geologi

9
I. PENDAHULUAN al-Qur’an solihun li kulli zaman wal makan”, statemen ini ternyata terbukti. Ternyata teori-teori ilmiyah yang terdapat dalam al-Qur’an terbukti kebenarannya pada masa modern. Maka benar, al- Qur’an tidak akan using ditelan waktu. Sebaliknya, kebenrannya satu berstu terbukti. Al-Qur’an tidak hanya menerangkan masalah ibadah saja, tapi juga mencakup masalah sosial. Bahkan ilmu pengetahuan. Seperti, fisika, antropologi, geologi dan lain-lain Dalam makalah ini dibahas beberapa ayat al- Qur’an yang menyinggung tentang ilmu geologi. Ternyata ayat yang turun berabad-abad yang lalu sesuai dengan penemuan ilmiyah. Maka ini menjadi bukti kuat bahwa al-Qur’an bukan buatan manusia. II. RUMUSAN MASALAH A. Ilmu Lapisan Bumi B. Bentuk Bumi C. Keseimbangan Bumi III. PEMBAHASAN A. Ilmu Lapisan Bumi “Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala

Upload: zaim

Post on 18-Jan-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

islam

TRANSCRIPT

Page 1: geologi

I. PENDAHULUAN“al-Qur’an solihun li kulli zaman wal makan”, statemen ini

ternyata terbukti. Ternyata teori-teori ilmiyah yang terdapat dalam al-Qur’an terbukti kebenarannya pada masa modern. Maka benar, al-Qur’an tidak akan using ditelan waktu. Sebaliknya, kebenrannya satu berstu terbukti.

Al-Qur’an tidak hanya menerangkan masalah ibadah saja, tapi juga mencakup masalah sosial. Bahkan ilmu pengetahuan. Seperti, fisika, antropologi, geologi dan lain-lain

Dalam makalah ini dibahas beberapa ayat al-Qur’an yang menyinggung tentang ilmu geologi. Ternyata ayat yang turun berabad-abad yang lalu sesuai dengan penemuan ilmiyah. Maka ini menjadi bukti kuat bahwa al-Qur’an bukan buatan manusia.

II. RUMUSAN MASALAHA. Ilmu Lapisan BumiB. Bentuk BumiC. Keseimbangan Bumi

III. PEMBAHASANA. Ilmu Lapisan Bumi

“Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman”(al-Ambiya’;30)

Para ilmuan telah menemukan bahwa bumi, matahari dan planet-planet, serta benda-benda langit lainnya semula adalah berupa nebula (sekumpulan bintang dilangit yang tampak seperti massa debu dan gas berpijar dan bercahaya diruang angkasa). Kemudian bumi terpisah dari kumpulan ini. Argument tentang ini banyak jumlahnya. Diantaranya, bahwa unsure-unsur yang terkandung dalam bumi sama dengan unsur yang terkandung dalam matahari.

Para ilmuan mencari tau tentang hakikat nebula tersebut. Akhirnya pada akhir-akhir ini diketahui bahwa nebula adalah sebuah ungkapan tentang gas yang

Page 2: geologi

mengandung antara materi-materi yang keras. Maka kata nebula hanya tepat digunakan atas kabut atau asap.1 Dan ini sejalan dengan firman Allah swt.

“Katakanlah: "Sesungguhnya Patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam.

Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni) nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.

Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati."(al-Fushshilat; 9-11)

Ilmu pengetahuan modern telah menetapkan bahwa alam ini pada mulanya adalah satu padu dalam bentuk gas yang sama. Kemudian terpecah menjadi beberapa nebula-nebula atau sadim. Sadim berarti debu atau kabut kosmik atau galaksi-galaksi yang langit dan bumi terjadi didalamnya. Matahari tercipta dari hasil ledakan tersebut yang terjadi dari tekanan yang sangat panas sekali dan sempurnalah pemisahan setelah keduanya bersatu padu. Dalam ayat ini terdapat indikasi bahwa ketika didalam terjadi ledakan, materi-materi alam berpencar kesekeliling matahari diruang angkasa. Peristiwa ini selesai dengan terbentuknya benda-benda ruang angkasa yang beraneka ragam.2

Ayat di atas (al-Ambiya: 30) merangsang dan membangkitkan keingin-tahuan manusia, serta menggugah akal pikiran untuk menghayati, merenungkan dan meneliti kejadian alam semesta, sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. Sehingga pada pertengahan abad ke-18 Immanuel

1 Muhammad Kamil Abdushshamad, Mukjizat Ilmiah dalam al-Qur’an, Media Grafika, Jakarta, Tahun 2002, Hlm. 89-702Ibid, Hlm. 71

Page 3: geologi

Kant mengemukakan teori tentang pembetukan kosmos, kemudian teori itu didukung oleh Laplace, mereka mengatakan:

a. Pembentukan kosmos ini mula-mula berbentuk gumpalan kabut seperti bola raksasa berputar keliling sumbunya.

b. Bola tersebut keadaannya panas sekali, tetapi lama kelamaan mendingin sampai 4000 derajat Fahrenheit dan menyebabkan perputaran pada sumbunya semakin cepat, sehingga membentuk bola dan menjadi cembung.

c. Karena perputaran yang cepat itu hingga lapisan luar tidak terikat oleh gaya tarik dari pusat, akhirnya lapisan luar itu berbentuk cincin yang mengelilingi bola itu.

d. Cincin yang mengelilingi itu pecah dan patah-patah, sehingga bagian yang bessar massanya menarik bagian yang kecil, yang akhirnya menjadi planet. Sedangkan kabut induk menjadi matahari. Kejadian seperti ini dapat dilihat diplanet saturnus.3

B. Bentuk Bumi

“Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.” (al-Nazi’at; 30)

Dalam kamus-kamus bahasa arab menjelaskan bahwa kata dahaha, berma’na menjadikan bumi spertia dahiyah, yang berarti seperti telur. Ini sesuai dengan bukti ilmiyah yang menyatakan bahwa bentuk bumi seperti telur.

Kata dahaa menunjukkan dua arti, yaitu (a) datar dan luas, dan (b) bergulung dalam terjadinya. Inilah bukti kemu’jizatan al-Qur’an, bahwa bumi terhampar, datar dan luas jika kita liat dengan mata telanjang. Tapi sebenarnya bumi itu berbentuk bulat seperti telur. Dan ini diperkuat dengan firman Allah:

“Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya.”(al-Rahman; 17)

Seandainya bumi datar, pastilah hanya ada satu tempat terbit dan satu pula tempat terbenam diatas permukaan bumi ini. Tapi bumi itu bulat. Jadi, ketika matahari berada di timur bumi, ia akan menyinari sisi bagian timur bumi saja, 3 Drs. Moh Chadziq Charisma, Tiga Aspek Kemu’jizatan al-Qur’an, PT Bina Ilmu, Surabaya, Tahun 1991, Hlm. 232

Page 4: geologi

lalu membuat gelap sisi bumi bagian barat karena terhalang mendapat cahaya. Demikian sebaliknya.4

Tempat matahari terbit dan tenggelam jika dilihat dari bumi kita ini tidaklah tetap dalam satu jalur, melainkan bergeser kearah utara dan selatan garis katulistiwa. Demikian juga jarak tempuh sinar matahari antara dua titik bumi, dengan secara teratur mendapatkan sinarnya pada dua tempat matahari terbit dan tempat matahari tenggelam yang disebut timur dan barat.5

C. Keseimbangan Bumi

“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan. Dan gunung-gunung sebagai pasak.”(an-Naba’; 6-7)

Menurut temuan ilmuan modern keberadaan gunung diatas permukaan bumi berguna untuk membantu menjaga keseimbangan antara permukaan bumi yang tinggi dengan permukaan bumi yang rendah. Sehingga bumi tidak bergoyang. Seolah-olah gunung ini berfungsi sebagai pasak yang berguna untuk menjaga keseimbangan kemah (tenda) dan mengkokohkannya.

Gunung mempunyai peranan penting yang sangat jelas. Terutama gunung yang disebut oleh ahli geologi dengan barisan pegunungan (mountain chain) lipatan. Pegunungan ini tersebar dibeberapa benua di dunia.

Para ilmuan menyatakan peranan gunung pada bumi dengan ungkapan, “ gunung memeliki peranan yang sangat penting. Di bawah kulit bumi telah diketahui bahwa lapisan kulit bumi memiliki ketebalan antara 30-60 kilometer.”

Pengetahuan modern telah menegaskan bahwa gunung bekerja sebagai penahan benua-benua dari hantaman batu-batu karang yang mengalir di bawah kulit bumi yang keras ini. Bila akar gunung yang kokoh ini tidak ada, maka lapisan kulit bumi akan menjadi sangat lunak. Sehingga, tidak adalagi keseimbangan dan kekokohannya. Hakikat ini baru diketahui oleh ilmuan modern pada tahun 1956. Hal ini dikuatkan dengan firman Allah:

4 Muhammad Kamil Abdushshamad, Mukjizat Ilmiah dalam al-Qur’an, Media Grafika, Jakarta, Tahun 20, Hlm. 725 Drs. Moh Chadziq Charisma, Tiga Aspek Kemu’jizatan al-Qur’an, PT Bina Ilmu, Surabaya, Tahun 1991, Hlm. 236

Page 5: geologi

“Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.”(an-Nahl; 15)

Jika kita pahami ayat di atas, kita menemukan ilmuan tersebut menyatakan bahwa pegunungan lipatan muncul akibat dari proses sangat lama. Mulai dari puncak gunung yang tua setelah factor-faktor erosi mengeras, memnidahkan dan mengendapkannya kedalam laut. Kemudian melalui perantaraan angin yang berembus di atas permukaannya, endapan tadi terangkat dan melipat hingga muncullah gugusan lipatan. Maksudnya, pegunungan lipatan tersebut berasal dari endapan yang terdapat di dalam laut zaman dulu. Pendapat ini juga dikuatkan oleh ahli geologi, Cooper.6

Disamping itu ternyata gunung-gunung juga bergerak. Ini terbukti dari hasil rekaman satelit diperoleh bukti bahwa Jazirah Arab beserta gunung-gunungnya bergerak mendekati Iran beberapa centi meter tiap tahunnya. Sebelumnya sekitar lima juta tahun yang lalu Jazirah Arab bergerak memisahkan diri dari Afrika dan membentuk laut merah. Sekitar daerah Somalia sepanjang pantai timur keselatan saat ini berada dalam proses pemisahan yang lamban dan telah membentuk “lembah belah” yang membujur keselatan melalui daratan danau Afrika. Itulah agaknya yang dimaksud oleh firman Allah surat an-Naml ayat 887

“Dan kamu Lihat gunung-gunung itu, kamu sangka Dia tetap di tempatnya, Padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(an-Naml; 88

D. KESIMPULANAyat al-Qur’an yang membahas tentang ilmu geologi ternyata

terbukti kebenarannya pada zaman modern. Seperti bumi bulat, gunung sebagai pasak. Itu dibuktikan dengan penelitian ilmiyah para ilmuan. Itulah bukti kemukjizatan al-qur’an yang tak terbantahkan.

6 Muhammad Kamil Abdushshamad, Mukjizat Ilmiah dalam al-Qur’an, Media Grafika, Jakarta, Tahun 20, Hlm. 77-787 M Quraisy Shihab, Mukjizat al-Qur’an, PT Mizan Pustaka, Bandung, Tahun 2007, Hlm. 192-193

Page 6: geologi

DAFTAR PUSTAKA

Shihab, M Quraisy, Mukjizat al-Qur’an, PT Mizan Pustaka, Bandung, Tahun 2007.

Abdushshamad, Muhammad Kamil, Mukjizat Ilmiah dalam al-Qur’an, Media Grafika, Jakarta, Tahun 2002.

Charisma, Moh Chadziq, Tiga Aspek Kemu’jizatan al-Qur’an, PT Bina Ilmu, Surabaya, Tahun 1991.