gizi thypoid.docx

41
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI PENDAHULUAN 1.1 Pembahasan 5 1.2 Definisi 5 1.3 Anatomi Fisiologi 1.4 Patofisiologi 1.5 Penyebab 1.6 Tanda dan Gejala 1.7 Komplikasi 1.8 Pola Diet PENUTUP DAFTAR PUSTAKA

Upload: rizky-dwi-wulansari

Post on 15-Sep-2015

232 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI PENDAHULUAN 1.1 Pembahasan 51.2 Definisi 51.3 Anatomi Fisiologi 1.4 Patofisiologi 1.5 Penyebab 1.6 Tanda dan Gejala 1.7 Komplikasi 1.8 Pola Diet PENUTUP DAFTAR PUSTAKA

TUGAS GIZIMAKALAH PENCERNAAN MENGENAI TYPHOID

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2Aprika Dwi Susanti (P27820112044)Indri Dwi Purwanti (P27820112048)Lindiana Rodiah (P27820112108)Rizky Dwi Wulansari (P27820112034)Sinta Lelyana A.J (P27820112052)Sirda Permana Putra (P27820112019)Komariatus SafitriLely Maslita

TINGKAT I - KELAS NONREGULER KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA PRODI DIII KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO SURABAYA 2012/2013KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas tinjauan kepustakaan ini tepat pada waktunya. Kami menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik dari isi maupun penulisannya. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun senantiasa kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan semua pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan.20 November 2012

Penyusun

BAB 1PENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGTypphus Abdominalis atau yang lebih dikenal dengan demam tifoid atau tifes dalam bahasa kita adalah suatu penyakit infeksi akut yang menyerang usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dan orang tua, laki-laki maupun wanita.Penyakit demam tifoid ini mendunia, artinya terdapat di seluruh dunia. Tetapi lebih banyak di negara sedang berekembang di daerash tropis, seperti Indonesia. Penyakit tifus merupakan endemik di Indonesia. Penyakit ini termasuk penyakit menular, yang mudah menyerang banyak orang, sehingga dapat menimbulkan wabah.Di Indonesia, diperkirakan angka kejadian penyakit ini adalah 300 810 kasus per 100.000 penduduk/tahun. Insiden tertinggi didapatkan pada anak-anak. Orang dewasa sering mengalami infeksi ringan dan sembuh sendiri lalu menjadi kebal. Insiden penderita berumur anak usia 12 13 tahun ( 70% 80% ), pada usia 30 40 tahun ( 10%-20% ) dan diatas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak ( 5%-10% .Terjadinya penyakit yang merupakan penyakit ini tidak memandang musim, baik musim kemarau maupun penghujan. Penularan penyakit ini melalui makanan yang tercemar. Kadang kebersihan makanan kurang terjamin. Oleh karena itu kita harus mempoerhatikan kualitas makanan.bukan dari segi harga,tapi dari susunan menu,kehigienisan dan sanitasi makanan.1.2 Rumusan Masalah1. Apa pengertian penyakit Tyhpoid ?2. Apa penyebab penyakit Thypoid ?3. Apa saja gejala-gejala penyakit Thypoid ?4. Bagaimana upaya pencegahan penyakit Thypoid ?5. Makanan apa saja yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan ?6. Diet apa yang harus diberikan pada penderita penyakit Thypoid ?1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui pengertian penyakit thypoid2. Untuk mengetahui penyebab penyakit thypoid3. Untuk mengetahui gejala-gejala penyakit thypoid4. Untuk mengetahui cara mencegah penyakit thypoid5. Untuk mengetahui makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan6. Untuk mengetahui diet yang diberikan bagi penderita penyakit thypoid

1.4 Manfaat 1. Bagi Mahasiswa Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan keperawatan terutama dalam memberikan asupan gizi pada penderita penyakit thypoid 2. Bagi Petugas Kesehatan Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petugas kesehatan khususnya keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISIThypus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasa mengenai saluran pencernaan. Gejala yang biasaditimbulkan adalah demam yang tinggi lebih dari 1 minggu, gangguan pada saluran pencernaan, dan gangguan kes adaran (FKUI, 1985).Thypus Abdominalis adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Rampengan,1990).Penyakit infeksi yang disebabkan oleh salmonella typhi atau salmonella paratyphi A, B, atau C. Penyakit ini mempunyai tanda-tanda khas berupa perjalanan yang cepat yang berlangsung lebih kurang 3 minggu disertai dengan demam, toksemia, gejala-gejala perut, pembesaran limpa dan erupsi kulit (Soedarto, 1996)Penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran cerna dengan gejala demam lebih dari satu minggu dan terdapat gangguan kesadaran. (Suriadi, Yuliani Rita, 2001)Typhus abdominalis (demam tifoid,enteric feve) ialah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari,gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran. (mansjoer,dkk,2000)Typhus abdominalis adalah penyakit infeksi bakteri hebat yang diawali selaput lender usus dan jika tidak diobati secara progressif menyerbu jaringan di seluruh tubuh. (Tambayong,2000)

B. ANATOMI FISIOLOGIa. Anatomi Usus : Usus halus terdiri dari 3 bagian,yaitu : duodenum,jejunum dan ileum.Dinding usus halus terdiri dari 4 lapisan dasar : lapisan paling luar (lapisan serosa) dibentuk oleh peritonium.Peritonium mempunyai lapisan visceral dan periental dan ruang yang terletak antara lapisan ini dinamakan rongga peritonium.Nama khusus telah diberikan pada lipatan lipatan peritonium antara lain :1. Mesentrium merupakan lipatan peritonium yang lebar yang menggantung jejunum dan ileum dari dinding posteriuor abdomen dan memungkinkan usus bergerak leluasa.Mesentrium menyokong pembuluh darah dan limfe yang mensuplai usus.2. Omentum mayus merupakan lapisan ganda peritonium yang menggantung dari kurvatura mayor lambung dan berjalan turun di depan visera abdomen.Omentum biasanya mengandung banyak lemak dan kelenjar limfe yang membantu rongga peritonium (melindungi) dari infeksi.3. Omentum minus merupakan lipatan peritonium yang terbentang dari kurvatura minor lambung dan bagian atas duodenum menuju ke hati.Salah satu fungsi penting peritonium adalah mencegah pergesekan antara organ-organ yang berdekatan dengan mensekresi cairan srosa sebagai pelumas. Otot yang meliputi usus halus mempunyai 2 lapisan : lapisan luar terdiri atas serabut-serabut longitudinal yang lebih tipis dan lapisan dalam berupa serabut sircular untuk membantu gerakan peristaltik.Lapisan submukosa terdiri atas jaringan penyambung ,sedangkan lapisan mukosa bvagian dalam tebal banyak mengandung pembuluh darah dan kelenjarVili merupakan tonjolan-tonjolan seperti jari-jari dari mukosa yang jumlahnya 4 juta 5 juta yang terdapat di sepanjang usus halus.Vili pnajangnya 0,5-1,5 mm. Vili merupakan unit fungsional usus halus,tiap-tiap vilus terdiri atas saluran limfe sentral yang dikelilingi oleh jaringan kapiler dalam limfoid disekeliling vilus terdapat beberapa sumur kecil yang dinamakan kripta lieberkuhn,kripta ini merupakan kelenjar-kelenjar usus yang menghasilkan secret yang mengandung asam-asam pencernaan

b. Fisiologi usus halusUsus halus mempunyai dua fungsi utama yaitu pencernaan dan absorbsi bahan-bahan nutrisi dan air.Proses pencernaan dimulai dalam mulut dan lambung oleh kerja ptialin asam klorida dan pepsin terhadap makanan yang masuk.Proses selanjutnya didalam duodenum terutama oleh kerja enzim pankreas yang menghidrolisis karbohidrat lemak dan protein menjadi zat-zat yang lebih sederhana.Sekresi empedu dan hati membantu proses pencernaan dengan mengemulsikan lemak.Dua hormon penting dalam pengaturan pencernaan usus yaitu lemak yang bersentuhan dengan mukosa duodenum menyebabkan kontraksi kandung empedu dan hasil pencernaan protein tak lengkap yang bersentuhan dengan mukosa duodenum merangsang sekresi getah pankreas yang kaya akan enzim.Pergerakan segmental usus halus mencampur zat-zat yang dimakan dengan secret pankreas ,hepatobiliar dan sekresi usus.Gerakan peristaltik mendorong isi dari salah satu ujung ke ujung lain dengan kecepatan yang sesuai untuk absorbsi optimal dan suplai kontinyu isi lambung.Absorbsi adalah pemindahan hasil akhir pencernaan karbohidrat , lemak,protein (gula sederhana) asam lemak dan asam amino melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel-sel tubuh.Walaupun banyak zat diabsorbsi di sepanjang usus halus ,tetapi terdapat tempat-tempat absorbsi utama bagi zat-zat tertentu.Besi dan kalsium sebagian besar diabsorbsi dalam duodenum,absorbsi vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E,K) diabsorbsi dalam duodenum dan memerlukan garam-garam empedu.Absorbsi gula,asam amino dan lemak sebagian besar diselesaikan menjelang kimus mencapai jejunum.Absorbsi B12 berlangsung pada ileum terminal yang memerlukan faktor intrinsik lambung.Asam-asam empedu yang dikeluarkan kandung empedu ke dalam duodenum akan direabsorbsi pada ileum terminal dan masuk kembali ke hati.

C. PATOFISIOLOGIKuman salmonella typhi masuk terutama melalui makanan dan minuman.Setelah masuk dan berada dalam usus halus mengadakan infeksi ke jaringan limfoid usus halus (terutama plaq nyeri) dan jaringan limfoid mesentrika.Setelah menyebabkan peradangan,merosis setempat,kuman lewat pembuluh limfe masuk ke dalam (bakteris primer) menuju organ retikulo endothelial sistem (RES) terutama hati dan limfa.Di tempat ini kuman yang fagosit RES dan kuman yang tidak di fagosit berkembang biak.Pada masa akhir inkubasi 5-9 hari kuman-kuman kembali masuk ke darah menyebar ke seluruh tubuh terutama limpa,kandung empedu yang selanjutnya kuman tersebut dikeluarkan kembali ke rangka usus dan menyebabkan infeksi usus.I. Dalam masa bacterian ini kuman mengeluarkan endotoksin yang susunan kumannya sama dengan antigen (lipodisakarida) yang semula diduga bertanggung jawab terhadap terjadinya gejala-gejala dari demam.Endotoksin mempunyai peranan dan merangsang sintesa dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang.Selanjutnya zat pirogen yang beredar di darah mempunyai pusat termoregulator di hipotalamus yang mengakibatkan timbulnya demam.Kelainan utama terjadi di ileum terminal dan plaq payeri hiperplasi (minggu 1),nekrosis (minggu 2) dan ulserasi (minggu 3) serta bisa tanpa adanya jaringan parut. (Rampengan,1993)D. Manifestasi klinisMasa inkubasi rata-rata 10-20 hari. Yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan yang terlama sampai 30 hari jika infeksi melalui minuman. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodroma, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, dan tidak bersemangat.

Kemudian gejala klinis yang biasa ditemukan, yaitu :a) Demam lebih dari 7 hariPada kasus tertentu, demam berlangsung selama 3 minggu, bersifat febris remiten dan suhu tidak seberapa tinggi. Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu kedua, penderita terus berada dalam keadaan demam. Dalam minggu ketiga, suhu badan berangsur-angsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga. b) Gangguan saluran pencernaanPada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah (ragaden), lidah ditutupi selaput putih kotor (coated tongue, lidah tifoid), ujung dan tepinya kemerahan, jarang disertai tremor. Pada abdomen terjadi splenomegali dan hepatomegali dengan disertai nyeri tekan. Biasanya didapatkan kondisi konstipasi, kadang diare, mual, muntah, tapi kembung jarang. c) Gangguan kesadaranUmumnya kesadaran penderita menurun walaupun tidak seberapa dalam, yaitu apatis sampai somnolen. Jarang terjadi sopor, koma atau gelisah.d) Pada punggung terdapat roseola (bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit. Biasanya ditemukan pada minggu pertama demam).e) Relaps (kambuh) ialah berulangnya gejala penyakit tifus abdominalis, akan tetapi berlangsung ringan dan lebih singkat. Terjadi pada minggu kedua setelah suhu badan normal kembali, terjadinya sukar diterangkan. Menurut teori relaps terjadi karena terdapatnya basil dalam organ-organ yang tidak dapat dimusnahkan baik oleh obat zat anti. Mungkin terjadi pada waktu penyembuhan tukak, terjadi invasi basil bersamaan dengan pembentukan jaringan fibrosis.f) Epitaksisg) BradikardiE. KomplikasiDapat terjadi pada :a. Di usus halusUmumnya jarang terjadi, namun sering fatal, yaitu :1. Perdarahan ususDiagnosis dapat ditegakkan dengan :-Penurunan TD dan suhu tubuh-Denyut nadi bertambah cepat dan kecil-Kulit pucat-Penderita mengeluh nyeri perut dan sangat iritabel2. Perforasi ususTimbul biasanya pada minggu ketiga atau setelah itu dan terjadi pada bagian distal ileum.3. PeritonitisPada umumnya tanda gejala yang sering didapatkan:- Nyeri perut hebat- Kembung- Dinding abdomen tegang (defense muskulair)- Nyeri tekan-TD menurun- Suara bising usus melemah dan pekak hati berkurangPada pemeriksaan darah tepi didapatkan peningkatan lekosit dalam waktu singkat.b.Diluar usus halus- Bronkitis, terjadi pada akhir minggu pertama. - Bronkopneumonia, kasus yang berat bilamana disertai infeksi sekunder- Kolesistitis- Tifoid ensefalopati, gejala : kesadaran menurun, kejang-kejang, muntah, demam tinggi- Meningitis, gejala : bayi tidak mau menetek, kejang, letargi, sianosis, panas, diare, kelainan neurologis.- Miokarditis- Karier kronikF. PENYEBABDemam tifoid, jelas Arlin, adalah infeksi akut yang disebabkan bakteri Salmonella typhi. Tidak seperti virus yang dapat beterbangan di udara, bakteri ini hidup di sanitasi yang buruk seperti lingkungan kumuh, makanan, dan minuman yang tidak higienis. Salmonella typhi masuk ke dalam tubuh melalui mulut, lalu menyerang tubuh, terutama saluran cerna.Proses bekerjanya bakteri ini ke dalam tubuh manusia lumayan cepat. Yaitu 24-72 jam setelah masuk, meski belum menimbulkan gejala, tetapi bakteri telah mencapai organ-organ hati, kandung empedu, limpa, sumsum tulang, dan ginjal. "Rentang waktu antara masuknya kuman sampai dengan timbulnya gejala penyakit, sekitar 7 hari." Gejalanya sendiri baru muncul setelah 3 sampai 60 hari. Pada masa-masa itulah kuman akan menyebar dan berkembang biak. Organ tubuh lalu merangsang sel darah putih mengeluarkan zat interleukin. Zat inilah yang akan merangsang terjadinya gejala demam. Kuman yang masuk ke hati akan masuk kembali dalam peredaran darah dan menyebar ke organ tubuh lainnya. Namun tidak seluruh bakteri Salmonella typhi dapat menyebabkan demam tifoid.Saat kuman masuk, tubuh berupaya memberantas kuman dengan berbagai cara. Misalnya, asam lambung berupaya menghancurkan bakteri, sementara gerakan lambung berupaya mengeluarkan bakteri. Jika berhasil, orang tersebut akan terhindar dari demam tifoid.G. GEJALA-GEJALA1. Panas badan yang semakin hari bertambah tinggi, terutama pada sore dan malam hari. Terjadi selama 7-10 hari, kemudian panasnya menjadi konstan dan kontinyu. Umumnya paginya sudah merasa baikan, namun ketika menjelang malam kondisi mulai menurun lagi.2. Pada fase awal timbul gejala lemah, sakit kepala, infeksi tenggorokan, rasa tidak enak di perut, sembelit atau terkadang sulit buang air besar, dan diare. Pada keadaan yang berat penderita bertambah sakit dan kesadaran mulai menurun.H. Faktor yang berhubungan dengan kejadian typhoidAda beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit demam typhoid. Faktor tersebut adalah:1. Faktor-faktor karakteristik:a. Umurb. Jenis kelaminc. Tingkat pendidikan2. Sanitasi lingkungan meliputi:a. Kepemilikan sarana/ sumber air bersihb. Kepemilikan jamban dan kebiasaan buang air besarc. PerilakuI. Diagnosa Keperawatani. Diagnosa MedisSelain melihat gejala klinis yang ada, diagnosa juga ditegakkan melalui pemeriksaan laboratorium, yaitu :1. Pemeriksaan yang berguna untuk menyokong diagnosisa. Darah tepi : terdapat gambaran leukopenia, limfositosis relatif, aneosinifilia, anemia, dan trombositopenia ringan.b. Sumsum tulang : terdapat gambaran sumsum tulang berupa hiperaktif RES dengan adanya sel makrofage, sedangkan sistem eritopoesis, granulopoesis, dan trombopoesis berkurang.2. Pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosisa.Kultur empedu (+) dalam darah pada minggu I, dalam tinja pada minggu ke II dan urin pada minggu ke III.b.Reaksi widal (+), Titer zat anti terhadap antigen O >1/160 atau 1/200ii. Diagnosa BandingSesuai perjalanan penyakit harus dibedakan antara lain :-Bronkitis-Influenza-BronkopneumoniaPada stadium lanjut :-Demam paratifoid-Malaria-TBC milier-Meningitis-Riketsia-Bakterial endokarditisPada stadium toksik harus dibedakan dengan : leukemia, limfoma, penyakit Hodgkiniii. Penatalaksanaan Perawatan-penderita perlu dirawat di RS untuk diisolasi, observasi, dan pengobatan-Harus istirahat 5-7 hari bebas panas. Perawatan yang dilakukan adalah isolasi selama 7-14 hari. Istirahat total biar tidak terjadi perdarahan usus.-Mobilisasi sewajarnya, sesuai kondisi-Bila kesadran menurun harus diobservasi agar tidak terjadi aspirasi dan komplikasi yang lainJ. DIETSyarat-syarat diet makanan saring adalah:1. Diberikan dalam jangka waktu singkat,yaitu selama 1-3 hari,karena kurang memenuhi kebutuhan gizi terutama energi dan tiamin2. Rendah serat,cukup kalori dan protein namun dalam bentuk cair atau lunak. (disaring atau diblender)3. Diberikan dalam porsi kecil dan sering,yaitu 6-8 kali sehariMakanan yang dianjurkan1. Makanan yang cukup cairan, kalori, vitamin & protein.2. Tidak mengandung banyak serat.3. Tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas.4. Makanan lunak diberikan selama istirahatContoh makanan yang dianjurkan : o Bubur bayio Bubur beraso Bubur sumsumo Lontongo Roti tawar/maniso Biskuito Telur rebuso Sop ayam tanpa sayuro Soto ayamo Semur ayamo Bakwan tanpa saosCatatan : Bila mencret tidak boleh minum susu,tapi bila tidak,sangat dianjurkan untuk minum susu.

Contoh Makanan Yang Tidak Dianjurkan1. .Roti tawar Cantel2. .Ubi3. Talas4. Singkong5. Protein 6. Ikan yang diawet Ikan dengan banyak duri7. Nabati Tahu Giling Kacang-kacangan8. Kacang hijau saring Tahu goring9. Sayuran Wortel Daun Singkong10. Labu siam Kacang11. Labu kuning Lobak12. Bayam Sawi13. Buah-buahan Jeruk Jambu Biji14. Alpukat Nangka 15. Pisang Nanas16. Pepaya Apel17. Kedondong18. Alcohol, Minuman Soda, Kopi , Coca cola, susu 19. Lemak Mentega, Santan MinyakTujuan Diet :Memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan.Diet Penyakit Demam Tifoid Diberikan Diet Lambung.Syarat Diet :1. Mudah cerna, PKTS2. Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya 3. Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.4. Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap.5. Cairan cukup, terutama bila muntah 6. Tidak mengandung bahan makanan dan bumbu yang tajam 7. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa 8. Pada fase akut dpt diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk memberi istirahat pada lambung.POLA DIETDiet Lambung I1. Diberikan pada penderita Tifus Abdominalis berat.2. Makanan diberikan dalam bentuk saring 3. Makanan diberikan setiap 3 jam selama 1-2 hari saja karena membosankan serta kurang energi, zat besi, tiamin dan vit C.Diet Lambung II1. Diberikan bila fase akut dapat diatasi 2. Diberikan pada penderita Tifus Abdominalis dengan suhu tubuh tinggi.3. Makanan diberikan tiap 3 jam.4. Makanan berbentuk saring atau lunak tergantung pada toleransi pasien.Diet lambung III1. Diberikan pada penderita Tifus Abdominalis yang suhu tubuhnya sudah kembali normal.2. Makanan diberikan 6 kali sehari dalam porsi kecil.3. Makanan berbentuk lunak.Diet lambung IV1. Diberikan pada penderita Tifus Abdominalis yang hampir sembuh 2. Makanan diberikan 6 kali sehari dalam porsi kecil.3. Makanan berbentuk lunak atau biasa tergantung pada toleransi pasien. Contoh Menu : Diet Lambung IIIPagi Bubur nasi Telur ceplok airSetup wortel Air teh Pukul 10.00Puding maizena + saos sirup Pukul 16.00Roti bakar Orak arik telur Pukul 20.00Susu

Siang Bubur nasi Semur daging giling Setup bayam Jus pepaya Malam Bubur nasi Sup ayam giling Tumis labu siam + tomat Pisang

Diet Lambung IVPagi Nasi TimTelur Ceplok air + Saos tomat Setup Wortel Pukul 10.00Puding maizena + saos susu Pukul 16.00Bubur kacang hijau

Siang Bubur nasiSemur ayamTahu bumbu tomatSayur bening bayamPepaya Malam Bubur nasi Ikan bumbu tomat Tim tempe Cah sayuran Pisang

K.Pengendalian dan PencegahanDemam typhoid yang tersebar diseluruh dunia tidak tergantung pada iklim. Kebersihan perorangan yang buruk merupakan sumber dari penyakit usus meskipun lingkungan hidup umumnya adalah baik. Perbaikan sanitasi dan penyediaan sarana air yang baik dapat mengurangi penyebaran penyakit ini. Maka pencegahan demam typhoid dapat dilakukan dengan:a.Penyediaan air minum yang memenuhi syaratb.Perbaikan sanitasic.Imunisasi dianjurkan untuk individu yang berdiam atau berpergian ke daerah endemikd. Mengobati kariere. Pendidikan kesehatan masyarakatf.Jangan makan ditempat yang kurang terjamin kebersihannyag. Membeli makanan yang masih panas sehingga menjamin kebersihannya.h. Pengawasan produk makanani. Hygiene perorangan yang baik L. MASALAH KEPERAWATAN1. Hipertemia b/d proses infeksi salmonela thyposa Nyeri Akut b/d agen injuri fisik 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi3. Risiko Kekurangan Volume Cairan b/d kelainan yang mempengaruhi intake cairan, kelainan yang mempengaruhi penyerapan cairanNoDiagnosaTujuanIntervensi

1Hipertermi b/d Proses Infeksi Salmonella thyposaSetelah di lakukan asuhan keperawatan selama ...........x 24 jam Termoregulasi klien adekuat dengan kriteria hasilKriteria Hasil : Suhu tubuh dalam rentang normal 36-37 C Nadi dan RR dalam rentang normal Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusingPengobatan Demam Ukur suhu sesering mungkin Monitor IWL Monitor warna dan suhu kulit Ukur tekanan darah, nadi dan RR Monitor penurunan tingkat kesadaran Periksa WBC, Hb, dan Hct Catat intake dan output ( ukur balance cairan) Kolaborasikan dengan tim medis untuk pemberian anti piretik Kolaborasi pengobatan dengan tim medis untuk mengatasi penyebab demam Selimuti pasien Lakukan tapid sponge Kolaborasi untuk pemberian cairan intravena Kompres pasien pada lipat paha dan aksila dengan air hangat Tingkatkan sirkulasi udara Kolaborasi pengobatan dengan tim medis untuk mencegah terjadinya menggigilRegulasi Temperatur Ukur suhu minimal tiap 4 jam Monitor warna dan suhu kulit Ukur tanda-tanda hipertermi dan hipotermi Tingkatkan intake cairan dan nutrisi Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek negatif dari kedinginan Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan emergency yang diperlukan Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian anti piretik jika perlu

2Nyeri Akut b/d Agen injuri fisik (typoid)Setelah di lakukan asuhan keperawatan selama ...........x 24 jam nyeri dapat terkontrol dan terjadi peningkatan kenyamanan pada klien dengan kriteria hasil: Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri (nyeri ringan 1-3) Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang Tanda vital dalam rentang normal Ekspresi wajah tenang dan rileks Pasien mampu untuk istirahat dan tidurManagemen Nyeri Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan Kurangi faktor presipitasi nyeri Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi Ajarkan tentang teknik non farmakologi Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri Evaluasi keefektifan kontrol nyeri Tingkatkan istirahat Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeriAdministrasi Analgesik Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi Cek riwayat alergi Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur Ukur vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)

3Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhSetelah di lakukan asuhan keperawatan selama ...........x 24 jam status nutrisi intake makanan dan cairan adekuat dengan kriteria hasil adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi Tidak ada tanda tanda malnutrisi Tidak terjadi penurunan berat badan yang berartiManagemen Nutrisi Kaji adanya alergi makanan Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C Berikan substansi gula Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi) Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkanMonitor Nutrisi BB pasien dalam batas normal Monitor adanya penurunan berat badan Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan Monitor lingkungan selama makan Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah Monitor mual dan muntah Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht Monitor makanan kesukaan Monitor pertumbuhan dan perkembangan Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva Monitor kalori dan intake nuntrisi Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral. Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

4Risiko kekurangan volume cairan b.d hipertermi, mual, muntah, diareSetelah di lakukan asuhan keperawatan selama ...........x 24 jam terjadi keseimbangan cairan dan hidrasi adekuat dengan Kriteria Hasil : Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihanManagemen CairanTimbang popok/pembalut jika diperlukan Pertahankan catatan intake dan output yang akuratMonitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukanUkur vital signCatat masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harianKolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi IV Monitor status nutrisiBerikan cairanBerikan cairan IV pada suhu ruangan Dorong masukan oralBerikan penggantian nesogatrik sesuai outputDorong keluarga untuk membantu pasien makanTawarkan snack ( jus buah, buah segar )Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk

BAB III

PENUTUPKESIMPULANThypus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasa mengenai saluran pencernaan. Gejala yang biasa ditimbulkan adalah demam yang tinggi lebih dari 1 minggu, gangguan pada saluran pencernaan, dan gangguan kesadaran. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh salmonella typhi atau salmonella paratyphi A, B, atau C. Penyakit ini mempunyai tanda-tanda khas berupa perjalanan yang cepat yang berlangsung lebih kurang 3 minggu disertai dengan demam, toksemia, gejala-gejala perut, pembesaran limpa dan erupsi kulit.Penyakit thypoid ada beberapa jenis makanan yang harus dihindari maka dari itu diperlukan diet khusus salah satunya diet lambung

SARANa. Bagi MahasiswaDiharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan dapat menentukan status gizi klien yang menderita penyakit thypoidb. Bagi Petugas petugas KesehatanDiharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang keperawatan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health education dalam perawatan.

DAFTAR PUSTAKA

http://diansildjian.blogspot.com/2010/11/makalah-ilmu-gizi-diet-penderita-typhus.htmlhttp://itut.denys.web.id/2012/01/pantangan-makanan-penderita-typhus.html