gizi pada anak sekolah dasar penting untuk di perhatikan

10
GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR MAKALAH disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pemanfaatan Teknologi Dalam Keperawatan (PTDK) yang dibimbing oleh Ns. Dodi Wijaya, M.Kep. oleh Haidar Dwi Pratiwi NIM 112310101012

Upload: haidar-dwi-pratiwi

Post on 30-Dec-2014

116 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

perhtikan gizi pada anak sekolah dasar, remja, anak SD, SMP, SMA penting untuk mendapatkan perhatian lebih karena dalam masa pertumbuhan perkembangan

TRANSCRIPT

GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR

MAKALAH

disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pemanfaatan Teknologi Dalam Keperawatan (PTDK)

yang dibimbing oleh Ns. Dodi Wijaya, M.Kep.

olehHaidar Dwi PratiwiNIM 112310101012

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER

2013

PEMBAHASAN

1. Anak Usia Sekolah Dasar

1.1 Pengertian

Anak sekolah menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu

golongan anak yang berusia antara 7-15 tahun, sedangkan di Indonesia lazimnya

anak yang berusia 7-12 tahun (Putri, 2012).

1.2 Karakteristik

Anak sekolah merupakan golongan yang mempunyai karakteristik mulai

mencoba mengembangkan kemandirian dan menentukan batasan-batasan norma.

Di sinilah variasi individu mulai lebih mudah dikenali seperti pertumbuhan dan

perkembangannya, pola aktivitas, kebutuhan zat gizi, perkembangan kepribadian,

serta asupan makanan (Yatim, 2005). Ada beberapa karakteristik lain anak usia ini

adalah sebagai berikut.

1. Anak banyak menghabiskan waktu di luar rumah

Anak akan banyak berada di luar rumah untuk jangka waktu antara 4-5

jam.

2. Aktivitas fisik anak semakin meningkat

Aktivitas fisik anak semakin meningkat seperti pergi dan pulang sekolah,

bermain dengan teman, akan meningkatkan kebutuhan energi. Apabila anak

tidak memperoleh energi sesuai kebutuhannya maka akan terjadi

pengambilan cadangan lemak untuk memenuhi kebutuhan energi, sehingga

anak menjadi lebih kurus dari sebelumnya (Khomsan, 2010)

3. Pada usia ini anak akan mencari jati dirinya

Pada usia sekolah dasar anak akan mencari jati dirinya dan akan sangat

mudah terpengaruh lingkungan sekitarnya, terutama teman sebaya yang

pengaruhnya sangat kuat seperti anak akan merubah perilaku dan kebiasaan

temannya, termasuk perubahan kebiasaan makan. Peranan orangtua sangat

penting dalam mengatur aktivitas anaknya sehari misalnya pola makan,

waktu tidur, dan aktivitas bermain anak (Moehyi, 1996).

2. Pola Makan

2.1 Definisi

Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran

mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh

seseorang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu.

Kebiasaan makan adalah cara individu atau kelompok individu memilih pangan

dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis,

sosial, dan budaya (Suhardjo dalam Putri, 2012).

2.2 Faktor yang Mempengaruhi

Ada 3 faktor utama yang mempengaruhi intake makan pada anak sekolah

dasar, yaitu faktor instrinsik dan ekstrinsik (Putri, 2012).

2.2.1 Peran Keluarga

Peranan keluarga amat penting bagi anak sekolah, bahkan pada

pemilihan bahanan makanan sekalipun. Makan bersama keluarga dengan suasana

yang akrab akan dapat meningkatkan nafsu makan mereka (Widodo, 2009).

2.2.2 Peran Ibu

Sekalipun anak-anak sudah bermain dengan anak-anak lain di luar rumah,

keluarga masih merupakan pengaruh sosialisasi yang terpenting. Tidak hanya

lebih banyak kontak dengan anggota-anggota keluarga daripada dengan orang-

orang lain tetapi hubungan itu lebih erat, lebih hangat, dan lebih bernada

emosional. Hubungan keluarga yang erat ini pengaruhnya lebih besar pada anak

daripada pengaruh-pengaruh sosial lainnya.

Peranan ibu terhadap lingkungan anak-anak ini tidak terhenti dimasa anak-

anak saja tetapi harus terus berlangsung dan kadang-kadang sampai seumur

hidupnya, khususnya pengaruh yang berupa pengalaman yang menegangkan,

menakutkan, menggoncangkan dan membahayakan. Secara khusus, ibu sebagai

orang dekat dengan anak akan dapat menjaga kesehatan anak. Ibu dapat

memberikan pengertian, memperbaiki pola asuh makan, meningkatkan kegiatan

aktivitas fisik, mengenalkan pendidikan gizi sedini mungkin, membatasi promosi

makanan yang tidak sehat. Kesemuanya itu sangat berpengaruh pada tumbuh

kembang anak. Pola asuh yang tidak memadai dapat menyebabkan anak tidak

suka makan atau tidak diberikan makanan seimbang, dan juga dapat memudahkan

terjadinya infeksi (Soekirman, 2000).

2.2.3 Teman Sebaya

Asupan makan anak akan banyak dipengaruhi oleh kebiasaan makan

teman-teman atau sekelompoknya. Apa yang diterima oleh kelompok (berupa

figur idola, makanan, minuman) juga dengan mudah akan diterimanya. Demikian

pula halnya dengan pemilihan bahan makanan. Untuk itu, perlu diciptakan dalam

sekelompok itu suatu kondisi supaya mereka mendapatkan informasi yang baik

dan benar mengenai kebutuhan dan kecukupan gizinya sehingga mereka tidak

perlu membenci makanan yang bergizi.

2.2.4 Media Massa

Media massa lebih banyak berperan disini adalah media televisi, koran,

dan majalah. Di satu sisi banyak sekali iklan makanan yang kurang

memperhatikan perilaku yang baik terhadap pola makan. Oleh sebab itu,

informasi tersebut harus pula ditunjang dengan informasi ilmiah yang benar

mengenai kesehatan dan gizi (Putri, 2012).

2.3 Tujuan

Tujuan pemberian makan pada bayi dan anak adalah sebagai berikut.

1. Memberikan nutrien yang cukup sesuai dengan kebutuhan, yang

dimanfaatkan untuk tumbuh kembang yang optimal, penunjang berbagai

aktivitas, dan pemulihan kesehatan setelah sakit.

2. Mendidik kebiasan makan yang baik, mencakup penjadwalan makan,

belajar menyukai, memilih, dan menentukan jenis makanan yang bermutu

(Markum, dkk, 2002).

3. Penilaian Status Gizi

3.1 Status Gizi

3.1.1 Definisi

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat mengkonsumsi makanan

dan menggunakan zat-zat gizi yang dibedakan antara status gizi buruk, kurang,

baik, dan lebih (Almatsier, 2004). Sedangkan menurut Soekirman (2000), status

gizi adalah keadaan kesehatan akibat interaksi antara makanan, tubuh manusia,

dan lingkungan hidup manusia.

3.1.2 Faktor yang Mempengaruhi

Menurut Soekirman (2000), status gizi seorang anak pada umumnya

dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut.

1. Penyebab langsung

Penyebab langsung yang mempengaruhi status gizi anak yaitu makanan anak

dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak. Anak yang mendapat

makanan yang cukup baik tetapi sering diserang penyakit infeksi dapat

berpengaruh terhadap status gizinya. Begitu juga sebaliknya anak yang

makannya tidak cukup baik, daya tahan tubuhnya akan lemah dan pada

akhirnya mempengaruhi status gizinya.

2. Penyebab tidak langsung

Penyebab tidak langsung yang mempengaruhi status gizi anak yaitu sebagai

berikut.

a. Ketahanan pangan di keluarga, terkait dengan ketersediaan pangan

(baik dari hasil produksi sendiri maupun dari pasar atau sumber lain),

harga pangan, dan daya beli keluarga serta pengetahuan tentang gizi

dan kesehatan.

b. Pola pengasuhan anak, berupa sikap dan perilaku ibu atau pengasuh lain

dalam hal kedekatannya dengan anak, memberikan makan, merawat,

menjaga kebersihan, memberi kasih sayang dan sebagainya.

Kesemuanya berhubungan dengan keadaan kesehatan ibu dalam hal

kesehatan (fisik dan mental), status gizi, pendidikan umum,

pengetahuan tentang pengasuhan yang baik, peran dalam keluarga atau

di masyarakat, dan sebagainya dari si ibu atau pengasuh anak

3.2

4.

DAFTAR PUSTAKA

Altmatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Yatim, F. 2005. 30 Gangguan Kesehatan pada Anak Usia Sekolah. Jakarta:

Pustaka Populer Obor.

Putri, Liberti Dwi. 2012. Hubungan antara Rutinitas Anak dengan Status Gizi

pada Anak Usia 7-12 Tahun di Sekolah Dasar Negeri 20 Manna Bengkulu

Selatan Tahun 2011. Skripsi. Dipublikasikan. Medan: Universitas Sumatera

Utara.

Khomsan, Ali, 2010. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Kompas. Jakarta:

Rajawali Sport.

Moehyi, 1996. Ilmu Gizi. Bandung: PT. Bratara.

Markum, dkk, 2002. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Universitas Indonesia.

Soekirman, 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat.

Jakarta: Jenderal Pendidikan Tinggi.

Widodo, Rahayu, 2009. Pemberian Makanan, Suplemen, dan Obat pada Anak.

Jakarta: EGC.