gizi

7
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ginjal merupakan salah satu organ dalam tubuh manusia. Ginjal memiliki peranan yang sangat penting sebagai organ tubuh manusia terutama dalam sistem urinaria dan dalam mempertahankan homeostasis. Pada manusia, ginjal banyak memiliki fungsi antara lain, untuk mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, dan keseimbangan asam-basa darah, serta mengatur sekresi bahan buangan dari metabolisme tubuh, seperti urea dari metabolisme protein dan asam urat dari untaian DNA dan kelebihan garam. (Pearce,1999:987) Ginjal juga memainkan peran yang penting dalam mengatur konsentrasi mineral-mineral dalam darah seperti kalsium, natrium dan kalium. Selain itu ia berfungsi untuk mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseimbangan asam-basa darah, serta sekresi bahan buangan dan lebihan garam. Keadaan dimana fungsi ginjal mengalami penurunan yang progresif secara perlahan tapi pasti, yang dapat mencapai 60 % dari kondisi normal menuju ketidakmampuan ginjal ditandai tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia disebut dengan gagal ginjal kronik. Gagal ginjal dapat terjadi dari suatu situasi akut atau dari persoalan - persoalan kronis. Gagal ginjal kronik merupakan masalah medik, sosial dan ekonomik yang sangat besar bagi pasien dan keluarganya, khususnya di negara-negara yang sedang

Upload: ivo-afiani

Post on 05-Feb-2016

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gizi

TRANSCRIPT

Page 1: Gizi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangGinjal merupakan salah satu organ dalam tubuh manusia. Ginjal

memiliki peranan yang sangat penting sebagai organ tubuh manusia terutama dalam sistem urinaria dan dalam mempertahankan homeostasis. Pada manusia, ginjal banyak memiliki fungsi antara lain, untuk mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, dan keseimbangan asam-basa darah, serta mengatur sekresi bahan buangan dari metabolisme tubuh, seperti urea dari metabolisme protein dan asam urat dari untaian DNA dan kelebihan garam. (Pearce,1999:987)

Ginjal juga memainkan peran yang penting dalam mengatur konsentrasi mineral-mineral dalam darah seperti kalsium, natrium dan kalium. Selain itu ia berfungsi untuk mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseimbangan asam-basa darah, serta sekresi bahan buangan dan lebihan garam. Keadaan dimana fungsi ginjal mengalami penurunan yang progresif secara perlahan tapi pasti, yang dapat mencapai 60 % dari kondisi normal menuju ketidakmampuan ginjal ditandai tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia disebut dengan gagal ginjal kronik.

Gagal ginjal dapat terjadi dari suatu situasi akut atau dari persoalan - persoalan kronis. Gagal ginjal kronik merupakan masalah medik, sosial dan ekonomik yang sangat besar bagi pasien dan keluarganya, khususnya di negara-negara yang sedang berkembang yang memiliki sumber-sumber terbatas untuk membiayai pasien dengan gagal ginjal terminal.1

Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan sindrom klinis yang bersifat progresif dan dapat menyebabkan kematian pada sebagian besar kasus stadium terminal GGK. Apabila penyakit GGK seseorang telah mencapai stadium berat atau terminal maka terapi yang dapat meningkatkan harapan hidup penderita tersebut Universitas Sumatera taraadalah dialisis dan yang paling baik dengan transplantasi ginjal. Penyakit gagal ginjal kronik ini merupakan penyakit yang diderita oleh satu dari sepuluh orang dewasa. Sekiranya tanpa pengendalian yang tepat dan cepat, pada tahun 2015 penyakit ginjal diperkirakan bisa menyebabkan kematian hingga 36 juta penduduk dunia.

Menurut penelitian Feest dan kawan-kawan Devon dan Northwest, insiden penyakit ginjal stadium terminal berkisar 148 dari 1000.000 orang per tahun. Di Indonesia, peningkatan jumlah penderita gagal ginjal bisa dilihat dari data kunjungan ke poliklinik ginjal dan banyaknya penderita yang menjalani cuci darah (hemodialisis). Dari data dari wilayah Jabar dan Banten

Page 2: Gizi

dua tahun terakhir ini, bisa terlihat peningkatan jumlah pasien yang menjalani hemodialisis. Pada tahun 2007 tercatat hanya 2148 pasien dan meningkat menjadi 2260 pada tahun 2008. Dari jumlah itu, sekitar 30 persen pasien berusia produktif, yakni kurang dari 40 tahun. Hasil penelitian Khan dan kawan-kawan di Grampian, insiden penyakit ginjal stadium terminal berkisar 130 dari 1000.000 orang per tahun.

Berdasarkan data US Renal Data System tahun 2000, diabetes dan hipertensi bertanggung jawab terhadap proporsi ESRD yang paling besar, terhitung secara berturut-turut sebesar 34% dan 21% dari total kasus. Sedangkan pada tahun 1967, glomerulunefritis kronik dan pielonefritis kronik merupakan penyebab dari dua pertiga kasus ESRD (Price dan Wilson, 2006). Melihat hal tersebut, penting untuk mengetahui hubungan antara diabetes dan hipertensi terhadap gagal ginjal,sehingga kejadian gagal ginjal dapat dikurangi.

PGK merupakan keadaan klinis pengembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat (biasanya berlangsung beberapa tahun). Gagal ginjal kronik ini terjadi setelah adanya bermacam-macam penyakit yang merusak massa nefron ginjal. Jika proses penyakit tidak dihambat mengakibatkan pada semua kasus seluruh nefron akhirnya hancur dan diganti dengan jaringan parut. Diketahui banyak penyebab dari gagal ginjal kronik ini, namun meskipun banyak gambaran klinis gagal ginjal kronik sangat mirip satu dengan yang lain karena gagal ginjal kronik progressif dapat didefinisikan secara sederhana sebagai defisiensi jumlah total nefron yang berfungsi dan kombinasi gangguan yang pasti tidak dapat dielakkan lagi3.

1.2 TujuanTujuan dari penulisan makalah ini, antara lain :

1. Mengetahui hubungan DM tipe 2 dan hipetensi terhadap penyakit gagal ginjal kronik.

2. Mengetahui tujuan dari terapi Penyakit Ginjal Kronik yang disertai dengan DM tipe 2 dan hipertensi.

3. Mengetahui masalah gizi penderita Penyakit Ginjal Kronik yang disertai dengan DM tipe 2 dan hipertensi.

4. Mengetahui terapi diet yang tepat pada penderita Penyakit Ginjal Kronik yang disertai dengan DM tipe 2 dan hipertensi.

1.3 Rumusan MasalahNyonya J, wanita asli Amerika berusia 26 tahun, datang dengan

riwayat insufisiensi ginjal, hipertensi, dan diabetes mellitus tipe 2. Gejala yang dialaminya sekarang adalah anoreksia, mual muntah, penambahan berat badan sebanyak 4 kg akhir-akhir ini, edema, nafas pendek, pruritus, dan tidak bisa

Page 3: Gizi

buang air kecil. Pasien didiagnosis mengalami penyakit ginjal kronis stadium 5 dan akan memulai terapi hemodialisis. Terapi farmakologi: Captopril, Calcitriol, suplemen vitamin/mineral/, Glucophage.

1. Jelaskan mengenai gejala-gejala yang dialami pasien, dan bagaimana hubungannya dengan penyakit ginjal kronis!

2. Bagaimana hubungan antara hipertensi dan diabetes mellitus tipe 2 dengan penyakit ginjal pasien?

3. Identifikasi terapi yang diberikan kepada pasien. Apa alasan diberikan terapi tersebut?

EVALUASI NUTRISI

Riwayat Makanan/Nutrisi:

Pasien menyatakan nafsu makannya rendah. Menurut penuturan pasien, makanan yang dikonsumsinya selama 24 jam terakhir adalah sebagai berikut:

a) Sarapan : Roti bakar, 12 ons Pepsi.b) Makan siang : 1 ons sandwich daging dengan 1 ons keju Amerika,

teh es.c) Makan malam : 1 mangkuk mie dengan saus spaghetti, teh es.

4. Evaluasi asupan makanan pasien dan bandingkan dengan kebutuhan nutrisinya!

Ukuran Anthropometri

• Tinggi badan 5’0” (152,4 cm)

• Berat badan 170 lbs (77,11 kg)

• Berat badan biasa 160-162 lbs (72,57-73,48 kg)

Data Biokimia

• Albumin 3,4 g/dL

• Natrium 130 mEq/L

• Ion kalium 5,6 mEq/L

• Klorin 91 mEq/L

• Fosfat 9,5 mEq/L

• Magnesium 2,9 mEq/L

• Nitrogen urea dalam darah 69 mg/dL

• Kreatinin 12 mg/dL

• Glukosa 200 mg/dL

Page 4: Gizi

• HgB A HC 8,9%

DIAGNOSIS NUTRISI

5. Identifikasi paling tidak 2 masalah gizi berdasarkan evaluasi gizi dan riwayat medis pasien. Tentukan terminologi diagnostik untuk setiap masalah gizi tersebut. Identifikasi etiologi untuk setiap masalah tersebut. Kemudian, identifikasi tanda dan gejala yang mendukung diagnosis masalah tersebut!

INTERVENSI NUTRISI

6. Pilihlah intervensi nutrisi tambahan yang tepat untuk pasien ini!

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hubungan Antara Gejala Yanga Dialami Ny.J Terhadap Penyakit Ginjal Kronis

2.2 Bagaimana Hipertensi Dan Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Pada Nyonya J2.3 Tujuan dari Terapi yang diberikan Pada Nyonya J , Mengidentifikasi setiap obatnya (captopril, calcitriol, suplemen vitamin/mineral/, glucophage). Apa alasan untuk setiap pemberian?

2.4 Evaluasi asupan makanan pasien dan membandingkannya dengan kebutuhan nutrisi & gizi yang direkomendasikan

2.5 Diagnosis Nutrisi Pada Masalah Nonya J

2.6 Pilih tambahan intevensi gizi yang tepat

Page 5: Gizi

BAB III

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA