geostrategi indonesia
DESCRIPTION
Geopolitik dalam Wawasan NusantaraTRANSCRIPT
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)PENDIDIKAN KEWARGENEGARAAN
KAJIAN GEOSTRATEGI
1. Mata kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan2. Pokok Bahasan : GEOSTRATEGI
4. S K S : 2 SKS
5. Dosen
6. Standar Kompetensi :
Menjadi ilmuwan dan professional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air,
demokratis yang berkeadaban : menjadi warga Negara yang memiliki daya saing,
berdisiplin dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai
berdasarkan sistem nilai Pancasila.
a. Menumbuh kembangkan mahasiswa sebagai peserta didik untuk memiliki
kesadaran berbangsa dan bernegara untuk bela Negara dan memiliki pola pikIr,
pola sikap dan perilaku untuk cinta tanah air Indonesia.
b. Menumbuh kembangkan wawasan kebangsaan, kesadaran berbangsa dan bernegara
sehingga terbentuk daya tangkal sebagai ketahanan nasional
c. Menumbuh-kembangkan pola sikap dan pola pikir yang komprehensif integral
pada segenap aspek kehidupan nasional.
7. Kompetensi Dasar :
a. Menumbuh kembangkan mahasiswa sebagai peserta didik untuk memiliki
kesadaran berbangsa dan bernegara untuk bela Negara dan memiliki pola pikIr,
pola sikap dan perilaku untuk cinta tanah air Indonesia.
b. Menumbuh kembangkan wawasan kebangsaan, kesadaran berbangsa dan bernegara
sehingga terbentuk daya tangkal sebagai ketahanan nasional
c. Menumbuh-kembangkan pola sikap dan pola pikir yang komprehensif integral
pada segenap aspek kehidupan nasional.
8. Indikator :
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa dapat :
a. Menjelaskan pengertian ketahanan nasional
b. Menjelaskan hakekat ketahanan nasional
c. Menjelaskan sifat ketahanan nasional
d. Membandingkan empat konsep dasar ketahanan Negara
e. Menunjukkan bagaiman konsep asta gatra berpengaruh dalam mewujud kan
ketahanan nasional.
f. Menghubungankan komponen strategi antar gatra.
9. Penjelasan Istilah
a. Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi lingkung an
didalam mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional.
b. Sistem kehidupan nasional adalah himpunan berbagai kelembagaan hidup bangsa
sebagai subsistem (ipoleksosbudhankam) sebagai subsistem yang dilengkapi
dengan norma , nilai dan aturan-aturan.
c. Ketahanan nasional, adalah kondisi dinamis suatu bangsa berisi keuletan dan
ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional,
didalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan, dan
gangguan, baik yang datangnya dari luar maupun dari dalam yang langsung
maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup
bangsa dan Negara serta perjuangan mengejar tujuan perjuangan nasional.
d. Cita-cita nasional adalah kondisi yang lebih cerah dimasa depan sesuai dengan
keinginan luhur yang terkandung dlm falsafah bangsa yang ingin dicapai dengan
perjuangan bangsa.
e. Kepentingan nasional, adalah kepentingan bangsa dan Negara yang terpenting
dan mungkin (possible) dapat dicapai dalam mewujudkan stabilitas nasional baik
di bidang politik, ekonomi, social budaya dan pertahanan keamanan yang sangat
diperlukan untuk mensukseskan pembangunan nasional. Kepentingan nasional
mempunyai dua aspek yakni keamanan dan kesejahteraan.
2
f. Pembangunan nasional, adalah semua kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh
Negara atau pemerintah yang bertujuan untuk mengadakan pengembangan fisik,
pembaharuan sikap mental dan modernisasi pemikiran bagi seluruh bangsa dan
tanah air.
g. Keamanan, adalah suatu kondisi yang dapat dirasakan oleh masyarakat dimana
terdapat rasa ketenteraman, rasa ketertiban, rasa keselamatan dan rasa
kemampuan untuk mengadakan pertahanan.
h. Kesejahteraan, adalah suatu kondisi yang didapat oleh masyarakat dimana
terdapat rasa kecukupan, rasa kecerdasan, rasa kesehatan lahiriah, rasa ketaqwaan
dan rasa kemudahan untuk mendapatkan fasilitas pelayanan.
10. Uraian Konsepsi / Teori / Fakta
Sesuai dengan pokok bahasan yang telah direncanakan di atas, maka perlu
dikemukakan beberapa konsep sebagai berikut :
a. Geostrategi
b. Ketahanan Nasional
c. Komponen Strategi Asta Gatra
d. Hubungan Komponen Strategi Asta Gatra
e. Ketahanan Regional
Adapun teori yang akan dipakai untuk menjelaskan konsepsi diatas adalah sebagai
berikut :
a. Model Asta Gatra
b. Model Morgenthau
c. Model Alfred Thayer Mahan
d. Model Cline
Beberapa Fakta yang berkaitan dengan permasalahan Geostrategis dapat
dikemukakan sebagai berikut :
a. Dengan munculnya otonomi daerah terjadi sengketa sumber daya alam, contohnya
:
3
1/. Sengketa mengenai eksplorasi sumber minyak di Cepu antara Kabupaten
Blora dan Kabupaten Bojonegoro atau antara Propinsi Jawa Tengah dengan
Propinsi Jawa Timur.
2/. Sengketa perebutan hasil laut diantara nelayan yang berasal dari daerah yang
berbeda.
3/. Kasus Sampit yaitu terjadi perang etnis antara suku Dayak dengan Suku
Madura.
4/. Kasus sengketa perebutan pengelolaan Bandara yang terjadi antara
Pemkab Sidoharjo dengan Pemkot Surabaya, antara Pemprop
Banten dengan DKI.
11. Ilustrasi Kasus
Adanya pro dan kontra terhadap RUU APP .
Bagi yang pro terhadap RUU APP tidak ada permasalahan, tetapi bagi yang
kontra terhadap RUU APP mengemukakan berbagai alasan yang utamanya
bertentangan atau tidak cocok dengan budaya local (Bali, Papua dsb).
12. Latihan
Berikut ini dikemukakan beberapa fakta, untuk dijadikan bahan latihan bagi
Mahasiswa untuk penguasaan konsep dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan
Ketahanan Nasinal.
1/. Sengketa mengenai eksplorasi sumber minyak di Cepu antara
Kabupaten Blora dan Kabupaten Bojonegoro atau antara Propinsi Jawa
Tengah dengan Propinsi Jawa Timur.
2/. Sengketa perebutan hasil laut diantara nelayan yang berasal dari daerah
yang berbeda.
3/. Kasus Sampit yaitu terjadi perang etnis antara Suku Dayak dengan Suku
Madura.
4/. Kasus sengketa perebutan pengelolaan Bandara yang terjadi antara
Pemkab Sidoharjo dengan Pemkot Surabaya, antara Pemprop Banten
dengan DKI.
4
Dari empat fakta tersebut di atas, mahasiswa diminta untuk :
a. Menjelaskan apakah keempat fakta tersebut ada kaitannya dengan Ketahanan
Nasional.
b. Memecahkan masalah tersebut diatas dikaitkan dengan model asta gatra.
12. Sumber Belajar
Sumber belajar bagi mahasiswa dalam mengkaji materi Geostrategi adalah :
a. Rujukan :
1. Armaidy Armawi, Geostrategi Indonesia, Makalah Kursus Calon Dosen
Kewarganegaraan.
2. S. Sumarsono, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta, 2001
3. Nurcholis Majid, Makalah Asas-asas Pluralisme dan Toleransi dalam
Masyarakat Madani.
4. Teksboek, Kliping dsb.
b. Media yang digunakan :
1. In Focus
2. OHP
3. Radio
4. Televisi, dsb.
.
13. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar adalah
a. Ceramah bervariasi
b. Diskusi Umum
c. Diskusi Kelompok
d. Pemberian tugas kliping
14. Evaluasi Hasil Belajar
Untuk mengetahui hasil belajar mahasiswa akan dilakukan dengan cara :
a. Untuk ranah kognitif dilakukan dengan tes tertulis, bisa obyektif test atau
subyektif test.
5
b. Untuk ranah afektif dilakukan dengan skala sikap
c. Cek List untuk mengukur hasil belajar mahasiswa melalui diskusi dan keaktifan
dalam kelas.
d. Porto folio berupa tugas kliping mandiri maupun kelompok.
6
MATERI INSTRUKSIONALGEOSTRATEGI
PERTEMUAN PERTAMA
1. Pengantar
Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi geografi Negara
dalam menentukan kebijakan, tujuan, sarana untuk mencapai tujuan nasional. Oleh
karena itu Geostrategi dapat pula dikatakan pemanfaatan kondisi lingkungan dalam
upaya mewujudkan tujuan politik. Upaya tersebut akan terwujud sbg program-
program didalam pembangunan nasional.
Geostrategi Indonesia dapat diartikan pula sebagai metode untuk mewujudkan
cita-cita proklamasi sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan dan UUD
1945.
Geostrategi Indonesia diperlukan untuk mewujudkan dan mempertahankan
integrasi bangsa dalam masyarakat majemuk dan heterogin berdasarkan pembukaan
dan UUD 1945. Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud Ketahanan Nasional.
2. Pengertian Ketahanan Nasinal
Istilah Ketahanan Nasional untuk pertama kali dikemukakan oleh Presiden
Soekarno walaupun saat itu belum ada pengertian tentang Ketahanan Nasional, tetapi
pada tahun 1972 Ketahanan Nasional diberi pengertian sebagai berikut : Ketahanan
Nasional merupakan kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional,
dialam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta
gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung maupun
tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan
Negara serta perjuangan mengejar tujuan nasional.
Ketahanan nasional diperlukan bukan hanya konsepsi politik saja melainkan
sebagai kebutuhan yang diperlukan dalam menunjang keberhasilan tugas pokok
pemerintah, seperti tegaknya hukum dan ketertiban (Law and order), terwujudnya
kesejahteraan dan kemakmuran (Welfare and prosperity), terselenggaranya
7
pertahanan dan keamanan (Defence and security), terwujudnya keadilan hukum dan
keadilan social (Juridical justice and social justice), serta terdapatnya kesempatan
rakyat untuk mengaktualisasikan diri (freedom of the people).
3. Hakekat Ketahanan Nasional
Pada hakekatnya ketahanan nasional adalah kemampuan dan ketangguhan suatu
bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan
Negara. Ketahanan nasional tergantung pada kemampuan bangsa dan seluruh warga
Negara dalam membinan dan mengembangkan aspek alamiah serta aspek sosial,
sebagai landasan penyelenggaraan kehidupan nasional di segala bidang. Ketahanan
nasional mengandung makna keutuhan semua potensi yang terdapat didalam wilayah
nasional, baik fisik maupun sosial serta memiliki hubungan erat antara gatra
didalamnya secara komprehensif-integral. Kelemahan salah satu bidang akan
mengakibatkan kelemahan bidang yang lain yang dapat memperngaruhi kondisi
keseluruhan.
Ketahanan nasional merupakan suatu interaksi positif segenap unsur-unsur (gatra)
kehidupan nasional yang terkandung didalam asta gatra, keseluruhannya ditentukan
oleh struktur dan segenap konfigurasinya. Secara menyeluruh struktur dan
konfigurasi itu mempunyai fungsi memperkuat ketahanan nasional yang
berkesinambungan. Dengan kata lain setiap gatra kehidupan nasional mempunyai
hubungan yang saling memperkuat satu sama lainnya, sehingga akan meningkatkan
ketahanan nasional secara menyeluruh.
4. Sifat-sifat Ketahanan Nasional
Sistem kehidupan nasional merupakan himpunan kelembagaan Negara yang
menentukan kaidah dasar Negara, serta aturan pelaksanaan hidup bernegara dalam
segala aspeknya, berdasarkan ide nasional Pancasila dan UUD 1945. Adapun sifat-
sifat ketahanan nasional adalah sebagai berikut :
a. Manunggal
Dalam membangun ketahanan nasional adanya kesatuan yang bersifat
komperhensif-integral antara tri gatra dan panca gatra. Sifat integretif tidak
8
mempunyai arti mencampur adukkan semua aspek sosial secara begitu saja, tetapi
secara integrasi dilaksanakan secara serasi, seimbang dan harmonis.
b. Mawas kedalam
Ketahanan nasional diarahkan kedalam diri bangsa dan Negara sendiri
karena bertujuan untuk mewujudkan hakekat dan sifat nasionalnya. Hal ini tidak
berarti dianutnya sikap isolasi atau nasionalisme sempit.
c. Kewibawaan
Ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat manunggal
tersebut mewujudkan kewibawaan nasional yang harus diperhitungkan oleh pihak
lain dan mempunyai daya pencegah dan penangkalan. Makin tinggi tingkat
kewibawaan, makin besar daya pencegah tersebut.
d. Berubah menurut waktu
Ketahanan nasional suatu bangsa kondisinya tidaklah tetap adanya,
melainkan selalu dinamis dan berubah sesuai dengan fungsi waktu, dapat
meningkat atau menurun serta tergantung kepada situasi dan kondisi bangsa itu
sendiri.
e. Tidak membenarkan sikap adu kekuasaan dan adu kekuatan
Konsepsi ketahanan nasional dapat dipandang sebagai suatu alternatif lain,
daripada konsepsi yang mengutamakan penggunaan adu kekuasaan dan adu
kekuatan yang masih dianut oleh Negara-negara maju pada umumnya.
f. Percaya pada diri sendiri (Self Confidence)
Ketahanan nasional dikembangkan dan ditingkatkan berdasarkan sikap
mental percaya pada diri sendiri. Suatu bangsa yang merdeka dan berdaulat harus
percaya dan yakin, bahwa ia dapat mengurus dan mengatur rumah tangga sendiri
dengan baik dan tidak tergantung kepada bantuan luar.
9
g. Tidak tergantung kepada pihak lain (Self Relience)
Ketahanan nasional dibangun dan dikembangkan atas dasar kemampuan
sendiri dengan memanfaatkan segenap aspek kehidupan nasional. Pengembangan
kemampuan nasional dalam meningkatkan daya saing bangsa, diupayakan untuk
tidak tergantung kepada pihak lain.
5. Konsepsi dasar ketahanan nasional
a. Model asta gatra
Model ini merupakan perangkat hubungan bidang-bidang kehidupan manusia
dan budaya yang berlangsung diatas bumi dengan memanfaatkan segala kekayaan
alam.
Model ini terdiri dari delapan unsur atau delapan aspek kehidupan nasional,
yaitu :
1). Tiga aspek (tri gatra) kehidupan alamiah, yaitu :
a). Gatra letak dan kedudukan geografi
b). Gatra keadaan dan kekayaan alam
c). Gatra keadaan dan kemampuan penduduk
2). Lima aspek (panca gatra) kehidupan social, yaitu :
a). Gatra ideologi
b). Gatra Politik
c). Gatra ekonomi
d). Gatra social budaya
e). Gatra pertahanan dan keamanan.
Antara tri gatra dengan panca gatra serta antara gatra itu sendiri terdapat
hubungan timbal balik yang erat dan lazim disebut dengan hubungan (korelasi)
dan ketergantungan (interdependency). Oleh karena itu tri gatra dan panca gatra
tergambar dengan jelas secara utuh menyeluruh (komprehensif-integral) didalam
asta gatra.
b. Model Morgenthau.
10
Model ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jumlah gatra yang cukup
banyak. Bila model Lemhannas berevolusi dari observasi empiris perjalanan
perjuangan bangsa, maka model ini diturunkan secara analitis. Ia mengadakan
observasi atas tata kehidupan nasional secara makro dilihat dari luar, sehingga
ketahanan masyarakat bangsa terwujud sebagai kekuatan.
Dalam analisisnya Ia menekankan pentingnya kekuatan nasional dibina
dalam kaitannya dengan Negara-negara lain. Artinya Ia menganggap pentingnya
perjuangan untuk mendapatkan Power Posisition dlm suatu kawasan. Maka
sebagai konsekwensinya terdapat advokasi untuk memperoleh power posisition
sehingga muncul strategi kearah balance of power.
c. Model Alfred Thayer Mahan
Mahan mengatakan bahwa kekuatan nasional suatu bangsa dapat dipenuhi
apabila bangsa tersebut mempunyai unsur-unsur sebagai berikut
1). Letak geografi
2). Bentuk atau wujud bumi
3). Luas wilayah
4). Jumlah penduduk
5). Watak nasional / bangsa
6). Sifat pemerintahan
Kekuatan suatu Negara tidak hanya tergantung luas wilayah daratan, tetapi
tergantung juga faktor luasnya akses ke laut dan bentuk pantai dari wilayah
Negara. Akses ke laut akan memudahkan akses perdagangan yang pada gilirannya
membawa kesejahteraan dan penguasaan perekonomian, sedangkan bentuk pantai
yang menguntungkan akan menarik masyarakat lebih berorientasi ke laut. Negara
yang memiliki akses ke laut secara luas memudahkan pengembangan pelabuhan-
pelabuhan besar, sehingga akan terbentuk masyarakat maritim yang cosmopolitan.
Oleh karena itu bentuk dan panjang tepian pantai suatu Negara akan menjadi
salah satu indikator kekuatan laut (Sea Power) Negara yang bersangkutan.
Ada empat faktor alamiah yang mempengaruhi pembentukan kekuatan
laut suatu Negara :
11
1). Situasi geografi, khususnya mengenai morfologi, topografinya yang dikaitkan
dengan akses ke laut serta penyebaran penduduk.
2). Kekayaan alam dan zona iklim yang terkait dengan kemampuan industri serta
kemandirian dalam penyediaan pangan.
3). Konfigurasi wilayah Negara yang mempengaruhi karakter rakyat dan
orientasinya.
4). Jumlah penduduk.
Dari keempat factor tersebut konfigurasi wilayah Negara mempunyai
pengaruh terhadap karakter rakyat.
d. Model Cline
Cline melihat suatu Negara dari luar sebagaimana dipersepsikan oleh
Negara lain. Baginya hubungan antar Negara pada hakekatnya amat dipengaruhi
oleh persepsi suatu Negara terhadap Negara lainnya, termasuk didalamnya
persepsi atas sistem penangkalan dari Negara lainnya.
Menurut Cline suatu Negara akan muncul sebagai kekuatan besar apabila ia
memiliki potensi geografi besar atau Negara secara fisik yang wilayahnya besar
dan memiliki sumber daya manusia yang besar pula. Model ini menyatakan
bahwa suatu Negara kecil bagaimanapun majunya tidak akan dapat
memproyeksikan diri sebagai Negara besar. Sebaliknya suatu Negara dengan
wilayah yang besar akan tetapi jumlah penduduknya kecil juga tidak akan
menjadi Negara besar walaupun bertehnologi maju.
12
PERTEMUAN KEDUA
1. Komponen Strategi Asta Gatra
Komponen strategi asta gatra merupakqan perangkat hubungan bidang kehidupan
manusia dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini. Dengan memanfaatkan dan
menggunakan secara memadai segala komponen strategi tersebut dapat dicapai
peningkatan dan pengembangan kemampuan nasional.
a. Trigatra
Komponen strategi trigatra merupakan kelompok gatra yang tangible atau bersifat
kehidupan alamiah
1). letak geografi Negara (posisi geografi)
kedudukan geografi wilayah Negara menunjukkan lokasi Negara dalam
rangka ruang, tempat dan waktu, sehingga untuk waktu tertentu menjadi jelas
batas wilayah diatas bumi. Dengan letak geografi tersebut dapat dilihat bentuk
13
wujud ke dalam (innershape) dan keluar (outershape). Bentuk wujud kedalam
menampakkan corak dan tata susunan kedalam, sedangkan bentuk wujud
keluar akan dapat diketahui situasi dan kondisi lingkungannya.
Antara bentuk wujud bentuk Negara ke dalam maupun ke luar dengan bangsa
yang mendiami wilayah Negara terdapat pengaruh timbal balik. Beberapa
wawasan nasional yang tumbuh karena pengaruh geografi, seperti wawasan
benua, bahari, dirgantara dan wawasan kombinasi. Indonesia menganut
wawasan kombinasi, wawasan nusantara. Pemanfaatan tanah, air dan ruang
yang terintergrasi dengan unsur-unsur secara simultan didalam kerangka dan
tata susunan yang serasi, seimbang, harmoni dan dinamis dapat menunjang
penyelenggaraan dan peningkatan ketahanan nasional.
2). Keadaan dan kekayaan alam
Kekayaan alam suatu Negara adalah segala sumber dan potensi alam yang
didapatkan di bumi dan di laut yang berada di bawah kedaulatan dan
kekuasaan suatu Negara. Kekayaan alam dibagi dalam tiga golongan yaitu :
hewani (fauna), nabati (flora), mineral yang berada di tiga lingkungan yaitu
atmosfer, dipermukaan bumi dan di dalam perut bumi.
Pola dasar pengelolaan sumber daya alam didasarkan pada tiga asas yaitu
asas maksimal artinya dapat memberi manfaat yang optimal untuk
pembangunan dan menjaga ketimpangan antar daerah; asas lestari artinya
pemanfaatan sumber daya alam yang dikaitkan dengan perumus
kebijaksanaan pengolahan sumber daya alam dan pesatnya pemakaian yang
merugikan kepentingan generasi yang akan datang; dan asas daya saing
artinya dapat dipergunakan sebagai alat sehingga ketergantungan pada
Negara-negara lain dapat dikurangi.
Untuk mengatasi ketimpangan antara potensi alam dan penduduk maka
diupayakan untuk :
a). menyusun pola pengelolaan sumber alam
b). mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
c). menbina kesadaran nasional
14
d). mengadakan program pembangunan yang serasi
e). mengadakan pembentukan modal cukup
f). menciptakan daya beli atau konsumsi cukup.
Upaya tersebut akan meningkatkan perekonomian nasional yang berarti juga
meningkatkan ketahanan nasional. Ketimpangan didalam pengelolaan potensi
alam dan penduduk baik secara nasional maupun regional dapat
membahayakan ketahanan nasional.
3). Keadaan dan kemampuan penduduk
Penduduk ialah manusia yang mendiami suatu tempat dalam wilayah tertentu.
Masalah penduduk menyangkut masalah jumlah, komposisi dan distribusi
penduduk.
Komposisi penduduk adalah susunan penduduk menurut : umur, kelamin,
agama, suku bangsa dan sebagainya.
Faktor yang mempengaruhi komposisi penduduk yakni : mortalitas, fertilitas
dan migrasi.
Penyebaran penduduk idealnya diupayakan secara merata sehingga dapat
mempercepat pembangunan daerah yang pada akhirnya dapat meratakan
kesejahteraan seluruh warga Negara. Dalam kenyataannya manusia ingin
bertempat tinggal di daerah yang memungkinkan adanya jaminan kehidupan
sehingga sering terjadi urbanisasi.
Konsekwensinya kota-kota besar padat penduduk sedangkan di pedesaan
kurang penduduk padahal sumber daya alamnya melimpah. Untuk mengatasi
hal itu perlu kebijakan pemerintah mengatur penyebaran penduduk dengan
cara : transmigrasi, pusat-pusat pengembangan (growth centre).
b. Panca Gatra
Komponen strategi panca gatra merupakan kelompok gatra yang intangible atau
bersifat kehidupan sosial.
1). Ideologi
15
Merupakan perangkat prinsip pedoman (guiding principles) yang dijadikan
dasar memberikan arah dan tujuan dalam penyelenggaraan dan
pengorganisasian untuk melangsungkan dan mengembangkan hidup dan
kehidupan nasional suatu bangsa. Ideologi menjabarkan diri didalam beberapa
sistem nilai (value System). Dengan demikian ideology berarti juga suatu
sistem nilai, yaitu serangkaian nilai yang tersusun secara sistematik dan
merupakan kebulatan ajaran atau doktrin.
2). Politik
Menurut David Easton , Politik adalah penetapan alokasi nilai yang mengikat
seluruh masyarakat. Kehidupan politik merupakan segenap tingkah laku yang
berpengaruh pada penetapan alokasi nilai.
Kehidupan politik dapat dibagi dalam dua sektor, yaitu : sektor pemerintahan
dan sektor kehidupan politik masyarakat.
Suatu sistem politik harus mampu memenuhi lima fungsi utama :
a). Usaha mempertahankan pola, struktur dan proses politik
b). Pengaturan dan penyelesaian pertentangan atau konflik
c). Penyesuaian dengan perubahan dalam masyarakat
d). Pencapaian tujuan
e). Usaha integrasi
3). Ekonomi
Kegiatan ekonomi merupakan segala kegiatan dari pemerintah dan masyarakat
dalam pengelolaan faktor-faktor produksi bagi kesejahteraan masyarakat.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan ekonomi, yaitu :
a). Sumber kekayaan alam
b). Tenaga kerja
c). Modal
d). Teknologi
4. Sosial Budaya
16
Menurut ahli antropologi tidak mungkin ada masyarakat kalau tidak ada
kebudayaan, sebaliknya kebudayaan hanya mungkin ada di dalam masyarakat.
Faktor sosial budaya mempunyai dua segi, yaitu segi kemasyarakatan dan segi
budaya. OLeh karena itu hubungan antara masyarakat dan budaya dapat
diperhatikan dalam organisasi sosial sebagai wadah perkembangan
kebudayaan.
Faktor yang mempengaruhi ketahanan social budaya adalah :
a). Tradisi
b). Pendidikan
c). Kepemimpinan nasional
d). Kepribadian nasional
5). Hankam
Pertahanan keamanan (hankam) yaitu daya upaya rakyat semesta dengan
angkatan bersenjata sebagai komponen inti yang merupakan salah satu fungsi
pemerintahan Negara dalam menegakkan kedaulatan dan melindungi bangsa
dan Negara.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan, pertahanan dan keamanan
ialah :
a). Doktrin
Yaitu pertahanan keamanan merupakan asas dan pedoman perwujudan
system pertahanan keamanan.
b). Wawasan Nasional
Terwujud dalam wawasan nusantara yang berintikan kekompakan kesatuan
dan persatuan serta integrasi antara pemerintah, angkatan bersenjata dan
rakyat.
c). Sistem pertahanan keamanan
Adalah merupakan perpaduan serasi antara sistem senjata teknologi dan
sistem senjata sosial.
17
d). Geografi
e). Manusia
Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh kemampuan fisik yang
sehat dan sikap mental yang dimanifestasikan dengan kepribadian dan
moral yang tinggi.
f). Integrasi angkatan bersenjata dan rakyat
g). Material
Industri pertahanan Negara berkembang masih dalam tahap permulaan
memerlukan peningkatan dan sinkronisasi angkatan serta antara industri
pertahanan dengan industri sipil.
h). Ilmu pengetahuan dan teknologi
i). Kepemimpinan
j). Pengaruh luar negeri
2. Hubungan komponen strategi antar gatra
Hubungan komponen strategi antar gatra dalam tri gatra dan panca gatra serta
antara gatra itu sendiri terdapat hubungan timbal balik yang erat dan lazim disebut
dengan hubungan (korelasi) dan ketergantungan (interdependency). Oleh karena itu
hubungan komponen strategi dalam tri gatra dan panca gatra tersusun secara utuh
menyeluruh (Komprehensif-integral) didalam komponen strategi asta gatra.
a. Komponen strategi tri gatra
1). Gatra geografi dan sumber kekayaan alam
Sumber kekayaan alam dalam suatu wilayah baik kualitas maupun
kuantitasnya sangat diperlukan bagi kehidupan nasional. Oleh karena itu
keberadaannya perlu dijaga kelestariannya. Kedaulatan wilayah nasional,
18
merupakan sarana bagi tersedianya sumber kekayaan alam dan menjadi modal
dasar pembangunan. Pengelolaan dan pengembangan sumber kekayaan alam
merupakan salah satu indicator ketahanan nasional.
Asas yang digunakan dalam pengelolaan dan pembangunan ialah
kemanfaatan, kelestarian lingkungan hidup, kesinambungan, pemerataan dan
keadilan. Asas ini berakar pada tata nilai kehidupan bangsa Indonesia dan
berlandaskan pada Pasal 33 UUD 1945.
2). Gatra Geografi dan Penduduk
Keadaan penduduk, sangat besar pengaruhnya terhadap upaya membina dan
mengembangkan ketahanan nasional. Penduduk yang produktif, atau yang
sering disebut sebagai sumber daya manusia yang berkualitas, mempunyai
korelasi positif dalam pemanfaatan sumber daya alam serta menjaga
kelestarian lingkungan hidup (geografi), baik fisik maupun sosial.
3). Gatra kekayaan alam dan penduduk
Sumber kekayaan alam akan mempunyai manfaat yang nyata, setelah diolah
oleh tangan-tangan trampil yang memiliki kemampuan teknis dan memiliki
etos kerja yang tinggi.
Dengan menguasai faktor produksi, kekayaan alam yang terkandung didalam
bumi Indonesia itu akan dapat meningkatkan pendapatan perkapita penduduk
dalam sekala mikro, serta pendapatan nasional dalam sekala makro.
b. Komponen strategi panca gatra
Komponen strategi panca gatra terdiri dari gatra ideology, politik, ekonomi, social
budaya dan pertahanan keamanan merupakan kelompok gatra yang intengible
atau bersifat kehidupan sosial.
1). Gatra ideology
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki tingkat keanekaragaman
yang tinggi. Keadaan ini mempunyai dua kemungkinan, yaitu pertama
berpotensi perpecahan, dan yang kedua merupakan kekayaan khasanah
19
budaya bangsa yang dapat dikembangkan serta menguntungkan dalam
berbagai kepentingan dan dapat menumbuhkan rasa kebanggaan nasional serta
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena itu untuk
mengatasi potensi perpecahan diperlukan perangkat ideologis untuk
mempersatukan persepsi dan mempersatukan bangsa yaitu Pancasila.
2). Gatra politik
Politik dalam arti kebijakan merupakan suatu proses alokasi sistem nilai dan
norma kehidupan bernegara yang diyakini benar oleh suatu bangsa yang
dilakukan oleh suatu institusi yang berwenang, agar menjadi pedoman
pelaksanaan dalam mewujudkan cita-citanya. Dalam kehidupan politik sering
diwarnai konflik kepentingan antara golongan atau kelompok. Namun yang
harus diingat dan tidak boleh dilanggar yaitu kepentingan nasional, persatuan
dan kesatuan bangsa serta tetap tegaknya Negara kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasilan.
Stabilitas politik memberikan rasa aman serta memperkokoh persatuan dan
kesatuan nasional. Pada gilirannya keadaan itu akan memantapkan ketahanan
nasional suatu bangsa. Dengan demikian keadaan politik suatu Negara
mempunyai pengaruh yang luas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3). Gatra ekonomi
Kehidupan ekonomi merupakan suatu kegiatan manusia dalam rangka
mencukupi kebutuhan hidup lahir dan batin. Kegiatan ekonomi mempunyai
kaitan erat dengan wilayah, sumber kekayaan alam, kemampuan penduduk
dan cita-cita suatu bangsa. Hubungan-hubungan itu harus berkeseimbangan
(Equlibrium) satu sama lain.
4). Gatra Sosial Budaya
Manusia sebagai makhluk Tuhan mempunyai kedudukan yang paling tinggi
dibanding dengan makhluk lainnya didunia. Dalam kehidupannya tidak bisa
dipisahkan dengan makhluk lainnya. Manusia juga disebut makhluk
20
berbudaya, dengan melalui kebudayaan dapat mengekspresikan diri dan
berkarya, sehingga menjadi makhluk yang bermartabat dan terhormat.
Dengan kebudayaan kehidupan manusia menjadi serasi, stabil dan dinamis
menuju taraf kehidupan yang lebih memadai melalui system nilai dan norma
masyarakat. Pada kenyataannya nilai-nilai social budaya, hanya dapat
berkembang didalam situasi aman dan damai, kemegahan nilai social budaya
biasanya mencerminkan tingkat kesejahteraan bangsa baik fisik maupun
jiwanya. Sebaliknya keadaan sosial yang timpang dengan segala kontradiksi
didalamnya, serta adanya erosi dan kemerosotan warga negara dalam
memahami dan menghayati nilai-nilai luhur kebudayaan dapat menimbulkan
ketegangan sosial.
5). Gatra pertahanan dan keamanan
Ketahanan bidang pertahanan dan keamanan tidak berdiri sendiri dan
memerlukan juga ketahanan bidang lainnya. Keadaan masyarakat yang stabil
akan memperkokoh pertahanan keamanan nasional. Sebaliknya kondisi
pertahanan dan keamanan yang labil akan memperlemah ketahanan nasional
suatu bangsa. Dengan kata lain kondisi ketahanan dan keamanan yang baik,
stabilitas nasional aman terkendali merupakan prasyarat bangsa untuk dapat
membinan dan mengembangkan aspek-aspek kehidupan bangsa secara
optimal.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelima komponen strategi dalam
panca gatra saling berhunbungan satu sama lain. Gatra yang satu memerlukan dan
mensyaratkan gatra llainnya. Sebaliknya gatra yang satu memperkuat gatra lainnya.
Adanya hubungan yang erat antara gatra yang satu dengan gatra yang lainnya didalam
komponen strategi asta gatra disebut dengan interdependensi atau saling
ketergantungan. Pembinaan dan pengembangannya dilakukan dengan kerangka pikir
sistematis, dengan menempatkan salah satu gatra tidak boleh menonjol dari gatra
lainnya, melainkan secara simultan atau bersama-sama, utuh menyeluruh, saling
21
melengkapi. Dalam rangka ketahanan nasional kerangka pikir sistematis tersebut
disebut dengan koprehensif-integral.
2. Ketahanan Regional
Pembukaan UUD 1945 alinea ke empat mengamanatkan bangsa dan Negara
Indonesia ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Amanat tersebut mensyaratkan
adanya suatu geopolitik dan geostrategi yang harus diwujudkan oleh bangsa
Indonesia sebagai implementasi dari hubungan antar bangsa dalam membangun suatu
ketahanan regional.
Ketahan regional merupakan suatu kebutuhan setiap Negara karena selalu akan
terkait dengan regional Negara lain. Kepentingan nasional suatu Negara seyogyanya
ditopang oleh kebersamaan regional artinya untuk pembangunan nasional diperlukan
dukungan keamanan kawasan ( regional security) yang dalam hal ini tidak cukup
dengan adanya keamanan dalam negeri saja namun keamanan dapat diartikan secara
luas dan menyeluruh dan tidak hanya diartikan secara militer saja.
Keterkaitan antara keamanan nasional (National security) dengan kebersamaan
regional (regional collectivity) mendorong munculnya suatu perkembangan baru
dalam arsitektur “kerjasama”. Arsitektur kerjasama ini sering disebut arsitektur tiga
lapis yakni kerjasama bilateral, kerjasama subregional dan kerjasama regional,
dimana ketiganya saling bergantung dan menunjang.
KESIMPULAN
Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud ketahanan nasional yang
mengandung pengertian yang sarat dengan muatan kesadaran akan konsepsi ruang (space
conception).
Konsepsi ketahanan nasional merupakan suatu konsepsi dalam pengaturan dan
penyelenggaraan kesejahteraan, keamanan yang mencakup segenap aspek kehidupan
bangsa yang disebut asta gatra. Asta gatra meliputi aspek alamiah tri gatra dan aspek
sosial panca gatra. Antara gatra yang satu dengan gatra yang lain terdapat hubungan
timbal balik demikian pula halnya antara tri gatra dan panca gatra.
22
Sesuai dengan sifat ketahanan nasional tujuan ketahanan nasional tidak untuk
menanamkan permusuhan terhadap suatu Negara atau kelompok Negara tertentu tetapi
untuk kesejahteraan bersama seluruh umat manusia. Bangsa yang memiliki ketahanan
nasional yang baik berarti mampu mencapai apa yang dicita-citakan, dapat
menanggulangi segala ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG).
23