gubernur sulawesi selatan peraturan gubernur …€¦ · 12. wajib pajak adalah orang pribadi atau...

21
GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 100 TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH KHUSUS JENIS PAJAK AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI SELATAN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Pasal 43 Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 8 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, maka perlu dibentuk Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 8 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah Khusus Jenis Pajak Air Permukaan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3686) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3987); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Upload: others

Post on 01-Dec-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR …€¦ · 12. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai

GUBERNUR SULAWESI SELATAN

PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN

NOMOR 100 TAHUN 2018

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH

KHUSUS JENIS PAJAK AIR PERMUKAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SULAWESI SELATAN,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Pasal 43 Peraturan Daerah Provinsi

Sulawesi Selatan Nomor 8 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas

Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2010

tentang Pajak Daerah, maka perlu dibentuk Peraturan Gubernur

Sulawesi Selatan tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah

Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 8 Tahun 2017 tentang Perubahan

Atas Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun

2010 tentang Pajak Daerah Khusus Jenis Pajak Air Permukaan;

Mengingat : 1.

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan

Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3686) sebagaimana telah diubah

beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 19

Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat paksa

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 129,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3987);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5049);

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5234);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Page 2: GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR …€¦ · 12. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai

- 2 -

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5679);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2016 tentang

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 244,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5950);

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah

diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2011 Nomor 310);

8. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 13 Tahun

2006 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah

(Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2006

Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi

Selatan Nomor 230) sebagaimana telah diubah beberapa kali

terakhir dengan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan (Lembaran Daerah

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015 Nomor 3, Tambahan

Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 281);

9. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun

2010 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Provinsi

Sulawesi Selatan Tahun 2010 Nomor 10, Tambahan Lembaran

Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 256) sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi

Selatan Nomor 8 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas

Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun

2010 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Provinsi

Sulawesi Selatan Tahun 2017 Nomor 8, Tambahan Lembaran

Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 296);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PETUNJUK

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI

SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN

ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH KHUSUS

JENIS PAJAK AIR PERMUKAAN

Page 3: GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR …€¦ · 12. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai

- 3 -

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksudkan dengan:

1. Daerah adalah Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur sebagai unsur

penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin

pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan daerah otonom.

3. Gubernur adalah Gubernur Sulawesi Selatan.

4. Badan Pendapatan adalah Badan Pendapatan Daerah

Provinsi Sulawesi Selatan.

5. Kepala Badan Pendapatan adalah Kepala Badan

Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

6. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT

adalah UPT Pendapatan Wilayah pada Badan Pendapatan

Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

7. Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang

terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan

untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.

8. Pajak Air Permukaan yang selanjutnya disebut Pajak adalah

pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air

permukaan.

9. Air Permukaan adalah semua air yang terdapat pada

permukaan tanah, tidak termasuk air laut, baik yang

berada di laut maupun di darat.

10. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari

penghimpunan data objek dan subjek pajak, penentuan

besarnya pajak yang terutang sampai kegiatan penagihan

pajak serta pengawasan penyetorannya.

11. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang dapat

dikenakan Pajak.

12. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi

pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak,

yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan daerah.

13. Masa Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) bulan kalender

atau jangka waktu lain yang diatur dengan peraturan

Gubernur paling lama 3 (tiga) bulan kalender.

Page 4: GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR …€¦ · 12. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai

- 4 -

14. Surat Pendaftaran dan Pendataan Pajak Daerah yang

selanjutnya disingkat SP3D adalah surat yang oleh Wajib

Pajak digunakan untuk melaporkan/mendaftarkan objek

pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan daerah.

15. Surat Ketetapan Pajak Daerah, yang selanjutnya

disingkat SKPD, adalah surat ketetapan pajak yang

menentukan besarnya jumlah pokok pajak yang terutang.

16. Surat Tanda Setoran, yang selanjutnya disingkat STS,

adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah

dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah

dilakukan dengan cara lain ke Kas Umum Daerah melalui

tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Gubernur.

17. Surat Tagihan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat

STPD, adalah surat untuk melakukan tagihan pajak

dan/atau sanksi administratif berupa bunga dan/atau

denda.

18. Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang

membetulkan kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau

kekeliruan dalam penerapan ketentuan tertentu dalam

peraturan perundang-undangan perpajakan daerah yang

terdapat dalam Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat

Ketetapan Pajak Daerah, Surat Tagihan Pajak Daerah, Surat

Keputusan Pembetulan, atau Surat Keputusan Keberatan.

19. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas

keberatan terhadap Surat Pemberitahuan Pajak Terutang,

Surat Ketetapan Pajak Daerah, atau terhadap pemotongan

atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh

Wajib Pajak.

20. Surat ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya

disingkat SKPDLB adalah surat ketetapan pajak yang

menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena

jumlah kredit pajak lebih besar dari pada yang terutang

atau seharusnya tidak terutang.

21. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar oleh

wajib pajak pada suatu saat dalam masa pajak, dalam

tahun pajak, atau dalam bagian tahun pajak menurut

Peraturan Daerah.

22. Rekening Kas Umum Daerah yang selanjutnya disingkat

RKUD adalah Rekening Kas Umum Daerah Pemerintah

Provinsi Sulawesi Selatan.

23. Inspektorat Daerah merupakan unsur pengawas

penyelenggaran Pemerintah Daerah Provinsi.

Page 5: GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR …€¦ · 12. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai

- 5 -

BAB II KETENTUAN PEMUNGUTAN

Pasal 2

(1) Setiap pengambilan dan/atau pemanfaatan air permukaan

dipungut Pajak.

(2) Pemungutan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

termasuk air yang diambil namun tidak dimanfaatkan.

(3) Dikecualikan dari obyek Pajak Air Permukaan adalah

pengambilan Air Permukaan:

a. untuk keperluan dasar rumah tangga;

b. untuk pengairan pertanian dan perikanan rakyat;

c. untuk kepentingan sosial dan oleh badan sosial non

komersil;

d. untuk kegiatan pemerintahan dan pelayanan publik yang

disediakan tanpa dipungut biaya;

e. untuk keperluan peribadatan dan penanggulangan bahaya

kebakaran; dan

f. oleh badan usaha milik negara dan badan usaha milik

daerah yang khusus didirikan untuk menyelenggarakan

usaha eksploitasi dan pemeliharaan pengairan serta

mengusahakan air dan sumber-sumber air tanpa

memungut biaya.

(4) Pengecualian Objek Pajak Air Permukaan sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) huruf a, huruf b dan huruf e tidak

berlaku apabila disiapkan oleh badan usaha komersil atau

untuk tujuan komersil.

Pasal 3

(1) Pemungutan Pajak dilakukan oleh Badan Pendapatan melalui

UPT.

(2) Selaku pemungut Pajak, Badan Pendapatan wajib melakukan

intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan Pajak secara

maksimal dengan tidak mengabaikan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang lebih tinggi dan kepentingan

umum.

Pasal 4

(1) Pengambilan dan/atau pemanfaatan air permukaan dihitung

berdasarkan alat ukur atau taksasi.

(2) Taksasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dengan mempertimbangkan antara lain:

a. kapasitas terpasang;

b. besaran pipa pengambilan;

c. luas penampungan;

d. durasi operasional pompa; dan/atau

e. gaya gravitasi bumi.

Page 6: GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR …€¦ · 12. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai

- 6 -

Pasal 5

Setiap pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Permukaan wajib

memperoleh izin dan/atau rekomendasi diri Perangkat Daerah

yang berwenang menerbitkan perizinan dan nonperizinan.

Pasal 6

(1) Badan dan perorangan yang memperoleh izin pengambilan

dan/atau pemanfaatan air permukaan wajib melaporkan

kepada Gubernur melalui Kepala Badan Pendapatan paling

lambat 1 (satu) bulan setelah tanggal terbitnya surat izin.

(2) Izin sebagaimana dimaksud ayat (1) ditembuskan kepada

Gubernur melalui Kepala Badan Pendapatan.

(3) Badan Pendapatan menginventarisir surat izin dan/atau

rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan

melakukan pendataan dan survey lokasi, dalam rangka

pemungutan Pajak.

BAB III

TATA CARA PENDATAAN DAN PENDAFTARAN

Pasal 7

(1) Badan Pendapatan melakukan pendataan.

(2) Pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

oleh UPT dan dapat bekerja sama dengan Dinas Energi dan

Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Selatan, Dinas

Sumber Daya Air, Cipta Karya dan Tata Ruang, dan

Perangkat Daerah lainnya.

(3) Hasil pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dibuat

dalam bentuk SP3D.

(4) SP3D sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan

kepada Wajib Pajak untuk diisi dengan jelas, benar, lengkap

dan ditandatangani oleh yang bersangkutan atau yang diberi

kuasa olehnya.

(5) Bentuk dan isi SP3D sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

Pasal 8

(1) Wajib Pajak yang telah terdaftar, wajib melaporkan volume

pengambilan dan/atau pemanfaatan air bulan sebelumnya

kepada Kepala Badan Pendapatan melalui Kepala UPT

setempat paling lambat 3 (tiga) hari kerja pertama.

(2) Laporan wajib pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disampaikan dalam bentuk SP3D.

(3) SP3D sebagaimana dimaksud pada ayat (2) akan dilakukan

pengecekan secara berkala oleh petugas.

Page 7: GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR …€¦ · 12. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai

- 7 -

BAB IV TATA CARA PENETAPAN PAJAK

Pasal 9

(1) Pajak ditetapkan berdasarkan SP3D.

(2) Penetapan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan dengan menertibkan SKPD.

(3) Bentuk dan isi SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

Pasal 10

(1) Besarnya pajak terutang dihitung dengan cara mengalihkan

tarif pajak dengan Nilai Perolehan Air dengan

mempertimbangkan volume pengambilan dan/atau

pemanfaatan air permukaan.

(2) Nilai Perolehan Air sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur.

Pasal 11

(1) Tata cara penghitungan Pajak yang terutang bagi Badan yang

beroperasi di Daerah berdasarkan suatu perjanjian antara

Pemerintah Indonesia dengan Negara atau Lembaga dari

Negara lain, yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri

Pertambangan atau Keputusan Menteri terkait.

(2) Hasil perhitungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan dasar penetapan SKPD.

Pasal 12

Untuk efektifnya pelaksanaan pemungutan, Pemerintah Daerah

dapat melakukan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota

dalam wilayah pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Permukaan

yang bersangkutan.

BAB V

TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN

Pasal 13

(1) Pembayaran dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari

kalender sejak tanggal ditetapkan atau pada saat jatuh tempo.

(2) Dalam hal jatuh tempo pembayaran jatuh pada hari libur,

maka pembayaran dapat dilakukan pada hari kerja

berikutnya.

(3) Pembayaran dilakukan pada RKUD.

BAB VI

TATA CARA PEMBUKUAN DAN PELAPORAN

Pasal 14

(1) Besarnya penetapan dan pembayaran pajak dicatat dan

dihimpun dalam Buku Jenis Pajak.

Page 8: GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR …€¦ · 12. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai

- 8 -

(2) Buku Jenis Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

memuat Daftar Penetapan, Penerimaan dan Tunggakan Pajak

per jenis pajak.

(3) Daftar penetapan, penerimaan, dan tunggakan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) menjadi dasar pelaporan realisasi

penerimaan dan tunggakan perjenis pajak secara

berkelanjutan, sesuai masa pajak.

(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan

oleh masing-masing Kepala UPT kepada Kepala Badan

Pendapatan paling lambat tanggal 3 (tiga) bulan berikutnya.

(5) Dalam hal tanggal 3 (tiga) sebagaimana dimaksud pada ayat

(4) jatuh pada hari libur, maka laporan disampaikan pada

hari kerja berikutnya.

(6) Bentuk dan isi pembukuan serta pelaporan ditetapkan lebih

lanjut oleh Kepala Badan Pendapatan.

BAB VII

PENAGIHAN DAN PENGHAPUSAN PIUTANG

Bagian Kesatu

Penagihan

Pasal 15

(1)

Kepala Badan Pendapatan atas nama Gubernur menerbitkan

STPD atau dokumen lain yang dipersamakan, dalam hal:

a. Pajak terutang dalam SKPD yang tidak atau kurang

dibayar setelah jatuh tempo pembayaran;

b. Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan

Keberatan, dan Putusan Banding yang tidak atau kurang

dibayar setelah jatuh tempo pembayaran; atau

c. Wajib Pajak dikenakan sanksi administratif berupa bunga

dan/atau denda.

(2) STPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,

merupakan jumlah tagihan yang berupa Pajak yang kurang

dibayar ditambah dengan pemberian sanksi administrasi

berupa bunga sebesar 2% (dua persen) perbulan.

(3) STPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,

merupakan jumlah tagihan pokok Pajak yang kurang dibayar

ditambah dengan pemberian sanksi administrasi berupa

bunga sebesar 2% (dua persen) perbulan untuk paling lama

15 (lima belas) bulan sejak saat terutangnya Pajak.

Pasal 16

(1)

Pajak yang terutang berdasarkan SKPD, STPD, Surat

Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan

Putusan Banding yang tidak atau kurang dibayar oleh Wajib

Pajak sampai dengan tanggal jatuh tempo dapat ditagih

dengan Surat Paksa.

Page 9: GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR …€¦ · 12. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai

- 9 -

(2) Penagihan dengan surat Paksa sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan oleh Kepala Badan Pendapatan.

(3) Penagihan dengan Surat Paksa sebagaimana dimaksud pada

ayat (2), dilakukan setelah melalui mekanisme sebagai

berikut:

a. surat teguran, dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari terhitung

sejak jatuh tempo pembayaran;

b. surat peringatan, dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari

terhitung sejak diterbitkannya surat teguran; dan

c. surat perintah penagihan seketika dan sekaligus dan/atau

surat lain yang sejenis, dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari

terhitung sejak diterbitkannya surat peringatan.

(4)

Apabila pajak yang terutang tidak dilunasi dalam jangka

waktu 2 x 24 jam sesudah tanggal pengeluaran surat paksa,

Pejabat Negara menerbitkan Surat Perintah Pelaksanaan

Penyitaan, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua

Penghapusan Piutang Pajak

Pasal 17

(1) Piutang Pajak yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak

untuk melakukan Penagihan sudah kedaluwarsa atau karena

sebab yang lain dapat dihapuskan.

(2) Kedaluwarsa Penagihan Pajak sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) tertangguh apabila:

a. diterbitkan Surat Teguran dan/atau Surat Paksa; atau

b. ada pengakuan utang Pajak dari Wajib Pajak, baik

langsung maupun tidak langsung.

(3) Pengakuan utang Pajak secara langsung sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan Wajib Pajak

dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang

Pajak dan belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah.

(4) Pengakuan utang Pajak secara tidak langsung sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat diketahui dari

pengajuan permohonan angsuran atau penundaan

pembayaran dan permohonan keberatan oleh Wajib Pajak.

(5) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran dan/atau Surat Paksa

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, kedaluwarsa

Penagihan dihitung sejak tanggal penyampaian Surat

Teguran dan/atau Surat Paksa tersebut.

(6) Dalam hal ada pengakuan utang Pajak dari Wajib Pajak

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, kedaluwarsa

Penagihan dihitung sejak tanggal pengakuan tersebut.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penghapusan

piutang Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur

lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur.

Page 10: GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR …€¦ · 12. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai

- 10 -

BAB VIII

KEBERATAN DAN BANDING

Bagian Kesatu

Keberatan

Pasal 18

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan keberatan

kepada Gubernur melalui Kepala Badan Pendapatan, atas:

a. SKPD;

b. Pemotongan atau Pemungutan oleh pihak ketiga.

(2) Permohonan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)

bulan sejak tanggal SKPD atau tanggal pemotongan atau

Pemungutan, kecuali Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa

jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di

luar kekuasaannya (force majoure).

(3) Permohonan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dapat diajukan apabila Wajib Pajak telah membayar paling

sedikit sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak.

(4) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan keberatan,

jangka waktu pelunasan atas jumlah Pajak yang belum

dibayar pada saat pengajuan keberatan, tertangguh sampai

dengan 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan Surat

Keputusan Keberatan.

Pasal 19

(1) Gubernur dalam jangka waktu paling lambat 12 (dua belas)

bulan sejak tanggal Surat Permohonan keberatan wajib pajak

diterima, harus memberikan Keputusan.

(2) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

berupa:

a. menerima seluruhnya dalam hal Pajak terutang

berdasarkan hasil Pemeriksaan sama dengan Pajak yang

terutang menurut Wajib Pajak;

b. menerima sebagian dalam hal Pajak terutang berdasarkan

hasil Pemeriksaan sebagian sama dengan Pajak yang

terutang menurut Wajib Pajak;

c. menolak dalam hal Pajak terutang berdasarkan hasil

Pemeriksaan sama dengan Pajak yang terutang dalam

surat keputusan/ketetapan yang diajukan keberatan oleh

Wajib Pajak; atau

d. menambah besarnya jumlah Pajak yang terutang dalam

hal Pajak terutang berdasarkan hasil Pemeriksaan lebih

besar dari Pajak yang terutang dalam surat

keputusan/ketetapan yang diajukan keberatan oleh Wajib

Pajak.

(3) Dalam hal Gubernur tidak memberi suatu keputusan sampai

dengan batas waktu yang telah ditentukan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), keberatan yang diajukan tersebut

dianggap diterima.

Page 11: GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR …€¦ · 12. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai

- 11 -

Bagian Kedua

Banding

Pasal 20

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan banding atas Surat

Keputusan Keberatan yang ditetapkan oleh Gubernur paling

lama 3 (tiga) bulan sejak keputusan diterima dengan

dilampiri salinan Surat Keputusan Keberatan tersebut.

(2) Pengajuan banding sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

menangguhkan kewajiban membayar Pajak sampai dengan 1

(satu) bulan sejak tanggal penerbitan Putusan Banding.

(3) Pengajuan banding sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Pasal 21

(1) Jika pengajuan keberatan atau permohonan banding

dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran

Pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar

2% (dua persen) sebulan untuk paling lama 24 (dua puluh

empat) bulan.

(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung

sejak bulan pelunasan sampai dengan diterbitkannya

SKPDLB.

(3) Dalam hal keberatan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan

sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi administratif berupa

denda sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah Pajak

berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan Pajak

yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.

(4) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan banding,

sanksi administratif berupa denda sebesar 50% (lima puluh

persen) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak

dikenakan.

(5) Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan

sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi administratif berupa

denda sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah Pajak

berdasarkan Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran

Pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.

BAB IX PEMBETULAN, PEMBATALAN, PENGURANGAN KETETAPAN

DAN PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 22

(1) Gubernur, karena jabatannya atau karena permohonan

Wajib Pajak dapat:

a. membetulkan SKPD atau STPD yang dalam penerbitannya

terdapat kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau

kekeliruan dalam penerapan peraturan perundang-

undangan perpajakan daerah;

Page 12: GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR …€¦ · 12. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai

- 12 -

b. membatalkan atau mengurangkan ketetapan pajak yang

tidak benar; dan

c. mengurangi atau menghapuskan sanksi administratif

berupa denda dan kenaikan pajak yang terutang, dalam

hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib

Pajak atau bukan karena kesalahannya.

(2) Kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara

teknis dilaksanakan Kepala Badan Pendapatan.

Pasal 23

(1) Permohonan pembetulan, pembatalan, pengurangan

ketetapan atau pengurangan sanksi administasi atas SKPD

atau STPD harus disampaikan kepada Kepala Badan

Pendapatan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak

diterimanya surat ketetapan atau surat tagihan.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan

secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan disertai

alasan yang jelas dan dilengkapi dokumen pendukung yang

diperlukan.

(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

pembetulan tidak menunda kewajiban membayar pajak.

Pasal 24

(1) Kepala Badan Pendapatan selambat-lambatnya dalam waktu

3 (tiga) bulan sejak diterimanya surat permohonan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) harus

memberikan Keputusan.

(2) Apabila sampai batas waktu sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) tidak dipenuhi, maka permohonan Wajib Pajak

dianggap dikabulkan.

BAB X TATA CARA PEMBERIAN KERINGANAN,

PENGURANGAN DAN PEMBEBASAN PAJAK

Pasal 25

(1) Gubernur dapat memberikan insentif pajak berupa

pengurangan dan pembebasan Pajak yang berlaku umum

sesuai kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah.

(2) Insentif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diberikan atas pertimbangan:

a. sesuai amanah peraturan yang lebih tinggi;

b. untuk mendukung kebijakan Pemerintah/Nasional;

c. untuk mendorong perekonomian;

d. untuk mendukung kebijakan strategis Pemerintah

Daerah; dan

e. untuk mencapai sasaran tertentu yang merupakan

kepentingan umum maupun kepentingan Pemerintah

Daerah;

Page 13: GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR …€¦ · 12. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai

- 13 -

(3) Insentif Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat

mencakup pokok tunggakan pajak dan/atau denda pajak.

(4) Insentif Pajak ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

Pasal 26

(1) Gubernur dapat memberikan pengurangan, keringanan, dan

pembebasan Pajak atas permohonan Wajib Pajak.

(2) Pemberian pengurangan dan keringanan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan atas pertimbangan:

a. kemampuan wajib pajak;

b. mendorong perekonomian daerah;

c. kegiatan sosial, keagamaan dan pemerintahan;

d. mendukung program strategis pemerintah daerah;

e. untuk mencapai tujuan tertentu demi kepentingan umum dan pemerintahan; dan

f. atas dasar pertimbangan lain yang dapat dipertanggungjawabkan.

(3) Pemberian pembebasan Pajak sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan atas pertimbangan:

a. objek pajak musnah atau hilang;

b. wajib pajak pailit; dan

c. keadaan force majoure.

(4) Pemberian pengurangan, keringanan, dan pembebasan pajak

khusus terhadap sanksi administrasi berupa denda

dan/atau bunga dilaksanakan oleh Kepala Badan

Pendapatan.

(5) Pemberian pengurangan, keringanan, dan pembebasan pajak

sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan dengan

Keputusan Kepala Badan Pendapatan.

Pasal 27

(1) Permohonan pengurangan, keringanan, dan pembebasan

Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1)

diajukan oleh Wajib Pajak secara tertulis kepada Gubernur

melalui Kepala Badan Pendapatan.

(2) Permohonan pengurangan, keringanan, dan pembebasan

sanksi administrasi berupa denda dan/atau bunga

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (4), diajukan

oleh Wajib Pajak secara tertulis kepada Kepala Badan

Pendapatan.

(3) Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

ayat (2) dilampiri dengan SKPD atau SKPD Sementara, bukti-

bukti pendukung dan rekomendasi Kepala UPT.

(4) Gubernur dan Kepala Badan Pendapatan paling lambat 3

(tiga) bulan sejak surat permohonan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dan ayat (2) diterima, sudah harus memberikan

Keputusan.

Page 14: GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR …€¦ · 12. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai

- 14 -

(5) Setelah lewat jangka waktu 3 (tiga) bulan sebagaimana

dimaksud pada ayat (3), belum ada keputusan, permohonan

pengurangan, keringanan, dan pembebasan Pajak dianggap

dikabulkan.

BAB XI

KELEBIHAN PEMBAYARAN DAN RESTITUSI

Pasal 28

(1) Kelebihan pembayaran dapat terjadi karena:

a. kesalahan penetapan;

b. 2 (dua) kali atau lebih pembayaran untuk objek yang

sama;

c. diterimanya permohonan pembetulan, pembatalan,

pengurangan ketetapan atau pengurangan sanksi

administasi;

d. diterimanya permohonan Keberatan; atau

e. diterimanya permohonan Banding.

(2) Kelebihan pembayaran dikompensasikan untuk membayar

kewajiban pajak berikutnya dan/atau utang pajak lainnya.

Pasal 29

(1) Dalam hal tidak ada kewajiban pajak berikutnya, maupun

utang pajak lainnya, Wajib Pajak dapat mengajukan

permohonan pengembalian kelebihan pembayaran atau

restitusi.

(2) Pengajuan permohonan Restitusi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. wajib pajak atau kuasanya mengajukan surat

permohonan secara tertulis paling lambat 3 (tiga) bulan

sejak tanggal ketetapan pajak/tagihan pajak/keputusan

atas keberatan dan banding;

b. melampirkan foto copy SKPD yang telah lunas atau

dokumen lain yang dipersamakan; dan

c. rekomendasi dari Kepala UPT setempat.

(3) Kepala Badan Pendapatan atas nama Gubernur dalam

jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak

diterimanya permohonan Restitusi harus memberikan

keputusan.

(4) Dalam hal Kepala Badan Pendapatan a.n Gubernur tidak

memberikan keputusan sampai dengan batas waktu

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka pemohonan

dianggap dikabulkan dan SKPDLB harus diterbitkan dalam

jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran harus dilakukan dalam

waktu 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKPDLB dengan

menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak.

(6) Dalam hal pengembalian kelebihan pembayaran pajak

dilakukan setelah lewat waktu 2 (dua) bulan sejak

Page 15: GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR …€¦ · 12. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai

- 15 -

diterbitkannya SKPDLB, Wajib pajak menerima imbalan

bunga sebesar 2% (dua) persen per bulan atas keterlambatan

pembayara tersebut.

BAB XII

PENGHITUNGAN BAGI HASIL PAJAK DAERAH

Pasal 30

(1) Hasil penerimaan Pajak yang berasal dari sumber air lintas

Kabupaten/Kota, dibagi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota

di Daerah sebesar 50% (lima puluh persen) dengan pola

pembagian sebagai berikut:

a. Sebanyak 90% (sembilan puluh persen) berdasarkan

aspek potensi; dan

b. Sebanyak 10% (sepuluh persen) dibagi secara prorata

untuk seluruh Kabupaten/Kota.

(2) Hasil penerimaan Pajak yang sumber airnya terkonsentrasi

pada satu Kabupaten/Kota, penerimaan Pajaknya dibagi

kepada Daerah asal sebesar 80% (delapan puluh persen).

(3) Penerimaan Bagi Hasil Pajak berdasarkan aspek Potensi

khusus yag bersumber dari PLTA Bakaru dialokasikan

sebagai berikut:

a. 80% (delapan puluh persen) kepada Pemerintah

Kabupaten Pinrang; dan

b. 20% (dua puluh persen) kepada Pemerintah Kabupaten

Enrekang.

(4) Paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari hasil penerimaan

Pajak, termasuk yang dibagi ke Kabupaten/Kota,

dialokasikan untuk penghijauan daerah aliran sungai atau

sumber daya air sesuai kewenangan pemerintah daerah dan

pemerintah Kabupaten/Kota.

Pasal 31

(1) Aspek potensi merupakan daerah Kabupaten/Kota tempat

Pajak dipungut.

(2) Aspek potensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung

secara proporsional berdasarkan rasio penerimaan Pajak

yang diterima di Kabupaten/Kota yang bersangkutan

dikalikan dengan total alokasi berdasarkan aspek potensi.

(3) Rasio sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dihitung dengan

membagi realisasi Pajak yang diterima di Kabupaten/Kota

yang bersangkutan dengan total penerimaan Pajak pada

periode yang sama.

(4) Contoh penghitungan Pajak sebagaimana tercantum dalam

Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Gubernur ini.

Page 16: GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR …€¦ · 12. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai

- 16 -

BAB XIII

PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pasal 32

(1) Gubernur melakukan pembinaan, pengawasan dan

pengendalian atas pajak air permukaan.

(2) Pembinaan, pengawasan dan pengendalian sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) secara teknis dilakukan oleh Kepala

Badan Pendapatan.

(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), secara

umum dilaksanakan oleh Inspektorat Daerah.

(4) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), meliputi

pengawasan preventif dan pengawasan represif.

BAB XIV

TATA CARA PEMERIKSAAN

Pasal 33

(1) Pemeriksaan atas pelaksanaan Peraturan Gubernur ini

dilaksanakan oleh Badan Pendapatan dan/atau Instansi

Pemeriksa Fungsional atas nama Gubernur.

(2) Untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), Kepala Badan Pendapatan dan/atau Instansi

Pemeriksa Fungsional melakukan Tindakan Pemeriksaan

untuk menguji kepatuhan wajib pajak.

(3) Tindakan Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

dapat berupa:

a. meminta keterangan;

b. memeriksa surat bukti pembayaran dan tanda pelunasan

pajak;

c. memeriksa dan meneliti fakta-fakta yang dilaporkan oleh

Wajib Pajak;

d. memeriksa titik-titik pengambilan dan pemanfaatan air

dan sarana yang digunakannya;

e. memeriksa penggunaan dan ketepatan alat ukur air; dan

f. meminta bantuan alat negara untuk memeriksa tempat

tertentu.

(4) Pengusaha, Pemilik, Pengurus, dan karyawan wajib

mengizinkan, membantu, dan memberikan keterangan

kepada petugas dalam rangka pemeriksaan sebagaimana

dimaksud pada ayat (3).

(5) Tatacara pemeriksaan lebih lanjut berpedoman pada

ketentuan tentang pemeriksaan di bidang pajak daerah yang

berlaku.

Page 17: GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR …€¦ · 12. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai

- 17 -

BAB XV

PENUTUP

Pasal 34

Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku, maka:

a. Peraturan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 23

Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah

Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2010 tentang

Pajak Daerah Khusus Pajak Air Permukaan (Berita Daerah

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011 Nomor 23); dan

b. Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 13 Tahun 2007

tentang Penetapan Alokasi Bagi Hasil Penerimaan pajak

Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air

Permukaan atas Penerimaan yang Bersumber dari PLTA

Bakaru;

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 35

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam

Berita Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

Ditetapkan di Makassar

pada tanggal 29 Juni 2018

Pj. GUBERNUR SULAWESI SELATAN,

ttd

Dr. SUMARSONO, M. DM.

Diundangkan di Makassar

pada tanggal 9 Juli 2018

Pj. SEKRETARIS DAERAH

PROVINSI SULAWESI SELATAN,

ttd

Drs. H. TAUTOTO T. R., M.Si.

BERITA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2018 NOMOR 100

Page 18: GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR …€¦ · 12. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai

- 18 -

LAMPIRAN I `

PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN

NOMOR 100 TAHUN 2018

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PAJAK DAERAH KHUSUS PAJAK AIR PERMUKAAN

NO. SP3D : ………………………………………….

NO. BERKAS : ………………………………………….

MASA PAJAK : ………………………………………….

TAHUN PAJAK : ………………………………………….

FORMULIR INI DIKEMBALIKAN PALING LAMBAT KEPADA YTH.

TGL. .............................................. KEPALA BADAN PENDAPATAN DAERAH PROV. SULSEL.

Cq. KEPALA UPT PENDAPATAN WIL. ...............

DI

.................................................................

1. JENIS PAJAK : PAJAK AIR PERMUKAAN

2. Nama Wajib Pajak : ....................................................................................................................................................................................

3. Alamat Wajib Pajak : ……………………………………………………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………………………………………….

4. Nama Perusahaan / Badan : ……………………………………………………………………………………………………………………………….

5. Alamat Usaha : ……………………………………………………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………………………………………….

6. Nomor dan Tanggal Izin : ……………………………………………………………………………………………………………………………….

7. Jenis Objek Pajak *) : a. Sektor Industri, Pertambangan dan Energi

: b. Sektor Perdagangan dan Sektor jasa

c. Sektor Pertanian

d. Sektor Pariwisata

e. Koperasi, UKM, dan Usaha Lain yang juga berfungsi Sosial

f. Khusus

g. Sektor Lain, selain huruf ( a ) samapai dengan ( f ) diatas

8 Fungsi *)

a. Umum ( Pabrik, Industri Air Minum, Industri : ....................M3

yang menggunakan bahan baku Air

b. Pembangkit Listerik PT. PLN. : ....................Kwh

c. Pembangkit Listeri Turbin selain PT. PLN : ....................PK/Bulan

d. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) : ....................M3

e. Pertamina dan Kontraktornya : ....................M3

f. Perdagangan dan sektor jasa : ....................M3

g. Perikanan : ....................Ha/Panen

h. Perkebunan : ....................Ha/Panen

i. Pariwisata : ....................Ha/Panen

j. Pelabuhan Laut dan Sungai, Pelabuhan Udara : ....................M3

k. Fungsi lain selaian huruf (a) s.d (j) diatas. : ....................M3

*) Lingkari pilihan yang benar

Keterangan :

Demikian formulir ini diisi dengan benar dan apabila terdapat ketidak benaran dalam pemenuhan kewajiban pengisiosan SP3D ini, kami bersedia

dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

.............................................................................

Petugas : Wajib Pajak / Kuasa

....................................... ...................................................

Nama Jelas Nama jelas

....................................................................................................................gunting disini... ......................................................................................................................................................

TANDA TERIMA Nomor SP3D :............................................................................

N P W P D : ..........................................................................................................................

N a m a : ..........................................................................................................................

A l a m a t : ..........................................................................................................................

........................................................................................

Yang menerima

....................................................

Nama jelas

Format DPDSS-01B

GUBERNUR SULAWESI SELATAN,

Pj. GUBERNUR SULAWESI SELATAN,

Dr. SUMARSONO, M. DM.

N.P.W.P.D :

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

BADAN PENDAPATAN DAERAH

JL. A.P. PETTARANI NO. 1 Telp. 870922-872164

( SURAT PENDAFTARAN DAN PENDATAAN PAJAK DAERAH )

S P 3 D

PAJAK AIR PERMUKAAN

PERDA NO. 8 TAHUN 2017

Fax. (0411) 854010 MAKASSAR Kode Pos 90221

Page 19: GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR …€¦ · 12. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai

- 19 -

LAMPIRAN II

PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN

NOMOR 100 TAHUN 2018

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PAJAK DAERAH KHUSUS PAJAK AIR PERMUKAAN

NO. SPTPDSKPD/STPD : ………………………………………….

NO. BERKAS : ………………………………………….

MASA PAJAK : ………………………………………….

TAHUN PAJAK : ………………………………………….

1. Berdasarkan SKPD/STPD Nomor : ……………………………………………………………………………………………………………………………….

2. Jenis Sumber Air : ……………………………………………………………………………………………………………………………….

3. Nama Wajib Pajak : ……………………………………………………………………………………………………………………………….

3. Alamat Wajib Pajak : ……………………………………………………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………………………………………….

4. Nama Perusahaan / Badan : ……………………………………………………………………………………………………………………………….

5. Alamat Usaha : ……………………………………………………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………………………………………….

6. Nomor dan Tanggal Izin : ……………………………………………………………………………………………………………………………….

7. Lokasi Sumber Air : Desa / Kelurahan ………………………….. Kecamatan ……………………………………………………………….

: Kab. / Kota ………………………………………………………………………………………………………………….

Dengan Huruf :

Perhatian :

1. Harap pembayaran dilakukan melalui BKP atau Kolektor pada UPT Pendapatan Wilayah ………………………………………………………..

2. Apabila SKPD/STPD ini tidak atau kurang dibayar setelah lewat waktu paling lama 30 ( tiga puluh ) hari sejak SKPD/STPD ini ditetapkan,

dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % ( dua persen ) per bulan.

an. Kepala Badan Pendapatan Daerah Prov. Sulsel.

Kepala UPT Pendapatan Wil. ……………….

……………………………………………..

Pangkat :

Nip. :

1. Lembar I / Asli ( putih ) : Untuk Wajib Pajak

2. Lembar II ( kuning ) : Untuk Bendahara Khusus Penerima / Subag. Keuangan Dipenda

3. Lembar III ( merah ) : Untuk Bendahara Umum Daerah / Kas Daerah

4. Lembar IV ( merah : Untuk Bidang Pendapatan Asli Daerah Bapenda

5. Lembar V ( biru ) : Untuk Bidang Perencanaan Dan Pelaporan Pendapatan Daerah Bapenda

6. Lembar VI ( hijau ) : Untuk Arsip

FORMAT DPDSS 02A

GUBERNUR SULAWESI SELATAN,

VOLUME /

AREAL/DAYA

TARIF

( % )

NPA

PER M3 / Ha / PK

PAJAK

TERUTANG ( Rp )

Dr. SUMARSONO, M. DM.

PAJAK AIR PERMUKAAN

Pj. GUBERNUR SULAWESI SELATAN,

Jatuh Tempo Pembayaran :

JENIS

OBJEK

SANKSI ( 2 % / BLN )

Bunga

PENGHITUNGAN PAJAK

Fax. (0411) 854010 MAKASSAR Kode Pos 90221

JL. A.P. PETTARANI NO. 1 Telp. 870922-872164

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

BADAN PENDAPATAN DAERAH

S K P D / S T P D

Denda

POKOK

PAJAK ( Rp)

PERDA NO. 8 TAHUN 2017

( SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH / SURAT TAGIHAN PAJAK DAERAH )

N.P.W.P.D :

Page 20: GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR …€¦ · 12. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai

- 20 -

LAMPIRAN III

PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN

NOMOR 100 TAHUN 2018

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN

DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 8

TAHUN 2017 TENTANG PAJAK DAERAH KHUSUS

JENIS PAJAK AIR PERMUKAAN

a. Sumber Air Lintas Kabupaten/Kota

NO.CONTOH ALOKASI DANA BAGI HASIL APT PDAM

MAKASSARRp

1 REALISASI PDAM MAKASSAR JANUARI 2018 : 158.763.477,00

2 TOTAL REALISASI PDAM JANUARI 2018 : 236.642.440,00

3 BAGIAN PEMPROV (50%) : 118.321.220,00

4 BAGI HASIL PKB (50%) : 118.321.220,00

5 ASPEK POTENSI (90% * NO.4) : 106.489.098,00

6 ASPEK PEMERATAAN (10% * NO.4) : 11.832.122,00

BAGI HASIL PAJAK AIR PERMUKAAN DARI PDAM

MAKASSAR UNTUK KOTA MAKASSAR

7RASIO PENERIMAAN PDAM MAKASSAR (NO.1/NO.2)% : 67,09%

8 PENERIMAAN DARI ASPEK POTENSI (NO.7 * NO.5) : 71.443.564,65

9 PENERIMAAN DARI ASPEK PEMERATAAN (NO.6/24

KAB/KOTA): 493.005,08

BAGI HASIL PDAM MAKASSAR BULAN JANUARI 2018

UNTUK KOTA MAKASSAR: 71.936.569,73

PEMBULATAN DILAKUKAN 2 (DUA) ANGKA DI BELAKANG KOMA

b. Sumber Air Terkonsentrasi di satu Kabupaten/Kota

NO.ALOKASI DANA BAGI HASIL APT DARI WATER LAVY PT

VALE UNTUK KAB. LUWU TIMUR BULAN JANUARI 2018Rp

1 REALISASI WATER LAVY JANUARI 2018 : 19.352.404.400,00

2 BAGIAN PEMPROV (20%) : 3.870.480.880,00

3BAGI HASIL DR SUMBER AIR YANG TERKONSENTRASI DI

SATU KAB/KOTA(80%): 15.481.923.520,00

: 15.481.923.520,00

PEMBULATAN DILAKUKAN 2 (DUA) ANGKA DI BELAKANG KOMA

BAGI HASIL PENERIMAAN WATER LAVY KE PEMKAB LUWU

TIMUR

Pj. GUBERNUR SULAWESI SELATAN,

ttd

Dr. SUMARSONO, M. DM.

Page 21: GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR …€¦ · 12. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai

- 21 -