genealogi kekuasaan kemenangan partai nasional … · 2017. 9. 11. · indonesia dalam pemilu 1955...

75
SKRIPSI GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL INDONESIA DALAM PEMILU 1955 DI BALI FERNANDA ESTEPAN BR PERANGINANGIN 1301505007 PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2017

Upload: others

Post on 16-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

SKRIPSI

GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI

NASIONAL INDONESIA DALAM PEMILU 1955

DI BALI

FERNANDA ESTEPAN BR PERANGINANGIN

1301505007

PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2017

Page 2: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

ii

GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI

NASIONAL INDONESIA DALAM PEMILU 1955

DI BALI

Skripsi untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pada Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Udayana

Fernanda Estepan br Peranginangin

1301505007

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2017

Page 3: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Fernanda Estepan br. Peranginangin

NIM : 1301505007

Judul Skripsi : Genealogi Kekuasaan Kemenangan Partai Nasional

Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali

Program Studi : Ilmu Sejarah

Fakultas : Ilmu Budaya Universitas Udayana

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini bukan karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan inggi

serta sepanjang pengetahuan penulis, tidak mengandung karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini

dan disebut dalam daftar pustaka.

Denpasar, 31 Juli 2017

Saya yang membuat pernyataan,

Fernanda Estepan br Peranginangin

Page 4: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

iv

Lembar Pengesahan

SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI

TANGGAL........................................

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. I Nyoman Wijaya, M.Hum. Dra. Sulandjari, M.A.

NIP 195801301988031002 NIP 195610141985032002

Mengetahui :

Dekan Fakultas Ilmu Budaya Ketua Program Studi

Universitas Udayana, Ilmu Sejarah Universitas

Udayana,

Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A. Dra. A.A Ayu Rai Wahyuni, M.Si.

NIP195909171984032002 NIP 196205171987102001

Page 5: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

v

SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI DAN DINILAI OLEH PANITIA

PENGUJI PADA PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA

PADA TANGGAL 31 JULI 2017

Berdasarkan SK Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana,

No : 847/UN 14.2.1/PD/2017

Tanggal : 19 Juli 2017

Panitia Penguji Skripsi,

Ketua : Dr. I Nyoman Wijaya, M.Hum.

Sekretaris : Dra. Sulandjari, M.A.

Anggota : 1. Prof. Dr. A.A. Bagus Wirawan, S.U.

2. Dra. Anak Agung Ayu Rai Wahyuni, M.Si.

3. Dr. Ida Ayu Wirasmini Sidemen, M.Hum.

Page 6: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

vi

KATA PENGANTAR

Penelitian ini merupakan suatu studi sejarah yang menggunakan metode

Genealogi Michael Foucault sebagai landasan berfikir untuk membuka relasi

kuasa-pengetahuan dibalik wacana publik, yang ikut menjadi faktor penentu

kemenangan Partai Nasional Indonesia (PNI) pada pemilihan umum tahun 1955 di

Bali. Termasuk pula proses bagaimana mereka menangkap relasi kuasa

pengetahuan yang tersembunyi dalam wacana publik, yang cenderung bersifat

diskontiniu. Ditutup dengan upaya melihat implikasi yang ditimbulkan dari tradisi

mereka menangkap wacana-wacana yang dianggap menguntungkan secara politik.

Hal itu sesuai dengan tiga pertanyaan penelitian yang diajukan dalam studi ini.

Pencarian jawaban pertanyaan penelitian itu dibantu pula dengan menggunakan

metodologi sejarah politik dan sejarah intelelektual.

Keberhasilan penulis merampungkan penelitian ini tentunya diperoleh dari

bantuan banyak pihak. Penulis haturkan banyak terimakasih kepada Prof. Dr. Ni

Luh Sutjiati Beratha, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Udayana periode 2015-2019. Terimakasih kemudian penulis haturkan pula kepada

Ibu Dra. Anak Agung Ayu Rai Wahyuni, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu

Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana dan Ibu Dra. Sulandjari, M.A.

selaku Pembimbing Akademik penulis, yang sudah banyak memberikan bantuan

dan perhatian selama penulis menempuh perkuliahan dari awal hingga akhir

dengan baik. Kembali penulis haturkan terimakasih pula kepada seluruh dosen di

Program Studi Ilmu Sejarah dan Fakultas Ilmu Budaya yang selama masa

Page 7: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

vii

perkuliahan telah memboboti penulis dengan ilmu pengetahuan yang menjadi

dasar kemampuan bagi penulis untuk merampungkan suatu karya ilmiah.

Rampungnya karya ilmiah ini tidak bisa dilepaskan dari bantuan yang

sangat intensif pula dari kedua pembimbing penulis yang telah membimbing

penulis dalam melalui tahap demi tahap penulisannya. Penulis haturkan banyak

terimakasih kepada Dr. I Nyoman Wijaya, M.Hum selaku Pembimbing I yang

telah memberikan begitu banyak saran dan arahan serta waktu dalam

membimbing penulis, kemurahan beliau khususnya dalam bimbingan melalui

email sangat membantu penulis dalam mengefisienkan waktu. Terimakasih

kemudian penulis haturkan kepada Ibu Dra. Sulandjari, M.A. selaku Pembimbing

II yang tidak hanya mendukung, juga telah menyemangati penulis dalam

merampungkan karya ilmiah ini dengan baik.

Terimakasih penulis haturkan pula kepada Tim Penguji dalam Ujian

Proposal yang berlangsung pada tanggal 20 Oktober 2016, Prof. Dr. Anak Agung

Bagus Wirawan, S.U., Dr. Ida Ayu Wirasmini Sidemen, M.Hum., Dr. I Nyoman

Wijaya, M.Hum., dan Dra. Sulandjari, M.A., yang melalui ujian tersebut penulis

memperoleh banyak saran dan arahan dalam menjalankan penelitian ini. Kepada

para narasumber yang telah mendukung data yang penulis perlukan untuk

penelitian ini, kepada Bapak I Gusti Bagus Saputra, Bapak I Gusti Ngurah Gede

Pemecutan, dan Ibu Djero Wiladja, penulis haturkan banyak terimakasih atas

kesempatan dan waktu yang telah diberikan.

Selanjutnya kepada lembaga yang telah memberikan fasilitas bagi penulis

untuk menghimpun data, kepada Arsip Nasional Republik Indonesia, kepada

Page 8: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

viii

Jogja Library Center unit dari Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Yogyakarta,

kepada Kantor UPTD Gedong Kirtya Singaraja, kepada Tri Sadhana Putra (TSP),

dan kepada Perpustakan Fakultas Ilmu Budaya, penulis menghaturkan banyak

terimakasih. Terimakasih kemudian penulis haturkan pula kepada Ayah penulis,

Pdt. Abdi Masa Peranginangin, M.Th., dan keluarga besar Peranginangin di Raja

Tengah yang dengan penuh dukungan dan semangat telah memberikan

kesempatan untuk penulis dapat mengikuti perkuliahan Strata-1 hingga selesai.

Terimakasih pula penulis haturkan kepada Atalanta, selaku Ibu penulis yang

selalu menjadi penasihat pribadi yang menyemangati penulis hingga akhir.

Kepada dr. Natasha Morien, Agatha Tresa, Ari Susanto, S.P., dan Jonni Yaman

Gea, S.E. selaku keluarga penulis yang telah berjuang bersama menyemangati

penulis dalam masa perkuliahan penulis haturkan terimakasih.

Terimakasih pula penulis haturkan kepada Melva Santhi Sihaloho,

Yuliana, Wandi F. Samosir, Bagus Vinaya, Chynthia Adithya Putri, Ida Ayu

Meylinda Putri, Hendrikus Zehamir, Ni Made Anggi Septiarana, Rossiana Nur

Ngaeni, Anak Agung Ngurah Putra Udayana, dan Zainul Mukshen, kemudian

Keluarga Mahasiswa Sejarah selaku teman-teman yang menyertai penulis dalam

masa perkuliahan. Terkhusus kepada Melva Santhi Sihaloho yang menjadi rekan

seperjuangan penulis dalam menghimpun data skripsi, penulis haturkan banyak

terimakasih. Kemudian penulis haturkan juga rasa terimakasih kepada Senior

GMKI Bali dan GMKI Cabang Badung serta rekan-rekan Cipayung Bali, yang

telah menjadi teman seperjuangan selama penulis kuliah di Bali. Yang terakhir

penulis haturkan terimakasih kepada Tri Indra Sihombing dan Ade Yudistira

Page 9: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

ix

selaku sahabat penulis yang telah saling berbagi keperdulian selama penulis

menempuh perkuliahan di Bali. Begitu banyak dukungan yang penulis peroleh

dari berbagai pihak dalam menjalani perkuliahan dan merampungkan karya

ilmiah, atas semuanya itu penulis panjatkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang

Maha Esa, kiranya berkat dan limpahan kasih-Nya menyertai kita sekalian.

Denpasar, 31 Juli 2017

Penulis

Page 10: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

x

ABSTRAK

Nama : Fernanda Estepan br Peranginangin

Program Studi : Ilmu Sejarah

Judul :Genealogi Kekuasaan Kemenangan Partai Nasional

Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali

Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu

pertama Indonesia pada tahun 1955. Di tengah kondisi masyarakat yang masih

sebagian besar buta huruf dan buta politik proses kemenangan PNI menjadi suatu

hal yang menarik untuk diungkap. Melalui penggunaan Genealogi Foucault studi

ini mengungkap relasi kuasa-pengetahuan yang tersembunyi di dalam wacana

publik, yang ditangkap oleh masyarakat politik dan masyarakat pendukung PNI

dalam proses kemenangan PNI pada Pemilu 1955 di Bali. Ada tiga pertanyaan

penelitian yang diajukan dalam penelitian ini, yang jawabannya dicari dengan

menggunakan bantuan metodologi sejarah politik dan intelektual dari

Kuntowidjoyo. Digunakan pula bantuan teori ilmu sosial kritis dari

pascastrukturalisme, khususnya teori relasi wacana-kuasa-pengetahaun-kebenaran

dari Foucault. Teori tersebut dijadikan sebagai landasan berpikir dalam menggali

dan merekonstruksi data dan ditempatkan pula dalam kerangka pendekatan

sejarah pascastruktualisme ala Foucault. Dengan cara seperti itu, studi ini mampu

menghasilkan tiga buah simpulan dari masing-masing pertanyaan penelitian, yang

kemudian diangkat menjadi sebuah intisari simpulan, bahwa pada dasarnya PNI

selalu bersikap selektif terhadap wacana yang akan di pilihnya untuk dijadikan

kekuasan yang memungkinkan PNI tampil sebagai pemegang dalam pemilu 1955.

Setiap wacana yang dianggap memberikan keuntungan politik, ditangkap relasi-

relasi pengetahuan yang tersembunyi didalamnya, lalu atas dasar itu menciptakan

wacana baru yang dianggap sebagai suatu kebenaran. Selektivitas mereka dalam

memilih wacana, akhinya punya implikasi begitu banyak wacana yang tidak

tersentuh yang lalu dijadikan bahan kritik oleh masyarakat melalui media cetak.

Kata Kunci: Relasi, Wacana, Kuasa, Pengetahuan, Kebenaran, Genealogi,

Episteme.

Page 11: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

xi

ABSTRACT

Name : Fernanda Estepan br Peranginangin

Department : Ilmu Sejarah

Title : Genealogy of Victory of the Indonesian National Party in

the 1955 Election in Bali

The Indonesian National Party (PNI) emerged as the winner of the first

Indonesian elections in 1955. Amidst the conditions of the largely illiterate and

politically blind people the PNI triumphal process became an interesting thing to

reveal. Through the use of Genealogy Foucault this study reveals the hidden

power-knowledge relation within the public discourse, which was captured by the

political community and the PNI-backed society in the PNI triumphal process in

the 1955 Election in Bali. There are three research questions posed in this study,

whose answers are sought using the help of Kuntowidjoyo's historical political

and intellectual methodology. It is also used to assist the critical social science

theory of poststructuralism, especially Foucault's theory of truth-power-discourse

relation. The theory is used as the basis for thinking in digging and reconstructing

the data and placed also in the framework of the approach of post-refluxism

history of Foucault. In this way, the study was able to produce three conclusions

from each research question, which was then raised to a conclusion essence, that

the PNI was essentially selective about the discourse that would be chosen to be

the power that would allow the PNI to emerge as the winner in Election 1955.

Any discourse considered to be political advantage, captured the hidden

knowledge relations in it, then on that basis creates a new discourse which is

considered a truth. Their selectivity in choosing the discourse, ultimately has

implications so many discourses that are untouchable which then made criticism

by the public through print media.

Keyword : Relations, Discourse, Power, Knowledge, Thruth, Genealogy,

Episteme.

Page 12: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i

PRASYARAT GELAR ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN iii

LEMBAR PENGESAHAN vi

LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI v

KATA PENGANTAR vi

ABSTRAK x

ABSTRAC xi

DAFTAR ISI xii

DAFTAR SINGKATAN xvi

DATAR ISTILAH xix

DAFTAR TABEL xxiv

DAFTAR LAMPIRAN DOKUMEN xxv

DAFTAR LAMPIRAN GAMBAR xxviii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Pertanyaan Penelitian 13

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 15

1.3.1 Tujuan Penelitian 15

1.3.2 Manfaat Penelitian 16

1.4 Tinjauan Pustaka 16

1.5 Metodologi Yang Digunakan 23

1.6 Kerangka Teori Teoritis dan Konseptual 27

1.6.1 Kerangka Teoritis 27

1.6.2 Kerangka Konseptual 32

1.7 Metode Penelitian dan Sumber 38

1.8 Sistematika Pembahasan 45

BAB II PERENCANAAN, PELAKSAAAN, DAN

HASIL PEMILIHAN UMUM 48

2.1 Perencanaan Pemilu 1955 48

2.1.1 Syarat-Syarat Hak Pilih 50

2.1.2 Administrasi 51

2.1.3 Penyusunan Daftar Pemilih 57

2.1.4 Tujuan Pemilu 58

2.1.5 Reaksi Terhadap RUU Pemilu 59

2.2 Pelaksanaan Pemilu 1955 64

Page 13: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

xiii

2.2.1 Pendaftaran Pemilih 64

2.2.2 Situasi Keamanan dan Ketertiban 66

2.2.3 Penyelenggaraan Pemilu 72

2.2.4 Perdebatan Partai Menjelang Pemilu 73

2.2.5 Larangan Terhadap Pegawai Negeri 89

2.2.6 Peraturan Menjelang Pemilu 91

2.3 Pelaksanaan dan Hasil Pemilu 91

BAB III TERBENTUKNYA EPISTÈME MASYARAKAT

POLITIK DI BALI 96

3.1 Epistème di Zaman Pemerintahan Kolonial 97

3.1.1 Sistem Pemerintahan 97

3.1.2 Hukum 101

3.1.3 Politik 104

3.1.4 Organisasi Sosial 108

3.1.5 Ekonomi 114

3.1.6 Sistem Pendidikan 121

3.1.7 Teknologi 128

3.2 Epistème di Zaman Awal Kemerdekaan 135

3.2.1 Lembaga Pemerintah Negara Indonesia Timur 135

3.2.2 Pengaruh Revolusi Fisik 1946-1949 140

3.2.3 Pemerintah Keluarga di Bali 142

3.2.4 Situasi Politik Pasca Pengakuan Kedaulatan 144

3.2.5 Tampilnya Kaum Republikein di Panggung Politik 148

BAB IV RELASI WACANA KUASA DAN PENGETAHUAN

KEMENANGAN PNI DALAM PEMILU 1955 DI BALI 152

4.1 Hubungan Antara Pengetahuan dan Kekuasaan 152

4.1.1 Relasi-Relasi Kuasa Pengetahuan dalam Wacana Pemilu 153

4.1.2 Persoalan Perburuhan 157

4.1.3 Persoalan Otonomi Daerah 169

4.1.4 Politik Dalam Negeri 176

4.2 Perebutan Wacana-Wacana Strategis 179

4.2.1 Partai Sosialis Indonesia 179

4.2.2 Partai Komunis Indonesia 181

4.2.3 Masyumi 184

4.2.4 Partai Nasional Indonesia 188

4.3 Sebab-Sebab Terdekat Kemenangan PNI Dalam Pemilu di Bali 194

4.3.1 Penggembosan Masyumi 195

4.3.2 Kembalinya Raja-Raja 196

BAB V PROSES PEMENANGAN PARTAI NASIONAL

INDONESIA DALAM PEMILU 1955 DI BALI 206

5.1 Wacana Kekerasan dan Kriminalitas 207

5.1.1 Perkara Kriminalitas Biasa dan Politik 208

Page 14: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

xiv

5.1.2 Masalah Kriminalitas 212

5.2 Wacana Musuh-Musuh Rakyat 216

5.2.1 Mengkritisi Para Politisi 217

5.2.2 Reaksi Aparat Keamanan 221

5.3 Wacana Konfrontasi Agama dan Politik 226

5.3.1 Perjalanan Sejarah Yang Panjang 226

5.4 Wacana Perdebatan Partai Menjelang Pemilu 235

5.4.1 Pergantian Gubernur Sunda Kecil 239

5.5 Lontaran Wacana dari DPRDS Daerah Bali 242

5.5.1 Masalah Sosial 244

5.5.2 Persekot Hari Raya 246

5.5.3 Penangguhan Pajak Peralihan 247

5.5.4 Larangan Pemasangan Reklame 248

5.5.5 Penjualan Kopra 249

5.5.6 Peraturan Jual Beli Biji Kopi 250

5.5.7 Masalah Pendidikan 251

5.5.8 Memberikan Perhatian Istimewa Kepada

Para Veteran Revolusi 252

5.6 Dukungan dan Tantangan 253

5.6.1 Dukungan Ormas PNI 253

5.6.2 Tantangan dari Luar Partai 255

BAB VI IMPLIKASI STRATEGI PEMENANGAN PARTAI

NASIONAL INDONESIA DALAM PEMILU 1955 DI BALI 258 6.1 Gerombolan yang Destruktif 258

6.1.1 Masalah Gangguan Keamanan di Bali 261

6.2 Berbagai Persoalan dalam masyarakat 263

6.2.1 Janji Seorang Seniman 264

6.2.2 Kelompok Anti Revolusi dalam Pemerintahan 265

6.2.3 Pemimpin Gadungan 266

6.2.4 Krisis Subak 267

6.2.5 Diskriminasi antara Pegawai Pusat dan Daerah 271

6.2.6 Kurangnya Tenaga Pengajar 273

6.2.7 Rusaknya Rambu Lalu Lintas 275

6.2.8 Pegawai Negeri Mangkir dari Tugas 277

6.2.9 Praktik Kekerasan Majikan 278

6.2.10 Penggunaan Kendaraan Dinas di luar Jam Kerja 279

6.2.11 Fungsi Pemerintah Tidak Berjalan 281

6.2.12 Dunia Pendidikan Masih Semrawut 283

6.2.13 Soal Pemakaian Dasi 286

6.2.14 Pengiriman Barang melalui Kantor Pos 288

6.2.15 Pelayanan Transportasi Laut 290

6.2.16 Terbengkalainya Lapangan Terbang Kaliuntu 292

6.3 Pertentangan Gaya Hidup 296

6.3.1 Kemakmuran Rakyat 297

6.3.2 Kondisi Rumah Dinas 299

Page 15: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

xv

6.3.3 Tenaga Kerja Buruh 302

6.3.4 Belajar dari Praktik Demokrasi dari Anak Kecil 305

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 308

7.1 Simpulan 308

7.2 Saran 322

DAFTAR PUSTAKA 324

DAFTAR INFORMAN 340

TABEL 341

LAMPIRAN DOKUMEN 346

LAMPIRAN GAMBAR 386

Page 16: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

xvi

DAFTAR SINGKATAN1

AD/ART Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga

AIM Anti Indonesia Merdeka

ALRI Angkatan Laut Republik Indonesia

AMS Algemene Middelbors School

APRI Angkatan Perang Republik Indonesia

BPN Badan Pembelan Negara

BPP Badan Pemberantas Pengacau

CC PKI Central Comite Partai Komunis Indonesia

DI/TII Darul Islam/Tentara Islam Indonesia

DP Daerah Pemilihan

DPD Dewan Pimpinan Daerah

DPR Dewan Perwakilan Rakyat

DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

DPRDS Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara

GERWIS Gerwis Gerakan Wanita Istri Sedar

GPP Gerakan Pelajar Pejuang

GSBKI Gabungan-gabungan Serikat Buruh Kristen Internasional

HAM Hak Asasi Manusia

HESP Hukum Ekonomi Sosial Politik

HIS Hollandsche Inlandsche School

HKS Hoogere Kweek School

ILO International Labour Organisation

IVV International Verbond van Vakverentgrigen

JKP Jajasan Kebaktian Pedjuang

1 Ada sejumlah singkatan yang masih belum dapat diketemukan.

Page 17: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

xvii

KMB Konferensi Meja Bundar

KNI Komite Nasional Indonesia

KPM Koninklijke Paketvaart Maatschappij

KPNI Kesatuan Pemuda Nasional Indonesia

KPP Kantor Pemilihan Pusat

LVRI Legiun Veteran Republik Indonesia

MBU-DPRI Markas Besar Umum – Dewan Perjuangan Rakyat Indonesia

MSA Mutual Security Act

MULO Meer Uitgebvied Leger Onderwijs

NIAS Nederlandsch Indische Artsen School

NICA Netherlands Indies Civil Administration

NIT Negara Indonesia Timur

NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia

NU Nahdlatul Ulama

OSVIA Opleiding Voor Inlandsche Anfnaren

Parindra Partai Indonesia Raya

Pemilu Pemilihan Umum

Perburi Perburuhan Republik Indonesia

PETA Pembela Tanah Air

PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa

PD II Perang Dunia II

PDI Pimpinan Pemuda Demokrat Indonesia

PDRI Pemerintahan Darurat Republik Indonesia

PGP Peraturan Gaji Pegawai

PIR Partai Indonesia Raya

PKI Partai Komunis Indonesia

PKR Partai Kedaulatan Rakyat

Page 18: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

xviii

PNI Partai Nasional Indonesia

PP Peraturan Pemerintah

PPI Panitia Pemilihan Indonesia

PPN Pemuda Pembela Negara

PPS Panitia Pemungutan Suara

PSI Partai Sosialis Indonesia

PSII Partai Sarekat Islam Indonesia

RI Republik Indonesia

RIS Republik Indonesia Serikat

RRT Republik Rakyat Tiongkok

RUU Rancangan Undang-Undang

SIT Staatbald Indonesia Timur

SOB Staat van Oorlog en Beleg

SOBSI Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia

SR Sekolah Rakyat

TBC Tuberkulosis

TKR Tentara Keamanan Rakyat

TNI Tentara Nasional Indonesia

UU Undang-Undang

UUD Undang-Undang Dasar

UUDS Undang-Undang Dasar Sementara

UUPU Undang-Undang Pemelihan Umum

VPL Verordening Pengadilan Landschap

WFTU World Federation of Trade Union

Page 19: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

xix

DAFTAR ISTILAH

afdeeling Wilayah administratif pada jaman

Kolonial Belanda

alangkahin karang hulu Peraturan larangan laki-laki kasta

sudra menikah perempuan berkasta

Satria dalem dan laki-laki Wesia

dengan perempuan berkasta

Kstaria

ambtenaar Pegawai Negeri jaman Kolonial

Belanda

ancer-ancer Perkiraan tempat

asu mundung Peraturan yang melarang

pernikahan laki-laki kasta sudra

dengan perempuan berkasta lebih

tinggi

awig-awig Peraturan Adat

baliseering Politik Budaya Belanda pada Bali

bali raad Pemerintahan Bali

beslit Surat Keputusan

binnelandsch bestuur Pemerintahan Dalam Negeri pada

jaman Kolonial Belanda

bun ken kan rin kan Kedudukan administratif Raja

pada setiap Kabupaten pada masa

Kolonial Jepang

caturwangsa Sebutan bagi 4 pembagian strata

dalam kehidupan masyarakat Bali

chu co Sebutan untuk Raja pribumi pada

masa Kolonial Jepang

chu ga ko Sekolah menengah pertama

co kan Kedudukan administartif setara

dengan Residen pada masa

Kolonial Jepang

collecteloon Upah pungut

Page 20: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

xx

controlleur Kedudukan bagi seorang bawahan

asisten residen pada masa Kolonial

Belanda

dadia Sebutan bagi suatu hubungan

kekerabatan dengan satu leluhur

namun garis hubungannya sudah

tidak jelas lagi

dai nippon Sebutan kepada pemerintak

Kolonial Jepang selaku Saudara

Tua

demobilisan Pengembalian kehidupan militer

menjadi kehidupan biasa (sipil)

een hoofdig bestuur Pemerintahan Terpimpin/ atau juga

Monarki

erfrecht en adoptie Aturan ahli waris dan

pengangkatan anak

fait accompli Tidak Terelakkan

fut chu ko ga ko Pendidikan tingkat pertama pada

masa Kolonial Jepang

fut chu kyu ju kyu ko gako Pendidikan tingka ketiga pada

masa Kolonial Jepang

gandek Tas sirih orangtua jaman dulu

geweldadige schaking Hal melarikan perempuan dengan

paksa

gun tio Camat

hei ho Pasukan pribumi bentukan Jepang

yang tidak diupah

het huwelijksrecht Aturan Perkawinan

het schuldenrecht Hal Utang-piutang

hulp politie Polisi bantuan

indirect rule Sistem Pemerintahan Tidak

Langsung

inlandsche scholen Sekolah Pribumi

Page 21: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

xxi

indonesische ondernemers board Dewan Pengusaha Indonesia

jaba Penyebutan lain dari strata Sudra,

strata keempat dalam caturwangsa

jro mekel Orang kebanyakan yang dihormati

ju kyu ko ga ko Pendidikan tingka kedua pada

masa Kolonial Jepang

kaigun Angkatan Darat Jepang

katakana dan hiragana Huruf Jepang

kelian banjar Kepala Banjar

kem pe tai Polisi Rahasia

ken kan rin kan Kedudukan administratif setara

asisten residen pada setiap

Kabupaten pada masa Kolonial

Jepang

kerama Anggota Masyarakat

kerta Pengadilan

kertaan subak Pengadilan Adat pada organisasi

Subak

kiesdistrict Daerah Pemilihan

kinrohoshi Kerja Bakti

klian Pimpinan

massa-vorming Formasi massa

medebewind Administrasi bersama

min sei bu tio kan Jabatan seorang Jepang yang

memimpin Minseibu Chookan

minderwaardigeidscomplex Perasaan rendah diri

minseibu chookan Lembaga pemerintah sipil

Kolonial Jepang

nainobu Pasukan Propaganda

ngaben Proses upacara pembakaran

jenazah secara adat Bali

Page 22: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

xxii

ngelemek Melaksanakan uacara kesuburun

ngusaba Melaksanakan upacara

keselamatan desa

nunas sari Meminta berkah

onderafdelling Daerah Bagian

onderafdeeling-raad Pemerintah/Dewan Daerah Bagian

parekan-jabawangsa Seorang abdi dari wangsa sudra

paswara Perauturan

perbekel Kepala Desa

pesamuan agung Konperensi

publiekrechtelijk Hukum Publik

puputan Habis-habisan

raad van kertha Dewan Pengadilan Adat Bali

regent Bupati

regentschaps Daerah Kabupaten

residentpeswara Aturan yang dikeluarkan oleh

Residen

rikugun Angkatan Laut Jepang

sedahan Pegawai Pajak Bumi/ pemegang

kas

sedenbu-sedenka Salah satu pasukan propaganda

Kolonial Jepang

sei mu ka tio Kantor Pemerintahan Kolonial

Jepang di seluruh Bali

shian ga ko Sekolah Guru

sirie Sebutan untuk seorang Jepang

yang menjabat sebagai pemerintah

militer

sirie co-kan Bawahan dari seorang Sirie

Page 23: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

xxiii

soewita gama tirta Sebutan Agama masyarakat Bali

sebelum Hindu

son tio Sebutan untuk Kepala desa pada

masa Kolonial Jepang

staatbald buku Undang-Undang

stedehouder Letnan

studieopdarcht Beasiswa

sudra Penyebutan lain dari Jaba, strata

keempat dalam caturwangsa

syo sunda minseibu Sebutan untuk seorang Jepang

yang menjabat sebagai pemerintah

sipil

syu tio ren Pemerintahan Tradisional pribumi

pada masa Kolonial Jepang

swapraja Pemerintahan sendiri

verordening Peraturan

voorzitter Ketua

zelfbestuurder Sistem Pemerintahan Otonomi

Page 24: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

xxiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Pemilihan Umum 1955 untuk Anggota DPR 341

Tabel 1.2 Hasil Pemilihan Umum 1955 untuk Anggota Konstituante 343

Page 25: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

xxv

DAFTAR LAMPIRAN DOKUMEN

Lampiran 1.1 “Surat Panitia Pemilihan Umum Indonesia, S.

Hadikusumo, No: 56/C/711, Djakarta, tgl. 23 April

1956 Kepada Jth. Semua Panitia Pemilihan dan

Panitia Pemilihan Kabupaten di Seluruh Indonesia.

Perihal: Pemeberian Persekot Uang Duka Sebelum

dikeluarkan Otorisasi.” koleksi Arsip Nasional

Republik Indonesia.

346

Lampiran 1.2 “Surat Residen Pekalongan t.t Soejoto

Sastrowardjojo No: Des. 56/C/711, Djakarta, tgl. 26

April 1956 Kepada Jth. Jth. Gubernur Djawa Tengah

di Semarang. Prihal: uang duka achli waris para

anggota Badan Penjelenggara Pemilihan Umum jang

gugur dalam mendjalankan tugasnja.” koleksi Arsip

Nasional Republik Indonesia.

347

Lampiran 1.3 “Surat Gubernur Djawa Timur t.t Samadikoen No.

Pol. 1513/54/Rhs, Surabaja, tgl. 12 Agustus 1954

Kepada Jth. Wakil Perdana Menteri I di Djakarta.

Perihal : Tjeramah2 P.K.I di Balungkidul (Djember)

dan Tjerme (Surabaja).” koleksi Arsip Nasional

Republik Indonesia.

350

Lampiran 1.4 “Surat pernjataan dari A. Rosjid Ketua II Partai

Nahdlatul Ulama Tjabang Banjuwangi, No.

198/Tanf/155, tentang ‘keputusan desakan kepada

Panitia Pemilihan Indonesia untuk bertindak terhadap

pemasangan gambar yang lain dari ketentua Panitia’,

8 Juni 1955.” koleksi Arsip Nasional Republik

Indonesia.

351

Lampiran 1.5 “Salinan dari buku Daftar salinan-surat-surat Putusan

Menteri Mr. Moh. Roem, No. Und. 5/10/48,

Djakarta, tgl 9 Djuli 1953 kepada Gubernur Sunda

ketjil Lamp. 1 Keputusan Dalam Negeri.” koleksi

Arsip Nasional Republik Indonesia.

352

Lampiran 2.1 “Kabinet Perdana Menteri Republik Indonesia, No.

4074/55, kepada Para Menteri tentang ‘Turut-sertanja

Pegawai Negeri dalam Kehidupan Politik dan Partai

Politik’, Djakarta, 21 Februari 1955.” koleksi Arsip

Nasional Republik Indonesia.

366

Page 26: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

xxvi

Lampiran 2.2 “Surat pernjataan Rd. E. Hardjasutisna Ketua

DPRDS Kota Ketjil Sukabumi, No. 4. /1955, tentang

‘persetudjuan sepenuhnya terhadap resolusi DPRDS’,

30 Maret 1955.” koleksi Arsip Nasional Republik

Indonesia.

368

Lampiran 2.3 “Surat pernjataan S.O. Baja’sut Ketua DPRDS

Kabupaten Bojonegoro, No. --/3-/DRPDS/1955,

tentang ‘penjesalan atas pejabat yang

mempergunakan kekuasaannja untuk kepentingan

golongan dalam pemilu dan mendesak untuk tidak

dilakukan lagi’, 21 Oktober 1955.” koleksi Arsip

Nasional Republik Indonesia.

370

Lampiran 2.4 “Surat pernjataan Abdoorrochiem Ketua Dewan

Pimpinan S.B. Kempem Cabang Kespenmob

Purwokerto, Pernyataan No. 7/DPT/55, tentang

‘keputusan tetap solider/berdiri dibelakang D.P.P.

S.B. Kompen dan menuntut pencabutan peraturan

Menteri Penerangan No. 21/S.K/S.D/55 dengan

segera’, 7 Desember 1955.” koleksi Arsip Nasional

Republik Indonesia.

371

Lampiran 2.5 “Surat pernjataan Soedharto Ketua D.P. S.B.

Kempen Cabang Kota Besar Surakarta, No.- , tentang

‘ keputusan tetap berdiri dibelakang D.P.P. S.B.

Kementerian Penerangan dan pencabutan peraturan

Men. Penerangan No. 21/S.K/S.D/55’, 17 November

1955.” koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia.

373

Lampiran 3.1 “Pengumuman Resmi Gabungan Keradjaan2 di Bali,

No. 7/1949. Dewan Radja-Radja di Bali, Termakrub

di Denpasar pada tanggal 30 Mei 1949, atas nama

Dewan Radja2 di Bali Ketua tdt Anak Agung Gde

Oka.” .” koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia.

375

Lampiran 3.2 “ “Pengumuman Resmi Gabungan Keradjaan2 di

Bali, No. 2 Peraturan Tata –Tertib Pariman Agung,”

Termaktub di Denpasar tanggal 16 Mei 1949, Ketua

Paruman Agung I Gusti Ktut Ngurah, diumumkan di

Denpasar pada tgl: 2 Juni 1949, Secretaris Dewan

Radja-Raja di Bali, Mr. H. Schauilwerve.” koleksi

Arsip Nasional Republik Indonesia.

377

Page 27: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

xxvii

Lampiran 5.1 “ “Pengumuman Resmi Dewan Pemerintah Daerah

Bali, No.P 27/D.P.R.D./1953, Denpasar, 3

Nopember 1953, Dewan Perwakilan Rakjat Daerah

Sementara Daerah Bali, Ketua I Gusti Putu Merta,

Setudju (Sutedja).” Diumumkan di Denpasar pada

tanggal 7 Desember 1953 Ketua dewan Pemerintah

Daerah Bali Bertanda: Sekretaris Ida Bagus Ktut

Rusus.”

381

Page 28: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

xxviii

DAFTAR LAMPIRAN GAMBAR

Lampiran

Gambar 1.1

Merupakan foto penulis ketika melakukan

wawancara dengan Ketua LVRI Kota Denpasar Ibu

Djero Wiladja, bertempat di Gedung Merdeka jl.

Surapati No.7, Denpasar, dokumentasi Penulis pada

tanggal 28 April 2017.

386

Lampiran

Gambar 1.2

Merupakan foto penulis ketika melakukan wawancara

dengan Ketua LVRI Provinsi Bali Bapak I Gusti

Bagus Saputera S.H, bertempat di Gedung Merdeka jl.

Surapati No.7, Denpasar, dokumentasi Penulis pada

tanggal 02 Mei 2017.

387

Lampiran

Gambar 1.3

Merupakan foto penulis ketika melakukan

wawancara dengan Anak Agung Ngurah Made

Pemecutan pada tanggal 17 Maret 2017 bertempat di

Jl. Thamrin No.2, Denpasar.)

388

Lampiran

Gambar 1.4

Merupakan foto penulis ketika melakukan penelitian

di Jogja Library Center, unit dari Badan

Perpustakaan dan Arsip Darah Yogyakarta,

dokumentasi Penulis pada tanggal 16 Juli 2016.

389

Lampiran

Gambar 1.5

Merupakan foto penulis ketika melakukan penelitian

di MSS. Library, Kantor Gedong Kirtya, Singaraja,

dokumentasi Penulis pada tanggal 20 Februari 2017.

390

Lampiran

Gambar 2.1

Merupakan Gambar Lambang Partai Nasional

Indonesia Dalam Pemilihan Umum Tahun 1955 di

Bali, yang dikutip dari lampiran Skripsi belum

dipublikasikan, Jurusan Sejarah Fakultas Sastra

Universitas Gadjah Mada, 1986.

391

Lampiran

Gambar 4.1

Merupakan skema pertarungan klen Puri di Badung,

dikutip dari A.A GN. Dwipayana. Bangsawan dan

Kuasa: Kembalinya Para Ningrat di Dua Kota.

Yogyakarta: IRE Press Yogyakarta, 2004.

392

Page 29: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Studi ini berbicara tentang genealogi kemenangan Partai Nasional

Indonesia (PNI) dalam Pemilihan Umum (pemilu) 1955 di Bali. Metode genealogi

ini diperkenalkan oleh Michel Foucault. Penggunaannya yang dimaksudkan untuk

mengkaji sejarah maupun budaya bukanlah merupakan suatu hal yang baru dalam

khasanah penelitian di Bali. Sampai dengan bulan Oktober 2016 ditemukan

setidaknya empat studi yang menggunakan metode ini, yakni karya seorang ahli

antropolog, I Ngurah Suryawan.1 Karya Nengah Bawa Atmadja,2 seorang ahli

pendidikan di bidang sejarah dan antropologi. Dua peneliti lainnya adalah dari

kalangan sejarawan, yakni I Made Sendra3 dan I Nyoman Wijaya.4 Objek

penelitian dari keempat studi tersebut berbeda, namun ada titik pandang yang

sama mengenai apa yang mereka maksudkan sebagai genealogi dan analisis-

analisisnya, terkecuali karya dari Sendra.

Dalam penelitiannya Suryawan menggunakan genealogi Foucault sebagai

suatu metode untuk memaparkan klaim-klaim kebenaran yang erat kaitannya

1Ngurah Suryawan, Genealogi Kekerasan dan Pergolakan Subaltern: Bara di

Bali Utara (Jakarta : Pranada Media Group, 2010).

2Nengah Bawa Atmadja, Genealogi Keruntuhan Majapahit: Islamisasi, Toleransi

dan Pemerintahan Agama Hindu di Bali (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010).

3I Made Sendra, “Paradigma Kepariwisataan Bali Tahun 1930-an: Studi

Genealogi Kepariwisataan Budaya,” Jurnal Kajian Bali Vol. 06, No. 02, Oktober 2016.

4I Nyoman Wijaya, “Meluruskan Genealogi Kekuasaan Pariwisata di Bali”

(Makalah yang dibacakan dalam Seminar Sastra dan Budaya, Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Udayana, Denpasar, 31 Oktober 2016).

Page 30: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

2

dengan akar-akar institusional sejarah yang membentuk historiografi global.

Dalam tulisan itu Ngurah Suryawan mengatakan bahwa metode ini dapat

digunakan untuk membongkar suatu bentuk sejarah tradisional yang memusatkan

perhatiannya pada peristiwa spektakuler yang berujung pada model sejarah yang

linear, dengan studi kasus kekerasan di Bali.

Atmadja menggunakan metode ini untuk membongkar suatu asal-muasal

dari keruntuhan Majapahit dan kebertahanan agama Hindu di Bali. Dia berkata,

bahwa dengan cara menembus wacana dan pengetahuan yang telah menguasai

tubuh orang lain, maka akan dapat mengetahui asal-muasal keruntuhan Kerajaan

Majapahit dan kebertahanan agama Hindu di Bali. Nyoman Wijaya dalam

penelitiannya terkait genealogi kekuasaan Pariwisata di Bali, mengungkapkan

bahwa pariwisata budaya merupakan dua konsep yang berbeda yang telah

dipermanenkan untuk menjadi suatu kebenaran. Dalam penelitiannya, sama

seperti Suryawan dan Atmadja, ia memakai metode genealogi sebagai metode

yang dapat digunakan untuk membongkar kelahiran wacana pariwisata budaya di

Bali sebagai suatu kebenaran. Dia juga menunjukkan mengapa dan bagaimana

pada akhirnya pariwisata budaya tersebut memakan dirinya sendiri.

Berbeda dengan ketiga orang peneliti yang sudah disebutkan di atas,

Sendra justru memperlakukan metode genealogi ini sebagai suatu teori, lalu

dipersamakan dengan teori-teori lain, seperti teori Hegemoni dari Gramsci.

Melalui cara berpikir tersebut di atas, pada akhirnya Sendra menggunakan

genealogi dan teori Gramsci untuk membahas konstruksi Baliseering, suatu

politik identitas masyarakat yang dibentuk oleh pemerintah kolonial. Tujuannya

Page 31: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

3

adalah untuk memahami kuasa pengetahuan apa sajakah yang bersembunyi di

dalam wacana tersebut. Tujuan yang lainnya adalah untuk mengetahui apakah

wacana tersebut memiliki suatu artikulasi yang memberikan petunjuk untuk

menjadikan pulau Bali sebagai destinasi kepariwisataan Budaya.

Selanjutnya, dalam sebuah makalahnya di bulan April 2017,5 Nyoman

Wijaya mempertegas pemahamannya tentang metode genealogi Foucault. Dalam

makalah tersebut dia menunjukkan bahwa sesungguhnya metode genealogi

memilki tiga pengertian. Ketiga pengertian tersebut adalah ursprung, herkunft,

dan entstechung. Ursprung mempunyai pengertian sebagai upaya untuk mencari

asal-usul yang dilakukan dengan cara menguji asal-muasal dari munculnya suatu

peristiwa. Akan tetapi Foucault tidak menggunakan genealogi dalam

pengertiannya sebagai ursprung dikarenakan oleh begitu banyaknya ada

kelemahan di dalamnya. Salah satu dari kelemahan tersebut adalah ursprung

selalu berusaha mencari kemungkinan yang paling murni dari asal-muasal supaya

bisa mengetahui identitasnya secara cermat. Hal tersebut dirasa terlalu muluk

untuk dilakukan.

Berbeda halnya dengan ursprung, herkunft adalah merupakan cara untuk

mengetahui asal-muasal yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi terjadinya

suatu penyimpangan waktu, kekeliruan, musibah, dan lainnya yang dibiarkan

untuk muncul pada semua hal, terutama hal-hal yang eksis dan bernilai bagi

manusia. Sementara entstechung sendiri adalah juga merupakan suatu cara untuk

5Lihat I Nyoman Wijaya, “Cincin Emas Di Jari Manis Istri Raja: Berdiri dan

Jatuhnya Kerajaan Ksatria” (makalah yang dibawakan dalam Seminar National Nilai-

nilai Kearifan dalam Konteks Sejarah Lokal Di Bali, Denpasar, 17 April 2017).

Page 32: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

4

mengetahui asal-muasal suatu peristiwa, namun dengan jalan berbeda.

Entstechung mengajarkan untuk menyusun kembali sistem yang beragam tentang

subjek dan dominasi yang terkandung di dalam peristiwa tersebut. Dalam

analisisnya, entstechung mengharuskan para peneliti supaya mempunyai

kemampuan untuk menunjukkan interaksi, mencari pola perjuangan yang menjadi

kekuatan untuk saling menentang dan mengungkap kekuatan tersembunyi di balik

suatu peristiwa. Sampai akhirnya kemudian peneliti mampu mengungkapkan

suatu teks ternyata bisa menelanjangi dirinya sendiri, sehingga semua relasi

kuasa-pengetahuan yang tersembunyi di dalamnya dapat diketahui secara

terbuka.6

Jika herkunft dan entstechung digabungkan menjadi satu kesatuan, maka

dia akan memberikan jalan keluar untuk memahami genealogi kekuasaan

kemenangan PNI dalam Pemilu 1955. Herkunft sendiri bisa disederhanakan

pengertiannya dengan mengacu pada pendapat Nietszchean tentang genealogi

yang menjadi sumber Foucault. Sarup menjelaskan bahwa metode genealogi

Foucault bersumber dari Nietzschean yang memulai dari masa kini dan bergerak

mundur ke masa lalu sampai perbedaan itu ditemukan. Kemudian, ia akan

bergerak maju kembali, menelusuri proses transformasi dan berusaha

mempertahankan, baik diskontinuitas maupun kontinuitas.

Dengan demikian faktor-faktor yang menyebabkan PNI akhirnya berhasil

tampil sebagai pemenang dalam Pemilu 1955 haruslah dicari mundur ke masa lalu

ketika wacana Pemilu mulai dicanangkan atau dikumandangkan oleh pemerintah

6Ibid., p. 274.

Page 33: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

5

tahun 1951, lalu dibawa maju ke depan pada tahun-tahun berikutnya untuk

menelusuri proses kemenangannya dan berusaha mempertahankannya untuk

melihat apakah ada diskontinuitas maupun kontinuitas didalamnnya dan berakhir

pada periode menjelang Pemilu 1955 terlaksana.

Sementara dari entstechung dapat dipetik pemahaman bahwa suatu

peristiwa bisa menelanjangi dirinya sendiri jika relasi kuasa dan pengetahuan

yang tersembunyi di dalamnya bisa diungkap. Oleh karena itu harus diupayakan

mencari relasi kuasa yang tersembunyi rapi di dalam kemenangan PNI pada

Pemilu 1955. Hal ini didasarkan pada pendapat Ritzer yang menyebutkan bahwa

di dalam genealogi Foucault akan terlihat bagaimana orang mengatur diri sendiri

dan orang lain melalui produksi pengetahuan. Diantaranya, Foucault melihat

pengetahuan menghasilkan kekuasaan dengan mengangkat orang menjadi subjek

dan kemudian memerintah subjek dengan pengetahuan.7 Semuanya itu adalah

permainan kuasa-pengetahuan yang bertujuan menghasilkan tubuh-tubuh yang

taat. Sebuah permainan yang mematri perilaku badani yang sehat, normal, dan

baik.8

Dengan demikian, sekalipun objek penelitian itu adalah merupakan sebuah

peristiwa besar, - sesuatu yang sebenarnya tidak dianjurkan oleh Foucault - yakni

Pemilu 1955 di Bali, namun genealogi kekuasaan kemenangan PNI dalam pemilu

1955 dapat dicari pada peristiwa-peristiwa sepele yang diabaikan dan fenomena

7George Ritzer, Teori Sosiologi Modern Edisi Ketujuh (Jakarta: Kencana

Prenadamedia Group, 2014), p. 576.

8Paul Rabinow, Pengetahuan dan Metode Karya-karya Penting Foucault,

terjemahan Arief dari judul asli Aesthetic, Method, and Epistemology Essential Works of

Foucault 1954-1984, Series Ed. Volume 2 (Yogyakarta: Adipura, 2002), p. 24.

Page 34: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

6

yang sering ditolak atau tidak diperhitungkan – sesuatu yang paling dianjurkan

oleh Foucault - ikut menentukan kemenangan PNI dalam Pemilu 1955 di Bali.

Sudut pandang ini menjadikan objek penelitian ini masih pantas dikaji dengan

cara memakai metode genealogi Foucault.

Pengkajian tersebut dilakukan dengan melihat wacana-wacana publik yang

tidak beraturan dan yang remeh-temeh. Wacana publik tersebut difokuskan pada

pengetahuan lokal, hal-hal sepele dan diskontinu. Tidak mencari asal-usul tapi

lebih kepada konsepsi awal mula historis. Sebaliknya hanya berkeinginan untuk

menyingkap keanekaragaman faktor di balik peristiwa yang memungkinkan PNI

memperoleh kemenangan dalam Pemilu 1955 di Bali. Sementara, untuk wacana-

wacana besar yang bersifat nasional, akan tetap diperhatikan, bahkan dijadikan

pintu masuk sepanjang masih ada konsep asal mula historisnya dengan

kemenangan PNI dalam Pemilu 1955 di Bali.

Setelah melihat wacana-wacana yang muncul selama rentang waktu 1951-

1955 di Bali, yang sekaligus dijadikan sebagai batasan temporal dan spasial studi,

ternyata banyak ditemukan wacana publik yang tidak beraturan dan yang remeh-

temeh, yang seolah-olah tidak ada hubungan sama sekali dengan kemenangan PNI

dalam Pemilu 1955 di Bali, yang merupakan skup spasial studi ini. Sekalipun

Bali sudah ditentukan sebagai skup spasial, namun ia tidak diartikan sebagai suatu

wilayah geografis melainkan geopolitik. Dengan demikian wacana-wacana publik

pada tahun 1951-1955 di Bali, tidak akan dirinci lagi berdasarkan kabupaten per

kabupaten atau wilayah per wilayah, melainkan seluruh wacana publik yang

dipublikasikan dalam media cetak di Bali periode tersebut.

Page 35: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

7

Adanya penekanan pada wacana publik di media cetak menjadi tidak

terhindarkan di dalam studi, karena hasil penelitian di lapangan sudah

memberikan pengalaman berupa sulitnya mencari dan menemukan wacana lisan

berdasarkan informasi langsung dari tokoh-tokoh yang terlibat dalam Pemilu

1955. Peristiwanya sendiri sudah berlangsung 62 sampai 67 tahun silam. Jika saat

terlibat dalam peristiwa itu panitia pelaksananya rata-rata berusia 30 tahun, maka

sekarang ini usianya akan berkisar antara 92 hingga 97 tahun.

Dengan alasan seperti tersebut di atas, maka studi ini akan difokuskan

pada wacana-wacana publik di media cetak. Suatu hal yang menonjol darinya

adalah adanya sejumlah wacana yang mengaitkan kandungan-kandungan historis

ke dalam lintasan teratur dan tertata yang pada akhirnya ikut berperan bagi

kemenangan PNI dalam Pemilu 1955. Beberapa dari peristiwa tersebut terungkap

dalam fakta seperti yang dipaparkan di bawah ini.

Pemerintah pusat telah sibuk dengan tuntutan untuk segera diadakan

Pemilu melalui peristiwa 17 Oktober 1952, tampak elite politik masyarakat Bali

juga sibuk mempersiapkan hal tersebut dengan diadakannya berbagai pertemuan

yang membahas arah partai dan pemilu. Pada bulan Januari 1952, PSI daerah Bali

telah mengadakan pertemuan persiapan pendahuluan konperensi PSI seluruh

Indonesia bertempat di ruangan perguruan Panti Yasa Denpasar. Pada pertemuan

mereka itu dibahas perkembangan dan ideologi dari PSI.9

Pada bulan November 1952, PNI daerah Bali mengadakan konperensi PNI

daerah Bali, yang dilakukan pula untuk mengumpulkan usul yang akan dibawa

9“Bang Podjok, PSI menjusun tenaga?” Suara Indonesia, 21 Januari 1952.

Page 36: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

8

dalam Kongres PNI seluruh Indonesia di Surabaya pada bulan Desember 1952.

Dalam konperensi tersebut diajukan pula suatu resolusi yang mendukung acting

Gubernur Sarimin Reksodihardjo untuk ditetapkan menjadi Gubernur Sunda

Kecil. Selain itu dinyatakan pula suatu sikap mengenai peristiwa 17 Oktober 1952

yang terjadi di Jakarta, bahwa PNI daerah Bali mempertimbangkan untuk tidak

menyatakan suatu sikap mengenai itu dan menyelaraskan keadaan dengan

perkembangan di daerah Bali.10

Pada tahun 1953, PSI berpendapat bahwa percaturan politik di Bali tidak

dapat ditentukan karena belum adanya gambar jelas dari pemerintah. Sementara

itu tentang keadaan PSI di Bali mereka telah terdiri atas 7 persiapan cabang.

Segera mereka akan membentuk suatu Dewan Daerah Sunda Kecil, dengan Made

Pantjer sebagai Sekretaris Umum, dan Made Sugita sebagai koordinator

merangkap anggota Dewan Daerah di Jawa Timur. Dalam mewujudkan cita-

citanya di dalam masyarakat, PSI mengusahakan kerja secara produktif dalam

segala lapangan agar memunculkan kekuatan masyarakat sendiri.11

Berbeda dengan PSI, pada akhir tahun 1953, PNI daerah Bali telah

melakukan persiapan terhadap Pemilu, dengan mengadakan penjelasan mengenai

arti pemilihan umum. Hal yang diajukan oleh ranting Kubutambahan itu sendiri,

dihadiri oleh Sutrisno selaku pengurus cabang PNI Singaraja, B.K. Berata,

Nyoman Melaya, dan Nyoman Natih sebagai pembicara yang akan memberikan

10“PNI daerah Bali usulkan Sarimin ditetapkan Gubernur Suke, Menetapkan

status daerah Besar untuk P. Bali,” Suara Indonesia, 4 Nopember 1952.

11“Pendapat PSI tjab. Bali: Belum Ada Gambaran Djelas Dari Pemerintah

Bagaimana usaha Pembangunan di Bali,” Suara Indonesia, 11 September 1953.

Page 37: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

9

penjelasan mengenai pemilu.12

Pada tahun berikutnya, di bulan September, PNI mengadakan Kampanye

Pemilu di Bali Utara. Kampanye tersebut dihadiri oleh kira-kira seribu orang

penduduk desa Sinabun. Kampanye yang disisipkan dalam acara peresmian PNI

ranting Sinabun itu mengusung wacana tentang demokrasi yang telah ada di

dalam tubuh ideologi PNI sejak lama. Dikabarkan oleh PNI bahwa pihak

pimpinan Cabang PNI melakukan kunjungan sampai 3 kali dalam seminggu

dalam rangka kampanye pemilu tersebut.13

Tidak seperti sepak terjang kedua partai di atas, PKI baru memulai

ceramahnya pertama kali di Denpasar pada tanggal 31 Oktober 1954. Ceramah

yang dilaksanakan di gedung Bioskop Wisnu tersebut dihadiri kurang lebih 250

orang yang kebanyakan terdiri dari kaum petani, pelajar, buruh, dan lain

sebagainya. Partai ini mengusung wacana bahwa mereka memiliki tradisi yang

berbeda dari partai lainnya. Perbedaan tersebut adalah bahwa PKI mengikuti

tradisi revolusioner yang dipimpin oleh teori-teori revolusioner yang akan

memperkuat ideologi, sehingga tiap anggota PKI memiliki senjata yang ampuh,

yaitu kritik dan autikritik yang siap melawan musuh rakyat seperti imperialis

Belanda dan agen-agennya.14

Sementara pemerintah dan elite politik disibukkan oleh Pemilu, dan

kriminalitas tetap terjadi di tengah-tengah masyarakat, ada satu pihak elite

12“PNI ranting Kubutambahan perdalam arti Pemilihan Umum,” Suara Indonesia,

17 Nopember 1953.

13“Kampanje Pemilihan Umum P.N.I. – Bali Utara,” Saudara Indonesia, 30

September 1954.

14“Tjeramah P.K.I,” Suara Indonesia, 1 November 1954.

Page 38: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

10

pemerintah yang tampil unjuk kebolehan ditengah-tengah masyarakat. Pihak

kepolisian, yang paling dekat dengan masyarakat, tidak bisa mengelak dari tugas

dan tanggungjawabnya. Seringkali mereka menjadi sasaran kritikan masyarakat.

Hal ini terlihat dari peristiwa peneguran kepada pihak kepolisian melalui surat

seorang Petani penyabit Rumput di Klungkung. Melalui suratnya petani tersebut

menilai bahwa polisi masih bersikap sewenang-wenang dalam menengahi suatu

perkara. Hal ini dipaparkan petani melalui suatu peristiwa di mana polisi tersebut

tidak menindak tegas seorang pemuda yang sewenang-wenang terhadap penari

Joged Bumbung karena ia adalah seorang berkasta, dan di kemudian hari

menghajar seorang pemuda ketika melakukan hal yang sama karena ia adalah

seorang tidak berkasta.15

Tidak peristiwa itu saja, dalam hal lalu-lintas polisi juga kerap kali di

kritik oleh masyarakat, kali ini melalui seorang pengamat berita pada majalah

Bhakti yang mempunyai julukan Gde Gelas. Ia memprotes polisi dan memberi

saran untuk mempertegas aturan lalu lintas karena masih banyaknya orang yang

berkendara dengan kebut-kebutan. Ia menyarankan polisi untuk tidak pandang

bulu dalam menindak si pelanggar dan kemudian menyarankan pula agar polisi

memperketat penjagaan di setiap perempatan jalan.16

Pada awal tahun 1953, antara lain muncul pula wacana publik mengenai

permasalahan pengairan subak-subak yang berujung kepada mundurnya sebagian

Klian-Klian Subak Buleleng. Diperkirakan permohonan mengundurkan diri itu

15“Tjoret-Tjoret,” Suara Indonesia, 9 Oktober 1951.

16G.Gelas, “Agenda Masarakat:-Kapankah peraturan lalu-lintas akan

diperkeras?,-Godaan hebat bagi pegawai2 jang aktip, -Masih model Djepang?,” Bhakti,

No. 6, Th.II, 20 Februari 1953.p.9.

Page 39: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

11

dikarenakan tidak berjalannya resolusi yang diajukan oleh mereka kepada

pemerintah. Begitu banyak penyesuaian yang dilakukan pasca penyatuan kembali

RIS ke dalam RI. Salah satunya adalah penghapusan pajak bumi di tahun 1951,

yang mengakibatkan berkurangnya salah satu tugas Klian Subak selaku pemungut

pajak . Dengan hilangnya salah satu fungsi tersebut, Klian Subak juga kehilangan

uang pungut dari pajak yang dipungutnya. Hal ini pula yang memicu pengunduran

diri mereka. Mereka sebagai salah satu abdi negara, tidak masuk dalam golongan

yang sama dengan pemerintah. Dalam kolom peraturan gaji mereka cenderung

digolongkan sebagai kalangan pejabat keagamaan.17

Penyesuaian sebagai suatu negara kesatuan memiliki dampak negatif dan

positif yang harus dilalui dalam masyarakat. Begitu pula di Bali, penerimaan

tenaga yang diberikan oleh pusat ke daerah dalam suatu jabatan, seringkali

menggeser tenaga daerah yang sebelumnya mengisi jabatan tersebut. Hal ini

kemudian membangkitkan rasa provinsialisme (bersifat kedaerahan),

minderwaardigeidscomplex (sindrom rendah diri), dan sebagainya yang dirasakan

oleh masyarakat setempat. Salah satu contohnya yang dinilai menjengkelkan oleh

masyarakat adalah seorang hakim yang didatangkan dari luar daerah masih kurang

keahliannya, dibandingkan dengan tenaga yang ia gantikan (dari daerah). Hal ini

ditakutkan akan membangkitkan rasa rindu kepada bentuk negara federasi.18

Kesenjangan antara bekas pejuang (golongan republikein) dengan bekas

penghianat negara (golongan reaksioner) masih terasa atmosfernya sampai tahun

17Rontek, “Krisis Subak-Subak di Buleleng,” Bhakti, No. 3, Th.II, 20 Januari

1953.p.1.

18“Komentar Peristiwa: Kegelisahan Di Daerah-Daerah Djangan Dianggap Sepi,”

Bhakti, No. 3, Th.II, 20 Januari 1953.p.2.

Page 40: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

12

1953. Hal ini dibuktikan dengan kejadian dapatnya seorang yang berpihak kepada

NICA bisa menjadi pegawai di kantor pemerintahan. Hal ini langsung dikritisi

oleh badan pemerhati bekas pejuang yang bernama Jajasan Kebaktian Pedjuang

(JKP). JKP berpendapat bahwa penghianat tersebut dapat duduk dalam kantor

pemerintahan melalui jalan kuasa yang dimiliki seorang pimpinan di dalam kantor

tersebut.

Sebagai suatu yayasan JKP tidak memiliki hak yang dapat memaksa

semua kantor harus melalui mereka ketika mencari tenaga. Mereka hanya dapat

meminta perhatian karena mereka adalah bekas pejuang. Menurut JKP

ketimpangan justru mereka alami selaku bekas pejuang, dimana dalam mencari

pekerjaan mereka harus memiliki berbagai surat ijin dan keterangan riwayat

hidup. Hal tersebut tidak dialami oleh para penghianat tersebut. JKP sepakat

persoalan masa lalu harus segera dilupakan demi pembangunan negara. Namun,

yang lebih baik bagi pembangunan negara bagi mereka adalah membersihkan

negara dari para penghianat yang dapat meracuni pemikiran rakyat setempat.

Melalui pernyataan tersebut JKP dinilai masih sentimen kepada bekas penghianat,

namun mereka tidak mengelak dari pernyataan tersebut.19

Latar belakang masalah tersebut di atas kemudian menunjukkan adanya

suatu persoalan yang perlu dibahas yakni terdapatnya relasi kuasa di dalam

kemenangan PNI pada pemilu 1955. Relasi kuasa tersebut tersembunyi di dalam

wacana-wacana publik yang tidak berkesinambungan satu sama lain, namun

19“Agenda Masarakat: - Sebuah sadjak kepada Antjeruk tentang: orang suntik

yang djadi bengkak, - Pegawai JKP Mendjawab,” Bhakti, No. 2, Th.II, 10 Januari 1953.

p.17.

Page 41: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

13

pengetahuan yang tersembunyi di dalamnya dapat ditangkap oleh masyarakat dan

elite politik PNI untuk dijadikan sebagai kekuasaan dalam memenangkan Pemilu

1955.

1.2 Pertanyaan Penelitian

Terdapat korelasi sebab-akibat dalam permasalahan tersebut yakni

kemenangan PNI dalam Pemilu 1955 di Bali adalah akibat dari suatu sebab yakni

kemampuan masyarakat dan elite politik PNI dalam menangkap setiap wacana

publik yang dianggap potensial untuk dijadikan kekuasaan yang dianggap sebagai

suatu kebenaran. Akan tetapi pernyataan ini baru merupakan suatu simpulan

sementara dan untuk menjadikannya sebagai sebuah simpulan tetap, maka terlebih

dahulu dalam studi ini akan dilakukan pengujian-pengujian dengan cara

mengajukan tiga buah pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Mengapa sekalipun begitu banyak diskontinuitas dalam wacana publik

1951-1955, namun PNI di Bali tetap tampil sebagai pemenang Pemilu

1955?

2. Bagaimana prosesnya PNI menangkap pengetahuan yang tersembunyi

dalam diskontinuitas wacana publik sehingga memberikan peluang baginya

tampil sebagai pemenang dalam Pemilu 1955?

3. Apa implikasinya ketika PNI di Bali memilih lebih mengutamakan

menangkap pengetahuan tersembunyi dalam suatu wacana publik yang

menguntungkan dirinya secara politik terhadap situasi dan kondisi sosial

dan ekonomi masyarakat Bali?

Page 42: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

14

Setiap pertanyaan tersebut di atas mengandung sejumlah sub pertanyaan,

dimana setiap sub-sub pertanyaan penelitian juga mengandung sub-sub

pertanyaan yang tidak dicantumkan pada bagian pendahuluan. Pertanyaan tersebut

akan dikembangkan dalam penelitian, yang nantinya akan dapat memudahkan

dalam mencari dan menemukan.

Sesuai dengan metode genealogi yang disebutkan di atas, maka

permasalahan yang dipaparkan di atas akan dikaji dengan memakai pendekatan

sejarah pascastrukturalisme. Model baru dari pendekatan sejarah ini penting

digunakan dalam menghadapi tantangan dari pengikut Postmodernism yang

mempermasalahkan kredibilitas karya sejarah. Hal ini diungkapkan oleh

sejarawan radikal Robert Samuel, yang menyatakan bahwa setiap orang

hendaknya melihat sejarah tidak sebagai suatu rekaman dari masa lalu, terkait

dengan fakta, namun hanya penemuan atau fiksi dari sejarawannya sendiri.20

Dalam upaya menghadapi pernyataan tersebut, C. Behan McCullagh

menyarankan sejarawan untuk mencari sebab-sebab terdekat dari suatu peristiwa,

karena konsep mengenai sebab mencakup ide tentang sesuatu yang menciptakan

pengaruhnya. Selain itu perlawanan terhadap kaum Postmodernism tersebut dapat

20J. Evans, Richard, In Defence of History (London : Granta Book, 1977),p.7.

dikutip dalam I Nyoman Wijaya, “Mempersoalkan Kredibilitas Temuan Peneliti Asing

Dalam Sosial Politik Identitas Orang Bali” (makalah yang dibacakan Call for Paper

International Conference: Contribution of History for Social Sciences and Humanities,

Malang, 5 September 2015).

Page 43: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

15

pula dilakukan dengan cara menggunakan teori-teori postmodernisme dengan

cermat.21

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Apabila pertanyaan penelitian di atas dapat dijawab dengan baik, maka

tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah,

1. Memahami dan memberi gambaran jelas tentang faktor-faktor, kondisi-

kondisi yang menentukan kemenangan PNI di Bali dalam Pemilu 1955

sekalipun begitu banyak diskontinuitas dalam wacana publik 1951-1955.

2. Mengetahui proses PNI di Bali dalam menangkap pengetahuan yang

tersembunyi dalam diskontinuitas wacana publik sehingga memberikannya

peluang untuk tampil sebagai pemenang dalam Pemilu 1955.

3. Mengungkapkan implikasi yang ditimbulkan terhadap situasi dan kondisi

sosial ekonomi masyarakat Bali manakala PNI di Bali lebih memfokuskan

perhatiannya menangkap pengetahuan yang tersembunyi dalam wacana

publik yang memberikannya keuntungan secara politik sehingga tampil

sebagai pemenang Pemilu 1955.

21Dikutip dalam Nyoman Wijaya, “Mencintai Diri Sendiri: Gerakan Ajeg Bali

dalam Sejarah Kebudayaan Bali 1910-2007” (Disertasi, Sekolah Pascasarjana Universitas

Gadjah Mada, 2009), p. 8.

Page 44: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

16

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan diperoleh dari terlaksananya penelitian ini adalah:

1. Menambah kajian sejarah politik lokal sebagai jalan masuk untuk dapat

memahami sejarah politik di Bali dengan memakai metode genealogi

Foucault.

2. Membuktikan bahwasanya sejarah politik mencakup suatu kajian yang luas

yang meliputi hubungan antara wacana-kuasa-pengetahuan.

3. Memberikan sumbangsih kepada masyarakat, khususnya sejarawan dan

civitas akademika terkait tulisan sejarah politik yang menggunakan

pendekatan institusional dalam mengungkapkan relasi kuasa-pengetahuan

yang tersembunyi di balik wacana-wacana publik yang dilontarkan oleh

pihak-pihak yang diberikan kuasa untuk berbicara atas nama politik.

4. Merupakan latihan intelektual untuk bisa memahami praktik sejarah

pascastrukturalisme dan sekaligus ikut mensosialisasikannya dalam

penulisan sejarah lokal di Bali.

1.4 Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, digunakan beberapa pustaka sebagai bahan kajian,

sekaligus pelengkap sumber dan pembanding sumber-sumber sejarah yang

ditemukan dalam penelitian studi. Pustaka yang pertama adalah artikel Adrian

Vickers berjudul “Mengapa tahun 1950-an Penting Bagi Kajian Indonesia.22 Di

22Adrian Vickers, “Mengapa 1950-an penting bagi kajian Indonesia,” dalam

Perspektif Baru Penulisan Sejarah Indonesia, Henk Schulte Nordholt, Bambang

Purwanto, dan Ratna Saptari, Ed. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), pp. 67-78.

Page 45: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

17

dalam artikel tersebut Adrian Vickers mencoba mengungkapkan suatu keganjilan

historiografi Indonesia pada periode tahun 1950-an. Dia juga banyak mengungkap

betapa pentingnya periode tersebut dalam historiografi Indonesia untuk

menentukan rekam jejak awal kemerdekaan Indonesia. Melalui artikel ini

diperoleh banyak sisi dan ruangan yang layak untuk dikaji dalam penelitian yang

mengambil skup temporal pada dekade awal kemerdekaan Indonesia. Vickers

juga banyak mengungkapkan keadaan-keadaan yang menyebabkan dekade ini

menjadi ‘dekade yang hilang’ seperti dikatakan oleh McVey.

Vickers mengungkapkan faktor yang mempengaruhi sulitnya mengkaji

periode 1950-an sebagai berikut,

“....visi pemerintahan Soeharto mengenai sejarah yang

menekankan stabilitas dan peran utama yang dimainkan

Angkatan Darat bagi negara itu, tetapi berakhirnya sejarah era

Soeharto ini tidak diikuti oleh perubahan pemahaman kita

mengenai periode pasca-kemerdekaan.”23

Melalui pengetahuan tersebut skup temporal kajian ini akan dibatasi

sampai pelaksanaan Pemilu 1955, untuk membuktikan sekalipun termasuk

periode yang sulit masih ada perjalanan sejarah, terutama politik dan seni yang

bisa dikaji darinya.

Pustaka selanjutnya adalah Sisi Gelap Pulau Dewata : Sejarah Kekerasan

Politik, karya dari Geoffrey Robinson.24 Karya fenomenal ini, menurut redaksi

majalah Choice adalah karya pertama yang menghadirkan sejarah politik modern

dalam kajian akademis tentang Bali. Di dalamnya banyak dibahas keadaan Bali

23Ibid.

24Geoffrey Robinson, Sisi Gelap Pulau Dewata: Sejarah Kekerasan

Politik. Terj. Arif B. Prasetyo (Yogyakarta: LKiS, 2006.)

Page 46: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

18

sepanjang periode awal kemerdekaan hingga pasca tragedi G30S di tahun 1965.

Dalam bukunya ini, Robinson berhasil menyajikan suatu kritikisasi terhadap

image masyarakat Bali yang selalu dikaitkan dengan istilah The People of Last

Paradise Island. Gambaran itu menurut Robinson merupakan suatu artefak dari

kebijakan kolonial yang mampu menutupi keadaan Bali dan masyarakatnya yang

sesungguhnya.

Di dalam bukunya itu Robinson banyak sekali menyampaikan kajian yang

dapat dijadikan sebagai sumber untuk memahami keadaan politik pada dekade

awal kemerdekaan di Bali, antara lain posisi-posisi kedudukan partai-partai dan

organisasi massa yang ada di Bali pada tahun itu. Melalui pemaparan itu juga

sangat membantu penelitian ini dalam memahami kedudukan dan peta

perpolitikan modern di Bali pada periode tersebut. Keadaan-keadaan Bali yang di

luar pengertian dan pandangan masyarakat luas tentang Bali yang permai

dipaparkan oleh Robinson dengan cukup terinci. Hal ini pula yang menjadi dasar

dari penelitian ini dalam mendeteksi adanya suatu ketidakseimbangan keadaan di

Bali yang merupakan pula dampak dari keadaan politik nasional saat itu.

Selain pustaka di atas, dirasa perlu juga meninjau pustaka karya Nyoman

S. Pendit yang berjudul Bali Berjuang. Terutama dalam bab-babnya yang

membahas dan menggambarkan Bali sejak Puputan Margarana. Melalui

penggambaran Pendit tentang peran-peran masyarakat Bali dalam

mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan kedaulatan Bali tetap di dalam

Republik Indonesia, Pendit memperlihatkan keadaan masyarakat Bali yang

terbelah dua. Penjelasan itu semakin mendukung penelitian ini terkait dasar dari

Page 47: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

19

timbulnya suatu pertarungan-pertarungan masyarakat politik dan sipil di Bali.

Sekalipun lebih banyak membahas tentang Bali sejak masa dikuasai Jepang dan

NICA, pustaka ini tetap memberi banyak sumbangan pengetahuan untuk

mendasari peristiwa-peristiwa politik di tahun 1950-an yang hendak diteliti dalam

penelitian ini. Sumbangan pengetahuan buku ini untuk studi ini, terutama dapat

dilihat dalam Bab V yang membahas konperensi ‘NIT’ (Negara Indonesia Timur)

di Denpasar.25

Selain yang sudah disebutkan di atas, masih ditemukan pula karya-karya

pendukung lainnya, berupa buku elektronik (electronic-book) tetapi tidak dapat

diakses. Salah satunya adalah karya dari I Ketut Ardhana berjudul Balinese Puri

in Historical Perspective: The Role of Puri Satria and Puri Pamacutan (sic) in

Social and Political Changes in Badung, South Bali, 1906-1950. Dilihat dari

judulnya, jika karya dapat diakses tentunya akan cukup besar sumbangsihnya

dalam penelitian ini, seperti dapat dilihat dari deskripsinya. 26

Dalam pendeskripsiannya dapat diketahui bahwa karya tersebut

memaparkan tentang keadaan sosial dan politik Pemerintahan Puri Satria dan Puri

Pemecutan setelah terjadinya Puputan Badung tahun 1906. Setelah tragedi

tersebut, dipaparkan bahwa terjalin suatu hubungan kerjasama antara pihak

kerajaan di Badung dengan pihak kolonial Belanda. Kerjasama tersebut

25Nyoman S.Pendit, Bali Berjuang (Jakarta: Gunung Agung, 1979).

26I Ketut Ardhana, “Balinese Puri in Historical Perspective: The Role of Puri

Satria and Puri Pamacutan in Social and Political Changes in Badung, South Bali, 1906-

1950,” diakses dari https://openresearch-repository.anu.edu.au/handle/1885/111316, pada

tanggal 15 April 2017.

Page 48: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

20

menghasilkan pembangunan Puri Satria yang baru dan berdirinya Puri Kanginan-

Pemecutan.27

Skup temporal karya ini menunjukkan suatu jaman kekacauan dan

perubahan di Bali Selatan dalam hegemoni Belanda, Jepang, perjuangan di zaman

kemerdekaan, bergabungnya Bali dengan Negara Indonesia Timur, dan kemudian

kembali ke dalam Republik Indonesia. Selama rentang skup temporal tersebut

karya ini berupaya memperlihatkan adanya suatu persaingan antara kedua Puri

tersebut. Hal inilah yang menjadi tujuan dari karya ini, yakni menjelaskan peran

politik kedua puri tersebut selama skup temporal tersebut kepada masyarakat

luas.28

Karya lain diperoleh melalui media elektronik, yang mendukung penelitian

ini adalah karya dari Geoffrey Robinson, yang berjudul The Economic

Foundations of Political Conflict in Bali, 1950-1965. Dalam karyanya tersebut

Robinson menggambarkan situasi Bali pasca revolusi nasional. Salah satunya ia

menggunakan argumen seorang ahli tentang Bali berkebangsaan Belanda, Ch. J.

Grader, yang mengatakan bahwa Revolusi Nasional Indonesia telah mengarahkan

pembangunan ekonomi menjadi sebuah isu politik yang mendesak pemerintah

baru Bali. Ia menjelaskan keadaan pasar perekonomian Bali yang bergantung pada

hasil pertanian dan perkebunan yang kemudian terjebak dalam suatu inflasi.29

27I Ketut Ardhana, sama dengan di atas.

28Sama dengan di atas.

29Geoffrey Robinson, “The Economic Foundations of Political Conflict in Bali,

1950-1965,” diakses dari Indonesia, No.54 Perpectives Bali (Oct., 1992), pp.60-61, via

http://www.jstor.org/stable/3351165?loggedin=true&seq=4#page_scan_tab_contents,

pada tanggal 15 April 2017.

Page 49: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

21

Inflasi tersebut kemudian mengakibatkan kemelaratan hidup yang

berujung kepada kriminalisme ataupun premanisme. Tidak hanya sampai disitu ia

juga menyimpulkan bahwa kondisi ini menguntungkan partai aliran kiri Indonesia

serta organisasinya. Mereka masuk ke desa-desa dan membawa isu agraria

sebagai alat untuk mengumpulkan massa yang terdiri dari buruh dan tani.30 Hal ini

membawa kita pada suatu kenyataan bahwa pada masa tersebut selain Pemilu

sebagai isu Politik, telah berkembang terlebih dahulu isu ekonomi yang melatari

berbagai macam peristiwa sosial yang terjadi pada masyarakat Bali masa itu.

Akhirnya harus disebutkan pula dua buah skripsi bertemakan PNI yang

memberikan pengaruh cukup besar dalam munculnya ide penulisan ini, yakni

karya Anak Agung Ayu Rai Wahyuni31 dan Anak Agung Ngurah K. Suweda.32

Dalam skripsinya itu Rai Wahyuni berhasil mengungkapkan beberapa faktor yang

mengakibatkan kemenangan PNI. Faktor-faktor tersebut adanya dukungan dari

pejabat-pejabat pemerintah,33 kampanye yang terprogram, dan kemampuan PNI

menghimpun organisasi-organisasi massa berbasis Marhaen.34 Selain yang sudah

disebutkan di atas, Rai Wahyuni juga berhasil memaparkan suatu bentuk

tantangan dari luar terhadap PNI yang muncul dari kubu Partai Sosialis Indonesia

(PSI), dan cara PNI mengatasinya dengan cara memanfaatkan kerjasama dengan

30Sama dengan di atas.

31 Anak Agung Ayu Rai Wahyuni, “Partai Nasional Indonesia Dalam Pemilihan

Umum Tahun 1955 di Bali” (Skripsi, Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Gadjah

Mada, Yogyakarta, 1986)

32Anak Agung Ngurah K. Suweda, “Partai Nasional Indonesia di Bali (1950-

1966)” (Skripsi, Fakultas Sastra Universitas Udayana, Denpasar, 1989)

33 Anak Agung Ayu Rai Wahyuni, op.cit.,p.81.

34 Ibid., p.95.

Page 50: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

22

birokrasi pemerintah. Sekalipun demikian masih banyak terlihat ada peluang

untuk melakukan kajian lebih lanjut, terutama untuk melihat relasi kuasa yang

tersembunyi dalam kemengan PNI seperti yang diajarkan oleh Foucault.

Di sisi lain, Suweda berhasil memaparkan suatu rekonstruksi proses

perjuangan PNI di Bali. Ia menyimpulkan bahwa PNI dalam kiprahnya telah

berhasil memberikan pemahaman dan kesadaran politik dikalangan masyarakat

tani yang pada saat itu tergolong masih buta huruf.35 Terkait dengan analisisnya

mengenai penyebab kemenangan PNI, ternyata tidak jauh berbeda dari hasil

temuan Rai Wahyuni. Akan tetapi ada hal lain yang berhasil dipaparkan oleh

Suweda yakni perselisihan PNI dengan partai-partai lawannya. Menjelang Pemilu

1955 PNI mengalami perselisihan yang sengit dengan PSI dan ormasnya.36

Dilihat dari sumber primer berupa arsip, karya Rai Wahyuni jauh lebih

istimewa dibandingkan dengan Suweda. Rai Wahyuni berhasil mencari dan

menemukan arsip-arsip tentang PNI yang otentik dan kredibel. Sebaliknya, dalam

karya Suweda arsip yang terkait dengan Pemilu 1955 sangat terbatas, bahkan

lebih banyak meminjam atau mengutip arsip yang telah digunakan oleh Rai

Wahyuni. Mereka juga sudah menggunakan informasi dari para narasumber

sejaman, namun tidak ada satu pun dari kedua peneliti yang memakai wacana dari

surat kabar tahun 1951-1955. Rai Wahyuni memang menggunakan satu majalah

tahun 1950-an sebagai sumber, namun itu bukan perihal Pemilu. Sementara

Suweda lebih banyak memakai media massa tahun 1957-1966, yang tidak ada

35Anak Agung Ngurah K. Suweda, op.cit., p.124.

36 Ibid., p.93.

Page 51: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

23

relevansinya dengan studi ini. Oleh karena itu terbuka peluang untuk mengkaji

kemenangan PNI melalui wacana-wacana yang berkembang pada periode Pemilu,

1951-1955.

1.5 Metodologi yang digunakan

Dalam penulisan sejarah pascastrukturalisme, sebenarnya dengan

menggunakan metode genealogis saja sudah cukup, karena di dalamnya sudah

terkandung metodologi dan epistemologi, ilmu tentang ilmu.37 Akan tetapi metode

genealogi tidak memberikan sebuah model yang memungkinkan untuk

menentukan sebuah pendekatan yang digunakan untuk mengkaji objek penelitian.

Mengingat objek penelitian ini adalah kemenangan PNI dalam Pemilu 1955, maka

yang akan digunakan adalah model sejarah politik.

Sebagai sebuah sejarah politik, metodologi sejarah utama yang digunakan

dalam studi ini adalah Sejarah Politik. Menurut Kuntowijoyo sejarah politik

bukan lagi semata-mata menulis mengenai politik, tetapi kekuasaan pada

umumnya. Kekuasaan itu sendiri tidak dapat dibendung, ia berada di mana-mana,

di berbagai institusi pasti ada sistem kekuasaannya. Dalam bukunya Kuntowijoyo

menawarkan delapan pendekatan sejarah Politik.38

Kedelapan pendekatan tersebut adalah pendekatan sejarah intelektual

untuk mengungkapkan pikiran-pikiran akan mempengaruhi perilaku; pendekatan

sejarah konstitusional, bahwa konstitusi suatu bangsa dapat menggambarkan

37Paul Rabinow, op. cit., p. 17.

38Kuntowijoyo, Metodologi sejarah (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2003),

p.176.

Page 52: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

24

filsafat hidup bangsa; pendekatan sejarah institusional yang digunakan untuk

mengkaji perangkat sistem politik; pendekatan sejarah behavorial untuk melihat

perilaku negara dan partai-partai politik dalam sosialisasi gagasan dan

pelaksanaan tindakan politik; pendekatan sejarah komparatif yang menggunakan

perbandingan untuk menjelaskan suatu peristiwa; pendekatan sejarah sosial untuk

mengkaji aspirasi politik dari kelompok-kelompok sosial yang sesuai

kepentingannya; pendekatan studi kasus untuk mengkaji kasus-kasus politik baik

menggunakan sumber tertulis maupun lisan; pendekatan Biografi digunakan untuk

menulis sebuah biografi politik.39

Dari delapan pilihan tersebut pendekatan sejarah intelektual yang dipilih

karena berkesesuaian dengan metode genealogi yang sesungguhnya juga sebuah

sejarah intelektual, seperti yang dikatakan oleh Ritzer. Dia mengatakan, genealogi

adalah jenis sejarah intelektual yang sangat khas sifatnya, cara mengaitkan

kandungan-kandungan historis ke dalam lintasan teratur dan tertata yang bukan

pengungkapan serta sederhana asal usulnya atau realisasi niscaya dari tujuan-

tujuan mereka.40

Selain itu, dipilihnya pendekatan sejarah intelektual karena ada upaya

untuk mengungkapkan pemikiran-pemikiran (ideologi) yang memengaruhi

perilaku-perilaku masyarakat politik dan masyarakat sipil, pada dekade awal

pengakuan kedaulatan Indonesia. Dengan berpijak dari peristiwa politik tingkat

lokal, metodologi sejarah politik ini akan sangat membantu dalam memahami

39Ibid., p. 176-182.

40George Ritzer, Teori Sosiologi: dari Sosiologi Klasik sampai Perkembangan

Terakhir Postmodern (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), p. 654.

Page 53: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

25

perjalanan sejarah politik tingkat lokal, yang merupakan suatu kesinambungan

dari peristiwa nasional yang dapat ditemui di tingkat lokal.41

Menurut Sartono Kartodirjo dalam bukunya Pendekatan Ilmu Sosial

Dalam Metodologi Sejarah, konsep proses politik yang diperluas serta dianalisis

atas pelbagai unsur dan dimensinya akan menunjukkan bahwa proses politik

sangat ditentukan oleh sikap dan kelakuan politik yang pada hakikatnya

multidimensional sifatnya, yang mencakup faktor yang kompleks. Pengungkapan

multidimensional lewat pendekatan ilmu sosial akan mengungkapkan pula tidak

hanya unsur-unsur kompleksitas gejala politik dalam sejarah, tetapi juga saling

ketergantungan antara unsur-unsur itu.42

Melalui metodologi sejarah politik ala Sartono Kartodirdjo ini, akan dapat

diketahui bahwa proses politik sebagai kompleksitas hubungan antara pemimpin

dan pengikut, otoritas dan ideologi, ideologi dan mobilisasi, solidaritas dan

loyalitas, dan lain sebagainya, kesemuanya akan mampu mengungkapkan pola

distribusi pengaruh dan kekuasaan (polity) dalam kaitannya dengan pola distribusi

komoditi (economy) serta dengan society sendiri (pola distribusi hubungan sosial).

Dengan peralatan analisis itu proses politik di tingkat subnasional pun,

umpamanya di tingkat lokal, dapat ditelaah dan diuraikan.43

Gabungan metodologi sejarah politik dari dua sejarawan besar yang

pernah dimiliki oleh Indonesia itu, dapat membantu memudahkan mencari dan

41Ibid., pp. 184-186.

42Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah

(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992), pp. 46-47.

43Ibid.

Page 54: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

26

menemukan wacana publik tingkat lokal yang berlangsung selama rentang waktu

pelaksanaan Pemilu pertama di Indonesia ini, 1951-1955. Wacana-wacana publik

lokal tersebut yang dijadikan sebagai pintu masuk untuk bisa memahami peristiwa

sejarah politik nasional yang pada masa itu atau bisa pula sebaliknya, peristiwa-

peristiwa nasional ditelusuri kelanjutannya di tingkat lokal.

Salah satu contoh dari pendekatan yang disebutkan lebih awal ialah

memanasnya suhu politik nasional sebagai akibat dari adanya keinginan pengikut

aliran Sosialisme yang ingin mencari jalan ketiga diantara komunisme dan

imperialisme. Hal ini berdampak pada keadaan partai PSI di Indonesia yang

sedang mempersiapkan partai dan massanya untuk pemilu 1955. Di Bali hal ini

terlihat dengan ragunya PSI untuk menjaga jarak dengan organ-organ yang

berdekatan dengan PKI seperti LOGIS.

Selain metodologi sejarah politik, sebagai konsekuensi dari pendekatan

sejarah intelektual yang disebutkan di atas, digunakan pula dalam penelitian ini

metodologi sejarah Intelektual. Menurut F.R. Ankersmit yang menjadi objek

penelitian sejarah Intelektual adalah sesuatu yang oleh budi manusia tercapai pada

masa-masa yang silam. Perhatian utama dalam metodologi ini pada sejarah teori

politik. Selain itu, sejarah intelektual menurutnya juga berfungsi untuk menyusun

kembali perbekalan intelektual dalam suatu kurun waktu tertentu.44 Dengan

menggunakan metodologi sejarah intelektual ala Ankersmit, dalam penelitian ini

ingin ditampilkan suatu perbekalan intelektual yang menyusun ideologi

44F.R. Ankersmit & D. Hartoko, Refleksi Tentang Sejarah : Pendapat-Pendapat

Modern Tentang Filsafat Sejarah. Terj. Dick Hartoko (Jakarta : PT Gramedia, 1987), pp.

302-303.

Page 55: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

27

masyarakat politik dan sipil di masa awal pengakuan hingga menjelang Pemilu

1955. Dengan mengetahui perbekalan intelektual yang menyusun ideologi para

tokoh tersebut, dapatlah diungkap relasi-relasi kuasa yang tersembunyi diseputar

setiap pertarungan ideologi politik tersebut.

Kedua metodologi sejarah tersebut akan dirangkai dengan metode

Genealogi Foucault. Sekalipun dia menyebutnya sebagai sebuah metode, namun

di dalam Genealogi adalah ilmu tentang cara memahami sejarah melalui

pembongkaran secara terus-menerus struktur kemungkinan pemahaman.

Genealogi adalah sebuah cara menelanjangi diri sendiri atau kritik ontologis diri

sendiri, dalam rangka membongkar berbagai bentuk relasi kekuasaan di baliknya.

Genealogi berusaha menelanjangi segala sesuatu, khususnya sumber awal

(origin), fungsi permulaan, konteks lingkungan, landasan kehendak, dan relasi

kekuasaan di balik sebuah pengetahuan, yang selama ini ditutupi, disembunyikan,

atau dibungkam. Genealogi menampakkan segala sesuatu yang sebelumnya

disembunyikan itu.45

1.6 Kerangka Teoretis dan Konseptual

1.6.1. Kerangka Teoretis

Sartono Kartodirdjo mengajarkan teori sejarah dapat digunakan untuk

menerangkan pertanyaan interogatif, yaitu apa, kapan, siapa, dimana, dan

bagaimana suatu peristiwa terjadi. Akan tetapi untuk menjawab pertanyaan

mengapa suatu peristiwa terjadi, maka diperlukan bantuan teori ilmu sosial.

45Yasraf Amir Piliang, Dunia Yang Dilipat, Tamasya Melampaui Batas-Batas

Kebudayaan (Yogyakarta: Jalasutra, 2004), p. 498.

Page 56: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

28

Fungsi teori ilmu sosial dalam ilmu sejarah adalah untuk membantu menganalisis

faktor-faktor kausal, kondisional, kontekstual, unsur-unsur komponen dan

eksponen dari proses sejarah yang dikaji.46

Berdasarkan ajaran Sartono Kartodirdjo di atas, maka pertanyaan peneliti

kedua dan ketiga yang diajukan dalam studi ini relatif tidak akan menggunakan

teori ilmu sosial kritis sebagai landasan berpikir, melainkan cukup dengan teori

sejarah. Ida Bagus Sidemen dalam tulisannya yang terbit di dalam Widya Pustaka

edisi Tahun VIII No. 2 Januari 1991, mengatakan ada lima masalah pokok yang di

bahas dalam teori Sejarah. Masalah pertama adalah historical understanding yang

membagi pemahaman sejarah menjadi dua aliran yaitu, positivisme dan idealisme.

Masalah kedua yakni historical explanation yang merupakan suatu perluasan

perbedaan pendapat antara kelompok positivisme dan idealisme dalam

pendekatannya tentang sejarah. Ketiga, historical objectivity, yang juga berisikan

perdebatan mengenai bagaimana pelaporan masa lalu yang objektif, dengan

membiarkan fakta berbicara sendiri, atau melalui interpretasi sumber-sumber.

Keempat, historical causation, yang membahas terkait menjelaskan cara sebab

akibat dalam sejarah dengan dua langkah yakni, memperhatikan dua kejadian atau

lebih dan menegaskan bahwa ada hubungan antara kejadian-kejadian itu. Kelima,

historical determinsm, dimana Berlin menyimpulkan bahwa sejarawan harus

46Sartono Kartodirdjo, op.cit., p. 3.

Page 57: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

29

mendekati sejarah dengan suatu persangkaan, bahwa pada akhirnya tindakan

manusia tidak ditemukan sebagai determinan sejarah.47

Mengingat studi ini merupakan sejarah pascastrukturalisme, maka tidak

semua teori sejarah strukturalisme tersebut di atas bisa digunakan. Teori

positivisme tidak digunakan karena aliran positivisme melihat garis sejarah secara

linier, sebuah gerak tunggal, seakan-akan perjalanan sejarah diarahkan menuju

satu tujuan dan mempertimbangkan adanya keberagaman hasil tindakan manusia

dan kekhasan setiap konsepsi baru tentang dunia. Sebaliknya, pengikut aliran

pascastrukturalis mengatakan sejarah terkait dengan kekuasaan dan kebenaran.48

Historical explanation digunakan karena masih ada relevansinya. Seperti

dijelaskan oleh H. Wals eksplanasi dilakukan dengan cara mengumpulkan bukti

kejadian sejarah, selanjutnya menempatkannya dalam keterkaitan yang intrinsik

kemudian dihubung-kaitkan dengan konteks sejarah.49 Teori ini digunakan dalam

penelitian ini terutama untuk membantu menjelaskan hubungan antara kuasa-

pengetahuan yang memungkinkan PNI muncul sebagai pemenang Pemilu padahal

begitu banyak terjadi di diskontinuitas dalam wacana publik.

Historical objectivity dipakai dalam studi ini, karena seperti dikatakan

oleh Leopold von Ranke dapat dilakukan dengan cara melaporkan seperti apa

yang telah terjadi menurut dokumen sejarah, maka tulisan sejarah dapat mencapai

47Ida Bagus Sidemen, “Lima Masalah Pokok dalam Teori Sejarah” Widya

Pustaka edisi Tahun VIII No. 2 Januari 1991 (Denpasar: Fakultas Sastra Universitas

Udayana, 1991), pp.32-48.

48Alexander Aur, “Pascastrukturalisme Michel Foucault dan Gerbang Menuju

Dialog Antarperadaban” dalam Teori-teori Kebudayaan, Mudji Sutrisno & Hendar

Putranto, ed. (Yogyakarta: Kanisius, 2006), p. 149.

49Ida Bagus Sidemen, op. cit., pp. 38-39.

Page 58: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

30

objektivitasnya. Teori ini akan dapat membantu menganalisis keobjektifan dari

penelitian ini berdasarkan sumber yang ada, berupa buku referensi, hasil

wawancara dan sumber lainnya.50

Historical causation digunakan dalam studi ini karena terkait dengan

penjelasan sebab-akibat dalam sejarah dengan dua langkah yakni, memperhatikan

dua kejadian atau lebih dan menegaskan bahwa ada hubungan antara kejadian-

kejadian itu. Akan tetapi sebagai sebuah sejarah pascastrukturalism, maka dalam

studi ini yang akan dicari adalah sebab-sebab terdekat dari suatu peristiwa.51 Hal

ini sama halnya dengan mencari jiwa jaman pada suatu peristiwa.

Historical determinism tidak digunakan, karena para ahli sejarah

pascastrukturalisme mengatakan ide-ide determinis dalam sejarah harus diganti

dengan keterputusan (discointinuity), patahan (rupture) kontingensi dan

kebetulan (chance), karena itu mereka memakai lagi konsep periode-periode

feodalisme dan kapitalisme.52

Sementara itu, teori ilmu sosial kritis hanya dipakai untuk menjawab

pertanyaan penelitian yang pertama. Teori sosial kritis tersebut diambil dari

Foucault terutama yang menyangkut analisis wacana-pengetahun-kekuasaan,

yakni suatu cara pandang untuk menjelaskan relasi yang tidak tampak di berbagai

wacana, yaitu relasi kekuasaan. Di dalam berbagai wacana, ada relasi kekuasaan

50Ibid., p. 40.

51Seperti dikemukakan oleh sejarawan radikal Robert Samuel, pencetus History

Workshop, seorang pengikut postmodernisme, setiap orang hendaknya memandang

sejarah bukan sebagai rekaman masa lalu, terkait dengan fakta namun hanya penemuan

atau fiksi dari sejarawannya sendiri. Richard J. Evans, In Defence of History (London:

Granta Book, 1977), p. 7, dikutip dalam I Nyoman Wijaya, op. cit., p. 6.

52Alexander Aur, loc. cit.

Page 59: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

31

tertentu yang menentukan formasi wacana itu sendiri (discourse formation), serta

bentuk subjektivitas yang terbentuk di dalamnya.

Dengan mengutip Behan McCullagh (2004:95), Nyoman Wijaya

mengatakan teori Foucault yang dapat dijadikan sebagai rumus untuk

membongkar segala sesuatu yang sebelumnya disembunyikan adalah manusia

tidak digerakkan oleh nilai yang mereka anut, melainkan hanya berkompromi

dengan wacana-wacana yang diberikan oleh mereka yang diberikan kuasa

berbicara.53 Piliang mengabstraksikan teori analisis kekuasaan Foucault, dengan

menyebutkan, bahwa pada setiap wacana terdapat relasi yang saling terkait antara

ungkapan wacana, pengetahuan (knowledge) yang melandasinya, dan relasi

kekuasaan yang beroperasi di baliknya. Setiap wacana menyatu dengan kekuasaan

yang beroperasi di baliknya; dan juga tidak bisa dipisahkan dari relasi kekuasaan

yang tersembunyi di baliknya, yang merupakan produk dari praktik kekuasaan.

Kekuasaan yang dimaksud Foucault bersifat plural tidak sentralistik, yang tumbuh

dari berbagai ruang periferal, dan ada di mana-mana.54

Jika dikaitkan dengan PNI, sekalipun kekuasaan tidak berasal dari

ekonomi maupun politik, karena memang tidak ada dasarnya, sehingga seolah

tidak pantas dipakai sebagai landasan berpikir dalam studi, namun Foucault juga

mengartikan kekuasaan adalah strategi yang diakibatkan oleh fungsi yang meliputi

disposisi, manuver, taktik, dan teknik. 55 Dengan demikian, pengertian kekuasaan

53I Nyoman Wijaya, “Mencintai Diri Sendiri,” op. cit., p. 39.

54Ibid., p. 223.

55Ibid., p. 42

Page 60: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

32

yang dipahami dalam studi ini adalah strategi yang dipakai oleh PNI dalam

mencapai kememangan dalam Pemilu 1955 di Bali.

1.6.2. Kerangka Konseptual

Konsep merupakan unsur-unsur abstrak yang mewakili kelas-kelas

fenomena dalam satu bidang studi, dengan demikian konsep merupakan

penjabaran abstrak dari teori.56 Berdasarkan hal tersebut, yang dijadikan sebagai

landasan berpikir untuk mengkaji pertanyaan penelitian dalam studi ini, bukan

teorinya, melainkan konsep-konsepnya. Di dalam teori relasi kuasa Foucault

terkandung tiga konsep yakni wacana, pengetahuan, dan kekuasaan.

1.6.2.1. Wacana

Ankersmit mengatakan, bila Foucault berbicara tentang bahasa, ia sering

mempergunakan kata discours (wacana), yaitu tindak bahasa yang diarahkan

kepada kebenaran. Konsep ini terutama terjadi dalam penalaran ilmiah, tetapi

bahasa sehari-hari pun seperti dipakai dalam rapat-rapat, pidato-pidato politik, dan

diskusi-diskusi juga merupakan suatu discours. Bagi Foucault, masa silam pada

hakikatnya merupakan suatu lautan kumpulan manusia yang omong-omong dan

berbicara, lautan kata dan bahasa yang dipakai dalam keadaan yang beraneka

ragam. Konsep ini dapat dipakai sebagai landasan berpikir untuk menunjukkan

adanya suatu tindak bahasa yang terlihat melalui wacana-wacana publik sepanjang

56Maria S.W Sumardjono, Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian, Sebuah

Panduan Dasar (Jakarta: PT. Gramedia Pustama Utama, 1996), p. 20.

Page 61: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

33

tahun 1951-1955 yang akan ditanggapi secara berbeda sesuai tingkat pengetahuan,

pengalaman, dan penalaran individu-individu yang menangkapnya untuk

dijadikan kekuasaan. Dengan demikian akan terdapat beraneka ragam wacana

yang dianggap sebagai suatu kebenaran dengan maksud mencapai kekuasaan yang

berbeda pula.

1.6.2.2. Pengetahuan

Pengetahuan, seperti dikatakan oleh Redaksi majalah Basis dilingkupi oleh

epistème.57 Menurut Ankersmit, epistème adalah struktur yang dibuat oleh

Foucault untuk memahami masa lampau yang disebutnya sebagai suatu lautan

(kumpulan) kata dan bahasa, yang dipakai oleh suatu masyarakat dalam keadaan

yang beraneka ragam. 58

Ada tiga sifat utama dalam epistème, satu, epistème menentukan

bagaimana manusia melihat dan mengalami kenyataan yang sangat ditentukan

oleh latar belakangnya (keilmuannya), penalarannya, sehingga setiap orang yang

berbeda ilmu bisa menafsirkan sebuah gambar yang sama dengan caranya sendiri-

sendiri. Dengan kata lain epistème adalah cara manusia mengalami kenyataan

menentukan bagaimana mereka melihat kenyataan, struktur mana yang mereka

terapkan pada kenyataan, serta benda-benda mana yang mereka lihat dalam

57Redaksi, “Orang yang Berjalan di Depan Kita,” Basis, Nomor 01-02, Tahun Ke-

51, Jakarta, Februari 2002, p. 6.

58Penjelasan mengenai pengertian wacana dan pengetahuan sepenuhnya diambil

dari F.R. Ankersmit & D. Hartoko, Refleksi Tentang Sejarah : Pendapat-Pendapat

Modern Tentang Filsafat Sejarah (Jakarta : PT Gramedia, 1987), pp. 310-312.

Terimakasih kepada Bapak Nyoman Wijaya atas penjelasan tambahan mengenai teori ini,

sehingga penulis bisa lebih mudah memahaminya.

Page 62: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

34

kenyataan. Sebagai contoh, manusia Barat modern yang mengalami kenyataan di

tahun 1930 mudah sekali membedakan pesawat terbang dengan seekor burung,

suatu hal yang belum tentu bida dilakukan oleh manusia primitif terpencil pada

tahun yang sama, karena mereka tidak pernah mengalami kenyataan yang

serupa.59

Konsep di atas menjadi dasar penjelasan terkait pemahaman/nalar yang

berbeda-beda pada kelas masyarakat sebagai massa yang menangkap suatu

wacana publik sesuai dengan nalarnya. Sebagai contoh isu mengenai Pemilu 1955

yang telah tersebar sejak tahun 1952, ditangkap sebagai suatu wacana yang

memiliki arti tidak hanya pelaksanaan suatu pemilihan umum di kalangan

masyarakat, melainkan juga sebagai penentuan arah politik Indonesia yang baru

yang tentu memiliki pengaruh yang berbeda ke masing-masing bidang di dalam

negeri.

Dua, Foucault mengkaitkan epistème dengan larangan, penyangkalan,

dengan pengesampingan. Ketiganya menjadi pintu pembuka untuk mengetahui

epistème yang menyelimuti pengetahuan seseorang. Penalaran dan epistème

mengatur dan mengontrol pengetahuan manusia kenyataan. Selain kenyataan

(yang benar-benar nyata, yang dapat dilihat dan dirasakan) penalaran dan epistème

juga mengatur dan mengontrol barang-barang yang tidak ada di dalam kenyataan

(yang tidak bisa dilihat dan dirasakan) yang terungkap melalui pelarangan-

pelarangan seperti tabu, kegilaan, dan ketidakbenaran. Dalam hal ini identitas

penalaran dan epistème tidak disebabkan oleh apa yang terkandung di dalam

59Uraian dari halaman 33-34 tersebut di atas dikutip dari F.R. Ankersmit, op.cit.,

pp. 310-312.

Page 63: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

35

barang-barang yang tidak ada dalam kenyataan itu, melainkan oleh apa yang

mereka kucilkan. Jadi larangan itu tidak disadari sama seperti epistème itu sendiri

tidak disadari. Supaya pengertian Foucault tentang negativitas itu bisa dimengerti

dapat digunakan sebuah contoh, bahwa seseorang baru menyadari ada suatu tirai

didepan matanya apabila sesudah melihatnya mereka menyadari tirai itu telah

mewarnai, mengesampingkan, atau melarang sesuatu. Melihat dan menyadari

adalah dua hal yang berbeda.

Sekalipun telah melihatnya namun belum tentu dia menyadari keberadaan

tirai tersebut. Kesadaran itu baru muncul setelah dia menyadari tirai tersebut telah

melarangnya untuk melihat sesuatu yang tersembunyi di baliknya. Jadi, menurut

Foucault, identitas penalaran dan epistème tidak disebabkan oleh apa yang

terkandung di dalamnya melainkan oleh apa yang mereka kucilkan. Contoh

lainnya, seseorang baru menyadari dirinya melihat sebuah taman dari balik

jendela kaca, jika di dalam kaca tersebut dia menemukan goresan-goresan yang

menyaring sinar cahaya lain dari bagian-bagian di sekitarnya.

Atas dasar pemahaman seperti itu, Foucault mengatakan setiap zaman

mempunyai kaca matanya sendiri, dengan warna tertentu. Artinya, setiap zaman

memiliki kelakuan-kelakuan tertentu yang dianggap abnormal, misalnya kegilaan,

kejahatan, dan kelakuan yang aneh. Dari kelakuan-kelakuan yang tidak abnormal

itulah epistème mengungkapkan identitasnya. Oleh karena itu jika ingin menyusun

kembali epistème yang menyelimuti suatu pengetahuan, maka menggunakan

sesuatu yang ditabukan (sesuatu yang dianggap abnormal) di masyarakat sebagai

pintu masuknya. Inilah salah satu bagian penting dari metode Genealogi Foucault,

Page 64: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

36

yakni meneliti dari hilir ke hulu, dari luar ke dalam atau bisa disebut pula dari

bidang-bidang yang ditabukan atau dilarang menuju ke intinya yang positif.

Tiga, dalam epistème diungkapkan bagaimana suatu hubungan tertentu

antara bahasa dan kenyataan. Bahasa menurut Foucault, bukan sebuah medium

yang transparan, yang membuka jalan untuk dapat berbicara mengenai kenyataan

serta serta menelitinya. Sama halnya dengan epistème yang mengatur dan

menyaring pengetahuan manusia mengenai kenyataan, bahasa selalu turut

ditentukan oleh epistème. Oleh karena itu bahasa bukanlah sebagai medium yang

transparan, yang membuka jalan untuk berbicara mengenai kenyataan, bukan pula

pencerminan kenyataan. Bahasa adalah alat yang digunakan epistème untuk

mengatur dan menyusun kenyataan sesuai dengan tabiat epistème itu sendiri.

Foucault akhirnya sampai pada suatu pendapat penting bahwa bahasa dan

epistème bukanlah prinsip-prinsip yang tidak aktif melainkan berusaha untuk

mengubah kenyataan. Atau secara padat bahasa dan epistème selalu berusaha

untuk menguasai kenyataan. Akan tetapi yang berusaha dikuasainya itu bukanlah

kenyataan alam raya, melainkan kehidupan manusia. Kenyataan sosiohistoris,

yang lebih mudah mengalami dampak kekuasaan bahasa dan epistème. Sepanjang

abad manusia menciptakan suatu lingkungan sosial sesuai dengan konsep-konsep

dan epistème- epistème yang merupakan sarana untuk mencakup kenyataan dalam

konsep-konsep. Pemakaian bahasa tidak menuju diberlakukannya kekuasaan,

melainkan sama dengan diberlakukannya kekuasaan.

Dari tiga model epistème yang menyelimuti pengetahuan itu, yang paling

cocok dengan studi ini adalah model yang pertama, bahwa masyarakat politik di

Page 65: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

37

Bali dari sejak awal pemilu dicanangkan dan dilaksanakan, 1951-1955

mempunyai cara yang berbeda-beda di dalam menangkap pengetahuan yang

tersembunyi dalam wacana-wacana yang berkembang di masyarakat, karena

mereka mengalami kenyataan yang berbeda-beda satu sama lain. Kenyataan

tersebut bisa terbentuk melalui aliran ideologi politik masing-masing.

Dengan demikian, seperti dikatakan oleh Redaksi Basis, setiap

pengetahuan manusia bukan hanya dilingkupi oleh epistème yang merupakan

jalinan yang luas rumit antara berbagai kepentingan seperti yang sudah disebutkan

di atas, melainkan juga kepekaan manusia mengenali tatanan rasional, sehingga

perumusan para ilmuwan yang serius sekali pun tak bakal terjadi selain berkat

kaitan-kaitannya menyeluruh dengan yang ada itu (jalinan yang luas rumit antara

berbagai kepentingan dan mengenali tatanan rasional) dan bukan sebaliknya.

Artinya, Foucault menyangkal pernyataan yang menyebutkan bahwa pengetahuan

berkembang berkat pemikiran tokoh-tokoh yang berhasil menelorkan gagasan-

gagasan mereka dengan cemerlang di masyarakat, sebab pada dasarnya ilmu

berkembang secara menyeluruh dalam satu periode, kemudian berganti secara

menyeluruh dalam periode yang lain kadang-kadang secara tiba-tiba.60

1.6.2.3. Kekuasaan

Menyangkut kekuasaan seperti dijelaskan Redaksi Basis merupakan tema

sentral dalam pemikiran Foucault. Dia menolak pendapat umumnya yang

mengartikan kekuasaan sebagai daya atau pengaruh yang dimiliki oleh seseorang

60Redaksi, loc. cit.

Page 66: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

38

atau suatu lembaga untuk memaksakan kehendaknya kepada pihak-pihak lain,

seperti yang telah digunakan oleh para pengamat sejarah, politik, dan sosial.

Kekuasaan semacam ini dipandang oleh Foucault sebagai hal yang bersifat

represif atau kadang opresif. Foucault mengajarkan cara membaca kekuasaan

secara berbeda, sebab kekuasaan itu tidak bersifat subjektif. Kekuasaan menyebar

tanpa bisa dilokalisasi dan meresap dalam seluruh jalinan perhubungan sosial.

Kekuasaan beroperasi dan bukan dimiliki oleh oknum siapa pun dalam relasi-

relasi pengetahuan, ilmu, lembaga-lembaga. Lagipula sifatnya bukanlah represif,

melainkan produktif dan menormalisasikan susunan-susunan masyarakat.61

Konsep di atas akan dipakai sebagai landasan berfikir terkait adanya suatu

kekuasaan yang tidak bersifat subjektif, melainkan objektif yang akan

menentukan proses berjalannya Pemilu 1955. Konsep ini membantu untuk

memahami bahwa kekuasaan yang timbul dalam Pemilu 1955 bukanlah sesuatu

yang dimiliki oleh seseorang, melainkan sesuatu dampak dari hubungan-

hubungan atau relasi-relasi yang saling terkait berdasar pemahaman masing-

masing individu dalam menangkap suatu wacana publik antara 1951- 1955.

1.7 Metode Penelitian dan Sumber

Langkah awal yang dilakukan pada studi ini baru sampai pada penelitian

kepustakaan, yakni mencari dan menemukan sumber yang tersebar di berbagai

tempat. Di Arsip Nasional RI berhasil ditemukan arsip tentang pemilu 1955 yang

bersifat umum di tingkat nasional, antara lain berupa surat-surat yang dikeluarkan

61Ibid.

Page 67: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

39

oleh Panitia Pemilihan Umum yang ditujukan kepada semua Panitia Pemilihan

Kabupaten di seluruh Indonesia. Surat-surat tersebut menyangkut berbagai hal,

antara lain pemberian persekot uang muka sebelum dikeluarkan otorisasi

khusus.62

Ditemukan pula dokumen yang bersifat kedaerahan, namun lokasinya di

luar Bali seperti yang dikeluarkan oleh Residen Pekalongan perihal janda atau ahli

waris petugas Pemilu yang tewas saat menjalankan tugas.63 Ada surat rahasia

yang dikeluarkan oleh Gubernur Jawa Timur mengenai ceramah-ceramah PKI di

Balungkidul, Jember dan di Cerme, Surabaya,64 Ditemukan pula surat yang

dikeluarkan oleh Ketua II Partai Nahdlatul Ulma di Banyuwangi. Dokumen-

dokumen tersebut belum digunakan oleh dua peneliti tentang PNI tersebut di

atas..65

Sekalipun dokumen-dokumen tersebut di atas tidak ada kegunaannya

secara langsung dalam studi ini, cukup memberikan inspirasi untuk

62“Surat Panitia Pemilihan Umum Indonesia, S. Hadikusumo, No: 56/C/711,

Djakarta, tgl. 23 April 1956 Kepada Jth. Semua Panitia Pemilihan dan Panitia Pemilihan

Kabupaten di Seluruh Indonesia. Perihal: Pmeberian Persekot Uang Duka Sebelum

dikeluarkan Otorisasi” (Dokumen: Koleksi Arsip Republik Indonesia). Lihat lebih jauh

Lampiran I No. 1.

63“Surat Residen Pekalongan t.t Soejoto Sastrowardjojo No: Des. 56/C/711,

Djakarta, tgl. 26 April 1956 Kepada Jth. Jth. Gubernur Djawa Tengah di Semarang.

Prihal: uang duka achli waris para anggota Badan Penjelenggara Pemilihan Umum jang

gugur dalam mendjalankan tugasnja” (Dokumen koleksi Arsip Republik Indonesia). Lihat

lebih jauh Lampiran I No.2.

64“Surat Gubernur Djawa Timur t.t Samadikoen No. Pol. 1513/54/Rhs, Surabaja,

tgl. 12 Agustus 1954 Kepada Jth. Wakil Perdana Menteri I di Djakarta. Perihal :

Tjeramah2 P.K.I di Balungkidul (Djember) dan Tjerme (Surabaja)” (Dokumen koleksi

Arsip Nasional Republik Indonesia). Lihat lebih jauh Lampiran I No. 3

65Surat pernjataan dari A. Rosjid Ketua II Partai Nahdlatul Ulama Tjabang

Banjuwangi, No. 198/Tanf/155, tentang ‘keputusan desakan kepada Panitia Pemilihan

Indonesia untuk bertindak terhadap pemasangan gambar yang lain dari ketentuan Panitia’,

8 Juni 1955. Dokumen ANRI, Kab. Pres. RI No. 988. Lihat lebih jauh Lampiran I No.3

Page 68: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

40

menginterpretasikan situasi politik yang pada umumnya terjadi di wilayah

Indonesia lainnya, di luar Bali. Satu-satunya dokumen tentang Pemilu 1955

mengenai Bali yang bisa dicari dan ditemukan di Arsip nasional Indonesia adalah

salinan buku surat-surat putusan menteri dalam negeri, yang menyebutkan nama-

nama kabupaten, kecamatan, dan desa di Bali yang menjalankan Undang-Undang

Pemilu.66

Kekurangan dokumen tersebut rencananya akan ditutupi dengan dokumen

lisan, namun ternyata sangat sulit mencari dan menemukan tokoh-tokoh pelaksana

Pemilu 1955 di Bali. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Putra Wijaya,

pengamat tokoh-tokoh veteran, masih ditemukan seorang mantan pejuang berusia

98 tahun di Mengwi, namun sudah terbaring sakit di tempat di tidur. Di Denpasar

ditemukan seorang tokoh politik yang pernah menjadi anggota DPRD usianya 87

tahun. Informan ini sudah tidak begitu banyak memberikan informasi dan tidak

memiliki catatan tertulis.

Selanjutnya, dengan mengunjungi Gedung Merdeka di jalan Surapati No.7

Denpasar, atas saran Putra Wijaya, didapati kesempatan wawancara Ketua LVRI

kota Denpasar Djero Wiladja67 dan Ketua LVRI Provinsi Bali Gusti Bagus

66“Salinan dari buku Daftar salinan-surat-surat Putusan Menteri Mr. Moh. Roem,

No. Und. 5/10/48, Djakarta, tgl 9 Djuli 1953 kepada Gubernur Sunda ketjil Lamp. 1

Keputusan Dalam Negeri (Dokumen koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia). Lihat

lebih jauh Lampiran I No.4.

67Wawancara dengan Djero Wiladja pada tanggal 28 April 2017 bertempat di

Gedung Merdeka Lantai II, jalan Surapati No. 7 Denpasar. Lihat Lampiran Gambar No.

1.1. (foto penulis bersama informan seusai wawancara).

Page 69: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

41

Saputra.68 Melalui hasil wawancara dengan kedua tokoh angkatan 1945 ini

didapati informasi tentang hubungan para eks-pejuang dengan Pemilu 1955. Akan

tetapi informasi hanya sebatas siapa mendukung siapa, dan tidak begitu detail.

Para informan terlihat tidak terlalu memperhatikan ruang lingkup tahun 1951

sampai 1960 dalam hidup mereka, melainkan lebih banyak terpusat ke dalam

kisah perjuangan mereka, sedangkan terkait dengan pelaksanaan Pemilu 1955,

karena tidak secara langsung terlibat menjadi tidak disinggung-singgung.

Ada juga keinginan untuk mencari dan menemukan masyarakat sipil,

namun kembali terbentur pada persoalan umur. Salah satu orang sipil yang bisa

dicari dan ditemukan adalah I Gusti Ngurah Gede Pemecutan, namun tidak

banyak memberikan informasi tentang pemilu di Bali. Melaluinya didapatkan

informasi tentang adanya persaingan diantara dua puri yang memiliki kuasa di

Badung semenjak masa kolonial hingga berpengaruh sampai pasca reformasi.69

Puri yang tidak lain adalah Puri Pemecutan dan Puri Satria ini membawa suatu

persaingan yang memiliki dampak politis akan kemenangan salah satu partai yang

tidak mendapat kemenangan di Pusat, yakni Partai Sosialis Indonesia yang

memperoleh suara terbanyak di Badung.70

68Wawancara dengan Gusti Bagus Saputra pada tanggal 02 Mei 2017 bertempat

di Gedung Merdeka Lantai II, jalan Surapati No. 7 Denpasar. Lihat Lampiran Gambar

No. 1.2. (foto penulis bersama informan seusai wawancara).

69 Hasil wawancara dengan I Gusti Ngurah Gede Pemecutan pada tanggal 17

Maret 2017 bertempat di Jl. Thamrin No.2, Denpasar. Lihat Lampiran Gambar No. 1.3.

(foto saat penulis melakukan wawancara dengan narasumber).

70Hasil wawancara dengan Gusti Bagus Saputra pada tanggal 02 Mei 2017

bertempat di Gedung Merdeka Lantai II, jalan Surapati No. 7 Denpasar.

Page 70: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

42

Berdasarkan kondisi tersebut di atas yang menunjukkan adanya kelemahan

dalam penemuan sumber primer berupa arsip, maka penelitian ini difokuskan pada

wacana publik, namun kembali muncul kendala. Di Bali tidak ditemukan surat

kabar terbitan awal tahun 1950-an. Surat kabar periode tersebut justru ditemukan

sebuah perpustakaan di Yogyakarta.71 Wacana publik yang dipublikasikan dalam

surat kabar sangat beragam, antara lain tentang keadaan perpolitikan mulai dari

tingkat internasional sampai tingkat lokal periode tahun 1950-an.72 Melalui

sumber-sumber ini dapatlah dipahami pemetaan politik pada periode tersebut.

Dalam Suara Indonesia yang terbit pada tahun 1951, diketahui adanya dua negara

super power yakni Uni-Soviet dan Amerika yang menjadi kiblat masing-masing

politik. Suara Indonesia Oktober 1951 memberitakan seruan damai dari Presiden

Amerika kepada Uni-Soviet untuk menghindari dampak peperangan yang

merugikan kehidupan manusia.73 Selain itu, pada waktu yang sama perpolitikan di

Asia juga sedang gamang dengan posisi kedudukan mereka.

Menurut Presiden India, Asia harus memiliki aliran politiknya sendiri

selain aliran kedua kiblat diatas. Hal ini senada dengan apa yang terjadi pada

partai Sosialis di Asia, mereka mulai ingin memilih jalan ketiga dan berbalik dari

kiblat mereka terhadap sosialis Barat (Soviet) yang dirasa masih bersifat

71Lihat Lampiran Gambar 1.4. (Gambar penulis dengan tumpukan surat kabar di

di salah saturuangan gedung Jogja Library Center, saat penulis melakukan penelitian).

72Semua sumber baik yang sudah atau belum digunakan dalam penulisan usulan

penelitian di dicantumkan dalam Lampiran, sebagai bukti bahwa proses penelitian sudah

sedang berjalan.

73“Asia harus punya politik sendiri selain Truman vs Stalin,” Suara Indonesia,

Oktober 1951.

Page 71: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

43

imperialis.74 Tentunya hal ini berdampak dengan perpolitikan di Indonesia saat

itu. Di Indonesia suhu politik memanas dengan adanya penculikan beberapa tokoh

politik dan penyitaan buku-buku Karl Marx.75 Di tambah lagi dengan pro-kontra

partai-partai politik dalam menyetujui perjanjian damai Jepang dengan Indonesia,

dikarenakan menurut sebagian ahli politik Indonesia tidak pernah menyerukan

perang kepada jepang.76

Tahun 1952 diberitakan beberapa laporan oleh Suara Indonesia, terkait

dengan suasana pergantian kabinet yang banyak mewarnai perseteruan politik saat

itu.77 Di Singaraja saat itu juga terjadi pemulihan keadaan dari kerusuhan-

kerusuhan kecil yang terjadi pada pemuda saat itu.78 Sementara pada peristiwa

nasional, didapati laporan bersedianya PNI dan Masyumi bersepakat dalam suatu

kabinet.79 PNI juga bersedia menjadi formatur bagi kabinet koalisi dan meminta

mandatnya untuk segera diserahkan.80 Sementara itu kabar Gerakan Sosialis Asia

untuk mencari jalan ketiga semakin disoroti.81

Pada tahun 1953, Suara Indonesia melaporkan tentang perpolitikan

Indonesia yang suasananya lebih memanas lagi. Tudingan terhadap aliran

74“Sjahrir dan Romonahar temui Pemimpin Sosialis Birma,” Oktober 1951.

75“Buku Karl Marx disita,” Suara Indonesia, September 1951.

76“Memang ada aliran Natsir dan aliran Soekirman,” Suara Indonesia, Agustus

1951. 77“PNI setujui beleid dewan pimpinan,” Oktober 1951.

78“Keamanan di Singaraja pulih kembali,” Suara Indonesia, April 1952.

79“PNI-Masyumi telah temukan kesepakatan,” Suara Indonesia, Maret 1952.

80“PNI sedia jadi formatur kabinet koalisi,” Suara Indonesia, Februari 1952.

81“Gerakan Sosialis,” Suara Indonesia, April 1952.

Page 72: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

44

komunisme semakin menjadi-jadi.82 Selain itu ketegasan pemerintah juga

dipertanyakan oleh PSI.83 Hal ini mengakibatkan keraguan terhadap

kepemimpinan para tokoh politik.84 Telah tampak pula usaha untuk mencapai

keputusan kerjasama partai demi kelancaran revolusi nasional.85 Selama peristiwa

ini berlangsung keadaan di Bali menantikan seorang pemimpin baru untuk

menggantikan Gubernur Susanto yang akan bertugas di luar negeri.86 Selain itu

telah tampak pula usaha-usaha penjelasan mengenai Pemilu oleh PNI di beberapa

wilayah di Bali.87

Ditemukan pula Suara Indonesia tahun 1954 menggambarkan keadaan

politik yang masih terus memanas menjelang Pemilu 1955. Penangkapan-

penangkapan tokoh politik masih diteruskan, dan membuat PKI akhirnya

menyerukan agar tindakan pemerintah itu tidak setengah-setengah, orang-orang

Belanda yang anti republik yang masih bercokol di Indonesia juga diharapkan

dapat ditindak dengan tegas.88 Selain itu di Bulan Februari Menteri Kehakiman

berkeliling daerah-daerah untuk melantik dan menyumpah panitia pemilihan

daerah, ia mengungkapkan stabilisasi di daerah akan tercapai melalui jalan Pemilu

82“PKI pengacau terbesar,” Suara Indonesia, September 1953.

83“PSI belum ada gambaran jelas dari pemerintah,” Suara Indonesia, September

1953.

84“Rakyat akan dibawa kemana oleh jago Politik ??,” Suara Indonesia,September

1953.

85“Kerjasama partai demi kelancaran revolusi nasional,” Suara Indonesia,

Oktober 1953.

86“Konperensi PNI Sunda Kecil,” Suara Indonesia, Januari 1954.

87“Stabilisasi akan tercapai melalui jalan PEMILU,” Suara Indonesia, Februari

1954.

88“Keluarkan Orang Belanda anti Republik,” Suara Indonesia,Januari 1954.

Page 73: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

45

tersebut. Selain itu sudah tampak pula jalinan persahabatan antar daerah di Bali

dengan adanya kunjungan ketua DPRDS Buleleng ke Ibu kota Bali.89

Surat kabar tersebut lalu didukung dengan majalah tahun 1950an.

Dibutuhkan juga majalah periode 1940-an, 1930, dan 1920 untuk membicarakan

latar belakang terbentuknya epistème masyarakat Bali. Di Pusdok belum

ditemukan majalah-majalah tersebut, sedangkan di Gedung Kirtya,90 Singaraja

hanya ditemukan sebagian saja. Majalah-majalah yang terbit di tahun-tahun

tersebut adalah Surya Kanta, Bali Adnyana, Bhawanagara, dan Djatajoe Barulah

kemudian setelah ada ijin menggunakan koleksi lembaga penelitian dan penulisan

swasta tersebut, persoalan ini bisa teratasi.

Sumber yang kemudian berhasil dikumpulkan juga telah mengalami

verifikasi melalui kritik ekstern yang mengkritik autensitas dari sumber dan kritik

intern yang mengkritik kredibilitas sumber. Setelah melalui verifikasi kemudian

dilakukan interpretasi atau penafsiran terhadap hasil verifikasi dengan cara di

analisis ataupun melalui cara sintesis.91

1.8 Sistematika Pembahasan

Sebagai konsekuensi dari penggunaan metode genealogi Foucault, maka

penulisan hasil penelitian studi ini tidak sepenuhnya mengikuti pola ‘kronologis’

seperti yang umumnya berlaku dalam sejarah strukturaslisme. Metode penulisan

89“Ketua DPRDS tinjau Ibukota Bali,” Suara Indonesia, Oktober 1954.

90Lihat Lampiran Gambar 1.5. (Gambar tanda mata penulis usai melakukan

penelitian di Gedong Kirtya).

91Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta : Tiara Wacana, 2013), pp.

69-79.

Page 74: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

46

seperti ini sudah pernah digunakan oleh Denys Lombard92 juga sudah dipakai oleh

Nyoman Wijaya dalam disertasinya.93 Dengan demikian Pemilu 1955 akan

diposisikan sebagai masa kini yang terjadi di masa lampau ketika pesta demokrasi

ini mulai dicanangkan dan dilaksanakan tahun 1955. Sebagai masa kini, maka

jawaban pertanyaan penelitian studi ini akan dicari mulai dari tahun 1951-1955,

untuk melihat ada atau tidaknya diskontinuitas dan kontinuitas dalam wacana

publik yang pengetahuannya ditangkap oleh masyarakat politik yang

memungkinkan PNI tampil sebagai pemenang dalam Pemilu 195594.

Berdasarkan pemahaman seperti itu, maka penulisan ini akan dibagi

menjadi enam bab. Bab I merupakan Bab Pendahuluan yang berisikan latar

belakang permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian,

tinjauan pustaka, metodologi yang digunakan, kerangka teoritis dan kerangka

konseptual, metode penelitian dan sumber, dan sitematika pembahasan.

Bab II menggambarkan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pemilihan

pemilu 1955, yang menempatkan PNI tampil sebagai pemenang Pemilu 1955.

Bab III merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian pertama bagian

kesatu yakni kondisi-kondisi dan faktor-faktor yang memungkinkan PNI menang

dalam Pemilu 1955 sekalipun begitu banyak diskontinuitas dalam wacana publik

92Lihat Lebih Jauh Denys Lombard, Nusa Jawa : Silang Budaya, Bagian 1:

Batas-Batas Pembaratan, terjemahan Winarsih Partaningrat Arifin, Rahayu S. Hidayat,

dan Nini Hidayati Yusuf judul asli Le Carrefour Javanis: Essai d’histoire globale, Series

Ed. Volume 1 ( Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008).

93Lihat kembali disertasi I Nyoman Wijaya seperti telah disebutkan di atas.

94Hasil Pemungutan Suara Pemilihan Umum 1955 baik untuk Anggota DPR

maupun Anggota Konstituante dapat dilihat dalam Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 yang dikutip

dalam Muhadam Labolo, Partai Politik dan Sistem Pemilihan Umum di Indonesia: Teori,

Konsep, dan Isu Strategis (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), pp.118-120.

Page 75: GENEALOGI KEKUASAAN KEMENANGAN PARTAI NASIONAL … · 2017. 9. 11. · Indonesia Dalam Pemilu 1955 Di Bali Partai Nasional Indonesia (PNI) muncul sebagai pemenang pada Pemilu pertama

47

1951-1955. Kondisi-kondisi tersebut dicari pada proses terbentuknya epistème

masyarakat politik yang ikut menentukan tingkat kesadaran masyarakat Bali

dalam memandang masa lampau dan menggambarkan harapan mengenai masa

kini. Sementara, faktor-faktor yang menyebabkan kemenangan PNI dalam Pemilu

1955 akan dilihat pada strategi atau kemampuan mereka dalam menangkap

wacana-wacana publik di tingkat nasional dan internasional untuk dijadikan

kekuasaan yang dianggap sebagai suatu kebenaran.

Bab IV merupakan kelanjutan dari jawaban dari pertanyaan penelitian

pertama bagian kedua khususnya yang dicari pada relasi wacana-kuasa, dan

pengetahuan yang tersembunyi rapi di dalamnya.

Bab V merupakan jawaban pertanyaan penelitian kedua yang

membicarakan prosesnya PNI menangkap pengetahuan yang tersembunyi dalam

diskontinuitas wacana publik sehingga memberikan peluang baginya tampil

sebagai pemenang dalam Pemilu 1955. Dalam bab ini dilihat pula sejumlah

wacana publik sekunder yang dilontarkan oleh PNI sebagai reaksi atas wacana-

wacana publik lokal yang berkembang di masyarakat.

Bab VI berbicara mengenai implikasi dari strategi PNI mencapai

kemenangan dalam Pemilu 1955 yang lebih mengutamakan menangkap

pengetahuan yang tersembunyi dalam suatu wacana publik yang memberikan

mereka keuntungan secara politik terhadap situasi dan kondisi sosial dan ekonomi

masyarakat bali.

Bab VII merupakan simpulan dari hasil penelitian, yang akan berisikan

pandangan penulis terhadap jawaban pertanyaan penelitian studi ini.