gangguan campuran anxietas dan depresi

17
Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi No. ICPC II : P74 Anxiety Disorder (anxiety state) No. ICD X : F41.2 Mixed Anxiety and Depression Disorder Tingkat Kemampuan: 3A Masalah Kesehatan Gangguan yang ditandai oleh adanya gejala-gejala anxietas (kecemasan) dan depresi bersama-sama, dan masing-masing gejala tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk dapat ditegakkannya suatu diagnosis tersendiri. Untuk gejala anxietas, beberapa gejala autonomik harus ditemukan, walaupun tidak terus menerus, di samping rasa cemas atau khawatir berlebihan. Hasil Anamnesis (Subjective) Keluhan Biasanya pasien datang dengan keluhan fisik seperti: nafas pendek/cepat, berkeringat, gelisah, gangguan tidur, mudah lelah, jantung berdebar, gangguan lambung, diare, atau bahkan sakit kepala yang

Upload: selvy-grentina

Post on 28-Jan-2016

237 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

gangguan

TRANSCRIPT

Page 1: Gangguan Campuran Anxietas Dan Depresi

Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi

No. ICPC II : P74 Anxiety Disorder (anxiety state)No. ICD X : F41.2 Mixed Anxiety and Depression DisorderTingkat Kemampuan: 3A

Masalah KesehatanGangguan yang ditandai oleh adanya gejala-gejala anxietas (kecemasan) dandepresi bersama-sama, dan masing-masing gejala tidak menunjukkanrangkaian gejala yang cukup berat untuk dapat ditegakkannya suatudiagnosis tersendiri. Untuk gejala anxietas, beberapa gejala autonomik harusditemukan, walaupun tidak terus menerus, di samping rasa cemas ataukhawatir berlebihan.

Hasil Anamnesis (Subjective)

KeluhanBiasanya pasien datang dengan keluhan fisik seperti: nafas pendek/cepat,berkeringat, gelisah, gangguan tidur, mudah lelah, jantung berdebar,gangguan lambung, diare, atau bahkan sakit kepala yang disertai dengan rasacemas/khawatir berlebihan.

Allo dan Auto Anamnesis tambahan:a. Adanya gejala seperti minat dalam melakukan aktivitas/semangat yang    menurun, merasa sedih/murung, nafsu makan berkurang atau    meningkat berlebihan, sulit berkonsentrasi, kepercayaan diri yang    menurun, pesimistis.b. Keluhan biasanya sering terjadi, atau berlangsung lama, dan terdapat    stresor kehidupan.c. Menyingkirkan riwayat penyakit fisik dan penggunaan zat (alkohol,    tembakau, stimulan, dan lain-lain

Page 2: Gangguan Campuran Anxietas Dan Depresi

Faktor Risikoa. Adanya faktor biologis yang mempengaruhi, antara lain hiperaktivitas    sistem noradrenergik, faktor genetik.b. Ciri kepribadian tertentu yang imatur dan tidak fleksibel, seperti ciri    kepribadian dependen, skizoid, anankastik, cemas menghindar.c. Adanya stresor kehidupan.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)

Pemeriksaan FisikRespirasi meningkat, tekanan darah dapat meningkat, dan tanda lain sesuaikeluhan fisiknya.

Pemeriksaan penunjangLaboratorium dan penunjang lainnya tidak ditemukan adanya tanda yangbermakna. Pemeriksaan laboratorium bertujuan untuk menyingkirkandiagnosis banding sesuai keluhan fisiknya.

Penegakan Diagnosis (Assessment)

Diagnosis KlinisDiagnosis klinis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.Kriteria diagnosis berdasarkan ICD 10, yaitu: adanya gejala-gejala kecemasandan depresi yang timbul bersama-sama, dan masing-masing gejala tidakmenunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk dapat ditegakkannyasuatu diagnosis tersendiri.a. Gejala-gejala kecemasan antara lain:   1. Kecemasan atau khawatir berlebihan, sulit berkonsentrasi   2. Ketegangan motorik: gelisah, sakit kepala, gemetaran, tegang, tidak       dapat santai   3. Aktivitas autonomik berlebihan: palpitasi, berkeringat berlebihan,       sesak nafas, mulut kering,pusing, keluhan lambung, diare.b. Gejala-gejala depresi antara lain:   1. Suasana perasaan sedih/murung.   2. Kehilangan minat/kesenangan (menurunnya semangat dalam       melakukan aktivitas)   3. Mudah lelah   4. Gangguan tidur   5. Konsentrasi menurun   6. Gangguan pola makan   7. Kepercayaan diri yang berkurang   8. Pesimistis   9. Rasa tidak berguna/rasa bersalah

Diagnosis Bandinga. Gangguan Cemas (Anxietas) Organikb. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zatc. Gangguan Depresid. Gangguan Cemas Menyeluruhe. Gangguan Panik

Page 3: Gangguan Campuran Anxietas Dan Depresi

f. Gangguan Somatoform

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Penatalaksanaana. Non-farmakologi   1. Konseling dan edukasi pada pasien dan keluarga       • Karena gangguan campuran cemas depresi dapat mengganggu         produktivitas pasien, keluarga perlu memahami bahwa hal ini         bukan karena pasien malas atau tidak mau mengerjakan         tugasnya, melainkan karena gejala-gejala penyakitnya itu sendiri,         antara lain mudah lelah serta hilang energi. Oleh sebab itu,         keluarga perlu memberikan dukungan agar pasien mampu dan         dapat mengatasi gejala penyakitnya.       • Gangguan campuran anxietas dan depresi kadang-kadang         memerlukan pengobatan yang cukup lama, diperlukan dukungan         keluarga untuk memantau agar pasien melaksanakan         pengobatan dengan benar, termasuk minum obat setiap hari.   2. Intervensi Psikososial      • Lakukan penentraman (reassurance) dalam komunikasi         terapeutik, dorong pasien untuk mengekspresikan pikiran         perasaan tentang gejala dan riwayat gejala.      • Beri penjelasan adanya pengaruh antara faktor fisik dan         psikologis, termasuk bagaimana faktor perilaku, psikologik dan         emosi berpengaruh mengeksaserbasi gejala somatik yang         mempunyai dasar fisiologik.      • Bicarakan dan sepakati rencana pengobatan dan follow-up,         bagaimana menghadapi gejala, dan dorong untuk kembali ke         aktivitas normal.      • Ajarkan teknik relaksasi (teknik nafas dalam)      • Anjurkan untuk berolah raga teratur atau melakukan aktivitas         yang disenangi serta menerapkan perilaku hidup sehat.      • Ajarkan untuk selalu berpikir positif dan manajemen stres         dengan baik.

b. Farmakologi:   1. Untuk gejala kecemasan maupun depresinya, diberikan antidepresan       dosis rendah, dapat dinaikkan apabila tidak ada perubahan yang       signifikan setelah 2-3 minggu:       fluoksetin 1x10-20 mg/hari atau       sertralin 1x25-50 mg/hari atau       amitriptilin 1x12,5-50 mg/hari atau       imipramin1-2x10-25 mg/hari.       Catatan: amitriptilin dan imipramin tidak boleh diberikan       pada pasien dengan penyakit jantung, dan pemberian berhati-hati       untuk pasien lansia karena efek hipotensi ortostastik       (dimulai dengan dosis minimal efektif).   2. Pada pasien dengan gejala kecemasan yang lebih dominan dan atau       dengan gejala insomnia dapat diberikan kombinasi Fluoksetin atau       sertralin dengan antianxietas benzodiazepin. Obat-obatan

Page 4: Gangguan Campuran Anxietas Dan Depresi

       antianxietas jenis benzodiazepin yaitu: diazepam 1 x 2-5 mg atau        lorazepam 1-2x0,5-1 mg atau klobazam 2 x 5-10 mg atau alprazolam       2 x 0,25-0,5mg. Setelah kira-kira 2-4 minggu benzodiazepin       ditappering-off perlahan, sementara antidepresan diteruskan hingga       4-6 bulan sebelum di tappering-off. Hati-hati potensi penyalahgunaan       pada alprazolam karena waktu paruh yang pendek.

Kriteria RujukanPasien dapat dirujuk setelah didiagnosis mengalami gangguan ini, terutamaapabila gejala progresif dan makin bertambah berat yang menunjukkan gejaladepresi seperti pasien menolak makan, tidak mau merawat diri, adaide/tindakan bunuh diri; atau jika tidak ada perbaikan yang signifikan dalam2-3 bulan terapi.

Sarana PrasaranaTidak ada sarana prasarana khusus.

PrognosisPada umumnya prognosis gangguan ini adalah bonam.

Sumber gambar :  http://obatdepresi.com/wp-content/uploads/2012/09/depresi-hamilthebill-dalam.jpg

Page 5: Gangguan Campuran Anxietas Dan Depresi

TERAPI UNTUK GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI

TERAPI UNTUK GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI

Pengobatan yang paling efektif untuk pasien dengan gangguan campuran anxietas dan

depresi adalah kemungkinan pengobatan yang mengkombinasikan psikoterapetik,

farmakoterapetik, dan pendekatan suportif. Pengobatan mungkin memerlukan cukup banyak

waktu bagi klinisi yang terlibat, terlepas dari apakah klinisi adalah seorang dokter psikiatrik,

seorang dokter keluarga, atau spesialis lainnya.

Psikoterapi

Pendekatan psikoterapetik utama untuk gangguan kecemasan umum adalah kognitif-perilaku,

suportif, dan berorientasi-tilikan. Data masih terbatas tentang manfaat relatif dari pendekatan-

pendekatan tersebut, walaupun penelitian yang paling canggih telah dilakukan dengan teknik

kognitif-perilaku, yang tampaknya memiliki kemanjuran jangka panjang dan jangka pendek.

Pendekatan kognitif secara langsung menjawab distorsi kognitif pasien yang dihipotesiskan,

dan pendekatan perilaku menjawab keluhan somatik secara langsung. Teknik utama yang

digunakan dalam pendekatan kognitif dan perilaku adalah lebih efektif dibandingkan teknik

tersebut jika digunakan sendiri-sendiri. Tetapi suportif menawarkan ketentraman dan

kenyamanan bagi pasien, walaupun manfaat jangka panjangnya adalah meragukan.

Psikoterapi berorientasi-tilikan memusatkan untuk mengungkapkan konflik bawah sadar dan

mengenali kekuatan ego. Manfaat psikoterapi berorientasi-tilikan untuk gangguan kecemasan

umum dilaporkan pada banyak kasus anekdotal, tetapi tidak terdapat penelitian besar yang

terkendali.

Sebagian besar pasien mengalami kekenduran keeemasan yang jelas jika diberikan

kesempatan untuk membicarakan kesulitannya dengan dokter yang prihatin dan simpatik.

Jika klinisi menemukan situasi eksternal yang menyebabkan kecemasan, klinisi mungkin

mampu — sendirian atau dengan bantuan pasien atau keluarganya — untuk mengubah

lingkungan dan dengan demikian menurunkan tekanan yang penuh ketegangan. Penurunan

gejala seringkali memungkinankan pasien untuk berfungsi secara efektif dalam pekerjaan dan

hubungannya sehari-hari, yagn memberikan kesenangan dan pemuasan baru yang dengan

sendirinya bersifat terapetik.

Pandangan psikoanalitik adalah bahwa dalam kasus tertentu kecemasan adalah suatu sinyal

dari kekacauan bawah sadar yang memerlukan pemeriksaan. Kecemasan dapat normal,

adaptif, maladaptif, terlalu kuat, atau terlalu iingan, tergantung pada keadaan. Kecemasan

tampak dalam berbagai situasi selama peijalanan siklus hidup seseorang; pada banyak kasus,

pengurangan gejala bukan merupakan tujuan tindakan yang paling tepat.

Bagi pasien yang secara psikologis bermaksud dan termotivasi untuk mengerti sumber

kecemasannya, psikoterapi mungkin merupakan pengobatan terpilih. Tetapi psikodinamika

Page 6: Gangguan Campuran Anxietas Dan Depresi

bekerja dengan anggapan bahwa keeemasan mungkin meningkat pada pengobatan yang

efektif. Tujuan pendekatan dinamika adalah untuk meningkatkan toleransi kecemasan pasien

(didefmisikan sebagai kemampuan untuk mengalami kecemasan tanpa hares

melampiaskannya), bukannya untuk menghilangkan kecemasan. Penelitian empiris

menyatakan banyak pasien yang menjalani psikoterapetik secara berhasil mungkin terus

mengalami kecemasan setelah dihentikannya psikoterapi. Tetapi, peningkatan penguasaan

ego memungkinkan mereka untuk menggunakan gejala kecemasan sebagai sinyal untuk

mencerminkan perjuangan hidup dan untuk meluaskan tilikan dan pengertian mereka. Suatu

pendekatan psikodinamika pada pasien dengan gangguan kecemasan umum melibatkan

pencarian rasa takut pasien yang mendasarinya.

Farmakoterapi

Keputusan untuk meresepkan suatu obat pada pasien dengan gangguan kecemasan campuran

anxietas dan depresi hams jarang dilakukan pada kunjungan pertama. Karena sifat gangguan

yang berlangsung lama, suatu rencana pengobatan hares dengan cermat dijelaskan. Dua

golongan obat utama yang dipakai dalam pengobatan gangguan anxietas adalah

Benzodiazepine dan Non-Benzodiazepine, dengan Benzodiazepine sebagai pilihan utama.

Sedang untuk depresi dipakai golongan Trisiklik, Tetrasiklik, MAOI-reversible, SSRI, dan

Atypical anti depresi. Dimana SSRI menjadi pilihan utama.

Benzodiazepine (Diazepam). Benzodiazepin telah merupakan obat terpilih untuk gangguan

kecemasan umum. Benzodiazepin dapat diresepkan atas dasar jika diperlukan, sehingga

pasien menggunakan benzodiazepin kerja cepat jika mereka merasakan kecemasan tertentu.

Pendekatan alternatif adalah dengan meresepkan benzodiazepin untuk suatu periode terbatas,

selama mans pendekatan terapetik psikososial diterapkan.

Beberapa masalah adalah berhubungan dengan pemakaian benzadiazepin dalam gangguan

anxietas. Kira-kira 25 sampai 30 persen dari semua pasien tidak berespon, dan dapat terjadi

toleransi dan ketergantungan. Beberapa pasien juga mengalami gangguan kesadaran saat

menggunakan obat dan, dengan demikian, adalah berada dalam risiko untuk mengalami

kecelakaan kendaraan bermotor atau mesin.

Keputusan klinis untuk memulai terapi dengan benzodiazepin hares dipertimbangkan dan

spesifik. Diagonosis pasien, gejala sasaran spesifik, dan lamanya pengobatan — semuanya

hares ditentukan, dan harus diberikan informasi kepada pasien. Pengobatan untuk sebagian

besar keadaan kecemasan berlangksung selama dua sampai enam minggu, diikuti oleh satu

atau dua minggu menurunkan obat perlahan-lahan (tapering) sebelum akhirnya obat

dihentikan. Kekeliruan klinis yang sering dengan terapi benzodiazepin adalah dengan

memutuskan secara pasif untuk melanjutklan pengobatan atas dasar tanpa batas.

Untuk pengobatan kecemasan, biasanya memulai dengan obat pada rentang rendah

Page 7: Gangguan Campuran Anxietas Dan Depresi

terapetiknya dan meningkatkan dosis untuk mencapai respon terapetik. Pemakaian

benzodiazepin dengan waktu paruh sedang (8 sampai 15 jam) kemungkinan menghindari

beberapa efek merugikan yang berhubungan dengan penggunaan benzodiazepin dengan

waktu paruh panjang. Pemakaian dosis terbagi mencegah perkembangan efek merugikan

yang berhubungan dengan kadar plasma puncak yang tinggi. Perbaikan yang didapatkan

dengan benzodiazepin mungkin lebih dan sekedar efek antikecemasan. Sebagai contohnya,

obat dapat menyebabkan pasien memandang berbagai kejadian dalam pandangan yang

positif. Obat juga dapat memiliki kerja disinhibisi ringah, serupa dengan yang dilihat setelah

sejumlah kecil alkohol. Untuk diazepam sediaan tab. 2-5mg, ampul 10 mg/2cc dosis anjuran

l0-30mg/hari 2-3xsehari, i.v./i.m 2-10mg /3-4 jam.

Non-Benzodiazepine (Buspirone). Buspirone kemungkinan besar efektif pada 60 sampai 80

persen pasien dengan gangguan cemas. Data menyatakan bahwa buspirone adalah lebih

efektif dalam menurunkan gejala kognitif dari gangguan kecemasan umum dibandingkan

dengan menurunkan gejala somatik. Bukti-bukti juga menyatakan bahwa pasien yang

sebelumnya telah diobati dengan benzodiazepin kemungkinan tidak berespon dengan

pengobatan buspirone. Tidak adanya respons tersebut mungkin disebabkan oleh tidak adanya

efek nonansiolitik dari benzodiazepin (seperti relaksasi otot dan rasa kesehatan tambahan),

yang terjadi pada terapi buspirone. Namun demikian, rasio manfaat-risiko yang lebih balk,

tidak adanya efek kognitif dan psikomotor, dan tidak adanya gejala putus that menyebabkan

buspirone merupakan obat lini pertama dalam pengobatan gangguan kecemasan umum.

Kerugian utama dari buspirone adalah bahwa efeknya memerlukan dua sampai tiga minggu

sebelum terlihat, berbeda dengan efek ansiolitik benzodiazepin yang hampir segera terlihat.

Buspirone bukan merupakan terapi efektif untuk putus benzodiazepin. Sediaan tab. 10mg

dosis anjuran 3×25mg/h.

Anti-Depresi. mekanisme kerja Obat Anti-depresi, adalahmenghambat “re-uptake aminergic

neurotransmitter”, menghambat penghancuran oleh ensirn “Monoamine Oxidase” Sehingga

terjadi peningkatan jurnlah “arninergic neurotransmitter” pada sinaps neuron di SSP. Efek

samping Obal Anti-depresi dapat berupa :

• Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan

kognitif rnenurun, d11)

• Efek Antikolinergik (mulut keying, retensi urin, penglihatan kabur., konstipasi, sinus

takikardia, dsb)

• Efek Anti-adrenergik alfa (perubahan EKG, hipotensi)

• Efek Nourotoksis (tremor halus, gelisah, agitasi,insomnia)

Efek samping yang tidak berat biasanya berkurang setelah 2-3 minggu. SSRI dipilih

mengingat efek samping yang ditimbulkan relatif lebih ringan.namun obat ini memiliki harga

Page 8: Gangguan Campuran Anxietas Dan Depresi

yang mahal oleh karenanya trisiklik masih sering digunakan. Contoh obat golongan ini

adalah fluoxetine,sertraline,paroxetine,citalopram,fluvoxamine.

PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS

Perjalanan klinis dan prognosis gangguan adalah sukar untuk diperkirakan. Namun demikian,

beberapa data menyatakan peristiwa kehidupan berhubungan dengan onset gangguan ini.

Terjadinya beberapa peristiwa kehidupan yang negatif secara jelas meningkatkan

kemungkinan akan terjadinya gangguan. Hal ini berkaitan pula dengan berat-ringannya

gangguan tersebut.

http://www.sidenreng.com/2008/05/gangguan-campuran-anxietas-dan-depresi

Page 9: Gangguan Campuran Anxietas Dan Depresi

1. GANGGUAN CEMAS DAN DEPRESI

Gangguan campuran anxietas dan depresif merupakan penyakit tersendiri dan dinamakan demikian karena secara bersamaan didapati gejala-gejala depresi dan anxietas(cemas) pada penderita. Perlu diperhatikan bahwa baik gejala-gejala depresi maupun gejala-gejala anxietas yang ada tidak memenuhi kriteria diagnosis untuk episode depresi dan gangguan anxietas. (Maramis, Willy F (2009). Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University)

Artinya Gangguan ini mencakup pasien yang memiliki gejala kecemasan dan depresi,tetapi tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk suatu gangguan kecemasan maupun suatu gangguan mood. Kombinasi gejala depresi dan kecemasan menyebabkan gangguan fungsional yang bermakna pada orang yang terkena.

Etiologi :

Penyebab gangguan ini kurang jelas. Gejala muncul biasanya disebabkan interaksi dari aspek-aspek biopsikososial termasuk genetik dengan beberapa situasi, stres atau trauma yang merupakan stressor muneulnya gejala ini. Di sistem saraf pusat beberapa mediator utama dari gejala ini adalah. norepinephrine dan serotonin. Sebenarnya anxietas diperantarai oleh suatu system kompleks yang melibatkan system limbic, thalamus, korteks frontal secara anatomis dan norepinefrin, serotonin dan GABA pada sistem neurokimia, yang mana hingga saat ini belum diketahui jelas bagaimana kerja bagian-bagian tersebut menimbulkan anxietas. Begitu pula pada depresi walapun penyebabnya tidak dapat dipastikan namun biasanya ditemukan defisensi relatif salah satu atau beberapa aminergic neurotransmitter (noeadranaline, serotonin, dopamine) pada sinaps neuron di susunan saraf pusat khususnya sistem limbic,

DIAGNOSIS Berdasarkan PPDGJ-III kriteria diagnostik untuk gangguan campuran anxietas dan depresi adalah sebagai berikut:

•  Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, di mana masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala otonomik harus ditemukan walaupun tidak terus menerus, disamping rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan.

•  Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, maka harus dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya atau gangguan anxietas fobik.

•  Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk menegakkan masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut harus dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran tidak dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal hanya dapat dikemukakan satu diagnosis maka gangguan depresif harus diutamakan.

•  Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stress kehidupan yang jelas, maka harus digunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaian.

Gambaran klinis :

Page 10: Gangguan Campuran Anxietas Dan Depresi

Anxietas dan gangguannya dapat menampilkan diri dalam berbagai tanda dan gejala fisik dan psikologik seperti gemetar, renjatan, rasa goyah, nyeri punggung dan kepala, ketegangan otot, napas pendek, mudah lelah, sering kaget, hiperaktivitas autonomik seperti wajah merah dan pucat, takikardi, palpitasi, berkeringat, tangan rasa dingin, diare, mulut kering, sering kencing. Rasa takut, sulit konsentrasi, insomnia, libido turun, rasa mengganjal di tenggorok, rasa mual di perut dan sebagainya.

Gejala utama dari depresi adalah afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) serta menurunnya aktivitas. Beberapa gejala lainnya dari depresi adalah: konsentrasi dan perhatian berkurang; harga diri dan kepercayaan diri berkurang; gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna; pandangan masa depan yang suram dan pesimistis; gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri; tidur terganggu; nafsu makan berkurang.

Untuk gangguan campuran anxietas dan depresi, kedua gejala baik gejala anxietas maupun gejala depresi tetap ada namun kedua-duanya tidak menunjukkan gejala yang cukup berat atau lebih menonjol antara satu dengan lainnya

DIAGNOSIS BANDING

Diantara gangguan anxietas, gangguan anxietas menyeluruh merupakan gangguan yang lebih besar kemungkinannya untuk bertumpang tindih dengan gangguan campuran anxietas – depresi. Diantara gangguan mood, gangguan dstimik, dan gangguan depresif ringan adalah gangguan yang lebih besar kemungkinannya untuk bertumpang tindih dengan gangguan campuran anxietas – depresi. Diantara gangguan kepribadian, gangguan kepribadian mengindar, dependen dan obsesif kompulsif dapat memiliki gejala yang mirip dengan gejala gangguan campuran anxietas – depresif. Diagnosis gangguan somatoform juga harus dipertimbangkan.

PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS

Beberapa data menyatakan peristiwa kehidupan berhubungan dengan onset gangguan ini. Terjadinya beberapa peristiwa kehidupan yang negatif secara jelas meningkatkan kemungkinan akan terjadinya gangguan. Hal ini berkaitan pula dengan berat-ringannya gangguan tersebut. Selama perjalanan penyakit, dominasi gejala anxietas dan depresif dapat bergantian. Prognosis nya tidak diketahui.

TERAPI

Pengobatan yang paling efektif untuk pasien dengan gangguan campuran anxietas dan depresi adalah kemungkinan pengobatan yang mengkombinasikan psikoterapetik, farmakoterapetik, dan pendekatan suportif.

Psikoterapi : Pendekatan psikoterapetik utama untuk gangguan ini adalah kognitif-perilaku, suportif, dan berorientasi-tilikan (insight). Klinisi mungkin mampu sendirian atau dengan bantuan pasien atau keluarganya untuk mengubah lingkungan dan dengan demikian menurunkan tekanan yang penuh ketegangan

Page 11: Gangguan Campuran Anxietas Dan Depresi

Farmakoterapi : Keputusan untuk meresepkan suatu obat pada pasien dengan gangguan kecemasan campuran anxietas dan depresi hams jarang dilakukan pada kunjungan pertama. Karena sifat gangguan yang berlangsung lama, suatu rencana pengobatan hares dengan cermat dijelaskan.

Dua golongan obat utama yang dipakai dalam pengobatan gangguan anxietas adalah Benzodiazepine dan Non-Benzodiazepine, dengan Benzodiazepine sebagai pilihan utama. Pemakaian benzodiazepin dengan waktu paruh sedang (8 sampai 15 jam) kemungkinan menghindari beberapa efek merugikan, Untuk diazepam sediaan tab. 2-5mg, ampul 10 mg/2cc dosis anjuran l0-30mg/hari 2-3xsehari, i.v./i.m 2-10mg /3-4 jam.

Sedang untuk depresi dipakai golongan Trisiklik, Tetrasiklik, MAOI-reversible, SSRI, dan Atypical anti depresi. Dimana SSRI menjadi pilihan utama, SSRI dipilih mengingat efek samping yang ditimbulkan relatif lebih ringan.namun obat ini memiliki harga yang mahal oleh karenanya trisiklik masih sering digunakan. Contoh obat golongan ini adalah fluoxetine,sertraline,paroxetine,citalopram,fluvoxamine

Page 12: Gangguan Campuran Anxietas Dan Depresi

Efek samping Obal Anti-depresi dapat berupa : Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif rnenurun, d11); Efek Antikolinergik (mulut keying, retensi urin, penglihatan kabur., konstipasi, sinus takikardia, dsb); Efek Anti-adrenergik alfa (perubahan EKG, hipotensi); Efek Nourotoksis (tremor halus, gelisah, agitasi,insomnia). Efek samping yang tidak berat biasanya berkurang setelah 2-3 minggu.

Sumber :

-     Kaplan H, Sadock B, Grebb J. Kaplan dan Sadock: Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Psikiatri Klinis. Edisi Ketujuh. Jilid Dua. Jakarta: Binarupa Aksara; 1997

-          Kaplan H, Sadock B, Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat Widya Medika, Jakarta, 1998

-          Buku saku Diagnosis gangguan jiwa rujukan ringkas dari PPDGJ – III dan DSM -5-          Maramis, Willy F (2009). Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University

-          Scrib gangguan campuran anxietas dan depresifDAFTAR PUSTAKA1. Idrus F. Anxietas dan Hipertensi. [online]. 2006 Mar 1 [cited 2008 Mar 16] ; Vol.27 No.1, Available from URL : http://www.j_med_nus.com2. Kaplan HI, Saddock BJ, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri. Jakarta: Binarupa Aksara; 1997. p. 1-62.3. Wibisono S. Simposium Anxietas Konsep Diagnosis dan Terapi Mutakhir. Jakarta; 19904. Maramis W.F. Nerosa. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press; 2004. p.250-625. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa / PPDGJ-III. Jakarta: PT Nuh Jaya; 2001. p. 74.6. Mansjoer A, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius FKUI; 2001.7. Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis obat Psikotropika ed. Ketiga. Jakarta : Bagian ilmu kedokteran Jiwa FK-UNIKA Atmajaya; 2001

Page 13: Gangguan Campuran Anxietas Dan Depresi