gangguan fonologis

10
GANGGUAN FONOLOGIS Gangguan fonologis termasuk banyak gangguan dimana suara bicara yang diharapkan menurut perkembangan usia pasien dan kecerdasannya adalah tidak tepat atau terlambat. Gangguan dapat terdiri dari kesalahan dalam produksi suara, substitusi satu suara dengan suara lain, dan menghilangkan suara tertentu seperti konsonan akhir. Kesulitan mengganggu pencapaian akademik atau komunikasi social. Menurut diagnostic and statistical manual of mental disorders edisi keempat (DSM-IV), jika ditemukan retardasi mental, suatu deficit motorik dan sensorik bicara, atau pemutusan lingkungan, disfungsi bahasa adalah melebihi dari apa yang menyertai masalah tersebut. Gangguan fonologis adalah kategori yang lebih luas dibandingkan gangguan artikulasi perkembangan (developmental articulation disorders), yang dituliskan dalam DSM edisi ketiga yang direvisi (DSM-III-R). Gangguan artikulasi perkembangan adalah gangguan fonologis yang paling sering pada anak-anak dan merupakan prototip gangguan yang didefinisikan oleh kategori gangguan fonologis DSM-IV. Gangguan fonologis ditandai oleh missartikulasi yang sering, substitusi bunyi, dan menghilangkan suara bicara, memberikan kesan bicara seorang bayi. Keadaan ini tidak disebabkan kelainan anatomic, structural, fisiologis, auditorik, atau neurologis. Keadaan ini bervariasi dari ringan sampai parah dan menyebabkan pembicaraan yang terentang dari yang dapat dimengerti sampai yang tidak dapat dimengerti sama sekali.

Upload: shinta-wulandhari

Post on 26-Oct-2015

130 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

fonologis

TRANSCRIPT

Page 1: GANGGUAN FONOLOGIS

GANGGUAN FONOLOGIS

Gangguan fonologis termasuk banyak gangguan dimana suara bicara yang diharapkan

menurut perkembangan usia pasien dan kecerdasannya adalah tidak tepat atau terlambat.

Gangguan dapat terdiri dari kesalahan dalam produksi suara, substitusi satu suara dengan suara

lain, dan menghilangkan suara tertentu seperti konsonan akhir. Kesulitan mengganggu

pencapaian akademik atau komunikasi social. Menurut diagnostic and statistical manual of

mental disorders edisi keempat (DSM-IV), jika ditemukan retardasi mental, suatu deficit motorik

dan sensorik bicara, atau pemutusan lingkungan, disfungsi bahasa adalah melebihi dari apa yang

menyertai masalah tersebut.

Gangguan fonologis adalah kategori yang lebih luas dibandingkan gangguan artikulasi

perkembangan (developmental articulation disorders), yang dituliskan dalam DSM edisi ketiga

yang direvisi (DSM-III-R). Gangguan artikulasi perkembangan adalah gangguan fonologis yang

paling sering pada anak-anak dan merupakan prototip gangguan yang didefinisikan oleh kategori

gangguan fonologis DSM-IV. Gangguan fonologis ditandai oleh missartikulasi yang sering,

substitusi bunyi, dan menghilangkan suara bicara, memberikan kesan bicara seorang bayi.

Keadaan ini tidak disebabkan kelainan anatomic, structural, fisiologis, auditorik, atau neurologis.

Keadaan ini bervariasi dari ringan sampai parah dan menyebabkan pembicaraan yang terentang

dari yang dapat dimengerti sampai yang tidak dapat dimengerti sama sekali.

EPIDEMIOLOGI

Prevalensi semua disfungsi fonologis pada anak-anak adalah tidak diketahui, dan

perkiraan adalah sangat bervariasi tergantung criteria diagnostic yang digunakan. Prevalensi

ganggaun fonologis dahulu diperkirakan 10% dari anak-anak dibawah usia 8 tahun dan 5% pada

anak usia 8 tahun dan lebih. Gangguan ini 2-3 kali lebih sering pada anak laki-laki dibandingkan

anak perempuan. Keadaan ini juga lebih sering pada sanak saudara derajat pertama dari pasien

dengan gangguan dibandingkan dengan populasi umum. DSM-IV melaporkan bahwa 2-3% dari

anak yang berusia 6-7 tahun adalah menderita gangguan.

Page 2: GANGGUAN FONOLOGIS

ETIOLOGI

Penyebab gangguan fonologis adalah bervariasi dan terentang dari masalah perinatal

sampai gangguan pendengaran sampai kelainan structural yang berhubungan dengan bicara.

Keterlambatan perkembangan atau keterlambatan amturasional yang sederhana, bukannya

disfungsi organic, dalam proses neurologis yang mendasari bicara, adalah keliru.

Suatu frekuensi tinggi gangguan fonologis telah ditemukan diantara anak-anak dari

keluarga besar dan dari keluarga dengan status sosio ekonomi rendah, yang menyatakan

kemungkinan efek penyebab stimulasi dan dorongan bicara yang tidak adekuat pada keluarga

tersebut.

Factor konstitusional, bukannya factor lingkungan, tampaknya memiliki kepentingan

utama dalam menentukan apakah anak memiliki gangguan fonologis. Banyak anak dengan

gangguan adalah memiliki sanak saudara dengan gangguan yang serupa yang menyatakan bahwa

gangguan mungkin memiliki komponen genetic.

Koordinasi motorik yang buruk, lateralitas, dan sisi dominan (handedness) tidak berperan

dalam gangguan fonologis.

DIAGNOSIS

Ciri inti dari gangguan fonologis adalah defek artikulasi yang ditandai oleh kegagalan

anak yang terus menerus untuk menggunakan suara bicara konsonan tertentu yang diharapkan

menurut perkembangannya, termasuk menghilangkan, substitusi, dan distorsi fonem, yang

biasanya merupakan fonem yang dipelajari kemudian. Gangguan tidak dapat disebabkan oleh

kelainan structural atau neurologis dan disertai oleh perkembangan bahasa yang normal. Criteria

diagnostic DSM-IV untuk gangguan fonologis sebagai berikut :

Tabel 43.3-1

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Fonologis

Page 3: GANGGUAN FONOLOGIS

A. Kegagalan untuk menggunakan suara bicara yang diharapkan menurut perkembangannya

yang sesuai untuk usia dan dialeg (misalnya, kesalahan dalam produksi, pemakaian,

pengungkapan atau organisasi suara seperti, tetapi tidak terbatas pada, substituasi satu

bunyi dengan bunyi lain [menggunakan/t/ untuk menyebutkan/k/] atau tidak

menyebutkan suara seperti konsonan akhir).

B. Kesulitan dalam produksi suara mengganggu pencapaian akademik atau pekerjaan atau

komunikasi social.

C. Jika terdapat retardasi mental, deficit motorik-bicara atau sensorik, atau pemutusan

lingkungan, kesulitan bahasa adalah melebihi apa yang biasanya berhubungan dengan

masalah-masalah tersebut.

Catatan penulisan :

Jika terdapat suatu deficit motorik-bicara atau sensorik atau suatu kondisi neurologis,

tuliskan kondisi tersebut pada axis III.

GAMBARAN KLINIS

Gambaran klinis penting dari gangguan fonologis adalah berbagai suara bicara yang tidak sesuai

menurut perkembangannya. Suara sering kali diganti (sebagai contoh pemakaian”t:”

menggantikan”k”) dan dihilangkan, seperti menghilangkan huruf konsonan akhir.

Gangguan fonologis dikenali pada masa anak-anak awal. Pada kasus yang parah

gangguan dikenali pertama kali pada kira-kira usia 3 tahun. Pada kasus yang kurang parah

gangguan mungkin tidak sampai usia 6 tahun. Artikulasi dirasakan mengalami kekurangan jika

dibandingkan dengan bicara anak dengan usia yang sama, dan perbedaan bukan disebabkan oleh

kelainan intelegensia, pendengaran, atau fisiologi mekanisme bicara pasien pada kasus yang

sangat ringan hanya satu fonem yang mungkin terganggu. Fonem tunggal biasanya terkena, yang

tersering adalah yang didapatkan kemudian dalam proses perolehan bahasa yang normal.

Pada gangguan fonologis, suara bicara yang paling sering mengalami missartikulasi

adalah yang diperoleh kemudian dalam urutan perkembangan (r,sh,th,f,z,l dan ch). Tetapi pada

Page 4: GANGGUAN FONOLOGIS

kasus yang parah dan pada anak yang kecil, suara seperti b,m,t,d,n,dan h mungkin keliru

diucapkan. Satu atau banyak suara mungkin terkena, tetapi suara vocal tidak.

Anak dengan gangguan fonologis tidak mampu mengartikulasikan fonem tertentu dengan

benar dan mungkin mengacaukan, mengganti, atau bahkan menghilangkan fonem yang terkena.

Pada penghilangan, fonem tidak ditemukan seluruhnya (sebagai contoh “blue” untuk “blue”,

“ca” untuk “car”, atau “whaa?” untuk “what’s that”) pada substitusi, fonem yang sulit digantian

dengan fonem yang salah (sebagai contoh, “wabbit” untuk “rabbit”, “fum” untuk “thumb” atau

“whath dat” untuk “what’s that”). Pada distorsi, fonem yang benar didekati tetapi diartikulasikan

dengan salah. Jarang terjadi penambahan, biasanya vocal “schwa” atau “uh” (sebagai contoh,

“puhretty” untuk “pretty”, “what’s uh that uh?” untuk “what’s that?”).

Penghilangan dianggap tipe missartikulasi yang paling serius, substitusi merupakan tipe

yang paling serius selanjutnya, dan distorsi merupakan tipe yang paling kurang serius.

Penghilangan sering ditemukan dalam pembicaraan anak kecil dan dapat terjadi pada akhir kata

atau dalam urutan konsonan (“k” untuk “car”, “scissor” untuk “scissors”). Distorsi, yang

ditemukan terutama pada pembicaraan anak yang lebih besar, menyebabkan suara yang bukan

merupakan bagian dari dialeg pembicara. Distorsi mungkin merupakan tipe missartikulasi

terakhir yang tertinggal dalam pembicaraan anak-anak yang masalah artikulasinya sebagian

besar telah hilang. Tipe distorsi yang paling sering adalah selip lateral (lateral slip) dimana anak

menyebutkan suara “s” dengan aliran udara melewati lidah, yang menghasilkan efek bersiul, dan

plat platal (platal lisp) dimana suara “s” dibentuk dengan lidah terlalu dekat dengan palatum,

yang menghasilkan efek suara “shh”. Missartikulasi pada anak-anak dengan gangguan fonologis

sering tidak konsisten dan acak. Suatu fonem mungkin diucapkan dengan benar dalam satu

situasi dan salah pada waktu yang lain. Missartikulasi tersering adalah pada akhir kata, dalam

kalimat yang panjang dan secara sintaksis adalah kompleks, dan selama pembicaraan yang cepat.

Penghilangan, distorsi, dan substitusi juga terjadi secara normal pada anak kecil yang

sedang belajar berbicara. Tetapi, bilamana anak kecil yang normal dengan cepat menggantikan

missartikulasi tersebut, anak-anak dengan gangguan fonologis tidak menggantikannya.

Walaupun anak-anak dengan gangguan fonologis berkembang dan akhirnya mencapai fonem

yang benar, mereka mungkin menggunakannya hanya pada kata yang baru didapat atau mungkin

Page 5: GANGGUAN FONOLOGIS

tidak membenarkan kata-kata yang dipelajari lebih awal yang mungkin telah keliru diucapkan

untuk suatu waktu.

Sebagian besara anak akhirnya mengatasi gangguan fonologis, biasanya pada kelas 3.

Tetapi, setelah kelas 4 pemulihan spontan kemungkinan tidak terjadi, dan dengan demikian

penting untuk mengobati gangguan tersebut sebelum perkembangan komplikasi.

Pada sebagian besar kasus yang ringan, pemulihan dari gangguan fonologis adalah

spontan, dan sering saat mulai masuknya anak ketaman kanak-kanak atau sekolah mencetuskan

perbaikan. Terapi bicara jelas diindikasikan untuk anak-anak yang tidak menunjukkan perbaikan

spontan pada kelas 3 atau 4. Untuk anak-anak yang artikulasinya secara bermakna tidak dapat

dimengerti dan jelas terganggu oleh ketidakmampuan mereka untuk berbicara dengan jelas,

terapi bicara harus dimulai pada usia yang lebih awal.

Gangguan lain adalah sering ditemukan dengan gangguan fonologis, termasuk gangguan

bahasa ekspresif, gangguan bahasa reseptif atau ekspresif campuran, gangguan membaca, dan

gangguan koordinasi perkembangan. Enuresis mungkin juga ditemukan.

Suatu keterlambatan dalam mencapai kejadian bicara (seperti kata pertama dan kalimat

pertama) telah dilaporkan pada beberapa anak dengan gangguan fonologis, tetapi sebagian besar

anak dengan gangguan mulai berbicara pada usia yang tepat.

Anak-anak dengan gangguan fonologis mungkin memiliki masalah social, lingkungan,

dan perilaku penyerta yang serius. Kira-kira sepertiga anak dengan kondisi tersebut memiliki

gangguan psikiatrik, seperti gangguan deficit-atensi atau hiperaktivitas, gangguan cemas

perpisahan, gangguan penyesuaian, dan gangguan depresif. Anak-anak tersebut dengan

gangguan artikulasi yang parah atau yang gangguannya adalah kronis dan tidak pulih adalah

anak yang paling sering mungkin menderita masalah psikiatrik.

DIAGNOSA BANDING

Proses diagnostic banding untuk gangguan fonologis termasuk tiga langkah : pertama, klinisi

harus menentukan bahwa misartikulasi adalah cukup parah untuk dianggap abnormal dan harus

Page 6: GANGGUAN FONOLOGIS

menyingkirkan misartikulasi normal pada anak kecil. Kedua, klinisi harus menentukan bahwa

tidak ada kelainan fisik yang menyebabkan kesalahan artikulasi dan harus menyingkirkan

disatria, gangguan pendengaran, dan retardasi mental. Dan ketiga, klinisi harus menegakkan

bahwa bahasa ekspresif adalah dalam batas normal dan harus menyingkirkan gangguan bahasa

ekspresif, gangguan bahasa reseptif/ekspresif campuran, dan gangguan pervasive.

Pedoman kasar untuk penilaian klinis artikulasi anak-anak adalah bahwa anak berusia 3 tahun

yang normal dengan benar mengartikulasikan m, n, ng, b, p, h, t, k q, dan d: anak normal usia

4tahun dengan benar mengartikulasikan f, y, ch, sh, dan z: dan anak normal usia 5tahun dengan

benar mengartikulasikan th, s dan r.

Pemeriksaan neurologi, struktur mulut, dan audiometric mungkin diperlukan untuk

menyingkirkan factor fisik yang dapat menyebabkan kelainan artikulasi jenis tersebut.

Anak-anak dengan disatria, suatu gangguan yang disebabkan oleh kelainan structural atau

neurologis adalah berbeda dari anak-anak dengan gangguan fonologis dimana disatria adalah

sulit dan kadang-kadang tidak dapat disembuhkan. Air liur menetes, perilaku motorik yang

lambat dan tidak terkoordinasi mengunyah dan menelan abnormal, dan menjulurkan dan menarik

lidah yang aneh atau lambat adalah indikasi untuk disatria. Kecepatan bicara yang lambat adalah

indikasi lain untuk disatria.

PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS

Pemulihan jarang terjadi spontan, terutama pada anak-anak yang misartikulasi hanya mengenai

beberapa fonem. Pemulihan spontan jarang terjadi setelah usia 8 tahun.

TERAPI

Terapi bicara adalah dianggap merupakan terapi yang berkhasiat untuk sebagian besar kesalahan

fonologis. Terapi bicara adalah diindikasikan jika artikulasi anak tidak dapat dimengerti; jika

anak yang terkena lebih dari usia 8tahun; jika masalah bicara tampaknya menyebabkan masalah

bicara dengan teman sebaya, belajar dan citra diri; bila gangguan adalah sangat parah sehingga

banyak konsonan memiliki banyak misartikulasi; dan jika kesalahan adalah berupa

menghilangkan dan substitusi fonem, bukannya distorsi.

Page 7: GANGGUAN FONOLOGIS

Monitoring hubungan anak dengan teman sebaya, perilaku sekolah dan konseling orang tua

mungkin diperlukan untuk penerapan terapi psikiatrik yang tepat waktu jika perlu.