global investor study - schroders.com€¦ · dalam kredensial agen keberlanjutan dilema profit...

Global Investor Study 2020 1

Materi pemasaran

Global Investor StudyKebangkitan investor berkelanjutan


05

10

16

04

03 09

07 14

12

18

19

20

Temuan kami secara ringkas

Ikhtisar Mengapa orang-orang memilih investasi berkelanjutan

Kompas investasi

Pemangku kepentingan keberlanjutan

Mengkonsolidasikan keuntungan dan pengaruh

Maukah orang-orang menambah ketrampilan keuangan mereka?

Berinvestasi dengan berbuat lebih baik?

Pengaruh yang tidak disadariBuktinya ada di dalam kredensial

Agen keberlanjutan

Dilema profit versus planet

Daftar Isi


Ikhtisar

Tentang studi ini

Keberlanjutan bukan masalah kecil, mengharuskan kita semua untuk lebih sadar akan pengaruh kita dan bekerja bersama untuk berkontribusi terhadap masyarakat yang lebih berkelanjutan. Kami berbicara dengan lebih dari 23.000 orang, di 32 lokasi di seluruh dunia, tentang sikap mereka terhadap investasi berkelanjutan.

Pembicaraan tentang investasi berkelanjutan sedang mendapatkan momentum, dengan orang-orang semakin terlibat dan bersemangat untuk menerima informasi lebih lanjut tentang topik ini. Hasil-hasilnya mengidentifikasi beberapa tantangan yang menghambat investasi berkelanjutan untuk diadopsi semakin luas. Meskipun orang-orang melihat keberlanjutan sebagai tanggung jawab moral, pandangan itu dapat dibayangi oleh motivasi keuangan jangka pendek.

Mungkin hal yang lebih menggembirakan adalah pengakuan bahwa investasi yang lebih berkelanjutan memiliki kemungkinan menghasilkan hasil yang lebih tinggi juga.1

Pada bulan April 2020, Schroders menugaskan sebuah survei online independen terhadap lebih dari 23.000 orang di 32 lokasi di seluruh dunia. Lokasi yang dicakup antara lain Australia, Brasil, Kanada, Tiongkok, Perancis, Jerman, India, Italia, Jepang, Belanda, Spanyol, Inggris, dan AS. Riset ini mendefinisikan “orang-orang” sebagai mereka yang akan menginvestasikan paling sedikit €10.000 (atau setara) dalam 12 bulan ke depan dan telah membuat perubahan pada investasi mereka dalam 10 tahun terakhir.

Catatan: Angka-angka dalam dokumen ini mungkin tidak mencapai 100 persen karena adanya pembulatan.

1 2% responden berpendapat bahwa dana investasi berkelanjutan adalah menarik karena lebih mungkin untuk menawarkan hasil yang lebih tinggi


Orang-orang memerlukan bukti bahwa investasi akan berkelanjutanProporsi terbesar dari orang-orang (34%) mengatakan bahwa penegasan dari pihak ketiga independen akan memberi mereka keyakinan tentang keberlanjutan suatu investasi, sedangkan 33% orang akan merasa sama yakinnya jika pernyataan berasal dari penyedia investasi itu sendiri.

Keberlanjutan berhubungan dengan moralitas77% orang tidak akan berinvestasi melawan kepercayaan pribadinya, sedangkan 23% orang akan berinvestasi demi hasil investasi yang lebih tinggi.

Dampak terhadap lingkungan dan hasil investasi lebih besar adalah daya tarik utama ke dana investasi berkelanjutanHampir setengah (47%) orang di seluruh dunia tertarik pada investasi berkelanjutan karena dampaknya yang lebih luas terhadap lingkungan. Secara positif, 42% lainnya merasa alasan mereka tertarik pada dana investasi berkelanjutan adalah karena dana ini lebih mungkin untuk menawarkan hasil investasi lebih tinggi – menunjukkan bahwa orang-orang mengharapkan bahwa keuntungan dan dampak positif berjalan seiring. Berbicara tentang hal tersebut65% orang membahas topik investasi berkelanjutan dengan penasihat keuangan mereka; hanya 25% yang sering melakukannya. 45% orang mengklaim penasihat keuangan hanya memberikan informasi tentang investasi berkelanjutan jika ditanya, dan hanya 16% yang menerima informasi ini tanpa menanyakannya.

Sebuah tanggung jawab global 69% orang di seluruh dunia berpendapat bahwa pemerintah dan regulator nasional bertanggung jawab dalam mengurangi perubahan iklim dengan lebih dari setengah (59%) yang melihat isu ini sebagai sesuatu yang tanggung jawabnya harus turut dipikul oleh individu. Hanya 46% orang yang berpendapat bahwa manajer investasi dan pemegang saham utama harus bertanggung jawab akan hal ini, sedangkan 61% menganggap bahwa perusahaan harus bertanggung jawab.

Berkontribusi kepada masyarakat yang berkelanjutan47% orang berkontribusi terhadap masyarakat yang lebih berkelanjutan dengan berinvestasi di dana investasi berkelanjutan dibandingkan dana investasi yang tidak mempertimbangkan faktor keberlanjutan. Ini sebuah kenaikan sebesar 42% dari tahun 2018.

Perusahaan-perusahaan harus memprioritaskan pengaruh mereka terhadap masyarakatYang teratas, orang-orang berpendapat bahwa pengaruh perusahaan terhadap komunitas dan masyarakat adalah poin penting utama (70%). Mengikuti secara ketat di belakangnya adalah perhatian terhadap isu lingkungan (67%) dan perlakuan terhadap pekerja (66%).

Temuan secara ringkas


Lanskap keberlanjutan berkembang pesat dan tanpa standar atau definisi yang umum pada saat ini, orang-orang mencari lebih banyak informasi agar merasa yakin tentang ke mana mereka menempatkan uang mereka.

Hasilnya, “greenwashing” (penyediaan informasi yang menyesatkan tentang keberlanjutan suatu perusahaan dan produknya) makin mempersulit mereka yang sungguh-sungguh ingin berinvestasi dalam membuat keputusan yang lebih ‘hijau”, atau lebih berkelanjutan, untuk memastikan bahwa klaim mereka benar.

Oleh karena itu, tidak mengejutkan bahwa untuk merasa yakin akan keberlanjutan suatu investasi, 93% orang di seluruh dunia mengatakan bahwa mereka memerlukan informasi lebih lanjut tentang apa yang digolongkan oleh suatu perusahaan sebagai “berkelanjutan”.

Serta, dengan 72% orang mendapatkan pengetahuan tentang urusan keuangan pribadi mereka melalui penelitian sendiri, kita mudah melihat betapa peran informasi tentang keberlanjutan investasi akan makin berharga, baik bagi investor biasa maupun penyedia investasi.

Sementara proporsi terbesar orang-orang (34%) mengatakan bahwa penegasan dari pihak ketiga independen akan memberi mereka keyakinan terhadap keberlanjutan suatu investasi, proporsi yang hampir sama (33%) orang-orang akan merasa sama yakinnya jika pernyataan tersebut berasal dari penyedia investasi itu sendiri. Namun, lebih dari seperempat orang (26%) meninggalkan kebutuhan terhadap “stempel persetujuan” keberlanjutan, dan alih-alih memilih menerima update informasi secara reguler dari penyedia investasi.

Buktinya terdapat dalam kredensial

Global Eropa Asia Amerika Lainnya

Jenis informasi yang diperlukan agar merasa yakin terhadap keberlanjutan suatu investasi

34%

33%

26%

7%

38%

32%

21%

9%

32%

38%

24%

6%

28%

34%

34%

5%

33%

26%

33%

8%

Tidak ada informasi yang dibutuhkan

Sertifikasi mandiri dari penyedia investasi bahwa pihaknya menerapkan berkelanjutan

Update informasi secara reguler dari penyedia investasi

Label pihak ketiga (pihak independen yang menegaskan bahwa investasi itu berkelanjutan)


Dengan melihat persyaratan untuk kredensial keberlanjutan investasi berdasarkan kawasan, ada sebuah konsensus yang sangat luas akan kebutuhan informasi dan hanya ada sdikit perbedaan kecil tentang jenis informasi yang disukai. Dengan 38% orang Eropa yang lebih menyukai bahwa dana investasi berkelanjutan diakreditasikan oleh pihak ketiga, hanya 28% orang di Amerika yang menyukai metode ini, dimana ada preferensi yang sama (34%) terhadap sertifikasi mandiri dan update informasi secara teratur dari penyedia investasi.

Lokasi-lokasi pada kategori “Lainnya” (Australia, UEA, dan Afrika Selatan) adalah yang paling skeptis terhadap investasi berkelanjutan bersertifikasi mandiri dengan hanya 26% orang dari negara-negara ini yang mengatakan bahwa metode ini akan memadai. Malah ada preferensi yang jelas terhadap label pihak ketiga atau update informasi secara teratur dari penyedia investasi, dalam ukuran yang setara (33%).

Saat membandingkan pendapat antara milenial dan non-milenial, sepertinya milenial tidak begitu peduli terhadap sertifikasi mandiri (38%) dibandingkan dengan non-milenial (30%) yang merasa lebih yakin terhadap label pihak ketiga (34%).

Yang menarik, tidak ada perbedaan mencolok dalam preferensi untuk jenis informasi tertentu terlepas dari apakah orang-orang menganggap diri sendiri sebagai investor pemula atau ahli. Hal ini menyiratkan bahwa orang-orang di semua tingkat spektrum pengetahuan investasi memerlukan beberapa jenis informasi supaya merasa yakin tentang keberlanjutan suatu investasi.

58% orang mengatakan kepercayaan mereka terhadap penyedia investasi akan tergerus jika kurang ada visibilitas kredensial keberlanjutan, yang makin menambah penting jenis informasi ini.

Itu juga sebuah kemenangan cepat bagi penasihat keuangan dan penyedia investasi. Dengan meningkatnya regulasi di area ini, informasi semakin lebih tersedia. Menjadikannya lebih mudah diakses merupakan cara yang baik bukan hanya untuk mendidik orang-orang tentang topik ini, tetapi juga untuk meningkatkan kepercayaan konsumen.

Jumlah informasi yang dibutuhkan untuk mengkonfirmasi keberlanjutan suatu investasi, berdasar kelompok umur

6%

38%

33%

23%

8%

30%

34%

28%

Update informasi secara reguler dari penyedia investasi

Sertifikasi mandiri dari penyedia investasi bahwa hal itu berkelanjutan

Label pihak ketiga (pihak independen yang menegaskan bahwa investasi itu berkelanjutan)

Tidak ada informasi yang dibutuhkan

Non-Milenial (38+)

Milenial (18-37)


Uang atau moralitas? Ini merupakan dilema terbesar yang akan semakin sering dihadapi oleh orang-orang di era informasi ini karena semakin mustahil untuk “memalingkan muka”. Namun demikian, temuan-temuan survei kami menunjukkan bahwa ketika menyangkut kepercayaan pribadi orang-orang, secara umum, mereka tidak mau menyerah.

Seberapa mungkin investor mengorbankan kepercayaan pribadi demi hasil investasi yang lebih tinggi? Secara melegakan, lebih dari tiga perempat orang (77%) tidak akan berinvestasi dengan melawan kepercayaan pribadi mereka, dan 23% sisanya mau melakukannya jika hasilnya lebih tinggi. Hal ini agak tidak mengejutkan karena berdasarkan studi tahun lalu, mayoritas orang percaya bahwa pilihan investasi individu mereka dapat menciptakan perbedaan untuk membangun dunia yang lebih berkelanjutan (60%).

Dan apakah harga dari mengambil keputusan tersebut? Dari 23% orang yang mengatakan bahwa mereka bersedia untuk berinvestasi dengan melawan kepercayaan pribadinya, hasil rata-rata dari investasi mereka harus 21% agar cukup untuk menutupi rasa bersalah.

Meskipun keputusan untuk berinvestasi selaras dengan prinsip moral seseorang secara relatif disetujui di mana-mana, proporsinya beragam di seluruh dunia.

Kompas investasi

Lokasi Tidak akan berinvestasi yang berlawanan dengan kepercayaan pribadi

Akan berinvestasi jika hasilnya lebih tinggi

Tiongkok 90% 10%

Italia 82% 18%

Portugal 82% 18%

Belgia 81% 19%

Swedia 81% 19%

Denmark 81% 19%

Swiss 80% 20%

Rusia 80% 20%

Taiwan 80% 20%

Australia 80% 20%

Jerman 79% 21%

Belanda 79% 21%

Inggris 78% 22%

Perancis 78% 22%

Polandia 78% 22%

Chili 78% 22%

Austria 77% 23%

Brasil 77% 23%

Spanyol 76% 24%

Jepang 76% 24%

Meksiko 76% 24%

Kanada 74% 26%

UEA 74% 26%

Hong Kong 73% 27%

Argentina 73% 27%

Afrika Selatan 73% 27%

India 71% 29%

Indonesia 71% 29%

Korea Selatan 69% 31%

Thailand 68% 32%

Singapura 67% 33%

AS 67% 33%

Investor “bermoral” berdasarkan lokasi

Hasil investasi rata-rata yang diperlukan orang-orang untuk berinvestasi dengan melawan kepercayaan pribadi mereka

21%

Berapakah harganya bagi Anda?


Meskipun orang-orang di Tiongkok paling kurang mungkin untuk mengorbankan kepercayaan pribadi demi hasil investasi yang lebih tinggi (hanya 10% yang bersedia untuk melakukannya), orang-orang di Singapura dan AS lebih dari tiga kali lebih mungkin (33%) untuk berinvestasi dengan melawan kepercayaan pribadi mereka.

Ada juga pola yang menarik di semua generasi, dengan milenial – sering dianggap sebagai generasi yang paling sadar akan keberlanjutan – sedikit lebih mungkin untuk mengorbankan kepercayaan pribadi mereka demi hasil investasi yang lebih tinggi daripada sesama investor yang lebih tua (25% akan melakukannya).

Patut dicatat pula perbedaan dalam penilaian antara mereka yang menggambarkan diri sebagai investor yang lebih ahli dan mereka yang lebih pemula.

Meskipun 82% investor “pemula atau rudimenter” tidak akan berinvestasi dengan melawan kepercayaan pribadi mereka, angka ini menurun sebesar 11% untuk “ahli atau advanced” dengan 71% memilih untuk dipandu oleh kompas moral mereka, dan 29% akan memprioritaskan manfaat keuangan.

Secara keseluruhan ini adalah temuan yang sangat positif, menunjukkan bahwa ada permintaan besar terhadap dana investasi yang selaras dengan kepercayaan pribadi orang-orang, yang berarti pendekatan investasi berkelanjutan akan membuat nyaman bagi banyak investor yang sadar.

*Sebagai catatan bahwa kelompok pengetahuan investasi bersifat penilaian mandiri oleh responden

Pilihan untuk berinvestasi dengan melawan kepercayaan pribadi, berdasarkan generasi

Pilihan untuk berinvestasi dengan melawan kepercayaan pribadi, berdasarkan tingkat pengetahuan investasi*

Pemula/Rudimenter

Lebih Tua (71+)

Baby Boomer (51-70)

Generasi X (38-50)

Milenial (18-37)

Menengah

Ahli/Advanced

71%

80%

82%

18%

20%

29%

Ya, jika hasilnya lebih tinggi

Ya, jika hasilnya lebih tinggi

Tidak, saya tidak akan berinvestasi dengan melawan keyakinan pribadi saya

Tidak, saya tidak akan berinvestasi dengan melawan keyakinan pribadi saya

84% 16%

80% 20%

76% 24%

75% 25%

Ketika menyangkut kepercayaan pribadi orang-orang, secara umum, mereka tidak mau menyerah


Mengapa orang-orang memilih investasi berkelanjutan

Sepertinya investasi berkelanjutan merupakan keputusan pribadi sekaligus praktek terbaik. Jadi, apakah sebenarnya yang menarik orang-orang ke investasi berkelanjutan?

Hampir setengah (47%) orang di seluruh dunia yang tertarik pada investasi berkelanjutan karena dampaknya yang lebih luas terhadap lingkungan, menunjukkan bahwa kemampuan berbuat baik adalah motivator yang lebih besar daripada kemungkinan menawarkan hasil investasi yang lebih tinggi (42%).

Meskipun banyak orang mengakui manfaat-manfaat investasi berkelanjutan, ada satu minoritas kecil (11%) yang tidak menganggapnya sebagai peluang investasi yang menarik karena percaya bahwa investasi ini tidak akan menawarkan hasil yang lebih tinggi. Statistik ini sangat menggembirakan karena menunjukkan mayoritas orang mengakui bahwa tidak perlu mengorbankan hasil investasi yang tinggi demi dana investasi yang lebih berkelanjutan.

Minoritas yang bahkan lebih kecil (4%) percaya bahwa dana investasi berkelanjutan merupakan tawaran yang tidak menarik karena tidak selaras dengan prinsip-prinsip mereka.

Walau tidak ada perbedaan antar-kawasan atau generasi yang layak dicatat, ada pola menarik yang muncul ketika kami menelaah daya tarik dana investasi berkelanjutan menurut tingkat pengetahuan investasi.

Investor ahli atau advanced paling mungkin untuk mengakui bahwa investasi berkelanjutan lebih mungkin untuk menawarkan hasil investasi yang lebih tinggi (44% dibandingkan dengan 35% dari kelompok investor “pemula atau rudimenter”). Dan ketika menyangkut pengabaian investasi berkelanjutan, investor pemula/rudimenter dua kali lebih mungkin (8%) untuk melakukannya daripada sesama investor di tingkat menengah dan ahli/advanced (4%). Hal ini karena mereka tidak menyelaraskannya dengan prinsip-prinsip mereka.

Investor ahli atau advanced lebih mungkin untuk berpendapat bahwa investasi berkelanjutan lebih mungkin untuk memberikan hasil investasi yang lebih tinggi (44%) dan kurang mungkin untuk berpendapat bahwa investasi itu tidak akan menawarkan hasil yang lebih tinggi (9%). Hal ini menunjukkan sentimen yang menggembirakan karena orang-orang percaya bahwa mereka tidak perlu mengorbankan hasil investasi yang lebih tinggi demi keberlanjutan.

Apakah investasi berkelanjutan menarik?

Daya tarik investasi berkelanjutan, menurut kelompok pengetahuan investasi*

Ya, karena dampak lingkungan yang lebih luas

Ya, karena lebih mungkin untuk menawarkan hasil investasi lebih tinggi

Ya, karena prinsip-prinsip kemasyarakatan saya

Tidak, karena tidak menawarkan hasil investasi yang lebih tinggi

Tidak, karena tidak selaras dengan prinsip-prinsip saya

Pemula/Rudimenter Menengah Ahli/

Advanced

47%

42%

32%

11%

4%

29%

28%

38%

35%

42% 4

4%

42% 4

5%

51%

15%

11%

9%8%

4%

4%

Tidak, karena tidak menawarkan hasil investasi yang lebih tinggi

Ya, karena dampak lingkungan yang lebih luas

Ya, karena lebih mungkin menawarkan hasil investasi yang lebih tinggi

Tidak, karena tidak selaras dengan prinsip-prinsip saya

Ya, karena prinsip-prinsip kemasyarakatan saya

* Harap diperhatikan bahwa kelompok pengetahuan investasi dialokasikan secara mandiri oleh para responsen sendiri


Agen keberlanjutan

61% orang berpikir bahwa penasihat keuangan memiliki kewajiban memastikan bahwa orang-orang memiliki tingkat pengetahuan keuangan yang memadai. Oleh karena itu, menarik untuk dilihat cara dinamika ini bermain dalam konteks investasi berkelanjutan.

Meskipun 65% orang mendorong topik tentang investasi berkelanjutan bersama penasihat mereka, 45% orang mengklaim bahwa penasihat keuangan mereka hanya memberikan informasi tentang investasi berkelanjutan jika ditanya, dan hanya 16% yang menerima informasi ini tanpa bertanya.

Hasil-hasil ini memberi tahu kami bahwa sebagian besar orang ingin mendiskusikan dan mempelajari investasi berkelanjutan; tetapi, masih banyak yang harus dilakukan untuk menjadikannya agenda teratas sehingga baik penasihat keuangan maupun investor akan lebih sering membicarakan dana investasi berkelanjutan.

Siapakah yang mendorong pembicaraan tentang investasi berkelanjutan?

25%

33%

23%

16%

40%

45%

12%

6%

Sering, hampir setiap kali saya berbicara dengan penasihat keuangan

Frekuensi orang-orang menanyakan

informasi tentang investasi

berkelanjutan

Frekuensi penasihat keuangan

memberikan informasi

tentang investasi berkelanjutan


Saya tidak pernah menanyakannya

Sesekali, tidak selalu karena saya menanyakannya

Sesekali, saya kadang-kadang bertanya

Sesekali, hanya jika ditanya oleh saya

Tidak relevan – Saya tidak berbicara dengan penasihat keuangan

Tidak pernah

Mayoritas orang ingin mendiskusikan dan mempelajari investasi berkelanjutan dengan lebih dalam


Pengalaman ini, yang menarik, serupa di seluruh dunia, kecuali untuk satu perbedaan yang mencolok. Di Eropa, penasihat keuangan terlihat sebagai yang paling tidak siap untuk membicarakan investasi berkelanjutan dibandingkan dengan kawasan lain, dengan 28% orang mengatakan bahwa mereka sering menerima informasi tentang hal ini. Angka ini dibandingkan dengan 38% orang di Asia dan 37% di Amerika.

Melihat cara dinamika ini bermain di antara berbagai tingkat pengetahuan investasi juga memberi pencerahan.

Meskipun kita dapat melihat bahwa tidak ada pola yang nyata dalam “sesekali bertanya” atau “tidak pernah menanyakan informasi” di seluruh responden, jelas bahwa investor ahli atau advanced lebih mungkin untuk lebih sering bertanya daripada sesama investor yang tingkat menengah atau pemula/rudimenter. Investor ahli atau advanced dua kali lebih mungkin (34%) daripada investor pemula atau rudimenter (16%) untuk menanyakan informasi tentang investasi berkelanjutan, hampir setiap kali mereka berbicara dengan penasihat keuangan.

Dengan 80% orang mengatakan bahwa mereka memiliki tingkat pengetahuan keuangan yang menengah atau tinggi, hal ini tentunya menguntungkan bagi investasi berkelanjutan. Dengan akses ke informasi tentang topik ini meningkat, begitu pula pengetahuan orang-orang tentangnya.

Penasihat keuangan yang memberikan informasi tentang investasi berkelanjutan, berdasarkan kawasan

Orang-orang yang meminta informasi dari penasihat keuangan, berdasarkan kelompok pengetahuan*

28% 38% 37% 32%Eropa

Pemula/Rudimenter

Menengah

Ahli/Advanced

Asia Amerika Lainnya

N/A – Saya tidak bicara dengan penasihat keuangan

Kadang-kadang, saya sesekali menanyakan informasi seputar investasi berkelanjutan

Saya tidak pernah menanyakan informasi seputar investasi berkelanjutan

Sering, hampir setiap kali saya berbicara dengan penasihat keuangan, saya meminta informasi mengenai investasi berkelanjutan


19%26%39%16%

12%19%48%20%

9%26%32%34%

* Harap diperhatikan bahwa kelompok pengetahuan investasi dialokasikan secara mandiri oleh para responsen sendiri


Pengaruh yang tidak disadari ESG (metrik lingkungan, sosial, tata kelola) di industri investasi telah bertumbuh dengan pesat selama beberapa tahun terakhir dengan pendorong-pendorongnya berasal dari semua sudut, tetapi masih ada yang harus dilakukan untuk membuat penasihat keuangan membicarakannya lebih sering. Khususnya dengan mengingat betapa besar dampaknya terhadap penyelesaian masalah global seperti perubahan iklim.

Namun, siapakah yang menurut orang-orang merupakan pihak yang paling bertanggung jawab untuk mengatasi salah satu tantangan terbesar masyarakat ini?

Kedekatan akan hasil-hasil ini memastikan bahwa ini adalah sesuatu dimana kita semua memiliki peran untuk dimainkan, meskipun jelas dengan taraf yang berbeda-beda. Patut diperhatikan bahwa gambaran

global ini juga mewakili sebaran tanggung jawab di semua kawasan.

69% orang di seluruh dunia berpendapat bahwa pemerintah dan regulator nasional bertanggung jawab untuk mengatasi masalah ini dengan lebih dari setengah (59%) melihat isu ini sebagai sesuatu yang tanggung jawabnya harus turut dipikul oleh individu.

Kenaikan rasio utang terhadap PDB pemerintah menunjukkan bahwa pemerintah tidak dapat sendirian membiayai investasi yang amat diperlukan untuk mengurangi dan mengelola dampak perubahan iklim. Maka, meskipun 46% orang berpendapat bahwa para manajer investasi harus bertanggung jawab, mereka jelas memiliki peran besar untuk dimainkan, khususnya karena 61% orang menganggap perusahaan turut bertanggung jawab.

Siapa yang menurut orang-orang harus bertanggung jawab untuk mengurangi perubahan iklim

69%

61%

56%

65%

59%

55%

46%

Pemerintah/Regulator nasional

Perusahaan

Kelompok penekan (pressure groups) dan kampanye publik

Organisasi antarpemerintah (misalnya PBB)

Saya sebagai pribadi

LSM (lembaga swadaya masyarakat) dan lembaga amal

Manajer investasi/pemegang saham mayoritas


Ini keunikan yang patut dicatat yang sedang dibuat orang-orang di sini, karena menunjukkan bahwa mereka mungkin tidak menyadari pengaruh manajer investasi dan pemegang saham terhadap perusahaan. Meskipun 77% orang tidak mau berinvestasi dengan melawan kepercayaan pribadi mereka, kurangnya pengakuan terhadap tanggung jawab manajer investasi dalam mengurangi sesuatu seperti perubahan iklim melemahkan kaitan antara investasi dan dampak lanjutannya.

Meskipun tidak ada variasi yang nyata dalam pendapat di antara kelompok-kelompok pengetahuan investasi, beberapa poin patut dicatat saat membandingkan milenial dengan non-milenial. Non-milenial menempatkan tanggung jawab lebih besar pada pemerintah/regulator nasional (71%) dalam mengurangi perubahan iklim dibandingkan dengan milenial (66%) dan begitu pula dengan perusahaan, 65% non-milenial sepakat bahwa perusahaan harus bertanggung jawab, sedangkan mayoritas milenial yang lebih kecil (57%) menganggap beranggapan demikian.

Barangkali aspek yang paling menarik untuk dipertimbangkan bukanlah perbedaannya, tetapi kemiripannya. Milenial sering dianggap berpola pikir lebih berkelanjutan dan merupakan generasi yang paling proaktif dalam hal ini. Namun, dengan 58% milenial berbanding dengan 59% non-milenial meyakini bahwa diri mereka sendiri sebagai individu harus bertanggung jawab dalam mengurangi perubahan iklim, hal ini menyiratkan bahwa dalam kenyataannya pendapat generasi milenial tentang keberlanjutan tidak berbeda dengan generasi-generasi lainnya.

Siapa yang harus bertanggung jawab untuk mengurangi perubahan iklim, berdasarkan generasi

Milenial (18-37) Non-Milenial (38+)

Non-Milenial (38+)

Organisasi antarpemerintah (misalnya PBB)

Saya sebagai pribadi

Perusahaan

LSM (lembaga swadaya masyarakat) dan lembaga amal

Kelompok penekan (pressure groups) dan kampanye publik

Manajer investasi/pemegang saham mayoritas

71%

66%

63%

58%

59%

57%

65%

56%

54%

55%

57%

47%

45%

67%


Berinvestasi dengan berbuat yang lebih baik?Meskipun orang-orang sebagai individu tidak menganggap diri mereka sendiri sebagai yang paling bertanggung jawab dalam mengurangi hal-hal seperti perubahan iklim, tidak dapat dibantah bahwa mereka

Cara yang sering dilakukan orang-orang untuk berkontribusi kepada masyarakat yang lebih berkelanjutan

0165% 56% 53%

52% 50% 47%

46% 44% 20%

04

07

02

05

08

03

06

09

Saya mengurangi atau mendaur ulang sampah rumah tangga saya

Saya mempertimbangkan jejak karbon saya dalam keputusan transportasi dan energi rumah

saya

Semua pilihan makanan saya mempertimbangkan dampak lingkungan

(misalnya vegetarian/bersumber dari lokal)

Saya membeli barang yang diproduksi secara lokal, daripada barang yang diangkut dari

tempat yang jauh

Saya membeli dari perusahaan dengan rekam jejak tanggung jawab sosial yang baik

Saya tidak menggunakan plastik sekali pakai

Saya menghindari perusahaan yang memiliki catatan kontroversi/tidak bertanggung jawab

secara sosial

Saya berinvestasi di dana investasi yang berkelanjutan daripada yang tidak

mempertimbangkan faktor keberlanjutan

Saya membeli pakaian bekas

berkontribusi kepada masyarakat yang lebih berkelanjutan, mulai dari merek yang mereka pilih saat berbelanja hingga dana investasi yang mereka pilih untuk menginvestasikan uangnya – semua itu memiliki pengaruh.


Karena pembicaraan tentang keberlanjutan telah berkembang, dengan orang-orang kini makin menyadari dampak aktivitas manusia terhadap planet dan masyarakat, hal ini diterjemahkan ke aktivitas berkelanjutan dengan tingkat yang menggembirakan.

Dengan 65% orang memilih untuk mengurangi atau mendaur ulang limbah rumah tangga, sehingga menjadikannya cara terpopuler bagi orang-orang untuk berkontribusi kepada masyarakat yang lebih berkelanjutan, tindakan mendukung bisnis yang “baik” dan menghindari bisnis yang tidak bertanggung jawab juga merupakan kontribusi yang sering dilakukan oleh lebih dari separuh dari orang-orang di seluruh dunia (masing-masing 50% dan 53%).

Meskipun berinvestasi di dana investasi berkelanjutan berada di tengah tabel peringkat kontribusi berkelanjutan, 47% orang yang sering memilih untuk berkontribusi kepada masyarakat yang lebih berkelanjutan melalui cara ini telah membentuk porsi yang signifikan. Khususnya dengan mengingat bahwa 35% orang lagi terkadang berkontribusi kepada masyarakat yang lebih berkelanjutan dengan cara ini juga.

Hal yang lebih menggembirakan adalah bahwa persentase ini naik 5% dari hasil survei tahun 2018 (42%), menyiratkan perubahan jelas-jelas bergerak ke arah yang benar.

Melihat hasil-hasil ini di semua kawasan, kita bisa melihat betapa popularitas investasi berkelanjutan telah berkembang di seluruh dunia. Sementara orang-orang di Amerika lebih mungkin untuk berinvestasi di dalam investasi berkelanjutan (52%), mereka diikuti dengan ketat oleh orang-orang di Asia (49%) dengan hanya 44% orang di Eropa yang sering mengambil pilihan ini. UEA, Afrika Selatan, dan Australia (“lainnya”) paling kurang mungkin untuk berinvestasi di investasi berkelanjutan.

Juga ada beberapa poin perbedaan menarik di antara generasi. Meskipun secara keseluruhan milenial dan non-milenial berkontribusi kepada masyarakat berkelanjutan dengan ukuran yang setara, non-milenial lebih mungkin untuk mengurangi dan mendaur ulang limbah rumah tangga (68%) dibandingkan dengan milenial (61%).

Cara yang sering dilakukan orang-orang untuk berkontribusi kepada masyarakat yang lebih berkelanjutan, berdasarkan generasi

Investasi di dana investasi berkelanjutan di seluruh dunia

Eropa AmerikaAsia Lainnya0%

10%

20%

30%

40%

50%

44%

49%

61%

56%

54%

56%

52%

53%52%

48%

44%51%

48%45%

45%43%

23%18%

53%

52%

43%

Milenial (18-37)

Saya berinvestasi di dana investasi berkelanjutan daripada yang tidak mempertimbangkan faktor keberlanjutan

Non-Milenial (38+)

Saya mengurangi atau mendaur ulang sampah rumah tangga saya

Saya mempertimbangkan jejak karbon saya dalam keputusan transportasi dan energi rumah saya

Semua pilihan makanan saya mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan (misalnya vegetarian/bersumber dari lokal)

Saya membeli barang yang diproduksi secara lokal, daripada barang yang diangkut dari tempat yang jauh

Saya membeli dari perusahaan dengan rekam jejak tanggung jawab sosial yang baik

Saya tidak menggunakan plastik sekali pakai

Saya menghindari perusahaan yang memiliki rekam jejak kontroversial/tidak bertanggung jawab secara sosial

Saya berinvestasi di dana investasi berkelanjutan daripada yang tidak mempertimbangkan faktor keberlanjutan

Saya membeli pakaian bekas

68%


Pilihan antara planet atau keuntunganMeskipun hanya 46% orang yang menganggap manajer investasi bertanggung jawab untuk mengurangi perubahan iklim, 58% orang berpikir bahwa mereka harus menarik dana dari industri bahan bakar fosil.

Benturan antara tanggung jawab manajer investasi dan harapan orang-orang terhadap mereka ini menunjukkan bahwa ketika menyangkut pengurangan perubahan iklim, orang-orang masih mengharapkan manajer investasi untuk menggunakan pengaruhnya dengan sesuai.

Dan meskipun 41% orang berpendapat bahwa manajer investasi harus tetap berinvestasi di industri bahan bakar fosil, ada berbagai alasan di balik pandangan ini. 14% meyakini bahwa manajer investasi harus tetap berinvestasi selama hal itu menguntungkan.

Apakah yang harus dilakukan manajer investasi terhadap perusahaan yang terlibat dalam industri bahan bakar fosil?*

36% 27% 22% 14%Menarik investasi dari perusahaan-perusahaan ini untuk membatasi kemampuan mereka bertumbuh

Tetap berinvestasi demi mendorong perubahan

Menarik investasi dari perusahaan-perusahaan ini karena alasan moral

Tetap berinvestasi di perusahaan-perusahaan ini selama menghasilkan keuntungan

Ada beberapa penafsiran tentang maksud dari mengambil keputusan investasi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan

*Perhatikan bahwa angka-angka mungkin tidak berjumlah 100% karena pembulatan


Perbedaan dalam pendekatan terhadap dukungan bagi perusahaan bahan bakar fosil ini menunjukkan bahwa ada beberapa penafsiran tentang arti dari mengambil keputusan investasi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Maka, orang-orang harus memastikan kredensial investasi mereka untuk memastikan keselarasannya dengan prinsip-prinsip mereka sendiri.

Barangkali yang paling menarik adalah bahwa non-milenial lebih mungkin berpendapat bahwa manajer investasi harus tetap berinvestasi demi mendorong perubahan (31%) daripada milenial (23%), menunjukkan bahwa generasi yang lebih muda barangkali berpikiran lebih skeptis tentang kekuatan pengaruh manajer investasi daripada generasi-generasi yang lebih tua.

Apakah yang harus dilakukan manajer investasi terhadap perusahaan yang terlibat dalam industri bahan bakar fosil, berdasarkan kelompok pengetahuan investasi* **

Non-milenial lebih mungkin berpendapat bahwa manajer investasi harus tetap berinvestasi demi mendorong perubahan

Menarik investasi dari perusahaan tersebut untuk membatasi kemampuan mereka untuk bertumbuh

Tetap berinvestasi untuk mendorong perubahan

Menarik investasi dari perusahaan tersebut karena alasan moral

Tetap berinvestasi di perusahaan tersebut selama hal itu menguntungkan

Pemula/Rudimenter Menengah

Ahli/ Advanced

34% 38% 36%

20%

19%26%

30%31%

23%

15%13%

15%

*Harap perhatikan bahwa kelompok pengetahuan investasi bersifat penilaian mandiri oleh responden

**Harap perhatikan bahwa angka-angka mungkin tidak berjumlah 100% karena pembulatan


Pemangku kepentingan keberlanjutan

Sebagai pemangku kepentingan utama dari masa depan yang keberlanjutan (dan bukan sekadar sebagai investor), jenis tingkah laku apakah yang diharapkan oleh orang-orang dari perusahaan-perusahaan tempat mereka berinvestasi?

Meskipun semua persentase yang tinggi ini menunjukkan pendapat orang-orang mengenai tingkah laku yang dicantumkan sebagai prioritas bagi perusahaan, yang itu sendiri sangat positif, hasil-hasil menunjukkan bahwa ada beberapa hal menonjol yang bisa menjadi fokus perusahaan.

Tingkah laku perusahaan yang terpenting

Yang teratas, orang-orang memprioritaskan dampak perusahaan terhadap komunitas dan masyarakat, dengan 70% mereka menggolongkan hal ini sebagai ‘sangat penting’. Mengikut secara ketat di belakangnya adalah perhatian terhadap isu-isu lingkungan (67%) dan perlakuan terhadap pekerja (66%).Hal-hal yang lebih berfokus pada praktek internal perusahaan dianggap sebagai prioritas yang lebih rendah oleh orang-orang. Misalnya, hanya 52% orang yang mungkin akan memprioritaskan keberagaman tenaga kerja perusahaan dan 56% yang mungkin berpendapat bahwa kesenjangan gaji antara eksekutif dan karyawan adalah sangat penting untuk diatasi perusahaan.

Orang-orang benar-benar mengharapkan perusahaan untuk memprioritaskan tindakan yang berdampak terhadap lingkungan dan masyarakat yang lebih luas.Ketika membahas tingkah laku perusahaan yang terpenting menurut kelompok pengetahuan investasi, hierarki semua tingkah laku ini tetap sama. Namun, ada tren yang mencolok dengan investor ahli dan advanced lebih mungkin untuk menilai tingkah laku sebagai penting dibandingkan dengan kelompok investor pemula dan rudimenter.

64% investor ahli dan advanced menilai tingkah laku perusahaan ini sebagai ‘sangat penting’ secara rata-rata, dibandingkan dengan 57% investor pemula dan rudimenter dan 61% investor menengah.

Meskipun ada kesepakatan di semua kawasan dan kelompok usia, ada sejumlah anomali yang menarik. Misalnya, Eropa paling kurang mungkin untuk menilai arti penting keberagaman tenaga kerja perusahaan sebagai ‘’sangat penting’’ (46%) - lebih rendah dari hasil global untuk hal ini (52%).

Tanggung jawab sosial (misalnya dampak terhadap komunitas dan masyarakat …)

Perhatian terhadap masalah lingkungan (misalnya emisi, penggunaan energi terbarukan, dampak aktivitas perusahaan terhadap ekosistem, dll.)

Perlakuan terhadap pekerja

Menutup kesenjangan gaji antar-gender

Mengatasi kesenjangan gaji antara eksekutif puncak dan karyawan lain

Keberagaman tenaga kerja perusahaan (gender/etnis/usia/seksualitas/latar belakang sosial ekonomi, dll.)

70%

67%

66%

59%

56%

52%


Mengonsolidasikan keuntungan dan pengaruh Dari semua “indikator keberlanjutan” ini, kita perlu mempertimbangkan bagaimana faktor-faktor ini mengonsolidasikan ketiga pilar keberlanjutan – orang, planet, dan keuntungan.

Apakah orang-orang percaya bahwa upaya perusahaan untuk mempertimbangkan lingkungan atau memperhatikan pekerjanya akan berarti hasil investasi yang lebih tinggi?

Temuan-temuan di sini benar-benar menarik dalam dua hal.

Yang pertama adalah tingkah laku yang dipandang orang-orang merupakan yang terpenting dari sudut pandang keberlanjutan juga dianggap yang paling berdampak terhadap hasil investasi dan kedua hal ini berkaitan secara umum dengan masing-masing tingkah laku.

Keuntungan vs pengaruh: apakah orang-orang berpendapat bahwa tingkah laku perusahaan yang terpenting berarti hasil investasi yang besar?

Persentase orang-orang yang menilai perilaku sebagai sangat penting

Persentase orang-orang yang berpendapat bahwa sebuah perilaku akan berdampak paling positif terhadap hasil investasi

Tanggung jawab sosial (misal pengaruh terhadap komunitas dan masyarakat …)

Perhatian terhadap masalah-masalah lingkungan (misal emisi, penggunaan energi terbarukan, pengaruh dari aktivitas perusahaan terhadap ekosistem dll.)

Perlakuan terhadap pekerja

Menutup celah perbedaan gaji karena gender

Mengatasi celah perbedaan gaji antara eksekutif puncak dan pekerja lainnya

Keberagaman dari pekerja perusahaan (gender/etnis/usia/seksualitas/latar belakang sosial ekonomi, dll.)

70%68%

67%

67%

59%59%

56%58%

52%56%

66%

66%

Yang kedua adalah bahwa tingkah laku yang terpenting (tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan) dianggap sedikit kurang mungkin untuk memberikan hasil investasi yang lebih tinggi. Sedangkan praktik-praktik yang lebih internal, seperti perlakuan terhadap pekerja dan mengatasi kesenjangan gaji, sebenarnya sama atau lebih mungkinnya untuk dianggap memberikan hasil investasi yang lebih tinggi daripada arti pentingnya secara keseluruhan.

Yang menggembirakan, pola ini juga terlihat di antar semua kawasan dan generasi. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang di semua kategori mengaitkan tingkah laku perusahaan yang bertanggung jawab dengan ROI yang meningkat, sehingga menyimpulkan bahwa bisnis yang bertanggung jawab memang bisnis yang baik bagaimanapun.


Nilai investasi dan pendapatan yang diperoleh dapat turun dan naik, dan investor mungkin tidak memperoleh kembali jumlah awal yang diinvestasikan. Perubahan nilai tukar dapat menyebabkan nilai setiap investasi luar negeri naik atau turun. Schroders menugaskan Raconteur untuk mengadakan, antara 30 April hingga 15 Juni 2020, sebuah studi online independen terhadap 23.450 orang di 32 lokasi di seluruh dunia. Riset ini mendefinisikan “orang-orang” sebagai mereka yang akan menginvestasikan paling sedikit €10.000 (atau setara) dalam 12 bulan ke depan dan telah membuat perubahan pada investasi mereka dalam 10 tahun terakhir.

Informasi penting Informasi ini bukan merupakan penawaran, proposal, atau rekomendasi untuk membeli atau menjual instrumen keuangan apa pun atau untuk mengadopsi strategi investasi apa pun. Informasi di sini diyakini sebagai bisa diandalkan, tetapi kami tidak menjamin kelengkapan atau keakuratannya. Seluruh data dikumpulkan oleh kami dan disediakan tanpa jaminan apa pun dari kami.

Dengan demikian data harus diverifikasi secara independen sebelum publikasi atau penggunaan lebih lanjut. Data pihak ketiga dimiliki atau dilisensikan oleh penyedia data

dan tidak boleh direproduksi, diekstraksi, atau digunakan untuk tujuan lain apa pun tanpa persetujuan dari penyedia data. Baik kami, maupun penyedia data, tidak akan memiliki kewajiban sehubungan dengan data pihak ketiga.

Materi ini tidak dimaksudkan untuk menyediakan dan tidak semestinya diandalkan sebagai saran akuntansi, legal, atau pajak. Pengandalan tidak boleh ditempatkan pada pandangan atau informasi apa pun di dalam materi ketika mengambil keputusan strategis dan/atau investasi individual. Tidak ada tanggung jawab yang bisa diterima karena kesalahan atas fakta atau pendapat. Setiap rujukan atas sekuritas, sektor, wilayah dan/atau negara hanyalah sebagai ilustrasi. Schroders telah menyatakan pandangan dan opininya sendiri dalam dokumen ini, dan hal tersebut dapat berubah.

Nilai investasi dan pendapatan dapat naik dan turun, sementara investor mungkin tidak memperoleh kembali jumlah dana yang diinvestasikan di awal. Perubahan nilai tukar mungkin dapat menyebabkan nilai investasi luar negeri apa pun meningkat atau turun.

PT Schroder Investment Management Indonesia, Gedung Bursa Efek Indonesia Tower 1, Lantai 30, Jl Jend Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Indonesia. PT Schroder Investment Management Indonesia telah menerima izin manajer investasi dari, dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan Indonesia (OJK).

Maukah orang-orang menambah ketrampilan keuangan mereka? Jelas bahwa orang-orang bersedia untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna menjadi investor yang sadar.

Survei menunjukkan bahwa orang-orang tertarik dengan pendekatan berinvestasi berkelanjutan yang meliputi berbagai urusan lingkungan, sosial, dan tata kelola, dan sungguh percaya bahwa pendekatan tersebut dapat menciptakan prospek investasi yang lebih kuat.

Memiliki informasi dan pengetahuan yang cukup tentang sifat keberlanjutan dana investasi akan menjadi kunci dalam memastikan investasi berkelanjutan menjadi arus utama. Kesenjangan informasi yang ada saat ini merupakan tanggung jawab yang siap untuk diisi para manajer investasi dan penasihat keuangan, yang mendorong maju pembicaraan tentang investasi berkelanjutan.

global investor study - schroders.com€¦ · dalam kredensial agen keberlanjutan dilema profit...

Documents