gsbc-02 manajerial pelaksana konstruksi

Upload: nurul-latiffah

Post on 16-Oct-2015

81 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

TRANSCRIPT

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    1/106

    GSBC 02 = MANAJERIAL PELAKSANAAN

    KONSTRUKSI

    PELATIHAN

    KEPALA PROYEK

    BANGUNAN GEDUNG

    DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

    BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

    PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    2/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Kata Pengantar

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) i

    KATA PENGANTAR

    Dalam pengembangan kompetensi pada umumnya sudah banyak orang berpengetahuan

    dan mahir mengaplikasikannya melalui keterampilannya, namun dibalik itu ada satu domain

    atau ranah yang kurang tergarap dengan baik yaitu domain (ranah) pembentukan sikap

    perilaku (affektif).

    Materi pelatihan (modul) Manajerial Pelaksanaan Konstruksi disusun berbasis kompetensi

    menekankan pada domain sikap perilaku (affektif) untuk membentuk Kepala Proyek

    mempunyai kebiasaan dan kepribadian sesuai yang dicita-citakan, disamping itu tetap

    mengacu ranah pengetahuan (domain kognitif) dan ranah keterampilan (domain

    psychomotorik) sesuai kemajuan manajemen yang terus berkembang maju.

    Selain itu ada suatu cita-cita dengan penuh harapan dapat diterapkan dalam pelaksanaan

    tugas sehari-hari yaitu untuk membangun kesamaan persepsi dan kesamaan bahasa serta

    kesatuan dalam berfikir, bersikap dan bertindak yang merupakan aktualisasi kompetensi

    yaitu menyatunya domain (ranah) kognitif, affektif psychomotorik.

    Perlu dipahami bahwa modul ini terbatas untuk pembentukan kompetensi manajerial,

    sedangkan untuk fungsi-fungsi manajemen kegiatan peledakan dibahas dalam modul

    lainnya merupakan satu kesatuan paket pelatihan Ahli Peledakan Pekerjaan Konstruksi.

    Biarpun telah dipersiapkan secara matang yang mengacu kepada SKKNI (Standar

    Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) dan SLK (Standar Latihan Kerja) yang sudah dibahas

    dalam konvensi nasional yang dihadiri para pakar atau ahlinya dan asosiasi profesi,

    dimaklumi bahwa materi pelatihan ini dimasa mendatang perlu terus disempurnakan.

    Sehubungan dengan itu sumbang saran dan koreksi dari semua pihak sangat diharapkan.

    Jakarta, Desember 2005

    Tim Penyusun

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    3/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Kata Pengantar

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) ii

    LEMBAR TUJUAN

    JUDUL PELATIHAN : MANAJER / KEPALA PROYEK BANGUNAN GEDUNG

    (General Superintendent of Building Construction)

    TUJUAN UMUM PELATIHAN

    Mampu mengelola Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Gedung sesuai ketentuan yang

    tertuang dalam dokumen kontrak dan administrasi proyek.

    TUJUAN KHUSUS PELATIHAN

    Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu :

    1. Melaksanakan UUJK, Etika Profesi dan Etos Kerja

    2. Melaksanakan Manajerial Pelaksanaan Konstruksi

    3. Melaksanakan Sistem Manajemen Mutu

    4. Melaksanakan Sistem Manajemen K3

    5. Melaksanakan Sistem Manajemen Lingkungan

    6. Melaksanakan Administrasi Proyek

    7. Melaksanakan Dokumen Kontrak

    8. Melaksanakan Investigasi dan Rekayasa Lapangan

    9. Melaksanakan Tahapan dan Metoda Kerja Pelaksanaan Bangunan Gedung

    10. Melaksanakan Perencanaan dan Pengorganisasian Pelaksanaan Proyek

    11. Melaksanakan Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya

    12. Melaksanakan Pengendalian Mutu, Waktu dan Biaya

    13. Melaksanakan Tata Cara Pengadaan Barang dan Jasa

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    4/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Kata Pengantar

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) iii

    NOMOR DAN JUDUL MODUL : GSBC 02 : MANAJERIAL PELAKSANAAN

    KONSTRUKSI

    TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

    Setelah selesai mempelajari modul ini, peserta mampu melakukan pengelolaan dan

    mengatasi suatu masalah dengan tepat pada kegiatan pelaksanaan konstruksi.

    TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

    Setelah modul ini diajarkan peserta mampu :

    1. Menjelaskan prinsip-prinsip manajemen pada umumnya

    2. Menjelaskan prinsip-prinsip manajerial

    3. Mengembangkan sistem manajemen pelaksanaan konstruksi yang mengacu kepada

    kepastian tujuan.

    4. Mengelola proses, mutu dan waktu, SDM profesional, perubahan paradigma, dan konflik

    5. Mengatasi hambatan pelaksanaan pekerjaan mengacu solusi fundamental dan

    berwawasan kewirausahaan

    6. Melakukan koordinasi secara sinergi

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    5/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Kata Pengantar

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) iv

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

    LEMBAR TUJUAN ..................................................................................................... iiDAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

    DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN

    GENERAL SUPERINTENDENT OF BUILDING CONSTRUCTION

    ...............................................................................................v

    DAFTAR MODUL ...................................................................................................... vi

    PANDUAN PEMBELAJARAN .................................................................................... vii

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1-11.2. Manajemen ............................................................................................. 1-11.3. Fungsi-fungsi Manajemen ....................................................................... 1-2

    BAB 2 KEMAMPUAN MANAJERIAL2.1 Manajerial ............................................................................................... 2-1

    2.1.1 Tingkatan Manajerial ................................................................... 2-12.1.2 Pengembangan Kemampuan Manajerial .................................... 2-3

    2.2 Kepemimpinan ........................................................................................ 2-42.3 Pengambilan Keputusan .......................................................................... 2-72.4 Sistem Informasi ....................................................................................... 2-92.5 Komunikasi dan Hubungan Antar Manusia .............................................. 2-13

    BAB 3 SISTEM MANAJEMEN PELAKSANAAN KONSTRUKSI3.1 Sekilas tentang Filosofis Berfikir, Bersikap dan Bertindak ....................... 3-1

    3.1.1 Meletakan Tangga pada dinding yang benar................................ 3-13.1.2 Pendekatan Fungsional ............................................................... 3-33.1.3 Fungsi .......................................................................................... 3-43.1.4 Mengklasifikasi Fungsi-fungsi ...................................................... 3-63.1.5 Evaluasi Fungsional ..................................................................... 3-73.1.6 Alternatif Fungsional .................................................................... 3-8

    3.2 Sistem Manajemen Pelaksanaan Konstruksi ......................................... 3-93.2.1 Mengenal Sistem ........................................................................ 3-93.2.2 Manajemen Konstruksi ............................................................... 3-12

    3.2.3 Manajemen Pelaksanaan Konstruksi ......................................... 3-133.3 Acuan Pengembangan Sistem Manajemen ............................................ 3-163.3.1 Tujuan ........................................................................................ 3-163.3.2 Hidup Memerlukan Banyak Kesepakatan ................................... 3-173.3.3 Pengenalan Masalah ................................................................. 3-17

    3.4 Standar Kinerja Bidang Tugas ............................................................... 3-203.5 Pengenalan, Analisis dan Penataan Kompetensi ................................... 3-21

    3.5.1 Kompetensi ................................................................................ 3-21

    BAB 4 KOMPETENSI DASAR SISTEM MANAJEMEN4.1 Proses .................................................................................................... 4-1

    4.1.1 Masukan (input) yang diperlukan ................................................ 4-2

    4.1.2 Input Sumber Daya ..................................................................... 4-24.1.3 Input Manajemen ......................................................................... 4-2

    4.2 Mutu dan Waktu ..................................................................................... 4-54.2.1 Mutu ............................................................................................ 4-54.2.2 Penghargaan Atas Waktu ........................................................... 4-6

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    6/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Kata Pengantar

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) v

    4.3 Sumber Daya Manusia (SDM) Profesional ................................................. 4-94.4 Perubahan Paradigma .............................................................................. 4-10

    4.4.1 Paradigma ................................................................................. 4-104.4.2 Kekuatan Perubahan Paradigma ............................................... 4-13

    4.4.3 Paradigma Berpusat Pada Prinsip .............................................. 4-194.5 Mengelola Konflik ..................................................................................... 4-224.5.1 Penjelasan Umum ................................................................... 4-224.5.2 Sumber Konflik dalam Tim ...................................................... 4-234.5.3 Tiga Bidang Perbedaan Pendapat ........................................... 4-23

    BAB 5 MENGELOLA HAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN5.1 Mengelola Hambatan Pelaksanaan Tugas ............................................. 5-15.2 Menarik Prioritas ...................................................................................... 5-25.3 Kewirausahaan ....................................................................................... 5-4

    5.3.1 Manusia Wirausaha ..................................................................... 5-45.3.2 Faktor-faktor Yang Menjadikan Kewirausahaan ............................ 5-6

    5.3.3 Hakekat Kewirausahaan Bagi Para Manajer ................................. 5-6

    BAB 6 KOORDINASI SECARA SINERGIKoordinasi ............................................................................................. 6-1Sinergi .................................................................................................... 6-5Pentingnya peran-peran dan tujuan-tujuan yang bersifat sinergis ............ 6-8

    RANGKUMAN

    DAFTAR PUSTAKA

    HAND OUT

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    7/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Kata Pengantar

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) vi

    DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN

    MANAJER / KEPALA PROYEK BANGUNAN GEDUNG

    (General Superintendent of Building Construction)

    1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Kepala Proyek Bangunan

    Gedung dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang

    didalamnya telah ditetapkan unit-unit kompetensi, elemen kompetensi, dan kriteria unjuk

    kerja, sehingga dalam Pelatihan Kepala Proyek Pekerjaan Bangunan Gedung, unit-unit

    kompetensi tersebut menjadi Tujuan Khusus Pelatihan.

    2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing Unit

    Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan kebutuhan

    pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen Kompetensi yang

    dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan

    untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.

    3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan

    Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul pelatihan

    (seperti tercantum dalam Daftar Modul) dibawah ini yang harus menjadi bahan

    pengajaran dalam pelatihan Manajer / Kepala Proyek Bangunan Gedung.

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    8/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Kata Pengantar

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) vii

    DAFTAR MODUL

    NO. KODE JUDUL MODUL

    1. GSBC 01 UUJK, Etika Profesi dan Etos Kerja

    2. GSBC 02 Manajerial Pelaksanaan Konstruksi

    3. GSBC 03 Sistem Manajemen Mutu

    4. GSBC 04 Sistem Manajemen K3

    5. GSBC 05 Sistem Manajemen Lingkungan

    6. GSBC 06 Administrasi Proyek

    7. GSBC 07 Dokumen Kontrak

    8. GSBC 08 Investigasi dan Rekayasa Lapangan

    9. GSBC 09Tahapan dan Metoda Kerja Pelaksanaan BangunanGedung

    10. GSBC 10 Perencanaan dan Pengorganisasian Pelaksanaan Proyek

    11. GSBC 11 Mobilisasi dan Demobilisasi Sumber Daya

    12. GSBC 12 Pengendalian Mutu, Waktu dan Biaya

    13. GSBC 13 Tata Cara Pengadaan Barang dan Jasa

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    9/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Kata Pengantar

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) viii

    PANDUAN INSTRUKTUR

    A. BATASAN

    NAMA PELATIHAN :

    MANAJER / KEPALA PROYEK BANGUNAN

    GEDUNG (General Superintendent of Building

    Construction)

    KODE MODUL : GSBC 02

    JUDUL MODUL : MANAJERIAL PELAKSANAAN KONSTRUKSI

    DESKRIPSI : Materi ini terutama untuk pembentukan kompetensimanajerial yang penekanannya kepada

    pembentukan sikap perilaku / ranah affektif, tetapi

    tidak meninggalkan ranah pengetahuan (kognitif)

    dan kemampuan mengerahkan anggota badan

    atau ranah keterampilan (psychomotorik). Tentang

    penerapan fungsi-fungsi modul-modul lainnya

    merupakan unsur-unsur dalam satu kesatuan

    paket pelatihan.

    TEMPAT KEGIATAN : Di dalam ruang kelas, lengkap dengan fasilitasnya.

    WAKTU PEMBELAJARAN : 6 jam pelajaran (1 JP = 45 menit)

    atau sampai tercapainya minimal kompetensi yang

    telah ditentukan (khususnya domain kognitif)

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    10/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Kata Pengantar

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) ix

    B. RENCANA PEMBELAJARAN

    Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung

    1. Ceramah pembukaan

    Menjelaskan pengantar

    Menjelaskan TIK dan

    TIU, pokok bahasan

    Merangsang motivasi dan

    minat peserta untuk

    mengerti / memahami

    dan membandingkan

    pengalamannya serta

    bertanya

    Waktu = 10 menit

    Mengikuti penjelasan pengantar,

    TIU , TIK dan pokok bahasan

    Mengajukan pertanyaan, apabila

    kurang jelas

    OHT1

    2. Ceramah Bab I Pendahuluan

    Pengertian Manajemen

    Fungsi manajemen

    menurut beberapa ahli

    Waktu : 10 menit

    Mengikuti penjelasan dan

    terangsang untuk berdiskusi

    Mencatat hal-hal yang penting

    Mengajukan pertanyaan bila perlu

    OHT2

    3. Penjelasan Bab 2 :

    Kemampuan Manajerial

    Tingkatkan manajerial

    Kapasitas kemampuan

    manajerial

    Waktu = 20 menit

    Mengikuti penjelasan dan

    terangsang untuk berdiskusi

    Mencatat hal-hal yang penting

    Mengajukan pertanyaan bila perlu

    OHT3

    4. Bab 3 Sistem Manajemen

    Pelaksanaan Konstruksi

    Filosofis berfikir, bersikap

    dan bertindak

    Mengenal sistem sampai

    dengan analisis sistem

    Manajemen konstruksi

    Manajemen pelaksanaan

    konstruksi

    Manajemen Penerapan

    K3

    Tujuan sebagai dasar

    pengembangan sistem

    Mengikuti penjelasan dan

    terangsang untuk berdiskusi

    Mencatat hal-hal yang penting

    Mengajukan pertanyaan bila perlu

    OHT4

    Ilustrasi

    pembuktian

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    11/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Kata Pengantar

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) x

    Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung

    manajemen dengan

    rumus

    Kesepakatan

    Pengenalan masalah

    Standar kinerja bidang

    tugas

    Pengenalan, analisis dan

    penataan kompetensi :

    - Kompetensi

    Waktu = 60 menit

    kebenaran rumus

    5. Bab 4 Kompetensi Dasar

    Sistem Manajemen

    Proses

    Mutu, dan

    Waktu

    SDM profesional

    Paradigma

    - Perubahan paradigma

    Paradigma berpusat

    pada prinsip

    Mengelola konflik

    Waktu : 60 menit

    Mengikuti penjelasan dan

    terangsang untuk berdiskusi

    Mencatat hal-hal yang penting

    Bertanya bila perlu

    OHT5

    Simulasi peserta

    dibagi 2 gambarperempuan

    6. Penjelasan Bab 5 :

    Mengelola hambatan

    pelaksanaan pekerjaan

    Hambatan pelaksanaan

    tugas

    Urgen-tidak urgen atau

    penting tidak penting

    Kewirausahaan

    Waktu = 40 menit

    Mengikuti penjelasan dan

    terangsang untuk berdiskusi

    Mencatat hal-hal yang penting

    Bertanya bila perlu

    OHT6

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    12/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Kata Pengantar

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) xi

    7. Bab 4 Koordinasi secara

    sinergi

    Hakekat koordinasi

    Sinergi

    Pentingnya peran-peran

    dan tujuan-tujuan bersifat

    sinergi

    Waktu = 45 menit

    Mengikuti penjelasan danterangsang untuk berdiskusi

    Mencatat hal-hal yang penting

    Bertanya bila perlu

    OH7

    8. Rangkuman

    Diskusi dan test penjajakan

    pemahaman/ rangkuman

    Waktu = 25 menit

    - Peserta diberi kesempatan bertanya

    jawab / diskusi dan ditanya oleh

    instruktur secara lisan / tertulis

    OHT8

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    13/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Kata Pengantar

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) xii

    MATERI SERAHAN

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    14/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 1: Pendahuluan

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 1 -1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dikaitkan dengan usaha pembangunan nasional, dirasakan beban tugas semakin

    lama semakin tambah dan besar, sedangkan tuntutan hasil pembangunan

    diharapkan SEOPTIMAL mungkin, namun dilain pihak sumber daya khususnya

    dana masih sangat terbatas.

    Salah satu alternatif untuk menghadapi persoalan ini adalah peningkatan

    kemampuan untuk mengelola sumber daya yang masih terbatas untuk mencapai

    tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien, produknya berfungsi

    sebagaimana mestinya serta menjamin nilai manfaat, dampak serta kesinambungan

    pembangunan nasional.

    1.2 Manajemen

    Cukup banyak para ahli maupun para sarjana yang memberikan definisi tentang

    manajemen, tetapi pada dasarnya definisi-definisi itu bisa disimpulkan : Manajemen

    adalah suatu proses / kegiatan / usaha mengelola sumber daya dan waktu untukpencapaian tujuan tertentu melalui kerjasama dengan orang-orang / lembaga lain.

    Tujuan utama mempelajari dan menggunakan ilmu manajemen ialah untuk

    memperoleh suatu cara, metoda dan teknik yang sebaik-baiknya agar dengan

    sumber daya (uang, manusia, material, metode, peralatan) yang masih terbatas

    dapat dicapai hasil yang sebesar-besarnya. Atau agar pelaksanaan kegiatan-

    kegiatan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dapat berhasil guna dan berdaya

    guna, secara tepat, cepat, hemat dan selamat.

    Dalam proses pelaksanaannya manajemen mempunyai kelompok tugas-tugas

    tertentu yang harus dilaksanakan sendiri. Tugas-tugas itulah yang biasa disebut /

    diartikan sebagai fungsi-fungsi manajemen.

    Sampai sekarang ini para ahli belum mempunyai kata sepakat yang bulat tentang

    fungsi-fungsi manajemen itu, namun apabila teori-teori para ahli mengenai fungsi-

    fungsi manajemen itu diselidiki lebih mendalam akan terlihat ada kesamaan pola

    berpikirnya.

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    15/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 1: Pendahuluan

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 1 -2

    Sebagai contoh berbagai teori yang telah dikemukakan antara lain oleh :

    1. Henri Fayol, mengklasifikasikan fungsi-fungsi manajemen ialah :

    a. Planning (perencanaan)

    b. Organizing (pengorganisasian)

    c. Comanding (pemberian komando)

    d. Coordinating (pengkoordinasian)

    e. Controlling (pengawasan)

    2. Luther M. Gullick, mengatakan bahwa fungsi-fungsi organik manajemen

    a. Planning (perencanaan)

    b. Organizing (pengorganisasian)

    c. Staffing (pengadaan staf)

    d. Directing (pemberian bimbingan)

    e. Coordinating (pengkoordinasian)

    f. Reporting (pelaporan)

    g. Budgeting (penganggaran)

    3. George R. Terry, mengklasifikan fungsi-fungsi manajemen sebagai bentuk :

    a. Planning (perencanaan)

    b. Organizing (pengorganisasian)

    c. Actuating (penggerakan)

    d. Controlling (pengawasan)

    Teori Terry lebih dikenal dengan singkatan POAC.

    Tentang fungsi manajemen, di Departemen Keuangan mengembangkan wacana

    yaitu sebelum planning perlu adanya fungsi Research (penelitian). Dalam hal ini

    untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi SDA sudah diterapkan yaitu di modul

    PMW-08 Investigasi dan Rekayasa Lapangan pelatihan Kepala Proyek SDA.

    1.3 Fungsi-fungsi Manajemen

    Untuk melaksanakan manajemen, seorang pada posisi pimpinan di level manapun,

    harus melakukan fungsi-fungsi manajemen. Di dalam fungsi-fungsi manajemen ada

    fungsi organik yang mutlak harus dilaksanakan dan ada fungsi penunjang yang

    bersifat sebagai pelengkap. Jika fungsi organik tersebut tidak dilakukan dengan baik

    maka terbuka kemungkinan pencapaian sasaran menjadi gagal. Uraian lebih lanjut

    tentang fungsi-fungsi manajemen mengacu teori George R. Terry telah merumuskan

    fungsi-fungsi tersebut sebagai POAC, (Planning, Organizing, Actuating dan

    Controlling).Planning

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    16/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 1: Pendahuluan

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 1 -3

    Planning adalah proses yang secara sistematis mempersiapkan kegiatan guna

    mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Kegiatan diartikan sebagai kegiatan yang

    dilakukan dalam rangka pekerjaan konstruksi, baik yang menjadi tanggung jawab

    pelaksana (kontraktor) maupun pengawas (konsultan) supervisi. Kontraktor maupun

    konsultan supervisi harus mempunyai konsep planning yang tepat untuk mencapai

    tujuan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Produk planning

    meliputi perencanaan teknis, dokumen lelang.

    Pada proses planning perlu diketahui hal-hal sebagai berikut :

    Permasalahan yang terkait dengan tujuan dan sumber daya tersedia.

    Cara mencapai tujuan dan sasaran dengan memperhatikan sumber daya

    tersedia.

    Penerjemahan rencana kedalam program-program kegiatan yang konkrit

    Penetapan jangka waktu yang dapat disediakan guna mencapai tujuan dan

    sasaran (seluruh tahap : proses pengadaan, pelaksanan dan pengawasan

    konstruksi dan FHO).

    Organizing

    Organizing (pengorganisasian kerja) dimaksudkan sebagai pengaturan atas suatu

    kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dipimpin oleh pimpinan kelompok

    dalam suatu wadah organisasi. Wadah organisasi ini menggambarkan hubungan-

    hubungan struktural dan fungsional yang diperlukan untuk menyalurkan tanggung

    jawab, sumber daya maupun data.

    Dalam proses manajemen, organisasi digunakan sebagai alat :

    Menjamin terpelihara koordinasi dengan baik

    Membantu pimpinannya dalam menggerakkan fungsi-fungsi manajemen

    Mempersatukan pemikiran dari satuan organisasi yang lebih kecil yang berada di

    dalam kordinasinya.

    Dalam fungsi organizing, koordinasi merupakan mekanisme hubungan struktural

    maupun fungsional yang secara konsisten harus dijalankan. Koordinasi dapat

    dilakukan melalui mekanisme : koordinasi vertikal (menggambarkan fungsi

    komando), koordinasi horizontal (menggambarkan interaksi satu level) dan

    koordinasi diagonal (menggambarkan interaksi berbeda level tapi di luar fungsi

    komando). Koordinasi diagonal apabila diintegrasikan dengan baik akan

    memberikan kontribusi signifikan dalam menjalankan fungsi organizing.

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    17/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 1: Pendahuluan

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 1 -4

    Actuating

    Actuating diartikan sebagai fungsi manajemen untuk menggerakkan orang yang

    tergabung dalam organisasi agar melakukan kegiatan yang telah ditetapkan di

    dalam planning. Pada tahap ini diperlukan kemampuan pimpinan kelompok untuk

    menggerakkan, mengarahkan dan memberikan motivasi kepada anggota

    kelompoknya untuk secara bersama-sama memberikan kontribusi dalam

    menyukseskan manajemen proyek mencapai tujuan dan sasaran yang telah

    ditetapkan.

    Berikut ini beberapa metoda mensukseskan actuating yang dikemukakan oleh

    George R.Terry, yaitu :

    Hargailah seseorang apapun tugasnya sehingga ia merasa keberadaannya di

    dalam kelompok atau organisasi menjadi penting

    Instruksi yang dikeluarkan seorang pimpinan harus dibuat dengan

    mempertimbangkan adanya perbedaan individual dari pegawainya, hingga dapat

    dilaksanakan dengan tepat oleh pegawainya.

    Perlu ada pedoman kerja yang jelas, singkat mudah dipahami dan dilaksanakan

    oleh pegawainya.

    Lakukanlah praktek partisipasi dalam manajemen guna menjamin kebersamaan

    dlam penyelenggaraan manajemen, hingga setiap pegawai dapat difungsikan

    sepenuhnya sebagai bagian dari organisasi.

    Upayakan memahami hak pegawai termasuk urusan kesejahteraan, sehingga

    tumbuh sense of belonging dari pegawai tersebut terhadap tempat bekerja yang

    diikutinya.

    Pimpinan perlu menjadi pendengar yang baik, agar dapat memahami dengan

    benar apa yang melatarbelakangi keluhan pegawai, sehingga dapat dijadikan

    bahan pertimbangan dalam pengambilan sesuatu keputusan. Seorang pimpinan perlu mencegah untuk memberikan argumentasi sebagai

    pembenaran atas keputusan yang diambilnya, oleh karena pada umumnya

    semua orang tidak suka pada alasan apalagi kalau dicari-cari agar bisa

    memberikan dalih pembenaran atas keputusannya.

    Jangan berbuat sesuatu yang menimbulkan sentiment dari orang lain atau orang

    lain menjadi naik emosinya.

    Pimpinan dapat melakukan teknik persuasi dengan cara bertanya sehingga tidak

    dirasakan sebagai tekanan oleh pegawainya.

    Perlu melakukan pengawasan untuk meningkatkan kinerja pegawai, namun

    haruslah dengan cara-cara yang tidak boleh mematikan kreativitas pegawai.

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    18/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 1: Pendahuluan

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 1 -5

    Controlling

    Controlling diartikan sebagai kegiatan pengendalian guna menjamin pekerjaan yang

    telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Didalam manajemen proyek, controlling

    terhadp pekerjaan kontraktor dilakukan oleh konsultan supervisi, dimana pekerjaan

    pelaksanaan konstruksinya dilakukan oleh kontraktor. Project Manager

    berkewajiban melakukan controlling (secara berjenjang) terhadap pekerjaan yang

    dilakukan oleh staf dibawah kendalinya yaitu Site Manager Administration, Quantity

    Surveyor, Materials Engineer, Construction Engineer dan Equipment Engineer untuk

    memastikan masing-masing staf sudah melakukan tugasnya dalam koridor metode

    kerja, jadwal dan sistem mutu. Sehingga, tahap-tahap pencapaian sasaran

    sebagaimana direncanakan dapat dipenuhi.

    Kegiatan ini juga berlaku di dalam kegiatan internal konsultan supervisi, artinya

    kepada pihak luar konsultan supervisi itu bertugas mengawasi konstraktor dan

    secara internal Chief Supervision Engineer juga melakukan controlling terhadap

    Quantity Engineer. Secara keseluruhan internal controlling ini dapat mendorong

    kinerja konsultan supervisi lebih baik di dalam mengawasi pekerjaan kontraktor.

    Ruang lingkup kegiatan controlling mencakup seluruh aspek pelaksanan rencana

    antara lain :

    Produk pekerjaan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

    Seluruh sumber-sumber daya yang digunakan (manusia, biaya, peralatan,

    bahan)

    Prosedur metoda dan cara kerjanya

    Kebijaksanaan teknis yang diambil selama proses pencapaian sasaran

    Controlling harus bersifat objektif dan harus dapat menemukan fakta-fakta tentang

    pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan berbagai faktor yang mempengaruhinya.Rujukan untuk menilainya adalah memperbandingkannya antara rencana dan

    pelaksanaan, artinya memahami kemungkinan terjadinya penyimpangan.

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    19/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 2: Kemampuan Manajerial

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 2 -1

    BAB II

    KEMAMPUAN MANAJERIAL

    2.1 Manajerial

    2.1.1 Tingkatan Manajerial

    Pada dasarnya manajemen merupakan suatu gabungan antara ilmu

    pengetahuan dan seni. Sebagai ilmu pengetahuan cukup banyak referensi

    yang dikembangkan oleh ahli-ahli manajemen, tetapi manajemen sebagai

    seni sangat tergantung sikap perilaku (domain affektif dalam bahasa

    kompetensi) dari individu-individu manajer.

    Secara teori tingkatan manajemen dapat dibagi menjadi 3 yaitu :

    - Manajemen Atas (Top Management)

    - Manajemen Menengah (Middle Managemet)

    - Manajemen Bawah (Low Management)

    Peranan masing-masing tingkatan manajemen berbeda-beda khususnya

    untuk lembaga proyek dapat digambarkan sebagai berikut :

    Low

    Middle

    Top

    Manajerial

    Teknis

    Kemahiran Teknis

    Kemahiran Manajerial

    + 70% + 30%

    + 30% + 70%

    Tentang posisi Kepala Proyek, dimana letak tingkatannya, sesuai hasil

    workshop dan studi konsultan sebagai berikut :

    a. Kepala Proyek dilihat dari perusahaan mempunyai tingkatan pada

    manajemen bawah, karena unit atau lembaga proyek adalah lembaga

    operasional yang mengimplementasikan dan menghasilkan produk

    langsung yang akan mewarnai kinerja perusahaan.

    b. Kepala Proyek dilihat dalam lembaga proyek, mempunyai tingkatan pada

    manajemen atas sebagai Top Manajer dan membawahi unsur-unsur

    antara lain :

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    20/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 2: Kemampuan Manajerial

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 2 -2

    Manajer/ Kepala Lapangan (Site Manager) lapis manajemen

    menengah

    Pelaksana sub-sub konstruksi (Construction Engineer) lapis

    manajemen bawah

    Dibawahnya lagi ada teknisi, mandor dan tukang dan pekerja

    Di dalam melihat posisi tingkatan manajemen kiranya perlu selalu

    mempertimbangkan pandangan di lihat dari segi kelembagaannya, sebagai

    contoh seperti 2 gambar berikut :

    A. Tipikal Struktur Perusahaan Kontraktor

    B. Tipikal Struktur untuk Proyek Pelaksanaan Konstruksi

    MANAJERPERALATAN /

    LOGISTIK

    MANAJERTEKNIK

    PELAKSANA..................... ???

    AHLIK3 KONSTRUKSI

    PELAKSANA....................???

    PELAKSANA..................... ???

    .......????ENGINEER

    JURUBOR

    JURULEDAK

    PATROLIK3

    TEKNISI......... ???

    MEKANIK MANDOR MANDOR

    TUKANG /

    PEKERJA

    TUKANG /

    PEKERJA

    Operator

    PEKERJA

    QUANTITYSURVEYOR

    QUANTITYENGINEER

    MANAJERLAPANGAN

    MANAJERK3 KONSTRUKSI

    TIPIKAL ORGANISASI PROYEK

    Catatan : KK NI ; Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

    JURUUKUR

    MANAJERQUALITY

    ASSURANCE

    TOP

    MANAGEMENT

    MIDDLE

    MANAGEMENT

    LOW

    MANAGEMENT

    KEPALA

    PROYEK

    GAMBARAN UMUM POSISI PROYEK

    DIRUT P T.

    DIR. ....... DIR. ....... DIR. .......DIR. .. .....TEKNIK

    MANAJERMANAJERMANAJER

    Q.A

    KA.WILAYAH

    KA.WILAYAH

    KA.WILAYAH

    MIDLE MANAGEMENT

    TOP MANAGEMENTDIREKSI

    KEPALAPROYEK

    KEPALAPROYEK

    KEPALAPROYEK

    LOW MANAGEMENT

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    21/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 2: Kemampuan Manajerial

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 2 -3

    a. Manajemen Atas

    Sebagai manajer atas dituntut kemahiran manajerial lebih besar

    dibandingkan dengan kemahiran teknis yang ditandai dengan kapasitas

    kemampuannya.

    Mengembangkan konsep-konsep untuk kemajuan lembaganya

    Merumuskan visi, misi, nilai tujuan yang diaktualisasikan ke rumusan

    Standar Kinerja lengkap dengan indikatornya yang terukur secara

    kualitatif dan kuantitatif.

    Pengembangan sistem dan strategi pencapaian tujuan.

    b. Manajemen Menengah

    Sebagai manajer menengah dituntut kemahiran manajerial seimbang

    dengan kemahiran teknis yang ditandai dengan kapasitas kemampuan

    untuk.

    Mengerti dan dapat menerapkan apa yang sudah dirumuskan oleh

    manajemen atas.

    Menganalisis dan menjabarkan lebih lanjut dalam implementasinya

    yang terikat oleh lokasi, waktu, mutu dan sumber daya.

    c. Manajemen Bawah

    Sebagai manajer bawah dibutuhkan kemahiran manajerial lebih kecil dari

    kemahiran teknis yang ditandai dengan kapasitas kemampuan untuk.

    Mengimplementasikan dan mewujudkan standar kinerja yang terukur

    dengan indikatornya.

    Membuktikan karyanya dalam bentuk produktivitas dan kualitas yang

    dapat diselesaikan dalam waktu yang sudah ditentukan dengan

    sumber daya yang sudah ditentukan. Menghasilkan produk yang mempunyai nilai manfaat dan dampak

    yang selaras dengan rencana dan investasi yang ditanamkan.

    2.1.2 Pengembangan Kemampuan Manajerial

    Dalam rangka mengembangkan dan mengevaluasi kapasitas kemampuan

    manajerial dapat disimpulkan bahwa :

    Manajerial akan diwarnai oleh kemampuan kepemimpinan, sedangkan

    Kepemimpinan akan diwarnai oleh kemampuan dalam pengambilan

    keputusan, dan

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    22/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 2: Kemampuan Manajerial

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 2 -4

    Pengambilan keputusan akan sangat ditentukan oleh kemampuan

    mendapatkan dan menguasai informasi yang akurat dan mutakhir.

    Tidak berhenti sampai disitu tetapi ada lagi tuntutan kemampuan yang cukup

    dominan dalam pengembangan manajerial yaitu :

    - Kemampuan berkomunikasi, dan

    - Kemampuan hubungan antar manusia

    Bagaimana cara dan metoda pengembangan diri sebagai manajer yang baik

    dipersilahkan mencari literatur berupa buku/ brosur dan tulisan lain dan

    mengadopsi atau mencontoh pribadi-pribadi manajer yang terbaik.

    MANAJERIAL

    DIWARNAI OLEH :

    KEPEMIMPINAN

    DIWARNAI OLEH :

    PENGAMBILAN KEPUTUSAN

    DIDUKUNG OLEH :

    INFORMASI AKURAT DAN MUTAKHIR

    AKAN BERFUNGSI DENGAN BA IK, APABILA TERJADI

    HUBUNGAN DAN KOMUN IKASI ANTAR MANUSIA

    2.2 Kepemimpinan

    Banyak buku telah ditulis tentang topik ini dan tema utama mereka adalah bahwa

    efektivitas manajer tidak hanya ditentukan oleh perilaku dan karakteristik pribadi

    mereka, tetapi juga oleh seberapa banyak penyesuaian gaya kepemimpinan mereka

    dengan keadaan.

    Dr. Hubert K. Ramparsed (2005) dalam bukunya Total Performance Scorecard

    (TPS) menyatakan seperti kerja tim, gaya kepemimpinan juga menentukankeberhasilan konsep TPS dan merupakan alat mempengaruhi budaya organisasi.

    Selain itu, gaya kepemimpinan mempengaruhi produktivitas. Ada dua dasar gaya

    MANAJERIAL

    KEPEMIMPINAN

    PENGAMBILAN KEPUTUSAN

    INFORMASI AKURAT DAN MUTAKHIR

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    23/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 2: Kemampuan Manajerial

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 2 -5

    kepemimpinan : (1) terfokus kepada tugas (pekerjaan yang akan diselesaikan) dan

    (2) terfokus kepada hubungan. Ketika terfokus kepada tugas, manajer memusatkan

    perhatian kepada penyusunan tugas yang perlu dicapai, memperlihatkan apa

    pekerjaan yang harus dilakukan dan bagaimana caranya.

    Hal itu melibatkan :

    Menentukan tujuan dan target untuk karyawan

    Mengorganisasikan dan mendistribusikan pekerjaan

    Penyediaan sumber daya yang memadai

    Memberikan petunjuk cara melaksanakan pekerjaan kepada karyawan

    Memeriksa mutu pekerjaan

    Ketika terfokus kepada hubungan, manajer memusatkan perhatian kepada

    memperbaiki kepuasan karyawan dan memupuk sikap mendasar tentang hubungan

    kerja. Hal itu melibatkan :

    Mengungkapkan penghargaan kepada karyawan

    Menyediakan dukungan bilamana perlu

    Mencari tugas yang cocok dengan dengan kemampuan dan ambisi pribadi

    karyawan

    Memacu kerja tim

    Memacu pembelajaran perorangan dan timPemimpin yang efektif adalah mereka yang terfokus pada tugas dan hubungan serta

    dapat melaksanakan berbagai peran. Literatur tentang topik itu mencakup banyak

    gaya kepemimpinan dan peran. Diantara yang paling populer adalah teori Robert

    Quinn (1996). Ia membedakan kedelapan peran kepemimpinan berikut :

    1. Producer (penghasil),

    2. Director (pengarah),

    3. Coordinator (pengatur),

    4. Checker (pemeriksa),

    5. Stimulator (pemacu),

    6. Mentor (pembimbing,

    7. Inovator (penemu) dan

    8. Negotiator (perunding).

    Semua peran itu saling terkait kuat, semua bisa saling berhubungan dan saling

    melengkapi satu sama lain. Semua diklasifikasikan ke dalam empat kuadran yang

    masing-masing dibagi oleh sumbu vertikal dan horizontal yang masing-masing

    mewakili fleksibilitas/ stabilitas dan berorientasi internal/ eksternal. Dapat

    digambarkan seperti matrik berikut :

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    24/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 2: Kemampuan Manajerial

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 2 -6

    FLEKSIBILITAS

    ORIENTASI

    INTERNAL

    ORIENTASI

    EKSTERNAL

    STABILITAS

    PEMACU

    PENGATUR

    PENGHASIL

    PENGARAH

    PENEMU

    PERU

    NDING

    P

    EMBIMBING

    PEME

    RIKS

    A

    Delapan Peran Kepemimpinan Menurut Robert Quinn

    Penghasil Pengarah

    Penghasil mendukung lingkungan kerjayang aktif, sangat terlibat, termotivasidan mengabdi, menerima tanggung

    jawab dan mengubah tugas menjadihasil yang bisa diterima. Bagipenghasil, satu-satunya kriteria untuk

    efektivitas organisasi adalahproduktivitas dan keuntungan.

    Pengarah menentukan target,memilih strategi yang tepat, membuatpengharapan yang jelas, menentukankebijaksanaan dan aturan,mengidentifikasi kemacetan, memilih

    jalan keluar, menetapkan tugas dan

    memberikan petunjuk. Dengan begitu,dialah perancang organisasi. Bagipengarah, satu-satunya kriteria untukefektivitas organisasi adalahproduktivitas dan keuntungan. Ketikamembuat keputusan, hasil final danoutput maksimal dipertimbangkan.Karyawan hanya diganjar ketikamereka banyak menyumbang bagiperwujudan target.

    Pengatur Pemeriksa

    Pengatur terutama bertugas

    mendelegasikan tugas melaluiorganisasi, mengatur upaya staf danmengelola krisis. Ia memberikanbanyak perhatian kepada masalahteknologi dan domestik. Pemimpindalam peran ini harus dapat dipercayadan diandalkank. Pengaturmenekankan pemeliharaan danpenguatan proses. Disini manajemenbisnis terutama berciri struktur hierarkisdan birokratis.

    Pemeriksa mengetahui apa yang

    sedang terjadi di dalam perusahaan,memeriksa apakah karyawan bekerjasesuai aturan, menangani perincian,melakukan administrasi dandokumentasi dan menjalani tugaspemeriksaan. Pemeriksamenekankan pemeliharaan danpenguatan proses; manajemen di siniterutama berciri struktur hierarkis danbirokratis.

    Pemacu Pembimbing

    Pemacu membangkitkan kerjasama,keterlibatan dan kesetiakawanan,mewujudkan kerja tim, memecahkanmasalah karyawan, menyumbang bagi

    Pembimbing terutama terfokuskepada pengembangan keterampilankaryawan melalui pendekatan yanghati-hati, membantu dan bersimpati.

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    25/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 2: Kemampuan Manajerial

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 2 -7

    pengembangan moral, memperlihatkanketerbukaan yang sangat besar danmengetahui cara mencapaikesepakatan. Ia seorang pelatih,pembimbing dan pendamping. Ia bisa

    memulai proses belajar danmeningkatkan kekuatan bersamakaryawan. Pemacu menghargai orangapa adanya.

    Ia juga mendengarkan karyawannya,mengungkapkan penghargaannya dnmemberikan pujian. Pembimbingmembantu karyawan menyusun visisehingga mereka bisa melihat ke

    balik keadaan permukaan. Iamenghargai orang karena merekamanusia. Pengelolaan bisnisterutama terfokus secara internal danbersifat fleksibel. Pengembangansumber daya manusia dan perubahanbudaya sangat penting di sini.

    Penemu Perunding

    Penemu memungkinkan perbaikanberkesinambungan, mempunyai visistrategis masa depan, mengetahui trenpenting dan permintaan di pasar;

    melihat berbagai cara untukmemuaskan permintaan itu,mengantisipasi perubahan yangdiperlukan, mempunyai wawasantentang permintaan pelanggan danmenoleransi resiko. Yang terutamamereka adalah orang kreatif dan pintaryang bisa melihat ke masa depan. Bagipenemu, hal-hal ini penting; posisibersaing, perluasan, perbaikanberkesinambungan, fleksibilitas,penemuan dan pemecahan kreatifmasalah.

    Perunding bersifat sadar politik,menggunakan kekuasaan danpengaruhnya untuk memperolehsumber daya dari luar dan bisa

    berunding secara efektif. Reputasidan citra sangat penting disini.Peruding biasanya bertindak sebagaiperantara dan juru bicara.

    2.3 Pengambilan Keputusan

    Titik tolak dari semua pembahasan tentang proses, pola dan teknik pengambilan

    keputusan adalah subjek (pengambil) keputusan itu. Tegasnya titik tolak dari semua

    pembahasan tentang pengambilan keputusan ialah pimpinan. Telah dikatakan

    dimuka, bahwa dalam administrasi dan manajemen, baik selaku ilmu pengetahuan

    maupun selaku seni, terdapat suatu axioma yang mengatakan bahwa

    kepemimpinan akan diwarnai kemampuan pengambilan keputusan. Jika demikian

    halnya, maka seorang pemimpin harus mempunyai keberanian untuk mengambil

    keputusan dan memikul tanggung jawab atas akibat dari resiko yang timbul sebagai

    konsekuensi daripada keputusan yang diambilnya. Di samping itu, seorang

    pemimpin memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang tindak tanduk

    bawahannya oleh karena tindak tanduknya para bawahan itu akan sangat

    mempengaruhi efektif tidaknya kepemimpinan seseorang. Dengan perkataan lain,

    seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dapat mempengaruhi dan

    mengarahkan tindak tanduk para bawahannya sedemikian rupa sehingga tindak

    tanduk tersebut sesuai dengan keinginan pimpinan yang bersangkutan. Hanya

    dengan jalan demikianlah pencapaian tujuan dapat terlaksana dengan efisien, efektif

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    26/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 2: Kemampuan Manajerial

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 2 -8

    dan ekonomis. Tegasnya pendekatan kepemimpinan yang baik adalah pendekatan

    yang humanistis.

    Para hakekatnya, pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis

    terhadap hakekat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan

    yang matang dari alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut

    perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.

    Pengertian diatas menunjukan lima hal dengan jelas yaitu ;

    1. Dalam proses pengambilan keputusan tidak ada hal yang terjadi secara

    kebetulan

    2. Pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan secara sembrono akan lebih

    bagus apabila didasarkan pikiran jernih sesuai suara hati nurani dan tugas

    disadari sebagai amanah karena cara pendekatan kepada pengambilan

    keputusan harus didasarkan kepada sistematika tertentu yaitu :

    a. Kemampuan organisasi dalam arti tersedianya sumber-sumber yang

    nantinya akan digunakan untuk melaksanakan keputusan yang diambil

    b. Tenaga kerja yang tersedia serta kualifikasinya

    c. Filsafat yang dianut oleh organisasi misalnya terbaik dapat dilaksanakan

    d. Situasi lingkungan intern dan ekstern yang akan mempengaruhi jalannya

    roda administrasi dan manajemen didalam organisasi.

    3. Bahwa sebelum sesuatu masalah dapat dipecahkan dengan baik, hakekat

    daripada masalah itu harus diketahui dengan jelas. Perlu diperhatikan bahwa

    pada hakekatnya pengambilan keputusan adalah pemecahan masalah dengan

    sebaik-baiknya.

    4. Bahwa pemecahan masalah tidak dapat dilakukan melalui ilham atau dengan

    mengarang, akan tetapi harus didasarkan kepada informasi yang tepat dan

    akurat yang berisi fakta-fakta yang terkumpul dengan sistematis, terolah

    dengan baik dan tersimpan secara teratur sehingga fakta-fakta/ data itu

    sungguh-sungguh dapat dipercayai dan bersifat op to date dan mutakhir.

    5. Bahwa keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai

    yang ada setelah alternatif-alternatif itu dianalisa dengan matang.

    Pengambilan keputusan yang tidak didasarkan kepada kelima hal diatas akan

    dihadapkan kepada berbagai masalah seperti :

    1. Tidak tepatnya keputusan karena kesimpulan yang diperoleh dari fakta-fakta dan

    data yang tidak up to date dan tidak dapat dipercaya.

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    27/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 2: Kemampuan Manajerial

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 2 -9

    2. Tidak terlaksananya keputusan karena tidak sesuai dengan kemampuan

    organisasi untuk melaksanakannya, baik ditinjau dari segi manusia, uang

    maupun material

    3. Ketidakmauan orang-orang pelaksana untuk melaksanakannya karena tidak

    terlibat dalam keputusan yang diambil sesuatu hal yang menunjukan adanya

    sinkronisasi antara kepentingan organisasi dan kepentingan pribadi orang-orang

    di dalam organisasi tersebut.

    4. Timbulnya penolakan terhadap keputusan karena faktor lingkungan belum

    disiapkan untuk menerima akibat daripada keputusan yang diambil.

    2.4 Sistem Informasi

    Didalam modul ini dijelaskan bahwa :

    - Manajerial diwarnai oleh kepemimpinan

    - Kepemimpinan diwarnai oleh pengambilan keputusan

    - Pengambilan keputusan akan sangat ditentukan oleh tersedianya informasi yang

    mutakhir dan akurat.

    Disini jelas informasi mutakhir dan akurat sangat menentukan dalam rangka

    pengambilan keputusan oleh pimpinan dalam rangka mengelola kegiatan untuk

    mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

    Percepatan laju perkembangan teknologi informasi akan terjadi dalam dua bidang

    utama, yaitu (1) hardware-nya teknologi informasi dan, (2) software-nya teknologi

    informasi. Yang dimaksud dengan hardware teknologi informasi adalah segala

    peralatan maksimal dan elektronis yang dipergunakan dalam menangani informasi.

    Sebaliknya yang dimaksud dengan soft ware teknologi informasi adalah semua

    unsur-unsur non mesin dan non elektronis yang terutama berkisar pada sistem atau

    program yang digunakan dalam menangani informasi.

    Penciptaan masyarakat yang mempergunakan teknologi informasi yang sudah maju

    Siagian, SP Dr., dalam bukunya Sistem Informasi untuk pengambilan keputusan

    terdapat tujuh fungsi utama yang perlu dikembangkan.

    Fungsi-fungsi utama itu adalah :

    1. Penciptaan informasi

    2. Seleksi dan transmisi informasi

    3. Pengiriman (transisi) informasi

    4. Penerimaan informasi

    5. Penyimpanan untuk kemudian diambil kembali

    6. Penggunaan informasi dan

    7. Penialaian kritis dan feedback.

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    28/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 2: Kemampuan Manajerial

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 2 -10

    Dengan keterangan :

    1. Penciptaan informasi

    Kiranya perlu ditekankan terlebih dahulu bahwa ada perbedaan konsepsional

    yang cukup prinsipil antara data dan informasi. Perbedaan yang biasanya dibuat

    ialah dengan mengatakan bahwa data adalah bahan baku yang harus diolah

    sedemikian rupa sehingga berubah sifatnya menjadi informasi. Perbedaan ini

    penting untuk disadari oleh karena sesungguhnya data tidak mempunyai nilai

    apa-apa untuk mengambil keputusan. Hanya informasilah yang mempunyai nilai,

    dalam arti bahwa informasi akan memudahkan seorang pimpinan untuk

    mengambil keputusan.

    Dari segi ini pulalah pengertian dan fungsi penciptaan informasi harus dilihat.

    Dengan perkataan lain, menciptakan informasi tidak dapat dilepaskan dari

    sumber-sumbernya. Sumber informasi adalah input yang diperoleh dari

    berbagai sumber, seperti kegiatan-kegiatan operasional, pendapat masyarakat,

    data yang diperoleh karena kegiatan-kegiatan penelitian, data ilmiah berupa

    teori, dalil, hipotesa dan sebagainya.

    2. Seleksi dan Transmisi Informasi

    Dapat dipastikan bahwa bagaimanapun tingginya teknologi yang digunakan

    untuk menangani informasi, tidak semua orang di dalam satu organisasi yang

    memerlukan informasi yang sama untuk kegunaan yang sama pula. Misalnya

    informasi tentang produksi akan lebih berguna bagi pimpinan unit produksi

    dalam satu perusahaan dibandingkan dengan kegunaan informasi tersebut bagi

    pimpinan unit kepegawaian daripada bagi pimpinan unit pemasaran. Demikian

    seterusnya.

    3. Pengiriman Informasi

    Dalam rangka mengambil pengiriman informasi, pada dasarnya sebagai upaya

    penyebaran informasi dengan maksud untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

    1. Pimpinan organisasi memahami, mungkin lebih daripada siapapun di dalam

    organisasi, bahwa penguasaan atau pengaruh atas sarana komunikasi

    merupakan faktor yang menentukan bagi peranan informasi di dalam

    organisasi.

    2. Pimpinan organisasi memiliki informasi, baik yang menyangkut organisasi

    maupun yang menyangkut hal-hal di luar organisasi yang tidak dimiliki olehorang lain di dalam organisasi.

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    29/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 2: Kemampuan Manajerial

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 2 -11

    3. Pimpinan organisasi mengajukan konsep-konsep tentang organisasi dalam

    mana para bawahannya mengolah informasi. Dengan kata lain, falsafah

    organisasi yang dianut oleh pimpinan organsasi berpengaruh kuat terhadap

    sistem informasi yang diciptakan, dipelihara dan digunakan.

    4. Pimpinan organisasi berusaha untuk menyebarluaskan informasi sampai

    kepada tingkat tertentu demi efisiensi pencapaian tujan.

    5. Pimpinan organisasi merupakan sasaran pengiriman informasi oleh orang

    lain dan sekaligus merupakan sumber sistem pengolahan informasi.

    6. Pimpinan organisasi mempengaruhi penciptaan dan penyebarluasan

    informasi.

    7. Pimpinan organisasi mempengaruhi sifat dan intensitas kegiatan

    penyebarluasan informasi di dalam organisasi yang dipimpinnya, yang

    sebaliknya mempengaruhi pula organisasi-organisasi lain yang serupa.

    8. Pimpinan organisasi mempergunakan informasi untuk mempengaruhi

    pendapat orang lain tentang organisasi yang dipimpinnya, misalnya melalui

    iklan, propaganda, slides di bioskop, berita-berita pers, pembukaan

    perusahaan secara resmi oleh pembesar negara dan sebagainya.

    4. Penerimaan Informasi

    Jika memang benar bahwa peranan informasi di dalam semua segi kehidupan

    masyarakat informasional akan sangat dominan. Maka tugas penerimaan

    informasi secara selektif akan dilakukan oleh berbagai pihak, seperti karyawan-

    karyawan profesional misalnya advokat, akuntan, administrator lembaga

    pendidikan tinggi, dokter dan sebagainya.

    Disamping itu, orang-orang biasa perpustakaan dan bahkan mesin-mesin

    seperti komputer pun akan menerima informasi secara selektif.

    5. Penyimpanan Informasi Untuk Diambil Kembali (Storage for Retrieval)

    Bentuk-bentuk dan cara-cara penyimpanan informasi dapat beraneke ragam,

    seperti ingatan manusia, sistem kart pada perpustakaan, tape pada mesin

    komputer dan sebagainya.

    Dalam kegiatan menyimpan informasi biasanya diperhatikan benar agar

    keselamatan, keamanan serta kerahasiaan informasi perlu dijamin oleh karena

    informasi itu dapat menyangkut rahasia negara, rahasia perusahaan dan atau

    rahasia perorangan.Ditinjau dari segi teknologi informasi, alat penyimpanan informasi di masa depan

    akan menjadi semakin kompak sehingga tidak lagi memerlukan spasi yang luas

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    30/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 2: Kemampuan Manajerial

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 2 -12

    dan besar. Ingat misalnya tape discs CD room, DVD dll yang sekarang inipun

    telah banyak digunakan.

    6. Penggunaan Informasi

    Ciri khas daripada informasi ialah dihubungkan informasi itu dengan kegiatan-

    kegiatan perorangan, kegiatan-kegiatan perusahaan, kegiatan-kegiatan

    organisasi-organisasi sosial maupun kegiatan-kegiatan pemerintah. Beberapa

    contoh yang dapat diberikan adalah : yang pasti informasi sangat berguna untuk

    pengambilan keputusan, sehubungan dengan itu agar supaya mempunyai nilai,

    informasi harus dianalisa, diterjemahkan ke dalam kegiatan-kegiatan operasional

    dan dikomunikasikan kepada orang dan / atau mesin yang melakukan tindakan-

    tindakan atas dasar informasi yang diterimanya.

    7. Penilaian yang Kritis dan Sistem Feedback

    Berhubungan erat dengan semua fungsi utama yang telah dibahas di muka,

    diperlukan pula kegiatan penilaian yang kritis terhadap sistem informasi yang

    diperlukan, dipergunakan dan yang dihasilkan oleh sistem tersebut.

    Untuk mengadakan penilaian yang kritis diperlukan serangkaian standar

    penilaian. Sasaran penilaian antara lain adalah :

    a. Validitas daripada informasi yang diterima

    b. Signifikan daripada informasi tersebut.

    c. Kegunaannya terutama ditinjau dari segi proses pengambilan keputusan.

    d. Hubungannya dengan informasi lain.

    Hasil penilaian hanya ada manfaatnya jika hasil tersebut disalurkan kepada

    pimpinan organisasi melalui satu sistem feedback. Sistem feedback

    dimaksudkan untuk digunakan sebagai bahan dalam rangka usaha :

    a. Merumuskan kebijaksanaan baru tentang sistem informasi yang diperlukan

    b. Membuat keputusan baru tentang cara-cara baru dalam rangka usaha

    menciptakan memelihara dan mempergunakan sistem baru tersebut.

    c. Meningkatkan kesadaran semua pihak tentang pentingnya informasi dalam

    pelaksanaan tugas masing-masing terutama dalam pengambilan keputusan

    d. Dan sebagainya.

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    31/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 2: Kemampuan Manajerial

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 2 -13

    2.5 Komunikasi dan Hubungan antar Manusia

    Mendengarkan adalah awal dari semua kebijaksanaan; belajar adalah

    mendengarkan secara efektif.

    Begitulah pendapat Hubert Rampersad lebih lanjut dalam bukunya Total

    Performance Scorecard berpendapat, komunikasi antar pribadi adalah unsur penting

    sebuah kelompok kerja dan bertindak sebagai perekat yang mengikat unsur-unsur

    organisasi. Perbedaan gaya komunikasi antar pribadi diantara rekan kerja, teman

    dan yang lain merupakan penyebab kurangnya pengertian, pertikaian, kekecewaan

    dan peluang yang hilang. Semua itu merupakan peluang tersia-sia yang tidak

    mempunyai tempat dalam berorganisasi. Tujuan utama komunikasi antar pribadi

    adalah penciptaan saling pengertian. Selain itu, target komunikasi berikut juga

    berperan.

    Memacu pembelajaran bersama; pembaruan, berbagi dan saling tukar

    pengetahuan; membuat karyawan tetap mengikuti perkembangan dan

    menciptakan transparansi.

    Memacu saling kerja sama dan kebersamaan (perasaan kita) dan mendorong

    orang untuk bertindak

    Mengutarakan norma dan nilai organisasi; mempengaruhi pandangan dan sikap

    orang; dan memupuk pemahaman kita bersama tentang perubahan dan

    perbaikan.

    Mengembangkan keterampilan seperti kemampuan mendengarkan dengan baik,

    membuat prioritas, merencanakan kegiatan dan kemampuan lain.

    Memberi dan menerima umpan balik

    Dengan begitu, komunikasi antar pribadi berkaitan dengan meluaskan pengetahuan

    (pembelajaran) dan akibatnya mengubah perilaku dan sikap orang. Proses

    komunikasi ini terdiri atas pengirim yang memancarkan pesan kepada penerima

    yang menafsirkank pesan itu dan kemudian menafsirkan tanggapan penerima ataspesan itu. Umpan balik itu memberi pengirim ada kesempatan untuk memastikan

    bahwa pesannya telah diterima dan dipahami. Karena itu, komunikasi merupakan

    siklus berkesinambung aksi dan reaksi. Hal itu merupakan proses dua arah yang

    konstan. Ketika orang saling berkomunikasi, mereka secara bergantian menjadi

    pengirim dan penerima pesan. Komunikasi hanya berhasil ketika terjadi interaksi

    antara pengirim dan penerima pesan. Komunikasi hanya berhasil ketika penerima

    menafsirkan pesan itu berdasarkan niat pengirim. Menurut Evans dan Russel

    (1991), komunikasi menjadi semakin dalam dan bernilai ketika kita

    menciptakan ruang keterbukaan, kepercayaan dan saling menghormatidengan

    cara tertentu sehingga kita juga dapat berbagi pikiran, perasaan, emosi, kepekaan,

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    32/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 2: Kemampuan Manajerial

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 2 -14

    intuisi, gairah, kebahagiaan, impian dan kebenaran satu sama lain. Proses ini dapat

    dihambat oleh perbedaan pola pikir pengirim dengan penerima. Pola pikir itu atau

    cara kita sendiri melihat sesuatu, diciptakan oleh hal-hal seperti pola asuh,

    pendidikan, pengalaman, norma dan nilai.

    Dalam konteks sebuah tim, komunikasi antar pribadi melibatkan proses pertukaran

    pesan antara anggota tim. Hal itu bisa terjadi dengan berbicara atau menulis. Daftar

    berikut menguraikan unsur kunci komunikasi lisan :

    Bahasa ucap (verbal). Hal ini meliputi cara penggunaan kata, seperti dlam

    kalimat panjang dan rumit atau kalimat pendek dan mudah dalam bahasa

    (seperti dalam bahasa Perancis atau Spanyol) yang digunakan seseorang atau

    apakah seseorang berbicara dalam format aku atau kita . bahasa ucap

    mengungkapkan di antaranya tingkat pendidikan dan kecerdasan seseorang

    Variasi bunyi.Hal ini merupakan unsur-unsur bunyi yang tidak termasuk dalam

    bahasa lisan itu sendiri, seperti volume, aksen, kejelasan, tinggi nada,

    kecepatan bicara, tertawa, menangis dan sebagainya. Dari unsur-unsur ini kita

    bisa menyimpulkan perasaan orang. Misalnya kegelisahan ditunjukan dengan

    kecepatan bicara yang tinggi dan suara yang bergetar.

    Informasi kasatmata (noneverbal). Hal ini melibatkan bahasa tubuh, seperti

    merah padam karena malu, pucat karena takut, mengernyit, tertawa, gerakan

    kepala, melipat lengan di dada, isyarat tangan, pakaian, perawatan diri,

    menggaruk, bermain-main dengan benda saat penuturan cerita panjang dan

    seterusnya. Penelitian memperlihatkan bahwa lebih dari 70% dari semua

    komunikasi bersifat nonverbal.

    Komunikasi nonverbal dapat dibagi kedalam kategori berikut :

    Sikap tubuh. Hal ini petunjuk sikap tubuh seperti bahu turun (lemah, rasa

    rendah diri); kepala terangkat (percaya diri, bangga); kaki disilangkan (yakin);

    kaki di bawah kursi (curiga); loyo (tidak tertarik); mencodongkan tubuh ke arah

    mitra bicara (tertarik, bersemangat); dan bentuk bahasa tubuh yang lain.

    Raut muka.Hal ini meliputi raut muka seperti mata membeliak (kagum, terkejut);

    mata berkedip (gelisah); menatap mata seseorang (tertarik, memperhatikan);

    menghindari kontak mata (tidak percaya diri); mulut tertutup rapat (bertekad);

    Aksi

    Pengirim Penerima

    Aksi

    Pesan

    Penafsiran

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    33/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 2: Kemampuan Manajerial

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 2 -15

    muka memerah (perasaan malu, bersemangat); muka memucat (rasa takut,

    amarah); dan ungkapan lain.

    Gerakan tangan. Hal ini meliputi tindakan yang melibatkan tangan, seperti

    tangan di pinggul (sikap atasan); tangan di punggung (termenung, pasif);

    mengepal (marah, bersemangat); tangan di mulut (malu, tidak percaya diri);

    kepala bertumpu di tangan (termenung); gerakan dengan telunjuk (menarik

    perhatian kepada); mengatur kacamata (ragu); membersihkan kacamata

    (menghemat waktu); dan lain-lain.

    Jarak. Jarak di antara orang-orang yang sedang berbicara. Kebanyakan

    hubungan antar pribadi berlangsung dalam jarak sekitar satu lengan. Orang

    asing biasanya menjaga jarak lebih jauh, sedang orang yang lebih saling

    mengenal biasanya berdii sejauh setengah lengan.

    Kesederhanaan gaya;rumusan yang dapat dimengerti, kata-kata yang mudah

    dan kalimat yang pendek.

    Strukturyang dapat dikenali; argumentasi jelas dengan arah jelas.

    Isi singkat padat;tidak menyimpang dari hal-hal penting, ringkas

    Gaya yang memacu; seperti sikap terus terang, bertanya, bercanda,

    menganggap lawan bicara berharga dan setara.

    Karena itu, komunikasi antar pribadi yang efektif merupakan bantuan penting bagi

    keberhasilan berorganisasi. Keterampilan komunikasi juga merupakan bagian dari

    profil kemampuan manajer dan karyawan. Komunikasi antar pribadi melibatkan

    diantaranya mengajukan pertanyaan yang tepat, mendengarkan jawaban yang anda

    dapatkan dan kemudian menanggapi jawaban itu. Untuk mencapai komunikasi dua

    arah yang efektif, penerima harus mendengarkan penuh perhatian dengan sebagai

    contoh bertanya, meringkas, menjelaskan dan bersikap siaga. Tanggung jawab

    manajer adalah menciptakan lingkungan kerja dimana komunikasi efektif dapatdikembangkan. Hal itu bisa dilakukan dengan metode berikut :

    Bersikap jujur dan terbuka, serta memberi semua orang informasi yang

    diperlukan

    Berbicara tentang kita dan bukan tentang aku dan kamu

    Jangan mengabaikan karyawan anda

    Tanyakan pendapat dan pandangan mereka

    Jelaskan sebelumnya mengapa akan diambil tindakan tertentu

    Dengarkan dengan penuh perhatian dan berikan umpan balik yang membangun

    Tempatkan diri anda di posisi lawan bicara

    Pahami karyawan anda dan buat kesepakatan

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    34/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 2: Kemampuan Manajerial

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 2 -16

    Hindari komentar egois seperti, Pengalaman saya yang sudah bertahun-tahun

    memperlihatkan bahwa ...., Saya tahu apa yang saya katakan ...., dan

    seterusnya

    Tekanan tujuan

    Jangan mencari kambing hitam

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    35/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 3: Sistem Manajemen Pelaksanaan Konstruksi

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 3-1

    BAB III

    SISTEM MANAJEMEN PELAKSANAAN KONSTRUKSI

    3.1 Sekilas tentang Filosofis Berfikir, Bersikap dan Bertindak

    3.1.1 Meletakkan Tangga pada dinding yang benar

    Adaikata saja anda ingin tiba dari suatu tempat tertentu di tengah kota

    Bandung (Jawa Barat). Sebuah peta jalan kota itu akan sangat membantu

    anda untuk tiba di tempat tujuan. Akan tetapi, andaikan saja anda diberi peta

    yang salah, karena kesalahan cetak, peta yang diberi nama Bandung

    sebenarnya adalah peta Badung (di propinsi Bali). Dapatkah anda

    bayangkan rasa frustrasi dan ketidak efektifan usaha untuk mencapai tempat

    tujuan anda ?

    Anda mungkin sedang, mengolah perilaku anda anda dapat berusaha lebih

    keras, lebih giat, melipatgandakan kecepatan anda. Akan tetapi usaha anda

    hanya akan berhasil membawa anda ke tempat yang salah tersebut dengan

    lebih cepat.

    Anda mungkin sedang mengolah sikap anda anda dapat berpikir secara

    lebih positif. Anda tetap tidak akan tiba ke tempat yang benar, tetapi mungkinanda tidak akan peduli. Sikap anda akan menjadi begitu positif sehingga

    anda akan bahagia di manapun anda berada.

    Intinya adalah anda masih tersesat. Masalahnya yang mendasar tidak ada

    kaitannya dengan perilaku anda atau sikap anda. Masalah sebenarnya

    berkaitan dengan memiliki peta yang salah.

    Jika anda mempunyai peta yang benar dari Bandung Jawa Barat, maka

    ketekunan menjadi penting dan jika anda menghadapi penghalang yang

    membuat frustrasi sepanjang jalan, maka sikap dapat membuat perbedaan

    yang benar-benar menentukan. Akan tetapi, persyaratan yang pertama dan

    paling penting adalah keakuratan peta tersebut.

    MUDAH SEKALI TERPERANGKAP DI DALAM PERANGKAP AKTIVITAS

    YANG MENGHARUSKAN BEKERJA LEBIH KERAS LAGI DAN LEBIH

    KERAS UNTUK MENAIKI ANAK TANGGA KEBERHASILAN.

    TETAPI JIKA TANGGA TERSEBUT TIDAK BERSANDAR PADA DINDING

    YANG BENAR MAKA SETIAP LANGKAH YANG KITA AMBIL CUMA

    MEMBAWA KE TEMPAT YANG SALAH DENGAN LEBIH CEPAT.

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    36/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 3: Sistem Manajemen Pelaksanaan Konstruksi

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 3-2

    Supaya kita tidak salah dalam melangkah, ada suatu pertanyaan yang

    sangat mendasar : BAGAIMANA KITA DAPAT MELETAKKAN TANGGA

    PADA DINDING YANG BENAR.

    Sebagai manajer suatu waktu akan memulai pekerjaan, selalu menyiapkan

    rencananya paling tidak konsepnya, kemudian melakukan komunikasi dan

    hubungan antar manusia secara internal dan external untuk mendapatkan

    pemikirannya dan informasi yang akurat serta mutakhir. Dengan informasi

    yang tepat dapat diolah sebagai masukan yang tepat untuk selanjutnya

    dapat diolah sebagai masukan pengambilan keputusan untuk dilaksanakan

    dibawah komando kepemimpinan seorang manajer.

    Begitulah sekilas tentang meletakkan tangga pada dinding yang benar.

    Benardan Lengkap

    Apa modalnya ? mari dilanjutkanGb. 2.1 Meletakan tangga pada dinding yang benar

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    37/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 3: Sistem Manajemen Pelaksanaan Konstruksi

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 3-3

    Benar

    - Mengikuti pola tertentu yang realistis yang mengindahkan/

    memperdulikan dan menampung kenyataan hidup dan kehidupan di

    dunia ini.

    - Kriterianya akan terkait dengan fungsi

    - Kumpulan fungsi-fungsi akan menjamin berfungsinya produk

    Catatan :

    Lengkap :

    - Kriterianya dipenuhi melalui segi dimensi dan besaran pada unsur-

    unsurnya yang terlibat atau terkait

    - Masing-masing unsur yang terlibat/ terkait telah memberikan

    kontribusinya/ sumbangannya sesuai dengan fungsinya

    3.1.2 Pendekatan Fungsional

    Untuk mencapai manfaat yang maksimal dari sumber daya yang terbatas,

    kita harus memanfaatkan kemampuan kita untuk berfikir kreatif dan inovatif

    dengan mengambil manfaat dari kemajuan teknologi dalam metode

    pelaksanaan dan peralatan maupun material. Dengan mengaplikasikan

    kemampuan tersebut kita dapat menghemat biaya pelaksanaan pekerjaan.

    Untuk memperoleh fasilitas yang kita perlukan sesuai dengan ketersediaan

    sumber daya kita harus menggunakan segala kemungkinan untuk mencapai

    fungsi yang maksimal dengan biaya yang seminimal mungkin, tepatnya

    adalah harus diupayakan melalui perekayasaan nilai dengan pendekatan

    fungsional secara sistematis dan komprehensif.

    Pendekatan fungsional ini meliputi kelompok teknik antara metodologi

    rekayasa nilai yang menetapkannya dan membedakan dengan usaha

    penurunan biaya secara signifikan. Pendekatan fungsional ini terdiri dari tiga

    teknik yang berkaitan satu sama lain yaitu definisi fungsional (functional

    definition), evaluasi fungsional (functional evaluation) dan alternatif-alternatif

    (functional alternatives).

    Teknik-teknik ini dilakukan menjadi satu dalam suatu sistem yang dikenal

    sebagai sistem evaluasi funsional (functional evaluation system). Sistem ini

    mungkin adalah salah satunya yang paling penting dan bermanfaat dari

    teknik perekayasaan nilai.

    Sebelum menentukan tekniknya yang termasuk dalam sistem evaluasifungsional, suatu konsep yang harus dimengerti adalah biaya siklus hidup

    (life cycle cost) khususnya untuk konstruksi dapat dengan SIDLACOM

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    38/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 3: Sistem Manajemen Pelaksanaan Konstruksi

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 3-4

    (Survey Investigation, Design, Land Acquisition, Construction, Operation and

    Maintenance).

    Untuk menjadikan biaya total seminimal mungkin adalah perlu untuk

    meninjau diluar biaya utama atau biaya konstruksi.

    Semua elemen-elemen yang berhubungan harus dipertimbangkan misalnya

    biaya operasi dan pemeliharaan, kualitas, nilai sisa (salvage value) biaya

    penggantian (replacement cost) dan sebagainya.

    Untuk memperoleh nilai yang bagus (good value) fungsi harus ditentukan

    secara berhati-hati dan dievaluasi agar menggambarkan alternatif-alternatif

    fungsional yang mungkin dapat ditentukan dan menghasilkan penghematan

    biaya siklus hidup.

    3.1.3 Fungsi

    Fungsi, maksud spesifik atau penggunaan yang dikehendaki dari suatu

    bagian atau proyek adalah karekteristik yang membuatnya berfungsi bekerja

    atau terjual. Singkatnya yaitu mengapa pemilik, langganan, atau pemakai

    membeli suatu produk. Fungsi adalah berhubungan erat dengan nilai

    penggunaan (use value) atau bagian dari kualitas yang memberikan :

    kepuasan dan keandalan dalam penggunaannya.

    a. Definisi dua kata

    1) Usaha permulaan untuk menentukan fungsi-fungsi dari suatu bagian

    biasanya akan menghasilkan beberapa konsep-konsep yang

    dijelaskan didalam banyak kalimat-kalimat.

    Metode ini dapat menjelaskan kayalan fungsi-fungsi dengan

    memuaskan, baik secara ringkas maupun cukup dikerjakan untuk

    pendekatan fungsional untuk menentukan fungsi dengan

    mempertimbangkan kebutuhan sebenarnya dari pemakaianya.

    Sifat-sifat atau karekteristik-karekteristik penampilan yang

    membenarkan penampilan sesuatu bagian, baik pemilik tertentu atau

    pemakai adalah ditentukan.

    2) Suatu ketentuan dari perekayasaan nilai adalah fungsi harus

    ditentukan oleh dua kata satu kata kerja dan satu kata benda.

    a. Kata kerja menjawab pertanyaan, apa yang dikerjakan? (what

    does it do). Pertanyaan ini memusatkan perhatian pada fungsi

    bukan pada perencanaan dan memberikan pengarahan tepat dariperekayaan nilai.

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    39/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 3: Sistem Manajemen Pelaksanaan Konstruksi

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 3-5

    Ini adalah permulaan yang radikal dari usaha pengurangan biaya

    secara signifikan dimana pertanyannya adalah Apa itu ? (what

    is it), dan yang mana kemudian berkonsentrasi pada pembuatan

    item yang sama yang lebih rendah biayanya dengan menjawab

    pertanyaan, Bagaimana kita menurunkan biaya dari

    perencanaan ini ?.

    Usaha secara tradisional biasanya kurang memikirkan

    pertimbangan fungsional atau kebutuhan pemakainya.

    b. Setelah menjawab pertanyaan Apa yang dikerjakan ?, dengan

    sebuah kata kerja yang menentukan item itu memerlukan tindak

    lanjut action (mungkin menghasilkan, kontrol, mengeluarkan,

    melindungi, memindahkan, ......... ), pertanyaan kedua Terhadap

    apa yang dikerjakan itu ?, harus dijawab dengan sebuah kata

    benda yang memberitahukan apa yang dikerjakan terhadapnya,

    (electrical, temperatur, cairan, penerangan permukaan, suara

    .........). Benda-benda ini harus dapat diukur atau paling tidak

    dimengerti dalam bentuk yang dapat diukur, yang mana pada

    proses evaluasi yang akan dilakukan kemudian, suatu nilai

    tertentu yang berhubungan dengan fungsi harus diberikan

    padanya.

    Suatu benda yang dapat diukur bersama dengan suatu kata keja

    aktif memberikan penjelasan dari suatu fungsi pekerjaan,

    misalnya menghemat energi, memindahkan muatan, mendukung

    atap menampung air, mengalirkan air, dan sebagainya mereka

    memberikan pernyataan kuantitatif.

    Definisi fungsional terdiri dari suatu satu kata kerja pasif dan satu

    kata benda yang tak dapat diukur diklasifikasikan sebagai fungsi

    pelayanan.

    b. Alasan untuk definisi dua kata

    Sistem untuk menentukan suatu fungsi dalam dua kata, satu kata kerja

    dan satu kata benda, dikenal sebagai ringkasan dua kata.

    Ringkasan ini mewakili satu kerangka penyajian dengan ingatan yang

    relatif lengkap.

    Keuntungan 2 dari sistem ini adalah ;1) Mendorong kepadatan arti

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    40/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 3: Sistem Manajemen Pelaksanaan Konstruksi

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 3-6

    Apabila tidak dapat menentukan suatu fungsi dalam dua kata, berarti

    kita kurang mempunyai informasi yang cukup tentang problemnya

    atau kita menentukan problem dari suatu segment terlalu luas.

    2) Dengan menggunakan hanya dua kata, kita dipaksa untuk

    memecahkan problem didalam elemen-elemennya yang lebih

    sederhana

    3) Membantu dalam mencapai pemisahan dari yang spesifik ke level

    yang lebih luas. Dengan hanya menggunakan dua kata,

    kemungkinan kesalahan komunikasi dan salah pengertian dapat

    dikurangi seminimal mungkin.

    3.1.4 Mengklasifikan Fungsi-fungsi

    Fungsi-fungsi dapat dibedakan fungsi primer dan fungsi sekunder.

    a. Fungsi Primer

    Fungsi primer adalah merupakan dasar atau ketentuan yang diperlukan

    untuk penampilan dari suatu item atau suatu produk dan menjawab

    pertanyaan Apa yang harus dilakukannya ?.

    Suatu item dapat mempunyai lebih dari satu fungsi primer. Ini ditentukan

    oleh pertimbangan kebutuhan pemakainya.

    Suatu dinding luar yang tidak menahan beban pada mulanya dapat

    ditentukan fungsinya sebagai menutup ruangan. Namun, analisa

    fungsional lebih lanjut menentukan bahwa khusus untuk dinding ini, dua

    buah fungsi primer (utama) yang lebih definitif dari yang tersebut diatas

    timbul, misalnya, melindungi ruangan dan menutup interior. Kedua-

    duanya menjawab : Apa yang harus dikerjakan ?.

    b. Fungsi Sekunder

    Fungsi sekunder menjawab pertanyaan Apa lagi yang dikerjakan ?.

    Untuk kepentingan value engineering, semua fungsi sekunder

    mempunyai nilai pemakaian nol. Fungsi sekunder adalah fungsi-fungsi

    penunjang dan biasanya merupakan hasil dari konfigurasi perencanaan

    tertentu. Pada umumnya fungsi-fungsi sekunder membebani biaya dan

    mungkin tidak begitu penting bagi penampilan dari fungsi utama.

    Fungsi utama yang memberikan nilai tinggi (kenimatan, kepuasan, dan

    penampilan) sebegitu jauh hanya diperkenankan apabila diperlukannyauntuk mengizinkan perencanaan atau item bekerja atau laku. Oleh

    karenanya meskipun fungsi-fungsi sekunder mempunyai nilai pakai nol,

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    41/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 3: Sistem Manajemen Pelaksanaan Konstruksi

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 3-7

    mereka kadang-kadang memainkan suatu bagian penting didalam

    marketing atau penentuan dari perencanan atau produk. Value analyst

    diperlukan untuk menganalisa penampilan fungsional utama berasal dari

    fungsi-fungsi sekunder yang tidak terlalu penting. Apabila telah diketahui,

    akan menjadi mudah untuk mengurangi biaya dari fungsi-fungsi sekunder

    namun tetap memberikan penampilan yang diperlukan untuk

    mengizinkan perencanaan itu laku. Value engineering berusaha untuk

    mengurangi fungsi-fungsi sekunder sebanyak mungkin.

    c. Contoh

    Tentukan fungsi utama dan fungsi sekunder dari pekerjaan konstruksi.

    Dimana suatu item mempunyai lebih dari satu fungsi yang terdiri dari

    fungsi primer maupun sekunder seperti contoh dalam matrik berikut ini :

    ITEM FUNGSI TYPE

    Bendungan Menampung air

    Mengendalikan banjir

    Perikanan

    Pariwisata

    UtamaSekunderSekunderSekunder

    Saluran irigasi Mengalirkank air

    Mengairi sawah Mengairi kolam ikan

    Membilas lingkungan

    Utama

    UtamaSekunderSekunder

    Jalan Transportasi

    Menghubungkan 2 lokasi

    Pengembangan wilayah

    Batas wilayah

    UtamaUtamaSekunderSekunder

    Rumah Hunian

    Home industri

    Tempat kost

    UtamaSekunderSekunder

    Jaringan listrik Menyalurkan arus listrik

    Penerangan

    Tenaga penggerak

    Home industri mengelas

    UtamaUtamaSekunderSekunder

    3.1.5 Evaluasi Fungsional

    Evaluasi fungsional adalah suatu bagian yang integral dari pendekatan

    fungsional, yang berhubungan langsung dengan konsep sistem approach

    dari definisi fungsional, nilai dan penggunaan kreatifitas.

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    42/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 3: Sistem Manajemen Pelaksanaan Konstruksi

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 3-8

    Sistem ini menggunakan suatu daftar dari tujuh pertanyaan tentang item

    yang akan dilakukan analisa yang jawabannya diperoleh dengan

    menggunakan teknik-teknik diatas.

    Pertanyaan-pertanyaan itu adalah :

    b. Apa itu ?

    c. Apa yang dilakukannya ? (singkatan dua kata)

    d. Apa yang harus dilakukannya ? (singkatan dua kata)

    e. Berapa biayanya

    f. Berapa biayanya untuk penampilan fungsi utamanya ?

    g. Apa lagi yang akan menampilkan fungsi utamanya ?

    h. Berapa biayanya ?

    Jawaban dari pertanyaan yang pertama nampaknya merupakan

    pendahuluan, bagaimanapun dalam menghadapi proyek-proyek yang

    komplek atau perencanaan-perencanaan, pertanyaan ini harus dijawab

    dengan referensi proyek secara lengkap atau bagiannya, agar dapat dicapai

    hasil yang diinginkan. Pertanyaan-pertanyaan Apa yang dilakukannya ?

    dan apa yang harus dilakukan ? harus dijawab dengan menggunakan

    singkatan-singkatan dua kata.

    Pertanyaan Berapa biayanya ? ditujukan pada perencanaan yang akan

    dianalisis, dimana perlu diperoleh data harga-harga. Data-data ini biasanya

    dapat diperoleh dari beberapa sumber, estimasi biaya, harga tender yang

    lalu, catalog data, supplier, engineering news record dan sebagainya.

    Dengan menentukan biaya menurut perencanaan dan biaya dari fungsi-

    fungsi sekundernya memungkinkan perhitungan biaya penampilan fungsi

    utamanya dan menjawab pertanyaan Berapa biaya penampilan fungsi

    utamanya ?.

    3.1.6 Alternatif Fungsional

    Sekarang kita telah menentukan fungsi utama dan biaya, fungsi sekunder

    dan biaya. Hal ini memperkenankan kita memasuki kebagian kreatif dari

    pendekatan fungsional dengan menjawab pertanyaan Apalagi yang dapat

    menampilkan fungsi utama ?.

    Kemudian kita melanjutkan untuk menjawab pertanyaan terakhir Berapa

    biayanya ? Dengan membandingkan biaya ini dengan biaya original yang

    diperoleh dari jawaban pertanyaan diatas, kita akan memperoleh pandanganyang jelas apakah penghematan biaya dapat diperoleh dengan

    menggunakan alternatif fungsional tersebut.

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    43/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 3: Sistem Manajemen Pelaksanaan Konstruksi

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 3-9

    Apabila penghematan dapat diperoleh maka kita akan melakukan penelitian

    alternatif ini pada tahapan lebih lanjut.

    Pendekatan fungsional adalah satu-satunya teknik perekayaan nilai yang

    paling penting dimana termasuk definisi fungsional, evaluasi fungsional dan

    pengembangan alternatif-alternatif fungsional.

    Ini adalah bagian yang terpenting dari upaya ini. Suatu definisi yang jelas

    dari fungsi-fungsi memungkinkan kita untuk menganalisa dan menentukan

    harga tiap-tiap fungsi, mengembangkan alternatif-alternatif dan menentukan

    harga dari alternatif-alternatif. Hal ini memungkinkan penentuan

    penghematan-penghematan yang dapat dicapai oleh setiap alternatif dan

    memungkinkan pemilihan alternatif yang terbaik.

    3.2 Sistem Manajemen Pelaksanaan Konstruksi

    3.2.1 Mengenal Sistem

    Pada dasarnya hidup dan kehidupan di dunia ini serba sistem dan karenanya

    perlu mengenal sistem secara mendasar.

    a. Sistem adalah satuan dinamis yang terdiri dari sekelompok unsur yang

    saling berinteraksi dengan berbagai cara dalam proses mencapai tujuan.

    b. Adapun inetraksi unsur-unsur sistem tampak dalam bentuk :

    1. Saling berhubungan

    2. Saling ketergantungan / keterkaitan

    3. Saling melengkapi

    c. Unsur-unsur sistem berinteraksi dengan :

    1. Kekuatan / kekuasaan

    2. Struktur

    3. Hirarki / tingkatan

    Sistem karena sifatnya sebagai satuan dinamis, harus dilihat sebagai

    sesuatu yang relatif, dimana selalu mencari keseimbangan. Artinya bahwa

    sistem, baik itu yang diciptakan maupun yang sedang tumbuh selalu

    mengarah ketingkat menuju yang lebih lengkap dengan berusaha

    melengkapi diri. Tetapi dipihak lain jika interaksi itu tidak baik akan

    menghasilkan suatu sistem yang tidak terpadu yang akan mengarah pada

    tingkat kelengkapan yang justru semakin rendah.

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    44/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 3: Sistem Manajemen Pelaksanaan Konstruksi

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 3-10

    Sistem dapat dikelompokkan dalam 2 golongan :

    a. Sistem yang lengkap

    Yaitu sistem yang unsur-unsurnya lengkap, unsur-unsurnya beriteraksi

    dengan baik dan bertahan dari waktu ke waktu.

    b. Sistem dikatakan tidak lengkap bilamana :

    - unsur-unsurnya kurang

    - atau unsur-unsurnya cukup tetapi tidak saling beriteraksi dengan efektif

    - tidak dapat memelihara dirinya pada suatu kelengkapan dari waktu ke

    waktu

    Analisis sistem

    Suatu sistem jika dianalisa dan dibongkar, akan menghasilkan :

    a. Tingkatan sistem

    - Dibawah suatu sistem ada sistem yang lebih rendah, katakanlah sub

    sistem dibawah sub sistem katakanlah sub-sub sistem.

    - Diatas suatu sistem ada sistem yang lebih luas lingkupnya yaitu

    dapat disebut Supra Sistem.

    b. Unsur

    Pembongkaran lebih lanjut akan menghasilkan kelompok unsur-unsur

    yang mencerminkan adanya Struktur fungsi / tugas dan tujuan unsur

    sistem.

    Secara singkat analisis berarti suatu usaha pengungkapan, pengenalan

    serta penguraian dengan maksud untuk memperjelas hal-hal yang dianggap

    tersembunyi didalam suatu persoalan atau masalah.

    Analisis sistem adalah suatu pendekatan yang dilakukan secara sistematis

    dengan menggunakan teknik dan metode tertentu dan bertujuan untuk

    MENGENALI MASALAH SECARA BENAR DAN LENGKAP.

    Pengertian pengenalan masalah secara BENAR apabila masalah itu

    dikenal sampai pada strukturnya kriterianya Fungsi dimana unsur-unsurnya

    berfungsi dan memberikan kontribusi, sedangkan LENGKAP kriterianya

    berwujud besaran dan dimensinya.

    Kemudian dapat dilakukan langkah-langkah selanjutnya :

    - mencari dan menentukan tujuan / sasaran dari masalah tersebut

    - mencari dan menetapkan alternatif kemungkinan pemecahan masalah

  • 5/25/2018 GSBC-02 Manajerial Pelaksana Konstruksi

    45/106

    Modul GSBC-02: Manajerial Pelaksanaan Konstruksi Bab 3: Sistem Manajemen Pelaksanaan Konstruksi

    Pelatihan General Superintendent of Building Construction (GSBC) 3-11

    - membanding-bandingkan alternatif yang ditetapkan dengan

    memperhatikan konsekuensi yang akan timbul dari tiap-tiap alternatif yang

    ditetapkan.

    Semuanya tersebut diatas dilakukan dengan mengikuti kerangka yang

    sedapat mungkin secara analitis sistematis untuk menghasilkan penilaian

    yang tepat tentang masalah tersebut agar hasilnya dapat dipakai untuk

    pengambilan keputusan dan menentukan kebijakan maupun tindakan-

    tindakan selanjutnya.

    Sebagai ilustrasi tentang satu kesatuan sistem dapat digambarkan supra

    sistem engine (motor penggerak) yang unsur-unsur sistemnya terdiri dari :

    1. Sistem bahan bakar

    2. Sistem pelumasan

    3.