glukoneogenesis dan glikoneogenesis hepatik
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Glukoneogenesis Dan Glikoneogenesis Hepatik
1/20
Glukoneogenesis dan glikogenolisis selama olaharaga Berdasarkan Lactate
Threshold(Ambang Laktat)
Glukoneogenesis dan glikogenolisis hepatik selama olahraga berdasarkan ambang laktat
(lactate threshold (LT)). J Appl Physiol 114: !"#$%& %1$. Pertama sekali
dipublikasikan 'esember 1$ %1 doi : 1%.11*happlphysiol.%1%.%1# karena
pemeliharaan glikemia penting selama olahraga yang berkepan+angan kami meneliti
e,ek daya tahan latihan (endurance) intensitas olahraga dan konsentrasi laktat plasma
(-laktat) terhadap glukoneogenesis (G/G) dan glikogenolsis (GL0) hepatik pada pria
yang berolahraga dan puasa dan tepat di baah ambang laktat (lactate threshold(LT))
dimana a2ailibiltas prekursor G/G tinggi. 'ua belas pria yang sehat (& terlatih dan &
tidak terlatih) menyempurnakan olahraga dengan beban konstan selama &% menit
dengan power output (P3) sesuai dengan LT indi2ual mereka. ub+ek yang terlatih
menyempurnakan dua sesi tambahan dengan durasi &% menit terhadap olahraga
konstan : satu berada pada 1%5 di baah beban ker+a LT (LT#1%5) dan lainnya dengan
lactate clamp (LT#1%5 6 L7) untuk disesuaikan dengan konsentrasi (-lactate) pada u+i
8oba. Angka aliran (Flux)ditentukan oleh in,usi primer yang berkala terhadap tracers
( &glu8ose -$#1$7) la8tate dan -1$7 bi8arbonate selama !% menit istirahat dan
&% menit bersepeda. 3lahraga pada LT berhubungan dengan &"& 1$ dan "4; 1"5
pun8ak dari konsumsi 3 pada sub+ek yang terlatih dan tidak terlatih se8ara beruruan
(P
-
7/25/2019 Glukoneogenesis Dan Glikoneogenesis Hepatik
2/20
tubuh) saat latihan meningkatkan kemampuan untuk memperolah intensitas olahraga
yang relati, lebih tinggi danPower Outputyang mutlak pada LT tanpa penurunan G/G
yang signi,ikan. elain itu peningkatan a2aibilitas prekursor substrat sistemik
meningkatkan G/G selama olahraga namun tidak saat istirahat.
Glukosa laktat olahraga glu8oneogenesis latihan tenaga homeostasis glukosastable
isotop tracers
HOMEOSTASIS GULA A!AH penting selama periode olahraga endurance
(ketahanan tubuh) +angka pen+ang ter+adi perubahan besar dalam pengiriman dan
penggunaan oksigen +aringan la+u metabolik oksidasi karbohidrat (793) peme8ahan
(pembuangan) glukosa darah dan produksi glukosa hepatik dan renal. ?agaimanapun
bila dibandingkan dengan literatur se8ara luas mengenai regulasi kardo2askular selama
olahraga regulasi produksi glukosa untuk mempertahankan glikemia selama olahraga
pada indi2idu yang berpuasa sangat sedikit dipela+ari. etelah berpuasa sepan+ang
malam glukoneogenesis (G/G) menyediakan #%5 dari total produksi glukosa pada
indi2idu yang beristirahat (411$$1) sementara sisanya dibantu oleh
glikogenolisis (GL0) hepatik. Pembagian relati, dari la+u kiner+a glukosa (glucose of
appearance (@a) bergantung lebih pada G/G saat puasa diperpan+ang dan simpanan
glikogen hepati8 mengalami deplesi (1 4!4). taehr et al (4") mempela+ari
metabolisme glukosa saat istirahat pada manusia setelah berpuasa selama 4% +am dan
G/G bertanggung +aab pada hampir !%5 produksi puasa. elama olahraga sub
maksimal kebutuhan energi memerlukan utilisasi otot#otot yang mengandung glukosa
dan menyebabkan meningkatnya pembuangan glukosa ke dalam darah (glucose
disposal) (!). 3leh sebab itu pengiriman glukosa darah yang konsisten ke dalam
sirkulasi men+adi hal yang penting dalam men8egah hipoglikemia. ebaliknya
kontribusi relati, dari G/G terhadap produksi glukosa total dibuktikan menurun selamaolahraga berat (). ebagai 8ontoh 5G/G menurun pada power output (P3)
mendekati ambang laktat (lactate threshold) (LT). >arena 8adangan glikogen hepati8
sebagaiannya berdeplesi selama proses puasa sepan+angan malam (4%) kombinasi GL0
hepatik yang terbatas dan kelemahan G/G telah menun+ukkan hasil turunnya kadar
glukosa darah pada pria pas8a absorbs setelah "#!% menit melakukan olahraga berat
(&5 konsumsi 3maksimum (o). ().
-
7/25/2019 Glukoneogenesis Dan Glikoneogenesis Hepatik
3/20
>arena laktat adalah prekursor primer untuk G/G pada hati dan sedikit meluas
pada korteks gin+al (1&$") kami mengambil sebuah hipotesa baha peningkatan
a2aibilitas laktat akan meningkatkan la+u G/G dan mungkin +uga gloksa @apada pria
pas8a absorbsi selama olahraga mendekati LT. 'engan tu+uan untuk mengu+i hipotesa
ini kami menggunakan stable isotrope tracer dan desain cross sectional untuk
mempela+ari pemeliharaan kondisi glikemia pada pria tidak terlatih (untrained) (BT)
yang berpuasa semalam dan pria yang terlatih ( trained) (T) pada saat istirahat dan
selama melakukan olahraga dengan beban konstan selama &% menit atau hanya di
baah P3 yang menimbulkan LT. ?eban ker+a ini dipilih sebagai target intensitas
olahraga karena LT se8ara luas digunakan pada ilmu olahraga dan kedokteran olahraga
sebagai pengukuran athletic prowess,dan +uga karena alahrga pada LT menyebabkan
peningkatan suplai laktat (prekursor glukoneogenik). ebagai tambahan melampaui
penelitian#penelitian yang hanya pada dan tepat di baah LT untuk menge2aluasi e,ek
dari konsentrasi prekursor terhadap G/G dan produksi glukosa total kami +uga
menggabungkan komponen lactate clamp (L7) pada desain ekperimental.
METOE
Artikel ini adalah bagian dari penelitian skala besar terhadap metabolisme laktat
dan glukosa selama olahraga pada LT. ?eberapa data dilaporkan kemudian (Cessoniaer
LA Dmho,, 7E 9orning CA Faltor JA 7arlson TJ dan brooks GA dan obser2asi
yang tidak terpublikasi) namun untuk kepentingan pemba8a metode dipaparkan ulang
se8ara ringkasi disini.
Sub"ek #'ua belas orang pria yang sehat (& BT dan & T) berusia 1!#$$ tahun di rekrut
dari kampus Universit !alifornia of "er#ele dan komunitas yang mengetahui hal ini
baik melalui media tertulis mulut ke mulut atau email. ub+ek BT adalah mereka yang
akti, dan dianggap tidak terlatih bila pun8ak konsumsi oksigennya (3pea#) adalah ateter ditempatkan pada pembuluh 2ena tangan
yang hangat untu NarterilisasiO sampel darah dan sampel dasar dikumpulkan. etelah
kateter kedua dilekrakkan pada 2ena ante8ubitus pada lengan kontralateral untuk in,usi
larutan stable isotops tracer sub+ek menerima in,usi primer berkelan+utan dari -&
9glukosa (misalnya .. '#glukosa) dan -$#61$7laktat (igma Aldri8h t Louism
C3) sementara dalam posisi istirahat setengah terlentang (semi supine) selama !%
menit. =sotop di dilusikan dalam /a8l %!5 steril dan diu+i untuk pirogenisitas dan
sterilitasnya (chool of Pharmac, Universit of !alifornia an Fran8is8o 7A) dan
mampu meleati melalui ,ilter % Im Cillipore (/algene @o8hester /0) sebelum
in,usi. ?olus aal adalah sama pada semua per8obaan dan mengandung % mg '#
glukosa " mg -$#1$67 laktat dan 1$& mg -1$7 bikarbonat (=sote8igma Aldri8h).
Tracersdari '#glucosedan -$#1$7 la8tate kemudian dilan+utkan melalui in,use selama
!% menit sisa periode melalui pump (?aQter Tra2enol &$%%) dengan ke8epatan .%
mg*menit untuk glukosa dan mg*menit untuk laktat pada seluruh per8obaandengan
penge8ualian per8obaan LT#1%5 6 L7 yang memiliki la+u in,usa istirahat " mg*menit
untuk laktat. Per8obaan LT#1%5 6 L7 +uga termasuk in,usa dari 8ampuran asam laktat#
sodium hidroksida (lihat prosedur L7) untuk mulai meningkatkan -la8tate darah selama
periode istirahat sampai kepada le2el yang terlihat pada olahraga pada P3 (power
output) yang menimbulkan LT. Pada permulaan dari seluruh per8obaan la+u in,usi
tracers ditingkatkan ; mg*menit untuk glukosa dan 11 mg*menit untuk laktat untuk
sub+ek BT dan 1% mg*menit untuk glukosa dan 1 mg*menit untuk sub+ek terlatih dandilan+urkan olahraga selama &% menit. La+u in,usa ini dipilih berdasarkan pengalaman
sebelumnya untuk mempertahankan isotopic encrichment (=D) (pengayaan isotopik)
selama istirahat dan olahraga.
$rosedur L&Pada per8obaan LT#1%5 6 L7 sebuah prosedur L7 dilakukan
seperti yang di+elaskan sebelumnya ($!). !oc#tail yang tidak diberikan label Ncold
lactatedipersiapkan dengan men8ampur $%5 larutan asam laktat (igmaAldri8h) ke
dalam / sodium hidroksida sampai p9 4; dan kemudian diu+i pirogenisitas dan
-
7/25/2019 Glukoneogenesis Dan Glikoneogenesis Hepatik
7/20
sterilisitasnya di Bni2ersity o, 7ali,ornia an Fran8is8o 8hool o, Pharma8y dengan
8ara yang sama seperti larutan isotop. elama periode istirahat in,usa laktat dingin
dimulai pada ke8epatan .& mg*kg.menit untuk meningkatkan -lactate darah sampai
yang diperoleh seseorang se8ara indi2idu selama u+i 8oba LT. La+u in,usa ditingkatkan
atau diturunkan selama istirahat dan olahraga untuk memperoleh target konsentrasi
sebagai mana yang ditentukan oleh anal&erlaktat portabel.
Samel darah dan udara ernaasan & Arterilisasi darah diambil dari 2ena
lengan yang dihangatkan untuk metabolit =D dan analisa hormonal pada menit
%(dasar) &%" dan !% menit saat istirahat dan 1%%$%4%% dan &% menit saat
olahraga. 9ematokrit +uga diukur pada masing#masing batas aktu menggunakan
tabung pemba8a mikrokapiler sirkular (no. %1 =nternational DRuipment /eedham
9eights CA). 'arah untuk glukosa dan -lactate dan penentuan =D dengan segera di
deproteinisasi dengan ;5 asam per8hlori8 diaduk dan diletakkan di atas es. 'arah
untuk gliserol dan konsentrasi asam lemak non esteri,ikasi dikumpulkan ke dalam
tabung D'TA. 'arah untuk hormone dikumpulkan dengan aprotinin dan darah untuk
8ate8holamines dikumpulkan dengan glutathione *DGTA. ampel di sentri,us pada $%%%
g selama 1; menit dan supernatant di pindahkan ke tabung penyimpanan dan
dibekukan pada suhu ;%o
7
hingga analisis dilakukan.
Bdara respirasi di analisa berkala melalui kalorimetri indirek selama menitt
sebelum dan bersamaan dengan sampel darah. Pengukuran ini digunakan untuk
mengukur 3 produksi karbon dioksida rasio pertukaran udara respirasi dan menit
2entilasi. ampel duplikat dari udara ekspirasi dikumpulkan dalam adah kosong
untuk ketetapan =D 1$73. Perhatian penuh diberikan pada saat membilas +alur dan
sampel dari 73 yang diekspirasikan pada satu aktu pada saat darah diambil untuk
pemeriksaan glukosa dan =D laktat. La+u +antung tekanan darah dan pengukuran @PD+uga di8atat pada ,rekuensi yang sama dengan sampel darah dan na,as.
Analisa hormone& >atekolamin diekstraksi dari plasma menggunakan acid*
washed EA#4 Alumina (igma Adri8h t.Louis C3) dan 1. Tris buffer yang
mengandung 5 DGTA pada p9 ;&. Asam per8hlori8 (%1 C) digunakan untuk
mengekstraksi katekolamin. Akhirnya 1%% I dari ekstrak ini diin+eksikan ke dalam
sistem 9PL7 (Dle8tro8hemistry eparation Analysis DA model L7*D7 %%A
7oulo8hem 7helms,ord CA). Fase mobile adallah 7ataphase (DA 7ambridge
-
7/25/2019 Glukoneogenesis Dan Glikoneogenesis Hepatik
8/20
CA) dan elektroda diatur pada 6$% 6% dan #$% m. Larutan katekolamin standar
diperoleh dari DA. !hromatograph dianalisa menggunakan istem 'ata
!hromatograph. =nsulin dan glu8agon dikur dengan perlengkapan radioimmunoassay
yang tersedia se8ara komersial (7oat#A#7ount 'P7 Los Angeles 7A).
'onsentrasi Metabolit dan analisa IE& Jumlah yang diketahui dari standar
interna pelabelan yang seragam -B#1$7 glukosa dan -B#S1$ laktat ditambahkan kedalam
sampel supernatant yang dikumpulkan di dalam ;5 asamperchloric. ampel kemudian
dinetralisasi dengan / >39 dan ditrans,er menu+u kolom pertukaran ion yang
sebelumnya di 8u8i dengan double deioni&ed water (dd93) melalui sebuah kation resin
($naltical +rade -.*/0, -*1-- mesh 23 resin,"io*rad Laboratories, 2ercules, !$)
dan dengan dd93 diikuti dengan / asam formicmelalui anion resin ($naltical
+rade 1*/0, 1--*4-- mesh formate resin). Glukosa dikristalisasi pertama sekali dengan
dd93 diikuti dengan pengkristalan laktat melalui kolom anion dengan / asam
,ormik Analisa laktat selan+utnya dan data kinetik dilaporkan se8ara terpisah
(Cessonnier LA et al. 3bser2asi yang tidak terpublikasi).
5ffluent dari glukosa di lophili&ed (dikeringkan dan dibekukan) serta
dideri2atisasi sebagaimana yang di+elaskan sebelumnya ($!). e8ara singkat =D glukosa
ditentukan oleh chromatographudara* spektrometri massa (model G7 seri &;!% dan
Codel C !"$/ Teknologi Agilent) terhadap turunan penta#asetat dimana metana
digunakan untuk pengaasan ion yang terpilih terhadap beban masa rasio $$1 (glukosa
tanpa label) $$ (C61 isotopomer -1#1$7 glokosa) $$$ (C6 isotopomer '#glukosa)
dan $$" (C6& isotopomer -B#1$7 glukosa standar internal). >onsentrasi glukosa
keseluruhan (-glu8ose) ditentukan oleh peningkatan rasio $$1*$$". Peningkatan ion
terpilih dibandingkan dengan kur2a eksternal standar untuk menghitung konsentrasi dan
=D. ampel pernapasan dianalisa dengan menggunakan spektrometri massa rasio oleh6etabilic olution (/ashua /9).
'alkulasi ($erhitungan)& eluruh kalkulasi untuk konsentrasi dan la+u aliran
(,luQ) menggunakan $% menit terakhir saat istirahat (&%" dan !% menit) dan % menit
terakhir dari olahraga dengan la+u yang tetap (4%% dan &% menit). Pergantian glukosa
-@a dan la+u pembuangan (@d) dan ke8epatan metabolik klirens (6etabolic clearance
rate (C7@) dikalkulasikan menggunakan persamaan kondisi yang tidak menetap dari
modi,ikasiteeleuntuk digunakan dengan isotope stabil (&) dimana @a dan @d diukur
-
7/25/2019 Glukoneogenesis Dan Glikoneogenesis Hepatik
9/20
dalam mg*kg*menit. C7@ diukur dalam ml*kg*menit F adalah isotop la+u in,usi isotop
dalam mg*kg.menit adalah 2olume distribusi (1;% ml*kg) 71 dan 7 adalah
konsentrasi aktu pengambilan sampel t1 dan t se8ara berurutan dan =D1 dan =D
adalah kelebihan =D pada aktu pengambilan sampel t1 dan t se8ara berurutan.
Persentase hlukosa @a dari turunan#laktat G/G (5G/G) dikalkulasikan seperti yang
dideksripsikan sebelumnya (;) pada laboratorium kami. Pendekatan ini merupakan
turunan dari rumus il2ermist et al. (;):
5G/G dari glukosa @a U
GlukosaM+1IE
(H) IElaktat
x100(4)
Angka absolut dari GL0 hepati8 dikalkulasikan sebagai perbedaan antara produksiglukosa total dan G/G:
GL0 U gluoksa @a#G/G
Analisa statitistik& Perbedaan yang signi,ikan pada karakteristik sub+ek antara
kelompok BT dan terlatih dianalisa dengan menggunakan tudents t*test tidak
berpasangan. Perbedaan dalam parameter metabolik antara BT dan tiga kondisi yang
terlatih saat istirahat dan olahraga dianalisa menggunakan analisa 2arians satu arah.
Analisa dalam kondisi yang terlatih dilakukan dengan pengukuran yang berulang.
Analisa Post hoc dibuat menggunakan tudents t*test berpasangan. /ilai statistik
signi,ikan ditetapkan pada P U %% dan nilai direpresentasikan sebagai makna U D
ke8uali hal sebaliknya ter8atat.
Hasil
'arakteristik sub"ek 'ata anthropometri8 dan kapasitas ker+a sub+ek dilaporkan pada
Tabel 1. 'ibandingkan dengan sub+ek BT sub+ek terlatih memiliki 3peakyang lebih
besar (P< %%) 445 pun8ak P3 yang lebih besar (P< %%) dan 4"5 total asupan
energi sehari#hari yang lebih besar (P< %%). ub+ek memiliki berat badan stabil pada
penelitian diukur setiap hari saat per8obaan olahraga. ebagai tambahan total energi
dan komposisi dari energi makro dari diet sub+ek tidak berubah sepan+ang penelitian (M
5 793 $%5 lemak 1;5 protein).
$arameter ker"a dan kardio*askular. Per8obaan beban ker+a olahraga la+u
in,usi eksogen dan parameter kardiorespirasi dan hemodinamik dilaporkan pada Tabel
. elama olahraga sub+ek yang terlatih men8apai LT nya pada 115 3peak yang lebih
besar (P
-
7/25/2019 Glukoneogenesis Dan Glikoneogenesis Hepatik
10/20
menit 2entilasi la+u +antung dan hematokrit meningkat pada seluruh kondisi baik saat
istirahat hingga saat olahraga. Peningkatan signi,ikan dari tekanan arteri rata#rata
diamati hanya pada kelompok BT.
Tabel 1. >arakteristik ub+ek untuk >elompok terlatih dan tidak terlatih
+ariabel Tidak Terlatih
(Untrained,UT)
Terlatih
Bsia Thn
=ndeks Cassa Tubuh kg*m
Lemak tubuh 5
FD1*F7 5
3peak absolute l*menit
3peak relati, ml*kg. menit
Pun8ak Poer 3utput E
Pen8atatan diet selama $ hari
Dnergi k8al*hari
>arbohidrat 5
Lemak5
Protein
1
&$%"
1$% 21%
;;" &
$" %1
4&1 1
4; "
.$&$ &
$ $
;
1! 1
4
$! %&V
1%% 1$
"!& !V
% %$V
&&& &V
$" 1V
$.4& 14!V
4
$4
1&1
?uai rata rata U D n U& untuk kelompok tidak terlatih dan terlatih FD 1force
expirator volume dalam 1 detik : F7force vital capacitkapasitas 2ital paksa 3
pun8ak konsumsi oksigen Vberbeda se8ara signi,ikan dengan kelompok tidak terlatih
(P< %%).Lactate !lamp(L7). =n,usi laktat eksogen diaali selama periode istirahat untuk
meningkatkan konsentrasi -laktat sampai M4$ mmol*l yang mana se8ara signi,ikan
lebih tinggi dibandingan kondisi istirahat lainnya (tabel ). elama olahraga
konsentrasi -laktat darah meningkat se8ara signi,ikan pada kondisi LT#1%5 6 L7
dibandingkan dengan kontrol yang menyertainya (LT#1%5) (4$% mmol*l). La+u
in,usi laktat rata#rata adalah $!1 %& dan $1& %! mg. kg*menit selama istirahat
dan olahraga se8ara berurutan (tabel ). =n,usi laktat eksogen menyebabkan hemodilusi
ringan selama istirahat dan olahrga namun tidak ada perbedaan yang signi,ikan yang
diamati pada 2ariabel pertukaran udara 2entilasi la+u +antung atau @PD akibat L7
dengan penge8ualian penurunan rasio pertukaran udara respirasi.
'onsentrasi Metabolit dan Hormon& >onsentrasi -glukosa darah selama
istirahat dan olahraga ditun+ukkan pada Gambar 1. >onsentrasi -glukosa saat istirahat
meningkat pada sub+ek BT (4 %1 mmol*l) dibandingkan dengan sub+ek yang terlatih
khususnya selama per8obaan LT (4! % mmol*l P
-
7/25/2019 Glukoneogenesis Dan Glikoneogenesis Hepatik
11/20
signi,ikan lebih rendah pada sub+ek BT (1 % 2s !%4 mmol*l P< %%). Pada
sub+ek yang terlatih konsentrasi Wglukosa darah tidak berbeda antara LT#1%5 dan LT#
1%5 6 L7 (gambar 1). ementara peningkatan glukagon diamati dengan L7 ("1 11 2s
4& ; pg*ml P onsentrasi rata#rata untuk laktat asam lemak bebas gliserol
dan hormone selama istirahat dan olahraga dilaporkan pada Tabel $. >onsentrasi laktat
darah se8ara signi,ikan meningkat dari istirahat menu+u olahraga ke8uali pada LT#1%5
6 kondisi L7 dimana konsentrasi -laktatX di clamped(diikat). Asam lemak bebas dalam
plasma gliserol katekolamin meningkat dari saat istirahat menu+u olahraga. Prosedur
L7 menekan katekolamin dan meningkatkan konsentrasi glu8agon. =nsulin menurun
selama olahraga namun tidak berbeda diantara keempat u+i 8oba.
Glukosa 'inetik& Pengayaan arterial terhadap glukosa C6 isotopomer (misalnya
tracer '#glukosa) ditampilkan sepan+ang aktu pada Gambar A. Glukosa @a dan @d
dikalkulasikan dari C6 isotopomer sama selama istirahat pada seluruh kondisi dan
proporsional terhadap beban ker+a relati, selama olahraga dengan penge8ualian
terhadap kondisi LT#1%5 6 L7 pada sub+ek terlatih. Pergantian glukosa (@a dan @d)
diaugmentasikan oleh L7 selama olahraga pada 3peak &"5 (gambar $ A dan ?)
meskipun peningkatan ini tidak signi,ikan. C7@ +uga meningkat selama olahraga pada
kondisi LT#1%5 6 L7 (Gambar $7) dibandingkan dengan kontrol yang menyertainya
(LT#1%5). >e8epatan perhantian glukosa lebih tinggi pada BT dibandingkan dengan
sub+ek yang terlatih pada saat olahraga menun+ukkan ketergantungan yang lebih besar
terhadap glukosa darah. Peningkatan ini dalam pergantian glukosa darah saat istirahat
memperoleh nilai signi,ikan dibandingkan dengan LT#1%5 6 kondisi L7.
GL0 dan G/G 9epatik. Pengayaan arterial terhadap isotopomer glukosa C61
dari penggabungan 1$7 dari tracer laktat adalah stabil saat istirahat dan olahraga
(Gambar ?) namun ber2ariasi dikarenakan intensitas olahraga dan ke8epatan in,usitracer laktat diantara sub+ek. aat istirahat ke8epatan absolute G/G lebih tinggi %5
meskipun tidak signi,ikan pada sub+ek BT dibandingkan dengan sub+ek yang terlatih
(gambar 4A). 'ari istirahat menun+u olahraga pada LT G/G meningkat kira#kira tiga
kali lipat baik pada kelompok BT dan kelompok terlatih. 'ari istirahat menu+u olahraga
pada LT#1%5 G/G meningkat lebih dari dua kali lipat namun kemudian meningkat
hampir tu+uh kali lipat dari istirahat hingga olahraga pada kondisi LT#1#5 6 L7.
-
7/25/2019 Glukoneogenesis Dan Glikoneogenesis Hepatik
12/20
Tabel . ?eban ker+a la+u in,usi laktat (dingin) eksogen tanpa label dan parameter
kardiorespirasi dan hemodinamik saat istirahat dan olahraga.
+ariabel
Istirahat Olahraga
BT Terlatih LT Terlatih
LT#1%5
Terlatih LT#
1%5 6 L7
BT Terlatih LT Terlatih LT#
1%5
Terlatih LT#
1%5 6 L7$o%er Outut- .
+O/eak- 0
La"u In1usi laktat
oksigen -
mg,kg,menit
+O/- l,menit
+O/ l,menit
!E!
+E- l,menit
1H- kali,menit
MA$- mmHg
Hematokrit
!$E
%$1 %%1
%%%%
%;% %%1
"" %$
&$ 1;
!% 1&
4$4 11
%$1%%
%;%%1
%; %%
!1 %&
&%;
!1&
4% %;
%$1%%
%$%%%
$
%;"%%
1%1&
&;$
!$!!
44 1%
$!1 %&
%$$%%
%;%%$
%"" %%1
!41
;!$
!
$!; 11V
232 4
&"& 1$
/-4/%%&;
$$%%;
%!$%%1
& $
1&4; 4
1%14 !
4&1 %;
1! 1
! 1%V
"4; 1"V
$"1%1!;
$1%1;
%!%%%
;4 ;V
1"4
!!%$;4""%;
14!14
$4 !V
&&& 14
$$%%1&V
$%%1V
%!$%%1
&;14
1;&4
!;4 $4
4" 11
11%;
$4!V
&"! 1
$1& %!
$$&%1V
$% %1$
%!1 %%%
&4 "
1" &
! 4
4 %!
1$$ 1
5ilai adalah rata rata dari 6 SE - n 7 3 untuk kelomok terlatih dan tidak terlatih - LT - la8tate threshold- LT92:0- 2:0 diba%ah
beban ker"a LT- LT92:0 ; L- 2:0 di ba%ah beban ker"a LT dengan lactate clamp, Vo2 konsumsi oksigen - +O/ roduksi karbon
dioksida- !E! resirator< e=8hange ratio- (rasio ertukaran resirasi)- +E- menit *entilasi- 1H- 1rekuensi "antung- MA$- mean
arterial ressure- !$E - rating o1 er8ei*ed e=ertion - S berbeda se8ara signi1ikan dari kondisi istirahat ($> :-:4)& ? Berbeda se8ara
signi1ikan dari kelomok tidak terlatih @UT) ($> :-:4)& Berbeda se8ara signi1ikan dari LT ada kelomok terlatih ($>:-:4)& Berbeda
se8ara signi1ikan dari LT92:4 ada kelomok terlatih ($> :-:4)&
Tabel $. >onsentrasi hormonal dan metabolit selama istirahat dan olahraga
+ariabel
Istirahat Olahraga
BT Terlatih LT Terlatih
LT#1%5
Terlatih LT#
1%5 6 L7
BT Terlatih LT Terlatih LT#
1%5
Terlatih LT#
1%5 6 L7Laktat- mmol,l
A- mol,l
Gliserol- mol,l
Eine1rin - g,ml
5oreine1rin- g,ml
Insulin- g,mlGlukagon- g,ml
%&%1
$&%%
4&1%
$!"
144;
$;!&$;
1$%1
"&"
;$
";1"
$%$;$
$%$ 4$V
11%1
%%V
$&4
&1$
"&!
$%"1"4&4V
44 %4V
!4V
$&"
441&
4$!
&"V
4;4
C-D%4;
4!1&"
1;$&
$%$ 1&
1!&%
1!$;;"
4$%
&4"
"%$!
$14!
4%"%V
1;"1$;V
%
%1
11;
1& 1
!!4V
114&;
4$%$
$;$"
4;$
144
1.1%&
&1$"111
5ilai adalah rata rata dari 6 SE- n 3 untuk kelomok terlatih dan tidak terlatih- A 1ree 1att< a8id (asam lemak bebas)- Se8ara
signi1ikan berbeda dari kondisi saat istirahat ($> :-:4)- ?se8ara signi1ikan berbeda dari kelomok tidak terlatih ( $> :-:4)- se8ara
signi1ikan berbeda dari kelomok LT terlatih ($> :-:4)- se8ara signi1ikan berbeda dari kelomok LT92:0 :-:4)&
La+u absolute dari GL0 hepati8 (gambar 4) ditentukan sebagai perbedaan antara
produksi guloksa total (@a) dan G/G adalah sama untuk semua kondisi pada saat
istirahat. elama olahraga GL0 meningkat sekitar tiga kali lipat pada seluruh kondisi.
-
7/25/2019 Glukoneogenesis Dan Glikoneogenesis Hepatik
13/20
Pembagian relati, dari produksi glukosa total kedalam G/G dan GL0 hepati8
(Gambar 47) menun+ukkan baha M4%5 dari produksi glukosa berasal dari G/G
selama istirahat baik pada kelompok BT dan Terlatih. elama olahraga ,rekuensi ini
turun men+adi M5 pada sub+ek terlatih yang berolahraga pada LT dan LT #1%5 .
?agaimanapun persentase glukosa @a dari G/G tidak berbeda se8ara statisti8 dari
mereka pada sub+ek BT menun+ukkan baha indi2idu terlatih memperoleh beban ker+a
olahraga yang lebih tinggi tanpa penurunan G/G yang signi,ikan. >ontribusi G/G
selama olahraga mennetap 4%5 pada sub+ek B@ dan meningkat hampir &%5 selama LT#
1%5 6 kondisi L7 dari sub+ek yang terlatih dengan GL0 hepati8 bertanggung +aab
terhadap sisanya. Peningkatan G/G sebagai persentase dari total produksi glukosa
adalah signi,ikan dibandingkan dengan per8obaan LT dan LT#1%5 pada kelompok
terlatih (P< %%).
IS'USI
>ami memeriksa indi2idu dan mengkombinasikan e,ek latihan endurance intensitas
olahraga relati, P3 dan konsentrasi -laktat terhadap glukosa kineti8 dan G/G dan
GL0 hepatik saat olahraga dan tepat di baah LT. Penemuan urama kami adalah baha
sub+ek#sub+ek yang terlatih se8ara signi,ikan memperoleh beban ker+a olahraga yang
lebih tinggi pada LT tanpa mengalami pengurangan yang signi,ikan pada G/G
dibandingkan dengan kelompok BT yang berolahraga dengan nilai P3 4%5 lebih
rendah. ebagai tambahan saat konsentrasi -laktat disesuaikan pada intensitas olahraga
yang relati, sama menggunakan L7 kapasitas glukoneogenik yang lebih besar
ditemukan pada kelompok terlatih dibandingkan sub+ek BT (untrained*tidak terlatih).
Gambar 2. >onsentrasi glukosa darah sepan+ang aktu. /ila adalah rata rata D nU
& untuk kelompok terlatih dan tidak terlatih. Lampiran menun+ukkan konsentrasi
glukosa untuk masing#masing kondisi yaotu pada keadaan istirahat yang menetap danolahraga. LT lactate threshold LT#1%5 1%5 di baah beah beban ker+a LT LT#1%5
6 L7 1%5 di baah beban ker+a LT dengan 8lamp la8tase Yse8ara signi,ikan berbeda
dari kondisi istirahat (P
-
7/25/2019 Glukoneogenesis Dan Glikoneogenesis Hepatik
14/20
Gambar C& >ondisi menetap terhadap la+u kiner+a glukosa (@a: A) dan pembuangan
(@d:?) dan klirens metabolik (C7@ 7) saat istirahat dan olahraga. /ilai adalah rata
rata D nU& untuk kelompok terlatih dan kelompok tidak terlatihV 6 ?erbeda se8ara
signi,ikan dari kelompok tidak terlatih ( P< %%).
elama per8obaan L7 G/G melebihi GL0 dalam pembagian produksi glukosa
men+adi kontributor mayor ( %5) terhadap produksi glukosa. 'engan kata lain
penyediaan prekursor laktat tambahan meningkatkan G/G selama olahraga.
elama puasa atau olahraga yang berkepan+angan G/G memiliki peran penting
dalam memelihara homesotasis gula darah. La+u G/G meningkat dengan durasi puasa
seperti yang ditun+ukkan oleh penelitian#penelitian yang menggunakan air dideuterasi
dan tehnik analisis distribusi massa isotopomer (1$$1). Pada penelitian kami ini
sub+ek dipuasakan sepan+ang malam dan 8enderung memiliki pengurangan kapasitas
terhadap produksi glukosa hepati8 dari GL0. 'engan demikian la+u yang lebih tinggi
dari G/G yang diamati dan +uga kontribusi relati, G/G yang lebih ringgi terhadap
glukosa @a selama istirahat dan olahraga konsisten dengan hasol penelitian lainnya
dengan aktu puasa 1 sampai 14 +am (1$$).
E1ek dari intensitas olahraga& La+u G/G tergantung pada suplai prekurson ditentukan
oleg aliran darah hepatik dan konsentrasi prekursor. >arena aliran darah hepatik
menurun pada proporsi langsung terhadap intensitas olahraga relati, (14).
>eterbatasan dalam pengiriman prekursor menun+u organ glukoneogenesis dapat
men+elaskan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dan sebelumnya yang dilaksakan
terhadap sub+ek yang berolahraga pada intensitas %5 dari maksimum 3 dimana
la+ut G/G menurun saat beban ker+a meningkat ($$). 3leh sebab itu dapat
disimpulkan baha perbedaan G/G yang diamati pada sub+ek terlatih antara kondisiLT dan LT#1%5 6 L7 mungkin sebagian dapat di+elaskan oleh berkurangnya aliran
darah hepatik pada P3 olahraga yang lebih tinggi. ?agaimanapun aliran darah hepati8
yang sama yang dapat diasumsikan sebagai dua kondisi olahraga pada LT#1%5
(misalnya dengan atau tanpa in,usi laktat eksogen) peningkatan prekursor -laktat
meningkatkan G/G. 'iantara kondisi LT dan LT#1%5 ,aktor#,aktor yang berlanan
terhadap aliran darah yang lebih tinggi dan kosentrasi -laktat yang lebih rendah pada
intensitas LT#1%5 mungkin tertunda dan tidak se8ara signi,ikan menganggu la+u G/G.
-
7/25/2019 Glukoneogenesis Dan Glikoneogenesis Hepatik
15/20
E1ek rekursor Flaktat. =n,usi laktat eksogen saat istirahat yaitu selama !%
menit sebelum olahraga saat kondisi LT#1%56L7 memberikan hasil sintesis glikogen
hepatik sebagai akhir dari pembuangan laktat. ?agaimanapun kemungkinan ini
membutuhkan analisis lebih lan+ut terhadap aliran -,luQ laktat dan ke8epatan oksidasi
untuk di2eri,ikasi. Ceskipun dugaan baha sub+ek#sub+ek dilengkapi dengan
penyimpanan glikogen hepatik yang lebih besar untuk olahraga saat kondisi LT#1%5
6L7 la+u G/G masih se8ara signi,ikan lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol P3
yang sang sesuai (LT#1%5). 3leh karena itu dapat disimpulkan baha peningkatan
G/G saat per8obaan LT#1%5 6 L7 adalah karena peningkatan a2aibilitas laktat darah.
Penelitian sebelumnya telah melaporkan baha in,usi laktat eksogen
menurunkan oksidasi glukosa pada manusia selama istirahat dan olahraga dengan
intesitas sedang pada 3peak5($;) dan meningkatkan glukosa @a dan @d dengan
tidak adanya perubahan dalam oksidasi selama olahrga pada 3peak &5($!). Pada
penelitian ini pembuangan glukosa namun tidak oksidasi dapat diukur. /amun
berdasarkan hasil dari ketetapan sebelumnya pada pria sebelum dan sesudah latihan
(1!) baik istirahat (5 glukosa @d melalui oksidasi) atau olahrga pada 3peak&5
(;%5 glukosa @d melalui oksidasi) hasil saat ini dapat diinterpretasikan dalam artian
baha pembuangan glukosa melalui oksidasi menurun saat istirahat dan meningkat
dengan in,usi laktat saat olahrara pada 3peak&"5.
esuai dengan hasil dari penelitian sebelumnya (1;) kami menemukan reduksi
dari konsentrasi katekolamine selama olahrga dengan L7. Penemuan ini didukung oleh
bukti baha konsentrasi -laktat yang tinggi dapat dianggap 8ukup sebagai suplai bahan
bakal oleh hipotalamus 2entromedial (;) penekanan regulasi yang berlaanan
melepaskan katekolamine namun tidak glu8agon ($). 3leh sebab itu in,usi laktat
gagal untuk mempengaruhi bahan bakar pankreatik selama hipoglikemik dan clampseuglikemik pada pria sehat (44). ama halnya pada penelitian ini kami mengamati
peningkatan glu8agon saat olahraga pada L#1%5 6 L7 dibandingkan dengan per8obaan
LT#1%5. Gangguan pada katekolamine dan glu8agon dapat mempengaruhi metabolisme
glukosa dengan menyebabkan ter+adinya perubahan pada G/G dan GL0. e8ara
khusus epineprin dan norepine,rin telah terbukti dapat menstimulasi GL0 hepatik GL0
se8ara langsung (14&) sementara e,ek augmentasi dar katekolamin terhadap G/G
adalah melalui peningkatan GL0 pada otot dan lipolisis +aringan adipose untuk
-
7/25/2019 Glukoneogenesis Dan Glikoneogenesis Hepatik
16/20
melepaskan prekursor glukoneogenik mayor seperti laktat gliserol dan alanine (144$).
Lainnya +uga mengamati hubungan antara kadar glukagon plasma dan G/G ($%)
dan baha peranan katekolamin dalam stimulasi produksi glukosa hepatik selama
olahraga mungkin merupakan e,ek sekunder dari glukagon (11& $%). 3leh sebab itu
pengamatan kami terhadap penekanan respon simpatik berhubungan dengan
konsentrasi glukon yang lebih tinggi pada per8obaan LT#1%5 6 L7 dapat lebih lan+ut
di+elaskan melalui peningkatan G/G dan penurunan yang berbanding terbalik pada
GL0 selama in,usi laktat eksogen.
E1ek dari latihan endurance& D,ek dari latihan endurance terhadap G/G pada
manusia belum sepenuhnya dipahami sebagaimana penelitian#penelitian sebelumnya
telah mengamati penurunan demikian pula atau peningkatan kadar G/G setelah
latihan (4!$$). Friedlander et al. (1!) memperkirakan G/G dari tiga prekursor karbon
dengan menentukan ke8epatan siklus glukosa pada pria yang sehat sebelum dan setelah
1% minggu latihan endurance. La+u G/G lebih rendah setelah latihan yang diukur
selama intensitas olahraga diberikan dan +uga -laktat. Ca8rae et al . ($$) melaporkan
tidak ada perubahan dalam ke8epatan absolut G/G setelah ! minggu latihan endurance
sebagai la+u metabolik yang diberikan selama u+i olahraga yang progresi, sampai
kelelahan. e8ara khusus e8ara khusus G/G dari laktat menurun setelah latihan
sementara peningkatan oksidasi laktat se8ara bersamaan diamati. ebaliknya ?ergman
et al. (4) menyatakan baha latihan endurance selama ! minggu menyebabkan
peningkatan G/G pada intensitas olahraga absolut dan relati, (&5 3peak pre dan
pas8a latihan). D,ek dari latihan ini terhadap G/G +elas terlihat baik pada ke8epatan
G/G aboslut dan relati, yang berkontribusi terhadap produksi glukosa total. ub+ek
pada penelitian terakhir ini adalah +am postprandial, berbeda dengan penelitian
sebelumnya dimana sub+ek $ +ampostprandialpada penelitian oleh Friedlander et aldan 1 +am puasa sepan+ang malam pada penelitian Ca8@ae et al. elain itu kontrol
terhadap komposisi diet ber2ariasi dalam setiap penelitian. 3leh sebab itu kesen+angan
yang nyata yang bere,ek pada latihan endurance pada G/G dinilai akibat ,aktor#,aktor
seperti status diet yang mempengaruhi dinamika G/G dan GL0 yang bebas
sebagaimana kedua hal tersebut berpengaruh terhadap produksi glukosa total.
Cetodologi kami dalam mengontrol status diet dalam menentukan produksi
laktat yang berasal dari glukosa menimbulkan pertanyaan apakah indi2idu yang
-
7/25/2019 Glukoneogenesis Dan Glikoneogenesis Hepatik
17/20
membatasi konsumsi 793 akan menun+ukkan respon glukoneogenesis yang berbeda
dari mereka yang diamati pada penelitian ini. ?erdasarkan pengetahuan kami tidak ada
la+u aliran (flux)laktat maupun G/G yang telah diukur pada indi2idu dengan diet lemak
yang tinggi: penelitian ini masih dalam proses pengu+ian. Perhitungan kami terhadap
ke8epatan (la+u) G/G berdasarkan pengukuran penggabungan 8arbon#$ dari in,us laktat
-$#1$7 ke dalam kelompok glukosa darah . Cetode dalam penentuan G/G ini +uga
melibakan kontribusi dari metabolit dalam keseimbanngannya dengan laktat seperti
piru2at (melalui laktat dehidrogenase) dan alanin (melalui alanine aminotrans,erase).
/amun kontribusi prekursor lain tidak dimasukkan misalnya gliserol. 3leh
karena itu pada penelitian ini kami menyediakan estimasi G/G yang minimal. Adalah
hal yang masuk akal untuk mengasumsikan baha indi2idu#indi2idu yang telah
beradaptasi dengan lemak akan memiliki tingkat ketergantungan yang sama atau lebih
terhadap G/G untuk mempertahankan glikemia bila dibandingkan dengan indi2idu#
indi2idu yang telah beradaptasi dengan diet tinggi 793. ?ila dibandingkan dengan
indi2idu yang diberikan 793 indi2idu yang telah beradaptasi dengan lemak
menun+ukkan konsentrasi gliserol plasma yang lebih tinggi pada saat latihan ,isik yang
lama (1%). Pada keadaan tersebut peningkatan ketersediaan prekursor dari gliserol
diharapkan dapat memperbanyak G/G. /amun penelitian kami (1) dan penelitian
yang lainnya (!) telah menun+ukkan baha gliserol merupakan prekursor
glukoneogenik yang buruk sehingga indi2idu yang telah beradaptasi dengan lemak
yang memiliki nilai sirkulasi laktat yang rendah akan mengalami gangguan kapasitas
G/G pada saat latihan ,isik ke8uali bila adaptasi terhadap diet tinggi lemak dapat
meningkatkan kapasitas G/G dari gliserol. Permasalahan#permasalahan mengenai
mekanisme dalam mempertahankan glikemia pada indi2idu#indi2idu yang memiliki
,isik yang terlatih dengan baik yang telah beradaptasi terhadap diet tinggi lemak danmengenai peran gliserol membutuhkan in2estigasi lebih +auh.
9asil yang ditemukan pada penelitian#penelitian saat ini tidak menun+ukkan
adanya e,ek yang signi,ikan dari latihan dalam pembagian produksi glukosa pada saat
istirahat selain itu tidak ditemukan perbedaan rasio G/G dan GL0 yang berbeda pada
sub+ek#sub+ek yang beristirahat dalam kondisi berpuasa sepan+ang malam. /amun
selama latihan ,isik pada LT sub+ek#sub+ek yang terlatih pada hakikatnya telah berkutat
dengan intensitas latihan ,isik dan P3 absolut yang relati, lebih tinggi (intenstas: " 5
-
7/25/2019 Glukoneogenesis Dan Glikoneogenesis Hepatik
18/20
2s. &" 5 3peakdan P3: ! E 2s. 1&1 E) tanpa mengalami penurunan G/G yang
signi,ikan apabila dibandingkan dengan sub+ek#sub+ek BT. /amun demikian alau
tidak terdapat perbedaan se8ara statistik kontribusi relati, rata#rata G/G dalam
produksi glukosa pada indi2idu yang terlatih adalah lebih rendah M4%5 bila
dibandingkan dengan sub+ek#sub+ek BT dimana nilai GL0 pada LT lebih tinggi M5
selama latihan ,isik. >ami menemukan baha sub+ek#sub+ek yang terlatih memiliki
persediaan glikogen li2er yang lebih besar (1) yang dapat men+adi ,aktor menentukan
terhadap GL0 hepatik terutama dalam keadaan kandungan glikogen yang rendah (
4 ). /amun bila dibandingkan dengan per8obaan LT#1%5 sub+ek#sub+ek yang
terlatih menun+ukkan rasio G/G yang lebih tinggi selama latihan ,isik dalam per8obaan
LT#1%56L7 alaupun diikuti dengan periode istirahat selama !% menit dengan in,usi
laktat eksogen yang bisa sa+a menambah persediaan glikogen hepatik sebelum latihan
,isik. ?ila membandingan sub+ek#sub+ek yang terlatih pada per8obaan LT#1%56L7
dengan sub+ek#sub+ek BT yang melalui latihan ,isik pada LT maka kedua kelompok
melalui intensitas latihan ,isik (&"5 3peak) dan -laktat (M4 mmol*l) yang relati, sama
sehingga membentuk karakteristik e,ek dari masing#masing latihan tersebut. >ami
menemukan rasio G/G yang lebih tinggi pada sub+ek#sub+ek yang terlatih alaupun
tidak signi,ikan se8ara statistik yang mengisyaratkan baha latihan ketahananan tubuh
mungkin dapat meningkatkan kapasitas glukoneogenik selama latihan ,isik yang lama
setelah puasa sepan+ang malam.
'alam hal pembagian substrat energi latihan ketahanan tubuh menyebabkan
perubahan penggunaan substrat yang ke8il namun signi,ikan yaitu perubahan
penggunaan dari 793 men+adi penggunaan asam lemak (!). elain itu latihan +uga
menurunkan persediaan glukosa darah pada nilai P3 yang absolut setelah latihan ($ 1!
$! 41 $ "). Pada penelitian saat ini ketika BT dan sub+ek#sub+ek terlatih melakukanlatihan ,isik pada intensitas relati, senilai &"5 3peak(BT dan LT dan berlatih pada LT#
1%5) kami menemukan baha tidak ada perbedaan yang signi,ikan pada @a @d atau
C7@ diantara kedua kelompok. Perputaran glukosa pada sub+ek#sub+ek yang terlatih
yang men+alani latihan ,isik pada LT +uga tidak berbeda dari kondisi#kondisi lain tetapi
nilai -laktat darah menurun se8ara signi,ikan selama latihan ,isik pada per8obaan LT#
1%5. Penemuan ini sesuai dengan penelitian yang melaporkan baha bersihan laktat
meningkat karena oksidasi pada kedua nilai P3 absolut dan intensitas relati, ati2itas
-
7/25/2019 Glukoneogenesis Dan Glikoneogenesis Hepatik
19/20
,isik setelah latihan ( 1" $$ $4 4;). 3leh karena itu indi2idu dengan ketehanan
tubuh yang terlatih mengalami peningkatan kapasitas dalam hal penggunaan laktat
sebagai sumber energi oksidati, dan sebagai prekursor glukoneogenik. >etika L7
meningkatkan -laktat darah untuk menyamai per8obaan LT G/G pada sub+ek#sub+ek
yang terlatih meningkat yang sekali lagi menun+ukkan baha adanya laktat prekursor
tambahan akan meningkatkan G/G selama akti,itas.
Adaptasi pada metabolisme glukosa hepatik yang disebabkan oleh latihan +uga
dipengaruhi oleh adanya penurunan respon neuroendokrin selama latihan ,isik pada P3
absolut ($& 41). Pada penelitian saat ini menggunakan intensitas relati, latihan ,isik
yang telah disamakan senilai &"5 3peak kami menemukan baha perubahan pada
hormon milieu (8th nilai insulin yang lebih tinggi dan nilai glukagon serta epinephrin
yang lebih rendah se8ara signi,ikan) tetap bertahan pada sub+ek yang terlatih
dibandingkan dengan sub+ek BT (Tabel $). /amun tetap sa+a sub+ek#sub+ek BT tidak
dapat meregulasi glukosa darah sebaik saat berlatih dan oleh karena itu mereka
mengalami respon counter#regulasi yang lebih hebat yang dapat lihat dari nilai
konsentrasi glukagon yang lebih tinggi alau bila intensitas relati, latihan ,isiknya
telah disamakan.
7eterbatasan. Laktat memasuki +alur G/G melalui piru2at dimana perbanyakan
tracerbisa sa+a berkurang ketika dilusi ter+adi dengan oksaloasetat dari siklus asam
tri8arboksilik. Caka kami menggunakan ,aktor koreksi (9etenyi 9) senilai 14
selama istirahat untuk menyesuaikan penurunan sinyal ini (4). >oreksi untuk dilusi
isotop dapat ber2ariasi menurut spesies tingkat nutrisi dan perbedaan tingkat latihan
() namun kami mengasumsikan baha proporsi dilusi traceradalah relati, sama pada
kelompok BT dan kelompok yang terlatih. Bntuk latihan kami tidak menggunakan
,aktor koreksi (8th 9 U 1%) pada data karena metabolisme glukosa hepatik melaluioksaloasetat se8ara predominan adalah anabolik.
Ealaupun laktat se8ara luas diketahui merupakan prekursor glukoneogenik yang
berperan besar rasio G/G yang kami hitung untuk manusia sehat mungkin sa+a terlalu
rendah karena kami tidak mengikutsertakan kontribusi dari gliserol dan asam lemak
selain alanin (). 'i lain pihak penghitungan nilai GL0 hepatik bisa sa+a terlalu tinggi.
/amun kemungkinan terlalu rendahnya penghitungan rasio G/G karena kurangnya
perhitungan kontribusi prekursor lain bisa diminimalisasi pada kondisi LT#1%56L7
-
7/25/2019 Glukoneogenesis Dan Glikoneogenesis Hepatik
20/20
dimana tingkat ke+enuhan laktat telah membatasi kontribusi prekursor glukoneogenik
lain karena adanya kontrol auto#regulasi (! % 1). elain itu penemuan kami
mungkin berbeda pada indi2idu#indi2idu yang telah beradaptasi dengan lemak yang
menun+ukkan adanya perubahan pola penggunaan substrat selama latihan bila
dibandingkan dengan indi2idu#indi2idu yang mengkonsumsi porsi 793 yang lebih
besar (1%).
'alam laporan ini kami men+elaskan produksi glukosa dari li2er alaupun
beberapa perubahan bisa +uga ter+adi pada gin+al. >arena pengukuran kami
men8erminkan metabolisme seluruh tubuh kami tidak mengeksklusikan korteks renal
sebagai kontributor G/G dan GL0 paa hasil#hasil penelitian kami. 'an yang penting
karena persediaan glikogen yang rendah pada gin+al (%) GL0 renal sepertinya tidak
akan memberikan kontribusi yang signi,ikan terhadap gambaran glukosa darah.
8ing#asan dan #esimpulan. >ami menggunakan isotop traceryang stabil untuk
mengukur metabolisme glukosa pada sub+ek BT dan sub+ek yang terlatih selama tingkat
latihan ,isik yang stabil pada dan sedikit di baah LT. >ami +uga melibatkan sebuah
komponen L7 untuk mempela+ari e,ek konsentrasi prekursor terhadap G/G. 'ari
per8obaan#per8obaan ini disimpulkan baha laktat yang diperoleh dari G/G memiliki
peran yang esensial pada keadaan berpuasa terlepas dari riayat latihan. Latihan
ketahanan ,isik meningkatkan kapasitas ker+a untuk men8apai intensitas latihan ,isik
relati, dan P3 absolut yang lebih tinggi sebelum men8apai LT dan tanpa mengalami
penurunan G/G yang signi,ikan.