gembala sidang senior - rec.or.idrec.or.id/emagz/e-magz_16_desember_2018.pdf · 4 teach khotbah mum...

39

Upload: lamthu

Post on 14-Jun-2019

273 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

GEMBALA SIDANG SENIORPdt. Yakub Tri Handoko, Th.MTelp : 081-55055985Email: [email protected]

GEMBALA LOKAL REC MERR GALAXYPdt. Novida F Lassa, M.Th. Telp.0811-3321-904 Email: [email protected]

GEMBALA LOKAL REC NGINDEN Pdt. Yohanes Dodik Iswanto, M.A. Telp. 081-233780070 Email: [email protected]

GEMBALA LOKAL REC BATAM CENTERPdt. Samuel Sambudjo Budiman, M.K. Telp. 081-931003006 Email: [email protected] /[email protected]

GEMBALA LOKAL REC DARMO PERMAIEv. Edo Walla, M.DivTelp : 082-110002494 Email: [email protected]

HAMBA TUHAN REC

3

TEACHINGKh o t b a h Um u m

E-MAGZ16 Des 2018

m es i as ya n g d i n a n t i ka n(m i k h a 5:1-4a)

Mimbar REC, 16 Desember 2018 | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M.

Tidak semua kerusakan dapat diperbaiki secara keseluruhan. Tambal-sulam bukan sebuah pilihan. Kesalahan yang mun-

cul sangat fatal sehingga dibutuhkan perubahan radikal. Yang diperlukan bukan hanya koreksi, modifikasi, atau renovasi, melainkan peletakan pondasi. Sebuah awal yang baru sangat dinanti. Itulah situasi yang dihadapi oleh bangsa Yehuda pada zaman Mikha. Sang nabi melayani sekitar abad ke-8 SM pada zaman Yotam, Ahaz, dan Hizkia (1:1). Pada masa itu kemerosotan moral dan kompromi relijius terjadi di mana-mana. Agama dijadikan alat untuk kepentingan material. Orang-orang kaya dan para penguasa menindas orang-orang miskin. Keadaan

4

TEACHINGKh o t b a h Um u m

E-MAGZ16 Des 2018

hanya sempat membaik sedikit pada zaman Hizkia. Tidak heran, Mikha berkali-kali menyerukan pertobatan dan penghukuman, baik atas Samaria (1:5-7) maupu Yehuda (1:9-16). Apa yang diberitakan sebagian sudah terjadi. Kedua negara ini sempat dikalahkan oleh bangsa Asyur. Bahkan satu ayat sebelum teks kita hari ini berbicara tentang penghuku-man bagi Yehuda: “Sekarang, engkau harus mendirikan tem-bok bagimu; pagar pengepungan telah mereka dirikan mela-wan kita; dengan tongkat mereka memukul pipi orang yang memerintah Israel” (4:14). Bangsa Yehuda sedang terdesak da tersudut. Tongkat yang biasanya menjadi simbol kekua-saan, sekarang justru menjadi alat pukulan di tangan musuh. Puji Tuhan! Penghukuman bukanlah titik akhir bagi umat TUHAN. Ada kemurahan Allah. Kemurahan-Nya lebih besar daripada semua kegagalan kita. Selama masih ada janji ilahi, masih ada pengharapan yang pasti.

Pemulihan oleh seorang keturunan Daud Pembacaan yang seksama menunjukkan bahwa janji ini sangat berkaitan dengan Daud. Apa yang Allah sudah janjikan kepada Daud – yaitu bahwa keturunannya akan menjadi raja atas umat Allah untuk selamanya (2Sam. 7:12-13) – sedang ditegaskan ulang melalui Mikha. Mazmur 89:35-37 berkata: “Sekali Aku bersumpah demi kekudusan-Ku, tentulah Aku ti-dak akan berbohong kepada Daud: Anak cucunya akan ada untuk selama-lamanya, dan takhtanya seperti matahari di de-pan mata-Ku, seperti bulan yang ada selama-lamanya, suatu saksi yang setia di awan-awan”. Ada beragam keterkaitan dengan Daud yang ditunjukkan dalam teks kita hari ini. Pertama, kelahiran sang penguasa

5

TEACHINGKh o t b a h Um u m

E-MAGZ16 Des 2018

(5:1a). Pusat pemerintahan Yehuda (dan Israel) adalah Yeru-salem. Sejak jaman Daud sampai pembuangan ke Babel kota ini telah menjadi kebanggaan mereka. Namun, Mikha just-ru menyinggung tentang Betlehem-Efrata di daerah Yehuda. Mengapa? Karena Betlehem adalah daerah asal Daud (1Sam. 16:1, 4). Betlehem di kemudian hari dikenal sebagai kota Daud (1Sam. 20:6; Luk. 2:4; Yoh. 7:42). Kedua, permulaan sang penguasa (5:1b). Frasa “permu-laannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala” sebaiknya tidak disamakan dengan kekekalan (kontra KJV). Dalam ki-tab Mikha, frasa seperti ini merujuk pada suatu masa lam-pau di dalam waktu. Sebagai contoh, Mikha 7:14b berbunyi: “Biarlah mereka makan rumput di Basan dan di Gilead sep-erti pada zaman dahulu kala”. Rujukan waktu ini jelas tidak mungkin menunjuk pada kekekalan. Berdasarkan hal ini, frasa “permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala” di 5:1 seharusnya ditafsirkan sebagai rujukan pada zaman Daud dahulu. Mikha sedang memikirkan tentang masa keemasan Israel pada sekitar tiga abad sebelumnya. Ketiga, cakupan kekuasaan (5:1b-2). Sang penguasa yang dijanjikan akan memerintah atas Israel (5:1b). Pemunculan is-tilah “Israel” di sini cukup menarik. Mikha diutus untuk bangsa Yehuda, bukan Israel. Jadi, istilah “Israel” di ayat ini tidak meru-juk pada kerajaan utara, tetapi pada seluruh daerah kekuasaan Daud sebelum kerajaannya pecah menjadi dua pasca kema-tian Salomo. Bukan hanya cakupan kekuasaannya, pemulihan yang di-janjikan juga tidak hanya meliputi bangsa Yehuda. Janji ini juga mencakup bangsa Israel, sebagaimana dikatakan: “lalu selebihnya dari saudara-saudaranya akan kembali kepada

6

TEACHINGKh o t b a h Um u m

E-MAGZ16 Des 2018

orang Israel”. Dua kerajaan disatukan sekaligus. Siapakah raja Israel yang berkuasa atas dua negara ini? Daud dan Salomo. Nama terakhir ini tidak diperhitungkan sebab justru karena dia kerajaan terpecah menjadi dua. Jadi, ayat 1-2 jelas mengarah pada Daud. Keempat, penggembalaan sang penguasa (5:1, 4). Mikha tampaknya sengaja menghindari istilah “raja”. Dia memilih “penguasa” (môšēl, 5:1); suatu istilah yang sangat populer pada masa awal pemerintahan Daud. Pemerintahannya disa-makan dengan penggembalaan (5:4). Walaupun raja-raja lain juga digambarkan sebagai gembala umat, gambaran ini paling melekat pada figur Daud. Sebelum dia menjadi raja, dia ada-lah seorang gembala domba (1Sam. 16:11-13).

Pemulihan oleh Sang Mesias Kita tidak tahu secara pasti bagaimana bangsa Yehuda pada waktu itu memahami janji yang diucapkan oleh Mikha. Awal-nya mereka pasti tidak langsung mengaitkan janji ini dengan Sang Mesias yang akan datang beberapa abad sesudahnya. Se-bagai contoh, rujukan tentang seorang perempuan yang akan melahirkan (5:2a) sangat mungkin dikaitkan dengan nubuat yang diucapkan 30 tahun sebelumnya oleh Yesaya tentang kelahiran seorang anak yang menjadi simbol kehadiran Allah di tengah umat-Nya (Yes. 7:14). Situasi konkrit mendorong orang-orang Israel untuk meli-hat jauh ke depan melampaui raja-raja yang sudah ada. Cak-upan kekuasaan dari sang penguasa yang dijanjikan bukan ha-nya kerajaan Israel + Yehuda, melainkan seluruh bumi (5:3b). Bukan hanya itu. Kekuasaannya akan diwarnai dengan kekua-tan, keluhuran, dan kedamaian (5:3-4a).

7

TEACHINGKh o t b a h Um u m

E-MAGZ16 Des 2018

Siapa raja Israel atau Yehuda yang pantas menggenapi janji ini? Tidak ada sama sekali! Dua kerajaan ini bahkan pada akhirnya dikalahkan oleh musuh-musuh mereka. Umat Allah tidak lagi memilik seorang raja. Lantas, apakah janji Allah terbengkalai? Jelas tidak! Jan-ji ilahi melalui Mikha memang dimaksudkan untuk sebuah masa yang jauh di depan. Melalui berbagai kemelut politik dan keamanan bangsa Yahudi didorong untuk memahami teks ini secara mesianik (bdk. Mat. 2:1-6). TUHAN akan mengutus seorang raja dari keturunan Daud yang akan mengembalikan kejayaan Israel seperti dahulu kala. Sayangnya, tatkala Kristus Yesus datang ke dunia untuk menggenapi janji ini, hati mer-eka terlalu gelap untuk memandang kepada Kristus. Mere-ka memilih untuk menantikan seorang mesias secara politik; mesias yang akan meruntuhkan belenggu penjajahan bang-sa Romawi. Mereka tidak sadar bahwa Mesias sudah datang. Kristus sudah mematahkan belenggu terberat manusia, yai-tu dosa. Kristus sudah mengalahkan musuh terkuat manusia, yaitu maut.

Firman TUHAN hari ini memberikan pengharapan yang teguh bagi kita. Apapun keadaan kita sekarang, masih ada hara-pan di dalam TUHAN. Tidak peduli seberapa kecil kekuatan yang masih tersisa, TUHAN bisa memulai dari sana. Betle-hem bukan kota besar, tapi Allah bisa memulai pemulihan dari sana. Nabi Mikha juga berasal dari desa kecil Moresy-et di daerah Gat (1:1, 14), tetapi TUHAN bisa menggunakan dia untuk menghiburkan umat-Nya. Daud dahulu juga bukan siapa-siapa. Dia hanya seorang gembala domba. Namun, TU-HAN justru memakai dia untuk membawa bangsa Israel pada

8

TEACHINGKh o t b a h Um u m

E-MAGZ16 Des 2018

kejayaan. Sungguh, tidak ada yang mustahil bagi TUHAN. Bi-arlah di momen-momen penantian Natal ini (minggu-minggu Advent), pengharapan kita kembali disegarkan dan penantian kita dikuatkan. Soli Deo Gloria.

9

TEACHINGE-MAGZ16 Des 2018

Pokok Doa Syafaat

1. Berdoa untuk natal. Mengucap syukur perayaan natal tgl 8 Desember sudah berjalan. Kiranya jemaat diberkati ber-ita Firman Tuhan yang disampaikan. Berdoa untuk natal sekolah minggu tgl 15 Desember dan ibadah natal tgl 25 Desember, kiranya memberikan pengajaran dan nilai natal untuk melihat kasih Allah.

2. Berdoa untuk rangkaian natal gereja-gereja di Indonesia kiranya Tuhan memberikan penyertaan dan perlindungan sehingga setiap orang percaya mengalami sukacita natal dan berkat Natal.

10

TEACHINGE-MAGZ16 Des 2018

Katekismus Westminster

Pertanyaan 3:Apa itu Firman Allah?

JawabanKitab-kitab suci Perjanjian Baru adalah Firman Allah, satu-satunya pedoman bagi iman dan ketaatan.a. 2Ti 3:16; 2Pe 1:19-21. b. Efe 2:20; Wah 22:18-19; Yes 8:20; Luk 16:29,31; Gal 1:8-9; 2Ti 3:15-16.

11

CAREA l l A b o u t M a r i a g e

E-MAGZ16 Des 2018

Mendengar merupakan hal yang terus diulang dalam penga-jaran Yesus:• “Dengar dan perhatikanlah …” (Matius 15:11).• “Siapa yang mempunyai telinga untuk mendengar, hendak-

lah ia mendengar!” (Markus 4:9).• Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada

mereka, “Kamu semua, dengarkanlah Aku dan perhatikan-lah” (Markus 7:14).

• “… Perhatikanlah cara kamu mendengar” (Lukas 8:18).Dengarlah dan perhatikanlah semua perkataan-Ku ini …” (Lu-kas 9:44).• “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku” (Yohanes

menggapai surgaPengasuhan Anak Mengajar Kita

untuk Mendengarkan Tuhan

12

CAREA l l A b o u t M a r i a g e

E-MAGZ16 Des 2018

10:27).

Apa yang membedakan antara orang Kristen dan orang yang belum percaya atau orang yang tidak memberi tempat bagi Tuhan dalam kehidupan mereka? Seorang kristiani men-dengarkan Tuhan tatkala dunia mengabaikan-Nya. Kadangka-la kita meremehkan peran mendengarkan, sembari bersikeras bahwa mendengarkan saja tidak cukup. Kita juga harus taat. Namun sejujurnya, pengabaian sepenuhnya dapat menghina segala sesuatu. Kita mengetahui hal ini selaku orangtua. Apa-kah ada yang menjengkelkan daripada berbicara dengan anak-anak yang mengabaikan kita? Tuhan tetap aktif di dalam dunia kita – dan Dia berbicara kepada kita hanya jika kita mau mendengarkan-Nya:• “Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa men-

yatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi” (Amos 3:7).

• “Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kau ketahui” (Yeremia 33:3).

• “Dia yang membentuk gunung-gunung dan menciptakan angin, yang memberitahukan kepada manusia apa yang dipikirkan-Nya,… TUHAN, Allah semesta alam, itulah na-ma-Nya” (Amos 4:13).

• “TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia” (Mazmur 25:14).

• “Setiap orang, yang telah mendengar dan belajar dari Bapa datang kepada-Ku” (Yohanes 6:45).

• “Semua anakmu akan menjadi murid TUHAN” (Yesaya

13

CAREA l l A b o u t M a r i a g e

E-MAGZ16 Des 2018

54:13).

Banyak di antara kita yang tidak tampak memberontak se-cara aktif kepada Tuhan. Kita tidak mengacungkan tinju ke-pada Tuhan atau merusak nama-Nya – tetapi kita biasanya mengabaikan Dia. Kita terlalu sibuk sehingga tidak mempunyai waktu untuk mendengarkan-Nya. Itu merupakan tindakan yang melukai Tuhan sama seperti ketika kita menolak untuk menaati-Nya. Kita dapat menyebut kekurangan ini sebagai “ateis praktis”. Kita berkata bahwa kita memercayai Tuhan, tetapi apa gunanya kepercayaan kita itu jika tidak terhubung dengan kehidupan sehari-hari? Dunia dapat menjalankan apa yang saya sebut sebagai “Kekristenan tanpa Kristus.”

MEMASUKI PURI BATIN Pada 1935 ketika Frank Buchman berbicara kepada 10.000 orang yang berkumpul di Kastil Hamlet di Elsinore, Denmark, Buchman membuat pernyataan ini: 

Kita menganggap sebagai hal yang biasa ketika suara ma-nusia  dibawa oleh gelombang radio ke tempat-tempat yang paling terpencil di dunia. Mengapa kita tidak men-ganggap juga bahwa suara Tuhan yang hidup sebagai suatu kekuatan yang aktif dan kreatif di setiap keluarga, setiap bisnis, setiap parlemen? …Roh Kudus merupakan sumber informasi yang paling he-bat di dunia pada masa kini. Dia memiliki jawaban untuk semua masalah. Di setiap tempat, ketika manusia men-gizinkan-Nya, Dia akan mengajarkan kepada mereka bagaimana seharusnya hidup …Bimbingan ilahi harus menjadi pengalaman umum bagi

14

CAREA l l A b o u t M a r i a g e

E-MAGZ16 Des 2018

manusia pada umumnya. Siapa pun dapat menangkap pesan ilahi jika ia menempatkan antenanya secara benar. Informasi yang jelas, akurat, dan memadai berasal dari Pikiran Tuhan yang dialirkan ke pikiran manusia. Inilah doa yang sebenarnya.

Kepada 25.000 orang yang berkumpul di Birmingham (Inggris Raya), Buchman berseru, “Pelajaran yang paling dib-utuhkan oleh dunia adalah seni mendengarkan Tuhan …. Tu-han mengaruniakan kepada manusia dua telinga dan satu mu-lut. Mengapa Anda tidak mendengarkan dua kali lipat lebih banyak daripada Anda berbicara? Kemungkinan yang dapat dilakukan setiap hari oleh setiap orang adalah mendengarkan Tuhan dan menerima rencana-Nya untuk hari itu.”

Kita berada dalam bahaya jika kita membiarkan pelayanan kita kepada Tuhan justru menghalangi waktu kita dalam men-dengarkan Dia. Gordon Smith dalam On the Way, menu-lis, “Sungguh sulit dimengerti jika kita berpikir bahwa Tuhan memberikan kepada kita begitu banyak hal untuk dikerjakan sampai kita tak lagi dapat meluangkan waktu bersama Dia.” Tindakan mendengarkan tidak menghalangi pelayanan kita; tindakan mendengarkan menguatkan pelayanan kita. Suatu kali saya menjadi pembicara di seminar “Sacred Marriage” di wilayah Pantai Timur Amerika. Saya sudah ser-ing membawakan bahan ini sebelumnya, tetapi saya berdoa untuk mengetahui apakah Tuhan ingin saya secara khusus menyesuaikan bahan ini bagi pendengar tertentu. Pada akh-ir minggu itu saya memusatkan perhatian – untuk pertama kalinya – pada ide bahwa pernikahan para peserta yang hadir

15

CAREA l l A b o u t M a r i a g e

E-MAGZ16 Des 2018

sangat berharga bagi Tuhan meskipun bagi mereka pernika-han mereka terasa tak lagi berharga. Kata berharga muncul berulang kali dalam benak saya. Kata itu tidak muncul dalam catatan-catatan saya, saya hanya merasa bahwa Tuhan ingin saya menekankan hal tersebut.  Seusai seminar, seorang wanita muda datang kepada saya dengan berurai air mata. Wanita itu mulai berbicara, “Apa yang Anda katakan bahwa pernikahan kami berharga bagi Tu-han …” Ia berhenti sebentar, berusaha menenangkan dirinya, dan kemudian melanjutkan, “Nama saya Precious (berharga). Sungguh perkataan Anda sangat mengena pada diri saya.” Sungguh luar biasa. Berapa banyak orang yang Anda temui bernama Precious?  Namun itulah intinya. Saya tidak sedang bertaruh. Saya sedang mendengarkan dan Tuhan berbicara, lalu pesan-Nya mengena sangat mendalam pada diri seorang wanita. Hal seperti ini terjadi pada Frank Buchman sepanjang wak-tu. Pada suatu malam ketika sedang menyusuri jalan, Frank dengan jelas merasa harus berbicara dengan pria yang sedang berjalan di depannya. Pada awalnya Buchman ragu, tetapi Tu-han tampaknya mendesaknya. Akhirnya Frank berkata, “Saya merasa saya harus berbicara kepada Anda. Saya rasa mungkin Anda membutuhkan sesuatu.”  “Tentu saja saya sedang membutuhkan sesuatu,” sahut pria itu. “Tuhan pasti telah mengutus Anda kepada saya.” Ibu pria itu sedang sekarat di rumah sakit. Saudara laki-la-ki dan perempuannya tetap berada di samping tempat tidur, dan ia berjalan keluar untuk menjernihkan pikirannya, dan ti-dak yakin apa yang harus dilakukan . Frank kembali bersama pria itu ke rumah sakit dan mengalami momen pelayanan yang

16

CAREA l l A b o u t M a r i a g e

E-MAGZ16 Des 2018

penuh kuasa. Namun karena pelayanan tersebut merupakan hasil dari mendengarkan, ia tidak pernah tergoda untuk ikut menikmati pujian yang memang sepatutnya ditujukan kepada Tuhan semata. Seorang perdana menteri Jepang yang kagum dengan pencapaian Frank pernah berkata, “Anda pasti sangat bangga dengan semua ini.” Frank menjawabnya, “Saya sama sekali tidak merasa seperti itu. Saya sama sekali tidak ada andil di dalamnya. Tuhan-lah yang melakukan segala sesuatu. Saya hanya menaati dan melakukan apa yang Dia katakan.”

Kutipan-kutipan Bab 4SACRED PARENTING – Gary ThomasTanggung Jawab Mengasuh Anak Membentuk Hati Para Orangtua

17

TEACHINGBolehkah Orang Kristen Berpenampilan Seperti Sinterklas?

E-MAGZ16 Des 2018

bolehkah orang kristen berpenampilan seperti sinterklas?

Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M.

Setiap kali perayaan Natal, figur Sinterklas (Santa Claus) selalu memeriahkan suasana. Budaya ini jelas tidak ada di

dalam Alkitab. Figur ini bahkan tidak ada dalam dunia nyata. Dia adalah tokoh fiktif dalam sebuah tradisi yang dipinjam dari budaya Barat. Sinterklas digambarkan sebagai seorang sosok tua yang sangat baik. Setiap Natal dia akan memberikan kado istimewa bagi anak-anak yang baik. Kehadiran sangat dinantikan oleh anak-anak. Para orang tua memanfaatkan tradisi ini untuk mengendalikan kenakalan anak-anak mereka; paling tidak se-lama Bulan Desember. Apakah orang-orang Kristen diperbolehkan memeriahkan

18

TEACHINGBolehkah Orang Kristen Berpenampilan Seperti Sinterklas?

E-MAGZ16 Des 2018

momen-momen Natal dengan menghadirkan figur Sinterk-las? Sejauh mana ornamen yang bersentuhan dengan figur ini diperbolehkan? Hal pertama yang perlu diwaspadai adalah kesalahan kon-sep teologis yang fatal dalam tradisi ini. Di balik suasana meri-ah yang selalu dihadirkan oleh Sinterklas, kisah yang meliputi figur ini sangat berbahaya secara teologis. Dia digambarkan sebagai figur yang mirip dengan Allah. Dia mahatahu, kare-na itu dia bisa mengenal perilaku setiap anak, kapanpun dan dimanapun mereka berada. Dia juga mahahadir. Jika tidak, bagaimana dia bisa meletakkan kado Natal di seluruh rumah pada malam Natal? Kesalahan teologis lain yang serius adalah konsep retribu-si. Sinterklas hanya akan memberikan kado kepada anak-anak yang tidak nakal. Dengan kata lain, kado tersebut bukanlah ungkapan sayang, melainkan apresiasi terhadap perbuatan anak-anak. Jika Sinterklas dipahami sebagai figur ilahi dan jika pemberiannya dipahami secara retributif, hal itu akan mer-usak pikiran anak-anak tentang anugerah. Pemberian Allah tidak selalu ditentukan oleh perbuatan baik manusia. Bahkan keselamatan justru diberikan secara cuma-cuma kepada ma-nusia yang berdosa. Secara filosofis, menggunakan figur fiktif untuk mengen-dalikan kenakalan anak juga tidak dapat dibenarkan. Sikap ini bertabrakan dengan Teori Kebenaran Koresponden. Artinya, sebuah kebenaran harus selaras dengan kenyataan, tidak peduli seberapa besar manfaat praktis dari kebenaran itu. Kebenaran seperti ini lebih berharga daripada ketidakbenaran yang mun-gkin bisa menghasilkan gaya hidup yang benar, seperti dalam kasus Sinterklas.

19

TEACHINGBolehkah Orang Kristen Berpenampilan Seperti Sinterklas?

E-MAGZ16 Des 2018

Mempertimbang semua penjelasan ini, apakah semua or-namen Natal yang berhubungan dengan Sinterklas perlu dib-uang dalam perayaan Natal kita? Belum tentu juga. Cara kita memahami, memaknai, dan menggunakan Sinterklas sangat berbeda dengan cara orang-orang Barat memperlakukan fig-ur fiktif ini. Bagi kita, Sinterklas hanyalah sekadar ornamen Natal. Kehadirannya dapat disamakan dengan pohon Natal beserta dengan semua hiasan di atasnya. Hanya sebuah sim-bol tanpa makna. Tidak adil apabila orang-orang Kristen di bu-daya Timur yang mengenakan pakaian atau atribut Sinterklas dihakimi berdasarkan pemahaman Barat. Bagaimanapun juga, Etika Kristen bukan hanya masalah benar-salah, tetapi membangun atau menyandung orang lain. Jikalau ornamen-ornamen Sinterklas membuat orang lain ter-sandung, untuk apa kita memaksakan diri menggunakannya? Toh manfaatnya juga tidak besar. Jadi, dalam kasus ini kita tidak boleh terlalu dogmatis. Biar-lah mereka yang menolak ornamen Sinterklas tidak menolak saudara-saudara mereka yang mengenakannya. Biarlah yang mengenakannya tidak menganggap saudara-saudara mereka sebagai orang yang aneh. Ini bukan persoalan esensial yang layak untuk diperdebatkan dan dipertentangkan secara kasar. Pada akhirnya, hendaklah setiap pihak sama-sama bersikap kritis terhadap konsep-konsep teologis yang melenceng da-lam tradisi ini. Soli Deo Gloria.

20

TEACHINGDoctrine Does Matter

E-MAGZ16 Des 2018

(Lanjutan tgl 9 Desember 2018)

Pertanyaan apakah teori evolusi biologis Neo-Darwinian itu benar lebih laten dari apa yang orang pikirkan. Bagian dari

masalahnya ada di dalam ambiguitas kata evolusi itu sendiri, yang kadang kala diartikan tidak lebih dari “perubahan dalam rentang waktu,” di mana tak seorang pun tidak setuju den-gannya. Oleh sebab itu kita perlu untuk bergerak melinta-si terminologi itu dan melihat pada apa yang sebenarnya di-pegang oleh teori itu. Paling tidak ada dua prinsip dari teori evolusi biologis neo-Darwinian: Pertama, apa yang dapat kita sebut sebagai doktrin nenek moyang yang sama, dan kedua, mekanisme mutasi genetik dan seleksi alam.

APAKAH TEORI EVOLUSI NEO-DARWINIANITU BENAR?

21

TEACHINGDoctrine Does Matter

E-MAGZ16 Des 2018

Menurut doktrin nenek moyang yang sama, semua ben-tuk kehidupan berevolusi dari nenek moyang primordial yang tunggal. Doktrin ini membuktikan hampir semua organisme kehidupan berbagi kode genetik atau DNA yang sama ses-eorang dapat mengatakan bahwa Allah hanya menggunakan rencana design (rancangan) dasar yang sama untuk membuat berbagai organisme terpisah yang berbeda-beda. Namun ter-lihat lebih masuk akal bahwa kesamaan genetik dari seluruh makhluk hidup disebabkan karena mereka semua berhubun-gan satu sama lain, semuanya berbagi satu nenek moyang yang sama. Pada sisi lainnya, bukti fosil berdiri begitu teguhnya melawan doktrin nenek moyang yang sama. Ketika Darwin mengajukan teorinya, salah satu kelemahan utamanya adalah tidak adanya bentuk organisme transisi di antara satu organisme dengan organisme lainnya. Darwin menjawab ini dengan mengatakan bahwa binatang transisional ini ada di masa lalu dan suatu saat akan ditemukan. Tetapi ketika para ahli paleontologis men-emukan sisa fosil, mereka tidak menemukan bentuk-bentuk transisional ini; mereka hanya menemukan lebih banyak lagi binatang dan tumbuh-tumbuhan yang berbeda-beda. Tentu, ada beberapa bentuk transisional yang dicurigai, seperti Ar-caeopteryx, seperti burung dengan fitur reptilia. Tetapi jika teori neo-Darwinian itu benar, tidak akan hanya ada bebera-pa missing link; tetapi, seperti yang ditekankan oleh Michael Denton, akan ada jutaan bentuk transisional dalam catatan fosil. Pikirkan misalnya, semua bentuk antara (intermediate) yang seharusnya ada untuk seekor kelelawar dan seekor paus yang telah berevolusi dari nenek moyang yang sama! Masalah itu tidak lagi dapatv ditiadakan begitu saja dengan mengatakan

22

TEACHINGDoctrine Does Matter

E-MAGZ16 Des 2018

bahwa kita belum menggali cukup jauh. Bentuk-bentuk tran-sisional belum ditemukan, karena itu semua memang tidak ada. Maka, bukti yang menyangkut doktrin nenek moyang yang sama menjadi kacau. Bukti DNA memberikan dukun-gan bukti kepadanya, tetapi bukti fosil melawannya. Bagaimana dengan mekanisme mutasi genetik dan selek-si alam, yang seharusnya mendorong evolusi? Menurut teori, perkembangan evolusi terjadi karena mutasi acak yang meng-hasilkan fitur-fitur baru dalam makhluk hidup, dan mereka yang mendapatkan keuntungan untuk bertahan hidup akan terus hidup dan berkembang biak.

Bersambung……………..Sumber: Who made God?

23

TEACHINGDo You Know?

E-MAGZ16 Des 2018

(Lanjutan tgl 9 Desember 2018)

Yakub, anak yang dibesarkan dari keluarga yang mengalami disfungsi akibat favoritisme orang tua, sekarang melaku-

kan hal yang sama seperti yang dilakukan orang tuanya. 1. Yakub lebih cinta kepada Rahel daripada kepada Lea (Kej

29:30). Preferensi Yakub atas Rahel dari kakaknya, Lea, inilah yang merupakan cikal bakal kompleksitas masalah dalam kel-uarga besar Yakub. Persaingan kakak beradik ini terus ber-buntut pada masalah kesuburan – kemandulan, pemberian budak-budak kepada Yakub yang semakin menambah jumlah anak-anak Yakub yang berarti menambah pula permasalah-an yang ada. Yakub memang sangat mencintai Rahel (Kej.

FAVORITISME DI ANTARAKELUARGA BAPA LELUHUR

24

TEACHINGDo You Know?

E-MAGZ16 Des 2018

29:18,20) dan hal itu berakibat pula pada favoitisme-nya terhadap anak-anak yang lahir dari Rahel.

2. Yakub lebih mengasihi Yusuf lebih dari semua anaknya yang lain (Kej. 37:3). Kecintaan Yakub terhadap Yusuf se-bagai anak laki-laki pertama dari istri yang paling dicintain-ya, Rahel, merupakan konsekuensi logis dari kecintaannya terhadap Rahel.

Favoritisme atas Istri Alkitab memaparkan Lea dan Rahel, istri-istri Yakub se-bagai pribadi dengan kontras. Dari sisi penampilan, Rahel leb-ih menarik dari Lea kakaknya (Kej. 29:17). Ironisnya, walau-pun Rahel lebih cantik dari Lea, namun Rahel mandul (Kej. 29:31). Alkitab sendiri mencatat bahwa dari sejak awal, Yakub telah jatuh cinta pada Rahel, bukan Lea (Kej. 29:18). Demi cintan-ya pada Rahel, Yakub rela bekerja 7 tahun pada Laban, mer-tuanya, untuk mendapatkan Rahel (Kej. 29: 18-20). Namun karena tipu daya Laban, Yakub juga mendapatkan Lea sebagai istrinya. Berdasarkan perjanjiannya dengan Laban, setelah mendapatkan Rahel, Yakub masih harus bekerja 7 tahun lagi pada Laban. LAI mencatat bahwa Lea ‘tidak dicintai’ oleh Yakub (Kej. 29:31). Mungkin istilah ‘tidak dicintai’ masih terdengar leb-ih halus dibanding bahasa aslinya yang secara literal artinya ‘dibenci’.

Akibat Favoritisme atas Istri Favoritisme Yakub atas Rahel sangat dirasakan oleh Lea. Alkitab sendiri, seakan menjadi saksi, menyatakan tentang

25

TEACHINGDo You Know?

E-MAGZ16 Des 2018

Tuhan yang melihat bahwa Lea tidak dicintai (dibenci) Kej. 29:31. 1. Pihak yang dibenci, Lea, berusaha dengan berbagai cara

untuk mendapatkan cinta Yakub. Kemandulan Rahel mer-upakan ‘ladang subur’ bagi Lea untuk memberikan 6 anak laki-laki (Kej. 29:31-35; 30:17-20) dan 1 anak perempuan (Kej. 30:21) kepada Yakub agar mencintainya. Mungkin Lea berpikir dengan memberikan banyak anak, utamanya la-ki-laki, pada Yakub, maka Yakub akan berubah mencintainya dibandingkan kepada Rahel yang mandul. Favoritisme Yakub atas Rahel masih dirasakan Lea walaupun dia telah member-ikan banyak anak laki-laki buat Yakub. Itulah sebabnya dia harus memanfaatkan buah dudaim yang diinginkan Rahel hanya untuk bisa tidur dengan Yakub (mungkin Yakub lebih banyak tinggal di kemah Rahel daripada Lea sehingga Lea harus ‘menjebak’ Rahel dengan buah dudaim). Dan karena pengasihan Allah, Lea akhirnya bisa melahirkan kembali 2 anak laki-laki.

2. Kakak beradik, Lea dan Rahel, memiliki rasa benci dan sal-ing bersaing satu sama lain. Dari cara Lea memberikan nama pada anak-anak lelakinya, nampak bahwa dia berusaha un-tuk menggambarkan isi hatinya agar mendapatkan cinta dari Yakub. Perhatikan: Ruben = berasal dari 2 akar kata yang jika diterjemahkan berarti ‘lihatlah, seorang anak laki-laki’ (bdg. Kej. 29:32 )

Bersambung…….NK_P

26

MISSIONBAB V: PANGGILAN ABRAHAM

E-MAGZ16 Des 2018

(Lanjutan tgl 9 Desember 2018)

Ia diminta untuk mengkhitankan anak-anak lelakinya, bahkan diminta dengan rela menyerahkan Ishak. Semua ini memberi-

kan bukti dari keyakinan utamanya dalam mempercayai firman Allah, yang diperhitungkan sebagai kebenaran baginya (Kej. 15:6). Keyakinannya itu diungkapkan di dalam kepatuhannya. Unsur kepatuhan yang Allah inginkan dijelaskan kemudian di dalam hukum Taurat itu, namun bahkan pada saat ini kita ti-dak boleh menganggap rendah maknanya. Dalam seluruh Al-kitab, orang yang ingin mengambil bagian dalam berkat Allah harus “mendengarkan” janji Allah dan menepatinya. Allah akan menepati janji_nya tetapi umat-Nya harus mengikuti firman_nya, dan jaminan bagi kita terdapat dalam kenyataan bahwa Ye-

bab V : panggilan abraham

27

MISSIONBAB V: PANGGILAN ABRAHAM

E-MAGZ16 Des 2018

sus Kristus penjaga perjanjian patuh sepenuhnya kepada Bapa. Mengenai anak-anak Abraham, mereka tidak boleh berbang-ga tentang keturunan jasmani mereka – apakah latar belakang Abaraham merupakan sesuatu yang layak untuk dibanggakan? Bahkan Allah dapat menjadikan anak-anak Abraham dari batu, seperti kata Yohanes Pembaptis kepada para pendengarnya. Namun akan ada anak-anak Abraham, karena berkat itu harus mencapai seluruh sudut dunia.

Oleh karena itu, walaupun keprihatinan Allah mencakup seluruh bangsa, Ia mulai dengan satu bangsa. “Apa yang telah Allah kerjakan, dan yang akan Allah kerjakan atas dan dalam umat-Nya selalu dihubungkan dengan bangsa lainnya juga, walau-pun hubungan ini hampir selalu disembunyikan dari kita”. Jadi janji-janji ini akan menggema selama jangka waktu yang pan-jang dan mencapai semua bangsa. Janji-janji itu akan menca-pai seluruh dunia sama seperti pertumbuhan kejahatan di dunia. Bahkan janji-janji itu akan melampaui kejahatan. Di satu pihak, janji-janji itu menoleh ke belakang dan mengumpulkan janji-janji penciptaan akan berita pemerintahan dan akan hubungan. Di pihak lain, janji-janji ini akan mengantisipasi perintah agung dari Kristus yang memusatkan realitas dari seluruh kehidupan dan pelayanan-Nya – memperluas pemerintahan-Nya sendiri den-gan menjadikan semua bangsa sebagai murid-murid-Nya.

BAB VI: PEMBEBASAN UMAT ALLAH

Allah mendengar jeritan umat-NyaKetika Yusuf mati di Mesir, mungkin tidak banyak orang yang menaruh harapan kepada keluarganya. Jika mereka berharap bahwa Yusuf adalah satu di antara raja-raja yang diturunkan

28

MISSIONBAB V: PANGGILAN ABRAHAM

E-MAGZ16 Des 2018

Abraham, maka mereka akan kecewa. Tetapi Kitab Keluaran menyambung tema mengenai keturunan dengan tepat ketika Kitab Kejadian meninggalkannya. Meskipun Yusuf meninggal, keluarga itu bertambah banyak, sehingga mereka menjadi kuat dan memenuhi negeri itu (Kel. 1:7). Namun demikian mereka tetap merupakan orang buangan, orang asing di Mesir. mereka segera sadar akan hal sewaktu seroang penguasa baru yang “tidak mengenal Yusuf” muncul. Peristiwa ini mungkin berhubungan dengan para penguasa Mesir asli yang dibebaskan dari belenggu para penguasa asing Hykos, yang lebih memihak kepada orang Yahudi. Konteks bagi campur tangan besar Allah disusun dalam tiga tahap.

Pertama, umat Allah tertekan. Para penguasa baru itu takut terhadap massa yang besar, yagn sukar diatur itu, dan memak-sa mereka bekerja “dengan kekerasan” (Kel. 1:14). Selanjutnya, mereka memastikan bagnwa bangsa itu tidak akan bertambah jumlah dan kekuatannya dengan membantai semua anak laki-laki (tidak ada keturunan lagi!). Kita harus berhati-hati untuk tidak meremehkan makna dari situasi perbudakan dan penindasan ini. Karena, pertama-tama Kitab Keluaran memuat kisah dari Me-sir itu dengan jelas merupakan sebuah hubungan atas kejahatan para penguasa Mesir, tetapi kita tidak dapat mengingkari bahwa pembebasan Allah atas umat-Nya sesungguhnya merupakan pergolakan sosial dan politik yang membebaskan sebuah bangsa budak yang tidak berdaya dari tangan para penindas yang kejam. Bersambung…………..(diambil dari buku “Agar Bumi bersukacita” oleh William A Dyr-ness)

29

FAMILY FELLOWSHIPE-MAGZ16 Des 2018

Senin, 17 Desember 2018YANG LEBIH PENTING DARI ILMU

(BACAAN: MATIUS 2:1-12) Zaman iptek yang begitu maju ini, patut membuat kita bersyu-kur. Kita jangan berprasangka buruk terhadap iptek. Namun kita perlu waspada agar tidak menganggap bahwa iptek dapat menjawab semua masalah. Iptek bukan ilah, tetapi untuk dimanfaatkan secara baik dan benar. Jangan sebaliknya kita diperhamba olehnya. Dengan ilmunya, para majusi dapat mengambil kesimpulan benar. Tetapi tindak lanjutnya untuk menemukan kebenaran menjadi salah alamat. Memang masuk akal bahwa seorang raja dilahirkan di istana. Menemukan Sang Raja Ju-ruselamat, memerlukan lebih dari sekadar ilmu! Ilmu yang ditaklukkan ke bawah kedaulatan ilahi. Para majusi mendapatkan apa yang mereka dambakan dan cari. Ilmu dan kepak-arannya tidak menghalangi mereka menyembah sujud ke hadapan sang bayi kecil lemah (ayat 11). Karena para pakar tadi telah menaklukkan diri kepada Kristus, walaupun mereka masih memakai otak, mereka juga menurut apa yang dikatakan Tuhan lewat penglihatan (mimpi).  Penentu kita akan cerdas atau bebal adalah sikap kita kepada ke-benaran Allah dalam Yesus Kristus. SH

30

FAMILY FELLOWSHIPE-MAGZ16 Des 2018

Selasa, 18 Desember 2018TAK AKAN GAGAL

(BACAAN: MATIUS 2:13-23) Ada kalanya Allah membiarkan orang merajalela dengan kejahat-annya. Namun tidak selalu demikian. Ada saat Allah tidak akan mem-biarkan seorang pun melakukan tindak kejahatan yang menghalangi penggenapan rencana-Nya. Allah tahu niat jahat Herodes. Itulah sebabnya Ia campur tangan dengan mengutus malaikat untuk memberitahu Yusuf melalui mimpi, agar Sang Bayi kudus bisa lepas dari usaha Herodes untuk melenyapkan Dia (ayat 13-15). Allah punya rencana besar bagi umat manusia dengan menghadirkan Yesus di dalam dunia ini. Oleh karena itu Dia tak akan membiarkan satu orang pun menghalangi terwujudnya rencana itu. Benar saja. Herodes memang tidak mengulur-ulur waktu. Ia segera melaksanakan niatnya membinasakan semua bayi yang berumur di bawah dua tahun (ayat 16). Ia tidak mau memberikan kesempatan se-dikit pun kepada Bayi itu untuk menjadi besar. Namun Bayi Yesus su-dah berada dalam perjalanan ke Mesir. Barulah setelah Herodes mati dan Yusuf mendapat pemberitahuan melalui mimpi, mereka kembali ke Galilea. Rancangan Allah memang tidak pernah gagal! Bahkan orang sekejam Herodes pun tidak akan mampu menggagalkan rancangan itu. Memang tidak semua orang menyambut kedatangan Yesus ke dalam dunia dengan sukacita, sejak Ia lahir hingga sekarang ini. Bersyukurlah kita yang dikaruniai iman untuk memercayai Dia sebagai Anak Tunggal Allah yang diutus ke dalam dunia untuk menebus manusia. Tugas kitalah untuk memberitakan kedatangan-Nya agar makin banyak orang yang beroleh kesempatan untuk mendengar kabar baik itu. SH

31

FAMILY FELLOWSHIPE-MAGZ16 Des 2018

Rabu, 19 Desember 2018BERTOBATLAH, SEBAB KERAJAAN SURGA SUDAH DEKAT

(BACAAN: MATIUS 3:1-12)

Berita tentang Kerajaan Surga mungkin sering kita dengar. Akan tetapi, pernahkah Anda turut memberitakan Kerajaan Surga itu? Berita tentang Kerajaan Surga dicetuskan pertama kali oleh Yo-hanes yang kita kenal sebagai Yohanes Pembaptis. Pernyataan Yohanes ini dicatat oleh penulis ketiga Injil dalam Alkitab, kecuali Injil Yohanes. Yohanes Pembaptis dan penulis Injil Yohanes adalah orang yang ber-beda. Siapakah Yohanes Pembaptis? Ia adalah anak Zakaria dan Eliz-abeth. Ketidakpercayaan Zakaria terhadap berita kelahiran Yohanes menyebabkan Zakaria bisu (Lukas 1:18-21). Setelah Yohanes dewasa, ia mengembara di padang gurun Yudea. Kehadiran Yohanes di hadapan umum menimbulkan kegemparan dan dibicarakan (ayat 5). Tampaknya Yohanes menarik perhatian banyak orang karena be-berapa hal: cara berpakaiannya yang unik (Mat. 3:4a), jenis makanan yang disantapnya (ayat 4b), pemberitaannya tentang Kerajaan Surga (ayat 2), dan teguran kerasnya terhadap orang Farisi dan orang Saduki dengan menyebut mereka sebagai keturunan ular beludak. Ajaran Yo-hanes tentang Kerajaan Surga merupakan berita baru. Pada waktu itu kehidupan agama masyarakat Yahudi menekankan segi lahiriah saja, yai-tu hanya mengandalkan status lahiriah keturunan Abraham (ayat 8-9). Oleh sebab itu, Yohanes mengingatkan mereka bahwa penghakiman Tuhan akan berlaku bagi semua orang yang tidak bertobat tanpa terke-cuali! (ayat 10, 12; band. Mat. 5:20). Berita Kerajaan Surga sering dianggap “angin lalu” karena orang Kristen menganggap menjadi warga gereja berarti otomatis masuk Kerajaan Surga. Padahal, masuk Kerajaan Surga terjadi karena percaya pemberitaan firman dan mengizinkan Tuhan Yesus mengubah kehidu-pannya. Jika Anda tidak bersedia untuk menanggalkan kehidupan ro-hani yang tidak berbuah kapak telah disediakan Tuhan untuk menebang pohon yang tidak menghasilkan buah-buah Roh (Gal. 5). Jangan men-gaku pengikut Kristus kalau kehidupan Anda tidak mau berubah. SH

32

FAMILY FELLOWSHIPE-MAGZ16 Des 2018

Kamis, 20 Desember 2018DITEGUHKAN MELALUI BAPTISAN

(BACAAN: MATIUS 3:13-17) Apa makna sakramen baptisan dalam tradisi orang Yahudi zaman Yesus? Zaman itu, menerima baptisan adalah tanda orang bersedia me-ninggalkan dosa-dosanya dan bertobat kepada Tuhan. Untuk apa Tuhan Yesus dibaptis? Yohanes merasa tidak pantas mem-baptis Yesus. Yesus tidak berdosa. Ia tidak memerlukan pertobatan. Bahkan, sebelumnya Yohanes sudah memberitakan bahwa baptisan air yang ia lakukan itu menunjuk kepada baptisan Roh Kudus yang akan Yesus berikan kepada orang yang sungguh bertobat (ayat 11). Mengapa Yesus meminta Yohanes membaptis diri-Nya? Pertama, sebagai tanda pengidentifikasian-Nya dengan orang berdosa. Yesus ti-dak berdosa tetapi Ia datang untuk menjadi Juruselamat orang berdosa. Untuk itu Ia perlu menempatkan diri-Nya di posisi orang berdosa. Ia dibaptis untuk mewakili orang berdosa (ayat 15). Sebagai bukti bahwa Ia telah menjadi sama dengan manusia lainnya, kita melihat perikop sesudah ini Yesus bisa dicobai (ayat 4:1-11). Kedua, pembaptisan Ye-sus merupakan peneguhan diri-Nya dari Allah Tritunggal bahwa Dialah Yang Diperkenan Bapa, “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (ayat 16b). Dialah Yang Diurapi Roh untuk melaksanakan misi penebusan (ayat 16a). Bagi Tuhan Yesus peneguhan itu penting karena Ia sadar pelayanan-Nya sebagai Juruselamat manusia bukan pelayan-an biasa. Pelayanan itu adalah pelayanan yang menuntut pengorbanan hidup-Nya. Ia harus mati agar umat manusia memperoleh hidup. Oleh sebab itu perkenan Allah dan pengurapan Roh menjadi kekuatan bagi Yesus memulai pelayanan-Nya. Melalui baptisan Tuhan Yesus, kita beroleh jaminan sekaligus te-ladan. Jaminan bahwa Yesus sungguh datang dari Allah dan telah me-nyetarakan diri dengan manusia agar dapat menjadi Juruselamat yang sejati. Teladan bahwa kita memiliki Tuhan yang taat kepada Allah dan karena itu kita pun harus taat. SH

33

FAMILY FELLOWSHIPE-MAGZ16 Des 2018

Jumat, 21 Desember 2018RENCANA ALLAH DAN RENCANA IBLIS

(BACAAN: LUKAS 22:1-6)

Menjelang perayaan hari raya keagamaan besar seperti Paskah, Yerusalem dipenuhi dengan para peziarah yang datang dari berbagai daerah. Oleh sebab itu pemerintah Romawi dan pemimpin orang Ya-hudi berjaga-jaga dengan ketat untuk mencegah timbulnya keributan. Di tengah suasana demikian, ada persekongkolan yang dilakukan oleh para imam kepala dan ahli Taurat untuk membunuh Yesus secara diam-diam, karena takut terhadap orang banyak. Pada saat mereka se-dang bingung memikirkan cara yang terbaik untuk melenyapkan Yesus, Yudas datang menawarkan bantuan dan kesempatan yang mereka cari. Akhirnya mereka pun bersekutu membunuh Yesus. Secara penampakan luar, persekongkolan mereka tampaknya merupakan bukti kemenan-gan mereka. Namun bila kita melihat yang sebenarnya terjadi, karya Allah sungguh luar biasa. Allah sebetulnya sedang mempertontonkan secara spektakuler kepada umat-Nya, mengenai cara Dia memerintah dan mengatur dunia yang memberontak. Kalau pemberontakan manu-sia pertama disebabkan bujukan si Setan di Taman Eden. Dalam tahap berikutnya, pemberontakan manusia yang terus berlanjut dalam seja-rah karena bujukan Iblis (ayat 3) memutuskan bahwa Yesus harus mati. Yesus sendiri di dalam karya-Nya untuk menghadapi pemberontakan manusia dan mendirikan Kerajaan-Nya di bumi juga ditentukan untuk mati. Dalam peristiwa itulah terjadi pertemuan dua rencana besar yang masing-masing mempunyai dampak yang begitu besar bagi kehidu-pan umat manusia, khususnya kekekalan. Kedua rencana ini sebetulnya mempunyai tujuan jangka pendek yang sama yaitu Kristus harus mati. Namun di balik tujuan itu terdapat tujuan yang lebih besar yang mas-ing-masing berbeda. Bagi Iblis kematian Kristus tampaknya adalah akhir dari segalanya. Bagi Allah kematian Yesus adalah awal dari segalanya yang baik bagi umat manusia. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus mengalahkan Iblis untuk selama-lamanya. Seluruh umat manusia menerima keselamatan dan terlepas dari cengkeraman Iblis. SH

34

FAMILY FELLOWSHIPE-MAGZ16 Des 2018

Sabtu, 22 Desember 2018MENJADI PEMBERITA KARENA NATAL

(BACAAN: LUKAS 2:8-20) Natal perdana Allah yang low-budget dan tidak glamor ini pun ter-us berlanjut. Kembali Allah melakukan sesuatu yang mengejutkan dan ironis. Berita tentang telah dipenuhinya janji akbar PL akan kedatangan sang Mesias, yang sebenarnya adalah sukacita nasional Israel (ayat 10-11), disampaikan kepada para gembala. Bahkan, kemuliaan Allah pun meliputi mereka pada saat itu (ayat 9)! Bagi masyarakat Yahudi waktu itu, menjadi gembala upahan (orang yang menggembalakan ternak he-wan milik orang lain) sebenarnya adalah salah satu pekerjaan terendah. Tanda yang menjadi pembukti kebenaran berita itu pun unik karena bersifat sangat biasa; bukan suatu mukjizat, bukan pula tanda kemega-han dan kebesaran, tetapi sebuah palungan (ayat 12, 16). Barang inilah yang dipakai Allah untuk menjadi bukti bagi para gembala akan kebena-ran dari berita yang disampaikan sang malaikat sebelumnya. Para gembala upahan ini tidak hanya mendapatkan hak istimewa untuk menjadi saksi kelahiran Tuhan Yesus, tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan teladan yang indah: pertama, antu-siasme mereka dalam memberikan respons terhadap berita para ma-laikat (ayat 16). Kedua, mereka menjadi saksi-saksi yang efektif akan kelahiran Kristus (ayat 17). Ketiga, mereka memuji serta memuliakan Allah atas semuanya (ayat 20). Apa yang dilakukan oleh para gembala upahan ini paralel dengan apa yang dilakukan oleh para malaikat. Mereka pun memuliakan Allah dan bersaksi tentang damai sejahtera yang terjadi di antara umat Tuhan (ayat 14), setelah sebelumnya, salah satu dari malaikat tersebut men-jadi pemberita kepada para gembala (ayat 9). Perbedaan status bukan-lah hambatan bagi kita untuk merayakan kelahiran Kristus. SH

35

PENGUMUMANE-MAGZ16 Des 2018

Hari / Tanggal Pkl Keterangan

Senin, 17 Des 2018 23.00Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FM

Rabu, 19 Des 201818.30

Pembinaan Jemaat modul 1“Gereja Yang Menggerakkan Jemaat”Oleh: Ev. Heri Kristanto

19.00 Latihan Musik KU 3HUT: Ibu Dessy Andriani

Kamis, 20 Des 201818.30

Pembinaan Jemaat modul 1“Gereja Yang Menggerakkan Jemaat” Oleh: Pdt. Yohanes Dodik Iswanto

19.00 Latihan Musik KU 1 dan 2HUT: Ibu Deasy Natalia

Jumat, 21 Des 2018 18.30 Persekutuan Pemuda REC Darmo I - move

Sabtu, 22 Des 2018

06.00 Doa Pemuridan

22.00 Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FMHUT: Ibu Desak Made Sri Wulandari

AGENDA MINGGU INI

36

IBADAHE-MAGZ16 Des 2018

Minggu, 16 Desember 2018

Singer

Doa Syafaat

danPersem

bahan

Penyambut

Jemaat

Pelayan LCD

Pelayan Musik

Liturgos

Pengkhotbah

Tema

Penatalayanan

Bp. EddySdri. Ririt

Ibu Fennisa

Bp. Imbo

Ibu Suyatmi

Ibu Fennisa

Ibu Herlin

Bp. Eliazar

Bp. Andreas W Pdt. Rudy Tejalaksana

Mesias Yang D

inantikan III (Mikha 5:1-4)

REC N

gindenKU

Ipk. 07.00

Bp. EddyIbu Sisca

Ibu Hariati

Ibu Hariati

Bp. LipurnoIbu W

iwinBp. Budiono

Sdri. K. Ange-line

Bp. Eliazar

Bp. Andreas W

REC N

gindenKU

IIpk. 10.00

Sdr. StevanaSdri. Christina

Sdr. Ganda

Bp. IshakIbu N

ataliaSdr. Agus Ario

Bp. Yefta

Sdri. Vionatha

Sdr. Cleming

Sdr. ChristianSdr. Victor

Sdri. Vani

REC N

gindenKU

IIIpk. 17.00

Sdri. PriskaSdri. Clarine

Bp. Amir

Bp. Amir

Sdr. Yosi

Bp. Haryadi

Sdri. Suci

Ev. Edo Walla

REC D

armo

KU I

pk. 07.00

Sdri. Happy

Sdri. Virgin

Sdr. Mito

Sdr. Mito

Sdri. Marlin

Sdr. Klemens

Sdr. RioSdr. SugikSdr. Ishak

Ev. Edo Walla

REC D

armo

KU II

pk. 10.00

Sdr. Gary

Sdr. Charles

Sdri. Clara

Sdri. UriaSdri. Paula

Sdri. Juni

TEAM

Sdri. Clara

Pdt. Reyco Wattim

ury, S.Th

REC M

errKU

Ipk. 10.00

Sdr. Gary

Sdr. Charles

Sdri. Clara

Sdri. Dahlia

Sdri. Juni

TEAM

Sdri. Clara

REC M

errKU

IIpk. 17.00

37

IBADAHE-MAGZ16 Des 2018

Minggu, 23 Desember 2018

Singer

Doa Syafaat

danPersem

bahan

Penyambut

Jemaat

Pelayan LCD

Pelayan Musik

Liturgos

Pengkhotbah

Tema

Penatalayanan

Bp. CharlieIbu D

ebby

Pdt. Dodik

Ibu YuniyIbu Yuli

Bp. Yefta

Sdr. Teddy

Bp. Willy T

Bp. Ruben

Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M

.

Eksposisi 1 Korintus

REC N

gindenKU

Ipk. 07.00

Bp. CharlieSdri. Kendhy

Bp. Santoso

Bp. Djoko

Ibu KristineBp. Santoso

Ibu Yuniy

Sdri. Melissa

Bp. Willy T

Bp. Felix

REC N

gindenKU

IIpk. 10.00

Sdri. PiponSdri. Stevana

Bp. Soegianto

Sdri. StevaniSdr. Egan

Sdr. Ryan

TEAM

Sdr. Yosep

REC N

gindenKU

IIIpk. 17.00

Sdri. Eka

Bp. Jefry

Bp. Jefry

Sdr. Yosi

Bp. Amir

Sdri. Lina

Ev. Edo Walla

REC D

armo

KU I

pk. 07.00

Sdri. Dina

Sdri. Happy

Sdr. Yosi

Sdr. Yosi

Sdri. Wella

Sdr. VickySdr. Rio

Sdr. SugikSdr. D

aniel

Bp. Dave

REC D

armo

KU II

pk. 10.00

Sdri. BrunySdr. N

aeson

Sdri. Vanny

Sdri. ElsyeSdr. D

amsi

Sdr. Gary

TEAM

Sdri. Vanny

Pdt. Novida F Lassa, M

.Th.

REC M

errKU

Ipk. 10.00

Sdri. BrunySdr. N

aeson

Sdri. Vanny

Ibu IkeBp. W

arno

Sdr. Gary

TEAM

Sdri. Vanny

REC M

errKU

IIpk. 17.00

38

IBADAHE-MAGZ16 Des 2018

SEKOLAH MINGGU

Keterangan 16 Desember 2018(Pk. 10.00 WIB)

23 Desember 2018(Pk. 10.00 WIB)

Liturgos/Singer Kak Pipon/ Bing-bing Kak VenaPelayan Musik Kak Ruben Kak RickyDoa Pra/Pasca

SM Kak Budi Kak Kezia

Persembahan Leo dan Lia Ribby dan Livi

Tema Yesus lahir Kabar kepada para gembala

Bahan Alkitab Lukas 2:1-7, Mat 1:18-25 Lukas 2:8-20Sion Kak Vena

Getsemani Kak Suani Kak SuaniYerusalem Kak YosefNazareth Kak Debby Kak BudiBetlehem Kak Hilda/Kak Kezia

REMAJA DAN PEMUDATema

Ibad

ah P

emud

aSa

btu,

22

Des

’ 18

pk. 1

8.00

Gabung Umum

Ibad

ah R

emaja

Min

ggu,

09

Des

’ 18

pk. 1

0.00

Mesias Yang Dinantikan III (Mikha 5:1-4)

Pengkotbah Ev. Heri Kristanto

Liturgos Sdri. Arka

Pelayan Musik

Sdri. ChristineSdr. DanielSdr. Evan

Sdr. ChristianPelayan LCD Sdr. NathanPenyambut

JemaatSdri. DeboraSdri. Nadine

Petugas Doa Sdr. Mario

39

IBADAHE-MAGZ16 Des 2018

KEHADIRAN JEMAATIbadah Hari/Tanggal Jumlah Jemaat Keterangan

REC NGINDEN KU I

Minggu, 09 Des 2018 34

REC NGINDEN KU II

Minggu, 09 Des 2018 97

REC NGINDEN KU III

Minggu, 09 Des 2018 63

Sekolah Minggu Minggu, 09 Des 2018 40

Remaja Nginden Minggu, 09 Des 2018 18

Pemuda Nginden Sabtu, 08 Des 2018 Natal Umum

REC MERR Minggu, 09 Des 2018

KU 1: -KU 2: 89 HUT REC Merr

REC DARMO PERMAI KU I

Minggu, 09 Des 2018 30

REC DARMO PERMAI KU II

Minggu, 09 Des 2018 48 SM: 16; RM: -

REC BATAM Minggu, 09 Des 2018 13 SM: 12; RM: 25

POS Batu Aji Minggu, 09 Des 2018 8