glu kosa

Upload: rizka-novitasari

Post on 30-Oct-2015

256 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Untuk mengetahui pengertian dari pemeriksaan glukosa.Untuk mengetahui jumlah normal urine dan jenis-jenis pemeriksaan urine.Untuk mengetahui cara kerja dari pemeriksaan urine.

Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan glukosa urine ?Berapa jumlah normal urine dan apa saja yang termasuk pemeriksaan urine ?Bagaimana cara kerja pemeriksaan glukosa urine ?

PengertianTes glukosa urine adalah pemeriksaan pada sampel urine untuk mengetahui ada tidaknya glukosa pada urine. Pemeriksaan ini termasuk penyaringan dalam urinalisis.Glukosa mempunyai sifat mereduksi. Ion cupri direduksi menjadi cupro dan mengendap dalam bentuk merah bata. Semua larutan sakar yang mempunyai gugusan aldehid atau keton bebas akan memberikan reaksi positif. Na sitrat dan Na karbonat (basa yang tidak begitu kuat) berguna untuk mencegah pengendapan Cu++ . Sukrosa memberikan reaksi negative karena tidak mempunyai gugusan aktif (aldehid/ke ton bebas).Glukosa dalam urin ditentukan dengan reaksi reduksi menggunakan reagen Benedict (terbaik), Fehling dan Nylander. Cara lainnya adalah menggunakan carik celup.Reaksi benedict sensitive karena larutan sakar dalam jumlah sedikit menyebabkan perubahan warna dari seluruh larutan, sedikit menyebabkan perubahan warna dari seluruh larutan, hingga praktis lebih mudah mengenalnya. Hanya terlihat sedikit endapan pada dasar tabung. Uji benedict lebih peka karena benedict dapat dipakai untuk menafsir kadar glukosa secara kasar, karena dengan berbagai kadar glukosa memberikan warna yang berlainan.

2.2 Tujuan PemeriksaanUntuk mengetahui gula-gula urine yang tereduksi.2.3 Prinsip PemeriksaanDalam suasana alkali kuat, gula-gula (reduktor) akan mereduksi cupri menjadi Cuprohidroksida (CuOH) yang berwarna kuning atau cupro oksida (CuO2) yang berwarna merah.

FehlingPereaksi ini dapat direduksi selain oleh karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi, juga dapat direduksi oleh reduktor lain. Pereaksi Fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan Fehling A dan 1arutan Fehling B. Larutan Fehling A adalah larutan CuS04dalam air, sedangkan larutan Fehling B adalah larutan garam K-Na-tartrat dan NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini disimpan terpisah baru dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat. Dalam pereaksi ini ion Cu++direduksi menjadi ion Cu+dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu20.Dengan larutan glukosa 1%, pereaksi Fehling menghasilkan endapan berwarna merah bata, sedangkan apabila digunakan yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1%, endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan.

BenedictPereaksi Benedict adalah larutan yang dibuat dari campuran kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion C++kuprisulfat menjadi ion Cu+yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi Benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata. Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa.

Fehling1.Siapkan satu tabung reaksi yang steril dan bebas lemak2.Pipet 1 ml fehling A, ditambahkan 1 ml fehling B3.Tambahkan setengah ml urine, lalu dihomogenkan4.Panaskan dipenangas bunsen5.Amati perubahan warna yang terbentukBennedict1.Siapkan satu tabung reaksi yang steril dan bebas lemak2.Dimasukkan 8 tetes urine3.Tambahkan 5 ml reagen bennedict4.Panaskan dipenangas bunsen 5.Amati perubahan warna pertama yang terbentuk

Kadar gula yang tinggi dibuang melalui air seni, dengan demikian air seni penderita kencing manis yang mengandung glukosa sehingga sering dilebung atau dikerebuti semut, selanjutnya orang tersebut akan kekurangan energi / tenaga, muda lelah, emas, mudah haus, dan lapar sering kesemutan, sering buang air kecil, gatal-gatal dan sebagainyaKurang dari 0,1% dari glukosa normal disaring oleh glomerulus muncul dalam urin (kurang dari 130 mg/24 jam). Glukosuria (kelebihan gula dalam urin) terjadi karena nilai ambang ginjal terlampaui atau daya reabsorbsi tubulus yang menurun. Glukosuria umumnya dialami penderita diabetes mellitus. Namun, glukosuria dapat terjadi tidak disertai dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah, oleh karena itu glukosuria tidak selalu dapat dipakai untuk menunjang diagnosis diabetes mellitus. Untuk pengukuran glukosa urine, reagen strip diberi enzim glukosa oksidase (GOD), peroksidase (POD) dan zat warna.Indah , Hesti Permata . 2012. pemeriksaan glukosa urine http://hestooong.blogspot.com/2012/12/pemeriksaan-glukosa-urine.html

Beberapa hal perlu diperhatikan dalam persiapan penderita untuk analisa urin misalnya pada pemeriksaan glukosa urin sebaiknya penderita jangan makan zat reduktor seperti vitamin C, karena zat tersebut dapat memberikan hasil positif palsu dengan cara reduksi dan hasil negatif palsu dengan cara enzimatik.Pada pemeriksaan urobilin, urobilinogen dan bilirubin sebaiknya tidak diberikan obat yang memberi warna pada urin, seperti vitamin B2 (riboflavin), pyridium dan lain lain.

Pada tes kehamilan dianjurkan agar mengurangi minum supaya urin menjadi lebih pekat.

Susunan urin tidak banyak berbeda dari hari ke hari, tetapi pada pihak lain mungkin banyak berbeda dari waktu ke waktu sepanjang hari, karena itu penting untuk mengambil contoh urin menurut tujuan pemeriksaan. Untuk pemeriksaan urin seperti pemeriksaan protein, glukosa dan sedimen dapat dipergunakan urin - sewaktu, ialah urin yang dikeluarkan pada waktu yang tidak ditentukan dengan khusus, kadang kadang bila unsur sedimen tidak ditemukan karena urin- sewaktu terlalu encer, maka dianjurkan memakai urin pagi.Urin pagi ialah urin yang pertama kali dikeluarkan pada pagi hari, urin ini baik untuk pemeriksaan berat jenis, protein sedimen dan tes kehamilan.Pemeriksaan glukosadalam urin dapat dilakukan dengan memakai reagens pita. Selain itu penetapan glukosa dapat dilakukan dengan cara reduksi ion cupri menjadi cupro. Dengan cara reduksi mungkin didapati hasil positip palsu pada urin yang mengandung bahan reduktor selain glukosa seperti : galaktosa, fruktosa, laktosa, pentosa, formalin, glukuronat dan obat-obatan seperti streptomycin, salisilat, vitamin C. Cara enzimatik lebih sensitif dibandingkan dengan cara reduksi. Cara enzimatik dapat mendeteksi kadar glukosa urin sampai 100 mg/dl, sedangkan pada cara reduksi hanya sampai 250 mg/dl.

Juga cara ini lebih spesifik untuk glukosa, karena gula lain seperti galaktosa, laktosa, fruktosa dan pentosa tidak bereaksi. Dengan cara enzimatik mungkin didapatkan hasil negatip palsu pada urin yang mengandung kadar vitamin C melebihi 75 mg/dl atau benda keton melebihi 40 mg/dl.

Pada orang normal tidak didapati glukosa dalam urin. Glukosuria dapat terjadi karena peningkatan kadar glukosa dalam darah yang melebihi kepasitas maksimum tubulus untuk mereabsorpsi glukosa seperti pada diabetes mellitus, tirotoksikosis, sindroma Cushing, phaeochromocytoma, peningkatan tekanan intrakranial atau karena ambang rangsang ginjal yang menurun seperti pada renal glukosuria, kehamilan dan sindroma Fanconi.Yoharli, Benny. 2012. Hasil Periksaan Urine. http://bennyyoherman.blogspot.com/

GlukosaNilai normal: negatifDi Indonesia, glukosa urin biasanya diuji secara semikuantitatif dengan uji reduktor (Benedict).

Pemeriksaan Benedict ini sebenarnya ditujukan untuk mendeteksi adanya glukosa, asam homogentisat, dan substansi reduktor lainnya (misalnya vitamin C) dalam urin; sesuai dengan mekanisme reaksi yaitu reduksi tembaga sulfat. Asam homogentisat bisa ada dalam urin dalam jumlah besar pada individu dengan gangguan metabolisme asam amino alkohol (fenilalanin dan tirosin). Karena faktor ini pemeriksaan glukosuria di negara maju telah diganti dengan Clinistix.Glukosa urin positif tidak selalu berarti diabetes melitus, walaupun memang penyakit ini yang paling sering memberi hasil positif pada uji glukosa urin. Makna lain yang mungkin:-Penyakit ginjal (glomerulonefritis, nefritis tubular, sindroma Fanconi).-Penyakit hepar dan keracunan logam berat.-Faktor farmakologis (indometasin, isoniazid, asam nikotinat, diuretik tiazid, karbamazepin).-Nutrisi parenteral total yang berlebihan (hiperalimentasi) dengan infus glukosa.

Trixie, Yossi. 2010. Membaca hasil lab urin http://analislaboratoriumkesehatan.blogspot.com/2010/06/membaca-hasil-lab-urin.html

Darah disaring oleh jutaan nefron, sebuah unit fungsional dalam ginjal. Hasil penyaringan (filtrat) berisi produk-produk limbah (mis. urea), elektrolit (mis. natrium, kalium, klorida), asam amino, dan glukosa. Filtrat kemudian dialirkan ke tubulus ginjal untuk direabsorbsi dan diekskresikan; zat-zat yang diperlukan (termasuk glukosa) diserap kembali dan zat-zat yang tidak diperlukan kembali diekskresikan ke dalam urin.

Kurang dari 0,1% dari glukosa normal disaring oleh glomerulus muncul dalam urin (kurang dari 130 mg/24 jam). Glukosuria (kelebihan gula dalam urin) terjadi karena nilai ambang ginjal terlampaui atau daya reabsorbsi tubulus yang menurun. Glukosuria umumnya berarti diabetes mellitus. Namun, glukosuria dapat terjadi tidak sejalan dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah, oleh karena itu glukosuria tidak selalu dapat dipakai untuk menunjang diagnosis diabetes mellitus.Untuk pengukuran glukosa urine, reagen strip diberi enzim glukosa oksidase (GOD), peroksidase (POD) dan zat warna.

Uji glukosa urin normal = negatif (kurang dari 50mg/dl)

Uji saringan gluksa dalam urine aadalah petanda sseorang individu itu mempunyai penyakit, misalnya diabetes melitus. Adanya glukosa dalam urine individu yang normal biasanya pada individu yang mempunyai ambang glukosa rendah (glukosurid). Uji glukosa dilakukan dengan menambahkan 3 ml reagent benedict pada dua tabung reaksi dan menambahkan 10 tetes pada setiap sampel urine pada tabung reaksi, kemudian meletakkan pada penangas air mendidih. Pada urine orang normal, setelah pencampuran dengan reagen benedict dan dilakukan pemanasan, urine berwarna hijau bening dan tidak ada endapan. Tetapi pada urine wanita hamil berwarna coklat dan terdapat endapan. Pereaksi Benedict yang mengandung kuprisulfat dalam suasana basa akan tereduksi oleh gula yang menpunyai gugus aldehid atau keton bebas (misal oleh glukosa), yang dibuktikan dengan terbentuknya kuprooksida berwarna merah atau coklat. Uji glukosa ini sering tidak valid jika reagen yang digunakan telah kedaluawarsa atau terbuka terlalu lama di udara dan bercampur dengan air.

Darah disaring oleh jutaan nefron, sebuah unit fungsional dalam ginjal. Hasil penyaringan (filtrat) berisi produk-produk limbah (mis. urea), elektrolit (mis. natrium, kalium, klorida), asam amino, dan glukosa. Filtrat kemudian dialirkan ke tubulus ginjal untuk direabsorbsi dan diekskresikan; zat-zat yang diperlukan (termasuk glukosa) diserap kembali dan zat-zat yang tidak diperlukan kembali diekskresikan ke dalam urin.Glukosuria umumnya berartidiabetes mellitus. Namun, glukosuria dapat terjadi tidak sejalan dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah; oleh karena itu glukosuria tidak selalu dapat dipakai untuk menunjang diagnosis diabetes mellitus. Jika nilai ambang ginjal begitu rendah bahkan kadar glukosa darah normal menghasilkan kondisi glukosuria, keadaan ini disebut sebagaiglycosuria ginjal.Kurang dari 0,1% glukosa yang disaring oleh glomerulus terdapat dalam urin (kurang dari 130 mg/24 jam). Glukosuria (kelebihan gula dalam urin) terjadi karena nilai ambang ginjal terlampaui (kadar glukosa darah melebihi 160-180 mg/dl atau 8,9-10 mmol/l), atau daya reabsorbsi tubulus yang menurun.Kreatinin darah meningkat jika fungsi ginjal menurun. Oleh karena itu kreatinin dianggap lebih sensitif dan merupakan indikator khusus pada penyakit ginjal dibandingkan uji dengan kadarnitrogen urea darah Blood Urea Nitrogen (BUN). Sedikit peningkatan kadar BUN dapat menandakan terjadinya hipovolemia (kekurangan volume cairan); namun kadar kreatinin sebesar 2,5 mg/dl dapat menjadi indikasi kerusakan ginjal. Kreatinin serum sangat berguna untuk mengevaluasi fungsi glomerulus.Keadaan yang berhubungan dengan peningkatan kadar kreatinin adalah : gagal ginjal akut dan kronis, nekrosis tubular akut, glomerulonefritis, nefropati diabetik, pielonefritis, eklampsia, pre-eklampsia, hipertensi esensial, dehidrasi, penurunan aliran darah ke ginjal (syok berkepanjangan, gagal jantung kongestif), rhabdomiolisis, lupus nefritis, kanker (usus, kandung kemih, testis, uterus, prostat), leukemia, penyakit Hodgkin, diet tinggi protein (mis. daging sapi [kadar tinggi], unggas, dan ikan [efek minimal]).Alin. 2013. JURNAL PEMERIKSAAN URINE. http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://alinsharing.blogspot.com/2013/03/jurnal-pemeriksaan-urine.html 20 Mei 2013

Glukosuria adalah ekskresi glukosa ke dalam urin. Seharusnya urin tidak mengandung glukosa, karena ginjal akan menyerap glukosa hasil filtrasi kembali ke dalam sirkulasi darah. Penyakit Glukosuria merupakan suatu penyakit yang ditandai adanya glukosa dalam urine. Penyakit tersebut sering juga disebut penyakit gula atau kencing manis(diabetes millitus). Penyakit ini biasanya menyerang manusia di usia lanjut disebabkan oleh kadar gula terlalu banyak sehingga menimbulkan kencing manis.Hal ini dapat diakibatkan kadar glukosa dalam darah terlalu tinggi (melebihi batas normal), sehingga tubulus ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang ada pada filtrat glomerulus.

-:Tetap biru jernih atau sedikit kehijau-hijauan tanpa endapan1+:Hijau kekuningan dan agak keruh (sesuai dengan 0,5-1% glukosa)2+:Kuning keruh (1-1,5% glukosa)3+:Jingga atau warna lumpur keruh (2-3,5% glukosa)4+:Merah keruh (lebih dari 3,5% glukosa)

Interpretasi :(-): warna biru / hijau keruh(+): larutan keruh dan hijau agak kuning(++): kuning kehijauan dengan endapan kuning(+++): kuning kemerahan dengan endapan kuning merah(++++):merah jingga sampai merah bata

Prosedur Kerja Alat dan bahan Tabung reaksi Lampu spiritus/ water bath Rak tabung reaksi Penjepit tabung reaksi Reagen Benedict Cara Kerja Siapkan alat dan bahan Masukkan 5 ml reagen Benedict ke dalam tabung reaksi Teteskan sebanyak 5-8 tetes urin ke dalam tabung tersebut Masukkan tabung tadi ke dalam air mendidi (water bath) selama 5 menit atau langsung dipanaskan di atas lampu spiritus selama 3 menit mendidih. Angkat tabung, kocok isinya dan bacalah hasil reduksi Penilaian

- : tetap biru jernih atau sedikit kehijauan dan agak keruh + : hijau kekuningan dan keruh ( sesuai dengan 0,5 - 1% glukosa) ++ : kuning kehijauan atau kuning keruh (1 - 1,5% glukosa) +++ : jingga atau warna lumpur keruh (2 - 3,5% glukosa) ++++ : merah bata atau merah keruh ( > 3,5% glukosa)Perhatian = membaca hasil harus segera setelah diangkat dan dikocok. Bila dibiarkan lebih lama, hasilnya akan lebih positif.

Glukosa adalah gula sederhana (monosakarida) yang berfungsi sebagai sumber utama energi di dalam tubuh. Glukosa adalah gula utama yang dibuat tubuh dari protein,lemak, terutama,karbohidrat. Glukosa dihantarkan ke setiapselmelalui aliran darah. Namun, sel-sel itu tidak dapat menggunakan glukosa tanpa bantuaninsulin.

Glukosa adalah salah satu dari monosakarida dan yang tidak ikut diekskresikan bersama urin.Glukosa adalah salah satu dari monosakarida yang mempunyai peranan besar sebagai indikator penyakit diabetes melilitus (DM). Diabetes melilitus adalah suatu keadaan yang timbul karena defisiensi insulin karena terhambatnya penyerapan glukosa ke dalam sel serta gangguan metabolisme sehingga menimbulkan peningkatan glukosa dalam darah (glukosuria hiperglikemia).Pada keadaan normal biasanya urin tidak mengandung glukosa, tidak ada glukosa dalam urin, adanya glukosa dalam urin (disebut glukosuria) dapat menunjukkan terjadi kelainan atau gangguan penyakit. Jika terjadi peningkatan kadar gula dalam darah (glukosuria hiperglikemia), maka kemungkinan adalah: diabetes mellitus, sindrom Cushing, penyakit pankreas, kelainan susunan syaraf pusat, gangguan metabolisme berat (misalnya pada kebakaran hebat, penyakit hati lanjut, sepsis, dan sebagainya) atau karena obat-obatan kortikosteroid, thiazide, dan sebagainya. Jika glukosuria tanpa hiperglikemia dapat dijumpai pada: kelainan tubulus ginjal, kehamilan, gula selain glukosa dalam urin atau makan buah-buahan sangat banyak (Healthwise, 2010).

Salim, Carolina. 2011. Medical Check Up Menggunakan Urine, Mengapa dan Apa yang Diperiksa?. http://www.tanyadok.com/tekno/medical-check-up-menggunakan-urine-mengapa-dan-apa-yang-diperiksa

Tes glukosa urinadalah pemeriksaan pada sampel urin untuk mengetahui ada/tidaknya glukosa dalam urin. Pemeriksaan glukosa urin dengan menggunakan benedict ini memanfaatkan sifat glukosa sebagai pereduksi. Prinsip dari tes Benedict = glukosa dalam urin akan mereduksi kuprisulfat (dalam benedict) menjadi kuprosulfat yang terlihat dengan perubahan warna dari larutan Benedict tersebut. Jadi, bila urin mengandung glukosa, maka akan terjadi reaksi perubahan warna seperti yang dijelaskan di atas. Namun, bila tidak terdapat glukosa, maka reaksi tersebut tidak akan terjadi dan warna dari benedict tidak akan berubah.

Glukosa mempunyai sifat mereduksi. Ion cupri direduksi menjadi cupro dan mengendap dalam bentuk merah bata. Semua larutan sakar yang mempunyai gugusan aldehid atau keton bebas akan memberikan reaksi positif. Na sitrat dan Na karbonat (basa yang tidak begitu kuat) berguna untuk mencegah pengendapan Cu++. Sukrosa memberikan reaksi negative karena tidak mempunyai gugusan aktif (aldehid/keton bebas).Reaksi benedict sensitive karena larutan sakar dalam jumlah sedikit menyebabkan perubahan warna dari seluruh larutan, hingga praktis lebih mudah mengenalnya. Hanya terlihat sedikit endapan pada dasar tabung. Uji benedict lebih peka karena benedict dapat dipakai untuk menafsir kadar glukosa secara kasar, karena dengan berbagai kadar glukosa memberikan warna yang berlainan.

Catatan untuk AndaHasil pemeriksaan urin dapat memiliki banyak interpretasi. Temuan abnormal mengindikasikan ada sesuatu yang salah dan perlu dievaluasi lebih lanjut.Semakin besar deviasi dari normal, semakin besar kemungkinan adanya masalah. Namun, hasil normal tidak menjamin bahwa tidak ada penyakit. Beberapa orang tidak memberikan kondisi abnormal dalam tes urin di awal proses penyakit, dan yang lainnya memberikan kondisi abnormal secara sporadis sepanjang hari sehingga tidak terdeteksi oleh sampel urin tunggal. Selain itu, bila urin sangat encer maka bahan kimia dalam jumlah kecil mungkin tidak terdeteksi. Dokter Anda harus menganalisis hasil tes urin dengan gejala dan temuan klinis lain untuk menegakkan diagnosis.