gelar sarjana ^ s. si.)programstud, ihnukimiapodaf
TRANSCRIPT
AN4LISIS KADAR SIANIDA (CN )PADALIMBAH CAIRINDE^TRI TAPIOKA SETELAH PROSES KOAGULASI DAN
FLOKULASI MENGGUNAKAN METODEPIRIDIN-BARBITURAT
SKRIPSI
Diaiukan untuk memenuht salah satu syarat mencapaigelar Sarjana ^ S. Si.) Program Stud, Ihnu Kimia poda F^Matematlka danIlmu Pengetahuan Alam Umversitas Islam Indones.a
Jogjakarta
. 1 Sta J '"
:i,/ rt .
Disusun oleh :
YUYUN NURHASANAHNo Mhs : 01 612 002
JURUSAN ILMU KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGCTAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIAJOGJAKARTA
2005
HALAMAN PENGESAHAN
ANALISIS KADAR SIANIDA (CN ) PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI
TAPIOKA SETELAH PROSES KOAGULASIDAN FLOKULASI
MENGGUNAKAN METODE PIRIDIN-BARBITURAT
Oleh:
YUYUN NURHASANAH
No Mhs : 01 612 002
Telah dipertahnnkar! dihadupfui/'anitia PenguiiSkripsi. Jurusan ilmu Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tsiam Indonesia
Dosen Penguji:
1. Is Fatimah, M.si
2. Tatang Shabur.J, S si
3. Drs. Allwar, Msc
4. Prof. DR. Hardjono. S
Tan&ial : '•> Desember 2005
ianda Tanpan
Mengetahui,Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universjtas Islam Indonesia/
\(Jaka Nugraha, M.si)
KATA PENGANlAK
Puit svu'kur peiivusun paniatkan kenauirat Allah i>Wi karena atas nctha uan
karuma-Nya penulis dapat menyelesaikan penehtran dan penyiisunan sknpsi mi
,}(.,,,-r;jn \;ii:,'k nieskinini iausi dari seinnunia, shalawat seita saknn feiituu paua sun
tauladan kita Nabi Muhammad SAW.
V)g-{ivg-n tcrselcsaikannva sknpsi nil. Denyusuu mengucapkau rasa tenma tcasiii
i\fcyaui
Bapak jaka Nugraha, M.Si seiaku Ockati Fakultas Matematika uan Ilmu
Pengetahuan Alam, IJmversitas Islam Indonesia Jogjakarta.
•Mil) A
2 BnT-ink Rudv Svairoutra. MSi seiaku ketua Jurusan innti r<imia, nvur/y
Uni versus s (slam iiiuonesiti.
_i. rou is hatn'nan, ivi.oi seiaivi
memherikan banyak nasehat selama banbiogan, balk saat pcaclstian maupun
dalain oenvusunan sknpsi nn. serta membiayai penelitian mi melalui Program
iiOgliScsn iNUKiaiia vil-iWt.
4. Banak Tafang Shabur, S.Si seiaku Petnbimbing H dalarn niembenkan
biiiibingai' dan bantuaiuiya selama bimbingan sknpsi mi.
5. Bapak Prof. DR. Hardjono Sastrohamidjojo dan Bapak Drs. AHwar M.se
seiaku penguii.
tjtl
PS
<
SioMp-
IS<<X
<<ft*
|NM
K
as
*•*
Oas
H<•*
WOS
Z-<PS
P«
-<PS
H
OS
H-1"A
3
W)
<l>
P4
5
t—
ft*rT"*
>rtM
PP
C5
«f-
ots
PPpa
CO
'aH
.0Oid
oE-3-
3.5 fndusu'i Pembualan Tcpung Tapioka <*
.7.0 Nllai AiLiuauu oaias -v
-1. I UDtiniaSI OUCMIUlLHUiilClCI VJ V" V t».
J.a i IlilSip opckuuiunjiiitici U v- v i =
":~s 7 "v ;
v [nsiruii'.ei! rvncKiroiotOinmer u v- vis
~- in 15 -* . ;-.7. iu niuuicbis
^ r
*>.* t> >v , ME IODOLOC1 PENEL! i IANDA D i V
-t.i niiH ucm uanuii.
2.1 PcrnbuafBii Liinitnn otunclsr oi&niuii —&
2 2 OutiiuDSi Jems dun KoiisciitrciSi K^usiuuius
eniuUiuaii ss.ioi"-'!iiiin- i
] t'lilGiiaiail Ktsca r n iuui-uai umii at
.z.jrcncnuinn i o.~> r><iiupci /-\n - J
'S / v •«, 1.' _ V - i' ^ - "i v ^.z.o riuses rvoauuiuM riuKUiUM
,? PeUciHuaii a, iViakSiiliUui .....
2.o PenenuiSn .K-urva ivaifbrasi.
2.9 rt:ncrstmm Wakfu KesiauuHii Warn;
4.2.10 Peusjiilaaii ^lanicla (s~N )
BAB V : HAS1L PENEL1TIAN DAN PEMBAHASAN
5.2 Optimasi Panjang Gelombang Maks vi
5.3 Kui'va Xalibrasi. „,JO
5.4 VVaktu Kestabilan Warna -n• j /
5.5 LimitDereksi in' • • - - ,.} /
.Xo Proses Koaiuda.si dan Flokuia^i' ' "" " , 4u
5.7 Total Suspended Solid iTSS).. ., -^Tj
3.8 Hasil Analisis Sianida ,-
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan.,.,...,..,.., -r.
u.z Mianj \
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. Flidrolisis Arnigdalm
Gambar 2. PembuaranTepungTapioka
Gambar 3.Bagan Spekirolbiomeler 'UV-Vi$
Gambar 4. Reaksi Kompleks Sianida
Gambar 5. Panjang Gelombang Maksimum
Gambar 6. Kurva Kalibrasi
Gambar 7, Grafik Kesfabilan Warna
vjamoar S. Proses Pembentukan Flok
Gambar 9. Hasil Olahan Limbah Setelali Koagulasi Flokulasi
Gambar 10. Diagram Batarm TSS
o
AiA
S)^±
7j
7 i*s
. H !
DAFTAR TABEL
label I. Baku Mutu Limbah Catr Industn Yang Sudah Beroperasi ,..,, 21
Label 2, Baku Mutu Limbah Cair YangBaru Dikembangkan 21
iaoc! .7. uaia rfasu i SS 46
Tabei 4. Data Konsentrasi Sianida 4R
VI11
DAFTAR LAMPIRAN
Larnpiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Standar Sianida
Lampiran 2. Perhitungan Pembuatan NaOH 0,1 M 50 mL
Lampiran 3.. Data Kurva Kalibrasi
Lampiran 4. Data nasi! TSS
Lampiran 5. Perhitungan Kadar Sianida Sebelum dan Sesudah Koagulasi Fiokulasii-ampiraii 6. Limit Defeksi
IX
UT
j
£j
<
K"t
PS
OP
SK
<M
*-it*
j^"^
kh
r"'
0Z
,P
P
a:«*3
•"S-*?
Q^f
pa*
«<
*"i
**
*<
1
H*W
-J
C7
2ps;
P.
oP
»:
•*
..,is!
^»
oU
wf"
<V
5.
Op
j«•"<
fl«
;,t-r
H»
"ia
.,z:
/'
t<
<:
-<>S!
</>
<
PS
wg
^i»-l
*»}
flfad
o
^'JO
u'J.
<r~
c*0E
d
C>*>
-
-JP
u<
PS
H
.-'•J1M
/.-,C
D
w<
N
•*tS
is
•J'1
3
„0
/.4
u"!3
-aK"J
XX
,
q..
J2
.•j£I/!
I")
'."'!:;!)
•j:
•5
i—
iJ)
•13
"O-faSi
CO
11'-)
•'i;;i
SO
IT
l
..;^a.
w•u
2";»
'~!-'3
oi)•l"
on
01
J.&
•,„..•,-....-•
Kf)
f/J.^.
'5v
"-t-
^t^i«
—^>
C;.
J~£i't
•.-.
\—1
.,.-.
.,CJ
^•J'.j<
;^;;'^
yp
'•X
r/i
Oh
^;'J".-;
'6a
.,„
.,•X
j—<
f/j
i/i"J
'U1
;/)
^2>X)
Ld
y-^«V
-*'"~
;'^
SO
1^
"-;I'Z
_;
Oh
<::!
S::;
"Ci
'"-
oSb
'A
'•l£-:
£>c7i
,*y;/:
i!/iS
ii:/;
"P;.,.'5
Ki::i
Z~
J..J
.&
-rj
•r.
aC
/ii/1C
sl>
.-•*So
t^—
'fl
yr>-j;
^5K
iIs
oC
ITV
'o
r;s
Oh
w
•i^'
i>Tx<1
2c3
CI
"Hi
C1
>s
,~^I4
..J'
^™
fl
"imE
~A
^1
*'!T.
m
B"V
)"p
re
C'5
•^^!^
C'j'
Oh
O"U
ixi.iS
O^
.l!Z(
i-iJ.id
Jm
l/i.i-^
^yjtrt
Xi
''-.y1
VI
4?
•J')
f:
•J-}
mc
CJ
O^
Xr-
PL,
u.
z.
^'*
)w
>w
'
om
s~«r^1
;
u."-f!
an
<
-.-1O
*t
.—j
*•«
i^1*s„i
h«V
fiC
Jft,
XK
W/•«,
.*""•
K^
'•]
r-
,-i<
-ji
S1<P
S2
ah*
•^'11
£>*
*.
£„
Xa
s-
oP
S'r-V
j
£P2
PP-rf""""gL
<-*-i*""1
<!
^«
J,-:
77is
Ud
s,PP
S,.1*1
<!
>-•*:
Pu
<!
xi£
>•*fad
Sou
jSw
l*»"'
ts.
0
fat,
<
cm
>'
H"«
Xo
nH
yJ
uo
<7->
'.J'
t-J
o;:
H—
sl>
0,0
-*
..'••j'j
<D
i
•U"-•
,*
-'
o&
Ji/j
?",,c
:'—
.—'
i/j
w-"•"
<D
*"'iI'"1"!
-O^
-.-
"k;ctf
,c:
f/i
0!-<
V,i
•Sd
b,2
-i-iis
b"O
o
v;
'v.'.
ii™C
>"T
*i•:Jj
'-^',('j*
•'3*?',•"
r*~.^;"'
O••J
•Is/u9
-sDJ;-!
.J'j
!-*''•J
'^y
-I,
n«•A-
fj
,"-
ix;
.S
t
..CI
--'
CC
("J'C
~:-•**-*
O))
•-a'i.i
cJ«
:"D
-V
"X2
".>-]u
^>'
"C"'
',"}U
>o
i-v^1^;;
H~
>
•Cwi'»
<1>
•'s,'V
)'.'J
«''
<o~
;C
"15
r—
;;.^
.
(A
iU'•*
)(*~i
k;
i'/:I—
1ix
;-4
^.'
C-1
—*
^io1
•^«;o
in
"cLC
O,-'
h.
o'*"i
;—,.
"'"
•"'
v
l"l
C3
'J'
'V
*^"j
rtjli;'
f—•
'./:i^
Q.
!"Jn>
•;";i/j
j''j!•"'
„„
.'•ti/j
_.
'U
S!Jt"'
!>o
rv|
^-D(/;
.:z
^<
;O
£?"•(A<P
xC
'-I"'.
••"-i"w
y:
nP
srj
«.'
-:rf
:,.
!•/;•i:^;
Us
r--
sftfl"^3
4~
-
:..)x
,
CI
-^J
c
JD
-;
lis*i:i!
,^
.c>
i-l'O
ft*5
;-'o
ri!Ij
[J''^;
Cj
CI
-l»*
r/'..,KH-J
;)
';"''I*"'
""
oh
i'1
>'in
.
rt7r:V
i'-ii"S
'"3
r"-.Sb
-sOcm
w>
•^I-•Uiltl
w£
>"'
.^u
i"I>
CO
5'!-f
3O
c><
sEM'
K£
•U'
BAB I
PENDAHULUAN
Saat mi, masalah urama yang dihadapi seiaian dengan perketnbaiigan industri
yang n.afcin pesat adalah penccmaran lingkungan yang disebabkan oleli limbah yang
dihasilkan oleh industri. Limbah adalah salah satu hasil akti vitas makhluk hidup yang
sebagian tidak dapat dimanfaafkan dan hams dibuang ke lingkungan. Adanya limbah
uu harus ditangatii dengan balk seliingga tidak menyebabkan efek yang dapat
mengganggu kesemibangan dan kdestyrian lingkungan disekitarnya. Limbati yang
Tidak dimanfaaikan ini mengandung berbagai niacam spesies, dan akan berada dalam
Kcaaaan yang berbeda-beda pula, sehingga akibat yang akan terjadi juga sangat
ocragafii.
Untuk mengurangi/'menghilangkan senyawa yang hersiiaf polutan ferhayap
lingkungan sangatlah oenting. Berbagai metode (baik secara kimia, fisika mairpun
bioiogi) telah diJakukan dalam mengolah limbah untuk meminimatkan penceraaran
imgRungan. Danum derriikian tidak sernua metode dapat diterapkan di Indonesia
karena memeriukan biaya operasional yang besar.Untuk pengolahan limbah cair salah
sain metode yang cocok adalah dengan menggunakan koagulan untuk menejkat
koforan dengan pembentukan molekul/korapteks polirmklear vang mudah
terendapkan sehmgga dapat terpisah dari limbah.
Limbah air bersumber dan pabnk yang biasanya banyak menggunaKan air
dalam sistem prosesnya. Disamping itu ada pula balian baku mengatidung air
sehmttga dalam proses pengolahannya air harus dibuang, air *yang mengandung
senyavva kirnia beracun dan berbahaya mcmpunyai sifat lersendiri. Air limbah yang
telah tercemar iiiemberikan ciri yang dapat diidentifikasi secara visual dapat diketahm
dari kekeruhan. warna air. rasa, ban yang ditimbulkan dan mdikasi lamnya..
Sedanskaii identttikasi secara laooratonum, uitanuat uengan. peruoaiiati snat isitma air
dirnana air telah mengandung bahan kirma. yang beracun dan berbahaya dalam
konsentrasi yang melebihi batas dianjurkan. Jems industri yang meiigliasilkan limbah
cair diantaranya muustn tepung tapiOKu.
Industri tepung tapioka sangat memermkan baiiyaK air uaiam mengoiaii Keteia
polion niciifaui tepunt; tapioca, setungga oanyaK pma mengiiasnKaii iimoan cair yang
mengandung oadatan lersusDensi dan sianida yang dapat mempengaruhi kiiaiiias air.
Siiiekoiiii dan daunnva nien£aiidiuiH zat amiguarm, sewaKtii-waxtu asam siamoanya
dapat terlepas dan ikatannya sehingga oapat memmoiuican keracunan sianiua.
Kaiidunitaii sianida ualain limbah tapioca uerasai uan asam sianiua yang reroapat
nada kefeia oohori- dimana asam sianida ini bersifat toksik ferhadap Kchioupan
bioloeis kai'ena daoat menshambat akfivitas enzirn dalam sistem syarai paua jaringan
tubuh manusia uan newan.
Lttiibaii cair industri tapioka dapat metiiiiioutKau nau yang saogat menj'engat
dan polusi berat pada air bila pembuangannya tidak diben nerlakuan yang tepat,
seiain itu iuea daoat menimhalkan keracunan kronis sebaeai akiftat mastitcnva zaf-zat
toksis ke dalam tubith sepeiti sianida. Dalam dosis kecil tetapi terns menerus, sianida
akan terakumulasi dalam tubuh. sehingga efeknya akan terasa dalam jangka panjang.
Sianida merupakan salah sain limbah 83 yang dapat merusak ekosistem am dan
sangaf merugikan kchidupan makhhik hidup, imluk itu perlu diadakan penelitian
tentaim kandungan sianiua pada limbah cair industri tapioka serta bagaimana cara
meminimalkan kandungan sianida dan padatan tersuspensi dalam limbah tersebut.
salah satunva cara yang dapat menunmkan kandungan siamda dan padatan
fersusneiisi tersebu? vaitu melalui proses koagulasi flokinasr
Fatimah <1997) telah melakukan penelitian kandungan sianida pada limbah
can industri tapioka sebehun dan sesudah proses koagulasi dan flokulasi dengan
metode nindiii pirazolon menggunakan alat spektrofotometn UV-Vts. kandungan
sianida setelah prases koagulasi dan flokulasi lebih reudah dibandingkan seheium
oroscs koagulasi dan ilokulasi. Pada penelitian lersebu., Fatimah (199?) melaporkan
bahwa pengunaan Ai;(SOjh (Alum atau tawas) sebagai koagulan membenkan hasil
vane oaline baik diantara koagulan lam, Untuk memperoleh kondisi koagulasi dan
flokulasi ya:m optimal, pada penelitian kali mi diiakukan optimasi konsentrasi
AUSO.ih sebagai koagulan Metode yang digunakan dalain penenhian sianida mi
adalah metode niridin barbiniraf karena metode ini sangaf cocok dan tidak
memerlukan waktu yang lama, sehingga sampe.1 dapat langsung dianahsis
menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil koagulan dan fiokulan yang optimal
diharapkini dapat mennnmkan kadar CN" bingga memenuln ambang batas yang
diDeruolehkan unfiiK uumang.
hh"-J-1
,~;
O
H..
cc;
«ic
H~S
Kt
(3X
1</i
OD
«i
CI
si*
-•-
«O
•73J
.£O
C!
i/i
Cu
Ml
mi
J*:
so
&<t3
-w
!J3rrj
O«
,.£
3,rc
*w
-iis-
c*-?,
!~!w
d*
-h
IhM(/)
^™
2?hH
—j
ri
§bM
l•a
Sw
3P
rOC
C
#„;
<"!!
re
~<5re:-?
3ret
cDh
5ret
f-;i
h^
:
re:
"EhO.
Oil
-SJtj
a,1
O.
«;
cd
;~j
sK
!.5
-.:el
'•a
C"!
c3op
Q.
cic::
"i~l
r:
5*
~:
i/i8b
H-<
OS
C*i
.'•vtJ
j^;
o-E
55
'./:<i*SJ
CD
O-
L£"|
•»
-cS
cG
Jtx*
5"C
di
v>
™1
•1
«~
1.
.—
"™
:;~
.
1/'
<5rf™
>':B
^..C.H
-•*-'
"!l!-W
:5T
OC
3
CU
5^
j7
j'21.1<
D!,">
Ci-
w.«~t
V'
'J'~
'^;—
lT
e**<
*M
l'*<
'!'«£,
•j„
>...C
i
c!—
•re!
rtjj-<
fcl,)(.-I
hO
'.5
^~
*l~l
ore>
J4
~Hrt
'C^^'
'0<
u
si)
_C
"r~;
''".i~i
-WH
iiji~
.'./•;
<u>,.-.H
p"2:
C|
c'rt
3D
.
12rt
*"''
-ri
'U(*CI
^•y
-Ci
6.
/L}
o'"'
w
j".d
i1^'
'-fj)*..
c^r\
»—
'"I
L*
-i
^-U
v:
''"'
*5
jo
ft*
"SC
]<
i>:r
iz'Isl
»**ii
;U"ir"
c;E
irtm
--~i—
I'..*:!"*•'
^H
«.
*"„
w!"!
'£.•~„Z:
[jjl
ri"j-
UiM•^
(—j
k.
,•
•w
'.JJ
tit.:SjI-3:
rf;'D
w'
«-™
Cl
B
r&uuiciu { i
BAB II
TlNJAUAN PUSTAKA
997) tnenvatakan keberadaan sianida pada konseiitrast diatas 0.2
mg/L dalam tubuh manusia dapat menyebabkan fbtolitas dalam waktn 48 jam. Maka
konsentrasi sianida dalam perairan yang dlgunakan secara langsung oleh pcnduduk
hams sesuai ambang batas yairu sekitar 0.1 mg/L. Dix (1.98.1) menyatakan kandungan
asam sianida dalam ketela pohon bersiiat toksik terhadap kehidupan biologis. Asam
sianida dapat menghambat aktivitas enzim dalam sistem saraf pada jarmgan tubuh
inanusia dan he-wau,
Reieki (1997) telah melakukan penentuan sianida yang dilakukan dengan
fenolftatein secara spektrofotometer UV-Vis yang didasarkan pada reaksi konmg.
yaitu teriaditiya oksidasi dan lenolftalin meiyadi renolftalem oleh siamcta karena
adanva fembaga. Dengan nenambahan basa KOH yang meuuidalrkan penentuan
-talein hasil oksidasi karena memberi warna merah, sehingga dapat aitenmKanrenom
secara spektrofotometer UV-Vi>>.
Fatimah (1997) menyatakan bahwa penentuan sianida dapat dilakukan dengan
menggunakan pirtdin pirazolon. sianida yang direaksikan dengan klorm membentuk
sianogcn. Sefelah ditambahkan piridin dan membentuk suaiu intermediet scnyawa
.nitril. kelebihan klorm dalam larutan akan merusak intermediet yang terbentiik dan
menvebabkan hidrolisis tersebut akan membentuk glukonatdehid yang mempunyai
warna b.iru. Karena membentuk senvavva vans berwania. maka analisis sianida daoat
ui'-ttts-UKcXii i.ce>.ua u V-vis.
Rusbijantono (1999) telah meiier.tukaii komposisi kadar HCN dan sifat
organolepiik tempo dari biii karet segar dan biji karet yang diberi oerlaknan oroses
pengenngan berbeda. Bahan yang digunakan untuk peneiifian adalah biii karet
varietas WR 101 yang dikeringkan dan dibuat tempe. Peraturan vane diterapkan
meuputi ; petubuatau tempe dari bud karet segar, tempe dan bin karet yang
ni.Kermgkan tanpa kuiif, temoe dan biii karet yaiur dikeriimkan deiman kulitnva. Hasil
penelitian menunjukan bahwa proses pengeringan memberi efek oerbedaan vuaim
nyata ternauap kadar HCN bin karet, Akan tetaoi baik temoe dan bin karet secar
maupun tempe oan bui karet yang dikeringkan tidak meiiurnukkan oerbedaan vanu
nyata paoa tcomposisi rcnmawi, rcaoar iiew oan temoe bin karet segar l /,so nom.
tempe uan pip Karet vain? oiKcnugKan fauna kuht 16.05 oom dan biii karet vans?
(.iii\ci umKiiii uciiiiaii Kiuu ih.jv liuiu.
t_v ..,1, /->aaj\ h.,i„'„ .,„.,„.,„)-..I „ »,,.,„., ,;,; !;.„'„,!. . .;_ > ^- t • ii Ixllil/LdAL ( i5jl/ [ ; IS^UJAi UlCUCIUUt^clK MJIilDljMSl UlUUiUl CH?< iwy.Usrn UlOlOlva
dengan menggunakan teknik bioflokulasi Alcaligenes Laius pada industri tapioka
yntuK iiienguraiigi nencemaran lingkumran Untuk meminirnagi limbah dari nrose.s
pemouatan fapioKa sajali satiinva memani'aatkan kembali limbah oadat industri
tapioka yaitu ampas, setelah mengalarni hidrolisis sebagai sumber karbon untuk
pertuiiibunau niiicroua Aicciiigengs i^atus yang naiitinya menghasilkan bioflokulan
nana kegiatan metabolrsmenva. Bioflokulan yam/ dinroduksi dimmakan untuk
menijiokulasi bahan oadatan tersusLiensi dalam limbah cair industri faoioka. Deiman
h-;at)
VI
CO!
13
(3cr;
as
5a
"•3'£
OJ)
»«
H
CO
^ST-^i
J*:
'.^J
61
)L
0M
)T
O
H-^
9>>
TO
JaS
.H
H
.15K
l!/J
i/;C
O!
cu
CC
Dfj-
Vc
O
5j3
•>
—1
.•f-
13tJ
)•3
a«JO
0)
"CI
rr*
i/i
H»<o
15=
to
.TO
H^Ii:
to;
to
o1
—1
'"7
h3h.c:
01
)CCS
to-C
oo
Mi
pi^
CO
•H
-<
H5
•h
o
<3re:-1
3IDJ*
::
re;
"13
aabj)
33
"w.
re.
«r2
J«:T
O0)1r-S'
'L?M
'«3
'U-^h^:
V"
•.hJJV
.'-«
H.
V.;.,.
dO
X)
-~
re:tjf)
f)5^3
^:
oT
OG£3"
^H*
-H
h.
.H
H'iu
•>
H-I
^J'
'•Z
7>'S
IC
Oo
n'^
:;~'
01
)C>
>*
Ch
«!
y.~
-„
M)
WY
"—''
TO
t3S3
,:?:'i/;
ooo
K?
sCD
TO
.;P
3V|-
t3y^tl
3!-H
D.
TO
i2
555
t3
"6
6T
Oo&
(-,o
on
,^
i?^3
£1>
h!3
52
S.il
^:
TO
C^f
Og
^-'.-<
j-J-!
^:!4
2op
C3
•S.JZS
•'J1,
!«c
•£
12y
^i
v^:i
TO
C1
"5'
"S
S'
v.
^ir
t£)
53G
:S
cJ
«i—
u.
iM)
V)
c:
!]j,
dQ
.<i>™
"i
•*—i
^i
x><u
<l>
A"1
•73
a.
re:o
h-0to•oC
D
V..)
TO
„;>;
:ri—
.C
l7.^
.i-
l-h
Itf)•—
i•
hH
rt
c/5co
«::(rd
c;ico
'TO
o
nrs
^.l"
-13
-O
co
<-t
J5w
c/:
Xi
W)
J.Z>'s
.3a
*3.2
•£vg
(-1
3
1>
w-1
•n
r/1'rei
Oh
TO
:
5
c/>
oH
—*t*3
c^,-.
'illto;
C.'
V,J
,-i
P3h
Jp—
c'''"•
~i
"Spvr.
•H-.Oy
i}f*"!
'7*35C
>hM
o
~j£""'!•-
CO
crl
</•->
~-f
**ZJso
c7i<
-/;3
'./:•£i
'73
i3£>
..•!.<;:.~
ito
TO
rel
O
"5
C3
-aTO
'TO
TO
(*;;
."^:bj(j
*o
JO
a>
!Si
13i7;
!/3
Pi
.32
o1/1
r-i
"£.)
r-i
TOM
lC
O
a,
CN
13col
"3C1
JS:w
JS:JO:c5co;>
i
CS
15f,/i
TOco;
T3co:
ca
c
,2
br.
c:
•'•^O
J)
'.j
:r^
CO
CD
'U
O.
TO
.
Si)a
'•73Q.
.Y',
Y'
ca
cxr
^c:
TO
i/i
-}•C
JJ
\t
cy
Sutjahyo (199.9) telah meiakukan penelitian tentang pengolahan limbah cair
industri tekstil dengan menggunakan metode koagulasi dan flokulasi untuk
pengendapau. Sutjahyo menggunakan Aluminium sulfat dengan dosis agak tingin
yaitu 100-200 ppm scbagai koagulan, dosis ini sangaf cfektif untuk mcngurangi
wama dan BOD pada limbah cair industri tekstil htfpy/forlmk.dml.or.id/pteraob
j.j„,r:±„ /7AA.riliuvud ( i.uv/4 i itiga telah meiakukan peneluiaii feu tang optimasi proses
koagulasi flokulasi pada limbah cair yang mengandung melanoidin. Volume limbah
cair yang cukup besar ini mengandung nllai kebutuhan oksigen kimiawi (COD) yang
tinggi dan kompleks pigmen eoklat gelap (Melanoidin). Melanoidin adalah suatu
kompleks pigmen yang terbentuk dan reaksi non enzimatik antara gula dan asam
ammo (reaksi maillard). Pigmen eoklat inilah yang diperkirakan sebagai peughambaf
dalam proses penanganan limbah hingga dihasilkan mutti cfluen yang memenuhi
baku mum. Pada penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan kombinasi koagulan
flokulan yang terbaik dalam mereduksi komponen-komponen koloid dan partikel
tersuspensi. Koagulan yang digimakan adalah alum, feri klorida, fero sulfat dan PAC.
Flokulan yang digunakan adalah sereflok jenis amomk, karionik dan non ionik.
Berdasarkan hasil analisa didapat dosis optimum unrun koagulan jenis alum sebesar
4000 ppm, feri klorida 3000 ppm, fero sulfat 3000 ppm dan PAC 3000 pom. denean
dois ini dapat metiunmkaii melanoidi dalam limbah cair (littp//v\'ww.fkrn.lHidip.or.id.
/inciex.onp?ae(ion=4Bidx—69"n
ca
xow
.2
V)
r.™
73
cc
c>
•u'3
-,—
CD
Hi
C:
2"p
'y;
Q.
TO
•™
t*3W
i;™
'r^Z'.O
E«
*"'
'0.1)"D
CJ
a>1
^T
O^
:
,«
-.
-fH.
,«
-•
'—,
'""*;•X
Jj&
/;-~.
f^
-'•O
OK.)
"O
£•'-
'T
O-O
n-
"«
c:
-H~i
'r
TO
Ch
i«
4^
<b
lj£3
i>-
—.^
tre
-:*;;'r
.T
O.
•i~Id
>•
Mi
CD
Jp.i/i
£
CD
,-hC.
CD
JO!10!7
3
t*
CD
•l^
If1
\HooUXo
'
oo
+,i:!
O
10
ixonsentrasi asam sianida diatas 0,2 mg/L dalam jaringan tubuh manusia
dilanorkan dapat menyebabkan fafahtas dalam jangka wakfu 48 jam. Untuk itu
konsentrasi sianida dalam perairan yang digunakau secara Ingsung oleh pendudnk
tiarus sesiiai dengan ambang bafas yang diperholehkan., vaiiu sekiiar 0.2 me/f
Penentuan asam sianida biasaaya dilakukan terhadap dua kelas. vaifu kelas
sederhana dan kelas kompleks sianida. Dalam larutan sianida hadir sebairai ion CN"
dan molekul HCN (pKb =9,2). Didalam air uetral HCN lebrh banyakdari CN\ dalam
ion logain CN- dapat membentuk ion kompleks sianida dengan stabliitas yang
bervariasi. Toksisitas sianida terbesar pada kehidupan berasal dan HCN vane
merupakan nasi? reaksi hidrolisis CN" dengan air. Sedangkan toksisitas sianid.a uiiua
fKan diseoabkan oleh HCN yang merupakan hasil drssosTasr kompleks sianida
Oji kclamfan sianida dapat dilakukan hanya dari sianida yang berasal dari
logam-logam alkali dan alkali tanah yang larut dalam air. Larutan ini bereaksi dengan
basa yang disebabkan reaksi hidrolisis (Vogel, 1985). Reaksi yang terjadi adalah
CN" + H2D ^ HCN - OFF
^iamcia dapat untuk membuat sianogen (CNK sianogen meriiDakan ens
yang mudah menyala ini mempunyai tirifc didih -21 Cjuga merupakan senvawa
endotermrs. Sianogen juga dapat diperoleh dengan oksidasi katalitik fase gas HCN
oleh NO; (Cotton dan Wilkinson. 1976
Banyak metode standar yang dapat digunakan untuk penentuan sianida dak
suatu sampel am salah satunya adalah metode piridm barbiturat dengan alat
spektrofometer UV-Vis, metode piridin barbiturat merupakan metod
lam
ujuc auausis untuk
penentuan sianida dalam air limbah industri tapioka dimana piridin barbiturat
oerperan sebagai penHomoleks.
Sianida direaksikan dengan kloramin-T membentuk sianogen klorida (CNCI).
setelali reaksi komplit/sempuma kemudian ditambahkan dengan reagen piridin-
barbiturar hingga rnuncul warna kompleks merah-biru, dengan (erbemuknya senyawa
berwarna mi maka analisis sianida dapat ditentukan secara spekrofotometri.
3,2 Total Suspended Solid >TSS)
Pada umumnya persenyaivaan yang sermg dijumpai dalam am antara lain :
padatan terlarul, padatan tersuspensi. padatan tidak larnf dan Iain-lain. Padatan
tersuspensi merupakan senyawa kimia yang terdapat dalam air baik dalam keadaan
melayang, terapung maupun mengendap. Senyawa-senyawa ini dijumpai dalam
beutuk organik maupun anorgamk. Padatan mi menyebabkan air menjadi keruh,
kekeruhan air menunjukan balma dalam air banyak narfikel yang laruf, ierendan
melayang dan terapung yang terdiri dan berbagai persenyawaan sehingga kondisi ini
sangat merugikan kelangsungan hiciup biota air. Total padatan tersuspensi adalah
jumlah berat dalam mg/L kermg lumpur yang ada didalam air limbah setelah
rnengalami penyaringan,
12
Endapan dan keloidal serta bahan terlarut berasal dari adanya buangan
industri yang berbentuk padat. Bahan buangan industri yang berbentuk padat kalau
tioatC oapat ian.it sempurna akan mengendap oiuasar sungai ataupim membentuk
sii.snen.si nan varm daoat ianat aKau meiiiad! KOioictar .lika bahan ouaimau mdustn
benroa bahan organik yang dapat larut maka air akan mendapatkan tambahan ion-ion
iogam yang oerasal dan bahan anorgamk tersebut, banyak bahan-bahan anorgamk
yang uapat memoenicaii ion-ion iogam berat yang paua umumnva bersnat racuu
seperti Vh-N ., '-s-r, Cu uan lain-lam, Salah satu indikafor atau tano'a bahwa air
lingkungan telah tercemar adalah adanya padatan baik tersuspensi maupun keloid.
Zat-zat pactat yang oerada dalam beutuk siiSDeusi dapat dtbedakan menun.it
ukuramiya seoagai partiicel tersuspensi tcoioidai dan partikel tersusoensi btasa
Ij/dliijvci iciauapcuai 1. JCUL3 paiuivci icisuopciuii rvuiuiu ouamn yenyfcuau cvtivePUUan
uidaiam air (raurrian, 1997). Jvlaienai koloid bisa berada scbayai koloid anorgamk
uan Koloid orgamu. Kxuoiu oruanik sanoaf merusak kualitas air dan imtuk
menetraiisasiicannya uipemiKan kanuungan oksieeu terlarut vans cukup untuk
tersaomya proses degiauasi secara oioiotus.
Peuentuau total padatan tersuspensi daoat duakukau berdasarkan metode
gravimetri- rnetoue gravimetri adalah proses isoiasi dan pengukiii an berat suatu unsur
atau senvavva fertentu. Bagian terbesar dan penentuan secara analisis uravimetn
metiputi trans form as i unsur atau raui&ai ke senyawa murm stand vang daoat segera
cuunan menjaoi OCntuk. vaug dapat ditrmbantt dengan tehd. Pcmisanan urrsur-uusur
atau senyawa oaoat dilakukan deniian DeiiseiidaDan clan Denvarirman. Padatan
tersuspensi dalam hnibah industri fapiojia sangat besar iumlahnva- Hal ini karena
proses pemisalian pati dengan air paua separator pati merupakan keeiatan yang oaline
uanyaiC mengetuarrcan iimbaii cair oisamping proses pengupasan dan peucucian
ketela. Sisa pati hasil proses pcrrusauaii banyak icrikut dalam limbah cairnva
(Fatimah, 1997). Karena itu. penentuan kandungan padatan tersuspensi dalam Iimbaii
uan nasil pensolahan hmbah sangat pentmg.
3.3 Teknik Pengolaban Limbah
Secara gans besar kegiatan pengolaban limbah ferutama danat diurutkau
meniaui o tanao. antara ifim .'
-i. rern'OianaTi ;ra;ai iPnmarv /rvalmen
-7. t'ciiizotaiiaii Kectua (^cconuurv i vcciiiu^Hi \
-+. Jrciiiiuitiuail Keusiti i icriiu.!\ i f '.iurncnt i
L.'CoimeiS.UlM
A n ,.,,r„,„.,..„.„ !,,„;,,,-,,„ ij ih,„,..>.. r\„,„,,,,,,;%^J- i dm Hicim/a, i uiiii uuitt ( c •// irni.ilc /.//.T/.'f/.ic,/ ;
renguiaiian iirnpau paua suaiu indusm fruaK haras menmkaji semua fahan-
tanap diatas- akan tetapi perlu diadakan penyesuaian ferliadaD ieni.s. sumber dan
tmgkat nencemaran serta Deneirunaan hasil olahan air iinibah.
auap-fanap pentmg oaiam peugoiauau iunbah dapat diuraikan. sebaeai
neriKur
1. Pengolaban pendahuluan (Pre Treatment.)
Pada pengolahan pendahuluan biasanya dilakukan filtrasi untuk limbah cair
dengan kandungan padatan tersuspensi yang tinggi, atau dilakukan aerasi. Aerasi
bertujuan menyediakan gas 0: terhadap perairan agar aktivitas mikroba dalam air
limbah lebih tmggi sehingga kemampaannya mendekomposisi senyawa orgamk
didalam air limbah lebih besar.
Selam itu. gas 02 diperairan diharapkau mampu mengoksidasi ion-ion Iogam
bervalensi tinggi drperairan sehingga membentuk endapan. mengoksidasi senyawa
organic yang mudah terdekomposisi oleh oksidasi, atau mengurangi senyawa volatile
seperti H2S diperairan sehingga secara keseluruhan BOD dan COD perairan akan
menurun.
~. Pengotanan avval (Primarv Trer:-mfni'\
Pengolahan awal melipnti perombakan bahan !ak terlarut seperti lemak dan
Lumpur dalam air, salah satunya adalah screening. Screening bertujuan imtuk
meredukst sampah padat tak terlarut dalam air limbah. Padatan akan ferperangkap.
oiea screen dan terkikis membentuk sisa endapan.
3. Pengolahan kediia (Secondarv Treatment)
Pengolahan kedua umumnva menyangkut proses biologis untuk mengurangi
bahan-bahan orgamk melalui mikroorganisme yang ada didalamnya. Pada proses mi
sangat dlpengaruhi oleh banyak faktor antara lain jumlah air limbah, tingkat
kekotoran, jenis koloran yang ada dan sebagainya. Reakior pengolah lumpur aktif dan
sanngan penjernihan biasanya digunakan dalam tahap ini. Terdaoat dua hal vans.
15
pentmg ualam tahap ini yaitu proses penambalian oksigcn dan proses pernimbuhanuai'vieii.
^. I'engOiahan ketiga (Tertiary Treatment)
Pengolahan ini adalah lamutan dari pcngolahan-pcngolahan lerdalmlu. Oleh
karena itu, pengolahan jenis ini barn akan dipergunakan apabila pada pengolahan
pertama dan kedua masih banyak terdapat zat tertentu yang masih berbahaya bag,masyarakat umurm Pengolahan ketiga ini merupakan pengolahan secara khusus
sesuai dengan kandungan zat yang ferbanyak dalam air limbah, biasanva
dilaksanakan pada pabrik yang menghasilkan air limbah yang khusus pula.j. L^esinTektasi
Pembunuhan bakteri bertujuan untuk mengurangi atau membunuh
mikroorganisme pathogen yang ada drdalam air limbah. Mekamsme pembunuhan
sangat dipengaruhi oleh kondisi dan zat pembunuhnya dan mikroorganisme itu
sendin. Banyak zat pembunuh kimia termasuk klorm dan komponennya mematikan
bakteri dengan cam merusak atau menginaktifkan enzim utama, sehingga terjadikemsakan dmdmg sel. Mekamsme lam dan desmfektasi adalah dengan merusak
langsung dmdmg set seperti ya„g dilakukan apabila menggunakan bahan radiasiataiipun pa.nas.
6, Pengolahan Lamutan (Ultimate Disposal)
Dan setiap tahap pengolahan air limbah, maka basilnya adalah berupa
Lumpur yang nerlu diadakau pengolahan secara khusus agar Lumpur (ersebut daoat
16
dimanfaatkan kembah untuk keperluan kehidupan. Untulk liu perlu kiranya teiiebih
oatium meugena! sedikit tentang Lumpur tersebut.
3.4 Koagulasi dan flokulasi
Salah sahi langkah pentmg dalam pengolahan limbah cair industri tapiokaadalah menghilangkan kekemhan akibat dan padatan tersuspensi baik dalam keadaanmelayaug, terapung ataupum meugendap yang berasal dan proses pe?msh;ln mdengan air, SIsa pati hasil nroses nemisahau banyak tenkut dalam limbah cairsehingga meningkatkan padatan tersuspensi didalam limbah tersebut. Salah satmetode yang daoat menurunkan padatan tersuspensi dalam hmbah cair tersebu,adalah dengan proses koagulasi dan flokulasi (Alaercs, 1984V
Koagulasi dan flokulasi adalah dua tahap pentmg dalam Pengolahan limbahyang nada dasarnya bertujuan mengikaf koforan dengan pembentukan molckul /
kompleks polmuklear yang mudah terendapkan sehingga daoat terpisah dan airlimbah, padatan tersuspensi daoat dilulangkan melalui penambahan sejenis bahankimia dengan sifat-sifat tertentu yang disebut koagulan dan f»okuhn "-
,_ t.tli. iiuivumu. S-jiiiliinnva
koagulan tersebut adalah tawas (bahasa mmms alumi „„„ ;ri ,..r. , .--• "-/) i--iOov.7. mi uinumnya terdanai
didalam pengolahan awai dan pengolahan kedua. Ion inonovalen maupun polivalendanat berlaku sebagai koagulan. sedangkan flokulasi umumnva dilakukan denganpenanioaiian polmier orgauik
Menurut Eckenfelter (1989) koa«.ib,; „),],{, r;r ,.• •„ ,^,.....,.,, i„., ....,,^5,5 M-nia yang digunakan
untuk menghilangkan bahan cemaran yang tersuspensi atau dalam bentuk keloid.
m
Paitikei-partike! koloid im tidak dapat mengendap sendiri dan sulit ditangani oleh
perlakuan fisik. Melalui proses koagulasi, kekokohati partikei koloid ditiadakan
sehingga terbentuk flok-flok lembut vaug kemudian dapat disatukan melalui proses
flokulasi. Penggoyahan partikei koloid mi akan Ierjadi apabila c,ekfro,it yang
ditambahkan dapat diserap oleh partikei koloid sehingga muatan partikei meniadi
netral. Penetralan muatan partikei oleh koagulan hanya mungkm terjadi jika muatan
partikei mempunyai konsentrasi yang ciikup kuat untuk me.madakan ff?,™ ..T..a.
menank an tar nartikel koloid
Senyawa vaug blasa digunakan sebagai koagulan dalam pengolahan limbah
cair adalah alum A12(S04).. (tawas) atau (Na, K) (ALVSODA dan bidratnya, Fe ([])
dan Fe (III) klorida maupun sulfat, CaO dan Ca (OH)2. Akan tetapi penelitian ini
menggunakan alum sebagai koagulan dengan alasan flok yang terbentuk maksimal.
Proses koagulasi maupun flokulasi yang dilakukan secara bersamaan lebih
efektif dibandingkan dengan apabila dilakukan dengan tahap yang teroisah.
Baik proses koagulasi maupun flokulasi periu dikontrol secara teliti. Hal ini karena
beberapa faktor seperti kadar, jenis padatan tersuspensi, pH air. kadar dan jenis
koagulan dan flokulan, waktu dan kecepatan pengendapan sena maeam ion terlarut
dalam air mempengaruhi efisiensi proses koagulasi dan flokulasi. Efisiensi proses
pengolahan limbah cair dapat ditentukan dengan pengukuran beberapa parameter
kualltas air seperti juinlah total padatan tersuspensi, turbiditas am, warna dan pH airInnbah setelah nengolahan iFaiimah ~>ci97\
Dengan penambahan koagulan dan flokulan tersebut maka stability danpadatan tersuspensi akan terganggu karena:
LSebagian kecil tawas (Alum) tinggal terlarut dalam air, molekul-molekul mi daot
menempelpada permukaan keloid dan mengubah muatan elcklrisnya karena sebagian
molekul Al bermuatan positif sedangkan suspensi atau kolo-d biasanya bermuatanucgant (pada dH 5 samoai 8).
2. Sebagian besar tawas (Alum) ridak larut dan akan meugeudap sebagai flokAl(OH), yang dapat mengurung koloid dan membawanya kebawah nn,« ;Tnumumnva palina efisieii.
Pengenuapan dan nenvarumau
'J A l/,OU\ l_ A"U"i
Pada proses flokulasi selain zat padat berupa partikei dan koloid tersebut jugaiosiat dan iogam terlarut akan terbawa dan. diendaokan oleh fkw A!*f)m «.-.-i-,
proses koagulasi flokulasi berlangsung, dilakukan pengadukan lambat selama ± 15menit; 20 rpm untuk mempercepat nembentukan flok nej«TadlIw, ,,.,,-.--—. f-^igauuiv.;,.! jatjg iGuam cepat
dapat merusak flok yang terbentuk. Setelah flok terbentuk proses dilaniutkan
3.5 Industri Pembuatan Tepung Taoioka
w w-4
ucuffan
Tepung taoioka dibuat dan ketela pohon melalui proses pemarutan dan
pemisahan pati dari ampas ketela. Dan proses pembuatannya, akan terlihat bahwa
industri tapioka memerlukan banyak air dan menghasilkan banyak limbah cair
19
dengan kandungan padatan tersuspensi yang cukup tmggi berasal dan suspens. pati.
Teknologi pembuatan tapioka padaindustri kecil adalah sebagai uenxut:
1. Pengupasau knlit dilakukan dengan tenaga inanusiamengguuakan pisaa.
2. Pencncian dilakukan dengan cara mcuycinproikan air nersin
3. Pemarutan dilakukan secara mekanis yang digerakkan dengan mesm diesel.
Hasil parutan adalah bubur ketela, pada tahap ini air ditambahkan agar
oemarurau. iebm laucar.
4 Pemerasan dan oeuyanimau
a. Ekstraksi oati dilakukan dengan tangan manusia, diatas Kam Rasa. i^ari
atas dialirkan air sedikit demi sedikit menggunakan gayang.
b, PeTUiekstrakan dilakukan secara mekams. yaitu menggunakan sarmgau
rengendapan pati dilakukan didalam bak-bak neiigcnoapan, pcngeiioapan
vane baik adalali empat jam dan pembuangan air tidak boleh dan satu jam,
karena setelah lima jam sudah mulai terjadi nemousuKau,
Endapan diambiL air yang diatas dibnang sebagai unman cair oan tepung
7. Setelah oati diambiL diletakkan pada tampi-tampi bambu kemudian dijemnr
uibavvan smar matahan.
8, Pati hasil neugeriugan masih kasar sehingga perlu drgdnig uan unaKUKau
npnvariTjiran unUik memzhasukan fapiOKa iiaius.
"CI
Q.
Ci/l
o3>
-a+H
.
f§pi
ctxli
-373H
^
.9."5
,
fcli
£3D.
4>•vr«
a<
N«
W*
£3K
SX
ih
OJ-H
8S
•x
w
-»?
4fr
- •>sg
oi
O
!1
j«i
o.
<U
M
£-
t"ia?
rf
J™'
ca
,"C
iw
«j
Ci—
i
Qh
sT
Osi
wi
J«£
./",!
re
v;
;>i
./0
ii.;ii~
•;~
!*l
Pre
_C
iT
O
EL
ere
TO
5.:«::
to:"H
,•
H-
1t/lre
^T-"
J
«)
'5j
<n
;;n
a<its
h3
TO>•
TO
o'h*
>>
t/;J:<
S*
™'k
-
Oj£
•'J<A
r-*w
TO
.—«
03r.^
&-'-•'•
"2,-~
.T
O'a
.5J
4,.-"
TO
f/1T
O13
b-jre
'"O"L
>^
4—
'«
D,
r'<
)•-!.
»_
i.[5q.<
.—*
•bkJsi
3
c;
TO
.»
.j
•*«
IhH
Q
hO
"5
to
wi..^
4-T
M
•^<u
1>
Kt>
£-*
..^
,.-"•-i.
TO
!"3
"^
y
Ilit;«l~
j
173•m
TO
rt
M)
U^
dengan senyawa lam berbeda uilai ambang batasnya dan antara senyawa itu sendjn
juga berbeda untuk waktu yang berbada pula. Nilai arnbang batas suatu unsur atau
senyawa adalah batas maksimum senyawa tersebut aman berada di lingkungan dan
tidak membahayakan kelangsungan hidup makhluk hidup itu sendiri atau biasa
disebut nilai baku imitu. Baku mum setiap industri berbeda, tergantung dan jenis
limbah yang amasuKan.
Baku mutu limbah cair industri tapioka yang beriaku untuk industri yang
<nd«n bcronra'ii ;broai dilihat nada Tabei 1.
Tabe! 1 Baku Mutu Limbah Cair Industri Tapioka Untuk Industri Yang SudahSeroperasf
rHrflillrlCI
unn
roD
TSS
Kaciar ivta^simai t mg /t i
inn
1 k'f / top. *
a a
v.u
Tabei 2. Baku Mutu Limbah Cair Industri Tapioka linruk Industri TapiokaYane Bam Atau Yang L^ikembangkan
rararneter
fCadar Maksimal (mg /I )
f nnn 100±-j k^> is : l - v
1 rcyvy 250
: -^.~ ^. y r\
1 55 OO
Trianiua
Jjsban i'encei'naran max
jl;(r / Ion I
(Sumber : Kepiitusan Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup wo. Kep uo
MENKEII / II / .1991) (Diambil dan :Fatimah, 1997)
it: j.-,-. \T.-. V
3.7 Optimasi Analisis Pada Metode Spektrofotometer UV-Vis
Pada. a.Tial.ists dengan tnetooe spe«cti'Oiototneter uV-Vis periii utlaKiucan.
optimasi Peoerapa parameter yang perm oiopimiasi autara iatn ~pamang geiouiuang,
vvaKtu Kesiaouau. Komoieks Konsentrasi ocrcaKSi oan oH.
Paniang gelombang perhi dioptimasi karena setiap larutan berwarna akan
menyerap radiasi smar tampan paua paniang geiombang tertentu yang spesitik untuic
masmg-masiiig warna. Disampmg perubaiiau paea aosoroausi a^an iebm sens itu
dengan perubahan konsentrasi pada panjang geiombang maksiinal, Pembentukan
senyawa yang sempurna memeiiukan waktu tertentu, selain itu pada umumnva
senyawa mempunyai kestabilan yang terbatas. Untuk waktu vans relatif lama daoat
rneiicaiami penguraian. seumgga pensuK.uran senyawa uiuiKutcaa ualam kumn watctu
Gimaua rcompiervs terseout stapn.
K.onscnirasi zat-zat ocreaksi oenu Qiooiimasi karena aoabila konsentrasi zal-
zat percaKsi tersebut masih kurang, maka belum cukiro untuk membentuk senvavva
yang sempurna. Sebaliknya apabila konsentrasi pereaksi yang digunakan berlebihan
Kauang-rcaoang dapat oapat menekan senyawa yang teruentuk, sehingga reaksi akan
nergerak kearah kin. Akihamya lumlah senyawa yam?; terbentuk akan berkuraiig
semngga aosoroansinva meniirun. Disamoine itu auabil oereaksi akan memnensanihi
warna akhir larutan sehingga absorbansmya tidak sesuai dengan yang seiiarusnva.
i larga pli juga sangat mempengaruhi absorbausi suatu larutan, oleli karena itu
oeriu nuakukail outnnasi pH. iviisal nada optimasi nrl terhadan sianida deimau
metode tenolftalein. absorbansi vans terukur adalah fenolt'talein hasil oksidasi
re
re
>\
c:
sC!
re.
re
3o
•ao
.
D.
re
re
D.
S
r-
O..3.
'5''
c;
».»
.,.?•
aW
-^
t—rr.
re:«
TO
CjH^
rO
•c<5
1>
i~:«
-HC
S
P2
TO
nilt"
C
re
.-
C
r"*""s
TO
HH
H-
_iriM
cre
"2c
»—i
^tD
l—i
wh
hU
,f^-1
ThS
'"O
.Eo
re—
WH
H-^
>•
«t
c
£o
nM
"o0
0re
p;
t/7
i>J.)
5i)
-are
a.
:/;
t«.»:•
,-.,
;>
1...
it
'U<
D
73
i-'U
-e
±£
iy;
J./,
-fat/i
)—•
17!r^
:~i
23o
<3-In
c;
-i~*
J""!<
u
<u
j=:
<L>zi
tj)•*
-•!u!
i-i*
-'
cd
:
.*•0
);
up*';y
u.
X'
It
£n—
*i
—-^
;5
y.0
•.
r/:
M)
WP,
D"•'C)
Z\,
£:;
_o
UK41
Oh
CO
Ml
ifj
P
'0.^
>
*a
co
<U
CU
H-,
._.]
PiX
i•./,
re
~^
4-O
Ch!
pi
H.I.I
rt
ptil)
HP
<L>(0
SlJ
ip"7"!
':.i\
'*\i
3SJ'j
5^w
feu
re
D.
Ci.)
M•
'•
.kH
r-j'j'i
Ci
r-"<C
':
''
C-
CI
'j-Hj
,.^::^
i!1>
(M)
:"
-H
-.
t^H«
;rjX
'"•'
r-
H-l^
<H
.|ra
:c
til
Pi
'3;js
r^r;::«?;
s"U
X
;2>•
'Y)
cd
'"•)hO
<u
nj
<5S
r
sy
.j^z:
'•rt
y.y.
'U'
C*
u>
'.H.
V'
~:
C!
4—
'
r7Z
l
."-
cd
|y;
JS^C
j^™
'C
^a)
5>
SJLJ
M?>
U'J
i7r:~
-D
:.).;.
wl
r-^.
Nv
'Sj
<A
">Y>-5
•ac
ih
'l;1"U
•"f
^£
j
v:
Ol)
Wl
"3'
a,
-C!
ir
rr";
:/j
^/"J(i
c;;B
-^*
^L>
o^
'ilj
a,
-ifj
^!
—
^r./:'
:/;fA
>,-.
W
dJ:^r.31
a?
p*
*"
»-'
N»
J.
-+—j
i.-J'
-C;
;^j
a;»K
Fi
;/;
i-i'7
3t/J>
-"•-,
=;
<D
UH
-a:l<
UL
lrt-
,.oPh
CC!
£t
^1
w2
1)
X:
CI
•-i*»*-i
C\J
'U
•^"t'/;
KJ
e
">ft.,
-7f
eP.
is
H-«S
J.t£7J
P»
H^l
D.
0>
p'~
5CI
•30
ffi3j
IT;
«•aPC;
w
1Q
I.-O
[.._.
CI
«
•:/f£
£fl
73
C),
_,-
.>
o
IXI
COo
,£3
o
t/iC
7!
'c/lC
C
a,
o(A.)
Z*>
£x'
<p
"~v-V
j^iill
rei
X"OW
"'
•J....
<L>rJL
*l~
*
<L
?J."
'JO
i»l
ri<-
o
oh
i;p
f*a>
p:
..
—'
?-Hw
^W
"
CO
o.
f-
p.
1>D.
3o
-^cd
~'
I—i'
3H
..
(~|:/}
..:<:
-j^;
wC
C,
o..;<
i«
!,-H
-,
•.
ca
^;
:uo
r/i
5J
-H
-.
.
02
....
r-]
t«
V'
.s
73
;5.-X
i/i
•Mi
•,Pre
ch
Q.o
p)
'jj
"...
'~:
~
C)
o^-"i
;~m
r/l
U'
I"-1.£
t"
~i
r-i
i/:
c/T9p
'.
•u
orO
03
•uQ.
O...
u_i<
i':•>
bjj
<l>
J..H
nr—
'St
re
ct-
re
a>
"•3.o;p
nIP
P<*
3.22
1)1p
.
Cre
-it!
Bt/7
a.
•toc£-P
TO
•cJ
73
P-,
CI
CO
0>til)oa<~l
w.:*H
H-H
Oh!b
i)
Pi;
i>>
OS
03
Xi
_'*:
"S>•
od
"CI
J3
00
p/
p"-
•tl)
CO
t3
.<_
,T
1p
!P«
-p
ri£J—
>
ptU
i(X
I
<i>
""*
"'
•ua
&
p
V)
uj
--Da>
u-
03
"p
'
P-
P
CD
1]
p^<u
pE
p
to
H_
,P
uP
4"P
•>
~,
P3
.tslj
*-'•'
..Or'-^j
H-l
P'j'x
:/>
'Ai
boO
1J7j&
PS
30
0•
>-<
»^C
--—
.-*
_i
Sft£1
1—.5
53P
4
•7>Q
v;
4«
.
HH
-..
^"p
;c
<U
i-!
sa^
;r:
-§s
"p
i<D>
•y>P
.ru
\C
j»-;*
PJ°<
"p
;J™;
to%
"Pi
v^l
3*>
p°5C)
p
^re
™•P
.,p
..<
/)„
re
./•jo
!--.-i—
»re
P.
Mc
-'—<0
aii
<L
>-in.
O<
Ui-
»
..Jtli
re
P.
VJ
PDP
I,p'tri
w
<™
.'p!
j>'t
P!
,•."""
ti)pf^
c;
'L?'tz
t/i*
*j"
or"
re
—•
*
"O
p^
i«5.
re
r-^a
-H
.5P
R-
<J5
"CT,r
?p
«i
D.
Pi
re
•tJ
)'"C
*'
<"i
.£a;
•b;0
^^-a
re
5p
tu
P'
>••
tjtj<
,:^i
_WJ
P.'i>
\f/j
•pi
CD^
O/!
!/;
G<
p
3S
Cfl'
o*>'^
3o
Q:,
-D
•y•p
CO
^
^•V
j
"0
3
o^
J\/
1>
-1^1to
•-;
c;!•S
>.
Inn
,•H
i/t/!'
P.H
H'
-t_
.re
.P
Qh
r—
:H
..I
•7~ii^->
X*
p^
l^
p^.U
:
p'
re
P..
PI.
pi
•p>IP
re
P^
l.p
i-o
"-":f—
re
p1
0.i
T3
p.
u.
re
'Ho
.T
j.1
3re
<S
j
•73
«j,H
H
••k>
.
rt
1-Hto
'"P'
J5;S
p'S.'JiJj
reP
ic»
<5
Q.
re
fcO
o:i.
^ip
-<3o:l
re"o^s
Ctl.,ci>
•Hi,
"•"•
•—
-
y•y>
^.„.
P.
,„H
-i. UCiCKlOr
Detektor adalah penenma atau pemben resnon terhadap cahaya pada berbagaipamang gelombang. Setiap detektor menyerap tenaga foton vang mengenamya dan-engubah tenaga tersebut untuk dapat diukur seearakuaiUitatif seperti sebagai aruslistrik atau perubahan-perubahan panas. Kebanyakan detektor menghasilkan smvallistrik yang dapat mengaktifkan meter atau pencatat.
histrumen Spektrofotometer UV-Vis adalah sebagai berikut:
Sumber spektrura j ^Mom^to^ + fieL^op̂si I +• Detektor
'-' nJDOiSSiS
uambari. Bagan Spektrofotometer UV-Vis(Sastroham.idioio. 1991,
KSrsrr.f.v* tiHiiwcJIti
Berdasarfcan telaah pustaka dan didukung oleh beberapa reori. maka daparditank hipotesis sebagai berikut
I. Kondisi Optimal knaoulan Wil,ii .-};r.-..i.... j .' ="-Jl •,dn=Jl ^pciuiKan datum pengolahan limbal
industri taoioka
ail can
Terjadi penurunan kadar sianida dalam limbah cair t-nioki —-<•^ "-"•"- i«p'«.»tva acidau proses
koagulasi dan flokulasi
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat-alat yang digunakan
1 Spektrofotometri UV-Vis merk HITACHI U2010
l. pri meter merk i'noiab
a. Pengaduk Ivlaenet
d.GelasUkur
f i. A., -. \~ '
6. Labu Ijkui 100 nd
.' - Laon uknr jO ml
^ I >3.\.. i VI •• A •v. iji.ii.-.i uisiti iy nn
7 T7..>,... ... ~\Ci" ^' . i i iciiiiicyOi P.?'/ ITli
S. Buret 50 ml dan Slatif
S\ TV . .
y. rioc! reres
i m? uan p mi
i i. tvaea /vrton
!7 v..,,!,!, c,.„: —. .-Cillll.TV OU'IIgu
!p. ixcrtas hanim
i h-. eurong
*. 1.2 Bahan-bahan vane dieunakan
1. Limbah Cair Industri Tapioka dan Kawasan industri Rumah Tangga NgemplakMargoyoso, Pati, Jawa Tengah.
2. Akuades
3. Kloramui- T Bnatan Teknik Pertaniaii fJGM
^. ririuiu Buatan
5, Asam Barbiturat
6 Al2(SOdL "Merk Brataco ehemica (Teknis,
/. CaCOi Merk Brataco ehemica i'Teknis,
8. Diaflok ( PAC ) Merk Brataco ehemica (Teknis'}
O T'"HP,i-..i T/pVT
iO. Larutan BufferpH 6 (Asam Fosfat, NaOH,
•*,p v..ara Ken a
4,2,1 Pembiiatan Larutan Standar Sianida (CN")
Untuk mendapatkan larutan CN" 100 ppm, sebanvak 0 ">5 *r kn—i L-~m.- * ' - ^ ^ p 'vitaiai KailuIIl
sianida iBM =65) dilarutkan dalam NaOH 0,1 A1 samoai volume 100 ml, melalui
pengenceran dibuat larutan sianida (CN") 2, 4, 6, 8dan }0 ppm (lampiran 1). Larutan
standar mi dibuat untuk menentukan paniang gelombang maksimurm kurva kalibras.
dan penentuan waktu kestabilan kompleks.
29
4.2.2 Optimasi Jenis dan Konsentrasi Koagulan
Penentuan koagulasi serta optimasi konsentrasi yang sesuai dengan limbah
tapioka dilakukan dengan percobaan penggunaan beberapa koagulan dalam berbagaikonsentrasi. Jems koagulan yang digunakan adalah Al2(SO,),, CaCCh dan diaflok.PAC).
i<j kci ia .
1. Ab(S04)3 (Taw-as atau Alum)
Untuk mengetahui optimasi dan konsentrasi koagulan mi vahu dentman
membuat konsentrasi Ai2(SO,)3 20 %, 40 %dan 60% %Untuk membuat koagulan
dengan konsentrasi 20 %: yaitu dengan menimbang 20 galum kemudian dilarutkan
dengan akuades sarnpai volume 100 ml. sehingga didapat alum dengan konsentrasi 20
%. Setelah ku membuat alum dengan konsentrasi 40 %, yaitu dengan memmbang 40
g alum kemudian dilarutkan dengan akuades sarnpai volume 100 mi sehinggadidapat alum dengan konsentrasi 40 %. Sedangkan yang terakinr yaitu membuat alum
dengan konsentrasi 60 %, melarutkan 60 galum dengan akuades sarnpai volume 100
ml. didapat alum dengan konsentrasi 60 %. Tujuau dan pembuatan konsentrasi alum
tersebut adalah untuk mengetahui koudisi optimal dalam proses koalas, im
sehmgga didapat hasil yam. optimal uula
2. CaCO,
Konsentrasi CaCO, yang diperlukan dalam penelitian uu adalah 10 %. ym{Udengan eara metarmkan ]0 gCaCO, dengan akuades sarnpai volume 100 m\ schl]1„g..didapat konsenfrasi CaCOi 10 %
3. Diaflok ( Pohaiiimunium Klorida )
Konsentrasi yang dibutuhkan adalah 1%, yaitu dengan eara melarutkan 1g
PAC dengan akuades sarnpai volume 100 ml, sehingga didapatkan konsentrasi
diaflok I %.
4.2.3 Pembuatan Kloramin-T
Ddarutkan sebanyak 0. 5 g Kloramin-T dalam. akuades biugga volume 50 ml
samnn oaauuk dengan pemraduk maimet
4.2.4 Pembuatan Reagen Piridin-Barbifurat
Diambil sebanyak L5 g asam barbiturat. kemudian diencerkau dengan
akuades Imigga 25 nil. Tambahkau kedalamnya 7, 5 ml piridin dan 1, 5 HCi pekat,
encerkan dengan akuades hingga volume 50 ml. Selama nenambahan larulan amaii
perubahan vane tenadi.
4.2.5 Pengukuran TSS Sampe. Air
Pengukuran total Suspended Solid ( TSS ) dilakukan dengan cara menimoarm
kertas saring whatman ( Berat Awal L kemudian diambil 10 ml limbah dan disarms..
Kertas saring dikeringkan dengan oven pada sunn 100 C selama I Jam ^tfifm it"
kertas sanng difmibang kembali ( Berat Akhir ) sehingga didapat TSS nya.
Pengukuran TSS ini dilakukan sebelum dan sesudan proses koatmiasi dan flok mask
4,2,6 Pr««\« Kftaoiiliisi Ann Fiokisiftvi
Diambil sebanyak 100 ml limbah cair industri tapioka dalam 4 gelas beker
z.r)0 inl diaerasi selama t lam, kemiiuian o'ltampaliivau tceciaiam masmg-masmg geias
ocker terseout 5 mi AtgSv./1 h dciman konsentrasi z'(j a-(i dan 6(j "'o. 4 nn PAa.^ dan -a
ml CaCO". sambil diaduk desman oemmduk maunet selama 10 menlt. Diamkan
samoai terbentuk endaoan selama 10 mend, endapan disarine dengan kertas sanne
T "i "I
nan nucerirmscan ^pria;in oven nana sunu i uo <_, sesama ! lain
4,2,7 Penentuan Panian<* Oelombans? Maksimum
Diambil sebanvak 2 ml larutan standar konsentrasi 6 nnm vane diencerkan
r .!„„ t .,.%demran NaOH 0. 1 M. Kemudian ditambahkan kedaiamnva 1 ml kloramin-T dan
reageu pincuu barbituiat, encerkan oengan akuacies mngga to mr r.Jkrii~ panging
izeiomoarm maksimum desman sncktroiOiomeler i j V-Vas antara a00-/0u nm.
j i> j....... if.... T.^„i:s :j r CSiCI3i-Ui!ll IVUjVit IViHIUI l!>!
lyianiui! seoanyaic z. nn iarutan stauoar i^Cin' rcousentrasi p, -r, o, o uan 10 ppm
vara/ diencerkan denuan fariitan NaOH 0. f M. Kemudian tamnanKan pada inasmi//-
masiim larutan deusan konsentrasi berbeda itu 1 ml iarutan buffer. 2 ml kloramin-T
dan 5 ml reaeen piridin barbiturat. ukur absorbansi dan masmsz-masmg larutan
dengan spektrofotometer UV-Vis nada naniaim geiombang maksimurn vans didapat
4.2.9 Penentuan Waktu Kestabilan Warna
Diambil sebanyak 2 ml larutan standar konsentrasi 6 ppm. kemudian
ditambahkan kedalamnya 1 ml larutan buffer, 2 ml kloramin-T dan 5 ml rea.een
piridin-barbifurar diencerkan dengan akuades hingga 10 ml. batman tersebut
dianalisis dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum
yang maapat pada saat pengukuran paniang gelombang maksimum (583 nm) selama
13 inemt, dsamatl absorbansi yang stabil pada rentang waktu selama 15 me nit.
4.2.10 Penentuan sianida (CN) Sehe.um dan Setelah Proses Koagulasi dan
Flokulasi Pada Limbah Cair Industri Tapioka
Penentuan sianida pada limbah cair industri tapioka baik sebelum maumm
sesudah proses koagulasi dan flokulasi eara kerja yang digunakan sama, yaitu deu-an
mengambil 2 mi limbah yang tidak mengaiami proses koagulasi dan yang sudah
mengaiami proses koagulasi dan flokulasi dalam 4 tabling reaksi, vaitu 1 tabime
berisi limbah yang tidak mengaiami koagulasi flokulasi, dan 3 tabling yang berisi
limbah setelah koagulasi flokulasi dengan konsentrasi alum 20, 40 dan 60 %.
Kemudian tambabkan kedaiam masmg-masmg samnel fersebur I ml iarufau buffer, 2
ml kloramin-T dan 5 ml reagen piridin barbiturat. Ukur absorbansinya dencan
spektrofotometer UV-Vis pada paniang geiombang maksimum (583 nm).
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAUASAN
5.1 Pengertian Da.var Analisis Sianida Dengan Piridin barbiturat
Pada dasarnya anabsis sianida dapat dilakukan dengan berbagai metodediantaranya metode piridin-pirazolon dan Nmkudnn. juga dapat dma[isis
menggunakan mstrumeu lam seperti IIPLC. Akan terapi pada penelitian sianida mi
digunakan metode piridin barbital secara spcktrofetometer UV-Vis dengan alasantertentu yaitu metode piridin barlntura, merupakan metode yang biasa digunakan dan
tidak rumit.. sedangkan spektrofotometer UV-Vis sanga, mudah digunakan. tidakmemerlukan prenarasi sampel dan murah. Metode mi didasarkan pada reaksi berikut:
NaOH + CN + J CH3
CiVC!
Piridin
••— s —9
N -• CI j -. - ^
o
Kloramin- r
o
C3H- — -v .—-—s-—
o
CI
0
CNC1
4 ho + a i/2 a.;
+
N
O—C ---c=-—C- C CH H H H2 H
CN + 2NH_, + OOs +2HQ
0==:C C=^^CH H H
C C^H2 H
Asam Barhitura:
> —N
0-----A N C C="—C C C N_\ , H2 H H H2 H2
Ket: R = LI atau CH3X = O atau S
Gambar 4. Reaksi kompleks sianida dengan piridin barbiturat
Sianida dikonversi (diubah) menjadi sianogen klorida (CNC1) melalui reaksi
dengan kloramm-T pada pH kurang dan 8. Setelah reaksi lengkap, warna akan
terbentuk pada saat penambahan reagen piridin barbiturat. Piridin akan melepaskan
CL dan membentuk suatu intermediet nitrit, kelebihan klorin dalam larutan akan
merusak intermediet yang terbentuk dan menyebabkan hidrolisis senyawa intermediet
tersebut, reaksi hidrolisis mi membentuk senyawa yang berwarna merah-biru. Karena
terbentuk suatu senyawa berwarna im maka analisis sianida dapat ditentukan secara
spektrofotometer UV-Vis.
Kompleks sianogen
JH
O
5.2 Optimasi Paniang gelombang (a maks )
Optimasi paniang gelombang untuk sianida mi digunakan larutan standar
KCN dengan konsentrasi 6ppm yang dilarutkan dengan NaOH. kemudian larutanstandar ini ditambahkan dengan 1ml larutan buffer, 2 mi klorami,
piridin-barbiturat. Panjang gelombang maks
nm. Paniang gelombang maksimum adalah ouneak absorpsr
unsur atau senvavva.
i-1 oan s jjjj t'eaeen
Abs
1.5-j1
1.4-3-.
1.3 j
1.2-5
1.1 j-
1.0-]
0.9 ]
0.8-1
0.7-1
0.6-]
0.5 1
0.4-1
0.3-i —
500
mmm ini diukur pada daerah 500-700
maKsmium dari suam
600650
v.?arm)ar j. Gratik Panjang Geiombang Maksimum
Dan gambar 5dapat dililiat bahwa panjang gelombang maksimum ttmaks)
terjadi pada daerah 583 nm, dimana uada panjang gelombang mi sianida dapatterserap secara optimal artmya pada paniang gelombang maksimum ini kompleks
sianida akan mememihi hukum Lambert Beer. Jika suatu sistem meiigikuti hokum
Lambert Beer grafik antara absorbansi terhadap konsentrasi akan menehasilkan earis
lurus. karena penyirnpangan negatif dan hukurn Lambert Beer menyebabkan
kesaiahan relatif yang makin membesar clari konsentrasi sebeuarnva. Pada panjang
gelombang 583 nm milah sianida dapat terserap secara optimal.
5.3 Kurva Kalibrasi
Langfcati-iaugkan vaug cmafcuKau seoelum anaksis siamda meliputi
iXientinKasi panjang gelombang maksimum dan pembuatan kurva kalibrasi untuk
sianiua. Analisis spektrofotometer UV-Vis didasarkan pada kemempuan penyerapan
senyawa kompleks sianida pada daerah tampak (500-700 nm) denean adanva mums
Kromoror. Kromofor uigunakan untuk menyatakan gugus tak ienuli kovalen vans
uapai menyerap radiasi cSaiam uaerah-uaeran ultraviolet dan tampak.
iviirva Kaiiorasi uiouaf dengan cara mengukin* absorbansi dari laruSan standar
yang teiaii euteimikaii konseritrrismva vaitu 2. 4. '• '- -~'-~- *!" "-u. o uaii iv DDIII. Daoa Dalilulm
geiomoang pop nm maKa akan diperoleh grafik lurus antara konsentrasi denean
absoroansi samoel standar CN
Kurva Ka'lbras!
Gamoar 6 : Crank hubungan aniara absorbansi dengaii konsemrasi standarCN"
\^i - KiX
C> p,Zl\.f :! ^ vi-^ii^iiis
*ni:Sl Ji|.?llHll VV l\ OUl
wwiiussii iu_u£K.uvu unmui nicn^Ltntiiisis
Untuk mengetahui waktu kesiabiian warna digunakan larutan standar 6 ppm yang
ditambahkan dengan 1 ml larutan buffer. 2 ml kloramin-T dan 5 ml reagen p.ridm-
?npan sueKtroiotometer u v'-vis paoa panjang
-lelombatm 583 nm selama 15 menii, dari hasil pengukuran sclang waktu 15 menit
tersebut akan diperoleli waktu kestabuan warna dan kompleks sianogen.
Menuruf Sandeil (1959) warna dan ion kompleks akan dipengaruhi oieh
Uh.h-UP- •—^1* l-.-|.HHH,.-lJarl ,-'P.T-.raPP--DarOHliUti. ivouiiiuldri ulimamn
iumiab asam vans* ditambahkan serta lama dan ton itu cuouat. waKtu KestaOiian peri
waktu tertentu untuk mcmbenUi
senvawa vane stabil deiiiian pereaksmva. Jacli setelah mengetaiiiu wakt
kesiabihmiiva dibarapkan saat pengukuran larutan ddakakait dalam keadaan statm.
Xi f-^ rv o. r>
^ U L/ -_" •y
•p A PiP Q r—
*•—' i *"* —••-^> *s
o r\ p. c .^iri '-• k/ L> kj —
JUr\ /->
G-j r^
"~ *-"' ,lw "~*
Pi r\ d 1\j Vy I
t~\ nr /
Janitor 7. HubtuiirBO aiUan
,vaktu Cdetik\
Hasil analisis waktu kestabilan warna pada gambar 6 menunjukkan bahwa
kompleks sianida berada dalam keadaan stabil pada detik ke 606. 620 dan 650.
Sedangkan pada detik ke 570 (9 menit) kompleks sianida belum rnencapai kondisi
stabil, bal ini disebabkan karena reaksi sianida dengan pengompleks belum sempurna,
mi ditunjiikkan dengan kenaikan absorbansi nada detik ke 606 dan mencaoai kondisi
stabil pada detik ke 620 dan 650 artinya bahwa nilai absorbansi tetap/stabil pada
menit ke 10, sehingga pada waktu tersebut kompleks sianida berada dalam keadaan
stabil, Pada kondisi stabil inilah analisis sianida dapat dilakukan, arfinva bahwa
analisis limbah cair tapioka yang mengandung sianida sangat tepat dilakukan tidak
icbih dan pada 10 menu dari penambahan pengompleks.
iika analisis dilakukan melebihi waktu 10 menit dan penambahan
pengompleks maka kompleks sianida sudah rusak, ini ditmijukkan dalam grafik
balnva pada detik ke 660 (11 menit) terjadi kenaikan absorbansi vans) cukup
signifikan, oleh karena itu analisis sangat tepat dilakukan 10 menu setelah
penambahan pengompleks,
~.~ tn/nut Deteksi
Limit defeksi didefinisikan sebagai konsenfrasi unsur vam> dapat
menghasilkan signal sebesar tiga kali standar deviasi signal hackgmtmtl Untuk
mengetahu; apakah limit deteksi baik atau tidak dalam metode spektrofotometer UV-
Vis dapat dinerielas dengan uii slahsiik dengan nersamaaa
i — .7 A'.! — a
40
ca (HPngVi-vu
V n-2
T = Absorbansi
Sd - Standar deviasi
a ~ iiitersep
yi -- persamaan v — bx +n
x konsentrasi dimasukkan dalam persamaan tersebut
Limit defeksi termasuk kriteria untuk kerja yang penting dan metode analisis
kimia, bahkan kemajuan kimia analisis antara lam karena keberhasilan menemukau
metode bam yang mempunyai kepekaan tmggi dan batas waktu defeksi yang semakin
rendah (Listyaning, 2003). Limit deteksi juga dapat dikatakan sebagai mlai minimum
dan sampel yang dapat dideteksi oleh spektrofotometer UV-Vis, melalui uji statistikdengan persamaan diatas didapat nilai limit deteksr sianida menggunakan alat
spektrofotometer UV-Vis sebesar 0,0152, itu berarti bahwa nilai minimum dari
s.amda yang dapat dideteksi dengan alat spektrofotometer UV-Vis sebesar 0.0152
mg/L (lampiran 6) Artmya bahwa spektrofotometer tersebut mamou menganalisis
kadar sianida dalam limbah cair hanya 0.0152 mg/L, jika konsentrasi sianida dalam
limbah cair dibawah nilai 0,0152 maka alat tersebut tidak dapat ferdeteksi.
?h6 Proses Koagulasi dan Flokulasi
Proses kimia untuk pengolahan limbah cair industri tapioka yang saat ini
banyak digunakan adalah cara koagulasi flokulasr yaitu dengan cara penambahan
bahan kimia (koagulan) yang akan mengikaf bahan pencemar yana ada dalam air
41
limbah sehingea mudah untuk dipisahkan. Pada koagulasi diperlukan tahap-tahap
proses oerikut:
1. Pembentukan mti endapan atau b;sa oiseuut juga tanap peugaaUrcan cepat,
nar.fi tahan ini dlnerlukan koamalan vaitu aluminium sulfat. akan terjadi reaksi
oeneeabunean koimlan dengan zaf-zat yang ada dalam air iimbaii.
Peneadukan dilakukan pada 50-200 rpm selama 15 menit. dengan
penambahan konsentrasi koagulan. yang berbeda yaitu 20 %, 40 % dan 60 %.
2. Tahao selamutnva adalah iahan "flokulasi, vaitu penggabungan niii-mh
endaoan meniadi molekul besar (Flok). flokulasi dapat uiiakiiKan dengan
oenuadukan lambat selama 15 menit. Pada tahap mi ctigunaican banan
nembaritu (flokulan) vang akan membaiitu mempercepat fenadmya Lok yait L!
Poiyalumimmm etilonda atau PAC. K.euuggiuan uan i ,-t.C antara Sam oaya
koaeulasinya lebih kuat sehingga flok vang dihasilkan reiatii besar ma.Ka
digunakan bahan koaeulan flokulan .Aluminium sulfat. PAC uan Cai_c.o
dengan nerbandingan volume 5:4:4 ml. sedangkan konsentrasi Amni yang
cllgimakau vaitu 20 %„ 40 % dan 60 %. Hal mi dilakukan untuk mengetanui
konsentrasi Alum vang optimal dalam menuruukan T!>S dan Konsentrasi
sianida dalam limbah cair industri tapioka.
TahaD Demisahan flok dan cairan. pemtsahan dilakukan dengan cara
dieiidapkaii, setelah endapan terbentuk sempurna kemudian unaku<au
pcnvarm t?an
Pembentukan flok dalam proses koagulasi flokulasi dapat dilihat dalam gambar 8.
+ +• 4- t + + + +
->- Attraction -^
Repulsion
UJ q Q - C£> Q*~y Coagulant ($>/> ++V»AC ♦ -/r, +AAA + ^ rX) -^ .'(v'.''va
Hf2*>^ AAA * ♦ +VA\+ + +v-^ A3 d/A XV*
O -7'• ^ +1-41
$V+++\ r+\\%\ /vp /7A v.\.°+ + t\ A+ + + + +V V+++/1N ~ ^P Ah+ + +v^__h--+ + + + + + + p^—r^f + + + /+/ * +
_ + + + + + + + + + + + + +T (*• + +'--/ +Ht.H1HHHH£) +V+\\\V(T) AVCcAAcV) r-> M+ VdkVP +
0 +_© - <3 -
Cv cA>
42
Gambar 8. Proses Pembentukan Flok
Dari gambar 8 menjelaskan bahwa partikei koloid satu dengan yang lamnya
berada dalam keadaan stabil, artinya tidak ada saling tarik menarik maupun tolak
menolak. Partikel-partikel didalam cairan saling bertabrakan secara acak (Gerak
Brown), dan terdistribusi secara merata didalam cairan, keadaan tersebut sangat
stabil. koagulasi merupakan proses destabilisasi muatan pada partikei tersuspensi dan
koloid. sedangkan flokulasi adalah aglomerasi dari partikei yang terdcstabilisasi
meiiiadi partikei terendapkan. nartikel-partikel tersebut akan terabsorpsi oleh pohmer
(flokulan) membentuk flok yang akan mengendap karena massanya yang lebih besar
sehingga dapat mempengaruhi tingkat kejernihan. Semakin banyak flok yang
terbentuk akan sangat mempengaruhi nilai dari padatan tersuspensi (TSS) karena
padatan terikat oleh adanya koagulan dan flokulan. Penambahan koagulan flokulan
ini iaga sangat mempengaruhi kandungan sianida dalam bmbah tersebut, karena
sianida akan terikat pada koagulan yang akan membentuk tapisan douhlelayer
bersama narfikei lam seperti phospat, proses oengikatan sianida secara sederhana
aoat ditmai uaua iciass!
Ab(SO.A -••- 6 HCN _^ Ai2,AiN2ji
Aipcn.i. uh.o r 2PQC - -> 2Ai(QLIL
ALtSCUA .14H2(") + 3 CainCOV *>3 CaSU; + ZAHvin h - o ^>;2
Dan keiiea konsentrasi Alum (koagulan) yang digunakan dalam proses
koagulasi flokulasi mi didapat dosis Alum yang paling optimal yaitu 40 dan 60 %.
karena pada dosis ini dapat meuurunkau jumlah padatan tersuspensi dan kadar sianida
dalam bmbah cair industri tapioka, selam itu juga pada penggimaan dosis Alum 60 %
limbah tampak lebih jernih dibandingkan dosis Alum 20 dan 40 %. Perbedaan basil
olahan dan penggunaan konsentrasi koagulan yang berbeda dapat dilihat pada
44
Gambar 9 . Hasil Olahan Proses Koagulasi Flokulasi Dengan PerbedaanKonsentrasi Koagulan
Dari gambar 9 urutan dari kiri ke kanan merupakan limbah cair industri
tapioka yang belum melalui proses koagulasi flokulasi, limbah yang sudah
mengaiami proses koagulasi flokulasi dengan konsentrasi alum 20%, 40% dan yang
paling kanan 60%. Terlihat jelas bahwa penambahan konsentrasi koagulan yang
berbeda sangat mempengaruhi tingkat kejernihan, semakin besar konsentrasi alu
maka akan semakin jernih. Kejernihan juga sangan mepengaruhi jumlah total padtan
tersuspensi dan kandungan bahan berbahaya seperti sianida.
5,7 Total Suspended Solid (TSS)
Penentuan total padatan tersuspensi dalam limbah cair industri tapioka sangat
diperlukan, hal ini berhubungan dengan kandungan sianida atau iogam berat lamnya
yang terdapat dalam limbah (konreslnltasi: koniaminasi endapan oleh zat lain yang
larut) karena sianida dapat terikat dengan endapan tersebut, untuk itu perlu dilakukan
suatu proses untuk memimraaikan padatan tersuspensi tersebut yaitu melalui proses
koagulasi flokulasi. Penentuan padatan tersuspensi dapat dilakukan dengan cara
menvaring limbah cair tersebut menggunakan kertas saring, Endapan dapat
dipisahkan dan limbah dengan penyaringan yang sebelumnya diaerasi, aerasi
bertujuan menyediakan oksigen terhadap limbh cair agar aktifitas mikroba dalam air
limbah lebih timggi sehingga ketnampuanuya mendekomposisi senyawa orgamk
Hasil penentuan TSS dalam sampel limbah cair industri tapioka sebelum
proses koagulasi flokulasi menggunakan mencapai 4566,66 mg/1 ±568,62 (lampiran).
hal ini sangat melebihi nilai ambang batas maksimum yaitu sebesar 200 mg/1. Untuk
memmimaikan jumlah tersebut maka dilakukan proses koagulasi flokulasi, dimana
koagulan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alum (AlASCLA) dengan
konsentrasi 20, 40 dan 60 % (b/v)-. sedangkan polialuminium klorida bertindak
sebagai flokulan. Hasil pengukuran TSS setelah melalui proses koagulasi flokulasi
disaiikan dalam tabei 4.
HO
Tabei 3 . Hasil TSS Hmbah cair industri tapioka sebelum dan sesudah proses
koagulasi dan flokulasi menggunakan Aluminium Sulfat
rsoa
Konsentrasi Alum (%) I Volume !SS (mg/L)
2 A A AAA
KekTSS analisis :4566,66 ± 568,62 mg/L (Lihat lampiran 4)
Dan tabei 4 diatas dapat dilihat bahwa total padatan tersuspensi setelah proses
oagulasi dan flokulasi lebih kecli dibandmgkan sebehuu proses koagulasi flokulasi,
hat mi memmjukkan bahwa proses koagulasi flokulasi sangat mempcngarniu total
nadatan tersuspensi dalam limbah cair industri taoioka. Dengan demikian dan proses
diatas sludge yang terbentuk telah memenuhi persyaratan, kondisi flok yang terbenttiK
sangaf banyak ini terjadi karena reduksi zeta potensial (besaniya kekuatan yang
dikembangkan oleh ion hmgga teriarik ke suatu partikei atau uiisut) suspensi kotom
maksimal sehingga terjadi destabilisasi maksimal. dan banyaknya flok yang terbentuk
seimbang dengan banyaknya partikei yang akan ditangkap, sehingga dapat
menurunkan padatan tersuspensi, Penurunan berat TSS dengan perbedaan konsentrasi
Alum dapat dilihat dalam diagram gamoar iO.
47
Gambar 10. Diagram Batang Penurunan TSS
Keterangan : Biru = Sebelum proses koagulasi flokulasi
Merah = Sesudah proses koagulasi flokulasi
Dari Gambar 9 diatas dapat dilihat bahwa konsentrasi dan Alum sangat
mempengaruhi total padatan tersuspensi, semakin besar konsentrasi Alum semakin
kecil total padatan tersuspensi dari limbah cair industri tapioka ini. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kondisi optimal yang dapat menurunkan total padatan tersuspensi
yaitu penggunaanAlum (koagulan) pada konsentrasi 60 %.
5.8 Hasil Analisis Kandungan Sianida Dalam Limbah Cair Industri Tapioka
Partikel-partikel dapat dibuat berkoagulasi atau berflokulasi, yaitu bergumpal
dan membentuk gumpalan-gumpalan materi yang lebih besar yang akan turun ke
dasar larutan dengan penambahan koagulan dan flokulan, sehingga pada proses ini
dapat menurunkan kandungan sianida dalam limbah cair industri tapioka, karena ion
48
dari sianida akan terikat pada koagulan dan membentuk box pada saaf penemoanaii
flokulan selungga daoat turun dan rnengeuuap rvonsentrasi sianiua uaiam iunban, cair
industri taoioka saebelum melalui proses koagulasi flokulasi mencapai 34,3/ ± u.4ul
TriL'/L. konsentrasi ini sancat melebuu mmlau yang dioerbo'tcuK.an vaitu 0,5 mg/L
Konsentrasi tersebut menaalami oenurunan setelah melalui proseskoagiuasi ilo.Kulasi,
Pen unman kandumran sianida dalam limbah. cair terdapaf pada i aoei j.
Tabei 4, Data kadar Sianida (CN) sebeium dan setelah koagulasi dan iiokulasi
dalani hmbah cam industri fapioKa
f~o- _,, ,..*,.„_; ii...„ ,-n/\ ! s/.-.i „m„ ,.-.,-. .-;.-,,-.;a~. ;,,-.,, ,'f N>. 'j (vOUSCiitraSi MtUiw \ 0; i vwiuitiC <t./tt .tirtf iit.icl ^ttt^y t../ j
3. 7P i ± u.uy 15
• 60 Tidak terdeteksi j
Ket: Lmat iampirau ."7 (ramp oeteccsi . 0,0:3P miri. j
Dari data diatas daoat dilihat bahwa nroscs koaamass fiokutasi sangat
beroeimaruh terhadao kandungan siamda dalam (imoan cair industri tapioka. tcrouKti
bahwa teriadi oenuranan kandunnan sianida sebesar — pw A dan seoelum xoagmasi
flokulasi, Optimasi koagulan juga sangat mempengarum oeniasn naatcuya proses
koaaulasl dari data tabei 4 fanny tidak terdeteksi nukan menyatakan tinaK adanya
siamda dalam hmbah cair tersebut. tetapi konsentrasi sianida terseout Kemun.gK.man
sanuat kecil mmlalmva sehinntia tidak daoat uidetcKsi olen speKtrorotometer u v'-vis.
Hal ini meuuniukan bahwa pada dosis 40 % dan oO % Aluminium sutfat tcoiiuisi tiOic
vamr terbentuk sangat banyak sehmgga oanat menuruupcan tcaciar siamda daiani
49
hmbah cair tersebut. Mekanisme koagulasi flokiilasi yang terjadi pada efiuen Iimbaii
cair vang mengandung siamda dapat diielaskan sebagai berikut : sianida memiliki
muatan ueitatii yang keinuoian narus umefralrcan untiirc tenaomya proses rcoagmasi
flokulasi. Disocrsi koloid ini stabil karena adanya penolakan elektrosfatik antara
muatan-muatan negatif partikei koloid. Penambahan koagulan sebagai kation untuk
menetralisasikan muatan oartikel. menyebabkan terjadmya gaya Van der Waais,
selungga paiTikel-parfikel tersebut terflokulasf. Paua umumuya koagman yang
disrunakan merunakan neuambah ion untuk menetrabsasi muatan partikei yang
menyebabkan terjadinya gaya Van der Waals, sehingga partikel-partikel koloid
terflokulasi. Aoabda tenadi adsorpsi kation yang berlebih uapat menyeoaotcan
detlokulasi atau restabihsasi koloid kembali. karena auanya gaya toiak menoiak
antara nmatan positn partircei, niarca ciigimaKan tioKUian yang mengaucmng
komnonen iomk. nasi! ocrhitiingan dan kadar siamda uatam umoaii cair mdusin
taoioka daoat uiimat oada lanioirau j.
KESIMPULAN" DAN SARAN
btl KesiniDulan
Berdasarkati hasil penelitian penuruuan siamda dalam Hmbah cair industritapioka dengan koagulasi flokulasi dapat disimpulkan :
b Kondisi optimal koagulan sangat bcrpengaruh terhadap kadar sianida dalam
hmbah cair industri taoioka, hasil penelitian menunjukan bahwa padakonsentrasi 20 %, 40 %dan 60 %AldSCLh mampu menurunkan konsentrasi
total padatan tersuspensi dan siamda dalam limbah cair industri tapioka,
2. Volume TSS dalam hmbah cair sebelmn dilakukan proSes koagulasi flokulasi
mencapai 4566,66 i 568, 62 mg/L sedangkan setelah melalui proses koagulasi
nokulasi mengaiami penurunan. pada penggunaan konsentrasi alum 20%
mencapai 4000 mg/L, 40% alum inencapai 3000 m/l dan 60% alum»-.-. -. .-,,-«„ ,-„ _ ' \ AA t\ ,'I
3. Konsentrasi siamda scbelum proses koagulasi flokulasi mencapai 34A? ±
0.4ol mg/L, mi sangat melebihi ambang batas maksimum vaitu 0.5 mAL.
4, Setelah koagulasi flokulasi konsentrasi siamda menurun, pada penggunaan 20
%Alum konsentrasi sianida turun menjadi 5.731 ±0.0918 mg/L. sedangkan
nada penambahan 40 dan 60 % Alum, siamda ndak terdeteksi berarii
koagulasi mencapai optima? nada saat dikoagulasl dengan 40 %dan 60 %Alum in ium sulfat.
till
wfl>r~
Vj
.*«o
CQ
<—
.i.
'•7C
^
:z
•''t
••J.)•1)
Pj
*j
t—
'--^
'.'J.!**7
:51
I"
•u
r^l™o
V>
«R'*
"'
o
wP
j!4
m>
PI
U-«
Q.
^<
n
i\>l~MU
5P»
'P!
•S
-:«;..~
'SI
.VJ
M
p«
.
iS
c-l
pp2*Spjj
•3
t*
PI;
'P'J
p^
o
-pi
i-,
cC
3,_
x
Po
*—
,.:*:.tp
m**£*
ipt-
«s
0>
.^.";
<o
£.
h'PP
S_
,
n>—
-p
;01)
u.
•:~w
PJj
n<
L>
•>.
P;/>
ID0
>7
"s
DAFTARPLJSTAKA
Aiaert, G. and Santika,, 1984, Metode Penelitian Air Usaba Nasiomd S»r-™-- vjh.ui.i.1 i \ lIc>HJlivl 1^ L3 i_u v-il/l! Vol
Arya, W, 1995J.)anwak Pencemaran Tingkungan. AND1, Jogjakarta.
Bratby. J., 1980, Coagulation and Phailatinn With an Emphastson Water and WasteWater 'Treatment, upland Press Lid, Neder<and.
Cotton. F, A. Dan Wikmson., 1076, Kimia Anorganik Dasar. UI Press. JakartatAx. H. M., I9SL Environmental Pollution, John Willey and Sons, New York
Eckenfelder. W„ 1989, Industrial Water Pollution Control McGraw Hillinternational Edition, Ne.vYork.
Hamzah. F., 2001, feknik Bioflokidasi Alcaligenus Tains Pada Limbah Cair IndustriTapioka Untuk Mengurangi Pencemaran Lingkungan, IPB, Bogor
Hammer, M. J,, Water and Wastewater leehnologi (Third Edition), Prentice HaltInternational Inc. 1986. New Jersev.
hhp;//forhnk.dmi.or.id/'pterapb/te.vfile./i214.hrn3
nttp;/7\vvvw.menlh.g"o.id/u.saha-kecii/olah/tekstii.hlin
iittp://wvvw.fkm.undip.or. id/index.plipAacrion^4Bidx=-695
Fatimah. L, 1997, Aktivasi Zeoln Alam Asa! Cipatujah Sebagai Adsorben DalamPengolahan Limbah Cair Industri Tapioka, Sknpsi, Universitas GadjahiVIaua, Jogjakarta.
Gmfmgs, p, 1992, Mencegah Dan mengendalikan Pencemaran Industri, PustakaSmar \ larapau, Jakarta.
Khopkar, S. IvL, 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik., UI Press, Jakarta.Pandia. S. dan Amdani, K.. 2000. Pemanfaatan Bin Kelor (Monnga Oleifera)
Sebagai Koagulan Pada Proses Koagulasi Eiokidasi dan Sedimenias,Limbah Cair Industri Pencuaan Jeans, Sknpsi, USU. Medan.
Kejekr S., 1997, Optimasi Pengukuran Siamda, Ammonia, Nitral, dan Nitrit SecaraSpeklrqfotomeiri UV Tampak. Skripsi, FMIPA UGrvL Jomakarta.
Rahmalafi. R... 2004, Kandungan Togam Berat Paksa (Tlgj dan Temhaga iCu) DalamDagiiig Kaleng Secara Spektrometn Serapan Atom-Cuplikan Padat,Skripsi, FfvllPA UN, Jogjakarta.
Rusbijantono. J., 1999. Komposisi Kitmawi, Kadar HCN dan Sitat OreanolentikTemne Dan Bin Karet (Hevea Brasiliensisi Segar dan Dikeringkan, PusafKajian Makanan Tradisional, UGrvL Jogjakarta.
Sandeil. L. B„ 1962, Color/metric Determination of Trace Metal. 3Td Wile-'Interscience.
Sastrawijaya, Tresna. A. Msc, 1991. Pencemaran Lingkungan, Rmeka Cipta. Jakarta.Sastrohamidjojo. H„ 1991, Spektmskopi, Edisi Kedua, Liberty, Jogjakarta.Sugiharto, 1987. Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah, UI-Press. Jakarta.Day dan Underwood. A. L„ 1986, Analisis Kimia Kiianiitaiik Fdisi Kelima.
Lrlangga, Jakarta.
Vogel, 1985, Baku Teks Analisis Anorgamk Kualitatif Makro dan Mikro,Diterjcmahkan oleh Ir. Soetiono, dkk, Fdisi Kelima. Kaimau MediaI'ustaKa. Jakarta.
Widyasiuii. L, 2003, Penentuan Cr DP Dalam hmbah Cair Industri PenyamakanLulu Dengan Spektrofotometer UV-Vis. sknpsi. FM1PA Uik Jogjakarta.
M
A'
P-
uP^
.07
•PP
Z
J''S
<~s
CO
oc~;
sJ'M
i
Sj
,ACQ
T>
:z
rAp>
CO
<p
o
ii
H.J
H-4';~
:
<A
!~;<
D"i"j
"O
!";c;i
,;p
7.-3
Pi;
5sp1
ac
03
SO
r4ZuvMX
r-i
#:
pj
<p
i
t/j
PlHP
P»•
o
73
'/7
r-i
nf*II
</J
f-
Cr~>
flSO
.
',3o
P.
O
£0
a.
•-Tf.P
,>
V5
H.J
<n
a.
Oh
CD
CD
Ci
a,
.p.
oo!.!.(
Q.
Q.
H-1
Q.
O
8. "> T>~ --»-;Anuampiraii i. rernifungan pembuatan NaOH 0,1 M 50 nil
Diketahui : e = BM x M x L
DSS X?„r\U IAljivi rvaL/H = 40
iVl
•i x- u.j L
Jam untuk membuat larutan NaOH 0,1 Mdilakukan dengan cam melarutkan
(•crista! NaOH 0,2 g dengan akuades hingga volume 50 mL.
Lamniraii 3, Data kurva kalibrasi standar sianida (CN)
No j Konsentrasi (ppm) j Absorbansi
i- I
U..S8.7
0.466
rsM?
iJari data diatas daoai dloeroleu persamaan : '/ —Ba + A
Lampiran 4. Perhituiigan Total Suspended Solid (TSS)
1. Sebehmi proses koagulasi flokulasi
Diketahui: Vol. TSS =0, 0456666 g/10 mL
i\f\\cs/s/ ir r /' / / „vAJipoooo u = us oooo mn
i u ulL — cut i
45.6666 mil—: p: = 4566_ 66 mc/L
.Oil
'.;„', Tfc; A A1 ,P! a .... iVOi, !0O — y.UH sp" lO me,
40 nip
r\ pi i
±Vk*'\! iillll I..
D. rvOtlSCiituiS.t Inula <U'/o
jo rug
__ 7 AAA ... ,h,;v— JWU liltp P
V (It. I AA — O. O I St .! O ITU .
-1000 mo/L
Lampiran 5. Perhitungan kadar sianida
1. Sebelum koagulasi Flokulasi (pengenceran 5x)
! l 1. U,J.7P
1 2 1
i ^ '
1 i'I i
0,532
7)327
.Persamaan re ere si Imier adalali v
Maka untuk samoet ;
0, s,-,2 = 0,0;•y o ja i- t;, l .'. hi j
X = O.AOA mgo. A
A-r.pp !!is:;l
lauiutun perhitungan
i Xh 11 2. t^' 1
V; j ,\
• * • ! j4,P4 !
1 p. | 34,845 34.37
i 3- ! 33,925 :
._ ... —
X(mg/L) j Kandungan siamda pada jsampei (mg/1a
'I .1 "i .1
34.84D
j "J OT-
a ft:iu:v _>. A i')7'!i.i.U-'VUJA U. lii-1
0,4.0
-IS 44 S 0 19X
34.37 ± 0.4O1
"V _„ r\ ^i040
cacc
tSl0
.U
•^»
.-
C3
•M(/j
«1•M
P*
3^
-lai
«3C
6*
-P
3(SI
•1—
1P
m
PM
41
ft.O
<r.
P*
aC
£m3
'—<
uf»*v
X!
S3-U
*2C
/5
-J
03•a03
ft.
03'
•,_
.
"a
p-
•o,73
OJj
^
03::
-77
'.,7'—
'.;_[
P.O
r~-
03C
P,Pii
p•
;.*--<
p"7!"7
'1
-a
••'f*
03
\/
..X,
tA-1
-«
nt/7
E
•trC
N',„
'x'..o
C7
A'
rO
a;
><•»
«<
<S1
S303
CM
<M
r-
p:i
C7
C^
iri
v.-
o1
/71
C7
'AIS!
0.3
CP
o.P
i
75&p.
iiM
a;
03o
o.
._
.—
CN
XI-I-a5b
'O>••
H
'Si
Uo
Jri(7
,ri
1/1P
*io
p
e>
0:1V
;-!u
p
X,
*i
O
It
op
-t
cr;
ISc
:o-I-
"T
'•i
O•of~
lS
O._
,.
ay
rN
_.,
o
oo
1!
iN
op
"p
in
•7T
Uo
",,.j.
•7T
io
~i
i-
op
<C
'|<
/p
PI
C'l
,.J.
ri
I
A'ITO
P-7t-C
Oo
ni
o
—i—
•—
2ri
<-r,
aQ
M
•HH
.,
ooor--
i"riso
OO
•5coi
OCD
r-i
-0,053
rp
i/'i
oo1
c-p
>n'
i^-
00
•>o
'.C
1/")
'/"I
<"N
f""~"~"
i
op
]
QI7
(/:•
00
O
CNSi
p/.
Q
M)
CI
X
5!
^P
XX
Xo
I''-*•o
;oo
1,tx''—
•ON
Ir'!
>n
[•--
<n
!/•]
r~
<A
OS
p-
o
II
[XIC
O
It
00
O
oP«)
"J>
<l>
,/:)
&u<
a
bf}
cc
.-..
,-.—
„p!
c>
^oO
p[•••-
3, 40 % Aluminium Sulfat
Sampe Absorbansi X{mg/L) j Kandungan sianida padsj sampel {mg/L)
-J,/iz
0.048 A .245
0,048 .1 ?zK
Persamaan regresi linear adalah Y= 0,05965 X + 0,1223
0,050 -- 0,05965 X + 0,1223
X = -L212rag/L
Lanjutan perhitungan
1. | -1,212
2. j -1,245
3. P -L245
Sd
!Vni!
V n-l
i ^~" n 7a .. i a-; / /,pV a. iU
0,0191
X I r> •—^ -
j r\ A7 i! u,up i
1 A A * t r\-4 ti 1,4 1 All/ |
-1,233 -0,012 | l,44x io""4-]
-0XH2~ } 1,44 x 10 4 |
| Y =7,29x 10"4 |
•1,2.33 ±0.019 j
idi hasil kandungan CN" setelah dikoaeulasi denean ^ »•'- •"• i.
(-1.233 ±0,0191) mg/L
4. 60 % Aluminium Sulfat
.jutI n;t jJell HJ•-- (.lllg/l.;
- I ,A46
'rv po /A mm
'-v«11uni i jjiii 1 s iail i03
sampci (mg/L)|Mua
U.UA./
0 04 f •1,363 ,36>i ± 0,0426
0 039
Arsamaan regresi linear adalah Y = 0.0596;
iinjUiHn pernitungan
-i„i63
Spp
n
3 x iO
1 A O , i r, -'1,-10 A iU
-OX lii
-0,025 i 6.25 x 10"
>. = 3,609 x 10"
'Si
Pi
SOcnu
,4-ft
"r
joO
IsIs
>,
•X
—H
1;-,
i*
1io
'''•1^J-
j'1-7r-.
1-.
i"S"
'"i
>••
lo
cP
t-O
-'
'/"i
"P
i"rl-
-t
;c>
CO
•'Pi
10"
on
o
io
ON
O
cD
0(••'1o
n
383
ojp
00
X!<"i
OO
A)
•Mj
on
rp
op
u-,
O