georg cantor

5
Georg Cantor, Sang Penemu Teori Himpunan Pria dengan nama lengkap Georg Ferdinand Ludwig Philipp Cantor Sejak kecil ia bersekolah di SD Swasta. Ayahnya sangat menginginkan Cantor menjadi insinyur. Ayahnya sebagai saudagar kaya-raya dan beragama Protestan. Ibunya seorang pemusik dan beragama Katolik. Georg Cantor sendiri dilahirkan pada tanggal 3 Maret 1845 di St Patersburg yang sekarang sudah brganti nama menjadi Leningrad Rusia, dan meninggal di Halle dalam usia 73 tahun, pada tanggal 6 Januari 1918, lantaran depresi atau mengalami gangguan jiwa karena teorinya ditentang para ahli pada Zamannya. Pada usia 11 tahun ayahnya meninggal dunia, dan membiarkan Georg Cantor menentukan masa depannya sendiri walaupun bertentangan dengan

Upload: maria-ulfah-al-fajar

Post on 25-Oct-2015

311 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

biografi Georg Cantor

TRANSCRIPT

Page 1: Georg Cantor

Georg Cantor, Sang Penemu Teori

Himpunan

Pria dengan nama lengkap Georg

Ferdinand Ludwig Philipp Cantor Sejak

kecil ia bersekolah di SD Swasta.

Ayahnya sangat menginginkan Cantor

menjadi insinyur. Ayahnya sebagai

saudagar kaya-raya dan beragama

Protestan. Ibunya seorang pemusik dan

beragama Katolik. Georg Cantor sendiri

dilahirkan pada tanggal 3 Maret 1845 di

St Patersburg yang sekarang sudah

brganti nama menjadi Leningrad Rusia, dan meninggal di Halle dalam usia

73 tahun, pada tanggal 6 Januari 1918, lantaran depresi atau mengalami

gangguan jiwa karena teorinya ditentang para ahli pada Zamannya.

Pada usia 11 tahun ayahnya meninggal dunia, dan membiarkan

Georg Cantor menentukan masa depannya sendiri walaupun bertentangan

dengan keinginan ayahnya yang menginginkan dirinya menjadi insinyur.

Pasca tamat SD, Ia melanjutkan sekolahnya di Darmstadt dan

Wiesbaden dan sudah pindah ke Frankfurt, Jerman. Saat itu ia kuliah,

namun hanya sebentar di Universitas Zurich, Swiss. Kemudian ia pindah ke

Universitas Berlin. Di Universitas Berlin inilah ia belajar filsafat, fisika dan

matematika. Dan diajar oleh dosen-dosennya yang terkenal adalah

Welerstrass, Kummer dan Kronecker.

Page 2: Georg Cantor

Pada usia 22 tahun Georg Cantor sudah mendapat gelar doctor

dengan tesisnya berjudul "Dalam matematika, bertanya lebih berharga

dari memecahkan soal . Ia bekerja sebagai dosen di Universitas Halle

sampai akhir hayatnya. Ia  hanya digaji sebagai dosen tak tetap pada

awalnya, namun pada umur 27 tahun ia diangkat jadi guru besar pembantu.

Baru pada umur 34 tahun ia diangkat jadi guru besar tetap.

Georg Cantor menikah pada usia 29 tahun di Interlaken, Swiss,

dengan istrinya bernama Valley Guttman. Meskipun pada awalnya ia hanya

mendapat gaji kecil, ia dapat membangun rumah untuk istri karena

mendapat warisan dari ayahnya.

Pada tahun 1873 pada umur 28  tahun, Cantor mengumumkan

teorinya. Selama 10 tahun ia terus-menerus menyebarluaskan teorinya

dalam tulisan- tulisannya. Teori himpunan dan Konsep Bilangan

Transfinit-nya yang telah menggemparkan dunia matematika. Tapi

penemuannya itu tidak menguntungkan Cantor. Ia mendapat tantangan

hebat dari ahli-ahli matematika pada waktu itu, terutama dari bekas

gurunya, ialah Kronecker. mendapat sambutan semacam itu. Ia sangat

terkejut. Ia jatuh sakit. Ia terpaksa dirawat di rumah sakit jiwa sampai

ajalnya dan meninggal pada usia 73.

Namun pada zaman sekarang hampir seluruh orang didunia

menerima Teori Himpunan-nya. Dan dikenang sebagai ahli matematika

dan ahli logika. Dia membuat teori himpunan dari entitas yang abstrak dan

Page 3: Georg Cantor

membuatnya menjadi suatu disiplin matematika. Teori ini tumbuh dari

penelitiannya terhadap beberapa masalah konkret tentang jenis tertentu

yang terbatas pada himpunan bilangan real. Dia dianggap sebagai bapak

teori himpunan karena dialah yang mengembangkan pertamakali cabang

matematika ini. 

Namun dulu penemuannya itu tidak menguntungkan Cantor. Ia

mendapat tantangan hebat dari ahli-ahli matematika pada waktu itu,

terutama dari bekas gurunya, ialah Kronecker. Ia merasa lebih berjasa. Ia

merasa telah bekerja keras. Ia merasa telah menemukan teori matematika

yang besar. Ia mengharapkan penghargaan. Ia menginginkan pengakuan.

Tapi apa yang ia terima malah dampratan, kecaman  pedas, dan penghinaan.