gangguan fonologis
DESCRIPTION
fonologisTRANSCRIPT
GANGGUAN FONOLOGIS
Gangguan fonologis termasuk banyak gangguan dimana suara bicara yang diharapkan
menurut perkembangan usia pasien dan kecerdasannya adalah tidak tepat atau terlambat.
Gangguan dapat terdiri dari kesalahan dalam produksi suara, substitusi satu suara dengan suara
lain, dan menghilangkan suara tertentu seperti konsonan akhir. Kesulitan mengganggu
pencapaian akademik atau komunikasi social. Menurut diagnostic and statistical manual of
mental disorders edisi keempat (DSM-IV), jika ditemukan retardasi mental, suatu deficit motorik
dan sensorik bicara, atau pemutusan lingkungan, disfungsi bahasa adalah melebihi dari apa yang
menyertai masalah tersebut.
Gangguan fonologis adalah kategori yang lebih luas dibandingkan gangguan artikulasi
perkembangan (developmental articulation disorders), yang dituliskan dalam DSM edisi ketiga
yang direvisi (DSM-III-R). Gangguan artikulasi perkembangan adalah gangguan fonologis yang
paling sering pada anak-anak dan merupakan prototip gangguan yang didefinisikan oleh kategori
gangguan fonologis DSM-IV. Gangguan fonologis ditandai oleh missartikulasi yang sering,
substitusi bunyi, dan menghilangkan suara bicara, memberikan kesan bicara seorang bayi.
Keadaan ini tidak disebabkan kelainan anatomic, structural, fisiologis, auditorik, atau neurologis.
Keadaan ini bervariasi dari ringan sampai parah dan menyebabkan pembicaraan yang terentang
dari yang dapat dimengerti sampai yang tidak dapat dimengerti sama sekali.
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi semua disfungsi fonologis pada anak-anak adalah tidak diketahui, dan
perkiraan adalah sangat bervariasi tergantung criteria diagnostic yang digunakan. Prevalensi
ganggaun fonologis dahulu diperkirakan 10% dari anak-anak dibawah usia 8 tahun dan 5% pada
anak usia 8 tahun dan lebih. Gangguan ini 2-3 kali lebih sering pada anak laki-laki dibandingkan
anak perempuan. Keadaan ini juga lebih sering pada sanak saudara derajat pertama dari pasien
dengan gangguan dibandingkan dengan populasi umum. DSM-IV melaporkan bahwa 2-3% dari
anak yang berusia 6-7 tahun adalah menderita gangguan.
ETIOLOGI
Penyebab gangguan fonologis adalah bervariasi dan terentang dari masalah perinatal
sampai gangguan pendengaran sampai kelainan structural yang berhubungan dengan bicara.
Keterlambatan perkembangan atau keterlambatan amturasional yang sederhana, bukannya
disfungsi organic, dalam proses neurologis yang mendasari bicara, adalah keliru.
Suatu frekuensi tinggi gangguan fonologis telah ditemukan diantara anak-anak dari
keluarga besar dan dari keluarga dengan status sosio ekonomi rendah, yang menyatakan
kemungkinan efek penyebab stimulasi dan dorongan bicara yang tidak adekuat pada keluarga
tersebut.
Factor konstitusional, bukannya factor lingkungan, tampaknya memiliki kepentingan
utama dalam menentukan apakah anak memiliki gangguan fonologis. Banyak anak dengan
gangguan adalah memiliki sanak saudara dengan gangguan yang serupa yang menyatakan bahwa
gangguan mungkin memiliki komponen genetic.
Koordinasi motorik yang buruk, lateralitas, dan sisi dominan (handedness) tidak berperan
dalam gangguan fonologis.
DIAGNOSIS
Ciri inti dari gangguan fonologis adalah defek artikulasi yang ditandai oleh kegagalan
anak yang terus menerus untuk menggunakan suara bicara konsonan tertentu yang diharapkan
menurut perkembangannya, termasuk menghilangkan, substitusi, dan distorsi fonem, yang
biasanya merupakan fonem yang dipelajari kemudian. Gangguan tidak dapat disebabkan oleh
kelainan structural atau neurologis dan disertai oleh perkembangan bahasa yang normal. Criteria
diagnostic DSM-IV untuk gangguan fonologis sebagai berikut :
Tabel 43.3-1
Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Fonologis
A. Kegagalan untuk menggunakan suara bicara yang diharapkan menurut perkembangannya
yang sesuai untuk usia dan dialeg (misalnya, kesalahan dalam produksi, pemakaian,
pengungkapan atau organisasi suara seperti, tetapi tidak terbatas pada, substituasi satu
bunyi dengan bunyi lain [menggunakan/t/ untuk menyebutkan/k/] atau tidak
menyebutkan suara seperti konsonan akhir).
B. Kesulitan dalam produksi suara mengganggu pencapaian akademik atau pekerjaan atau
komunikasi social.
C. Jika terdapat retardasi mental, deficit motorik-bicara atau sensorik, atau pemutusan
lingkungan, kesulitan bahasa adalah melebihi apa yang biasanya berhubungan dengan
masalah-masalah tersebut.
Catatan penulisan :
Jika terdapat suatu deficit motorik-bicara atau sensorik atau suatu kondisi neurologis,
tuliskan kondisi tersebut pada axis III.
GAMBARAN KLINIS
Gambaran klinis penting dari gangguan fonologis adalah berbagai suara bicara yang tidak sesuai
menurut perkembangannya. Suara sering kali diganti (sebagai contoh pemakaian”t:”
menggantikan”k”) dan dihilangkan, seperti menghilangkan huruf konsonan akhir.
Gangguan fonologis dikenali pada masa anak-anak awal. Pada kasus yang parah
gangguan dikenali pertama kali pada kira-kira usia 3 tahun. Pada kasus yang kurang parah
gangguan mungkin tidak sampai usia 6 tahun. Artikulasi dirasakan mengalami kekurangan jika
dibandingkan dengan bicara anak dengan usia yang sama, dan perbedaan bukan disebabkan oleh
kelainan intelegensia, pendengaran, atau fisiologi mekanisme bicara pasien pada kasus yang
sangat ringan hanya satu fonem yang mungkin terganggu. Fonem tunggal biasanya terkena, yang
tersering adalah yang didapatkan kemudian dalam proses perolehan bahasa yang normal.
Pada gangguan fonologis, suara bicara yang paling sering mengalami missartikulasi
adalah yang diperoleh kemudian dalam urutan perkembangan (r,sh,th,f,z,l dan ch). Tetapi pada
kasus yang parah dan pada anak yang kecil, suara seperti b,m,t,d,n,dan h mungkin keliru
diucapkan. Satu atau banyak suara mungkin terkena, tetapi suara vocal tidak.
Anak dengan gangguan fonologis tidak mampu mengartikulasikan fonem tertentu dengan
benar dan mungkin mengacaukan, mengganti, atau bahkan menghilangkan fonem yang terkena.
Pada penghilangan, fonem tidak ditemukan seluruhnya (sebagai contoh “blue” untuk “blue”,
“ca” untuk “car”, atau “whaa?” untuk “what’s that”) pada substitusi, fonem yang sulit digantian
dengan fonem yang salah (sebagai contoh, “wabbit” untuk “rabbit”, “fum” untuk “thumb” atau
“whath dat” untuk “what’s that”). Pada distorsi, fonem yang benar didekati tetapi diartikulasikan
dengan salah. Jarang terjadi penambahan, biasanya vocal “schwa” atau “uh” (sebagai contoh,
“puhretty” untuk “pretty”, “what’s uh that uh?” untuk “what’s that?”).
Penghilangan dianggap tipe missartikulasi yang paling serius, substitusi merupakan tipe
yang paling serius selanjutnya, dan distorsi merupakan tipe yang paling kurang serius.
Penghilangan sering ditemukan dalam pembicaraan anak kecil dan dapat terjadi pada akhir kata
atau dalam urutan konsonan (“k” untuk “car”, “scissor” untuk “scissors”). Distorsi, yang
ditemukan terutama pada pembicaraan anak yang lebih besar, menyebabkan suara yang bukan
merupakan bagian dari dialeg pembicara. Distorsi mungkin merupakan tipe missartikulasi
terakhir yang tertinggal dalam pembicaraan anak-anak yang masalah artikulasinya sebagian
besar telah hilang. Tipe distorsi yang paling sering adalah selip lateral (lateral slip) dimana anak
menyebutkan suara “s” dengan aliran udara melewati lidah, yang menghasilkan efek bersiul, dan
plat platal (platal lisp) dimana suara “s” dibentuk dengan lidah terlalu dekat dengan palatum,
yang menghasilkan efek suara “shh”. Missartikulasi pada anak-anak dengan gangguan fonologis
sering tidak konsisten dan acak. Suatu fonem mungkin diucapkan dengan benar dalam satu
situasi dan salah pada waktu yang lain. Missartikulasi tersering adalah pada akhir kata, dalam
kalimat yang panjang dan secara sintaksis adalah kompleks, dan selama pembicaraan yang cepat.
Penghilangan, distorsi, dan substitusi juga terjadi secara normal pada anak kecil yang
sedang belajar berbicara. Tetapi, bilamana anak kecil yang normal dengan cepat menggantikan
missartikulasi tersebut, anak-anak dengan gangguan fonologis tidak menggantikannya.
Walaupun anak-anak dengan gangguan fonologis berkembang dan akhirnya mencapai fonem
yang benar, mereka mungkin menggunakannya hanya pada kata yang baru didapat atau mungkin
tidak membenarkan kata-kata yang dipelajari lebih awal yang mungkin telah keliru diucapkan
untuk suatu waktu.
Sebagian besara anak akhirnya mengatasi gangguan fonologis, biasanya pada kelas 3.
Tetapi, setelah kelas 4 pemulihan spontan kemungkinan tidak terjadi, dan dengan demikian
penting untuk mengobati gangguan tersebut sebelum perkembangan komplikasi.
Pada sebagian besar kasus yang ringan, pemulihan dari gangguan fonologis adalah
spontan, dan sering saat mulai masuknya anak ketaman kanak-kanak atau sekolah mencetuskan
perbaikan. Terapi bicara jelas diindikasikan untuk anak-anak yang tidak menunjukkan perbaikan
spontan pada kelas 3 atau 4. Untuk anak-anak yang artikulasinya secara bermakna tidak dapat
dimengerti dan jelas terganggu oleh ketidakmampuan mereka untuk berbicara dengan jelas,
terapi bicara harus dimulai pada usia yang lebih awal.
Gangguan lain adalah sering ditemukan dengan gangguan fonologis, termasuk gangguan
bahasa ekspresif, gangguan bahasa reseptif atau ekspresif campuran, gangguan membaca, dan
gangguan koordinasi perkembangan. Enuresis mungkin juga ditemukan.
Suatu keterlambatan dalam mencapai kejadian bicara (seperti kata pertama dan kalimat
pertama) telah dilaporkan pada beberapa anak dengan gangguan fonologis, tetapi sebagian besar
anak dengan gangguan mulai berbicara pada usia yang tepat.
Anak-anak dengan gangguan fonologis mungkin memiliki masalah social, lingkungan,
dan perilaku penyerta yang serius. Kira-kira sepertiga anak dengan kondisi tersebut memiliki
gangguan psikiatrik, seperti gangguan deficit-atensi atau hiperaktivitas, gangguan cemas
perpisahan, gangguan penyesuaian, dan gangguan depresif. Anak-anak tersebut dengan
gangguan artikulasi yang parah atau yang gangguannya adalah kronis dan tidak pulih adalah
anak yang paling sering mungkin menderita masalah psikiatrik.
DIAGNOSA BANDING
Proses diagnostic banding untuk gangguan fonologis termasuk tiga langkah : pertama, klinisi
harus menentukan bahwa misartikulasi adalah cukup parah untuk dianggap abnormal dan harus
menyingkirkan misartikulasi normal pada anak kecil. Kedua, klinisi harus menentukan bahwa
tidak ada kelainan fisik yang menyebabkan kesalahan artikulasi dan harus menyingkirkan
disatria, gangguan pendengaran, dan retardasi mental. Dan ketiga, klinisi harus menegakkan
bahwa bahasa ekspresif adalah dalam batas normal dan harus menyingkirkan gangguan bahasa
ekspresif, gangguan bahasa reseptif/ekspresif campuran, dan gangguan pervasive.
Pedoman kasar untuk penilaian klinis artikulasi anak-anak adalah bahwa anak berusia 3 tahun
yang normal dengan benar mengartikulasikan m, n, ng, b, p, h, t, k q, dan d: anak normal usia
4tahun dengan benar mengartikulasikan f, y, ch, sh, dan z: dan anak normal usia 5tahun dengan
benar mengartikulasikan th, s dan r.
Pemeriksaan neurologi, struktur mulut, dan audiometric mungkin diperlukan untuk
menyingkirkan factor fisik yang dapat menyebabkan kelainan artikulasi jenis tersebut.
Anak-anak dengan disatria, suatu gangguan yang disebabkan oleh kelainan structural atau
neurologis adalah berbeda dari anak-anak dengan gangguan fonologis dimana disatria adalah
sulit dan kadang-kadang tidak dapat disembuhkan. Air liur menetes, perilaku motorik yang
lambat dan tidak terkoordinasi mengunyah dan menelan abnormal, dan menjulurkan dan menarik
lidah yang aneh atau lambat adalah indikasi untuk disatria. Kecepatan bicara yang lambat adalah
indikasi lain untuk disatria.
PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS
Pemulihan jarang terjadi spontan, terutama pada anak-anak yang misartikulasi hanya mengenai
beberapa fonem. Pemulihan spontan jarang terjadi setelah usia 8 tahun.
TERAPI
Terapi bicara adalah dianggap merupakan terapi yang berkhasiat untuk sebagian besar kesalahan
fonologis. Terapi bicara adalah diindikasikan jika artikulasi anak tidak dapat dimengerti; jika
anak yang terkena lebih dari usia 8tahun; jika masalah bicara tampaknya menyebabkan masalah
bicara dengan teman sebaya, belajar dan citra diri; bila gangguan adalah sangat parah sehingga
banyak konsonan memiliki banyak misartikulasi; dan jika kesalahan adalah berupa
menghilangkan dan substitusi fonem, bukannya distorsi.
Monitoring hubungan anak dengan teman sebaya, perilaku sekolah dan konseling orang tua
mungkin diperlukan untuk penerapan terapi psikiatrik yang tepat waktu jika perlu.