gubernur jawa timur - arsipjdih.jatimprov.go.id · boiler/ketel uap adalah sebuah alat penghasil...

19
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG BAKU MUTU UDARA AMBIEN DAN EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa udara sebagai sumber daya alam yang mempengaruhi kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya harus dijaga dan dipelihara kelestarian fungsinya agar dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi pelestarian fungsi Iingkungan hidup ; b. bahwa untuk mencegah terjadinya pencemaran udara dari jenis- jenis kegiatan sumber tidak bergerak perlu dilakukan upaya pengendalian pencemaran udara ; c. bahwa sehubungan dengan maksud tersebut pada huruf a dan b, perlu ditetapkan Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi Sumber Tidak Bergerak di Jawa Timur dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3274). 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelelaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699). 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548). 4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838). 5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3853). Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim/2008 1

Upload: nguyenkhuong

Post on 10-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GUBERNUR JAWA TIMUR - arsipjdih.jatimprov.go.id · Boiler/Ketel uap adalah sebuah alat penghasil panas yang menggunakan bahan baku air atau minyak yang dipanaskan dengan bahan bakar

GUBERNUR JAWA TIMUR

PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 39 TAHUN 2008

TENTANG BAKU MUTU UDARA AMBIEN DAN EMISI

SUMBER TIDAK BERGERAK DI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR,

Menimbang : a. bahwa udara sebagai sumber daya alam yang mempengaruhikehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya harus dijagadan dipelihara kelestarian fungsinya agar dapat bermanfaatsebesar-besarnya bagi pelestarian fungsi Iingkungan hidup ;

b. bahwa untuk mencegah terjadinya pencemaran udara dari jenis-jenis kegiatan sumber tidak bergerak perlu dilakukan upayapengendalian pencemaran udara ;

c. bahwa sehubungan dengan maksud tersebut pada huruf a danb, perlu ditetapkan Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi SumberTidak Bergerak di Jawa Timur dengan Peraturan Gubernur JawaTimur.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian(Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan LembaranNegara Nomor 3274).

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang PengelelaanLingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699).

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, TambahanLembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubahdengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (LembaranNegara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran NegaraNomor 4548).

4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang AnalisisMengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) (Lembaran NegaraTahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor3838).

5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentangPengendalian Pencemaran Udara (Lembaran Negara Tahun1999 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3853).

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim/2008 1

Page 2: GUBERNUR JAWA TIMUR - arsipjdih.jatimprov.go.id · Boiler/Ketel uap adalah sebuah alat penghasil panas yang menggunakan bahan baku air atau minyak yang dipanaskan dengan bahan bakar

6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2006 tentangPembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan DaerahKabupaten/Keta (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737).

7. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomer13/MENLH/III/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber TidakBergerak.

8. Keputusan Menteri Negara Lingkungan HidupNomor45/MENLH/10/1997 tentang Indeks Standar PencemaranUdara.

9. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 129 Tahun2003 tentang Baku Mutu Emisi Usaha dan atau Kegiatan Minyakdan Gas Bumi.

10.Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 133 Tahun2004 tentang Baku Mutu Emisi Bagi Industri Pupuk.

11.Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 7 Tahun2007 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak BagiKetel Uap.

12.Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa TimurNomor 128 Tahun 1997 tentang Baku Cara Uji PengambilanContoh Udara Ambien di Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur.

13.Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa TimurNomor 129 Tahun 1997 tentang Baku Cara Uji Udara Ambien diProvinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur.

14.Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 16 Tahun 2003 tentangCara Standart Uji Udara Emisi Sumber Tidak Bergerak di JawaTimur.

15.Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 17 Tahun 2003 tentangCara Standart Pengambilan Contoh Udara Emisi Sumber TidakBergerak di Jawa Timur.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG BAKU MUTU UDARAAMBIEN DAN EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK DI JAWATIMUR.

Pasal1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : a. Menteri adalah Menteri Negara Lingkungan Hidup ; b. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur ;

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim/2008 2

Page 3: GUBERNUR JAWA TIMUR - arsipjdih.jatimprov.go.id · Boiler/Ketel uap adalah sebuah alat penghasil panas yang menggunakan bahan baku air atau minyak yang dipanaskan dengan bahan bakar

c. Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Yangselanjutnya disebut Kepala BAPEDAL adalah Kepala BadanPengendalian Dampak Lingkungan Provinsi Jawa Timur yangdiserahi tugas dan tanggung jawab di bidang pengendaliandampak lingkungan .di Provinsi Jawa Timur ;

d. Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota di Jawa Timur ; e. Penanggung jawab industri atau kegiatan adalah pengusaha

atau pemilik perusahaan/industri atau kegiatan usaha lainnyayang bersangkutan ;

f. Laboratorium lingkungan adalah laboratorium yang ditunjuk olehGubernur untuk pengukuran kualitas udara ambien dan/atauemisi;

g. Baku mutu udara ambien adalah ukuran batas atau kadar zat,energi dan/atau komponen yang ada atau seharusnya adadan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannyadalam udara am bien ;

h. Baku mutu emisi sumber tidak bergerak adalah batas kadarmaksimum dan/atau beban emisi maksimum yang diperbolehkanmasuk atau dimasukkan ke dalam udara ambien ;

i. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,bahan baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi menjadibarang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya,termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri ;

j. Kegiatan usaha lainnya adalah kegiatan ekonomi diluar kegiatanindustri yang dalam melaksanakan usahanya menghasilkanemisi udara;

k. Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat,energi dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien olehkegitan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapatmemenuhi fungsinya ;

l. Udara Ambien adalah udara be bas dipermukaan bumi pad alapisan troposfir yang berada di dalam wilayah yuridiksi RepublikIndonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatanmanusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya ;

m. Mutu udara ambien adalah kadar zat, energi dan/atau komponenlain yang ada di udara bebas ;

n. Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkandari suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkannya kedalam udara am bien yang mempunyai dan/atau tidakmempunyai potensi sebagai unsur pencemar ;

o. Mutu emisi adalah emisi yang boleh dibuang oleh suatu kegiatanke udara ambien ;

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim/2008 3

Page 4: GUBERNUR JAWA TIMUR - arsipjdih.jatimprov.go.id · Boiler/Ketel uap adalah sebuah alat penghasil panas yang menggunakan bahan baku air atau minyak yang dipanaskan dengan bahan bakar

p. Sumber tidak bergerak adalah sumber emisi yang tetap padasuatu tempat ;

q. Batas maksimum adalah kadar tertinggi yang masihdiperbolehkan dibuang ke udara ambien ;

r. Boiler/Ketel uap adalah sebuah alat penghasil panas yangmenggunakan bahan baku air atau minyak yang dipanaskandengan bahan bakar biomassa, minyak, batu bara dan/atau gas;

s. Kadar zat pencemar adalah jumlah berat zat pencemar dalamvolume emisi udara tertentu yang dinyatakan dalam satuanmg/m3 ;

t. Pencemaran keadaan darurat adalah keadaan tidakberfungsinya boiler/ketel uap, cerobong, dan/atau alatpengendali emisi udara sebagaimana mestinya karena adanyabencana alam, kebakaran dan/atau huru hara ;

u. Kondisi tidak normal adalah kondisi dimana boiler/ketel uap,cerobong dan/atau alat pengendali emisi udara tidak beroperasisebagaimana mestinya dikarenakan adanya kerusakan dan/atautidak berfungsinya peralatan tersebut.

Pasal 2 Dengan Peraturan Gubernur ini ditetapkan Baku Mutu UdaraAmbien dan Emisi Sumber Tidak Bergerak di Jawa Timur.

Pasal 3 (1) Baku mutu emisi sumber tidak bergerak untuk jenis industri atau

kegiatan usaha lainnya sebagaimana tercantum dalam LampiranI, meliputi : a. Industri logam dan sejenisnya ; b. Industri pulp dan kertas ; c. Industri semen; d. Industri pengolahan kayu ; e. Industri pupuk amonium sulfat (ZA) ; f. Industri pupuk urea; g. Industri pupuk fosfat (SP-36, TSP) ; h. Industri pupuk asam fosfat dan hasil samping ; i. Industri pupuk majemuk - NPK ; j. Industri karbit (kalsium Karbida) ; k. Industri cat; l. Industri gula ; m. Industri keramik ; n. Ketel uap berbahan bakar biomassa berupa bagas atau

ampas dan/atau daun tebu kering ;

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim/2008 4

Page 5: GUBERNUR JAWA TIMUR - arsipjdih.jatimprov.go.id · Boiler/Ketel uap adalah sebuah alat penghasil panas yang menggunakan bahan baku air atau minyak yang dipanaskan dengan bahan bakar

o. Ketel uap berbahan bakar biomassa lainnya ; p. Ketel uap berbahan bakar biomassa serabut dan/atau

cangkang; q. Ketel uap berbahan bakar batu bara ; r. Ketel uap berbahan bakar minyak ; s. Ketel uap berbahan bakar gas; t. Kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas; u. Kegiatan kilang minyak ; v. Kegiatan kilang LNG; w. Kegiatan unit penangkapan sulfur; x. Industri atau jenis kegiatan usaha lainnya.

(2) Industri atau jenis kegiatan usaha lainnya sebagaimanadimaksud pada ayat (1), baku mutu udara ambiennya ditetapkansebagaimana tersebut dalam Lampiran II.

Pasal 4 Apabila hasil kajian kelayakan Analisa Mengenai DampakLingkungan Hidup (AMDAL) atau rekomendasi Upaya PengelolaanLingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup(UPL) bagi industri atau kegiatan usaha lainnya mensyaratkan bakumutu emisi lebih ketat dari pada baku mutu emisi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), maka diberlakukan baku mutuemisi sebagaimana dipersyaratkan oleh AMDAL atau rekomendasiUKL dan UPL.

Pasal 5 (1) Pemeriksaan udara ambien dan emisi bagi Industri atau kegiatan

usaha lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dilakukanpemeriksaan secara berkala oleh laboratorium lingkungansekurang-kurangnya 2 (dua) kali setahun selama periodepengoperasian boiler/ketel uap dan atau alat monitoring emisiudara lainnya atas biaya penanggung jawab industri ataukegiatan usaha lainnya.

(2) Hasil pemeriksaan baku mutu udara ambien dan emisi udarasebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan kepada : a. Gubernur melalui kepala BAPEDAL ; dan b. Bupati / Walikota.

Pasal 6 (1) Setiap penanggung jawab industri atau kegiatan usaha lainnya

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, wajib memenuhiketentuan :

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim/2008 5

Page 6: GUBERNUR JAWA TIMUR - arsipjdih.jatimprov.go.id · Boiler/Ketel uap adalah sebuah alat penghasil panas yang menggunakan bahan baku air atau minyak yang dipanaskan dengan bahan bakar

a. membuat cerobong emisi yang dilengkapi dengan saranapendukung meliputi lubang pengambilan contoh uji, tanggalantai kerja (platform), aliran listrik dan alat pengaman;

b. memasang unit pengendalian pencemaran udara; c. melakukan pengujian emisi setelah kondisi proses stabil.

(2) Catatan pemantauan hasil emisi sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf c, sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali wajibdisampaikan kepada : a. Kepala BAPEDAL; dan b. Bupati / Walikota.

Pasal 7 (1) Bagi industri atau kegiatan usaha lainnya sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) yang memasang alatpemantauan kualitas emisi secara terus menerus (ContinuousEmission Monitoring/CEM) pada cerobong tertentu,pelaksanaannya wajib dikonsultasikan dengan Menteri dan bagicerobong yang tidak dipasang peralatan (Continuous EmissionMonitoring/CEM) wajib dilakukan pengukuran secara manualdalam waktu 6 (enam) bulan sekali.

(2) Hasil pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajibdisampaikan kepada : a. Gubernur melalui Kepala BAPEDAL dengan tembusan

kepada Menteri; b. Bupati / Walikota.

Pasal 8 Apabila terjadi kondisi tidak normal dan/atau keadaan darurat yangmengakibatkan baku mutu udara ambien dan emisi dilampaui, makasetiap penanggung jawab industri atau kegiatan usaha lainnya wajibmengambil tindakan penanggulangan yang diperlukan sertamelaporkan kepada : a. Gubernur melalui Kepala BAPEDAL dan; b. Bupati / Walikota.

Pasal 9 Dengan berlakunya Peraturan ini, maka Keputusan GubernurKepala Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 129 Tahun 1996tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi Sumber TidakBergerak di Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur dicabut dandinyatakan tidak berlaku.

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim/2008 6

Page 7: GUBERNUR JAWA TIMUR - arsipjdih.jatimprov.go.id · Boiler/Ketel uap adalah sebuah alat penghasil panas yang menggunakan bahan baku air atau minyak yang dipanaskan dengan bahan bakar

DIUNDANGKAN DALAM BERITA DAERAHPROPINSI JAWA TIMUR

Tgl 28-4-2008 No. 39 Th 2008/E1

Pasal 10 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam BeritaDaerah Provinsi Jawa Timur.

Ditetapkan di Surabaya pada tanggal 28 April 2008

GUBERNUR JAWA TIMURttd

H. IMAM UTOMO. S

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim/2008 7

Page 8: GUBERNUR JAWA TIMUR - arsipjdih.jatimprov.go.id · Boiler/Ketel uap adalah sebuah alat penghasil panas yang menggunakan bahan baku air atau minyak yang dipanaskan dengan bahan bakar

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMURNOMOR : 39 TAHUN 2008

TANGGAL: 28 APRIL 2008

BAKU MUTU UDARA AMBIEN DAN EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK01 JAWA TIMUR

I. BAKU MUTU EMISI' SUMBER TIDAK BERGERAK UNTUK INDUSTRI ATAUKEGIATAN USAHA LAINNYA YANG SUDAH BEROPERASI

A. INDUSTRI LOGAM DAN SEJENISNYA

No Sumber ParameterBaku Mutu

(mg I Nm3)1

2 341

Penanganan Bahan Baku Total partikel150

2

Proses peleburan Total partikel (debu)150

Sulfur Dioksida (SOz)1000

Nitrogen Dioksida (NOz)1200

3Proses khusus

a, MekanikTotal partikel (debu)150

b. AnnelingTotal partikel (debu)150

c. Lapis metal + HCLTotal partikel (debu)150

d. Lapis listrikTotal partikel (debu)150

e. PengecatanTotal partikel (debu)150

4Utilitas

Mengacu pada ketel uap,Menyesuaikan dengan

berbahan bakar yang sesuai

bahan bakar ketel

5

Semua sumber Opasitas 20 %

B. INDUSTRI PULP DAN KERTAS

No Sumber ParameterBaku Mutu

(mg I Nm3)1

2 341

Penanganan Bahan BakuTotal partikel (debu)150

2

Proses khusus

DigesterTotal Reduce Sulphur (TRS)10

PemutihanChlour (CIz)10

CIOz125

Tungku RecoveryTotal partikel (debu)230

Total Reduce Sulphur (TRS)

10Tanur putar

Total partikel (debu)350

Pembakaran kapurTotal Reduce Sulphur (TRS)28

Perlarutan lelehanTotal partikel (debu)260

Total Reduce Sulphur (TRS)

28

3

Utilitas

Mengacu pada ketel uap,Menyesuaikan dengan

berbahan bakar yang sesuai

bahan bakar ketel

4

Semua sumber Opasitas 35 %

C. INDUSTRI SEMENDok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim / 2008 1

Page 9: GUBERNUR JAWA TIMUR - arsipjdih.jatimprov.go.id · Boiler/Ketel uap adalah sebuah alat penghasil panas yang menggunakan bahan baku air atau minyak yang dipanaskan dengan bahan bakar

l

C. INDUSTRI SEMEN

No Sumber ParameterBaku Mutu

(mg / Nm3)1

2 341

Penanganan Bahan Baku Total partikel (debu)230

2

Tanur putar Total partikel (debu)80

(KILNS)Sulfur Dioksida ( S02)800

Nitrogen Dioksida (N02)

1000

Opasitas20%

3

Pendingin TerakTotal partikel (debu)

80(Clinker Coolers) 4

MillingGrinding Total partikel (debu)

Alat Pengangkut (Conveying)80

Pengepakan (Bagging) 5

Utilitas

Mengacu pada ketel uap,

Menyesuaikan dengan

berbahan bakar yang sesuai

bahan bakar ketel

6

Sumber sumber Opasitas20%

D. INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU

No Sumber ParameterBaku Mutu

( mg / Nm3)1

2 341

Penanganan Bahan Baku.Penggergajian / pemotongan

Total partikel (debu)150

kayu2

Proses Mekanika. Mekanik

Total partikel (debu)80

b. Pembuatan arang

Total partikel (debu)150

Sulfur Dioksida ( S02)

800

Nitrogen Dioksida (N02)

1000

c. Pengecatan

Total partikel (debu)150

3

Utilitas

Mengacu pada ketel uap,Menyesuaikan dengan

berbahan bakar yang sesuai

bahan bakar ketel

4

Semua sumber Opasitas20 %

E. INDUSTRI PUPUK

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim / 2008 2

Page 10: GUBERNUR JAWA TIMUR - arsipjdih.jatimprov.go.id · Boiler/Ketel uap adalah sebuah alat penghasil panas yang menggunakan bahan baku air atau minyak yang dipanaskan dengan bahan bakar

L

E. INDUSTRI PUPUK AMONIUM SULFAT (ZA)

No. Sumber ParameterBaku Mutu

( mg / Nm3)1

2 341.

Drier Scrubber Total partikel (debu)500Amoniak (NH3)

500

2.

Saturator Amoniak (NH3)500

3.

Exhaust Gas Scrubber Amoniak (NH3)500f--

4. Unit Asam Sulfat Sulfur Oioksida (S02)1700

5.

Gas Turbine / Waste HeatNitrogen Oioksida (N02)175Boiler 1-- 6. Utilitas

Mengacu pada ketel uap,Menyesuaikan dengan

berbahan bakar yang sesuai

bahan bakar ketel

7.

Semua Sumber Opasitas35%

Catatan :

Nitrogen oksida ditentukan sebagai N02Volume gas dalam keadaan standar (25°C dan tekanan 1 atm)Untuk pengukuran gas dikoreksi sebesar 7% oksigenOpasitas digunakansebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untukmemperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan Total partikelBagi pabrik yang mengoperasikan alat CEM, wajib memenuhi BME minimal 95%waktu operasi normal selama tiga bulan

F. INOUSTRI PUPUK UREA

No. Sumber ParameterBaku Mutu

(mg / Nm3)1

2 34

1.Primary reformer Nitrogen Oioksida (N02)1400

2.

Prilling Tower / Granulasi Total partikel (debu)500

Amoniak (NH3)500

3.

Gas Turbine / Waste HeatBoiler

Nitrogen Oioksida (N02)175

4.

Utilitas

Mengacu pada ketel uap,Menyesuaikan dengan

berbahan bakar yang sesuai

bahan bakar ketel

5

Semua Sumber Opasitas35 %

Catatan :

Nitrogen oksida ditentukan sebagai N02Volume gas dalam keadaan standar (25°C dan tekanan 1 atm)Untuk pengukuran gas dikoreksi sebesar 7% oksigenOpasitas digunakansebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untukmemperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan Total partikelBagi pabrik yang mengoperasikan alat CEM, wajib memenuhi BME minimal 95%waktu operasi normal selama tiga bulan

G. INOUSTRI PUPUK

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim / 2008 3

Page 11: GUBERNUR JAWA TIMUR - arsipjdih.jatimprov.go.id · Boiler/Ketel uap adalah sebuah alat penghasil panas yang menggunakan bahan baku air atau minyak yang dipanaskan dengan bahan bakar

L

G. INDUSTRI PUPUK FOSFAT (SP-36, TSP)

No. Sumber ParameterBaku Mutu

( mg / Nm3)1

2 341.

Penyimpanan Bahan / Ball MillTotal partikel (debu)400

2.

Unit Reaksi Total partikel (debu)400Fluor

30

3.

Unit Granulasi Total partikel (debu)400Fluor

30

4.

Utilitas

Mengacu pada ketel uap,Menyesuaikan dengan

berbahan bakar yang sesuaibahan bakar ketel

--5. Semua Sumber Opasitas35 %

Catatan :

- Nitrogen oksida ditentukan sebagai N02Volume gas dalam keadaan standar (25°C dan tekanan 1 atm)Untuk pengukuran gas dikoreksi sebesar 7% oksigenOpasitas digunakansebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untukmemperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan Total partikelBagi pabrik yang mengoperasikan alat CEM, wajib memenuhi BME minimal 95%waktu operasi normal selama tiga bulan

H. INDUSTRI PUPUK ASAM FOSFAT DAN HASIL SAMPING

No. Sumber ParameterBaku Mutu

(mg / Nm3)1

2 34

1.Penyimpanan Bahan / Ball MillTotal partikel (debu)400

2.

Fume Scrubber (Asam Fosfat)Fluor30

3.

Gas Scrubber (Aluminium Total partikel (debu)400Fluoride)

Fluor30

4.

Unit asam Sulfat Sulfur dioksida (S02)1700

5.

Dust Scrubber (Cement Total partikel (debu)400Retarder)

Fluor30

6

Utilitas

Mengacu pada ketel uap,Menyesuaikan dengan

berbahan bakar yang sesuai

bahan bakar ketel

7.

Semua Sumber Opasitas35 %

Catatan :

- Nitrogen oksida ditentukan sebagai N02Volume gas dalam keadaan standar (25°C dan tekanan 1 atm)Untuk pengukuran gas dikoreksi sebesar 7% oksigenOpasitas digunakansebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untukmemperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan Total partikelBagi pabrik yang mengoperasikan alat CEM, wajib memenuhi BME minimal 95%waktu operasi normal selama tiga bulan

I. INDUSTRI PUPUK

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim / 2008 4

Page 12: GUBERNUR JAWA TIMUR - arsipjdih.jatimprov.go.id · Boiler/Ketel uap adalah sebuah alat penghasil panas yang menggunakan bahan baku air atau minyak yang dipanaskan dengan bahan bakar

l

I. INDUSTRI PUPUK MAJEMUK - NPK

--Baku Mutu

No.Sumber Parameter( mg / Nm3)

--41 2 3

1.Scrubber Total partikel (debu)200

Fluor10

Amoniak (NH3)

250

2.

Utilitas

Mengacu pada ketel uap,Menyesuaikan dengan

berbahan bakar yang sesuai

bahan bakar ketel

3.

Semua Sumber Opasitas20%

Catatan :

- Nitrogen oksida ditentukan sebagai N02Volume gas dalam keadaan standar (25°C dan tekanan 1 atm)Untuk pengukuran gas dikoreksi sebesar 7% oksigenOpasitas digunakansebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan untukmemperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan Total partikelBagi pabrik yang mengoperasikan alat CEM, wajib memenuhi BME minimal 95%waktu operasi normal selama tiga bulan

J. INDUSTRI KARBIT (KALSIUM KARBIDA)

No Sumber ParameterBaku Mutu

( mg / Nm3)1

2 34

1.

Penanganan bahan baku Total partikel (debu)200

(Raw Material handling)2.

Penyiapan Bahan bakua. Tungku pembakaran kapur

Total partikel (debu)100

Sulfur Dioksida ( S02)

800

Nitrogen Dioksida (N02)

1000

b. Alat pengangkut

Total partikel (debu)100

(Conveying)3.

Pembakaran kalsium karbidaTotal partikel (debu)100

Sulfur Dioksida ( S02)

800

Nitrogen Dioksida (N02)

1000

4.

Penanganan produk Total partikel (debu)100

(Milling Packaging)5.

Semua Sumber Opasitas30 %

K. INDUSTRI CAT

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim / 2008 5

Page 13: GUBERNUR JAWA TIMUR - arsipjdih.jatimprov.go.id · Boiler/Ketel uap adalah sebuah alat penghasil panas yang menggunakan bahan baku air atau minyak yang dipanaskan dengan bahan bakar

L

K. INDUSTRI CAT

NoSumber Parameter

Baku Mutu ( mg I Nm3 )

Cat Air

Cat Minyak1

2 346

1.

Penanganan bahan Total partikel (debu)300300baku

2.

Proses pencampuran Total partikel (debu)300300

Amoniak (NH3)400-

3.

Dispe rsing/pe ngg ilinganTotal partikel (debu)-200

4.

Pembangkit listrikMengacu pada ketel

Menyesuaikanuap, berbahan bakar

dengan bahan bakaryang sesual

ketel

5

Semua sumber Opasitas30 %30 %

L. INDUSTRI GULA

No Sumber ParameterBaku Mutu

(mg I Nm3)1

2 34

1.

Sulfitasi Sulfur Dioksida ( S02)800

2.

Utilitas

Mengacu pada ketel uap,Menyesuaikan dengan

berbahan bakar yang sesuai

bahan bakar ketel

3.

Semua sumber lain Opasitas20 %

M. INDUSTRI KERAMIK----

NoSumber Parameter

Baku Mutu

(mg I Nm3)1

2 34

1.Kiln Sulfur Dioksida (S02)400

Nitrogen Dioksida (N02)

600

Total Partikel (debu)

150

Hidrogen Fluorida (HF)

10

2.

Semua Sumber selainkiln dan utilitas(Crushing dan

Total Partikel (debu)150Grinding) dan Finishing, Drying

3.

Semua sumber Opasitas 20 %

Catatan

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim / 2008 6

Page 14: GUBERNUR JAWA TIMUR - arsipjdih.jatimprov.go.id · Boiler/Ketel uap adalah sebuah alat penghasil panas yang menggunakan bahan baku air atau minyak yang dipanaskan dengan bahan bakar

L

Catatan :

1. Volume gas dalam keadaan standart (25°C dan tekanan 1 atmosfer)

2. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan

3. Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95 % waktu operasi normal selama 3 bulan

N. KETEL UAP BERBAHAN BAKAR BIOMASSA BERUPA BAGAS ATAU AMPAS

DAN ATAU DAUN TEBU KERING

No Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3 )

1

2 3

1

Partikulat 250

2.

Sulfur Dioksida (S02) 800

3.

Nitrogen Dioksida (N02) 600

4

Opasitas 30 %

O. TENAGA KETEL UAP BERBAHAN BAKAR BIOMASSA LAINNYA

No Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3 )

1

2 3

NON LOGAM 1

Partikulat 350

2.

Sulfur Dioksida (S02) 800

3.

Nitrogen Dioksida (N02) 1000

4.

Hidrogen Klorida (HCI) 5

5.

Gas Klorin (CI2) 10

6.

Ammonia (NH3) 0,5

7.

Hidrogen Florida (HF) 10

8.

Opasitas 30 %

9.

Total Sulfur Tereduksi (H2S) 35

LOGAM 1

Air Raksa (Hg) 5

2.

Arsen (As) 8

3.

Antimon (Sb) 8

4.

Kadmium (Cd) 8

5.

Seng (Zn) 50

6.

Timah Hitam (Pb) 12

P. KETEL

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim / 2008 7

Page 15: GUBERNUR JAWA TIMUR - arsipjdih.jatimprov.go.id · Boiler/Ketel uap adalah sebuah alat penghasil panas yang menggunakan bahan baku air atau minyak yang dipanaskan dengan bahan bakar

L

P. KETEL UAP BERBAHAN BAKAR BIOMASSA BERUPA SERABUT

DAN ATAU CANGKANG

No Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3 )

1

2 3

1

Partikulat 250

2.

Sulfur Dioksida (S02) 600

3.

Nitrogen Dioksida (N02) 800

4.

Hidrogen Klorida (HCI) 5

5.

Gas Klorin (Cb) 5

6.

Ammonia (NH3) 1

7.

Hidrogen Florida (HF) 8

8.

Opasitas 30 %

Catatan :

Nitrogen Dioksida ditentukan sebagai N02

- Volume gas dalam keadaan standar (25 DC dan tekanan 1 atm)

Kosentrasi partikel dikoreksi sebesar 6 % oksigen

Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan

untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel

Q. KETEL UAP BERBAHAN BAKAR BATU BARA

No Parameter Baku Mutu ( mg / Nm;j )

1

2 3

1

Partikulat 230

2.

Sulfur Dioksida (S02) 750

3.

Nitrogen Dioksida (N02) 825

4

Opasitas 20%

Catatan :

Nitrogen Dioksida ditentukan sebagai N02

- Volume gas dalam keadaan standar (25 DC dan tekanan 1 atm)

Kosentrasi partikel dikoreksi sebesar 6 % oksigen

Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkan

untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel

R.KETEL

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim / 2008 8

Page 16: GUBERNUR JAWA TIMUR - arsipjdih.jatimprov.go.id · Boiler/Ketel uap adalah sebuah alat penghasil panas yang menggunakan bahan baku air atau minyak yang dipanaskan dengan bahan bakar

L

- .., -

R. KETEL UAP BERBAHAN BAKAR MINYAK

No Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3)

1

2 31.

Partikulat 2002.

Sulfur Dioksida (SOz) 7003.

Nitrogen Dioksida (NOz) 7004

Opasitas 15 %

Catatan :

Nitrogen Dioksida ditentukan sebagai NOz- Volume gas dalam keadaan standar (25 DCdan tekanan 1 atm)

Kosentrasi partikel dikoreksi sebesar 6 % oksigenOpasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan dan dikembangkanuntuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel

S. KETEL UAP BERBAHAN BAKAR GAS

No Parameter Baku Mutu ( mg / Nm3)

1

2 31.

Sulfur Dioksida (SOz) 1502.

Nitrogen Dioksida (NOz) 650

Catatan :

Nitrogen Dioksida ditentukan sebagai NOz- Volume gas dalam keadaan standar (25 DCdan tekanan 1 atm)

1. KEGIATAN EKSPLORASI DAN PRODUKSI MINYAK DAN GAS

I No Sumber

BahanParameter

Baku Mutu

Bakar(mg / Nm3)

1

2 3 451.

Flare Stack Opasitas40%

2

Boiler dan SteamMinyakPartikel (debu) 300Generator

Sulfur Dioksida (SOz)1200

Nitrogen Dioksida (NOz)

1400

Opasitas

40%

I

GasNitrogen Dioksida (NOz)1000

Opasitas

40%3.

Gas Turbin Gas, MinyakNitrogen Dioksida (NOz)400i

Nitrogen Dioksida (NOz)600

4.

Gathering Stasion Total Reduced Sulfur (HzS)100 (*)Gas Vents

Hidrokarbon5000 (**)

Catatan :

1. (*) Ground level concentration tidak boleh lebih dari 5 ppm(*) Ground level concentration sesuai dengan Baku Mutu Udara Ambien didalamPP.41/1999.

2. Volume gas dalam keadaan standar (25 DCdan 1 Atm).3. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan.4. Pembakaran dengan bahan baker gas dan minyak koreksi Oz sebesar 3 %.5. Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95 % waktu operasi normal selama 3 bulan.

U. KEGIATANDok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim / 2008 9

Page 17: GUBERNUR JAWA TIMUR - arsipjdih.jatimprov.go.id · Boiler/Ketel uap adalah sebuah alat penghasil panas yang menggunakan bahan baku air atau minyak yang dipanaskan dengan bahan bakar

L

U. KEGIATAN KILANG MINYAK

i Baku MutuNo

SumberBahan BakarParameter( mg / Nm3)

1

2 3 4 5

[1.

Catalitic Partikel (debu)400I

Cracking Unit Sulfur Dioksida (S02)1500

Nitrogen Dioksida (N02)1000

Opasitas200

,i 2.

Proses Heater,MinyakPartikel (debu) 300Boiler

Sulfur Dioksida (S02)1200

Nitrogen Dioksida (N02)

1400

Opasitas40 %

Gas

Nitrogen Dioksida (N02)400,

Opasitas40%,I

i 3.Flare Stack Opasitas40 %

4.

Semua SumberOpasitas

40%(kecuali flare) '5.

Gas Turbin Gas, MinyakNitrogen Dioksida (N02)400

Nitrogen Dioksida (N02)

600

Catatan :

1. (*) Ground level concentration tidak boleh lebih dari 5 ppm2. (*) Ground level concentration sesuai dengan Baku Mutu Udara Ambien di dalam

PP.41/1999.

3. Volume gas dalam keadaan standar (25 DC dan 1 Atm).4. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan.5. Pembakaran dengan bahan bakar gas dan minyak koreksi O2 sebesar 3 %.6. Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95 % waktu operasi normal selama 3 bulan.

V. KEGIATAN KILANG LNG

~o

SumberBahan BakarParameter

Baku Mutu

( mg / Nm3)j 1

2 3 4 5

i 1.Boiler Partikel (debu)300

Sulfur Dioksida (S02)

1200

Nitrogen Dioksida (N02)

1400!

Opasitas40%~ 12.

Flare Stack Opasitas40%L- 13.

Gas Turbin Gas, MinyakNitrogen Oksida (N02)400I

Nitrogen Oksida (N02)600I

Catatan :

1. (*) Ground level concentration tidak boleh lebih dari 5 ppm2. (*) Ground level concentration sesuai dengan Baku Mutu Udara Ambien didalam

PP.41/1999.

3. Volume gas dalam keadaan standar (25 DC dan 1 Atm).4. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan.5. Pembakaran dengan bahan bakar gas dan minyak koreksi 02 sebesar 3 %.6. Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95 % waktu operasi normal selama 3 bulan.

W. KEGIATANDok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim / 2008 10

Page 18: GUBERNUR JAWA TIMUR - arsipjdih.jatimprov.go.id · Boiler/Ketel uap adalah sebuah alat penghasil panas yang menggunakan bahan baku air atau minyak yang dipanaskan dengan bahan bakar

L

- I I -

W. KEGIATAN UNIT PENANGKAPAN SULFUR

SumberParameter

Baku Mutu

(mg / Nm3)1

23Sulfur Plant Sulfur Feed Rate:

Sulfur Recovery (minimum)<2

70%

< 10

85%

< 50

95%

> 50

97%

Atau dengan persyaratan akhir

S022.600 mg/Nm3

Catatan :

1. (*) Ground level concentration tidak boleh lebih dari 5 ppm2. (*) Ground level concentration sesuai dengan Baku Mutu Udara Ambien didalam

PP.41/1999.

3. Volume gas dalam keadaan standar (25°C dan 1 Atm).4. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan.5. Pembakaran dengan bahan bakar gas dan minyak koreksi O2 sebesar 3 %.6. Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95 % waktu operasi normal selama 3 bulan

X. INDUSTRI KEGIATAN JENIS LAINNYA

No ParameterBaku Mutu

( mg / Nm3)1

3 4

A

BUKAN LOGAM

1.

Ammonia (NH3) 4002.

Gas Klorin (CI2) 103.

Hidrogen Klorida (HCI) 54.

Hidrogen Fluorida (HF) 105.

Nitrogen Oksida (N02) 10006.

Opasitas 35 %7.

Partikel 3508.

Sulfur Dioksida (S02) 8009

Total Sulfur Tereduksi (H2S) 35

(Total Reduced Sulfur - TRS)

B

LOGAM

1.

Air raksa (Hg) 52.

Arsen (As) 83.

Antimon (Sb) 84.

Kadmium (Cd) 85.

Seng (Zn) 506.

Timah Hitam (Pb) 12

II. BAKU MUTU

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim / 2008 11

Page 19: GUBERNUR JAWA TIMUR - arsipjdih.jatimprov.go.id · Boiler/Ketel uap adalah sebuah alat penghasil panas yang menggunakan bahan baku air atau minyak yang dipanaskan dengan bahan bakar

II. BAKU MUTU AMBIEN UNTUK INDUSTRI ATAU KEGIATAN USAHA LAINNYA

WaktuMetodeNo

ParameterPema-Baku MutuAnalisis *)

Peralatan *)Ket

paran 1

2 34 5671

Sulfur dioksida 24 jam0,1 ppmPararosa-Spectro(S02)

(262 IJg/m3)nilinphotometerS02analyzer

2

Karbon Monoksida8jam20,00 ppmNDIRCO

(CO)(22,600analyzer

IJg/m3)3

Oksida Nitrogen 24 jam0,05 ppmSalzman,Spectra(NOx)

(92,5 IJg/m3)NIDRphotometerN02Analyser4

Oksidan (03) 1 jam0,10 ppmNeutralSpectra(200 IJg/m3)

BufierphotometerPotasium Yodida

5

Debu 24 jam0,26 ppmGravimetrikHi-Vol

6

Timah Hitam (Pb)24 jam0,06 ppmGravimetrik,Hi-VolEkstraktif, Pengabuan7

Hidragen Sulfida 300,03 ppmMethylenSpectra(H2S)

menit(42 IJg/m3)Bluephotometer

8

Amonia (NH3) 24 jam2,00 ppmIndophenolSpektro(1360 IJg/m3)

photometer

9

Hidrokarbon 3jam0,24 ppmFlameGC.

(160 IJg/m3)

ionizationHydracarbonanalyzer

Keterangan - Waktu pengukuran, diukur tiap jam diambil waktu yangrepresentative (bila arah angin berubah alat dipindah dan lain-lain)

- Standar H2S tidak berlaku untuk daerah yang mengandung H2Ssecara alami

- *) Yang dianjurkan- NDIR Non Dispersive Infrated- Hi-Vol High Volume Sampling Methode- AAS Atomic Absorption Spectrophotometer- GC Gas Chromatografi

L

DIUNDANGKAN DALAM BERITA DAERAH

PROPINSI JAWA T1MUR

TGL. )'%-4"J.a:ft, No. 89 'th, d.CC%./ C I

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim / 2008 12