granulasi basah

10
GRANULASI BASAH Dasar Teori Granulasi basah merupakan salah satu cara pembuatan tablet kompresi yang paling banyak digunakan. Caranya yaitu dengan memproses campuran partikel zat aktif dengan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi massa tablet dengan larutan pengikat tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa basah tersebut digranulasi. Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu perekat (cairan pengikat) sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini membetuhkan larutan, suspense atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke dalam campuran serbuk atau dapt juga bahan tersebut dimasukkan kering kedalam campuran serbuk atau cairan dimasukkan terpisah. Cairan yang ditambahkan memiliki peranan yang sangat penting dimana jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat. Gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampi tercapai dispersi yang merata dan semua bahan pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh masa basah atau lembab maka massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul segingga luas permukaan meningkat dan proses

Upload: agus-imam-muhgni

Post on 27-Jun-2015

2.650 views

Category:

Documents


23 download

TRANSCRIPT

Page 1: GRANULASI BASAH

GRANULASI BASAH

Dasar Teori

Granulasi basah merupakan salah satu cara pembuatan tablet kompresi yang paling banyak

digunakan. Caranya yaitu dengan memproses campuran partikel zat aktif dengan eksipien menjadi

partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga

terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan

terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan

kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi massa tablet

dengan larutan pengikat tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa

basah tersebut digranulasi.

Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu perekat (cairan pengikat)

sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini membetuhkan larutan, suspense atau bubur yang

mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke dalam campuran serbuk atau dapt juga bahan

tersebut dimasukkan kering kedalam campuran serbuk atau cairan dimasukkan terpisah. Cairan yang

ditambahkan memiliki peranan yang sangat penting dimana jembatan cair yang terbentuk di antara

partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat. Gaya

tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling penting pada awal pembentukan granul, bila cairan

sudah ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampi tercapai dispersi yang merata dan semua bahan

pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh masa basah atau lembab maka massa dilewatkan pada

ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau oscillating granulator tujuannya agar terbentuk

granul segingga luas permukaan meningkat dan proses pengeringan menjadi lebih cepat, setelah

pengeringan granul diayak kembali.

Keuntungan metode granulasi basah:

Memperoleh aliran yang baik

Meningkatkan kompresibilitas dan sifat kohesinya

Untuk serbuk dengan BJ nyata rendah (voluminous) sehingga dapat mencegah kontaminasi silang

Dapat digunakan untuk tablet dengan system pelepasan zat aktif terkendali

Mencegah segregasi komponen sehingga diperoleh sediaan dengan keseragaman kandungan yang

baik

Distribusi keseragaman kandungan

Page 2: GRANULASI BASAH

Meningkatkan kecepatan disolusi untuk obat yang kurang larut (dengan cara pemilihan larutan

pengikat dan pengikat yang sesuai atau penambahan zat pengikat kelarutan obat)

Kekurangan metode Granulasi Basah

Banyak tahap dalam proses yang harus dikalibrasi

Biaya cukup tinggi karena diperlukan ruang, energy, dan peralatan yang basar

Zat aktif yang sensitive terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan cara ini

Rendemen akan lebih kecil karena hilangnya massa campur pada setiap tahap

1. Zat Aktif

a. Parasetamol

Paracetamol adalah derivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik/analgesik

Sifat antipiretik disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan efek

sentral.

Sifat analgesik parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang.

Sifat antiinflamasinya sangat lemah sehingga sehingga tindak digunakan sebagai antirematik.

1. Nama senyawa :

N-acetyl-para-aminophenol

Asetaminofen (parasetamol)

4-hidroksi asetanilid,

p-hidroksi asetanilid,

p-asetamidofenol,

p-asetaminofenol,

pasetilaminofenol,

Nama dagang : Pamol

2. Struktur molekul :

Page 3: GRANULASI BASAH

C8H9NO2

3. Berat molekul :

BM 151.17

4. Pemerian :

Serbuk hablur, putih atau hampir putih; rasa pahit dan tidak berbau.

5. Kemurniaan :

Mengandung tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2 dihitung

terhadapzat anhidrat.

6. Kelarutan :

Kelarutan Larut dalam 70 bagian air, larut dalam 20 bagian air mendidih, larut dalam 7 bagian

alkohol, larut dalam 13 bagian aseton, larut dalam 50 bagian kloroform, larut dalam 40 bagian

gliserol, larut dalam 10 bagian metil alkohol dan larut dalam 9 bagian propilenglikol, tidak larut

dalam eter, larut dalam natrium hidroksida

7. Densitas:

1.263 g/cm³

8. Massa Molar:

151.17 g/mol

9. Titik Lebur:

169 °C (336 °F)

10. Keasaman/kebasaan :

pKa = 9.51 at 25°C

11. Ksp:

1.4 g/100 ml or 14 mg/mL (20 °C)

12. Stabilitas :

Stabil pada pH > 6, dan tidak stabil pada pH asam atau pada kondisi alkaline

13. Dosis:

Nyeri akut dan demam bisa diatasi dengan 325-500 mg empat kali sehari dan secara proposional

dikurangi untuk anak-anak. Keadaan tunak (steady state) dicapai dalam sehari (Katzung, 1989).

Untuk nyeri dan demam oral 2-3 sehari 0,5-1 g, maksimum 4 g / hari, pada penggunaan kronis

maksimum 2,5 g/hari. Anak-anak 4-6 tiap hari 10 mg / kg, yakni rata-rata usia 3-1 bulan 60 mg,

Page 4: GRANULASI BASAH

1-4 tahun 120-180 mg, 4-6 tahun 180 mg, 7-12 tahun 240-360 mg, 3-6 kali sehari. Rektal 20 mg /

kg setiap kali, dewasa 4 tiap hari 0,5-1 g, anak-anak usia 3-12 bulan 2-3 dd 120 mg, 1-4 tahun 2-3

sehari 240 mg, 4-6 tahun 4 sehari 240 mg, dan 7-12 tahun 2-3 tiap hari 0,5 g (Tjay dan Rahardja,

2002).

14. Indikasi :

Sebagai antipiretik/analgesik, termasuk bagi pasien yang tidak tahan asetosal. Sebagai analgesik,

misalnya untuk mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, sakit gigi, sakit waktu haid dan sakit

pada otot.menurunkan demam pada influenza dan setelah vaksinasi.

15. Kontra indikasi :

Hipersensitif terhadap parasetamol dan defisiensi glokose-6-fosfat dehidroganase.tidak boleh

digunakan pada penderita dengan gangguan fungsi hati.

16. Komposisi :

Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2,

dihitung terhadap zat anhidrat (Anonim, 1995)

17. Efek samping :

Jarang terjadi, antara lain reaksi hipersensitifitas dan kelainan darah. Pada penggunaan kronis

dari 3-4 g sehari dapat terjadi kerusakan hati, pada dosis di atas 6 g mengakibatkan nekrose hati

yang reversible. Hepatotoksisitas ini disebabkan oleh metabolit-metabolitnya, yang pada dosis

normal dapat ditangkal oleh glutation (suatu tripeptida dengan –SH). Pada dosis diatas 10 g,

persediaan peptida tersebut habis dan metabolit-metabolit mengikat pada protein dengan –SH

di sel-sel hati, dan terjadilah kerusakan irreversible. Parasetamol dengan dosis diatas 20 g sudah

berefek fatal. Over dosis bisa menimbulkan antara lain mual, muntah, dan anorexia.

Penanggulanganya dengan cuci lambung, juga perlu diberikan zat-zat penawar (asam amino N-

asetilsisten atau metionin) sedini mungkin, sebaiknya dalam 8-10 jam setelah intoksikasi (Tjay

dan Rahardja, 2002) Wanita hamil dapat menggunakan parasetamol dengan aman, juga selama

laktasi walaupun mencapai air susu ibu.

18. Farmakodinamik

Efek analgetik parasetamol serupa dengan salisilat, yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri

ringan sampai sedang. Parasetamol menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga

berdasarkan efek sentral seperti salisilat. Efek anti-inflamasi parasetamol sangat lemah, oleh

karena itu parasetamol tidak digunakan sebagai antireumatik (Ganiswara, 1995)

19. Farmakokinetik

Page 5: GRANULASI BASAH

Parasetamol diabsorbsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi tertinggi dalam

plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan masa paruh plasma antara 1 sampai 3 jam (Ganiswara,

1995)

20. Interaksi

Pada dosis tinggi dapat memperkuat efek antikoagulansia, dan pada dosis biasa tidak interaktif.

Kombinasi dengan obat penyakit AIDS zidovudin meningkatkan resiko neutropenia (Tjay dan

Rahardja, 2002)

21. Cara penyimpanan :

Simpan di tempat sejuk dan kering.

Zat tambahan

Amylum

1. Sinonim : Amido; amidon; amilo; amylum

2. Struktur molekul : (C6H10O5)n , n =300-1000

3. Pemerian : Sedikit berbau dan sedikit berasa, serbuk berwarna putih.

4. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan dalam air dingin.

5. Fungsi : Glidant, diluents tablet, desintegran tablet, pengikat tablet

6. pH : 5,5-6,5 untuk 2% w/v larutan disperse dari amilum jagung, pada suhu 25oC

7. Stabilitas dan kondisi penyimpanan : Kering, amilum tidak hangat stabil jika di lindungi dari

kelembapan tinggi. Ketika digunakan sebagai diluents atau desintegran pada sediaan padat,

amilum menjadi inert dibawah kondisi penyimpanan normal. Meskipun, pemanasan pasta

amilum secara fisik tidak stabil dan dengan mudah diserang oleh mikroorganisme dari berbagai

jenis dari turunan amilum dan modofikasi amilum. Amilum seharusnya disimpan pada tempat

yang dingin, dan kering.

8. Inkompatibilitas : -

Pasta Amylum

1. Sinonim : Amido; amidon; amilo; amylum

2. Struktur molekul : (C6H10O5)n , n =300-1000

3. Pemerian : Sedikit berbau dan sedikit berasa, serbuk berwarna putih.

4. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan dalam air dingin.

5. Fungsi : Glidant, diluents tablet, desintegran tablet, pengikat tablet

Page 6: GRANULASI BASAH

6. pH : 5,5-6,5 untuk 2% w/v larutan disperse dari amilum jagung, pada suhu 25oC

7. Stabilitas dan kondisi penyimpanan : Kering, amilum tidak hangat stabil jika di lindungi dari

kelembapan tinggi. Ketika digunakan sebagai diluents atau desintegran pada sediaan padat,

amilum menjadi inert dibawah kondisi penyimpanan normal.

8. Meskipun, pemanasan pasta amilum secara fisik tidak stabil dan dengan mudah diserang oleh

mikroorganisme dari berbagai jenis dari turunan amilum dan modofikasi amilum. Amilum

seharusnya disimpan pada tempat yang dingin, dan kering.

9. Inkompatibilitas : -

Talkum

1. Sinonim : Talk

2. Pemerian : Serbuk sangat hablur, putih hingga putih keabuan, tidak berbau

3. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam asam encer dan alkali

4. Stabilitas : Talkum adalah zat yang stabil

5. OTT : Senyawa ammonium kuartener

6. Fungsi : Glidant, pengisi tablet dan kapsul, lubrikan tablet dan kapsul

7. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

8. Khasiat : Zat tambahan (Glidan & lubrikan).

9. Konsetrasi : 1-10%

Magnesium Stearat (HOPE & FI 3)

1. Nama lain : Magnesium octadecanoate; octadecanoic acid, magnesium salt

2. Stuktur Molekul : C36H70MgO4 , BM = 591.34

3. Pemerian : Serbuk halus; putih ; licin dan mudah melekat pada kulit; bau lemah khas.

4. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol (95%) dan dalam eter.

5. Kegunaan : Sebagai lubrikan pada tablet

6. Kestabilan dan penyimpanan : Magnesium stearate stabil dan harus diletakan dalam wadah

tertutup baik yang dingin, dan kering.

7. Inkompatibilitas : Inkompatibilitas dengan asam kuat, basa, dan garam besi. Jauhi pencampuran

dengan bahan pengoksidasi kuat. Magnesium stearat tidak dapat digunakan dalam produk yang

mengandung aspirin, beberapa vitamin, dan garam alkaloid.

8. Konsentrasi : 0,25-5%

Page 7: GRANULASI BASAH

Laktosa

(Lachman Tablet)

Inkompatibel dengan: senyawa yang sangat basa, asam askorbat, salisilamid, pyrilamine maleat,

phenilephrine HCl

Granul laktosa hidrat mengandung kadar lembab 4-5%

Laktosa adalah gula peredukasi bereaksi dengan amin menghasilkan reaksi Maillard

Isomer: α dan β (dalam campuran berada dalam kesetimbangan kedua bentuk)

(Lachman Industri)

Pengisi yang paling umum, ada 2 bentuk: hidrat dan anhidrat

Jarang bereaksi dengan obat (hidrat dan anhidrat)

Untuk GB pakai laktosa HIDRAT; laktosa anhidrat tidak mengalami reaksi Maillard (dengan zat

aktif mengandung amina dengan adanya logam stearat), tetapi menyerap lembab.

Secara umum tablet menunjukkan release rate yang baik, granulnya cepat kering, disintegrasi

tablet tidak banyak dipengaruhi oleh kekerasan

(Handbook of Pharm Excipient)

Keburukan: laktosa dpr berubah warna dengan adanya basa amin dan Mg-stearat

Dikenal 4 macam bentuk: granul kasar (60-80 mesh), granul halus (80-100 mesh), granul spray

dried (100-200 mesh), dan laktosa anhidrat

Dikenal sebagai gula susu.