geologi kelautan.ppt
TRANSCRIPT
Democratic Conflict Governance Dalam Rencana Pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Kelurahan
Rancanumpang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung
Junius Fernando S Saragih
170410090081
SEMINAR DRAFT
ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PADJAJARAN
Latar Belakang Penelitian
- Pembangunan PLTSa yang dimaksudkan sebagai solusi mengatasi sampah di kota Bandung menuai resistensi dari masyarakat sejak tahun 2006 hingga sekarang.
- Adanya perbedaan persepsi antara pemerintah dengan masyarakat, terkait dengan dampak lingkungan, hukum, dan pemilihan lokasi.
- Proyek pembangunan ini sudah mencapai tahap tender, sehingga muncul aktor swasta yang juga memiliki kepentingan dalam pembangunan PLTSa.-Tidak adanya sinergisitas antara pemerintah, masyarakat, dan swasta dalam melakukan pembangunan PLTSa.- Adanya trend penanganan konflik secara demokratis khususnya menjadi tuntutan bagi negara-negara yang bersistem demokrasi.
Identifikasi Masalah
1. Bagaimana perkembangan konflik antara Pemerintah Kota Bandung dengan masyarakat dalam rencana pembangunan PLTSa?
2. Bagaimanakah Democratic Conflict Governance pemerintah Kota Bandung dalam rencana pembangunan PLTSa di Kelurahan Rancanumpang, Kecamatan Gede Bage, Kota Bandung?
Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan perkembangan konflik antara Pemerintah Kota Bandung dengan masyarakat dalam rencana pembangunan PLTSa.
2. Mendeskripsikan Democratic Conflict Governance pemerintah dalam rencana pembangunan PLTSa di Kelurahan Rancanumpang, Kecamatan Gede Bage, Kota Bandung.
ResistensiPembangunan PLTSa
Masyarakat
Pemerintah
Komunikasi instrumenta
l
KONFLIK
TATA KELOLA KONFLIK
FUNGSI POSITIF
Model Kerangka Pemikiran
Pemerintah Kota Bandung
Konflik Pembangunan
PLTSa di Kecamatan Gedebage
Masyarakat
Democratic Conflict Governance :
1.Dengan cara persuasifa.Pendekatan non kekerasanb.Pendekatan rasio dan argumentasi logis2. Musyawarah (Deliberasi)a.Prinsip kesetaraanb. bebas dari dominasi kekuasaan birokrasi dan ekonomi kapitalisc. Prinsip transparansi3. Implementasi Kebijakan Perdamaian
Metode Penelitian
Pendekatan Kualitatif Metode Deskriptif
Tema luas dan kompleksPenelitian mendalam;Masih banyak informasi yang belum tergali;
Mendeskrisikan masalah secara natural
Teknik Pengumpulan
Data
Kondisi alamiah
Menitikberatkan pada wawancara mendalam
Sumber Data :Studi Pustaka
Studi Lapangan : Observasi dan wawancara
INVESTASI
KAJIAN DAN INFORMASI
KAJIAN DAN
INFORMASI ALTERNATIF
Pemerintah MasyarakatKONFLIK
PT BRILL
ITBGAIA
Greenpeace
Walhi
PRIBUMI-sosio ekonomi relatif
lebih buruk-cenderung manut pada
tokoh-kurang kritis
-pengorganisasian massa lemah
-menuntut syarat-masih percaya
pemerintah
PENDATANG-sosio ekonomi relatif
lebih baik-kritis
-pengorganisasian massa lebih baik-menolak penuh-tidak percaya
pemerintah
AKAR KONFLIK
Pertentangan cara pengelolaan sampah efektif antara pemerintah
dan masyarakat
Pertentangan persepsi tentang bahaya insenerator
Pertentangan tentang pemilihan lokasi
pembangunan PLTSa
tidak dilibatkannya masyarakat dalam proses
perencanaan
Kekhawatiran menurunnya nilai aset masyarakat
Kontrak sosial yang belum jelas
Kekhawatiran dampak
lingkungan
Proses Persuasi
Pendekatan non kekerasan
Non kekerasan struktural :-jaminan alih profesi
-ganti rugi lahan-pendekatan
kesejahteraan : kesehatan dan pendidikan
Non kekerasan langsung :-masyarakat mengalami
ancaman- Intimidasi ormas
- Kemunculan preman- Teror lewat telepon
Non kekerasan budaya :-Perpecahan masyarakat
antara pendukung dan penolak
--munculnya identitas pribumi dan pendatang
Pendekatan argumentasi logis
1. Sosialisasi rencana pembangunan PLTSa2. Memperkuat legitimasi hukum3. Menyambut tuntutan di PTUN
4. Melibatkan masyarakat dalam studi banding5. Menggandeng ITB dalam Uji Kelayakan Teknologi
PROSES MUSYAWARAH
1. KOMUNIKASI INSTRUMENTAL DELIBERASI
2. PARTISIPASI MASYARAKAT AKTIF DAN KRITIS TIDAK MAKSIMAL
3. MASYARAKAT YANG TOTAL MENOLAK JUSTRU TIDAK HADIR
4. ADA PENGUATAN WACANA PUBLIK SEBELUM MUSYAWARAH : SOSIALISASI DAN STUDI BANDING
Musyawarah di Kelurahan
Rancanumpang
KESETARAAN -akses masuk yang sama
(semua diundang)- kesempatan yang sama (semua punya hak bicara
yang sama)
TRANSPARANSI-Lokasi menyiratkan simbolisme :
hotel kelurahan (semakin transparan)
- keterbukaan tiap pihak menyampaikan tuntutan dan
kepentingannya
TANPA DOMINASI KEKUASAAN BIROKRASI DAN KAPITALISME
-Aparat keamanan mulai dikurangi- premanisme mulai berkurang
- kecurigaan pada dominasi ekonomi kapitalis melalui intervensi NGO
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERDAMAIAN
TUNTUTAN HASIL MUSYAWARAH :1.Ketenagakerjaan dalam proyek dan pasca proyek
2. Ganti rugi lahan yang layak3. Pemberdayaan ekonomi masyarakat di dekat
lokasi4. Jaminan kesehatan masyarakat
5. Jaminan kelayakan teknologi
Pemerintah berjanji menindaklanjutinya
Masalah Implementasi Kebijakan Perdamaian
- Belum semua tuntutan diakomodir karena tidak semua masyarakat hadir dalam musyawarah- belum memenuhi legitimasi- merujuk Habermas, masih terbuka peluang melakukan revisi hasil musyawarah untuk meningkatkan legitimasi kebijakan
- tanpa komitmen pemerintah akan menyulut
terjadinya kekerasan -komitmen masyarakat untuk mengawasi implementasi kebijakan perdamaian diragukan karena perpecahan dan perbedaan kepentingan
..sambungan
- rekam jejak pemerintah yang tidak transparan dan kurang dapat dipercaya
- Belum ada aspek legalitas untuk meninjau implementasi kebijakan perdamaian
- ruang publik belum terorganisir baik dan semakin tidak solid
- munculnya kelompok pengganggu yang pragmatis
Kesimpulan
Konflik dalam masa deeskalasi
Sumber daya konflik minim
Solidaritas masyarakat menurun
Perbedaan kepentingan di masyarakat
Akar Konflik Komunikasi
instrumental Pemerintah
Penyikapan Konflik
Pendekatan komunikasi instrumental berubah menjadi Democratic Conflict Governance
Kekurangan :1.Praktik tidak konsisten
2. Kurangnya sinergi pemerintah3. Kurangnya partisipasi aktif dan kritis masyarakat
Saran
Pemerintah seharusnya melakukan komunikasi intersubjektif dalam setiap rencana pembangunan.
Untuk pemerintah : dalam menyikapi konflik, pemerintah juga harus memperhatikan pendekatan informal selain
pendekatan kelembagaan karena sangat berpengaruh pada berhasilnya Democratic Conflict Governance
Untuk masyarakat : Masyarakat harus tetap berpartisipasi aktif dan kritis dalam setiap proses democratic conflict
governance, mengingat hasil musyawarah akan dijadikan alat legitimasi oleh pemerintah.
“Sekian dan Terima Kasih”