gerontik katarak

12
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk lansia makin meningkat, sementara itu penurunan kemampuan fisik dan mental lansia berpengaruh terhadap aktivitas sosial ekonominya. Jumlah penduduk lansia di seluruh dunia pada tahun 2008 mencapai 425 juta jiwa atau 6,8% dari seluruh jumlah penduduk dunia. Jumlah ini diperkirakan akan mengalami peningkatan dua kali lipat pada tahun 2009 (Pujiastuti, 2003). Sedangkan pada tahun 2009, populasi lansia diperkirakan ada 500 juta atau 11 % dengan usia rata-rata 60 tahun (Oktavia, 2009). Indonesia menempati peringkat ke-10 dunia untuk populasi manusia usia lanjut (lansia). Pada tahun 2009 jumlah lansia mencapai 28,8 juta atau 11 % dari total jumlah penduduk di Indonesia, dimana sekitar 74 % dari jumlah lansia tersebut menderita penyakit metabolik yang harus terus diobati selama hidupnya. Penyakit metabolik tersebut antara lain adalah diabetes melitus (33 %), hipertensi (25 %), stroke (19 %), osteoporosis (17 %), dan penyakit lainnya (6 %) (Oktavia, 2009).

Upload: ignatiamariayosephine

Post on 08-Dec-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

katarak

TRANSCRIPT

Page 1: GERONTIK KATARAK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jumlah penduduk lansia makin meningkat, sementara itu

penurunan kemampuan fisik dan mental lansia berpengaruh terhadap

aktivitas sosial ekonominya. Jumlah penduduk lansia di seluruh dunia

pada tahun 2008 mencapai 425 juta jiwa atau 6,8% dari seluruh jumlah

penduduk dunia. Jumlah ini diperkirakan akan mengalami peningkatan

dua kali lipat pada tahun 2009 (Pujiastuti, 2003). Sedangkan pada tahun

2009, populasi lansia diperkirakan ada 500 juta atau 11 % dengan usia

rata-rata 60 tahun (Oktavia, 2009).

Indonesia menempati peringkat ke-10 dunia untuk populasi

manusia usia lanjut (lansia). Pada tahun 2009 jumlah lansia mencapai 28,8

juta atau 11 % dari total jumlah penduduk di Indonesia, dimana sekitar 74

% dari jumlah lansia tersebut menderita penyakit metabolik yang harus

terus diobati selama hidupnya. Penyakit metabolik tersebut antara lain

adalah diabetes melitus (33 %), hipertensi (25 %), stroke (19 %),

osteoporosis (17 %), dan penyakit lainnya (6 %) (Oktavia, 2009).

 Angka tertinggi dilaporkan dari Sukabumi di Jawa Barat sebesar

28,6%. Insiden hipertensi sekitar 5% pada dewasa muda, 20% pada usia

50-60 tahun, dan 50% pada usia 80 tahun. Insiden ini lebih tinggi pada

propinsi lain, dan meningkat pada mereka yang menderita diabetes melitus

atau insufisiensi ginjal (Jaleha, 2009).

Mengkaji masalah kesehatan lansia merupakan hal yang penting

dilakukan oleh perawat karena lansia merupakan usia yang rentan terhadap

berbagai jenis penyakit. Berdasarkan uraian di atas maka penulis merasa

tertarik untuk membuat karya tulis yang membahas tentang keperawatan

gerontik.

Page 2: GERONTIK KATARAK

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan laporan ini adalah untuk mendapatkan

gambaran nyata mengenai  asuhan keperawatan gerontik pada

klien  Ny. Y.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penulisan laporan ini adalah untuk mendapatkan

gambaran nyata tentang:

a. Pengkajian data yang menunjang masalah keperawatan pada

klien  Ny. Y

b. Diagnosa keperawatan pada  klien  Ny. Y

c. Rencana keperawatan untuk masing-masing diagnosa keperawatan

pada  klien  Ny. Y

d. Pelaksanaan tindakan keperawatan pada  klien  Ny. Y

e. Pelaksanaan evaluasi pada  klien  Ny. Y

Page 3: GERONTIK KATARAK

BAB II

KONSEP DASAR

A. Definisi

Katarak adalah kekeruhan pada lensa tanpa nyeri yang berangsur –

angsur penglihatan kabur akhirnya tidak dapat menerima cahaya (Barbara

C.Long, 1996)

Katarak merupakan keadaan di mana terjadi kekeruhan pada

serabut atau bahan lensa di dalam kapsul lensa (Sidarta Ilyas, 1998).

Katarak adalah proses terjadinya opasitas secara progresif pada

lensa atau kapsul lensa, umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi

pada semua orang lebih dari 65 tahun (Marilynn Doengoes, dkk. 2000).

Macam- macam katarak:

Katarak dapat diklasifikasikan dalam golongan berikut :

1. Katarak perkembangan (developmenta!) dan degeneratif.

2. Katarak kongenital, juvenil, dan senil.

3. Katarak komplikata.

4. Katarak traumatik.

Berdasarkan usia pasien, katarak dapat di bagi dalam :

1. Katarak kongenital, katarak yang terlihat pada usia di bawah 1 tahun.

Adalah katarak sebagian pada lensa yang sdah idapatkan pada waktu

lahir. Jenisnya adalah:

a. Katarak lamelar atau zonular.

b. Katarak polaris posterior.

c. Katarak polaris anterior

d. Katarak inti (katarak nuklear)

e. Katarak sutural

2. Katarak juvenil, katarak yang terlihat pada usia di atas 1 tahun dan di

bawah 40 tahun.

Adalah katarak yang terjadi pada anak – anak sesudah lahir

Page 4: GERONTIK KATARAK

3. Katarak presenil, yaltu katarak sesudah usia 30 – 40  tahun.

4. Katarak senil, yaitu katarak yang mulai terjadi pada usia lebih dari 40

tahun

Adalah kekeruhan lensa ang terjadi karena bertambahnya usia. Ada

beberapa macam yaitu:

a. katarak nuclear : Kekeruhan yang terjadi pada inti lensa

b. Katarak kortikal : Kekeruhan yang terjadi pada korteks lensa

c. Katarak kupliform : Terlihat pada stadium dini katarak nuklear

atau kortikal.

Katarak senil dapat dibagi atas stadium:

a) Katarak insipiens : Katarak yang tidak teratur seperti bercak –

bercak yang membentuk gerigi dengandasar di perifer dan daerah

jernih di antaranya.

b) Katarak imatur : Terjadi kekeruhan yang lebih tebal tetapi tidak

atau belum mengenai seluruh lensa sehingga masih terdapt bagian-

bagian yang jernih pada lensa.

c) Katarak matur : Bila proses degenerasi berjala terus maka akan

terjadi pengeluaran air bersama – sama hasil desintegritas melalui

kapsul.

d) Katarak hipermatur : Merupakan proses degenerasi lanjut sehingga

korteks lensa mencair dan dapat keluar melalui kapsul lensa.

5. Katarak komplikasi

Terjadi akibat penyakit lain. Penyakit tersebut dapat intra okular atau

penyakit umum.

6. Katarak traumatik

Terjadi akibat ruda paksa atau atarak traumatik.

B. Tanda dan Gejala

1. Kehilangan pengelihatan secara bertahap dan tidak nyeri.

2. Pengelihatan baca yang buruk.

Page 5: GERONTIK KATARAK

3. Pandangan seilau yang mengganggu dan pengelihatan buruk pada sinar

matahari yang terang.

4. Pandanga silau yang membutakan akibat lampu sorot mobil pada

pengemudi dimalam hari.

5. Kemungkinan memiliki pengelihatan pada cahaya yang redup

dibandingkan dengan cahaya yang terang.

6. Area putih keabu – abuan dibelakang pupil.

C. Etiologi

1. Ketuaan biasanya dijumpai pada katarak Senilis.

2. Trauma terjadi oleh karena pukulan benda tajam/tumpul, terpapar oleh

sinar X atau benda – benda radioaktif.

3. Penyakit mata seperti uveitis.

4. Penyakit sistemis seperti DM.

5. Defek kongenital

D. Patofisiologi

Dalam keadaan normal transparansi lensa terjadi karena adanya

keseimbangan atara protein yang dapat larut dalam protein yang tidak

dapat larut dalam membran semipermiabel. Apabila terjadi peningkatan

jumlah protein yang tdak dapat diserap dapat mengakibatkan penurunan

sintesa protein, perubahan biokimiawi dan fisik dan protein tersebut

mengakibatkan jumlah protein dalam lens melebihi jumlah protein dalam

lensa melebihi jumlah protein dalam bagian ynag lain sehingga

membentuk suatu kapsul yang dikenal dengan nama katarak. Terjadinya

penumpukan cairan/degenerasi dan desintegrasi pada serabut tersebut

menyebabkan jalannya cahaya terhambat dan mengakibatkan gangguan

penglihatan.

Page 6: GERONTIK KATARAK

E. Pemeriksaan

1. Visus menurun.

2. Tak ada tanda-tanda radang (hyperemia tak ada)

3. Iluminasi oblik tampak kekeruhan yang keabu-abuan atau putih

dengan bayangan hitam disebut iris shadow.

4. Pemeriksaan dengan optalmoskop tampak warna hitam diatas dasar

orange disebut fundus reflek.

5. Pada katarak yang lebih lanjut, kekeruhan bertambah sehingga iris

shadow menghilang dan fundus reflek menjadi hitam saja (negatif).

F. Pengobatan Katarak

Apabila penderita masih dapat dikoreksi kacamata, maka diberikan

dahulu kacamata. Akan tetapi ukuran kacamata penderita biasanya sangat

mudah / cepat berubah. Pengobatan yang paling baik dan tepat saat ini

adalah operasi.

Indikasi operasi yaitu :

a. Visus yang menurun yang tak dapat dikoreksi dengan kacamata

dan mengganggu aktifitas.

b. Dahulu penderita dioperasi bila visusnya 1/300 s/d tak terhingga

(LP+).

Akan tetapi dengan kemajuan tehnologi saat ini katarak dapat dioperasi

pada stadium apapun, bila penderita sudah terganggu aktivitasnya.

Macam operasi :

1. Intra Capsular adalah Intra catarax extraction (ICCE) mengeluarkan

lensa secara utuh.

2. Ekstra Capsular adalah Extra capsular catarax extraction (ECCE) :

mengeluarkan lensa dengan merobek kapsul bagian anterior dan

meninggalkan kapsul bagian posterior.

Pada saat ini dimana kemajuan tehnologi yang sudah tinggi, tehnik

ECCE lebih disukai karena komplikasinya lebih kecil dan dapat disertai

Page 7: GERONTIK KATARAK

pemasangan lensa implant intra okuler (IOL = intra okuler lens). Sehingga

hasil setelah operasi menjadi lebih baik.

 

G. Evaluasi sesudah operasi katarak :

Hari 1 sesudah operasi harus sudah dievaluasi yaitu :

1. Perdarahan dibilik mata depan (hifema).

2. Kamera okuli anterior jernih/keruh :

a. Bila mata depan keruh (flare/sel positif)

b. Bilik mata depan keruh (flare /sel positif)

c. Mungkin sampai terjadi pengendapan pus di bilik mata

depan (hipopion).

d. Iris miossi disertai sinekia posterior

3. Perhatikan pupil miosis/midriasis/normal :

a. Miosis : biasanya dipergunakan miotikum pada waktu

operasi sehingga hari berikutnya pupil menjadi miosis.

Miosis ini dapat terjadi bila terjadi uveitis anterior, dan

biasanya disertai adanya sinekia posterior.

b. Midirasis : dapat terjadi bila ada peningkatan tekanan intra

okuler (glaucoma)

c. Pupil tidak bulat : terjadi bila pada waktu operasi terjadi

korpukasi (korpus viterius keluar).

H. Pengobatan Sesudah Operasi Katarak :

Setelah operasi dapat diberi :

1. Kacamata, diberikan bila tanda-tanda iritasi sudah hilang (kurang lebih

sesudah 1,5 bulan post op), sudah tidak ada perubahan refraksi (3 x

refraksi tiap minggu).

2. Lensa Kontak, Penglihatan lebih baik daripada kacamata, dan dipakai

pada operasi katarak unilateral (satu mata).

3. Inolan Lensa Intra Okuli (IOL) :

Page 8: GERONTIK KATARAK

a. Implan ini memasukkan ke dalam mata pada saat operasi,

menggantikan lensa yang diambil (ECCE).

b. Letaknya permanen.

c. Tidak memerlukan perawatan.

d. Visus lebih baik daripada kacamata / lensa kontak.

Kerugian :

1. Merupakan benda asing, kemungkinan bereaksi / ditolak oleh tubuh.

2. Tehnik operasi lebih sukar/canggih.