD PAM Jaya, PD PAL), dan
LSM (Green Product Council Indone-
sia/GPCI, ICLEI, International Finance Cor-
poration/IFC).
Revisi Pergub 38/2012 tentang Bangunan
Gedung Hijau
Revisi Pergub 38/2012 tentang Bangunan
Gedung Hijau dilakukan sebagai upaya me-
menuhi komitmen 30:30 DKI Jakarta, yaitu
komitmen dalam mengurangi penggunaan
energi, air, dan produksi CO2di tahun 2030
sebesar 30%. Saat ini, perkembangan
rancangan revisi Pergub 38/2012 dalam
proses perbaikan sesuai dengan masukan
5 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
dari SKPD. Revisi Pergub tersebut ditarget-
kan untuk diluncurkan pada akhir bulan Juni
2019.
Perubahan utama dari revisi Pergub 38/2012
meliputi (i) klasifikasi bangunan yang di-
wajibkan mengikuti aturan revisi Pergub; dan
(ii) persyaratan teknis bangunan berdasar-
kan klasifikasinya. Terkait klasifikasi
bangunan, revisi Pergub 38/2012 tidak lagi
mengatur bangunan berdasarkan fungsinya
tetapi berdasarkan skalanya, yaitu:
Bangunan besardengan luasan diatas
20.000 m2 atau bangunan dengan jumlah
lantai diatas 8 lantai.
Bangunan sedangdengan luasan 5.000
hingga 20.000 m2atau bangunan dengan
jumlah lantai maksimal 8 lantai; dan
Bangunan huniandengan luasan lebih
besar dari 350 m2.
Klasifikasi bangunan tersebut berlaku untuk
bangunan yang berfungsi sebagai (i) hunian;
(ii) usaha; (iii) sosial budaya (sekolah, rumah
sakit, dll); dan (iv) campuran/mixed use. Se-
bagai perbandingan, Pergub 38/2012 yang
saat ini berlaku hanya mengatur bangunan
dengan lingkup: (i) bangunan besar dengan
luasan diatas 50.000 m2; (ii) rumah sakit dan
hotel dengan luasan diatas 20.000 m2; dan
sekolah dengan luasan diatas 10.000 m2.
Dalam hal persyaratan teknis, revisi Pergub
38/2012 membedakan jumlah persyaratan
teknis yang harus dipenuhi oleh setiap klas-
ifikasi bangunan, yaitu: (i) bangunan besar
diwajibkan memenuhi 19 persyaratan teknis;
(ii) bangunan sedang diwajibkan memenuhi
12 persyaratan teknis; dan (iii) bangunan hu-
nian diwajibkan memenuhi 5 persyaratan
teknis. Revisi Pergub 38/2012 tersebut ber-
laku bagi seluruh bangunan-bangunan baru,
dan akan disempurnakan lebih lanjut agar
pada tahun 2022 dapat diberlakukan juga un-
tuk bangunan-bangunan eksisting. Melalui
pelaksanaan revisi Pergub tersebut, di-
proyeksikan DKI Jakarta dapat menghemat
penggunaan air hingga 14 kali lebih tinggi da-
ripada target komitmen 30:30, dan penghe-
matan energi hingga 1,2 kali lebih tinggi da-
ripada target komitmen 30:30.
Diusulkan rancangan revisi Pergub 38/2012
tentang Bangunan Gedung Hijau dilengkapi
dengan: (i) pasal peralihan yang memuat
penyesuaian pengaturan tindakan hukum
selama masa transisi pemberlakukan revisi
Pergub baru, terutama bagi pelaku yang te-
lah memulai proses pengurusan izin pem-
bangunan; dan (ii) pasal mengenai sistem
pemantauan bangunan gedung hijau.
Kawasan Hijau Rusunawa Daan Mogot
Terkait perkembangan pembangunan Kawa-
san Hijau Rusunawa Daan Mogot, terdapat 4
tower rusunawa (tower 1-2 dan tower 6-7)
yang pembangunannya telah mencapai
40%. Sementara itu, tower 3-4-5 belum
dibangun karena masih menunggu terbitnya
izin lingkungan dari Dinas Lingkungan
Hidup. Target pembangunan di Kawasan Hi-
jau Rusunawa Daan Mogot adalah sebagai
berikut:
Target tahun 2019:(i) Tower 1-2 (PT.
Mulia Karya Gemilang/MGK); (ii) Tower 6-
7 (PT. Kepland); dan (iii) Halaman/Land-
scapeMasjid Raya Jakarta (Dinas PRKP).
Target tahun 2020:(i) taman kanak-kanak
dan sekolah (Dinas Pendidikan); dan (ii)
waduk (Dinas SDA bekerjasama dengan
PD. PAM Jaya).
Target tahun 2021:(i) Tower 3-4-5 (PT.
Sampoerna Land); (ii) pertokoan/pasar
dan foodcourt (Dinas PRKP).
Target tahun 2022:(i) Pos Pemadam Ke-
bakaran (Dinas Penanggulangan Keba-
karan dan Penyelamatan/Gulkarmat); dan
(ii) Rumah sakit tipe D (Dinas Kesehatan).
6 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
Hal yang perlu menjadi perhatian dalam
pembangunan Kawasan Hijau Rusunawa
Daan Mogot adalah percepatan penerbi-
tan analisis dampak lingkungan (Amdal)
dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk
beberapa bangunan di kawasan hijau
rusunawa Daan Mogot.
2.1.4 Menghadiri Peresmian MRT Jakarta
(24 maret 2019)
Peresmian Moda Raya Terpadu (MRT) Ja-
karta telah ditunggu-tunggu oleh masyarakat
DKI Jakarta dan sekitarnya sejak beberapa
bulan lalu. Minggu pagi ini di Bundaran Hotel
Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi)
telah meresmikan MRT Jakarta yang ber-
nama Ratangga. Acara peresmian tersebut
dihadiri oleh beberapa menteri, Gubernur
DKI Jakarta, jajaran Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta (turut hadir juga Deputi Gubernur Bi-
dang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup), ar-
tis ibukota, dan masyarakat umum.
Dalam peresmian tersebut, Presiden Jokowi
berpesan agar pengguna MRT dapat setiap
saat menjaga kebersihan stasiun dan kereta,
serta tertib dalam mengantre. Gubernur DKI
Jakarta, Anies Baswedan, menyampaikan
bahwa MRT yang beroperasi dari Lebak Bu-
lus-Bundaran HI, akan dilengkapi delapan
rangkaian kereta dan mulai beroperasi dari
05.30- 22.30 selama Maret-April 2019.
Setelah itu, jumlah rangkaian Ratangga
akan ditingkatkan menjadi 16 kereta dan jam
operasional dimulai dari 05.00-24.00. Sam-
pai saat ini, tarif MRT masih akan digratiskan
hingga tanggal 1 April 2019.
2.1.5 Rapat Koordinasi Kota Tanpa Ku-
muh (KOTAKU) DKI Jakarta (28 Maret
2019)
KOTAKU merupakan salah satu program Ke-
menterian PUPR yang bertujuan untuk mem-
percepat penanganan permukiman kumuh di
Indonesia dan mendukung Gerakan 100-0-
100, yaitu 100 persen akses universal air mi-
num, 0 persen permukiman kumuh, dan 100
persen akses sanitasi layak. Saat ini, pro-
gram KOTAKU di DKI Jakarta sedang ter-
henti sejak tahun 2018. Sebagai upaya untuk
menginisiasi kembali program KOTAKU,
Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup (TRLH) menyelenggara-
kan rapat koordinasi KOTAKU yang turut
dihadiri oleh Kementerian Pusat (BAP-
PENAS, Kementerian PUPR, Kementerian
ATR, Pokja Perumahan, Permukiman, Air Mi-
num dan Sanitasi/PPAS), Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta (Bappeda, Dinas Pe-
rumahan Rakyat dan Kawasan Per-
mukiman/DPRKP, Dinas Lingkungan
Hidup/DLH, Dinas Cipta Karya, Tata Ruang
dan Pertanahan/DCKTRP, Asdep Gubernur
Bidang Tata Ruang, seluruh Sudin DPRKP,
Kota Administrasi Jakarta Utara, Jakarta Ti-
mur, dan Jakarta Selatan) dan The World
Bank.
Dalam rapat koordinasi tersebut dibahas 3
hal utama, yaitu (i) identifikasi isu pelaksa-
naan program KOTAKU; (ii) rencana
penyusunan Desain Besar Permukiman Ku-
muh; dan (iii) pilot project konsolidasi lahan
vertikal di kawasan Pasar Manggis, Jakarta
Selatan. Untuk pembahasan pertama, teri-
7 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
dentifikasi bahwa terhentinya program KO-
TAKU di DKI Jakarta disebabkan oleh isu
tata kelola, yaitu mengenai skema pengang-
garan dan struktur kelembagaan yang belum
jelas.
Terkait skema penganggaran, Ditjen Cipta
Karya (Kementerian PUPR) selaku pem-
rakarsa program KOTAKU, memberikan
penganggaran secara langsung kepada
Sudin PRKP tanpa adanya persetujuan dari
Gubernur maupun Dinas PRKP Provinsi DKI
Jakarta. Sama halnya dengan struktur
kelembagaan, Sudin PRKP ditunjuk oleh
Menteri PUPR secara langsung sebagai
koordinator utama pelaksanaan program
KOTAKU tanpa adanya Surat Keputusan
(SK) dari Gubernur DKI Jakarta.
Terkait rencana penyusunan Desain Besar
Permukiman kumuh, peserta rapat bersepa-
kat untuk bersama-sama menuntaskan isu
permukiman kumuh DKI Jakarta. Desain Be-
sar akan menjadi dokumen yang menjabar-
kan isu, strategi, dan solusi penanganan per-
mukiman kumuh DKI. Dokumen tersebut
disusun dengan pendekatan kolaboratif yang
pada prinsipnya berlandaskan komitmen dan
konsensus para pemangku kepentingan
terkait. Desain Besar akan disusun bersa-
maan dengan penyelesaian permasalahan
penganggaran dan kelembagaan program
KOTAKU.
Kementerian ATR dan Bank Dunia saat ini
sedang melakukan pilot project pengentasan
permukiman kumuh di Pasar Manggis, Ja-
karta Selatan. Salah satu terobosan yang se-
dang diuji coba adalah konsolidasi lahan
vertikal, yang mana permukiman penduduk
disekitar Pasar Manggis akan ditata ulang
menjadi rusunawa. Pilot project tersebut dil-
aksanakan berdasarkan permintaan
masyarakat Pasar Manggis yang disam-
paikan melalui surat kepada Menteri ATR.
Dalam mendukung kegiatan tersebut, Ke-
menterian ATR akan menerbitkan Permen
mengenai Konsolidasi Tanah.
Diharapkan, dengan inisiasi kembali KO-
TAKU DKI Jakarta dan penyusunan Desain
Besar permukiman kumuh, dapat mem-
berikan dorongan terhadap pengentasan ka-
wasan kumuh serta keberhasilan pilot pro-
ject Pasar Manggis.
8 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
2.2. Bidang Lingkungan Hidup
2.2.1 Kerjasama Pemprov DKI Jakarta
dalam Pengarustamaan Pengurangan
Emisi Gas Rumah Kaca (1 Maret 2019)
Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup memasilitasi forum Ikhtiar
Jakarta/Ambitious City Project (ACP) yang
dihadiri oleh ICLEI, IIEE, STT-PLN dan LPLH
SDA MUI, untuk membahas rencana imple-
mentasi pengarustamaan pengurangan
emisi gas rumah kaca di 22 sekolah.
Program ACP/Ikhtiar Jakarta akan melibat-
kan IIEE dalam penyiapan modul/kurikulum
pendidikan terkait pengarusutamaan pengu-
rangan emisi gas rumah kaca. Sementara,
STT PLN akan dilibatkan dalam kaitan
penyediaan energi dari pengolahan sampah
melalui model TOSS (Tempat Olah Sampah
Setempat). Selain itu, MUI juga akan dilibat-
kan sebagai lembaga keagamaan yang ber-
peran dalam penyadaran pengurangan emisi
gas rumah kaca dan dapat dijadikan contoh
oleh lembaga keagamaan lainnya untuk dit-
erapkan dalam kurikulum sekolah.
Rapat ini sekaligus membahas persiapan
dari acara Konsultasi Publik II DKI Jakarta
untuk Peningkatan Aksi Iklim Lokal yang
Partisipatif dan Inklusif yang akan diseleng-
garakan pada hari Senin, 4 Maret 2019.
Beberapa kegiatan yang akan dilakukan oleh
forum Ikhtiar Jakarta/ACP adalah (i) Pena-
naman pola perilaku hemat energi yang akan
melibatkan pendidikan keagamaan dan (ii)
Pengembangan pengolahan waste to energy
bersamaan dengan momentum pemasangan
Surya Atap pada 22 sekolah di DKI Jakarta.
Untuk mempersiapkan hal tersebut, be-
berapa hal yang didiskusikan dalam forum
tersebut adalah kriteria sekolah yang akan
dipilih, infrastruktur fisik dan infrastruktur so-
sial.
2.2.2 Rapat Koordinasi Persiapan Acara
Earth Hour DKI Jakarta (11 Maret 2019)
Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup didampingi
oleh Asisten Deputi Bidang Lingkungan
Hidup memimpin Rapat Koordinasi Per-
siapan Acara Earth Hour DKI Jakarta. Hadir
dalam pertemuan ini Unsur Dinas Ling-
kungan Hidup, Dinas Perindustrian dan En-
ergi, Dinas Komunikasi, Informatika dan
Statistik, Biro KDH/KLN, Biro Penataan Kota
dan Lingkungan Hidup Sekretariat Daerah
Provinsi DKI Jakarta serta WWF Indonesia.
Rapat ini bertujuan untuk membahas per-
siapan kegiatan Earth Hour DKI Jakarta Ta-
hun 2019 sekaligus memohon arahan dari
Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Ling-
kungan Hidup dan saran serta masukan dari
SKPD terkait. Beberapa hal penting yang
dibahas adalah: a. Tim WWF dalam pelaksa-
naan acara Earth Hour memohon kepada
Gubernur DKI Jakarta untuk : i) Bersedia
menjadi Duta sekaligus memimpin gerakan
Earth Hour di DKI Jakarta; ii) Bersedia mem-
beri dukungan dan komitmen aksi yang men-
dukung perubahan jangka panjang di DKI Ja-
karta; iii) Berkenan mengeluarkan surat
himbauan yang ditujukan kepada seluruh
9 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
publik DKI Jakarta hingga tingkat RT/RW,
Pengelola Gedung, Pengelola Pusat
Keramaian untuk turut mematikan lampu
pada tanggal 30 Maret 2019. d. Sejak tahun
2017 WWF terus mengkampanyekan isu
terkait Perubahan Iklim, Biodiversity, SDG’s,
serta mengkoneksikan warga seluruh dunia
untuk serempak dalam satu aksi pelestarian
alam; e. Khusus untuk DKI Jakarta WWF
lebih menekankan pada isu sampah plastik
dan penerbitan aturan terkait sampah plastik;
f. Pelaksanaan kegiatan Earth Hour kali ini
akan terpusat di Lapangan Banteng dengan
beberapa atraksi antara lain: Koreografi
membentuk huruf 60+, Flash Mob dan
Drama Teatrikal. g. Adapun simbol eart hour
DKI Jakarta adalah Lapangan, Gedung
Balaikota, Monumen Nasional, Air Mancur,
Patung Arjuna, Bundaran HI, Patung
Pemuda dan Patung Pahlawan Jenderal
Soedirman.
2.2.3 Pertemuan dengan Tim The Nature
Conservancy Terkait Hutan Mangrove
Kedeputian Bidang Tata Ruang dan Ling-
kungan Hidup menerima dalam Audiensi
membahas pengelolaan Hutan Mangrove
milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Be-
berapa hal penting yang dibahas dalam per-
temuan ini adalah: i) The Nature Conserv-
ancy berencana untuk mengembangkan
pengelolaan pesisir pantai serta Hutan Man-
grove melalui skema Public Private Partner-
ship; ii) Hutan Mangrove merupakan vegetasi
dengan kemampuan menyerap karbon 5 kali
lebih besar dibanding dengan jenis vegetasi
yang lain; iii) Luas Hutan Mangrove Indone-
sia merupakan seperlima dari luas mangrove
di seluruh dunia di mana 70 persen dari ka-
wasan mangrove Indonesia telah mengalami
kerusakan diperkirakan hutan mangrove
akan habis dalam kurun 10 tahun apabila
tidak segera ada tindakan penyelamatan; iii)
Pada tahun 1950-an DKI Jakarta memiliki ku-
rang lebih 1.000 hektar Hutan Mangrove dan
hingga saat ini masih tersisa kurang lebih
400 hektar dari sisa luas tersebut hanya ting-
gal 100 hektar yang dalam keadaan baik; iv)
belum adanya keterpaduan program dalam
pengelolaan Hutan Mangrove merupakan
pemicu rusaknya hutan mangrove di pesisir
pantai DKI Jakarta; v) Hutan mangrove di
DKI Jakarta menjadi sangat penting karena
merupakan habitat burung burung migran
dan mencegah terjadinya land subsidance di
kawasan pesisir pantai; vi) Sejauh ini The
Nature conservancy telah membuat perjan-
jian kerjasama dengan Kementerian Ling-
kungan Hidup dan Kehutanan RI terkait pro-
gram pengelolaan terpadu untuk me-
nyelamatkan kawasan Hutan Mangrove; vii)
Untuk pengelolaan Hutan Mangrove di DKI
Jakarta The Nature Conservancy
menyarankan adanya kerjasama multi pihak
yang terdiri dari Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pihak
Swasta dan NGO yang bergerak dan peduli
di bidang lingkungan hidup; viii) The Nature
Conservancy berkomitmen untuk membantu
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui
pendampingan dan peningkatan kapasitas
pengelola kawasan Hutan Mangrove.
10 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
2.2.4 International Forum on Spice Route
2019 (19 Maret 2019)
International Forum on Spice Route (IFSR)
2019 merupakan wadah untuk berbagi infor-
masi dan pengetahuan mengenai bu-
daya maritim Indonesia dan memperkenal-
kan kembali peranan penting Indonesia di
skala global. IFSR merupakan forum inter-
nasional pertama yang diselenggarakan oleh
Yayasan Negeri Rempah bekerjasama
dengan Kementerian Koordinator Bidang
Maritim. Tema yang diusung IFSR kali ini
adalah Reviving the World’s Maritime Culture
through the Common Heritage of Spice
Route, dan akan diselenggarakan dari 19
maret – 24 Maret 2019 di Museum Nasional,
Jakarta.
IFSR dihadiri oleh budayawan maupun se-
jarawan dari Indonesia maupun luar negeri
(seperti Dr. hassan Wirajuda, Prof. Anthony
Reid, Prof. Dr. IBG Yudha Triguna, dll), Kan-
tor Staf Presiden, perwakilan Kementerian
(seperti Kementerian Kelautan dan Peri-
kanan, Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, dll),
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, perwakilan
Kedutaan Besar Portugal, serta jejaring
masyarakat rempah. IFSR dibuka oleh Dr.
Hassan Wirajuda yang menjelaskan tentang
sejarah jalur rempah di Indonesia, dimana
jalur rempah menjadi sumber kejayaan serta
malapetaka bagi Indonesia. Kejayaan jalur
rempah Indonesia bermula di masa kerajaan
Sriwijaya, dan disampaikan bahwa
keberadaan jalur rempah menjadikan kera-
jaan Sriwijaya sebagai pusat pertukaran bu-
daya dan pengetahuan, utamanya ilmu ten-
tang keagamaan Budha. Sedangkan, mala-
petaka didapat karena jalur rempah menjadi
target utama penjajah dari Benua Eropa.
Acara dilanjutkan oleh Prof. Anthony Reid
dari Australian National University yang men-
jelaskan tentang pentingnya capaian Indone-
sia dikarenakan adanya jalur rempah, teru-
tama pada tahun 1500 – 1650, yang perlu
disebarluaskan dan ditanamkan dalam pen-
didikan sejarah Indonesia.
2.2.5 Menghadiri Kongres Sungai Indone-
sia (21 Maret 2019)
Kongres Sungai Indonesia (KSI) merupakan
wadah berbagi informasi, pengetahuan, dan
keterampilan antarkomunitas peduli sungai
se-Indonesia. Diharapkan melalui kongres
tersebut dapat diperoleh strategi dalam pen-
ingkatan kualitas sungai secara kolaboratif
dari masing-masing pemangku kepentingan.
Kongres Sungai Indonesia 4.0 yang
diselenggarakan pada tahun 2019 men-
gusung tema “Sungai sebagai Pusat Perada-
ban Bagi Peningkatan Kualitas Hidup Manu-
sia”. Kongres tersebut dihadiri oleh Direktur
Jenderal Sumber Daya Air Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Per-
wakilan Badan Nasional Penanggulangan
11 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
Bencana, Gubernur DKI Jakarta yang di-
wakili oleh Asisten Deputi Gubernur Provinsi
DKI Jakarta Bidang Lingkungan Hidup,
akademisi, dan komunitas masyarakat
terkait.
Dalam acara tersebut, Asdep Gubernur
Provinsi DKI Jakarta Bidang Lingkungan
menyampaikan dalam sambutan bahwa ban-
yak sungai di kawasan perkotaan mengalami
penurunan fungsi, penyempitan, pendangka-
lan dan pencemaran akibat desakan kepent-
ingan penduduk. Saat ini, pengelolaan
limbah yang dilakukan hanya sebatas men-
gurangi limbah dan mengolah limbah. Upaya
tersebut perlu ditingkatkan lebih jauh, yaitu
pengelolaan limbah menjadi sumber daya air
bersih yang bisa dimanfaatkan.
Asdep Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang
Lingkungan Hidup meneruskan, bahwa in-
stalasi Pengolahan Air Limbah di Jakarta
hanya tersedua di Setiabudi, dan
cakupannya masih di bawah 5 persen dari
seluruh limbah cair di Jakarta. Pemprov DKI
Jakarta bekerjasama dengan Japan Interna-
tional Cooperation Agency(JICA) akan mem-
bangun Sistem Pengelolaan Air Limbah
Terpadu atau Jakarta Sewerage Sys-
tem (JSS) yang tersebar di 15 zona. Dari 15
zona, pengelolaan limbah terpadu tersebut
akan diawali pengembangannya di zona 1
yang berlokasi di Pluit dan zona 6 di Duri
Kosambi. Tentunya, upaya yang dilakukan
oleh DKI Jakarta perlu didukung oleh
Pemerintah Daerah disekitar jakarta, yaitu
Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten.
Pada dasarnya, Pemerintah DKI Jakarta
menyambut baik KSI 4.0 tahun 2019 dan ber-
harap bisa mendapatkan masukan positif da-
lam menanggulangi permasalahan sungai
utamanya di DKI Jakarta.
2.2.6 Peringatan Hari Air Sedunia Tingkat
Provinsi DKI Jakarta Tahun 2019 (24 Maret
2019)
Tanpa air kita hanya bisa hidup paling lama
3 hari. Bisa dibayangkan jika sebuah kota,
komunitas, keluarga, individu menggunakan
air yang tidak layak, ini yang terjadi di banyak
kota dunia.
Untuk itu, Hari Air Sedunia yang ditetapkan
oleh PBB pada tanggal 22 Maret setiap ta-
hunnya menjadi momen pengingat bagi kita
semua akan pentingnya ketersediaan air.
Kali ini tema yang diusung adalah “Leaving
No One Behind #Water for All” yang
mengedepankan ketersediaan air bersih dan
aman dikonsumsi oleh semua. Upaya ini
tidak hanya menjadi kewajiban pemerintah
tapi kita semua.
Peringatan Hari Air di DKI Jakarta dipusatkan
di Dermaga Perahu Karet, Srengseng
Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Berbagai pihak hadir diantaranya Deputi Gu-
bernur DKI Jakarta bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup, Wakil Walikota Jakarta
Selatan, Plt Kadis Lingkungan Hidup DKI Ja-
karta, Kepala BBWSCC, perwakilan kemen-
terian PUPR, Kopasus, kepolisian, kodam
Jaya, perwakilan perusahaan seperti PLN
Peduli, Kompas Gramedia, penggiat sekolah
12 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
Ciliwung Bersih, tokoh masyarakat, pelajar,
pramuka, abang none Jakarta dan lainnya.
Para peserta berkesempatan mengarungi
sungai Ciliwung beberapa saat. Terlihat kon-
disi sungai relatif lebih baik walaupun sam-
pah masih dapat ditemui pada beberapa lo-
kasi. Selain itu, pembuangan air limbah pe-
ternakan sapi, pabrik tahu masih ditemui di
sepanjang sungai yang walaupun berada di
daerah tetangga tapi limbahnya akan
terbawa ke hilir menuju Jakarta. Dibutuhkan
kolaborasi dengan daerah sekitar dalam
mengelola sungai Ciliwung.
Di bantaran sungai, dilakukan pelepasan be-
nih ikan mujair dan penanaman pohon.
Masyarakat sekitar dan sekolah juga men-
ampilkan hasil karyanya berupa pemanfaa-
tan ulang sampah menjadi beragam bentuk
barang.
Beberapa lomba juga dilaksanakan seperti
mencipta tas belanja, dan lomba foto.
Semoga peringatan air sedunia bermanfaat
meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya menjaga sumber air dengan
berhemat, memanfaatkan sumber air alter-
natif seperti air hujan, meningkatkan kuanti-
tas air tanah melalui lubang pori atau kolam
resapan, penanaman pohon, daur ulang air
limbah, tidak membuang sampah dan air
limbah ke sumber air termasuk sungai, mem-
bangun kolam penampungan air, dan
lainnya.
Mari menjadikan Hari Air Sedunia sebagai
momentum memperkuat komitmen kita men-
jadikan Jakarta Hijau, Jakarta yang
berkecukupan air bagi semua, tanpa pan-
dang bulu.
13 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
2.3. Komunikasi Publik
2.3.1 Diskusi terkait Riset Peran Filantropi
di Indonesia (1 Maret 2019)
Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup DKI jakarta menerima 2
(dua) orang mahasiswa yang merupakan
Tim Capstone Project, Lee Kuan Yew School
of Public Policy Singapura. Beberapa hal
yang dibahas diantaranya mengenai peran
dan tantangan kehadiran Filantropi dalam
membantu pembangunan Provinsi DKI Ja-
karta. Perbedaan pola kerja Filantropi
dengan pemerintah tidak menyurutkan se-
mangat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta un-
tuk menjalin kerjasama. Sala satu upaya
agar kerjasama dapat terbentuk adalah
dengan penyusunan Grand Design (GD)
yang melibatkan para pemangku kepent-
ingan terkait. Output GD berupa rencana aksi
yang nantinya dapat menjadi opsi bagi Filant-
ropi untuk berkolaborasi.
2.3.2 Briefing Media menuju Konsultasi
Publik II DKI Jakarta untuk Peningkatan
Aksi Iklim Lokal yang Partisipatif dan
Inklusif (1 Maret 2019)
Dalam rangka pelaksanaan Konsultasi Pub-
lik II pada tanggal 4 Maret 2019, ICLEI dan
Kedeputian Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup sebagai inisiator program Pro-
gram Ambitious City Promises (ACP)/Ikhtiar
Jakarta menyelenggarakan briefing media
dengan tajuk “Kopi Sore Bersama Media” di
Anomali Coffee, Menteng, Jakpus. Kegiatan
tersebut dihadiri oleh Deputi Gubernur bi-
dang Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup/TRLH beserta unsur Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta (Dinas Lingkungan
Hidup/DLH, Dinas Perindustrian dan En-
ergi/DPE, dan Dinas Perhubungan/Dishub),
perwakilan pemuda dan anak (Komunitas
Pemuda Hijau Indonesia/KOPHI), perwakilan
lembaga keagamaan (Parisada Hindu
Dharma Indonesia/PHDI dan Siaga Bumi),
perwakilan pelaku bisnis (Anomali Coffee),
dan rekan media (Jakarta Post dan Equato-
rial).
Dalam acara tersebut, Deputi TRLH
menyampaikan bahwa pemerintah tidak
dapat lagi bekerja secara mandiri dalam me-
nangani isu pembangunan, dibutuhkan ban-
tuan dan dukungan dari pihak-pihak lain yang
terkait. Dalam menanggapi isu pengurangan
emisi gas rumah kaca, Pemprov DKI beker-
jasama dengan ICLEI saat ini sedang me-
nyusun Desain Besar (Grand De-
sign/GD) yang melibatkan berbagai stake-
holder. Dalam mendukung penyusunan GD,
dibentuk forum ACP/Ikhtiar Jakarta yang ber-
fungsi sebagai wadah penyampaian data, in-
formasi, dan pengetahuan terkait. Semen-
tara itu, ICLEI menyampaikan bahwa pro-
gram ACP saat ini dilakukan di tiga negara,
yaitu Indonesia, Vietnam, dan Filipina. Pro-
gram ACP di Indonesia (dikenal dengan Ikht-
iar Jakarta), memiliki strategi pengarusta-
maan pengurangan emisi gas rumah kaca
yang cukup unik dibandingkan 2 negara
lainnya, yaitu berfokus pada partisipasi
14 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
pelaku bisnis, pemuda dan anak, serta lem-
baga keagamaan.
Dalam acara tersebut rekan media menan-
yakan kegiatan-kegiatan yang telah dil-
aksanakan oleh Pemprov DKI Jakarta dan
perwakilan berbagai lembaga yang hadir
terkait pengurangan emisi gas rumah kaca.
DLH menjawab telah dilakukan berbagai pro-
gram pengurangan emisi gas rumah kaca.
Contohnya perubahan bahan bakar bus
transjakarta dari bensin menjadi Bahan Ba-
kar Gas (BBG), dan perubahan bohlam
lampu jalan menjadi LED. Untuk program
BBG bus, saat ini DKI Jakarta telah memiliki
±700 bus BBG. Sementara itu, untuk pro-
gram lampu LED disampaikan bahwa se-
luruh lampu penerangan jalan di DKI Jakarta
telah diubah menggunakan LED dan berhasil
menghemat biaya listrik DKI Jakarta sebesar
±25 Miliar/bulan pada tahun 2018.
Deputi TRLH menambahkan, program ling-
kungan DKI Jakarta lainnya seperti penyusu-
nan GD tentang Bangunan Gedung Hijau
(BGH) dan pemasangan surya atap dige-
dung pemerintah maupun sekolah. Semen-
tara itu, Siaga Bumi sebagai perwakilan lem-
baga keagamaan menyampaikan bahwa te-
lah dilakukan deklarasi/aksi damai, pelaksa-
naan seminar-seminar terkait pelestarian
lingkungan, dan kerjasama dengan be-
berapa rumah ibadah untuk dapat dikelola
secara lebih ramah lingkungan. Sedangkan,
KOPHI sebagai perwakilan pemuda dan
anak menyampaikan bahwa kegiatan yang
sering dilakukan sejak tahun 2010 adalah
peningkatan kesadaran masyarakat melalui
pengadaan pelatihan-pelatihan yang dikait-
kan dengan isu lingkungan, contohnya pelati-
han creative writing.
Rekan media lanjut menanyakan terkait out-
put utama dari kegiatan ACP/Ikhtiar Jakarta
serta tantangan dalam pengarustamaan pen-
gurangan emisi gas rumah kaca. Dalam hal
tantangan, DLH menyampaikan bahwa
masih terjadi ketidakselarasan kegiatan an-
tara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Dae-
rah.
Contohnya disaat Pemerintah DKI mencoba
mengurangi jumlah bus berbahan bakar so-
lar, Pemerintah Pusat justru memberikan hi-
bah bus berbahan bakar solar. Saat ini ter-
catat terdapat ±600 bus berbahan bakar so-
lar. Tantangan lain yang dihadapi menurut
KOPHI dan Deputi TRLH adalah keterbata-
san fasilitas untuk mendukung masyarakat
merubah perilaku mereka. Contoh, masih ter-
dapat beberapa lokasi di wilayah DKI Jakarta
yang sukar dijangkau oleh fasilitas trans-
portasi umum (blindspot), sehingga me-
nyebabkan masyarakat memilih
menggunakan kendaraan pribadi daripada
transportasi umum. Dalam hal output
kegiatan ACP/Ikhtiar Jakarta, Deputi TRLH
dan ICLEI menyampaikan bahwa akan
disusun modul pembelajaran terkait emisi
gas rumah kaca untuk sekolah dan modul ce-
ramah/khobah untuk rumah ibadah. Detail
output akan disampaikan dalam lokakarya
yang akan dilaksanakan pada 4 Maret 2019.
2.3.3 Konsultasi Publik II DKI Jakarta :
Peningkatan Aksi Iklim Lokal yang
Partisipatif dan Inklusif (4 Maret 2019)
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui
Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang
dan Lingkungan Hidup berkolaborasi dengan
ICLEI Indonesia menyelenggarakan Acara
15 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
Konsultasi Publik II DKI Jakarta : Pening-
katan Aksi Iklim Lokal yang Partisipatif dan
Inklusif pada hari Senin, 4 Maret 2019.
Acara ini merupakan kelanjutan dari Pro-
gram Ambitious Cities Promises (ACP). Pro-
gram tersebut dilaksanakan dengan mem-
bentuk forum “Ihktiar Jakarta” dan telah ber-
hasil menyelenggarakan konsultasi publik
pertama pada Bulan Oktober 2018.
Acara tersebut dibuka oleh Deputi Gubernur
Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
yang dilanjutkan dengan sesi foto bersama.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pem-
aparan dari pihak pemerintah dan non-
pemerintah dalam upaya penurunan emisi
gas rumah kaca.
Setelah pemaparan tersebut, acara dilanjut-
kan dengan FGD sektoral untuk menentukan
prioritas komitmen dan aksi Ikhtiar Jakarta.
Adapun sektoral yang dibahas dalam diskusi
tersebut diantaranya : (i) Energi dan
Bangunan Hijau, (ii) Air Bersih dan Limbah
(Padat dan Cair), (iii) Transportasi dan Kuali-
tas Udara, (iv) Ruang Terbuka Hijau (RTH),
Pertanian Perkotaan dan Ekologi, (v)
Perencanaan Perkotaan, Kesehatan dan
Kebencanaan.
Konsultasi Publik II ditutup dengan pembaha-
san mengenai platfrom forum ikhtiar Jakarta
yang akan didukung Media Publikasi Dis-
kominfotik DKI Jakarta. Konsultasi Publik III
direncanakan akan diselenggarakan pada
bulan Juli 2019.
2.3.4 Pertemuan dengan Platform
PetaBencana.id (6 Maret 2019)
Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup menerima kunjungan
dari PetaBencana.id pada hari Rabu 6 Maret
2019. PetaBencana.id merupakan sebuah
proyek yang diinisiasi oleh Humanitarian In-
frastructures Group di MIT yang bertujuan
untuk mengembangkan CogniCity Open
Source Software (CogniCity OSS) sebagai
sebuah platform gratis dan terbuka untuk ma-
najemen kebencanaan di kota-kota besar di
Asia Selatan dan Tenggara.
Platform tersebut memanfaatkan kekuatan
sosial media untuk mengumpulkan, me-
nyortir, dan menampilkan informasi banjir
secara real-time salah satunya di Jakarta dan
telah bermitra bersama dengan BPBD DKI
Jakarta dan Jakarta Smart City.
PetaBencana.id akan bermitra bersama
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terutama
dalam penyusunan Grand Design (GD) Pe-
nanggulangan Bencana Berbasis Masyara-
kat yang saat ini sedang dalam proses
penyusunan. PetaBencana.id juga akan dili-
batkan langsung dalam proses pem-
berdayaan dan pendampingan masyarakat
terkait kebencanaan di DKI Jakarta.
2.3.5 Pertemuan dengan NGO KARINA,
Ruang Waktu dan Jakarta Berketahanan
(8 Maret 2019)
Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang
dan Lingkungan hidup melaksanakan per-
temuan dengan KARINA, Ruang Waktu dan
Jakarta Berketahanan berkaitan
16 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
dengan kegiatan uji coba panduan praktis im-
plementasi New Urban Agenda (NUA)
mengenai kebencanaan dan lingkungan
perkotaan. Ruang Waktu bermitra dengan
KARINA dalam mengadakan kegiatan terse-
but. Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang
dan Lingkungan Hidup selaku Chief Resili-
ence Officer (CRO) Jakarta Berketahanan
akan menjadi narasumber untuk menjelas-
kan keterkaitan panduan praktis dalam
konteks DKI Jakarta pada sektor lingkungan
dan kebencanaan.
Kegiatan uji coba panduan praktis implemen-
tasi NUA akan dilaksanakan melalui se-
rial Focus Group Disscussion (FGD) dan dia-
gendakan untuk dilaksanakan pada Bulan
Maret 2019 . FGD dilaksanakan sesuai
dengan 4 sub-komponen dalam buku pan-
duan kebencanaan dan lingkungan
perkotaan. Hasil kegiatan tersebut diharap-
kan dapat dikembangkan dan disesuaikan
dengan kondisi masing-masing kota di Indo-
nesia.
2.3.6 Visiting Fellowship Programme CLC
di Singapura (13-15 Maret 2019)
Centre for Liveable Cities (CLC) merupakan
lembaga di bawah Ministry of National Devel-
opment/Kementerian Pembangunan Na-
sional Singapura yang bertujuan menye-
diakan wadah berbagi pengetahuan dan pen-
galaman berskala global dalam mewujudkan
kota yang “liveable”, “sustainable”, dan “resil-
ient”. Proses berbagi pengetahuan dan pen-
galaman di antaranya dilakukan melalui
kuliah umum dengan mengundang pembic-
ara tamu yang terdiri dari berbagai ahli,
akademisi, serta pejabat tinggi pemerintah
dan berasal dari berbagai kota lain di dunia,
termasuk DKI Jakarta pada tanggal 13 Maret
2019.
Terkait dengan hal tersebut di atas, pihak
CLC turut mengundang Deputi Gubernur bi-
dang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
selaku Koordinator Ketahanan Kota/Chief
Resilience Officer (CRO) Jakarta Ber-
ketahanan untuk berpartisipasi sebagai nara-
sumber dalam kuliah umum pada
kegiatan Visiting Fellowship Centre for Live-
able Cities (CLC) pada tanggal 13 – 15 Maret
2019 di Singapura. Tema yang diusung oleh
Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup dalam kuliah
umum tersebut adalah konsep Jakarta Ber-
ketahanan.
Selain menjadi wadah untuk berbagi penge-
tahuan, kegiatan Visiting Fellowship CLC
juga memberi kesempatan bagi para pe-
sertanya untuk belajar dari berbagai praktik
unggulan (best practices) yang telah dil-
akukan oleh Singapura dalam me-
nyelesaikan berbagai isu perkotaan yang di-
alami.
Pada kesempatan kali ini, Sekretariat Jakarta
Berketahanan berkesempatan untuk men-
dampingi Deputi Gubernur DKI Jakarta bi-
dang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
yang sekaligus diundang dalam diskusi bilat-
eral terkait konsep pengembangan Transit
Oriented Development (TOD) dan kunjungan
lapangan pada lokasi TOD pada tanggal 14
dan 15 Maret 2019.
Beberapa praktik unggulan (best practices)
yang akan dibahas dalam kegiatan tersebut
17 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
di antaranya adalah: (i) Proses Pengem-
bangan Kawasan Transit Oriented Develop-
ment (TOD) di Singapura; (ii) Skema Land
Value Capture (LVC) dan implementasi Land
Development Charge (LDC) dalam kawasan
TOD; dan (iii) Program Social Housing untuk
para penduduk Lanjut Usia (Lansia).
Kegiatan ini menjadi kesempatan bagi
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan
Sekretariat Jakarta Berketahanan untuk me-
nyuarakan strategi, usaha, dan keberhasilan
program Jakarta Berketahanan di tingkat in-
ternasional dalam mentransformasi kota Ja-
karta menuju kota berketahanan dan berke-
lanjutan sekaligus meningkatkan kapasitas
Sekretariat Jakarta Berketahanan dalam
merancang program, meningkatkan proses
monitoring dan evaluasi program, serta
meningkatkan proses koordinasi antarpe-
mangku kepentingan dalam pelaksanaan
program.
Adapun, beberapa hal penting yang dapat
disampaikan terkait kegiatan adalah sebagai
berikut:
Hari Pertama (Rabu, 13 Maret 2019)
Pada hari pertama Deputi Gubernur bi-
dang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
selaku Koordinator Ketahanan Kota/Chief
Resilience Officer (CRO) Jakarta Ber-
ketahanan menjadi narasumber dalam
kuliah umum pada kegiatan Visiting Fel-
lowship Centre for Liveable Cities (CLC)
dengan mengusung tema “Kolaborasi se-
bagai bentuk Komitmen dan Konsensus
dalam mewujudkan Jakarta Ber-
ketahanan”. Kegiatan ini dimoderatori oleh
Dr. Johannes Widodo, Associate Profes-
sor, National University of Singapore
(NUS).
Dalam paparannya tersebut Deputi Gu-
bernur bidang Tata Ruang dan Ling-
kungan Hidup selaku Koordinator
Ketahanan Kota/Chief Resilience Of-
ficer (CRO) Jakarta Berketahanan men-
jelaskan mengenai pentingnya proses ko-
laborasi untuk mencapai komitmen dan
konsensus dalam menanggulangi perma-
salahan Jakarta, terutama terkait belum
optimal dan terintegrasinya pengerjaan
program Pemprov DKI Jakarta serta per-
lunya sinkronisasi dengan wilayah Metro-
politan Jabodetabek.
Dalam hal ini, Deputi Gubernur bidang
Tata Ruang dan Lingkungan Hidup selaku
Koordinator Ketahanan Kota/Chief Resili-
ence Officer (CRO) Jakarta Berketahanan
mengusung penyusunan berbagai Desain
Besar berbasis isu untuk mengintegrasi-
kan upaya Pemprov DKI Jakarta sehingga
tidak terjadi implementasi yang tumpang
tindih antarpemangku kepentingan.
Dokumen Strategi Ketahanan Kota di-
harapkan mampu menjadi payung besar
bagi seluruh desain besar berbasis isu se-
hingga berbagai upaya yang dihasilkan
dapat berkontribusi secara lebih optimal
terhadap perwujudan Jakarta sebagai kota
yang lebih baik dan berketahanan.
Pada hari pertama ini, Deputi Gubernur bi-
dang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
selaku Koordinator Ketahanan Kota/Chief
Resilience Officer (CRO) Jakarta Ber-
ketahanan juga berkesempatan untuk ber-
temu dengan berbagai pihak (Pemerintah
Singapura, Swasta, Akademisi, dan Or-
ganisasi Non-profit) yang dirasa dapat
membantu perwujudan dan implementasi
untuk mewujudkan Jakarta Berketahanan
yang di antaranya adalah: Mr. Khoo Teng
Chye, Executive Director, CLC; Mr. Teo
Jing Kok, Deputy Director, CLC; Prof. Her-
bert Dreiseitl, Visiting Professor, NUS; Mr.
Seth Tan, Executive Director, Infrastruc-
ture Asia; Ms. Adele Li, Deputy Director,
Ministry of Foreign Affairs; Ms. Joella
Yeo, Vice-President of Marketing, Singa-
pore Technologies Engineering Ltd.; Mr.
Kwee Ker Wei, Senior Vice-president,
Pontiac Land Group; Mr. Lim Siah
18 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
Gim, Deputy Director Strategic Planning,
Surbana Jurong Consultants Pte. Ltd
Hari Kedua (Selasa, 14 Maret 2019)
Pada hari kedua, Deputi Gubernur bidang
Tata Ruang dan Lingkungan Hidup selaku
Koordinator Ketahanan Kota/Chief Resili-
ence Officer (CRO) Jakarta Berketahanan
melaksanakan diskusi bilateral terkait kon-
sep pengembangan Transit Oriented De-
velopment (TOD), Skema Pengembangan
Wilayah Singapura, serta Penyediaan Pe-
rumahan Publik di Singapura. Selain itu,
kegiatan ini juga memberikan kesempatan
untuk melakukan kunjungan lapangan
pada lokasi Pusat Kegiatan Publik
Terpadu, lokasi TOD dan Galeri/Museum
perkembangan penyediaan perumahan
publik oleh Pemerintah Singapura.
Adapun, beberapa hal penting yang turut
mengemuka dalam diskusi bilateral ada-
lah:
Perencanaan Sistem Transportasi
Terpadu di Singapura
Singapura juga pernah memiliki sistem
transportasi umum yang kurang baik di
saat awal kemerdekaannya (1960-1970).
Menyadari hal tersebut, Singapura
melakukan studi dan bersepakat untuk
melakukan perencanaan kota dan
perencanaan sistem transportasi secara
terpadu.
Untuk memperkuat perencanaan terse-
but, Pemerintah Singapura juga melihat
bahwa diperlukan suatu mekanisme un-
tuk membatasi kepemilikan kendaraan
pribadi serta melakukan pengelolaan sis-
tem perparkiran, perpajakan, dan
penetapan harga yang baik untuk men-
gubah paradigma untuk beralih ke trans-
portasi umum.
Untuk mengembangkan sistem trans-
portasi umum yang baik, Singapura
menemukenali bahwa perlu untuk
melakukan 3 (tiga) hal, yaitu: (i)
Mengintegrasikan perencanaan dan sis-
tem transportasi; (ii) Pengelolaan
kepemilikan kendaraan pribadi yang
mumpuni; dan (iii) Melakukan optimal-
isasi kapasitas jalan dan bukan penam-
bahan ruas jalan.
Saat ini, 65% dari seluruh perjalanan
yang dilakukan di Singapura dilakukan
dengan sistem transportasi umum (MRT,
LRT, Sistem Pelayanan Berbasis Bus,
dan Taksi). Pemerintah Singapura mem-
iliki sasaran untuk menaikkan persen-
tase tersebut hingga 75% di masa de-
pan.
TOD dan Rancang Kota Singapura
Aspek rancang kota menjadi salah satu
komponen penting dalam implementasi
TOD di Singapura.
Aspek rancang kota dapat mengatur
dan menyediakan sistem pendukung
yang menghubungkan antarwilayah
TOD (contoh: jalur pejalan kaki, jalur
sepeda, aspek bangunan, dsb).
Sistem pendukung ini bisa berupa jalur
pejalan kaki yang digabungkan
dengan shopping malls bawah tanah
yang mengintegrasikan beberapa
bangunan dan stasiun kereta.
Hal utama yang perlu diperhatikan
terkait aspek rancang kota untuk men-
dukung TOD adalah identifikasi lokasi
yang dianggap penting dalam kemajuan
19 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
suatu kota dan dikembangkan dengan
mempertimbangkan keterhubungan di
wilayah tersebut.
Untuk mendukung TOD, aspek rancang
kota lain yang harus diperhatikan ada-
lah memastikan tingkat kepadatan di
wilayah sekaligus memperhatikan tata
guna lahan mixed-use.
Perumahan Publik di Singapura
Pada awal pembangunannya,
Pemerintah Singapura memiliki visi
bahwa seluruh warga negara Singapura
harus memiliki rumah.
Saat ini, 95% warga negara Singapura
telah memilki rumah sendiri dan 5%
lainnya menyewa rumah. Selain itu,
80% warga negara yang memiliki rumah
tersebut tinggal di perumahan publik
yang disediakan oleh HDB.
Langkah awal yang perlu dilakukan un-
tuk menjamin pelaksanaan penyediaan
rumah tersebut adalah akuisisi lahan
oleh pemerintah untuk melaksanakan
prosesnya.
Selain itu, seluruh perumahan publik di
Singapura melakukan skema
kepemilikan Hak Guna Bangunan
(HGB) sehingga tanah dari perumahan
publik tetap dimiliki oleh Pemerintah Sin-
gapura dan bisa dimanfaatkan sesuai
dengan perencanaan yang akan dil-
akukan di masa depan.
Untuk menjamin kehidupan dan kualitas
hidup warga negaranya di perumahan
publik, pemerintah Singapura member-
lakukan pendekatan hardware (penye-
diaan infrastruktur dan bangunan
fisik), software (regulasi), dan heart-
ware (pengembangan komunitas me-
lalui program).
Kerangka Implementasi Finansial
terkait Pengembangan Lahan di Singa-
pura
Pemerintah Singapura memberlakukan
skema Land Development
Charge (LDC) ketika pemangku kepent-
ingan berkeinginan untuk membangun
bangunan di Singapura.
Skema LDC ini dilakukan dengan
menilai luas lahan yang akan dibangun
dengan luas bangunan yang akan
terbangun. Dana yang didapat dari
skema LDC ini akan menjadi dana tam-
bahan bagi pemerintah Singapura da-
lam menyediakan fasilitas bagi warga
Singapura di masa depan.
LDC ini ditetapkan berbeda-beda me-
nyesuaikan dengan kondisi dan lokasi di
Singapura. Besaran LDC juga diperba-
harui setiap 6 (enam) bulan sekali.
LDC ini akan membantu berbagai
pemangku kepentingan di Singapura
untuk mengidentifikasi besaran biaya
yang diperlukan untuk membangun
sesuatu sehingga semua hal bisa dil-
akukan secara transparan.
Sistem Penjualan Lahan ke Pihak
Swasta oleh Pemerintah Singapura
Singapura sebagai sebuah kota mem-
iliki visi untuk membangun berbagai
pusat komersial di berbagai penjuru Sin-
gapura untuk melakukan penyebaran
kepadatan penduduk agar tidak terpusat
di suatu daerah.
Mengingat besarnya peran swasta da-
lam hal tersebut, Pemerintah Singapura
melakukan Sistem Penjualan Lahan un-
tuk mendukung impementasinya.
Sistem penjualan lahan ini dapat dil-
akukan jika:
Memenuhi syarat total luas lantai yang
harus dibangun yang sudah ditentukan
oleh pemerintah Singapura.
Proses pembangunan selesai sesuai
dengan yang syarat sudah ditentukan
oleh pemerintah Singapura (contoh:
Proyek pembangunan wilayah pe-
rumahan swasta harus dibangun dalam
5 [lima] tahun).
20 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
Pembeli harus memiliki pendanaan
yang cukup dan mampu membayar
harga tanah yang ditetapkan oleh
pemerintah Singapura dalam 90 hari.
Proses pembelian lahan harus dil-
akukan melalui salah satu dari empat
metode, yaitu: (i) Tender terbuka; (ii) Le-
lang Lahan; (iii) Tender terkait konsep
rancangan dan biaya; dan (iv) Tender
dengan biaya yang telah ditetapkan
pemerintah Singapura (hanya konsep).
Kunjungan lapangan dilakukan pada
beberapa tempat, yaitu:
Pusat Kegiatan Publik Terpadu Our
Tampines Hub (OTH)
Galeri/Museum perkembangan penye-
diaan perumahan publik oleh Pemerintah
Singapura, Housing and Development
Board (HDB) Hub/Toa Payoh Hub
Lokasi TOD Terpadu (Toa Payoh Station
dan Somerset Station)
Lokasi Perpaduan Ruang Terbuka milik
Pemerintah dan Swasta (Tanjong Pagar)
Selain itu, Deputi Gubernur bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup selaku
Koordinator Ketahanan Kota/Chief Resil-
ience Officer (CRO) Jakarta Ber-
ketahanan juga berkesempatan untuk
bertemu dengan berbagai pihak Swasta
di Singapura yang telah membantu
mengembangkan Singapura ke arah
yang lebih baik yang di antaranya adalah:
Mr. Michael Koh, Fellow, CLC; Mr. Chi-
onh Chye Khye, Fellow, CLC; Mr. Choy
Chan Pong, Member of the Panel of Ex-
pert, CLC; Mr. Wong Mun Summ, Found-
ing Director of WOHA; Mr. Chua Chong
Kheng, DCEO, Land Transport Authority;
Mr. Kelvin Thong, Group Constituency
Director of People’s Association,
Tampines GRC; Mr. Johnson Paul, Direc-
tor, Meinhardt; Mr. Anthony Chua, Gen-
eral Manager for Keppel Urban Solutions;
Mr. David Ng, Partner, KPMG; Mr. Seow
Seng Way, CEO, Teambuild.
21 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
Hari Ketiga (Jumat, 15 Maret 2019)
Pada hari ketiga, Deputi Gubernur bidang
Tata Ruang dan Lingkungan Hidup selaku
Koordinator Ketahanan Kota/Chief Resili-
ence Officer (CRO) Jakarta Berketahanan
melaksanakan sesi wawancara dengan
pihak CLC yang mendiskusikan beberapa
hal terkait isu utama Jakarta dan upaya
yang telah dilakukan oleh DKI Jakarta. Be-
berapa hal yang didiskusikan dalam wa-
wancara tersebut di antaranya:
Isu utama yang dihadapi oleh DKI Ja-
karta mayoritas masih menyangkut
penyediaan layanan dasar untuk
penduduk Jakarta yang di antaranya
berupa: penyediaan air bersih, penye-
diaan layanan pengolahan air limbah,
pengelolaan persampahan, dan penye-
diaan transportasi publik yang prima.
Selain itu, masalah terkait belum optimal
dan terintegrasinya pengerjaan program
Pemprov DKI Jakarta serta perlunya
sinkronisasi dengan wilayah Metropoli-
tan Jabodetabek juga menjadi salah
satu perhatian bagi Jakarta.
Untuk menyelesaikan berbagai perma-
salahan tersebut diperlukan komitmen
dan konsensus bersama yang di-
tuangkan dalam desain besar/grand de-
sign penyelesaian isu. Desain be-
sar/grand design penyelesaian isu akan
menjadi salah satu komponen dalam
Strategi
Ketahanan Kota
Jakarta untuk
mewujudkan Ja-
karta yang ber-
ketahanan dan
mampu me-
nyelesaikan
berbagai masa-
lah, baik itu
berupa gun-
cangan (shocks)
maupun
(stresses).
Untuk mencapai
komitmen dan konsensus tersebut Pem-
prov DKI Jakarta membentuk forum
yang mempertemukan berbagai
pemangku kepentingan untuk me-
nyelesaikan isu Jakarta. Dengan hal ini,
diharapkan solusi untuk isu tersebut
dapat diimplementasikan secara lebih
optimal.
Pada hari ketiga, Deputi Gubernur bi-
dang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
selaku Koordinator Ketahanan
Kota/Chief Resilience Officer (CRO) Ja-
karta Berketahanan juga melakukan
kunjungan lapangan ke Proyek Percon-
tohan yang merupakan keterpaduan an-
tara Perumahan Publik Singapura
dengan Pusat Kegiatan Komunitas, sa-
rana transportasi (Singapore MRT),
Fasilitas Kesehatan, Fasilitas Olahraga,
Fasilitas untuk Penduduk Manusia Usia
Lanjut (Manula), Fasilitas Pendidikan,
dan Fasilitas Pengaduan Masyarakat
Terpadu di lokasi Kampung Admiralty.
22 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
Pada kegiatan Visiting Fellowship Pro-
gramme, CLC, Singapura. Deputi Gubernur
bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
selaku Koordinator Ketahanan Kota/Chief
Resilience Officer (CRO) Jakarta Ber-
ketahanan telah menyuarakan strategi,
usaha, dan keberhasilan program Jakarta
Berketahanan di tingkat internasional
dengan menjelaskan mengenai pentingnya
proses kolaborasi untuk mencapai komit-
men dan konsensus dalam menanggulangi
permasalahan Jakarta, terutama terkait be-
lum optimal dan terintegrasinya pengerjaan
program Pemprov DKI Jakarta serta per-
lunya sinkronisasi dengan wilayah Metro-
politan Jabodetabek.
Selain itu, Deputi Gubernur bidang Tata Ru-
ang dan Lingkungan Hidup selaku Koordina-
tor Ketahanan Kota/Chief Resilience Of-
ficer (CRO) Jakarta Berketahanan juga
mempelajari beberapa hal berupa: (i) Proses
Pengembangan Kawasan Transit Oriented
Development (TOD) di Singapura; (ii)
Skema Land Value Capture (LVC) dan imple-
mentasi Land Development Charge (LDC)
untuk pengembangan kawasan di Singa-
pura; (iii) Kerangka Implementasi Finansial
terkait Pengembangan Lahan di Singapura;
dan (iv) Program Social Housing untuk para
penduduk Lanjut Usia (Lansia).
2.3.7 FGD 1 : Implementasi Panduan Prak-
tis New Urban Agenda Di DKI Jakarta (21
Maret 2019)
Sekretariat Jakarta Berketahanan bekerja
sama dengan Ruang Waktu, Yayasan KA-
RINA, dan Kedeputian Tata Ruang dan Ling-
kungan Hidup melaksanakan FGD terkait uji
coba implementasi New Urban Agenda di
DKI Jakarta. Forum ini bertujuan untuk
menerjemahkan NUA ke dalam konteks Ja-
karta, khususnya di bidang kebencanaan dan
lingkungan agar memudahkan dalam
penyusunan prioritas isu dan pilihan ke-
bijakan yang relevan dengan kondisi daerah.
Secara khusus, forum ini juga bermaksud un-
tuk mendapatkan masukan perbaikan untuk
buku Panduan Praktis dari Pemerintah,
Pemerintah Daerah dan pemangku kepent-
ingan lainnya.
Pada kesempatan ini, terdapat tiga rangkaian
acara antara lain: (i) pembukaan dan pem-
aparan awal mengenai buku panduan imple-
mentasi NUA dan gambaran kondisi di Ja-
karta, (ii) sesi diskusi kelompok, (iii) sesi
presentasi kelompok.
Pada sesi pertama, acara secara resmi
dibuka oleh Bapak Oswar Mungkasa selaku
Deputi Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
Pemprov DKI Jakarta. Pada kesempatan itu,
disampaikan bahwa pelaksanaan FGD yang
mempertemukan pembuat kebijakan dan
pelaksana kebijakan merupakan langkah
yang sangat penting. Hal ini dlikaukan untuk
menghasilkan konsensus dan pemahaman
yang sama mengenai kebijakan yang akan
dilaksanakan di Jakarta, termasuk dalam
konteks pelaksanaan NUA. Karena pada da-
sarnya, NUA adalah kebijakan yang bersifat
global dan berada pada konteks yang sangat
umum dan luas. Sehingga diperlukan upaya
penerjemahan yang sesuai dengan konteks
lokal dan kondisi eksisting di masing-masing
kota. Bapak Oswar Mungkasa juga
menghimbau agar setiap peserta dapat ber-
partisipasi aktif dalam mengkritisi setiap pili-
han kebijakan yang sudah dirumuskan pada
Buku Panduan Implementasi NUA. Sehingga
hasil dari diskusi tersebut dapat mendorong
23 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
terwujudnya arahan kebijakan yang lebih
konkret dan sesuai dengan konteks Jakarta.
Setelah pembukaan, acara dilanjutkan
dengan pemaparan secara lebih rinci
mengenai Buku Panduan Implementasi NUA
yang disampaikan oleh Bapak Wicaksono
Sarosa selaku Chief Knowledge Worker Ru-
ang Waktu yang mempunyai andil besar da-
lam penyusunan Buku Panduan Implemen-
tasi NUA dan dilanjutkan oleh paparan terkait
kondisi dan isu yang perlu diselesaikan di Ja-
karta oleh Ibu Vera Revina Sari selaku Asis-
ten Deputi Bidang Tata Ruang Pemprov DKI.
Pada sesi kedua, para peserta dibagi men-
jadi beberapa kelompok untuk
mendiskusikan pilihan kebijakan yang ada
pada Buku Panduan Implementasi NUA seri
3 terkait pembangunan lingkungan hidup
yang mana berfokus pada upaya mem-
bangun kota yang berwawasan lingkungan.
Pada sesi ini terdapat beberapa masukan
yang sangat penting dalam mewujudkan kota
yang berwawasan lingkungan seperti pen-
erapan good governance dan kemitraan
yang harus menjadi landasan utama dan
payung besar dalam setiap pelaksanaan ke-
bijakan. Artinya, setiap program atau pilihan
kebijakan yang ada harus mampu men-
dorong kerjasama antar stakeholder guna
menciptakan dampak yang lebih besar. Ter-
masuk kerjasama dan kemitraan yang men-
dorong inovasi baru dalam mewujudkan kota
yang berwawasan lingkungan hidup.
Setelah diskusi selesai, hasil koreksi, ma-
sukan, dan isu baru serta kebijakan yang di-
usulkan dipaparkan kembali pada sesi pem-
aparan kelompok. Hal ini dilakukan guna
mengkritisi masukan yang ada dan mengam-
bil inti sari dari setiap masukan untuk nant-
inya menjadi bagian dari pilihan kebijakan
dan aksi yang ada pada Buku Panduan Im-
plementasi NUA.
Hasil dari FGD ini diharapkan mampu mem-
berikan masukan dan sudut pandang yang
lebih konkrit pada arahan kebijakan yang
ada. Namun, lebih dari itu, Peserta dapat me-
mahami poin-poin penting Panduan Praktis
dalam rangka Implementasi NUA, khususnya
di bidang kebencanaan dan lingkungan
perkotaan dan dapat menjadikannya sebagai
salah satu acuan dalam proses penyusunan
kebijakan di masa mendatang.
2.3.8 Forum Energi DKI Jakarta
Kedeputian Gubernur bidang Tata Ruang
dan Lingkungan Hidup kembali menyeleng-
garakan Forum Energi DKI Jakarta pada hari
Kamis, tanggal 22 Januari 2019. Pertemuan
berkala Forum Energi ini dipimpin oleh
Deputi Gubernur bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup dengan didampingi oleh
Asisten Deputi bidang Lingkungan Hidup. Fo-
rum dihadiri oleh 33 peserta yang berasal
24 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
dari berbagai pihak: Pemprov DKI Ja-
karta Dinas Perindustrian dan Energi
Provinsi DKI Jakarta, Biro Penataan Kota
dan Lingkungan Hidup Setda Provinsi DKI
Jakarta, Biro Perekonomian Setda Provinsi
DKI Jakarta, Dinas Pendidikan Provinsi DKI
Jakarta, Dinas Komunikasi, Informatika dan
Statistik Provinsi DKI Jakarta), LSM (C40
dan Jakarta Berketahan), Asosiasi (Asosiasi
Energi Surya Indonesia dan Green Building
Council Indonesia, ), Asosiasi Kota Dunia
(ICLEI) dan BUMN (PT. PLN Disjaya). Pada
forum tersebut juga turut hadir sebagai nara-
sumber, adalah:
Edward N. mewakili Dinas Perindustrian
dan Energi dengan topik “Progres
Pemasangan Solar CellEnergi Baru
Terbarukan (EBT)”;
Slamet Daryoni mewakili ICLEI dengan
topik “Komitmen Dunia Usaha Dalam
Mendukung Pembangunan Rendah
Emisi Dki Jakarta”.
Dinas Perindustrian dan Energi (DPE)
Provinsi DKI Kajarta dengan topik “Progres
Pemasangan Solar CellEnergi Baru
Terbarukan (EBT)”
1. Dinas Perindustrian dan Energi beker-
jasama dengan Dinas Pendidikan
Provinsi DKI Jakarta telah memilih 22
sekolah yang nantinya akan dipasang
Atap Surya Pembangkit Listrik;
2. Dalam satu hari kemampuan Surya Atap
dalam menghasilkan energi listrik adalah
20 Kwp atau sebanding dengan kebu-
tuhan energi listrik sekolah tersebut da-
lam satu hari;
3. Adapun teknis penggunaan energi listrik
tersebut tetap bekerjasama dengan PLN
dengan mekanisme Export/Import energi
listrik;
4. Kemampuan Atatp Surya dengan luas 6
m2 sudah mampu memberikan energi
listrik bagi rumah tanpa AC.
ICLEI dengan topik “Komitmen Dunia
Usaha Dalam Mendukung Pembangunan
Rendah Emisi Dki Jakarta”
1. ICLEI merupakan mitra pemerintah DKI
Jakarta dalam upaya penurunan emisi
gas rumah kaca melalui gerakan
partisipasi publik;
2. ICLEI telah mempunyai 3 kegiatan
utama (Pilot Project) yaitu: Pemilihan
Duta Energi (melibatkan siswa sekolah);
Penerapan Atap Surya disekolah;
Pengelolaan Sampah menjadi energi
listrik.
3. Pengelolaan sampah menjadi energi
merupakan metode pembelajaran siswa.
Sampah yang digunakan tidak hanya
dari sekolah namun juga dari lingkungan
sekitar. Dipilhnya sekolah salah satunya
adalah kebutuhan lokasi pengelolaan
sampah yang relatif luas yaitu 200m2.
4. Sekolah juga merupakan tempat yang
ideal sebagai kawasan konservasi energi
baru terbarukan (EBT).
Selain itu ICLEI juga bekerjasama dengan
lembaga keagamaan, salah satunya
dengan memberikan tema ceramah Sho-
lat Jumat terkait penghematan energi
dan energi baru terbarukan.
2.3.9 Kunjungan World Wild Fund for Na-
ture (WWF) (27 Maret 2019)
World Wild Fund for Nature (WWF) Indonesia
melakukan kunjungan ke kantor Deputi Gu-
bernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Tata Ru-
ang dan Lingkungan Hidup (TRLH) dalam
rangka menawarkan peluang kerjasama di
bidang pelestarian lingkungan, khususnya
terkait penurunan emisi Gas Rumah Kaca
(GRK). WWF Indonesia merupakan salah
satu yayasan konservasi independen
terbesar di Indonesia yang telah memulai
25 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
kegiatannya sejak tahun 1962. Visi WWF In-
donesia adalah “Ekosistem dan keane-
karagaman hayati Indonesia terjaga dan
dikelola secara berkelanjutan dan merata,
untuk kesejahteraan generasi sekarang dan
yang akan datang”. Kegiatan utama
WWF selain sebagai promotor pelestarian
lingkungan, juga untuk memberikan advokasi
terhadap masyarakat, pemerintah, maupun
swasta/pelaku industri. Dalam kaitan ini,
pihak WWF menyampaikan bahwa WWF ter-
tarik untuk menjalin kerjasama jangka pan-
jang dengan Pemprov DKI untuk mengurangi
Emisi GRK.
Bapak Deputi TRLH menyambut niat baik
WWF dan menyampaikan bahwa saat ini
Pemprov DKI sedang mencoba pendekatan
kolaboratif sebagai upaya penanganan
berbagai isu pelestarian lingkungan. Pen-
dekatan kolaboratif merupakan pendekatan
perencanaan pembangunan yang menguta-
makan komitmen dan konsensus dari seluruh
pemangku kepentingan (masyarakat,
pemerintah, swasta). Pendekatan tersebut
ditranslasikan dalam bentuk Dokumen De-
sain Besar, yang mana akan menjabarkan
isu, strategi penanganan/solusi, dan rencana
aksinya. Deputi TRLH berharap agar jalin
kerjasama dengan WWF dapat berlangsung
lama, dan menyampaikan agar WWF pada
kesempatan selanjutnya dapat secara detail
menjelaskan kegiatan yang mereka tawar-
kan kepada Pemprov DKI.
2.3.10 Pers Coference Earth Hour Tahun
2019 (27 Maret 2019)
Kedeputian Bidang Tata Ruang dan Ling-
kungan Hidup melalui Asisten Deputi Bidang
Lingkungan Hidup menghadiri Acara Pers
Coference Earth Hour Tahun 2019 di Taman
MRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Acara ini di-
prakarsai oleh WWF Indonesia. Hadir pula
dalam acara tersebut CEO WWF Indonesia,
Dirut MRT, Dirut Transjakarta, Perwakilan
PT. Garuda Indonesia dan Perwakilan
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI turut
berpartisipasi dalam gerakan Earth Hour
2019, dengan mengikutsertakan tujuh ikon
Kota Jakarta dalam aksi pemadaman listrik
pada Sabtu, tanggal 30 Maret 2019, mulai
pukul 20.30 WIB hingga pukul 21.30 WIB.
Asisten Deputi Gubernur DKI bidang Ling-
kungan Hidup, menyampaikan bahwa
Pemerintah DKI Jakarta akan memadamkan
listrik di tujuh titik yang menjadi ikon Kota Ja-
karta. Adapun ketujuh tempat tersebut yakni,
Gedung Balai Kota, Patung Sudirman, Mo-
nas, Patung Kuda, Patung HI, Patung
Pemuda, dan Tugu Tani. Tahun ini
Pemerintah DKI tidak bisa mengeluarkan in-
struksi pemadaman listrik bagi seluruh ge-
dung perkantoran, pusat perbelanjaan dan
gedung pemerintahan. Karena pelaksanaan
Earth Hour bertepatan dengan Debat Kandi-
dat Capres dan Cawapres.
Instruksi Gubernur DKI Jakarta terkait
pemadaman listrik dikhawatirkan meng-
ganggu acara debat pilpres, sehingga tidak
mewajibkan untuk melakukan pemadaman
listrik. Pemerintah DKI Jakarta telah ber-
peran dalam penurunan Emisi Gas Rumah
Kaca salah satunya dengan penghematan
energi melalui penggantian Penerangan
26 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
jalan Umum (PJU) dari lampu pijar menjadi
smart technology LED sehingga mampu
menghemat anggaran pemerintah hingga
50% dari penggunaan energi.
2.3.11 Menjadi Pembicara Talkshow
“Udara Sehat untuk Si Kecil” (31 Maret
2019)
Greenpeace bekerja sama dengan Asosiasi
Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) mengadakan
acara Talkshow tentang “Udara Sehat untuk
Si Kecil” di Gordi HQ, Jeruk Purut, Jakarta
Selatan. Acara tersebut dihadiri oleh dr. Ami
yang merupakan dokter anak dari Rumah
Sakit Kemang, Ketua AIMI Nia Umar, dan
Deputi Gubernur Tata Ruang dan Ling-
kungan Hidup DKI Jakarta sebagai pembic-
ara.
2.4 Kegiatan Internal
2.4.1. Rapat Pimpinan Gubernur DKI Ja-
karta
Kedeputian Gubernur Bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup menghadiri
Rapat Pimpinan Pemprov.DKI Jakarta rutin
yang diadakan setiap bulan. Rapat Pimpinan
dihadiri oleh jajaran Para Pejabat Eselon I
dan Pejabat Eselon II. Tujuan Rapat adalah
membahas isu-isu terkini di Jakarta yang me-
merlukan penanganan segera. Agenda
Rapat Pimpinan yang dihadiri oleh Kedepu-
tian TRLH selama Bulan Maret adalah se-
bagai berikut :
1. Senin, 4 Maret 2019. Rapim Lengkap Gu-bernur Provinsi DKI Jakarta
2. Selasa, 19 Maret 2019. Rapim BKPRD untuk membahas perizinan dibidang pe-nataan ruang
3. Jumat, 22 Maret 2019. Wawancara da-
lam rangka penyusunan standar kompe-
tensi teknis jabatan pimpinan tinggi
madya
4. Jumat, 29 Maret 2019. Rapat Pimpinan
Lengkap Gubernur Provinsi DKI Jakarta.
2.4.2. Rapat Staf Kedeputian TRLH (5
Maret 2019)
.
Tujuan rapat adalah untuk membahas
rencana kegiatan Kedeputian Gubernur
TRLH di Bulan Maret tahun 2019 serta mem-
beri arahan kepada para staf TRLH.
Hal-hal yang dibahas dalam rapat, meliputi:
A. Kegiatan bidang Tata Ruang
i. Akan dibentuk Forum Tata Ruang
yang diselenggarakan setiap satu
bulan sekali. Forum tersebut akan
menjadi wadah berbagi data, infor-
masi, dan pengetahuan untuk isu
tata ruang DKI Jakarta. Forum ter-
sebut terdiri dari berbagai stake-
holder, baik pemerintah maupun
non-pemerintah.
ii. Forum Bangunan Gedung Hijau se-
lanjutnya direncanakan pada 20
27 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
Maret 2019, dan topik pembahasan
progres pembangunan kawasan hi-
jau Daan Mogot.
B. Kegiatan bidang Lingkungan Hidup
i. Forum Energi mengenai pem-
bangunan rendah emisi, telah dil-
akukan lokakarya pada tanggal 4
Maret 2019. Lokakarya dihadiri oleh
OPD Provinsi DKI Jakarta, LSM, per-
wakilan pemuda dan anak, perwakilan
lembaga keagamaan, dan perwakilan
pelaku usaha. Hasil forum tersebut
masih ditelaah lebih lanjut oleh ICLEI
dan akan dilaporkan sebelum 31
Maret 2019.
ii. Forum Penanganan Polusi Udara, te-
lah didapatkan tenaga ahli dari Vital
Strategies untuk membantu penyusu-
nan Desain Besar Polusi Udara DKI
Jakarta. Tenaga Ahli tersebut akan
bekerja hingga akhir tahun 2019
dibawah koordinasi Kedeputian
TRLH.
iii. Forum Pertanian Perkotaan akan dil-
akukan pertemuan bilateral dengan
Dinas KPKP pada tanggal 6 Maret
2019 untuk membahas progres
kegiatan lahan ujicoba pertanian
perkotaan di Grogol Selatan.
C. Lain-lain
i. Forum lanjutan mengenai penyusunan
panduan desain besar (Grand Design)
akan diseleggarakan pada Bulan
Maret.
ii. Rencana Penyelenggaraan Workshop
C40 Regional Academy di Balaikota
Jakarta masih menunggu kriteria
teknis pelaksanaan acara dari Dinas
LH.
2.4.3. Rapat Staf Kedeputian TRLH (11
Maret 2019)
Tujuan rapat adalah untuk membahas
rencana kegiatan Kedeputian Gubernur
TRLH di Bulan Maret tahun 2019 serta mem-
beri arahan kepada para staf TRLH.
Hal-hal yang dibahas dalam rapat, meliputi:
A. Kegiatan bidang Tata Ruang
i. Forum Tata Ruang akan membahas
terkait pilot project konsolidasi tanah
vertikal. Asdep Gubernur Bidang Tata
Ruang akan menginisiasi pertemuan
awal pembahasan pilot project terse-
but.
ii. Forum Bangunan Gedung Hijau selan-
jutnya direncanakan pada 20 Maret
2019, dan topik pembahasan progres
pembangunan kawasan hijau Daan
Mogot.
B. Kegiatan bidang Lingkungan Hidup
(i) Forum Energi mengenai pembangunan
rendah emisi, telah dilakukan lokakarya
pada tanggal 4 Maret 2019. Lokakarya
dihadiri oleh OPD Provinsi DKI Jakarta,
LSM, perwakilan pemuda dan anak,
perwakilan lembaga keagamaan, dan
perwakilan pelaku usaha. Hasil forum
tersebut masih ditelaah lebih lanjut oleh
ICLEI dan akan dilaporkan sebelum 31
Maret 2019.
(ii) Forum Penanganan Polusi Udara, te-
lah didapatkan tenaga ahli dari Vital
Strategies untuk membantu penyusu-
nan Desain Besar Polusi Udara DKI Ja-
karta. Tenaga Ahli tersebut akan
bekerja hingga akhir tahun 2019
dibawah koordinasi Kedeputian TRLH.
(iii) Forum Pertanian Perkotaan, berdasar-
kan hasil rapat bilateral dengan Dinas
KPKP pada tanggal 6 Maret 2019, telah
disepakati untuk disusun surat dari
Deputi TRLH kepada Walikota Jakarta
Selatan terkait pelaksanaan kegiatan
28 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
ujicoba pertanian perkotaan di Grogol
Selatan.
C. Lain-lain
i. Forum lanjutan mengenai penyusunan
panduan desain besar (Grand Design)
akan diseleggarakan pada Bulan
Maret.
ii. Tenaga ahli dari C40 sudah mulai
bekerja dibawah koordinasi Dinas LH
dan Kedeputian TRLH pada tanggal 11
Maret 2019.
2.4.4. Rapat Staf Kedeputian TRLH (18
Maret 2019)
Tujuan rapat adalah untuk membahas
rencana kegiatan Kedeputian Gubernur
TRLH di Bulan Maret tahun 2019 serta mem-
beri arahan kepada para staf TRLH.
Hal-hal yang dibahas dalam rapat, meliputi:
A. Kegiatan bidang Tata Ruang
i. Forum Tata Ruang akan membahas
terkait pilot project konsolidasi tanah
vertikal. Asdep Gubernur Bidang
Tata Ruang akan menginisiasi per-
temuan awal pembahasan pilot pro-
ject tersebut.
ii. Forum Bangunan Gedung Hijau se-
lanjutnya direncanakan pada 20
Maret 2019, dan topik pembahasan
adalah (a) progres pembangunan ka-
wasan hijau Daan Mogot; (b) progres
revisi Pergub 38/2012 tentang
Bangunan Gedung Hijau; dan (c)
rencana misi C40.
B. Kegiatan bidang Lingkungan Hidup
(i) Forum Energi mengenai pem-
bangunan rendah emisi, telah dil-
akukan lokakarya pada tanggal 4
Maret 2019. Lokakarya dihadiri oleh
OPD Provinsi DKI Jakarta, LSM, per-
wakilan pemuda dan anak, perwakilan
lembaga keagamaan, dan perwakilan
pelaku usaha. ICLEI telah menyusun
prosiding lokakarya tersebut dan akan
memaparkan hasil lokakarya pada
tanggal 22 Maret 2019.
(ii) Forum Penanganan Polusi Udara,
akan dilakukan kick-off penyusunan
GD Polusi Udara DKI Jakarta pada
tanggal 28 Maret 2019.
(iii) Forum Pertanian Perkotaan, berdasar-
kan hasil rapat bilateral dengan Dinas
KPKP pada tanggal 6 Maret 2019,
kewenangan hak atas tanah di lokasi
ujicoba pertanian perkotaan di Grogol
Selatan telah diserahkan kepada Dinas
KPKP oleh Badan Pengelolaan Aset
Daerah (BPAD). Kedeputian TRLH
dimohon agar bersurat kepada Wali-
kota Jakarta Selatan untuk melakukan
pengamanan dan pembersihan lokasi
ujicoba tersebut.
C. Lain-lain
i. Kegiatan Earth Hour akan dil-
aksanakan di Jakarta pada akhir bulan
Maret, yaitu sekitar tanggal 27-30
Maret. Kegiatan tersebut dikoordinasi-
kan oleh Dinas Lingkungan Hidup DKI
Jakarta.
ii. Tenaga ahli dari C40 sudah mulai
bekerja dibawah koordinasi Dinas LH
dan Kedeputian TRLH pada tanggal
11 Maret 2019. Tenaga ahli tersebut
ditugaskan untuk menelaah dokumen
Rencana Aksi Daerah (RAD) DKI Ja-
karta tentang Gas Rumah Kaca (GRK)
dan Adaptasi Perubahan Iklim (API).
Diharapkan hasil telaah dapat mem-
berikan informasi mengenai kemung-
kinan disatukannya kedua dokumen
RAD tersebut. Output utama yang
dihasilkan dari kegiatan C40 adalah
dokumen desain besar tentang aksi
perubahan iklim.
iii. Forum lanjutan mengenai penyusunan
panduan desain besar (Grand Design)
akan diseleggarakan pada Bulan
Maret.
29 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
2.4.5. Rapat Staf Kedeputian TRLH (25
Maret 2019)
Tujuan rapat adalah untuk membahas
rencana kegiatan Kedeputian Gubernur
TRLH di Bulan Maret tahun 2019 serta mem-
beri arahan kepada para staf TRLH.
Hal-hal yang dibahas dalam rapat, meliputi:
A. Kegiatan bidang Tata Ruang
i. Forum Tata Ruang akan membahas
terkait pilot project konsolidasi tanah
vertikal. Asdep Gubernur Bidang Tata
Ruang akan menginisiasi pertemuan
awal pembahasan pilot project terse-
but.
ii. Forum Bangunan Gedung Hijau
(BGH) telah diselenggarakan pada 20
Maret 2019 dengan topik pembaha-
san: (a) progres pembangunan kawa-
san hijau Daan Mogot; (b) progres re-
visi Pergub 38/2012 tentang
Bangunan Gedung Hijau; dan (c)
rencana misi C40. Rapat BGH selan-
jutnya akan dilakukan pada Bulan
April dengan pembahasan penyepa-
katan persyaratan teknis mengenai
pengelolaan air limbah. Dalam rapat
tersebut, Dinas PMPTSP dan PD. PAL
Jaya akan diundang sebagai nara-
sumber utama.
iii. Penanganan kawasan kumuh sedang
diinisiasi kembali oleh Kedeputian
TRLH, Bank Dunia, dan Kementerian
ATR. Direncanakan akan dilakukan
rapat koordinasi pada tanggal 28
Maret 2019.
B. Kegiatan bidang Lingkungan Hidup
i. Forum Energi mengenai pem-
bangunan rendah emisi, telah dil-
akukan pertemuan berkala pada tang-
gal 22 Maret 2019 yang membahas
tentang Progres Pemasangan Solar
Cell Energi Baru Terbarukan (EBT)
dan Komitmen Dunia Usaha Dalam
Mendukung Pembangunan Rendah
Emisi Dki Jakarta. Forum berkala se-
lanjutnya akan membahas mengenai
sistem pemantauan gedung yang te-
lah dipasan solar cell.
ii. Forum Penanganan Polusi Udara,
akan dilakukan kick-off penyusunan
GD Polusi Udara DKI Jakarta pada
tanggal 28 Maret 2019.
iii. Forum Pertanian Perkotaan, ber-
dasarkan hasil rapat bilateral dengan
Dinas KPKP pada tanggal 6 Maret
2019, kewenangan hak atas tanah di
lokasi uji coba pertanian perkotaan di
Grogol Selatan telah diserahkan
kepada Dinas KPKP oleh Badan
Pengelolaan Aset Daerah (BPAD).
Kedeputian TRLH telah bersurat
kepada Walikota Jakarta Selatan un-
tuk melakukan pengamanan dan
pembersihan lokasi ujicoba tersebut.
C. Lain-lain
i. Kegiatan Earth Hour akan dil-
aksanakan di Jakarta pada akhir
bulan Maret, yaitu sekitar tanggal
27-30 Maret. Kegiatan tersebut
dikoordinasikan oleh Dinas Ling-
kungan Hidup DKI Jakarta.
ii. Direktur Eksekutif C40 akan
berkunjung ke Indonesia pada
tanggal 29 Maret 2019. Gubernur
DKI Jakarta akan menyambut ked-
atangan Direktur Eksekutif C40,
didampingi oleh Deputi TRLH. De-
tail kegiatan tersebut dikoordinasi-
kan oleh Tenaga ahli dari C40.
iii. Forum lanjutan mengenai
penyusunan panduan desain besar
(Grand Design) akan diseleggara-
kan pada Bulan April.
47 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
BAB III PORTAL TARULH DAN KNOWLEDGE MANAGEMENT
3.1 Portal Tarulh
Portal tarulh.com merupakan situs yang dikelola oleh kedeputian Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup yang dapat diakses oleh publik sebagai bentuk laporan dan tanggungjawab kepada masyarakat. Situs tersebut menampilkan se-luruh kegiatan kedeputian mulai dari rapat, kunjungan Kerja serta undangan se-bagai pemateri dari pihak luar.tarulh.com juga memuat kumpulan berita seputar tata ruang dan lingkungan hidup dari berbagai media yang masuk dalam “Kliping”. Dalam menu “Produk” akan ditemukan kumpulan peraturan mulai dari Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah, Peraturan Gubernur, Keputusan Gubernur dan Instruksi Gubernur.
30
48 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
3.2 Knowledge Management
km.tarulh.com adalah situs yang dikelola oleh Kedeputian Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup yang hanya dapat diakses oleh pihak tertentu. Situs tersebut merupakan media penyimpanan materi pengetahuan (Regulasi, Paparan, Maka-lah dan lain-lain). Hingga saat ini materi pengetahuan yang telah terkumpul adalah sebagai berikut : Regulasi sebanyak 290, Kebijakan sebanyak 4, Panduan sebanyak 26, Laporan sebanyak 43, Buku sebanyak 19, Majalah sebanyak 3, Ma-kalah sebanyak 26, Paparan sebanyak 1096, Bahan Publikasi sebanyak 12 dan Laporan Bulanan sebanyak 60.
31
49 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
BAB IV KENDALA DAN SARAN
4.1 Kendala
Dalam melaksanakan tugas-tugas, Kedeputian bidang Tata Ruang dan Ling-
kungan Hidup masih dihadapi beberapa kendala:
1. Belum tersedianya desain besar dan peta jalan isu-isu strategis sebagai acuan
semua pihak dalam pelaksanaan pembangunan DKI Jakarta. Hal ini berdam-
pak pada masih belum optimalnya koordinasi antar SKPD untuk menin-
daklanjuti isu strategis tersebut yang dapat berdampak pada ketidakefisienan
dan ketidakefektifan pelaksanaan pembangunan.
2. Masih minimnya data dan informasi terkait isu strategis yang berdampak me-
nyulitkan dalam upaya menyusun kebijakan pembangunan DKI Jakarta.
3. Kurang memadainya perangkat kerja Kedeputian bidang TRLH (laptop, printer dan LCD Projektor).
4.2 Saran
1. Meningkatkan sinergi pelaksanaan pembangunan melalui penyusunan Desain
Besar, Peta Jalan, dan Rencana Aksi untuk setiap isu strategis.
2. Meningkatkan kualitas sistem informasi internal Pemprov. DKI Jakarta.
32
50 Laporan Kegiatan Bulan Maret 2019
BAB V PENUTUP
Target utama bulan April 2019 untuk Kedeputian Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup adalah: (i) terselenggaranya Lokakarya Pendahuluan Penyusunan Desain Besar Penanganan Kawasan Kumuh bermitra dengan Bank Dunia; (ii) terselenggaranya Lokakarya Kerangka Pengembangan Transit Oriented Development (TOD) bekerjasama dengan Seoul Human Research Development Cen-tre (SHRDC) dan Citynet. Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup menyadari bahwa dalam pelaksanaan sejumlah kegiatan pada periode bulan Maret Tahun 2019 ini masih menemui beberapa kendala yang diharapkan pada pelaksanaan kegiatan selanjutnya dapat dilakukan berbagai perbaikan dan pembaharuan, sehingga semua kegiatan di periode tahun 2019 ini dapat berjalan secara lebih efektif dan efisien serta mencapai tujuan yang telah direncanakan dengan optimal.
33