gangguan cemas menyeluruh

Upload: pinanoe

Post on 15-Oct-2015

52 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gangguan cemas menyeluruh

TRANSCRIPT

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH (F.41.1)I.PENDAHULUANTiap manusia pasti mempunyai rasa cemas, rasa cemas ini terjadi pada saat adanyakejadian atau peristiwa tertentu, maupun dalam menghadapi suatu hal. Misalkan, orangmerasa cemas, ketika tampil dihadapan banyak orang atau ketika sebelum ujianberlangsung. Kecemasan yang dimiliki seseorng yang seperti di atas adalah normal, danbahkan kecemasan ini perlu dimiliki manusia. Akan tetapi kecemasan berubah menjadiabnormal ketika kecemasan yang ada di dalam diri individu menjadi berlebihan ataumelebihi dari kapasitas umumnya.1Individu yang mengalami gangguan seperti ini bisa dikatakan mengalami anxietydisorder (gangguan kecemasan) yaitu ketakutan yang berlebihan dan sifatnya tidakrasional. Seseorang dikatakan menderita gangguan kecemasan apabila kecemasan inimengganggu aktivitas dalam kehidupan dari diri individu tersebut, salah satunya yaknigangguan fungsi sosial. Misalnya kecemasan yang berlebihan ini menghambat diriseseorang untuk menjalin hubungan akrab antar individu atau kelompoknya.1

II.DEFINISIMenurut Capernito (2001) kecemasan adalah keadaan individu atau kelompokmengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivitas sistem saraf autonomdalam berespons terhadap ancaman yang tidak jelas, nonspesifik. Kecemasan merupakanunsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan, keadaan emosional yang dimilikiseseorang pada saat menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya. (Rivai,2000).1,2Kecemasan adalah perasaan individu dan pengalaman subjektif yang tidak diamatisecara langsung dan perasaan tanpa objek yang spesifik dipacu oleh ketidaktahuan dandidahului oleh pengalaman yang baru (Stuart dkk, 1998). Berdasarkan definisi tersebutdapat diambil kesimpulan bahwa kecemasan adalah perasaan yang tidak menyenangkan,tidak enak, khawatir dan gelisah. Keadaan emosi ini tanpa objek yang spesifik, dialami secara subjektif dipacu oleh ketidaktahuan yang didahului oleh pengalaman baru, dandikomunikasikan dalam hubungan interpersonal.1,2Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder) merupakan salah satujenisgangguankecemasandengankarakteristikkekhawatiranyangtidakdapatdikuasaidan menetap, biasanya terhadap hal-hal yang sepele/tidak utama. Individu dengangangguan cemas menyeluruh akan terus menerus merasa khawatir tentang hal-ha yangkecil/sepele.1,2,3

III.GAMBARAN TENTANG KECEMASANNeale dkk (2001) mengatakan bahwa kecemasan sebagai perasaan takut yang tidakmenyenangkan dan apprehension, dapat menimbulkan beberapa keadaan psikopatologissehingga mengalami apa yang disebut gangguan kecemasan. Walaupun sebagai orangnormal, diakui atau tidak, kita dapat saja mengalami kecemasan, namun kecemasan padaorang normal berlangsung dalam intensitas atau durasi yang tidak berkeanjangan sehinggaindividu dapat tetap memberikan respon yang adaptif.1,3Untuk memahami kecemasan yang mempengaruhi beberapa area dari fungsi-fungsiindividu, Acocella dkk (1996) mengatakan bahwa kecemasan seharusnya melibatkan ataumemiliki 3 komponen dasar, yaitu1, 41.Adanya ungkapan yang subjektif (subjective reports)mengenai ketegangan,ketakutan dan tidak adanya harapan untuk mengatasinya2.Respon-respon perilaku (behavioral rensponses),seperti menghindari situasi yangditakuti, kerusakan pada fungsi bicara dan motorik dan kerusakan tampilan untuktugas-tugas kognitif yang kompleks.3.Respon-respon fisiologis(physiological responses),termasuk ketegangan otot,peningkatan detak jantung dan tekanan darah, nafas yang cepat, mulut yang keringnausea, diare, dandizziness.

IV.ETIOLOGIUpaya untuk menjelaskan penyebab dari munculnya gangguan kecemasan, Accocelladkk (1976) memaparkan dari beberapa sudut pandang teori. Menurut para ahlipsikofarmaka, Gangguan Kecemasan Menyeluruh bersumber pada neurosis, bukandipengaruhi oleh ancaman eksternal tetapi lebih dipengaruhi oleh keadaan internalindividu.2,3,5Sebagamana diketahui, Sigmund Freud sebagai bapak dari pendekatan psikodinamikamengatakan bahwa jiwa individu diibaratkan sebagai gunung es. Bagian yang munculdipermukaan dari gunung es itu, bagian terkecil dari kejiwaan yang disebut sebagai bagiankesadaran. Agak di bawah permukaan air adalah bagian yang disebut pra-kesadaran, danbagian yang terbesar dari gunung es tersebut ada di bawah sekali dari permukaan air, danini merupakan alam ketidaksadaran (uncounsciousness). Ketidaksadaran ini berisi ide,yaitu dorongan-dorongan primitif, belum dipengaruhi oleh kebudayaan atau peraturan-peraturan yang ada dilingkungan. Dorongan-dorongan ini ingin muncul ke permukaan/ kekesadaran, sedangkan tempat di atas sangat terbatas. Ego, yang menjadi pusat darikesadaran, harus mengatur dorongan-dorongan mana yang boleh muncul dan mana yangtetap tinggal di ketidaksadaran karena ketidaksesuaiannya dengan superego, yaitu salahsatu unit pribadi yang berisi norma-norma sosial atau peraturan-peraturan yang berlaku dilingkungan sekitar. Jika ternyata ego menjadi tidak cukup kuat menahan desakan ataudorongan ini maka terjadilah kelainan-kelainan atau gangguan-gangguan kejiwaan.Neurosis adalah salah satu gangguan kejiwaan yang muncul sebagai akibat dariketidakmampuan ego menahan dorongan ide.1,6, 7Jadi, individu yang mengalami Gangguan Kecemasan Menyeluruh, menurut pendekatanpsikodinamika berakar dari ketidakmampuan egonya untuk mengatasi dorongan-doronganyang muncul dari dalam dirinya secara terus menerus sehingga ia akan mengembangkanmekanisme pertahanan diri. Mekanisme pertahanan diri ini sebenarnya upaya ego untukmenyalurkan dorongan dalam dirinya dan bisa tetap berhadapan dengan lingkungan.Tetapi jika mekanisme pertahanan diri ini dipergunakan secara kaku, terus-menerus danberkepanjangan maka hal ini dapat menimbulkan perilaku yang tidak adaptif dan tidakrealistis.1, 6, 7Ada beberapa mekanisme pertahanan diri yang bisa dipergunakan oleh individu, antaralain1, 41.Represi, yaituupaya egountuk menekanpengalaman yangtidak menyenangkandandirasakan mengancam ego masuk ke ketidaksadaran dan disimpan di sana agar tidakmenganggu ego lagi. Tetspi sebenarnya pengalaman yang sudah disimpan itu masih punyapengaruh tidak langsung terhadap tingkahlaku si individu.2.Rasionalisasi, yaitu upaya ego untuk melakukan penalaran sedemikian rupa terhadapdorongan-dorongan dalam diri yang dilarang tampil oleh superego, sehingga seolah-olahperilakunya dapat dibenarkan.3.Kompensasi, upaya egountuk menutupikelemahan yangadadisalah satusisi kehidupandengan membuat prestasi atau memberikan kesan sebaliknya pada sisi lain. Dengandemikian, ego terhindar dari ejekan dan rasa rendah diri.4.Penempatan yang keliru, yaitu upaya ego untuk melampiaskan suatu perasaan tertentu kepihak lain atau sumber lain karena tidak dapat melampiaskan perasaannya ke sumbermasalah.5.Regresi, yaitu upaya ego untuk menghindari kegagalan-kegagalan atau ancaman terhadapego dengan menampilkan pikiran atau perilaku yang mundur kembali ke tarafperkembangan yang lebih rendah.Para ahlidari aliranhumanistik-eksternalmengatakan bahwakonsep kecemasanbukanhanya sekedar masalah, yang bersifat individual tetapi juga merupakan hasil konflik antaraindividu dengan masyarakat atau lingkungan sosialnya.1,6Jika individu melihat perbedaan yang sangat luas antara pandangannya tentang dirinyasendiri dengan yang diinginkan maka akan`muncul perasaan inadekuat dalam menghadapitantangan di kehidupan ini, dan hal ini menghasilkan kecemasan. Jadi menurut pandanganhumanis eksternalis, pusat kecemasan adalah konsep diri, yang terjadi sehubungan denganadanya gap antara konsep diri yang sesungguhnya (real self) dan diri yang diinginkan(idea self). Hal ini muncul sehubungan tidak adanya kesempatan bagi individu untukmengaktualisasikan` dirinya sehingga perkembangannya menjadi terhalang. Akibatnya,dalam menghadapi tantangan atau kendala dalam menjalani hari-hari, di kehidupanselanjutnya, ia akan mengalami kesulitan untuk membentuk konsep diri yang positif.Setiap kitasebenarnya perlumengembangkan suatu upayauntuk menjadidiri sendiri(authenticity), sedangkan indivisu yang neurotis, atau mengalami gangguan kecemasanadalahindividu yanggagalmenjadidirisendiri (inauthenticity)karenamerekamengembangkan konsep diri yang keliru/palsu4,7Sementara para ahli dari pendekatan behavioristik mengatakan bahwa kecemasanmuncul karena terjadi kesalahan dalam belajar, bukan hasil dari konflik intrapsikis,individu belajar menjadi cemas. Ada 2 tahapan belajar yang berlangsung dalam diriindividu yang menghasilkan kecemasan yaitu:1, 4, 71.Dalam pengalaman individu, beberapa stimulus netral tidak berbahaya atau tidakmenimbulkan kecemasan, dihubungkan dengan stimulus yang menyakitkan (aversive)akan menimbulkan kecemasan (melalui respondent condotioning)2.Individu yang menghindar dari stimulus yang sudah terkondisi, dan sejakpenghindaran ini menghasilkan pembebasan/terlepas dari rasa cemas, maka responmenghindar ini akan menjadi kebiasaan (melaluioperant conditioning)Dari sudut pandang kognitif, gangguan kecemasan terjadi karena adanya kesalahandalam mempersepsikan hal-hal yang menakutkan. Berdasarkan dari teori kognitif, masalahyang terjadi dari individu yang mengalami gangguan kecemasan adalah terjadinyakesalahan persepsi atau kesalahan interpretasi terhadap stimulus internal maupuneksternal. Indivisu yang mengalami gangguan kecemasan akan melihat suatu hal yangtidak benar-benar mengancam sebagai sesuatu yang mengancam. Jika individu mengalamipengalaman sensasi dalam tubuh yang tidak biasa, lalu mengintepretasikannya sebagaisensasi yang bersifat catastropic, yaitu suatu gejala bahwa ia sedang mengalami sesuatuhal seperti serangan jantung, maka akan timbul rasa panik.4,7V.MANIFESTASI KLINISGambaran klinis bervariasi, diagnosis Gangguan Cemas Menyeluruh ditegakkan apabiladijumpai gejala-gejala antara lain keluhan cemas, khawatir, was-was, ragu untuk bertindak,perasaan takut yang berlebihan, gelisah pada hal-hal yang sepele dan tidak utama yangmana perasaan tersebut mempengaruhi seluruh aspek kehidupannya, sehinggapertimbangan akal sehat, perasaan dan perilaku terpengaruh. Selain itu spesifik untukGangguan Kecemasan Menyeluruh adalah kecemasanya terjadi kronis secara terus-menerus mencakup situasi hidup (cemas akan terjadi kecelakaan, kesulitan finansial),cemas akan terjadinya bahaya, cemas kehilangan kontrol, cemas akan`mendapatkanserangan jantung. Sering penderita tidak sabar, mudah marah, sulit tidur.3,7,8Untuk lebih jelasnya gejala-gejala umum ansietas dapat dilihat pada tabel di bawah:Tabel 1. Gejala-gejala Gangguan Cemas Menyeluruh:11Ketegangan Motorik1.Kedutan otot/ rasa gemetar2.Otot tegang/kaku/pegal3.Tidak bisa diam4.Mudah menjadi lelahHiperaktivitasOtonomik5.Nafas pendek/terasa berat6.Jantung berdebar-debar7.Telapak tangan basah/dingin8.Mulut kering9.Kepala pusing/rasa melayang10.Mual, mencret, perut tak enak11.Muka panas/ badan menggigil12.Buang air kecil lebih seringKewaspadaan berlebihan danPenangkapan berkurang13.Perasaan jadi peka/mudah ngilu14.Mudah terkejut/kaget15.Sulit konsentrasi pikiran16.Sukar tidur17.Mudah tersinggung

VI.DIAGNOSISDiagnosis Gangguan Cemas Menyeluruh (DSM-IV halaman 435, 300.02) ditegakkanbila terdapat kecemasan kronis yang lebih berat (berlangsung lebih dari 6 bulan; biasanyatahunan dengan gejala bertambah dan kondisi melemah) dan termasuk gejala sepertirespons otonom (palpitasi, diare, ekstremitas lembab, berkeringat, sering buang air kecil),insomnia, sulit berkonsentrasi, rasa lelah, sering menarik nafas, gemetaran, waspadaberlebihan, atau takut akan sesuatu yang akan terjadi. Ada kecenderungan diturunkandalam keluarga, memiliki komponen genetik yang sedang dan dihubungkan dengan fobiasosial dan sederhana serta depresi mayor (terdapat pada 40% atau lebih pasien;meningkatkan resiko bunuh diri. Biasanya pada kondisi ini tidak`ditemukan etiologi stresyang jelas, tetapi harus dicari penyebabnya.2,3, 4Diagnosis gangguan cemas menyeluruh menurut PPDGJ-III ditegakkan berdasarkan :5Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampirsetiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atauhanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya free floatingataumengambang).Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:1.Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulitberkonsentrasi, dsb)2.Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai); dan3.Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar,sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb)Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnyadepresi, tidak membatalkan diagnosis utama Gangguan Anxietas Menyeluruh, selamahal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif (F.32.-), gangguananxietas fobik (F.40.-), gangguan panik (F42.0), atau gangguan obsesif-kompulsif(F.42.-)3,4,7VII.PENANGANANTerapi pada Gangguan Kecemasan Menyeluruh pada umumnya dapat dilakukan dengan2 cara yakni terapi psikologis (psikoterapi) atau terapi dengan obat-obatan (farmakoterapi).Angka-angka keberhasilan terapi yang tinggi dilaporkan pada kasus-kasus dengandiagnosis dini. Psikoterapi yang sederhana sangat efektif, khususnya dalam kontekshubungan pasien dengan dokter yang baik, sehingga dapat membantu mengurangifarmakoterapi yang tidak perlu.1,6, 8-Penanganan dengan psikoterapi juga dapat dijelaskan melalui pendekatanpsikodinamika, humanistik eksistensialis atau pendekatan behavioristik maupun kognitif.1Menurut para ahli psikodinamika, karena gangguan ini berakar pada keadaan internalindividu sehubungan dengan adanya konflik intrapsikis yang dialami individu sehingga iamengembangkan suatu bentuk mekanisme pertahanan diri, maka upaya menanganinya jugaterarah pada pemberian kesempatan bagi individu untuk mengeluarkan seluruh isi pikiranatau perasaan yang muncul di dalam dirinya. Asumsinya adalah jika individu bisamenghadapi dan memahami konflik yang dialami, ego akan lebih bebas dan tidak harusterus berlindung di balik mekanisme pertahanan diri yang dikembangkannya.1,7Teknik dasar yang digunakan disebut free association, individu diminta untukmenjelaskan secara sederhana tentang hal-hal yang ada di dalam pikirannya, tanpa melihatapakah itu logis atau tidak, tepat atau tidak, ataupun pantas atau tidak. Hal-hal dari alambawah sadar atau tidak sadar yang diungkapkan akan dicatat oleh terapis untukdiinterpretasikan. Tehnik ini juga bisa dimanfaatkan saat menggunakan teknik dreaminterpretation; individu diminta untuk menceritakan mimpinya secara detail dan tepat.Kedua teknik ini memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Dalam melaksanakanteknik-teknik tersebut di atas, ada dua hal yang biasanya muncul, yaitu apa yang disebutdenganresistance(yaitu individu bertahan dan beradu argumen dengan terapis saat terapismulai sampai pada bagian sensitif), dantransference(yaitu individu mengalihkanperasaannya pada terapis dan menjadi bergantung.1,5, 7Sementara para ahli dari pendekatan humanistik eksistesialis yang melihat kecemasansebagai hasil konflik diri yang terkait dengan keadaan sosial dimana pengembangan dirimenjadi terhambat, maka mereka lebih menyarankan untuk membangun kembali diri yangrusak (damaged self). Tekhniknya sering disebut sebagaiclient centered therapyyangberpendapat bahwa setiap individu memiliki kemampuan yang positif yang dapatdikembangkan sehingga ia membutuhkan situasi yang kondusif untuk mengeksplorasidirinya semaksimal mungkin.1,7, 8Setiap permasalahan yang dihadapi setiap individu sebenarnya hanya dirinyalah yangpaling mengerti tentang apa yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu, individu itusendirilah yang paling berperan dalam menyelesaikan permasalahan yang mengganggudirinya.1,7,8Karena para ahli melihat kecemasan sebagai sebagai hasil dari belajar (belajar menjadicemas) maka untuk menanganinya perlu dilakukan pembelajaran ulang agar terbentuk polaperilaku baru, yaitu pola perilaku yang tidak cemas.1,7Tehnik yang digunakan untuk mengurangi kecemasan adalahsystematicdesentisitization, yaitu mengurangi kecemasan dengan menggunakan konsep hirarkiketakutan, menghilangkan ketakutan secara perlahan-lahan mulai dari ketakutan yangsederhana sampai ke hal yang lebih kompleks. Pemberianreinforcement(penguat) jugadapat digunakan dengan secara tepat memberikan variasi yang tepat antara pemberianreward-jika iamemperlihatkan perilaku yangmengarah keperubahan ataupunpunishmentjikatidakadaperubahanperilakuataujustrumenampilkanperilakuyangbertolakbelakang dengan rencana perubahan perilaku. Adanya model yang secara nyata dapatdilihat dan menjadi contoh langsung kepada individu juga efektif dalam upaya melawanpikiran-pikiran yang mencemaskan.7, 8Pendekatan kognitif yang melihat gangguan kecemasan sebagai hasil dari kesalahandalam mempersepsikan ancaman (misperception of threat)menawarkan upayamengatasinya dengan mengajak individu berpikir dan mendesain suatu pola kognitif baru.David Clark dkk (dalam Acocella dkk, 1996) mengembangkan desain kognitif yangmelibatkan 3 bagian yaitu11.Identifikasi interpretasi negatif yang dikembangkan individu tentang sensasi tubuhny2.Tentukan dugaan atau asumsi dan arahkan alternatif intrepretasi, yangnoncatastropic.3.Bantu individu menguji validitas penjelasan dan alternatif-alternatif tersebut.Dengan kata lain, para ahli dari pendekatan kognitif ini menyatakan bahwa tujuan dariterapi sebagai upaya menangani gangguan kecemasan adalah membantu individumelakukan intrepretasi sensasi tubuh dengan cara yangnoncatastropic.1Dalam beberapa hal, penanganan terhadap penderita gangguan kecemasan tidak selaluhanya berpegang pada satu tehnik saja, atau hanya mengikuti pendapat salah satu ahli darisuatu pendekatan saja. Terapi yang diberikan dapat sekaligus dengan menggunakan lebihdari satu pendekatan atau lebih dari satu tehnik, asalkan tujuannya jelas dan tahapan-tahapannya juga terinci.1,6,7Pertimbangkan penggunaan obat-obatan maupun psikoterapi. Anti depresan yang baru,venlafaksin XR, tampaknya cukup efektif dan aman untuk pengobatan gangguan cemasmenyeluruh. Gunakan benzodiazepin dengan tidak berlebihan(diazepam, 5 mg per oral, 3-4kali sehari atau 10 mg sebelum tidur) untuk jangka pendek(beberapa minggu hinggabeberapa bulan); biarkan penggunaan obat-obatan untuk mengikuti perjalanan penyakitnya.Pertimbangkan pemberian buspiron untuk pengobatan awal atau untuk pengobatan kronis(20-30 mg/hari dalam dosis terbagi). Pasien tertentu yang telah terbiasa dengan efek cepatbenzodiazepin akan merasakan kurangnya efektivitas buspiron. Anti depresan trisiklik,SSRI, dan MAOI bermanfaat terhadap pasien-pasien tertentu (terutama bagi mereka yangdisertai dengan depresi). Sedangkan pasien dengan gejala otonomik akan membaik dengan-bloker (misal, propanolol 80-160 mg/hari).4, 8Tabel 2. Sediaan Obat Anti-Anxietas dan Dosis Anjuran (menurut IiMS Vol.30-2001)11Obat2nya lah pokonyaObat anti-anxietas Benzodiazepine yang bereaksi dengan reseptornya (benzodiazepinereceptors) akan meng-reinforce the inhibitory action of GABA-ergic neuron, sehinggahiperaktivitas tersebut di atas mereda.11Dorong rasa percaya diri, rumatan aktivitas produktif, dan kognisi yang berdasarkanpada realita. Latihlah pasien dengan teknik relaksasi (misal biofeedback, meditasi,otohipnotis). Lebih dari 50% pasien menjadi asimtomatik seiring berjalannya waktu, tetapisisanya memberat pada derajat hendaya yang bermakna. Bantulah pasien untuk memahamiakan sifat kronis penyakitnya dan mengerti akan adanya kemungkinan untuk selamanyahidup dengan beberapa gejala yang memang tidak akan hilang.4,6

VIII.PROGNOSISPrognosis Gangguan Kecemasan Menyeluruh sukar untuk untuk diperkirakan. Nemundemikian beberapa data menyatakan peristiwa kehidupan berhubungan dengan onsetgangguan ini. Terjadinya beberapa peristiwa kehidupan yang negatif secara jelasmeningkatkan kemungkinan akan terjadinya gangguan. Hal ini berkaitan pula dengan beratringannya gangguan tersebut.8,10

KESIMPULANKecemasan adalah perasaan yang tidak menyenangkan, tidak enak, khawatir dangelisah. Keadaan emosi ini tanpa objek yang spesifik, dialami secara subjektif dipacu olehketidaktahuan yang didahului oleh pengalaman baru, dan dikomunikasikan dalam hubunganinterpersonal. Neale dkk (2001) mengatakan bahwa kecemasan sebagai perasaan takut yangtidak menyenangkan dan dapat menimbulkan beberapa keadaan psikopatologis sehinggamengalami apa yang disebut Gangguan Kecemasan.Gambaran klinis bervariasi dapat dijumpai keluhan cemas, khawatir, was-was, raguuntuk bertindak, perasaan takut yang berlebihan, gelisah pada hal-hal yang sepele dan tidakutama yang mana perasaan tersebut mempengaruhi seluruh aspek kehidupannya, sehinggapertimbangan akal sehat, perasaan dan perilaku terpengaruh. Selain itu spesifik untuk GangguanKecemasan Menyeluruh adalah kecemasanya terjadi kronis secara terus-menerus mencakupsituasi hidup (cemas akan terjadi kecelakaan, kesulitan finansial), cemas akan terjadinyabahaya, cemas kehilangan kontrol, cemas akan`mendapatkan serangan jantung. Sering penderitatidak sabar, mudah marah, sulit tidur.Diagnosis gangguan cemas menyeluruh menurut PPDGJ-III ditegakkan jika penderitamenunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untukbeberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol padakeadaan situasi khusus tertentu saja (mengambang).Gejala-gejala tersebut biasanyamencakup unsur-unsur berikut:Kecemasan(khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujungtanduk, sulit berkonsentrasi),ketegangan motorik(gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidakdapat santai); danoveraktivitas otonomik(kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb). Terapi pada Gangguan Kecemasan Menyeluruh pada umumnya dapat dilakukan dengan2 cara yakni terapi psikologis (psikoterapi) atau terapi dengan obat-obatan (farmakoterapi)/ Obatpilihanyangdigunakanadalahantianxietas(golonganbenzodiazepinekhuusnyadiazepam dan alprazolam. Anti depresan juga dapat dikombinasikan misalnya golongan SSRIyakni fluoxetine.

DAFTAR PUSTAKA1.Maria, Josetta. Cemas Normal atau Tidak Normal. Program Studi Psikologi. FakultasKedokteran Universitas Sumatera Utara.2.Kaplan, H., Sadock, Benjamin. 1997.Gangguan KecemasandalamSinopsis Psikiatri:Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Edisi ke-7 Jilid 2.Jakarta: Bina RupaAksara. Hal. 1-153.Kaplan, Harold. I. 1998.Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat.Jakarta: Widya Medika. Hal.145-544.Tomb, D. A. 2000.Buku Saku Psikiatri Edisi 6.Jakarta : EGC. Hal.96-1105.Maslim, Rusdi. 2001.Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III.Jakarta:Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya. Hal.72-756.Adiwena, Nuklear. 2007.Anxietas.Yogyakarta:Fakultas Kedokteran UniversitasIslamIndonesia.7.Eldido.Anxiety Disorder; Tipe-tipe dan Penanganannya. 20Oktober 2008.8.Yates, W. R. 2008.Anxiety Disorders. Update August 13, 2008.www.emedicine.com9.Anonim.Kecemasan atau Ansietas.Update 32 Desember 2008.www.mitrariset.blogspot.com10.Ashadi.Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi.Updates 22 Mei 2008.www.sidenreng.com11.Maslim, Rusdi. 2007.Penggunaan Klinis Obat Psikotropik.Jakarta: Bagian IlmuKedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya. Hal.12