ggl pada motor ac
DESCRIPTION
dadaTRANSCRIPT
-
Gaya Gerak Listrik Pada Motor AC Apik Issetyorini dan Djodi Antono
[email protected] Jurusan Teknik Elektro Polines
Jln. Prof. Sudarto Tembalang Semarang INDONESIA
Intisari
Prinsip terbentuknya gaya gerak listrik (GGL) dalam
sebuah motor listrik merupakan induksi .Apabila sebatang penghantar di gerak gerakkan sedemikian rupa dalam medan magnet sehingga memotong garis garis gaya magnet, maka penghantra tersebut akan
terbentuk GGL induksi. Arah gerak GGL induksi yang terjadi ditunjukkan dengan aturan tangan kanan. Bila
telapak tangan kana dibuka sedemikian rupa sehingga ibu
jari dan keempat jari lainnya saling tegak lurus (900),
maka ibu jari akan menunjukkan arah gerak penghantar
(F) sedangkan garis yang menembus telapak tangan
kanan adalah garis gaya medan magnet dan empat jari
lainnya menunjukkan GGL induksi yang terjadi .
Keywords Gaya Gerak Listrik, Faraday, Lenz, Lorentz, Motor Listrik.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Para ilmuwan telah lama memimpikan agar hukum hokum alam yang ada dapat dipahami dengan mudah. Jika
diperlukan, rumus yang menjelaskan tentang hukum hukum alam tersebut, sedikit banyak saling memiliki keterkaitan. Sebagian impian tersebut telah terwujud, sedangkan impian
lainnya sedang dalam proses penelitian yang sangat mendalam.
Salah satu hukum alam yang berkaitan adalah hukum tentang kelistrikan serta hukum tentang kemagnetan. Dahulu ,
orang menganggap listrik dan magnet merupakan gejala alam
yang sangatah berbeda. Hal itu karena sumber listrik
merupakan muatanlistrik yaitu muatan positif dan mutan
negatif, sedangkan sumber magnet merupaka kutub kutub magnet yaitu kutub utara dan kutub selatan. Muatan listrik
menghasilkan medan listrik disekitarnya, sedangkan kutub kutub magnet menghasilkan medan magnet disekitarnya.
Selain itu, sifat antara listrik dan magnet sangatlah berbeda.
Muatan listrik yang mengalir menghasilkan arus listrik, tetapi
kita tidak pernah menjumpai adanya arus magnet. Listrik
dapat dijumpai dalam bentuk muatan positif saja, muatan negative saja atau pasangan kombinasi antara muatan positif
dan muatan negatif. Sedangkan magnet kita hanya
menjumpainya dalam keadaan berpasangan yaitu kutub utara
dan kutub selatan. Ketika Oersted menemukan serta
mengemukakan bahwa terdapan medan magnet disekitar arus
listrik yang mengalir, mulai dari itulah para ahli mulai berpikir
mengenai keterkaitan listrik dan magnet. Arus listrik
merupakan aliran muatan listrik. Lalu, mengapa timbul medan
magnet pada arus yang mengalir? Apakah Listrik dapat
menghasilkan magnet?
Penelitian yang dilakukan oleh Oersted lebih lanjut diteliti
kembali oleh Biot Savart untuk membuktikannya. Arus litrik memanglah menghasilkan magnet.
Sehingga pada awal abad ke 19, para ahli fisika telah
sepakat bahwa, arus listrik memang menghasilkan magnet.
Namun apakah hukum ini dapat berlaku pada kebalikannya?[1]
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini guna melengkapi nilai
tengah semester dari mata kuliah Mesin Listrik 1 pada
semester ganjil.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penyusunan makalah di berikan batasan masalah
yang dibahas agar tidak terjadi pembahasan masalah diluar
konteks judul atau tidak berhubungan sama sekali. Hal ini
dilaksanakan agar penyusunan laporan dapat secara sistematis,
lebih terarah dan mudah di mengerti dengan baik. Penulis
membatasi masalah pada ruang lingkup sebagai berikut :
1) Gambaran umum tentang gaya gerak listrik pada motor listrik AC
2) Gaya Gerak Listrik secara spesifik 3) Hukum hukum yang berlaku pada gaya gerak listrik
pada motor listrik AC
4) Aplikasi pada motor listrik AC
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini tersusun dari 3 bab,
adapun sistematika penyusunannya sebagai berikut :
1) Bab I Pendahuluan : pada bab I ini terdiri dari latar belakang, tujuan, pembatasan masalah, serta
sistematika.
2) Bab II Isi : pada bab II ini, terdiri gambaran umum, Gaya Gerak Listrik, Hukum hukum , serta aplikasi pada motor listrik AC.
3) Bab III Penutupan : pada bab III ini berisi kesimpulan dari makalah ini.
-
II. ISI
A. Gambaran Umum
Prinsip terbentuknya gaya gerak listrik (GGL) dalam
sebuah motor listrik merupakan induksi seperti terlihat pada
gambar 2.1
Gbr 2.1 Terbentuknya GGL induksi
Apabila sebatang penghantar di gerak gerakkan sedemikian rupa dalam medan magnet sehingga memotong
garis garis gaya magnet, maka penghantra tersebut akan terbentuk GGL induksi
Arah gerak GGL induksi yang terjadi ditunjukkan dengan
aturan tangan kanan.Gambar aturan atau kaidah tangan kanan
dapat dilihat pada gambar 2.2
Gbr 2.2 Aturan tangan Kanan
Bila telapak tangan kana dibuka sedemikian rupa sehingga
ibu jari dan keempat jari lainnya saling tegak lurus (900), maka ibu jari akan menunjukkan arah gerak penghantar (F)
sedangkan garis yang menembus telapak tangan kanan adalah
garis gaya medan magnet dan empat jari lainnya menunjukkan
GGL induksi yang terjadi (e)
B. Gaya Gerak Listrik
Michael Faraday akhirnya menemukan serta
mengemukakan bahwa medan magnet dapat menghasilkan
medan listrik. Faraday melakukan eksperimen pada batang
magnet yang digerak gerakkan pada kumparan dapat menghasilkan arus listrik. Hal itu dapat dibuktikan dengan
melalui penyimpangan pada jarum galvanometer. Ilustrasi
dapat dilihat pada gambar 2. 3.
Gbr. 2.3 Percobaan Faraday menggunakan Galvanometer
Pergerakan jarum pada galvanometer akan terjadi ketika
magnet bergerak pada kumparan. Penyimpangan jarum pada
galvanometer, membuktikan adanya arus yang mengalir pada
saat itu. Selanjutnya, arus tersebut disebut dengan arus induksi.
Dan di ujung ujung kumparan muncul beda potensial atau beda tegangan, beda tegangan inilah yang biasa disebut
dengan gaya gerak listrik induksi (GGL Induksi).[2]
C. Hukum hukum
1) Hukum Faraday : Seperti yang telah dibahas pada
pembahasan sebelumnya, Michael Faraday melakukan
eksperimen atau penelitian untuk membuktikan bahwa medan
magnet dapat menghasilkan medan listrik. Faraday melakukan
eksperimen dengan cara , kumparan pertama dihubungkan
dengan sebuah baterai sedangkan kumparan kedua
dihubungkan dengan sebuah galvanometer. Faraday berharap
arus pada kumpran pertama menghasilkan medan magnet
yang cukup besar untuk menghasilkan arus yang sangat besar pula pada kumparan kedua. Ketika sakelar dihubungkan,
jarum pada galvanometer menyimpang sesaat dan segera
kembali ke posisi nol dan seterusnya akan bernilai nol bila
arus yang dihasilkan kumparan pertama adalah konstan. Hal
tersebut menunjukkan bahwa arus konstan pada kumparan
pertama tidak menghasilkan arus listrik pada kumparan kedua.
Akan tetapi ketika sakelar tersebut di posisikan putus sambung makan jarum galvanometer akan bergerak ke kanan
dan ke kiri. Hal tersebut terjadi karena arus yang dihasilkan
oleh kumparan pertama tidak konstan. Ilustrasi skema
peralatan eksperimen Faraday dapat dilihat pada gamabr 2.4.
Gbr. 2.4. Skema Peralatan Eksperimen Faraday
-
Dari hasil eksperimen atau penelitian dari Faraday tersebut
dapat disimpulkan bahwa perubahan medan magnet
menghasilkan arus listrik. Oleh karena itu, arus listrik
mengalir jika ada sumber tegangan, dapat pula dikatakan
bahwa perubahan medan magnetmenghasilkan gaya gerak
listrik (GGL). Arus dan GGL yang timbul pada perubahan
medan magnet disebut dengan arus dan GGL induksi,
sedangkan peristiwa munculnya arus dan GGL induksi
akkibat perubahan medan magnet disebut dengan induksi
elektromagnetik. Gambar GGL induksi yang terjadi selama eksperimen faraday dapat diliaht pada gambar 2.5.[3]
Gbr. 2.5 GGL induksi timbul ketika ada gerak relatif antara
magnet dan kumparan
(a) Magnet bergerak masuk (b) Magnet bergerak keluar (c) Magnet tidak bergerak
Dari eksperimennya, Michael Faraday menyatakan bahwa : GGL induksi terjadi pada loop tertutup sama dengan nilai
negatif dari laju perubahan fluks magnetikyang terlingkupi.[4]
Dari pernyataannya tersebut dapat disimpulkan secara
matematis, sebagai berikut :
Jika perubahan fluks magnetiknya konstanterhadapa waktu, maka persamaannya dapat berubah menjadi : [5]
2) Hukum Lenz: Arus induksi yang dihasilkan oleh
gerakan keluar - masuk magnet didalam kumparan ternyata
bolak balik. Berkaitan dengan hal tersebut, Lenz menyatakan bahwa arus induksi selalu menimbulkan medan
magnet induksi yang berlawanan dengan perubahan medan
magnet asalnya. Pernyataan tersebut sering disebut dengan
hukum Lenz.[3]
Heinrich Freisrich Lenz mengemukakan, bahwa : arah arus induksi sedemikian rupa sehingga menimbulkan medan
magnet yang berlawanan dengan penyebabnya
Perubahan fluks magnetik (medan magnet AB) ke kanan,
maka medan magnet Lenz berlawanan arahdengan
penyebabnya, yaitu (AB) ke kiri. Dengan aturan tangan kanan untuk medan magnet pada kumparan, maka arus
induksi yang mengalir memalui galvanometer arahnya dari
kanan ke kiri. Berbeda, Perubahan fluks magnetik ke kiri,
maka medan magnet Lenz berlawanan arah dengan
penyebabnya yaiu ke kanan. Dengan kaidah tangan kanan
untuk medan magnet pada kumparan, amak arus induksi yang
mengalir melalui galvanometer arahnya ke kiri dan ke kanan.
Itulah inti dari hukum Lenz.
3) Hukum Lorenzt :
Percobaa yang dilakukan Oersted menunjukkan bahwa
kutub magnet jarum yang ditimbulkan arus listrik. Ternyata
penghantar yang berarus listrik di dalam medan magnet juga
megalamani medan magnet. Gaya magnet pada penghantar bararus listrik pertama kali diamati oleh Hendrik Antoon
Lorenzt, seorang fisikawan Belanda yang juga peraih nobel
untuk fisika.
Berdasarkan penelitiannya, Lorenzt mendapati bahwa
besarnya gaya magnet sebanding dengan kaut medan magnet,
arus listrik dan panjang kawat. Selain itu, gaya magnet juga
bergantung pada sudut yang dibentuk antara arah aliran arus
listrik dengan arh medan magnet. Untuk arah aliran arus listrik
tegak lurus terhadap arah medan magnet, gaya magnet
tersebut dapat dinayatakan sebagai berikut
F = B x I x L
Dengan F adalah gaya magnet yang dialami kawat tersebut
dengan satuan newton, B adalah kuat medan magnet pada
tempat kawat berada engan satuan Tesla, I adalah kuat arus
listrik yang mengalir pada kawat dengan satuan ampere, dan L
adalah panjang kawat dangan satuan meter.
Persamaa tersebut sering disebut denga hokum Lorenzt,
dangaya magnet yang dihasilkan disebut dengan gaya Lorenzt.
Arah gaya Lorenzt dapat ditentukan dengan aturan tangan
kanan. Namun, posisi telapak tangan tidak tergenggam
melainkan terbuka. Caranya adalah sebagai berikut. Bukalah telapak tanganmu dan rapatkan keempat jarimu. Ibu jari
dibuka hingga tegak lurus terhdapa empat jari lainnya. Ibu
jari ini menunjukkan arah arus listrik , keempat jari lainnya
menunjukkan arah medan magnet, sedangkan telapak tangan
yang terbuka menunjukkan arah gaya Lorenzt.
Timbulnya gaya magnet pada penghantar berarus listrik di
dalam medan magnet memungkinkan berputarnya kumparan
penghantar arus listrik di dalam medan magnet. Konsep ini
merupakan prinsip kerja beberapa alat yang mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik.
-
D. Aplikasinya pada Motor Listrik
Alat ini banyak diterapkan seperti misalnya pada pompa air
listrik, mesin jahit listrik, bor listrik, mesin bubut dan lain
sebagainya. Saat motor listrik dihubungkan dengan sumber
arus listrik, arus listrik mengalir dari sikat karbon menuju komutator. Selanjutya, arus listrik menuju kumparan sehingga
kumparan mengalamai gaya lorenzt . arah gya lorenzt dapat
ditentukan dengan aturan tangan kanan. Pada bagian kiri
kumparan akan timbul pula gaya lorenzt yang arahnya
berlawanan sehingga kumparan pun dapat berputar, makin
besar arus listrik yang mengalir, makin cepat pula kumparan
berputar. Akibatnya motor listrik bergerak makin cepat.
Gambar skema motor listrik dapat dilihat pada gambar 2. 6
Gbr. 2.6 Skema motor listrik
III. KESIMPULAN (PENUTUP)
Saat motor listrik dihubungkan dengan sumber arus listrik,
arus listrik mengalir dari sikat karbon menuju komutator.
Selanjutya, arus listrik menuju kumparan sehingga kumparan
mengalamai gaya lorenzt . arah gya lorenzt dapat ditentukan
dengan aturan tangan kanan. Pada bagian kiri kumparan akan timbul pula gaya lorenzt yang arahnya berlawanan sehingga
kumparan pun dapat berputar, makin besar arus listrik yang
mengalir, makin cepat pula kumparan berputar. Akibatnya
motor listrik bergerak makin cepat.
Itulah sebab dari motor listrik bergerak karena adanya Gaya
Gerak Listrik.
REFERENSI
[1] Mikrajudin Abdullah, IPA FISIKA JILID 3, ESIS. Jakarta, Indonesia: 2006.
[2] Osa Pauliza., Fisika Teknik dan Kesehatan. Bnadung, Indonesia:
Grafindo Media Tama, 2008.
[3] Aip Sjaripudin, Dede Rustiawan, Praktis Belajar Fisika. Bandung, Indonesia: Visindo Media Persada.
[4] Edi Istiyono, Fisika 3. Jakarta, Indonesia: Yudhistira, 2007. [5] Kamajaya, Fisika kelas 12 SMA. Bnadung, Indonesia: Grafindo Media
Pratama, 2007.