ginjal-kreatinin

7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A . Ginjal 1.  Mekanisme Filtrasi Ginjal Glomerulus adalah bagian kecil dari ginjal yang mempunyai fungsi se ba gai sari n ga n ya ng se ti ap me nit kir a- kir a 1 li te r dar ah ya ng menga ndung 5 ml plasma, meng alir melalui semua glo meruli dan sekita r 100 ml (10%) dari itu disar ing kelu ar. Plas ma ya ng beris i semua garam, glukosa dan benda halus lainnya disaring. Sel dan protei n plasma terlalu  besar untuk dapat menembus pori saringan dan tetap tinggal dalam aliran darah. Cairan yang disa ring yaitu filtrat glomerolus, kemud ian mengal ir me la lui tubu la re na li s da n sel- selnya me nyer ap semua ba ha n yang diperlukan tubuh dan meninggalkan yang tidak diperlukan. Keadaa n normal semu a glukosa diab sorbsi kembali, kebany akan  produk sisa buangan dikeluarkan melalui urin, diantaranya kreatinin dan ureum. Kr eati ni n sa ma se ka li ti da k di reab sorb si di da lam tubu lus, mal aha n seju mlah keci l kre atin in benar- benar disekresika n ke dalam tubu lus ol eh tubu lu s pr ok si ma li s sehi ng ga juml ah tota l kr eati ni n meningkat kira-kira 20 % (Guyton CA, 1995). Jumlah filtrat glomerolus yang dibentuk setiap menit pada orang normal rata-rata 125 ml permen it , te tapi da lam be rbagai kead aan

Upload: adella-anfidina-putri

Post on 18-Oct-2015

89 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jlkjklj

TRANSCRIPT

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A . Ginjal

    1. Mekanisme Filtrasi Ginjal

    Glomerulus adalah bagian kecil dari ginjal yang mempunyai fungsi

    sebagai saringan yang setiap menit kira-kira 1 liter darah yang

    mengandung 5 ml plasma, mengalir melalui semua glomeruli dan sekitar

    100 ml (10%) dari itu disaring keluar. Plasma yang berisi semua garam,

    glukosa dan benda halus lainnya disaring. Sel dan protein plasma terlalu

    besar untuk dapat menembus pori saringan dan tetap tinggal dalam aliran

    darah.

    Cairan yang disaring yaitu filtrat glomerolus, kemudian mengalir

    melalui tubula renalis dan sel-selnya menyerap semua bahan yang

    diperlukan tubuh dan meninggalkan yang tidak diperlukan.

    Keadaan normal semua glukosa diabsorbsi kembali, kebanyakan

    produk sisa buangan dikeluarkan melalui urin, diantaranya kreatinin dan

    ureum. Kreatinin sama sekali tidak direabsorbsi di dalam tubulus,

    malahan sejumlah kecil kreatinin benar-benar disekresikan ke dalam

    tubulus oleh tubulus proksimalis sehingga jumlah total kreatinin

    meningkat kira-kira 20 % (Guyton CA, 1995).

    Jumlah filtrat glomerolus yang dibentuk setiap menit pada orang

    normal rata-rata 125 ml permenit, tetapi dalam berbagai keadaan

  • fungsional ginjal normal dapat berubah dari beberapa mililiter sampai 200

    ml per menit, jumlah total filtrat glomerolus yang terbentuk setiap hari

    rata-rata sekitar 180 liter, atau lebih dari pada dua kali berat badan total,

    99 persen filtrat tersebut biasanya direabsorbsi di dalam tubulus, sisanya

    keluar sebagai urin. (Evelyn C , 1999).

    2. Fungsi ginjal

    Ginjal ikut mengatur keseimbangan biokimia tubuh manusia

    dengan cara :

    mengatur keseimbangan air, mengatur konsentrasi garam dalam darah,

    mengatur asam basa darah, pengaturan ekskresi bahan buangan dan

    kelebihan garam, memproduksi hormon yaitu :

    a. Prostaglandin yang berfungsi untuk pengaturan garam dan air serta

    mempengaruhi tekanan vaskuler.

    b. Eritropoietin yang berfungsi untuk merangsang produksi sel darah

    merah.

    c. 1,25 dihidroksikolekalsiferol yang berfungsi memperkuat absorpsi

    kalsium dari usus dan reabsorbsi fosfat oleh tubulus renalis.

    d. Renin yang berfungsi bekerja pada jalur angiotensin untuk

    meningkatkan tekanan vaskuler dan produksi aldosteron.

    (Underwood J.C.E, 1999).

  • B. Kreatinin

    Kreatinin adalah protein yang merupakan hasil akhir metabolisme

    otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan

    diekskresi dalam urin dalam kecepatan yang sama,( Corwin J.E, 2001).

    Kreatinin diekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi,

    konsentrasinya relatif konstan dalam plasma dari hari ke hari, kadar yang

    lebih besar dari nilai normal mengisyaratkan adanya gangguan fungsi

    ginjal.

    Sebagai petunjuk kasar, peningkatan dua kali lipat kadar kreatinin

    serum mengindikasikan adanya penurunan fungsi ginjal sebesar 50%,

    demikian juga peningkatan kadar kreatinin tiga kali lipat mengisyaratkan

    penurunan fungsi ginjal sebesar 75%. (Soeparman dkk, 2001 ; http

    ;//www.med.umich.edu/libr/ aha/aha_creatini_htm).

    1. Metabolisme Kreatinin

    Kreatinin terdapat dalam otot, otak, dan darah dalam bentuk

    terfosforilasi sebagai fosfokreatin dan dalam keadaan bebas. Kreatinin

    dalam jumlah sedikit sekali juga terdapat dalam urin normal. Kreatinin

    adalah anhidrida dari kreatin, dibentuk sebagian besar dalam otot dengan

    pembuangan air dari kreatin fosfat secara tidak reversibel dan

    nonenzimatik. Kreatinin bebas terdapat dalam darah dan urin,

    pembentukan kreatinin adalah langkah permulaan yang diperlukan untuk

    ekskresi sebagian besar kreatin.(Harper H.A. et al. biokimia).

  • 2. Fakor Yang Mempengaruhi Kadar Kteatinin Darah

    Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kadar kreatinin

    dalam darah, di antaranya adalah : gagal ginjal, perubahan masa otot,

    nutrisi, aktifitas fisik, proses inflamasi.

    C . Metode Pemeriksaan kreatinin

    1. Macam pemeriksaan kreatinin darah adalah :

    a . JaffeReaction

    Dasar dari metode ini adalah kreatinin dalam suasana alkalis dengan

    asam pikrat membentuk senyawa kuning jingga. Alat yang digunakan

    photometer.

    b . Kinetik

    Dasar metodenya relatif sama hanya dalam pengukuran dibutuhkan

    sekali pembacaan. Alat yang digunakan autoanalyzer.

    c . Enzimatik

    Dasar metode ini adanya substrat dalam sampel bereaksi dengan enzim

    membentuk senyawa enzim substrat menggunakan alat photometer.

    Dari ke tiga metode di atas, yang banyak dipakai adalah Jaffe

    Reaction , dimana metode ini dapat menggunakan serum atau plasma

    yang telah dideproteinasi dan tanpa deproteinasi. Kedua cara tersebut

    mempunyai kelebihan dan kekurangan, salah satunya adalah untuk

    deproteinasi cukup banyak memakan waktu yaitu sekitar 30 menit,

  • sedangkan tanpa deproteinasi hanya memerlukan waktu yang relatif

    singkat yaitu antara 2 - 3 menit. (Human Diagnostik.Creatinin;

    ST.Reagensia. Creatinin).

    2. Deproteinasi

    Cara ini adalah dengan penambahan TCA (Trichlor Acetic Acid)

    1,2N yang berfungsi mengendapkan protein dan senyawa senyawa kimia

    askorbat, aseto asetat, piruvat, sevalosporin dan metildopa, sebelum

    melakukan pengukuran, setelah diputar dengan kecepatan tinggi antara 5 -

    10 menit dan filtratnya kemudian untuk dilakukan pemeriksaan. Tes linier

    sampai dengan konsentrasi 10 mg/dl urin.

    3. Tanpa Deproteinasi

    Cara ini adalah fixed time kinetik, yaitu pengukuran kreatinin

    dalam suasana alkalis dan konsentrasi ditentukan dengan ketepatan waktu

    pembacaan. Tes linier sampai dengan konsentrasi 13 mg/dl serum, dan

    500 mg/dl urin.

    4. Faktor yang Mengganggu Pemeriksaan Kreatinin Darah

    Senyawa - senyawa yang dapat mengganggu pemeriksaan kadar

    kreatinin darah hingga menyebabkan overestimasi nilai kreatinin sampai

    20 % adalah : askorbat, bilirubin, asam urat, aseto asetat, piruvat,

    sefalosporin , metildopa (http://www.prodia.co.id).

  • D. Kerangka Teori

    Faktor yang

    mempengaruhi

    pemeriksaan

    Kreatinin Darah :

    1. Askorbat

    2. Bilirubin

    3. Asam urat

    4. Aseto asetat

    5. Piruvat

    6. Sefalosporin

    7. Metildopa

    (http://www.prodia.

    co.id

    Faktor yang

    mempengaruhi

    Kadar Kreatinin

    Darah :

    1. Gagal ginjal

    2. Perubahan masa

    otot

    3. Proses inflamasi

    4. Aktifitas fisik

    5. Nutrisi

    Serum

    Plasma

    Darah

    Metode :

    1. Jaffe Reaction

    2. Kinetic

    3. Enzimatik

    KREATININ

  • E . Kerangka Konsep

    DEPROTEINASI

    JAFFE REACTION

    TANPA DEPREOTEINASI

    SERUM KREATININ