gangguan cemas menyeluruh
DESCRIPTION
- Pasien datang dengan keluhan cemas yang dirasakan sejak kurang lebih 6 tahun yang lalu. Keluhan cemas yang dirasakan membuat pasien gelisah, susah tidur, hilang semangat hidup, berdiam diri, dan cenderung igin berada didalam rumah saja. Pasien juga mudah merasa lelah, pucat, berkeringat dingin dan langsung merasakan pusing bila berada di keramaian dan melihat cahaya terang.TRANSCRIPT
REFLEKSI KASUS APRIL 2015
GANGGUAN CEMAS MENYELURUH
OLEH:
Ahmad Rahmat Ramadhan
Pembimbing Klinik :
dr. Andi Soraya, M.Kes, Sp.KJ
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2015
1
Refleksi Kasus
Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-Laki
Usia : 31 tahun
Alamat : Jl. Anggur
Status pernikahan : Menikah
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Polisi
Agama : Islam
Tanggal pemeriksaan : 4 April 2015
I. Deskripsi Kasus
Anamnesis (Autoanamnesis):
a. Keluhan Utama : Cemas
b. Riwayat Penyakit Sekarang:
Keluhan dan gejala:
- Pasien datang dengan keluhan cemas yang dirasakan sejak kurang lebih
6 tahun yang lalu. Keluhan cemas yang dirasakan membuat pasien
gelisah, susah tidur, hilang semangat hidup, berdiam diri, dan
cenderung igin berada didalam rumah saja. Pasien juga mudah merasa
lelah, pucat, berkeringat dingin dan langsung merasakan pusing bila
berada di keramaian dan melihat cahaya terang.
- Pasien juga mengeluhkan sering merasa takut ketika akan berpergian
jauh, keramaian, suara-suara keras, cuaca yang tiba-tiba menjadi
mendung, dan takut akan ke tinggian. Pasien merasakan seakan-akan
nantinya pasien akan mengalami sesuatu yang tidak mengenakkan
menimpa dirinya.
- Pasien menyatakan bahwa ini dirasakan sebelum mutasi dari buol.
Selama bekerja di buol pasien sering memikirkan, bila bekerja di buol
pasien akan jauh dari keluarga, dinas di buol lebih berat tanggung
2
jawabnya karena atasan pasien sangat tegas. Selama bertugas di buol
pasien bekerja di bagian satuan lalu lintas. Pasien mengakui bahwa
dirinya rajin, kinerjanya baik, namun agak keras terhadap bawahannya,
sehingga pasien selalu merasa akan di guna-guna oleh bawahannya
akibat caranya yang keras. Setelah beberapa bulan pasien di promosikan
oleh atasanya untuk memegang jabatan sebagai bendahara, namun
karena menurut pasien atasannya terlalu tegas sehingga pasien merasa
tertekan dengan posisinya pasien meminta untuk menjadi bagian
administrasi. Dinyatakan oleh pasien bahwa pasien memiliki kinerja
yang bagus sehingga pasien terus dipromosikan oleh atasannya untuk
memegang jabatan yang lebih tinggi dari sebelumnya namun pasien
menolak menerima tawaran dari atasannya dan lebih memilih untuk
tetap di bagian administrasi karena perasaannya pasien yang sering
cemas dan waspada.
- Pasien mengakui bahwa dirinya mudah mempercayai hal-hal mistis.
Pasien sering mendengarkan hal-hal mistis dari rekan kerjanya,
sehingga pasien merasa cemas selama bertugas di buol.
- Riwayat kehidupan pribadi.
Sekitar 3 minggu yang lalu pasien konsultasi ke Poli Mata RSUD
Undata karena keluhannya yang sering pusing bila melihat cahaya
terang, namun didapatkan bahwa penglihatan pasien normal. Sehingga
pasien di konsul ke poli klinik jiwa.
Pasien menyatakan bahwa 6 tahun yang lalu sebelum bertugas di buol,
pasien belum pernah mengalami perasaan cemas seperti ini.
Pasien mengakui bahwa pernah mengkonsumsi Alkohol jauh sebelum
pasien sering merasa cemas. Pasien mengakui bahwa pasien sering
mengkonsumsi Alkohol selama 3 bulan karena merasa tertekan pada
pekerjaannya.
Dikatakan oleh ibu Pasien bahwa pasien dilahirkan dalam kondisi
normal dan sehat ditolong oleh bidan. Tidak ada gangguan atau
3
penyakit yang diderita oleh ibunya saat mengandung hingga melahirkan
pasien.
Pasien tumbuh normal dan bergaul seperti anak-anak biasa. Pasien
sejak kecil dikenal sangat supel dan senang membuat lelucon. Pasien
tumbuh normal dan bergaul seperti anak remaja lainnya. Tidak ada
bentuk kejadian yang membuat pasien trauma terkait dengan rasa cemas
yang dialami oleh pasien. Pasien sering berinteraksi dengan tetangga.
Pasien selalu berusaha untuk lebih baik bila diberikan tanggung jawab
dalam pekerjaannya.
Pasien merupakan anak pertama dari 8 bersaudara. Pasien mempunyai
hubungan baik dengan kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya
memiliki rasa cemas yang sama. Dikatakan oleh pasien ayah dan ibunya
lebih sering merasa cemas bila mendengar kabar buruk seperti bencana
alam.
Pasien menikah pada usia 23 tahun. Dan tinggal bersama istrinya
memiliki 3 orang anak. Anak pertama berumur 8 tahun, anak ke 2
berusia 3 tahun, dan anak ke 3 berusia 1 tahun.
II. Emosi yang Telibat
Kasus ini menarik untuk dibahas karena adanya gangguan cemas
yang dirasakan oleh pasien dengan berbagai macam bentuk cemas disertai
adanya gangguan sistem otonom pada pasien.
III. Evaluasi
a. Pengalaman Baik
Pasien cukup sabar dan kooperatif saat dilakukan wawancara.
Pasien juga kooperatif saat dilakukan pemeriksaan terhadap dirinya.
b. Pengalaman Buruk
Pasien tampak mengantuk saat di wawancara karena efek dari obat
yang dikonsumsi oleh pasien dari poliklinik, sehingga ketika
diwawancara pasien merasa kepalanya sedikit berat.
4
IV. Analisis
Berdasarkan hasil anamnesa dan merujuk pada kriteria diagnostik dari
PPDGJ III, penderita dalam kasus ini pada awalnya dapat didiagnosa
sebagai F41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh .
Kriteria diagnosis :
- Penderita harus menunjukkan cemas sebagai gejala primer yang
berlangsung hampir setiap hari sampai beberapa bulan, tidak terbatas
atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja
- Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut :
a. Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti diujung
tanduk, sulit konsentrasi)
b. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetar, tidak dapat
santai)
c. Overaktitivtas otonomik (berkeringat, jantung berdebar-debar,
sesak napas, mau BAB/BAK)
` Berdasarkan kriteria diagnostik DSM-IV-TR pada saat ini pasin termasuk
kedalam
- Kecemasan dan kekhawatiran berlebihan ( harap-harap cemaans) pd
berbagai kejadian atau kegiatan (spt disekolah, tempat kerja) yg
berlangsung lebihdari 6 bulan.
- Ybs menyadari tidak dapat kekhawatiran diatas.
- Kecemasan dan kekhawatiran berhubungan dgn 3 atau lebih dari 6
gejala berikut yg berlangsung lebihdari 6 bulan.Cat.: hanya 1 saja
untuk diagnosa pd anak2.
gelisah, merasa tegang atau campuran keduanya
gampag letih.
sukar berkonsentrasi atau pikiran kosong
irritable
tegang otot
gangguan tidur (sulit tertidur atau mempertahankannya, terasa
kurang atau tidak puas)
5
- Inti kecemasan dan kekhawatiran berlebihan ini mengambang, tidak
jelas spt gambaran gangguan axis I.Contohnya kecemasan dan
kekhawatiran bukan tentang akan mengalami serangan panik (ggn
panik), akan dipermalukan dimuka umum ( phobia sosial), tercemar
(OCD), jauh dari rumah atau saudara dekat (ggn cemas perpisahan),
menjadi gemuk (anorexia nervosa), mengalami berbagai ggn somatis
(ggn somatisasi), memiiliki suatu penyakit serius (hipokondriasis) dan
tidak terjadi hanya selama ggn cemas pasca trauma.
- Kecemasan, kekhawatiran atau gejala2 fisik diatas menyebabkan
penderitaan dan hambatan bermakna klinis dlm fungsi
sosial,pekerjaan atau area fungsional penting lainnya.
a. Axis I
Pasien dalam kasus ini dapat didiagnosa sebagai F41.1 Gangguan Cemas
Menyeluruh
b. Axis II
Tidak ada
c. Axis III
Pucat, berkeringat dingin, dan sering mengalami pusing.
d. Axis IV
Keluhannya biasa timbul ketika pasien akan melakukan aktivitas yang
berhubungan dengan ketakutan pasien, berupa ketinggia, keramaian,
cuaca, suara keras, dan perjalanan yang jauh.
e. Aksis V
GAF Scale 70-61 beberapa kesulitan dalam bekerja, namun secara
umum dapat berfungsi cukup baik.
V. Penatalaksanaan
a. Farmakoterapi
- Benzodiazepin
6
Merupakan pilihan obat pertama. Pemberian benzodiazepin dimulai
dengan dosis terendah dan ditingkatkan sampai mencapai respons terapi.
Penggunaan sediaan dengan waktu paruh menengah dan dosis terbagi
dapat mencegah terjadinya efek yang tidak diinginkan. Lama pengobatan
rata-rata adalah 2-6 minggu, dilanjutkan dengan masa tapering off selama
1-2 minggu. Spektrum klinis benzodiazepin meliputi efek anti-anxietas,
antikonvulsan, anti-insomnia, premedikasi tindakan operatif.
Clobazam, dosis : 2-3 x 10 mg/hari.
b. Psikoterapi
- Terapi kognitif-perilaku
Pendekatan kognitif mengajak pasien secara langsung mengenali
distorsi kognitif dan pendekatan perilaku, mengenali gejala somatik
secara langsung. Teknik utama yang digunakan pada pendekatan
behavioral adalah relaksasi dan biofeedback.
- Terapi Suportif
Pasien diberikan reassurance dan kenyamanan, digali potensi-potensi
yang ada dan belum tampak, didukung egonya, agar lebih bisa
beradaptasi optimal dalam fungsi sosial dan pekerjaannya.
- Psikoterapi berorientasi tilikan
Terapi ini mengajak pasien untuk mencapai penyingkapan konflik
bawah sadar, menilik egostrengh, relasi obyek, serta keutuhan self
pasien. Dari pemahaman akan komponen-komponen tersebut, kita
sebagai terapi dapat memperkirakan sejauh mana pasien dapat diubah
untuk menjadi lebih matur; bila tidak tercapat, minimal kita
memfasilitas agar pasien dapat beradaptasi dalam fungsi sosial dan
pekerjaannya.
VI. Kesimpulan
Berdasarkan anamnesis pasien didiagnosis sebagai gangguan cemas
menyeluruh. Selain diberikan obat pasien juga perlu di berikan terapi. Terapi
yang diberkan pada gangguan ansietas berfungsi untuk jangka pendek yang
7
menurunkan keparahan dan durasi keluhan ansietas dan memperbaiki semua
fungsi organ yg terlibat dan juga sebagai jangka panjang untul meremisi
dengan meminimalkan atau menghilangkan keluhan ansietas dan kerusakan
organ non fungsional.
8
DAFTAR PUSTAKA
Elvira SD, Hadisukanto G, 2010, Buku Ajar Psikiatri, Badan Penerbit FKUI,
Jakarta.
Kaplan & Sadock. 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Ed.2. EGC. Jakarta.
Maslim R, 2001, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III, Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya, Jakarta